Sering kali saya berpikir, kenapa Hindu Nusantara runtuh dan digantikan secara cepat oleh Islam? Apa benar para penyebar agama Islam memiliki filsafat yang tinggi sehingga para Rsi Hindu luluh oleh filsafatnya? Ataukah karena masyarakat waktu itu hanya menjadikan Hindu sebagai label tanpa mengerti filsafat Hindu itu sendiri?
Meski hampir setiap saat berbagai “iklan” baik media elektronik dan media cetak mengatakan bahwa Islam disebarkan di bumi nusantara ini secara damai, namun sering kali saya berpikir “nakal”, apa benar Islam disebarkan secara damai?
Meski background saya adalah Fisika Nuklir, namun saya mencoba melemparkan beberapa bukti arkeologi yang mungkin membuat otak kita dipenuhi misteri. Untuk menghindari salah persepsi, saya tidak akan menarik kesimpulan ini dan itu, tetapi saya harap anda dapat menyimpulkannya sendiri berdasarkan data-data yang ada.
Berawal dari pemberitaan di sebuah surat kabar nasional yang menyebutkan ditemukannya komplek candi di sebuah pemakaman umum membuat saya bertanya-tanya. Kenapa sebuah komplek candi bisa dijadikan pemakaman? Apakah ini suatu hal yang kebetulan?
Pertanyaan “nakal” berikutnya kembali muncul setelah seorang teman saya mengatakan bahwa pura saya seperti kuburan karena dipenuhi pohon kamboja. Sontak saja saya berpikir dan berkata, “iya ya… kenapa kuburan di Jawa dipenuhi dengan pohon kamboja? Padahal kalau di Bali pohon kamboja sering kali di tanam di pura / tempat suci dan juga pekarangan rumah, kenapa bisa bertolak belakang seperti ini?”
Sehingga muncullah “hipotesa nakal” saya prihal penyebaran Islam di nusantara tidaklah berlangsung damai sebagaimana disebutkan selama ini, tetapi penuh dengan politik dan trik-trik kotor yang mendeskriditkan Hindu dan Buddha pada waktu itu.
Beberapa fakta menarik dimana komplek candi yang saat ini menjadi komplek kuburan antara lain adalah Candi Bojongmenje yang ditemukan kembali pada tanggal 18 Agustus 2002 oleh bapak Ahmad Muhammad ketika sedang meratakan tanah gundukan yang ada di areal makam Kampung Bojongmenje, Jawa Barat. Berdasarkan hasil peninjauan dapat diketahui bahwa lokasi situs Bojongmenje di sebelah selatan jalan raya Rancaekek, pada komplek kuburan yang terletak di antara pabrik-pabrik, secara administratif berada di wilayah Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Secara geografis berada pada 48’02” BT (berdasarkan peta topografi daerah°50’47” LS dan 107°posisi 6 Sumedang lembar 4522-II). Bangunan candi berada pada bagian barat laut lahan. Tanah di mana terdapat struktur bangunan candi sedikit menggunduk dengan ketinggian sekitar 1,5 m dari permukaan tanah sekitar.
Hal serupa juga ditemukan oleh warga Sukoharjo ketika menggali kuburan di pemakaman umum Turi Loyo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Mereka menemukan sebuah arca yang diduga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. “Tempat penemuan arca diduga merupakan kawasan pemandian dan pemujaan, tetapi sekarang berubah menjadi tempat pemakaman umum,” kata Agus Riyanto warga yang tinggal dekat pemakaman tersebut.
Menurut keterangan Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur I Made Kusumajawa di sekitar situs Trowulan yang merupakan peninggalan Majapahit juga ditemukan candi yang posisinya sudah dijadikan kuburan warga. Berjejer di antara lokasi candi ditumbuhi pohon kamboja tua dan berjejer empat kuburan.
Di daerah Cangkuang juga ditemukan komplek candi yang juga dijadikan pemakaman leluhur Arif Muhammad. Candi Cangkuang ditemukan pertama kali pada bulan Desember 1966 oleh Uka Tjandrasasmita (anggota Tim Penulisan Sejarah Jawa Barat) berdasarkan laporan Vorderman (1893) tentang sisa-sisa arca Dewa Siwa serta makam leluhur Arif Muhammad di daerah Cangkuang. Ternyata yang ditemukan di pulau itu bukan hanya arca Siwa, melainkan juga batu-batu bekas bangunan candi yang digunakan sebagai nisan-nisan kubur Islam yang berserakan di beberapa tempat. Dan, setelah Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN) bersama para dosen dan mahasiswa dari Jakarta dan Bandung melakukan ekskavasi (penggalian), mengumpulkan batu-batu, penggambaran, penyusunan percobaan dan serangkaian diskusi, maka kesimpulannya bahwa batu-batu itu jelas sisa bangunan candi. Konsentrasi batu-batu itu terletak di bawah pohon besar dekat timbunan batu yang dikenal oleh masyarakat sebagai makam Dalam Arief Mohammad.
Di sepanjang pantura, dari ujung barat (Karawang), Tegal, Brebes dan juga Pemalang sangat banyak ditemukan peninggalan-peninggalan candi. Lebih lanjut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu, Sartono sebagaimana yang disampaikan oleh harian Merdeka (22 Juli 2006) mengatakan bahwa di daerah pemakaman Jatiwangi dan Pagerbarang juga ditemukan banyak reruntuhan candi. Namun sayangnya saat dilakukan evakuasi dan pemugaran, mendapat perlawanan dari sekelompok orang yang memiliki motif-motif tertentu.
Dari beberapa bukti arkeologi dimana candi dialihfungsikan sebagai kuburan, apa yang terbayang di benak anda? Kemana hilangnya keraton kerajaan Majapahit yang besar itu? Hancur karena usia ataukah sengaja di hancurkan? Hancur karena usia saya rasa tidak mungkin, karena dianalogikan dengan candi-candi dan bekas kerajaan di India, kamboja dan Thailand yang sudah umurnya ratusan bahkan ribuan tahun saja masih ada sampai sekarang meskipun tidak terawat dengan baik. Bukankah ini suatu bukti usaha pemberhangusan sejarah dan juga pemutarbalikan fakta?
Keterangan yang juga menguatkan “hipotesa nakal” saya adalah pada apa yang disampaikan dalam serat Darmagandhul dan ramalan Sabdo Palon yang tentunya sudah sangat dikenal di nusantara dan di Jawa khususnya. Dalam serat ini diceritrakan prihal hancurnya kerajaan Brawijaya (1453 – 1478) oleh ulah putranya sendiri Raden Patah yang menyerang ayahnya atas hasutan wali songo, terutama sekali sunan kalijaga.
Dalam serat 164 disebutkan bahwa: “…..mumpuni sakabehing laku; nugel tanah Jawa kaping pindho; ngerahake jin setan; kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda; landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur; kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong”. (…; menguasai seluruh ajaran (ngelmu); memotong tanah Jawa kedua kali; mengerahkan jin dan setan; seluruh makhluk halus berada di bawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda; tajamnya tritunggal nan suci; benar, lurus, jujur; didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong)
173. nglurug tanpa bala; “yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti”. (menyerang tanpa pasukan; bila menang tak menghina yang lain; rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba; raja menyembah rakyat; bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; segalanya tampak terang benderang; tak ada yang mengeluh kekurangan; itulah tanda zaman kalabendu telah usai; berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi).
Dari serat ini kita dapat melihat bahwa sebelum penyerangan dan pemberhangusan Brawijaya oleh anaknya sendiri, kondisi kerajaan berlangsung tentram dan sejahtra, masyarakat melakukan aturan-aturan keagamaan dengan sangat baik dan menjungjung tinggi kebenaran.
Dalam serat yang lain juga diceritakan bahwa penyerangan berlangsung sangat terstruktur dan dilakukan dengan membabi buta, membunuh para brahmana / pendeta Hindu – Buddha dan juga menghancurkan tempat-tempat suci dan istana kerajaan.
Setelah Brawijaya dan kerajaannya diluluh lantakkan, akhirnya Brawijaya lari ke Blambangan dan bermaksud meminta bantuan dari kerajaan Bali dan Cina. Namun usaha beliau dapat di cegah oleh Sunan Kalijaga dan dengan daya upayanya berhasil membuat Prabu Brawijaya bertekuklutut dan akhirnya mengucapkan kalimat Syahadat sebagai tanda masuk Islam. Namun tidak demikian halnya dengan Sabdo Palon, penasehat uatama Brawijaya yang sama sekali tidak bersedia masuk Islam atas ajakan Brawijaya sendiri, maka mereka berpisah.
Namun, sebelum berpisah, Sabda palon sempat memberikan wejangan kepada Brawijaya sehingga membuatnya menyesal mengucapkan kalimat Syahadat dan meminta maaf kepada Sabda Palon.
Sabdo Palon : “Paduka sampun kêlajêng kêlorob, karsa dados jawan, irib-iriban, rêmên manut nunut-nunut, tanpa guna kula êmong, kula wirang dhatêng bumi langit, wirang momong tiyang cabluk, kula badhe pados momongan ingkang mripat satunggal, botên rêmên momong paduka. … Manawi paduka botên pitados, kang kasêbut ing pikêkah Jawi, nama Manik Maya, punika kula, ingkang jasa kawah wedang sanginggiling rêdi rêdi Mahmeru punika sadaya kula, …” (“Paduka sudah terlanjur terperosok, mau jadi orang jawan (kehilangan jawa-nya), kearab-araban, hanya ikut-ikutan, tidak ada gunanya saya asuh, saya malu kepada bumi dan langit, malu mengasuh orang tolol, saya mau mencari asuhan yang bermata satu (memiliki prinsip/aqidah yang kuat), tidak senang mengasuh paduka. … Kalau paduka tidak
percaya, yang disebut dalam ajaran Jawa, nama Manik Maya (Semar) itu saya, yang membuat kawah air panas di atas gunung itu semua adalah saya, …”)
Perhatikan ungkapan Sabdo Palon berikut ini : “Sabdapalon ature sêndhu: “Kula niki Ratu Dhang Hyang sing rumêksa tanah Jawa. Sintên ingkang jumênêng Nata, dados momongan kula. Wiwit saking lêluhur paduka rumiyin, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrêm lan Bambang Sakri, run-tumurun ngantos dumugi sapriki, kula momong pikukuh lajêr Jawi, ….. ….., dumugi sapriki umur-kula sampun 2.000 langkung 3 taun, momong lajêr Jawi, botên wontên ingkang ewah agamanipun, …..” (Sabdo Palon berkata sedih: “Hamba ini Ratu Dhang Hyang yang menjaga tanah Jawa. Siapa yang bertahta, menjadi asuhan hamba. Mulai dari leluhur paduka dahulu, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrem dan Bambang Sakri, turun temurun sampai sekarang, hamba mengasuh keturunan raja-raja Jawa, ….. ….., sampai sekarang ini usia hamba sudah 2.000 lebih 3 tahun dalam mengasuh raja-raja Jawa, tidak ada yang berubah agamanya, …..”)
Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar (sabda palon) yang umurnya sangat panjang ini diyakini berupa “suara tanpa rupa”. Namun secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa.
Menurut Sabdo Palon dalam ungkapannya dikatakan : “…, paduka punapa kêkilapan dhatêng nama kula Sabdapalon? Sabda têgêsipun pamuwus, Palon: pikukuh kandhang. Naya têgêsipun ulat, Genggong: langgêng botên ewah. Dados wicantên-kula punika, kenging kangge pikêkah ulat pasêmoning tanah Jawi, langgêng salaminipun.” (“…, apakah paduka lupa terhadap nama saya Sabdo Palon? Sabda artinya kata-kata, Palon adalah kayu pengancing kandang, Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi ucapan hamba itu berlaku sebagai pedoman hidup di tanah Jawa, langgeng selamanya.”)
Seperti halnya Semar telah banyak dikenal sebagai pamomong sejati yang selalu mengingatkan bilamana yang di”emong”nya salah jalan, salah berpikir atau salah dalam perbuatan, terlebih apabila melanggar ketentuan-ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Semar selalu memberikan piwulangnya untuk bagaimana berbudi pekerti luhur selagi hidup di dunia fana ini sebagai bekal untuk perjalanan panjang berikutnya nanti.
Semar atau Kaki Semar sendiri memiliki 110 nama, diantaranya adalah Ki Sabdopalon, Sang Hyang Ismoyo, Ki Bodronoyo, dan lain-lain. Di dalam Serat Darmogandhul diceritakan episode perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip. Sebelum berpisah Sabdo Palon menyatakan kekecewaannya dengan sabda-sabda yang mengandung prediksi tentang sosok masa depan yang diharapkannya.
Berikut ungkapan-ungkapan itu : “….. Paduka yêktos, manawi sampun santun agami Islam, nilar agami Buddha, turun paduka tamtu apês, Jawi kantun jawan, Jawinipun ical, rêmên nunut bangsa sanes. Benjing tamtu dipunprentah dening tiyang Jawi ingkang mangrêti.” (“….. Paduka perlu faham, jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Buda, keturunan Paduka akan celaka, Jawi (orang Jawa yang memahami kawruh Jawa) tinggal Jawan (kehilangan jati diri jawa-nya), Jawi-nya hilang, suka ikut-ikutan bangsa lain. Suatu saat tentu akan dipimpin oleh orang Jawa (Jawi) yang mengerti.” “….. Sang Prabu diaturi ngyêktosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput.” (“….. Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh), berpegang pada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabda Palon, orang Jawan (yang telah kehilangan Jawa-nya) akan diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.”)
Lebih lanjut diceritakan : “Sang Prabu karsane arêp ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun sarta nênggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: “Ing besuk nagara Blambangan salina jênêng nagara Banyuwangi, dadiya têngêr Sabdapalon ênggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane. Dene samêngko Sabdapalon isih nglimput aneng tanah sabrang.” (“Sang Prabu berkeinginan merangkul Sabdo Palon dan Nayagenggong, namun orang dua itu kemudian raib. Sang Prabu heran dan bingung kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga : “Gantilah nama Blambangan menjadi Banyuwangi, jadikan ini sebagai tanda kembalinya Sabda Palon di tanah Jawa membawa asuhannya. Sekarang ini Sabdo Palon masih berkelana di tanah seberang.”)
Dari kalimat ini jelas menandakan bahwa Sabdo Palon dan Prabu Brawijaya berpisah di tempat yang sekarang bernama Banyuwangi. Tanah seberang yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah Pulau Bali. Untuk mengetahui lebih lanjut guna menguak misteri ini, ada baiknya kita kaji sedikit tentang Ramalan Sabdo Palon berikut ini.
3. Sabda Palon matur sugal, “Yen kawula boten arsi, Ngrasuka agama Islam, Wit kula puniki yekti, Ratuning Dang Hyang Jawi, Momong marang anak putu, Sagung kang para Nata, Kang jurneneng Tanah Jawi, Wus pinasthi sayekti kula pisahan”. (Sabda Palon menjawab kasar: “Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.)
4. Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa. (Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Buda lagi (maksudnya Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.
5. Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar. (Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.)
6. Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan. (Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda (Kawruh Budi). Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.)
7. Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya. (Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.)
8. Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya. (Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditangan-Nya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.)
Kutipan serat ini hanya sebagian dari seluruh serat yang ada sebagaimana yang pernah diterbitkan oleh “Nurul Huda”. Meskipun tidak dikutip secara lengkap, namun dapat memberikan kita gambaran tentang seorang anak yang durhaka pada orang tuanya, politik busuk yang dilakukan oleh para wali songo, penghancuran terstruktur ajaran Hindu dan Buddha di tanah Jawa dan ramalan akan kembalinya ajaran “Budhi” yang merupakan keyakinan asli orang Jawa setelah 500 tahun perpisahan Brawijaya dengan Sabda Palon.
Setelah melihat catatan arkeologi, serat darmogandul dan jayabaya tersebut, dapatkah kita mengatakan bahwa Islam disebarkan secara damai dan elegan? Bukankah penyebarannya diwarnai dengan perang, durhaka pada orang tua, politik kotor dan usaha pemberhangusan budaya nusantara?
Hal yang juga menjadi perhatian saya saat ini adalah adanya usaha terstruktur untuk menghancurkan budaya Jawa dan Nusantara umumnya, baik melalui media elektronik maupun cetak. Coba kita perhatikan tayangan sinetron, kenapa yang digambarkan sebagai sosok jahat adalah mereka yang berpakaian Jawa, membawa keris dan melakukan ritual Kejawen? Sementara yang digambarkan sebagai sosk baik adalah mereka yang memakai sorban dan berpakaian serba putih ala Arab? Ditambah lagi dengan adanya usaha sekelompok orang yang berusaha melakukan arabisasi di bumi nusantara ini. Salah satunya adalah dengan cara penerapan undang-undang fornografi yang kontrofersial. Diskriminasi dan pemaksaan agama juga masih banyak terjadi di Nusantara tercinta ini. Banyak pasangan Kejawen, Sapto Dharmo dan kepercayaan asli nusantara tidak dapat melangsungkan pernikahan dan mendapatkan surat-surat administratif lainnya jika tidak menuliskan “Islam” dalam KTP-nya. Bahkan hal ini juga masih sering terjadi pada pemeluk agama minoritas Hindu seperti kasus yang menimpa beberapa keluarga di daerah Jawa Tengah.
Menyimpulkan hal ini memang merupakan suatu hal yang krusial, jika tidak diimbangi dengan niat baik, pikiran jernih dan mau menerima kenyataan tanpa mengedepankan sentimen pribadi dan keagamaan, maka hanya akan menimbulkan pertengkaran dan perdebatan yang tidak berujung.
Oleh karena itu, para pembaca saya arapkan dapat memberikan argumen yang didasarkan pada bukti otentik untuk menyanggah atau mendukung anggapan ini dan dengan kepala dingin tentunya.
Sumber:
- http://www.wacananusantara.org
- KOMPAS.COM, 1 September dan 3 November 2008
- Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1988. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Bambang Budi Utomo. 2004. Arsitektur Bangunan Suci Masa Hindu-Budha di Jawa Barat. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
- http://meditasiku.blogspot.com/
om swastiastu
halo mas ngarayana lama gak diskusi,untuk artikel ini saya menanggapi sedikit keruntuhan majapahit memang karena politik itu tak bisa dibantah lagi bukan hanya di nusantara tetapi di india juga begitu itulah buntut dendam sejarah india-pakistan dan serangan hindu ke masjid jami ayodya yang diklaim milik hindu,hal itu adalah fakta tetapi jika melihat dari hindu sendiri kok kelihatan sama saja dengan islam kita semua tahu agama orang jawa pra hindu adalah animisme lokal jadi setelah hindu datang animisme terkikis,tentu saja tidak semua dengan cara baik-baik,ada campur tangan politik disitu di hindu sendiri ada tradisi asmaweda yaitu melepas kuda selama setahun yang mana sejauh kuda berlari maka segitulah wilayah kekuasaan raja jika ada penghalang maka raja penganjur asmaweda siap memeranginya otomatis pihak yang kalah harus patuh pada yang menang termasuk agama penjajahnya,inilah yang terjadi pada agama pra hindu di nusantara yang hilang secara massal,jadi kalau mahu jujur saya melihat sedikit wajah hindu pada sejarah islam,ya samimawon
Benar sekali yang anda katakan mas soony
Hanya saja mungkin saat ini terjadi penyimpangan istilah asvamedha; menurut http://www.cintamani.org/bhakti-glossary/ yang bersumber dari sebuah garis perguruan vaisnava;
“Asvamedha-yajna – a horse-sacrifice of antiquity in which vast wealth is spent. Formerly the brahmanas were so highly qualified by purity and in the skill of chanting mantras that the life of the animal would be rejuvenated. By performing one hundred such sacrifices one could attain the post of Indra. This sacrifice is forbidden in the age of Kali as there are no qualified brahmanas to perform it properly”
Jadi sebenarnya Asvamedha tidak dapat dilakukan lagi di jaman kaliyuga ini karena dunia yang penuh dengan kemunafikan, para raja berkuasa untuk diirnya sendiri dan sejenisnya. Dan menurut sumber, Jaman Kaliyuga dimulai pada pukul 00.00 (atau 24.00), pada tanggal 18 Februari 3102 SM dihitung dari Bharatavarsa (India). Melihat waktu ini, sepertinya Agama-agama lain sebelum Hindu belum ada ya? (maaf kalau salah mohon diluruskan). Jadi saat itu belum ada perang antar agama.
saya tergerak untuk nimbrung, sejarah mencatat salah satu penyebab jatuhnya hindu di kerajaan nusantara adalah karena perkawinan ( lagi lagi kelemahan sexual raja hindu ) dengan muslimah ( anda tentu tahu siapakah mereka, sang putri adalah berasal dari Campa – Cina yang beragama islam yang kemudian melahirkan anak yang ikut agama ibunya, disatu pihak terdengar bagus bahwa umat hindu sangat tolerans, tetapi dipihak lain, agama hindu bisa dianggap kurang mantap sehingga sang anak lebih mau ikut agama ibunya daripada agama ayahnya yang hindu itu..
memang berikutnya terjadi pemaksaan ya bisa di maklumi, kecendrungan membentuk pemerintahan agama memang terus terjadi , sejarah gelap kristen juga adalah pada saat negara sudah menjadi satu dengan agama ( ini sangat tidak saya setujui ) , islam berkembang karena bentuk kerajaan masa lalu dimana mana sama, yaitu kerajaan dan agama adalah satu format…
menurut saya daripada menyalahkan agama lain yang menggeser agama hindu ( boleh boleh saja ) , namun lebih baik umat hindu juga melakukan instropeksi akan segala hal tentang hindu baik ajaran, perilaku , keprinsipan pemelukan agama ( bagi saya umat hindu malah terlalu tolerans sehingga sebagai agama cendrung dianggap agama yang abu abu atau agama semilir angin , maaf berkata ini karena ini fakta )
mudahnya terjadi pemboman di bali juga salah satu bukti kelemahan masyarakat hindu juga, yang memang gampang sekali di akses oleh kaum ekstrimis agama lain, sejarah masa lalu kerajaan di india umpamanya menunjukkan bahwa sampai sampai taj mahal sebagai tempat sembahyang, malah dijadikan kado permaisuri ( karena umat hindu kurang militan )
katakanlah kita menyebut islam dan kristen sebagai agama militan dan penjajah, tetapi dalam konsep kekuasaan, maka mereka justru lebih exist dibanding hindu ( pada masa lalu ), maka timbullah komunisme ketika manusia menyadari bahwa agama agama ini disatu pihak ada yang militan tetapi dipihak lain ada agama agama lemah , terbentuklah ide komunisme, yaitu pengaturan tanpa agama ( meskipun sebenarnya komunisme pun sendiri adalah agama, karena mereka mempertuhankan pimpinan komunis seperti Mao, Lenin, Stalin yang di jenazahnya ditempatkan pada mossoleum dan diagungkan ) meskipun bila ditanya mereka tak menganggap mempertuhan, tetapi prakteknya demikian..
maka dari itu umat hindu perlu mengkoreksi diri, karena hindu di bali sendiri sangat berbeda dengan hindu india ( umpamanya ) dan membawa kebingungan akan keaslian nya, karena katanya vegetarian tapi memotong sapi dan memakan daging ..
demikian pula umat buddha yang mengagungkan vegetarian, terasa aneh betul ketika suatu saat di tv ditampilkan acara vegetarian dengan tampilan sidharta gautama yang sangat obesitas ( apakah sidharta betul vegetarian ? karena lebih mirip pelahap lemak daging ) malah kalau kita mau lebih jujur, lebih cocoklah Isa dianggap vegetarian karena tubuhnya tidak tambun..
jadi umat hindu dan buddha perlu mengkoreksi keanehan ajaran di indonesia ini, hindu tetap hobby makan daging babi guling dan umat buddha sendiri juga paling hobby makan babi ( umumnya orang orang keturunan cina ) , lantas bagaimana mau meyakinkan umat agama lain bahwa mereka menganut agama dengan benar ?
Kritik yang sangat berharga mbak.mas Hermi.
Apa yang anda katakan betul….
Inilah jaman kaliyuga, jaman kekalutan, kemunafikan dan kalau menurut Veda sendiri pada awal kaliyuga ini, orang baik dan jujur kurang dari 25%. Hal ini akan terus berlanjut sampai berakhirnya jaman kali ini dan bahkan suatu saat orang baik benar-benar akan habis sampai pada saat dimana Kalki Avatara muncul, atau Mesias menurut keyakinan kristen mucul atau munculnya Dajjal, Imam Mahdi dan Isa almasih menurut Islam. Atau dalam agama Buddha disebut Maitreya.
Hare Krsna..
hehehe.. memangnya kenapa kalo orang yang vegetarian berbadan subur,?
saya sendiri vegetarian dan badan saya gemuk 😛 ga masalah sih kayanya.. dengan vegetarian saya merasa sehat karena tidak memuaskan indria melalui jalan pembunuhan sesama makhluk,hoho
Lagian itu artinya nutrisi dan vitamin serta kebutuhan2 tubuh tersuplai dengan baik meski hanya mengkonsumsi tumbuhan kan? Buat apa membuat perut anda menjadi kuburan?
*maaf kalo ad salah kata, ^^
Jay Radhe
Jay Radhe
Jay Prabhupada
Haribol
iya sejarah di pulau jawa telah diputarbalikan oleh oknum agama tertentu..
bahkan konsep dewata khususnya dewa siwa sebagai penghancur memang sengaja dibuat demikian untuk menghilangkan hindu culture..
konsep kasta juga sama..
oleh karena itu marilah kita songsong kebenaran..\
di era majapahit, nusantara mengalami kejayaan..tapi dimasa demak, Qta mengalami pen DOGMA an besar2an..yang menyebabkan orang2 majapahit yang ga mau di CONVERT pindah k pulau bali..
Hinduism is not a religion, it is my way of live..
salam..
https://narayanasmrti.com/2009/09/politik-agama-atau-agama-politik/ —> berandai2 atau hayalan bolehlah sesuai dengan pengakuan nya sendiri sebagai “hipotesa nakal”,tapi
sejarah dibentuk bukan dengan andai2 tapi dengan data dan fakta
baca buku “catatan melayu”-nya H.J. de Graaf dkk,itu dari transkript kuno jawa.
sepak terjang chinese dari masuk indonesia, menyebarkan islam dan dagang, berpolitik, bahu-membahu dg kerajaan hindu.
bahkan dalam catatan perjalanan cheng ho, beliau membantu Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.
cheng ho dg armada besarnya bisa saja dengan mudah menghancurkan majapahit
silahkan baca :http://www.republika.co.id/print/38264
bukti sejarah, tidak pernah ada tentara islam ke nusantara
artinya tanpa lewat jalur expedisi militer islam bisa diterima dan bertumbuh besar menjadi suatu kerajaan. tapi asimilasi masyarakat
dan perdagangan cina dan arab,
masalah antar kerajaan perang sich,sama2 kerajaan hindu di crebon aja
perang khan?
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Majapahit
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Mataram_(Hindu)
Terus bagaimana dengan candi-candi yang dijadikan kuburan itu Bro? apakah karena memang orang Hindu/Buddha yang pindah menjadi Islam dan akhirnya dengan kesadaran sendiri menjadikan candi2 itu menjadi kuburan atau bagaimana?
Sejarah bisa di putarbalikkan oleh siapa yang menyusun sejarah itu sendiri. coba kita tengok supersemar yang notabena masih baru, kenapa sudah diputarbalikkan? 🙂
salam saudara ngarayana…
dalam islam sekalipun dalam situasi berperang sekalipun dilarang yang namanya membunuh anak2,wanita,pohon2an,sumber mata air,rumah ibadat non muslim (termasuk pura/candi).
dari beberapa literatur sejarah yang pernah saya baca yang menjadi daya pikat islam mudah diterima di nusantara dan belahan bumi lainnya adalah karena :
– pedagang muslim dan penyiar islam menjunjung tinggi moral/budi perkerti yg tinggi (tanpa harus mengerahkan pasukan penjajah seperti halnya belanda/kristen)
-ajaran islam yang tidak mengenal pembedaan manusia berdasarkan kasta
-ajaran islam yg memberikan solusi praktis dalam kehidupan
lihat sekarang justru candi-candi hindu/budha dilestarikan dan dikunjungi oleh kaum muslim
jadi islam menyebar di nusantara tanpa harus menjelekkan ajaran hindu seperti yang anda pikirkan tentunya.
supersemar ga ada hubungan dengan masalah agama hindu atau islam,tapi itu sarat dg kepentingan politik ,anda tau dalam politik tidak ada kawan & musuh yg abadi, yg ada kepentingan yang abadi.
Peace & salam
Salam juga saudara muslim, senang dapat berdiskusi dengan anda, dan saya harap diskusi kita berlangsung dengan kepala dingin.
Poin pertama saya ingin meluruskan masalah kasta, sudah sering kali disampaikan bahwa Hindu tidak mengenal Kasta, coba anda baca ulasan-ulsan tentang kasta di website ini. Jadi adanya sistem kasta di spanyol, Ingris, India bahkan di Indonesia bukanlah karena ajaran Hindu.
Mengenai candi yang dipelihara kaum muslim terus terang masih saya pertanyakan. Apa benar seperti itu? Sebuah diskusi di mailing list di http://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/maillist.html sebagaimana dikutip dalam sebuah blog tetangga menyebutkan sbb;
Hafsah Salim
Sat, 14 Jul 2007 02:08:06 -0700
Dampak daripada ditariknya pengakuan Internasional terhadap pengakuan Candi Borobudur yang sebelumnya dianggap sebagai keajaiban dunia, bukanlah cuma semata masalah kebanggaan nasional tetapi juga merupakan pemangkasan bantuan dunia terhadap candi Borobudur itu sendiri yang dulunya mendapatkan sumbangan biaya maintenance sebesar $6 juta setahun.
Disamping pemerintah RI dan PemDa Jateng kehilangan pemasukan dana, juga ditambah lagi dengan berkurangnya jumlah kunjungan turis2 asing yang sebelumnya membanjiri Candi Borobudur untuk menyaksikan satu dari keajaiban dunia ini.
Mana mungkin sebuah peninggalan sejarah yang semula dianggap sebagai keajaiban dunia mendadak bisa berubah se-olah2 bukan lagi sebagai keajaiban ???? Tetapi ini adalah kenyataan, kenyataan bahwa memang candi Borobudur sebelumnya merupakan keajaiban, namun karena dihancurkannya patung2 Buddha sehingga berulangkali dipugar sehingga tidak aseli lagi, namun yang tidak aseli inipun kemudian dihancurkan lagi oleh penduduk yang beragama Islam yang tinggal disekitarnya. Wajar kalo Candi Borobudur akhirnya kehilangan keajaibannya bersama hilangnya patung2 maupun bagian2 candi yang sesungguhnya aneh dan ajaib.
Ajaran Islam melarang pembuatan, penyimpanan, maupun memelihara patung2 apapun juga, apalagi sampai menyembahnya. Bahkan dalam ayat2 AlQuran setiap umat Islam diwajibkan menghancurkan patung2 berhala. Jadi bisa anda bayangkan sendiri bagaimana nasib patung2 Buddha di Candi Borobudur dan sekitarnya dimana penduduknya 90% beragama Islam.
Dunia Internasional merasa dikecewakan, merasa ditipu oleh pemerintah RI yang berjanji akan menggunakan dana yang disumbangkan itu untuk pemeliharaan Candi Borobudur sedangkan realitasnya justru Candi ajaib ini malah dihancurkan melalui perintah fatwa organisasi MUI yang juga merupakan lembaga negara. Satu2nya cara untuk menghentikan bantuan dana ini adalah dengan mencabut status Candi Borobudur sebagai satu dari keajaiban dunia.
Pencabutan status ini seharusnya menyadarkan pemerintah RI tentang pentingnya menghukum setiap umat Islam yang melakukan perusakan atau penghancuran terhadap semua patung2 berhala. Adalah tugas pemerintah untuk mensosialisasikan bahwa ajaran AlQuran yang mewajibkan penghancuran patung2 berhala adalah salah, dan dilarang melalui hukum dan UU RI yang berlaku.
Namun kenyataannya, pemerintah RI bukan menyadarinya, melainkan secara ter-buru2 melakukan penanda tanganan MoU untuk membentuk Sister Temple dengan pihak Kamboja dengan harapan status Candi Borobudur bisa dikembalikan menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia seperti sebelumnya. Tentu saja harapan itu merupakan harapan konyol yang tidak mungkin bisa terwujud dan kalo saja ketua komisi B DPRD Jateng Agna Susila mau menyadarinya, seharusnya meminta bantuan pemerintah pusat untuk menindak semua umat Islam maupun organisasi2 Islam yang mendalangi perusakan itu untuk ditangkap, diadili, dan dihukum dengan tegas untuk perbuatan perusakan komponent2 milik Candi ajaib ini.
Memorandum of Understanding apa yang bisa dipahami oleh umat Buddha di Kamboja yang mensucikan candi2 mereka dibandingkan umat Islam di Indonesia yang justru mengharamkan candi2 mereka sendiri???? idiot bukan????
Tujuan MoU sister Temple Borobudur dengan Candi Siem Reap di Kamboja hanyalah akal2an untuk menipu dunia Internasional untuk kembali mengalirkan dana mereka kepada Candi Borobudur yang ditanah airnya sendiri diharamkan. Kebiasaan menipu pemerintah RI ini tidak bisa dipraktekan kepada dunia diluar Indonesia. Islam dan ajaran2nya maupun para ulamanya hanya bisa berhasil menipu dan membohongi sesama umatnya sendiri atau sesama bangsanya sendiri dan jangan harap kebohongan2 dan penipuan2 seperti ini bisa sukses dilakukan kepada umat agama diluar Islam. Umat Islam memang sudah biasa hidup dalam kebohongan2 agamanya, berbeda tentunya dengan umat diluar Islam.
Berita dari Suara Merdeka dibawah ini melaporkan:
http://www.suaramerdeka.com/
Semarang, CyberNews. Direncanakan pada bulan Agustus dilaksanakan
penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan Sister Temple Province antara Pemprov Jateng dengan Provinsi Siem Reap, Kamboja.
Ketua Komisi B DPRD Jateng Agna Susila berharap realisasi itu akan kembali mengorbitkan Candi Borobudur setelah tidak tercatat sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia baru.
Tidak tercatatnya candi tersebut sangat memprihatinkan. Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah untuk mengorbitkan kembali warisan budaya itu. Salah satu caranya dengan segera menindaklanjuti letter of intens (LoI) yang sudah dilakukan Pemprov Jateng dengan pemerintah provinsi Siem Reap beberapa waktu lalu, katanya, Sabtu.
Ny. Muslim binti Muskitawati.
Disamping itu sudah beberapa kali terjadi usaha terang-terangan meledakkan candi Borobudur oleh orang-orang Islam fanatik kan?
Jadi masalah jalan damai disini terus terang masih saya pertanyakan, apakah hal ini hanya pencitraan hasil propaganda ataukah memang wajah aslinya?
Di website tetangga saya juga membaca prihal pemaksaan untuk masuk islam, artikelnya adalah sebagai berikut;
——————————————————————————————–
Diabad 18, bocah Hindu bernama HAQUIQAT RAI yg suka main layangan dituduh menghina Islam (layangan dianggap haram di Pakistan) dan DIHUKUM MATI. Pihak Qazi, atau magister Muslim, menawarkan utk membatalkan hukuman mati tsb jika Rai MASUK ISLAM. Rai menolak dan alhasilnya, ia di-eksekusi. Utk memperingati, menghormati Rai dan memprotes terhdp hukumannya itu, kaum Hindu di Lahore menerbangkan layangan diseantero kota.
Sampai sekarang di Pakistan, minimum 600 orang per tahun dipaksa masuk Islam
————————————————————————————————-
Osama Shaltut, salah seorang calon dalam pemilihan presiden Mesir, berjanji dalam kampanyenya utk MENUNDUKKAN SELURUH DUNIA KEPADA ISLAM. Pemimpin Partai Solidaritas berusia 66 thn ini tidak suka buang waktu dan mengatakan :
“Mengapa menunggu ? “Seluruh dunia harus masuk Islam. Sekarang juga.”
—————————————————————————————————
Wartawan Fox News, Steve Centanni dan rekannya, Olaf Wiig dibebaskan hari Minggu, 27 Agustus 2006, setelah disandera selama dua minggu oleh teroris Islam. Dalam video yang disebarkan pihak penyandera, Centanni dan Wiig DIPAKSA MASUK ISLAM dibawah todongan senapan. Frontpagemag
Abu Saqer, seorang sheikh Gaza mengatakan : SEMUA ORANG HARUS MASUK ISLAM ! “And until they join Islam, HELL is their last station,” katanya.
—————————————————————————————————-
Beberapa kasus yang lain antara lain;
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=6197
http://www.youtube.com/watch?v=I6c6uwIWiUo&mode=related&search=
http://www.youtube.com/watch?v=4WI_iXhzbXk&mode=related&search=
http://www.youtube.com/watch?v=qzkHxorScHc&mode=related&search=
http://mypetjawa.mu.nu/archives/184523.php
dan masih banyak kasus-kasus pemaksaan yang lainnya yang notabena berlangsung di abad 21 ini. Bahkan di Indonesia sendiri terjadi seperti kasus 5000 orang di maluku dipaksa masuk Islam sebagaimana dikutip dalam http://www.rnw.nl/in/berita/gemawarta.html#155229. Demikian juga dengan kasus aliran kepercayaan di Cireundeu yang dikejar2 FPI, dan juga kasus seorang DPRD terpilih di pasaman, sumatra barat, Dominikus Supriyanto yang seorang katolik dipaksa masuk Islam dan juga diteror.
——————————————————————————————————
Nah, menurut anda hal ini bagaimana? Dari mana kita bisa membedakan itu adalah politik dan/atau perintah agama? Masalahnya umat muslim yang mengerti agamapun notabena bungkam akan hal ini. Kenapa mereka tidak angkat bicara?
Maaf ya bro kalau ini menyinggung perasaan anda, namun saya hanya mengutip dari sumber lain dan semoga dapat menjadi titik temu dalam diskusi kita ini.
Salam kenal sdr. Muslim,
anda nulis:
dalam islam sekalipun dalam situasi berperang sekalipun dilarang yang namanya membunuh anak2,wanita,pohon2an,sumber mata air,rumah ibadat non muslim (termasuk pura/candi).
saya tertarik dengan Al-Anfal: 24, yang menyebutkan:
Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
QS. al-Anfal (8) : 24
http://e-quran.sourceforge.net/chapter/008.html
nah kemudian jika melihat pada Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 288; Book 53, Number 393; Volume 5, Book 59, Number 716:
Narrated Said bin Jubair menyebutkan:
“……The Prophet on his death-bed, gave three orders saying, “Expel the pagans from the Arabian Peninsula, respect and give gifts to the foreign delegates as you have seen me dealing with them.” I forgot the third (order)” (Ya’qub bin Muhammad said, “I asked Al-Mughira bin ‘Abdur-Rahman about the Arabian Peninsula and he said, ‘It comprises Mecca, Medina, Al-Yama-ma and Yemen.” Ya’qub added, “And Al-Arj, the beginning of Tihama.”)”
Disana khan jelas bahwa adanya perintah untuk pengusiran pada ‘kaum kafir’, trus ada;
Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4366:
“I will expel the Jews and Christians from the Arabian Peninsula and will not leave any but Muslim.”
yang berisi pengusiran pada kaum Kristen dan Yahudi dari Semenanjung Arab, ada lagi;
Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4364:
yang mengisahkan tentang;
“…….Then he killed their men, and distributed their women, children and properties among the Muslims, except that some of them had joined the Messenger of Allah (may peace be upon him) who granted them security…….”
dimana hanya yang mau menjadi muslim akan dijaga…?
Nah bagaimana pendapat sdr. Muslim akan hal ini?
dan juga jika melihat di indonesia bagaimana dengan orang-orang yang membom candi Borobudur dahulu tahun 70-an (klo tidak salah seperti yang terlihat di Metro 10 dengan topik “10 peristiwa pemboman yang paling diingat masyarakat”)?
maaf tlng ditanggapi dengan ‘hati dingin’ dan juga jangan diartikan bahwa saya ‘menyimpulkan’ Islam itu penuh dengan kekerasan,….;)
salam saudara ngarayana…
terus terang saya lebih senang diskusi dengan rekan2 lintas iman tanpa harus saling mencaci maki,seperti yang diajarkan oleh islam.
supaya tidak melebar kemana-mana ,saya batasi dulu mengenai kasta & pengrusakan candi,
mengenai kasta,saya memang lebih suka mempelajari sesuatu langsung dari sumbernya,terimakasih bila ada mau share tentang kasta dalam hindu,karena terus terang juga,pengetahuan kasta yg saya tau hanya sebatas link berikut :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kasta
http://id.wikipedia.org/wiki/Catur_Warna
sebuah fakta:
20,000 Penganut Hindu Kasta Rendah Beralih ke Agama Buddha Dalam Upacara Massal di India:
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-10/a-2003-10-15-3-1.cfm?renderforprint=1&textonly=1&&TEXTMODE=1&CFID=284033590&CFTOKEN=38252842&jsessionid=00309047bfa4fef4ba15506770417aa7b3f4
anda lihat bagaimana candi prambanan & borobudur & pulau bali,setiap musim libur dipenuhi muslim yg berkunjung kesana ,berfoto ria,ini bukti bahwa penyebar islam terdahulu tak pernah menjelekkan tentang hindu/budha.
mengenai perusakan candi :
Belum ada cerita masyarakat muslim sekitar Borobudur ‘merusak” bahkan mencuri kepala patung Borobudur.
Raja-raja Jawa dari jaman Demak sampai Kesultanan Jogja adalah Muslim, Lihatlah masih berdiri dengan megahnya Candi Borobudur. Prambanan, Candi Kalasan, juga candi-candi kecil berserakan di sekitar Muntilan, juga ‘bekas ratu Boko” di daerah Gamping juga masih lestari.
Seandainya ada “pencurian patung” itu dilakukan oleh Oknum untuk dijual kepada Kolektor Asing, bukan masalah “fanatisme agama”.
Kenapa Borobudur dan Prambanan mesti ‘dihancurkan” dengan alasan “musrik” ? seandainya “muslim mau menghapus “kemusyrikan” di Indonesia, masih ada ‘tempat-tempat’ yang lebih ‘parah” misalnya, “gunung kawi’ di malang tempat bersemayamnya “kyai Zakaria” dan “Kyai Imam Sujono” dua orang tokoh Kyai pengikut Diponegoro yang sekarang ‘dikeramatkan’ menjadi tempat mencari kekayaan.
Juga di Gunung kemukus makam Pangeran samudra, yang juga tempat mencari kekayaan. Atau Juga makam Laksamana Ceng Ho, tokoh muslim di Semarang yang dikeramatkan ?
Logikanya, kalau muslim Indonesia mau menghancurkan “kemusyrikan” borobudur dan Prambanan, mestinya di tempat Gunung Kawi atau makam Kyai yang disalah gunakan adalah “target awal”.
Kalau anda pernah ke Solo, Jogja, juga jalan-jalan di Jawa Timur ( dimana banyak tokoh NU dan Pondok Pesantren), banyak berserakan Arca Gupala disetiap pintu Gerbang sebagai simbol penjaga keamanan. Juga tidak pernah ‘diusik”.
Di Solo, tempat Abu Bakar Ba’syair, di tengah Kota ada Arca Besar di setiap Gerbang hendak masuk ke Kraton, tidak pernah “disentuh” sedikitpun oleh Abu Bakar Ba’asyir dan Arc tersebut tetap “duduk” dengan tenangnya.
Itulah fakta-fakta yang saya berikan, agar saudara ngarayana jangan hanya ‘menerima’ isu dan berita yang tidak jelas, hanya cenderung “fitnah dan adu domba serta memecah belah”.
kalau anda cinta kebenaran, cinta dengan negri ini dari ‘keterpecah belahan” dan adu domba, silahkan cek berita sesuai fakta dan datakah? Cek dengan orang-orang yang berada di sekitar Candi dan disekitar tempat patung berada.
kalau misalnya Candi Borobudur dan Prmabanan ‘dihancurkan”, siapa yang akan ‘melawan” ? adalah masyarakat sekitar yang hidupnya dari wisatawan dan pengunjung candi.
bedakan dulu antara ajaran agama dan oknum dari penganut agama tersebut.
back to point .apakah terbukti islam masuk ke nusantara melalui kekerasan & perusakan citra tentang hindu?
wassalam
Yang pertama tentang Kasta.
Anda sudah menunjukkan sumber wikipedia tentang Warna kan? http://id.wikipedia.org/wiki/Catur_Warna disana sudah jelas-jelas mengatakan bahwa Warna tidak sama dengan Kasta, berarti padangan dan asumsi anda bahwa Hindu menganut Kasta salah kan?
Kasta dalam masyarakat Hindu terbentuk akibat para Indologis dalam usahanya menyebarkan agama di India dan kesalahan kasta yang seolah-olah bersumber dari Hindu adalah kesalahan yang berlarut-larut, sampai-sampai orang Hindu sendiri, termasuk di Bali masih sering kali salah faham akan kasta dan warna (varna) kenapa? Karena mereka miskin pengetahuan Veda, sangat jarang bahkan tidak pernah membaca Veda. Jadi wajarlah jika ada orang Hindu yang pindah agama akibat ketidaktahuannya akan kasta dan varna ini. Yang artinya misi para Indologis telah sukses…. 🙂
Berikutnya kembali ke topik awal tentang penyebaran Islam di Indonesia.
Mengenai apa yang anda sampaikan sepertinya masih sebatas opini, kenapa? Peledakan Borobudur dilakukan oleh Habib Husein Al Habsyi, Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) atau Persaudaraan Muslim Indonesia, sebuah organisasi yang mempunyai link ke 72 negara. Bahkan dia pernah berkata “Ya, saya sudah memfatwakan bahwa penggulingkan Gus Dur adalah wajib, dan saya menyerukan kepada kaum muslim untuk berpartisipasi menyumbangkan keringat dan darahnya dalam upaya menggulingkan dan menjungkalkan dia. Kalau kita mati, maka matinya adalah mati syahid. Sebaliknya, saya serukan kepada pembela-pembela Gus Dur yang awam itu bahwa kalau mereka mati karena membela Gus Dur, maka matinya adalah mati sangit (konyol).”
Apakah dia adalah salah satu oknum juga?
Sekarang kita coba telaah Babad Tanah Bali dan juga Serat Dharma Gandul, kenapa disana dijelaskan bahwa Islam tidak disebarkan secara damai?
Dalam Babad tersebut diceritakan bagaimana orang Majapahit lari ke Bali karena tidak mau memeluk Islam dan sampai di Bali-pun mereka tetapi berusaha ditaklukkan baik dari barat (Banyuwangi) ataupun dari Timur (lombok), namun sampai datangnya Belanda, Bali belum dapat ditaklukkan sama sekali oleh kerajaan Islam. Lebih lenggkapnya tentang babad Bali bisa anda baca di http://www.babadbali.com/
Kira-kira yang menyusun babad dan serat tersebut juga adalah oknum yang anti Islam juga?
Saya tidak mengatakan bahwa penyebaran Islam di Indonesia semuanya dilakukan secara keras dan pembumihangusan. Tapi sebagian dilakukan dengan cara pembumihangusan, sebagaian lagi dengan politik kotor dan sebagaian memang dilakukan dengan cara damai seperti perkawinan dan pengambilalihan tahta oleh anak raja yang menjadi Islam. Masyarakat Indonesia yang masih manut terhadap Raja pada waktu itu tentulah sangat mudah dialih agamakan jika rajanya berubah agama. Namun karena tangan besi sang penguasa jugalah ditemukan indikasi bahwa beberapa kegiatan masyarakat yang tidak mau masuk islam di bumi hanguskan.
Saya seorang lulusan UGM dan tinggal di Jogja selama sekitar 3 tahunan dan sering keliling ke situs-situs sejarah dan komunitas-komunitas masyarakat Hindu, Kejawen dan juga Sapto Dharmo. Saya tidak menemukan candi atau situs sejarah yang utuh, sebagaian besar sudah menjadi puing dan baru di bangun kembali oleh pemerintah setelah penemuan-penemuan yang dilaporkan oleh para peneliti yang notabena adalah peneliti luar negeri seperti belanda. Tidak ada indikasi bahwa situs-situs itu dipelihara dan dirawat oleh kerajaan Islam waktu itu.
Di dalam kepatihan Kesultanan Yogya terdapat pura kecil dan demikian juga di keraton solo, terdapat pura. Kenapa? Karena ternyata mereka, anggota kerajaan bukanlah penganut Islam yang taat, mereka lebih condong pada laku kejawen dan juga Hindu. Jadi wajar kalau disana masih terdapat pura. Bahkan mereka setiap upacara yang ditujukan pada perawatan keris, dan benda pusaka lainnya selalu mengundang wasi/Rsi untuk mumput upacara di pura tersebut. Info yang saya dengar dari seorang anak keraton solo yang juga seorang editor Newsweek dan memiliki artshop di Yogyakarta, Suryosasongko (namanya setelah menjadi warga negara amerika menjadi Tony) mengatakan bahwa Sultan Yogyakarta tidak pernah naik haji, kecuali sultan yang sekarang ini. Demikian juga dengan sultan yang disolo. Entah apa yang dia katakan benar atau tidak, mari kita telusuri bersama.
Dari beberapa cerita dari tetua di Gunung Kidul, Yogyakarta dikatakan bahwa leleuhur mereka dulu pergi ke gunung kidul untuk mempertahankan tradisi mereka dan tidak mau masuk Islam. Demikian juga warga Hindu dan penganut kepercayaan kejaweb di seputaran sragen, Jawa Tengah dan sekitarnya mengalami nasib yang sama.
Jadi, dari beberapa contoh kasus ini, apakah tidak bisa dijadikan pertimbangan sejarah? Buku sejarah yang ada saat ini dibuat oleh mereka yang berkuasa waktu itu, yaitu Islam, jadi wajar kalau lebih condong membesar-besarkan nama islam dan merendahkan agama lain. Lihat saja Kata Pengantar Al-Qur-an terbitan Departemen Agama yang menuliskan sloka/ayat Veda Gotama Smrti sloka 12 yang sudah diputar balikkan artinya. Kenapa di kata pengantar Al-Qur’an bisa terdapat ayat agama lain? PHDI dan juga organisasi Hindu sudah berupaya demo dengan berbagai cara untuk menghapus dan/atau memberikan terjemahan yang valid terhadap sloka itu, tetapi sama sekali tidak di gubris. Kenapa?
Hmmmm… itu sebagian dari pendapat saya bro…. 🙂
to : ari_bcak
salam kenal kembali…
yang saya tulis merupakan hadist shahih bukhari,diantaranya dalam kitab jihad & perang:
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa seorang wanita didapati terbunuh dalam suatu peperangan yang diikuti Rasulullah saw. lalu beliau mengecam pembunuhan kaum wanita dan anak-anak kecil. (Shahih Muslim No.3279)
Rasulullah Saw bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa disertainya) berpesan: “Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di jalan Allah dan atas sunah Rasulullah. Janganlah kamu berlebihan mengambil barang rampasan tanpa seijin pimpinan pasukan. Janganlah kamu berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme (menganiaya) terhadap musuh. Jangan membunuh anak-anak, wanita-wanita dan laki-laki yang telah tua.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
saya akan beritakan jawaban singkat saja dari pertanyaan anda:
pada dasarkan islam adalah agama cinta damai,tapi buat islam juga musuh pantang dicari ketemu juga jangan lari..
-dalam episode kemunculan islam tak lepas dari intrik,penghianatan,kebencian dari kaum2 non muslim(yahudi/nasrani/musyyrik) yang tidak suka akan kehadiran islam,tentu kaum muslim juga harus membela dirinya, apa yang akan anda lakukan bila keluarga anda dan harga diri agama anda tiba2 diserang ? saya yakin
andapun akan membela diri anda.
-sekalipun dalam islam diperbolehkan membela diri tentu ada batasan2 yang perlu ditaati
-bahkan dalam tarikh (sejarah) islam diceritakan bagaimana toleransi islam terhadap hak minoritas yahudi dan nasrani serta majusi lainnya.
-untuk Alqur’an ada salah satu ilmu yang namanya asbabun nuzul(sebab turunnya suatu ayat Alqur’an)
-untuk hadist ada salah satu ilmu yang namanya asbabun wurud(sebab turunnya suatu hadist)
-jadi Alqur’an dan Hadits tak bisa hanya membaca teks terjemahannnya aja apalagi terjemahan yang sepotong2 haruslah dipahami apa yang melatar belakanginya & apa tafsir dari maknanya.
QS 8:24
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
maknanya
maknanya:
Firman-Nya, “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya” ; adalah peringatan besar kepada kaum Mukminin bahwa bilamana mereka diberi kesempatan untuk berbuat baik, maka hendaknya menggunakannya sebelum kesempatan itu luput, apalagi bila ia merupakan dakwah dari Allah dan Rasul-Nya, sebab Allah Maha Mampu untuk membatasi antara manusia dan apa yang diinginkannya, antara seseorang dan hatinya** dengan membolak-balikkan hati dan mengarahkannya ke arah yang lain sehingga ia tidak menyukai kebaikan dan suka kepada keburukan.
Dan firman-Nya, “Dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan” ; artinya, orang yang mengetahui bahwa ia akan dikumpulkan kepada Allah, siapa pun ia, bagaimana mungkin akalnya bisa berpaling setelah mendengar seruan-Nya yang memerintahkan sesuatu atau larangannya terhadap sesuatu.?
jadi :
Wajibnya menggunakan kesempatan untuk berbuat baik sebelum waktunya lewat; kapan saja seorang Mukmin mendapatkan kesempatan itu, maka ketika itu wajib baginya untuk memanfa’atkannya dengan sebaik-baiknya.
mengenai hadist yang anda berikan:
Pembersihan etnis? Tidak ada bukti bahwa ini pernah dilakukan oleh nabi SAW dan para sahabat.
Sahih Bukhari Volume 4, Book 52, Number 288:
Narrated Said bin Jubair:
Ibn ‘Abbas said, “Thursday! What (great thing) took place on Thursday!” Then he started weeping till his tears wetted the gravels of the ground . Then he said, “On Thursday the illness of Allah’s Apostle was aggravated and he said, “Fetch me writing materials so that I may have something written to you after which you will never go astray.” The people (present there) differed in this matter and people should not differ before a prophet. They said, “Allah’s Apostle is seriously sick.’ The Prophet said, “Let me alone, as the state in which I am now, is better than what you are calling me for.” The Prophet on his death-bed, gave three orders saying, “Expel the pagans from the Arabian Peninsula, respect and give gifts to the foreign delegates as you have seen me dealing with them.” I forgot the third (order)” (Ya’qub bin Muhammad said, “I asked Al-Mughira bin ‘Abdur-Rahman about the Arabian Peninsula and he said, ‘It comprises Mecca, Medina, Al-Yama-ma and Yemen.” Ya’qub added, “And Al-Arj, the beginning of Tihama.”)
Catatan tentang hadis tersebut:
Note: It is apparent from this Hadith that Ibn ‘Abbes had witnessed the event and came out saying this statement. The truth is not so, for Ibn ‘Abbas used to say this statement on narrating the Hadith and he had not witnessed the event personally. See Fath Al-Bari Vol. 1, p.220 footnote.) (See Hadith No. 228, Vol. 4).
Anggap saja nabi SAW pernah berkata seperti itu, tentu saja maksud nabi SAW harus dipahami bahwa kesyirikan seyogyanya diberantas secara bertahap dalam kapasitas dilakukan oleh pemerintahan Islam.
untuk hadits selanjutnya lengkapnya :
http://forum.swaramuslim.net/more.php?id=4218_0_17_450_M
mengenai pembomban candi Borobudur,coba saudara
bandingkan berapa banyak muslim yang melakukan pembomban dan jumlah muslim yang tidak melakukan/tidak menginginkan hal itu terjadi di indonesia ?
sekali lagi bedakan oknum dari sebuah agama dengan ajaran agamanya.
Wassalam
Saudara ngarayana..
comment terakhir dari saya untuk artikel ini..
menurut hindu tidak ada kasta yang ada cuma warna,dari perbedaan istilah ini,dimana warna ini sendiri terdapat pembedaan manusia berdasarkan status sosial menurut hindu,
Jika bertanya kepada seorang Hindu Amerika atau seorang Hindu non Bali, apakah kasta mereka, maka mereka pasti akan menjawab “saya tidak mengenal kasta”. Selanjutnya, mereka akan berkata “Saya seorang militer (misalnya), maka saya seorang yang ber-Varna Ksatrya.” atau “Saya seorang pedagang, saya seorang yang ber-Varna Waisya. Saya lebih melihat ke sistem sosial hubungan masyarakat setempat.
masalah situ/candi yang tidak utuh lagi saya kira banya alasan penyebabnya,diantaranya usia bangunan,gempa,dll,ga perlu terlalu di dramatisir,seperti halnya kerajaan islam banyak tinggal puing2 saja,salah satu penyebab kedatangan belanda yg ikut memusnahkan semua kerajaan islam yg tidak mau tunduk dibawah kaki penjajah tersebut.
dan saya pun tidak mengatakan kerajaan islam bisa selalu merawat seluruh candi2 tidak,tapi setidaknya anda bisa lihat warga2 sekitar candi terutama prambanana/borobudur yang mayoritas muslim,ikut ambil bagian dari perawatan itu.
jd saya pikir tak perlu mencari-cari kesalahan beberapa oknum agama kemudian ,bukankah lebih baik kita mengenal terlebih dahulu ajaran agama tersebut, baru kita lihat contoh terbaik dari umat tersebut,atau kebanyakan umat yang mengerti agama dari agama tersebut.
sekali lagi dalam islam yang menjadi hukum tertinggi adalah Alqur’an kemudiah hadist shahih,bukan dalil2 yang dinyatakan oleh suatu kelompok.
suatu artikel yang bagus mengenai akulturasi islam-hindu dalam arsitektur masjid
Pertimbangan memadukan unsur–unsur budaya lama dengan budaya baru dalam arsitektur Islam, sudah menunjukkan adanya akulturasi dalam proses perwujudan arsitektur Islam, khususnya di Jawa. Apalagi pada awal perkembangan agama Islam di Jawa dilakukan dengan proses selektif tanpa kekerasan, sehingga sebagian nilai-nilai lama masih ada tetap diterima untuk dikembangkan.
Setelah kerajaan Majapahit runtuh, era baru kerajaan Islam pun mulai muncul di bumi Nusantara. Ajaran Islam yang masuk tanpa kekerasan bersifat terbuka terhadap unsur – unsur kebudayaan lama yang ada. Karena itulah wujud arsitektur Islam, khususnya arsitektur masjid di Indonesia, banyak dipengaruhi oleh faktor sejarah, latar belakang kebudayaan daerah, faktor lingkungan serta adat istiadat masyakakat setempat.
http://balimuslim.com/akulturasi-islam-dengan-hindu-dalam-arsitektur-masjid
mengenai Kata Pengantar Al-Qur-an terbitan Departemen Agama yang menuliskan sloka/ayat Veda Gotama Smrti sloka 12,
maka hal itu terlepas dari esensi isi Al-Quran yang sebenarnya loh.
kutipannya berita yang saya peroleh sebagai berikut :
[Demikian Gotama Risyi berkata:
“Apabila orang Sudra kebetulan mendengarkan kitab Veda dibaca, maka kewajiban bagi raja untuk mengecor cor-coran timah dan malam (lilin) dalam kupingnya. Apabila seorang Sudra membaca mantram Veda maka raja harus memotong lidahnya dan apabila ia berusaha untuk membaca veda maka raja harus memotong badannya (Gotma Smrti 12)”
Dikutip dari Al-Quran
dan terjemahannya (edisi revisi) penerbit: “mahkota” surabaya.
]
apakah kitab Veda “pernah” hanya menjadi hak khusus kaum Brahman??
Alhamdulillah, Pengantar AlQur’an Depag yg saya miliki tidak ada mengutip veda mas..,bila menurut anda tidak boleh dikutip apalagi dengan terjemahan salah silahkan ajukan protes penerbit mahkota tsb,saya sendiri malah tak pernah setuju bila kitab lain dibawa dalam pengantar kitab Suci Alqur’an. kecuali dalam buku perbandingan Agama its oke.
sekian mas..,lakum dinukum waliyadin
wassalam
mengutip dr sdr muslim di posting no 497
“- pedagang muslim dan penyiar islam menjunjung tinggi moral/budi perkerti yg tinggi (tanpa harus mengerahkan pasukan penjajah seperti halnya belanda/kristen)
-ajaran islam yang tidak mengenal pembedaan manusia berdasarkan kasta
-ajaran islam yg memberikan solusi praktis dalam kehidupan
lihat sekarang justru candi-candi hindu/budha dilestarikan dan dikunjungi oleh kaum muslim
jadi islam menyebar di nusantara tanpa harus menjelekkan ajaran hindu seperti yang anda pikirkan tentunya.”
hipotesis anda saya tolak…
ajaran islam PRAKTIS? PRAKTIS apanya? semua berasa terlalu DOGMATIK dan OVER serta STRICT and sudah banyak penyimpangan aliran terjadi..pandanglah konsep JIHAD? JIHAD dimaknai berbeda di setiap aliran dalam islam? Apa itu bisa dibilang Praktis?
sesuatu yang bersifat mengekang dan over apa bisa disebut praktis?
menjunjung tinggi moral gimana? ngeBOM2 trus, dn dakwah untuk mengCONVERT ke islam apakah bisa disebut moral tinggi?
ajaran moral tertinggi adalah AHIMSA, sejarah islam dari dulu sampai sekarang isinya perang,BOM,dll..suni dan siah saling membunuh.
Tuhannya juga JEALOUS dengan Tuhan2 lain..apakah ini bisa disebut MORAL..
inti MORAL adalah AHIMSA..
kaya agama pasar MLM aja..makin bnyk pengikut makin baik???
KASTA dari dulu sampe sekarang tetap dan harus ada. namanya VARNA. jika semua jadi Pedagang semua maka negara tidak akan jalan, jika tidak ada VARNA, bunga di taman tidak akan indah..
Varna adalah pembagian berdasarkan pekerjaan..jadi tidak mungkin kita semua jadi dan terspesialisasi dalam bidang pekerjaan yang sama..
Apakah benar ada BANJIR PAHALA DI BULAN RAMADHAN??
sdr binal..
sbg seorang Hindu, saya kurang setuju cara anda yang membela ajran agama dengan memandang lebih rendah ajaran agama orang lain..
Agama adalah hak yang paling asasi karena menyangkut hubungan manusia dengan Sang Pencipta..
jd wlopun anda menganggap ajaran agama anda paling benar tapi jangan pernah sekalipun menghina ajaran agama lain..
anda semestinya menerapkan konsep Tat Twam Asi, bagaimana seandainya ajaran agama anda yang dijelek-jelekkan?
pasti anda ga terima jg kn?
suksma, maaf klo ada yg ga berkenan
to: Sdr. Muslim,
Trims sudah merespon komentar saya dan juga saya berterima kasih bahwa anda menanggapi dengan ‘kepala dingin’,
dari yang anda berikan penjelasan, saya masih belum mengerti bagaimana bisa ‘dikatakan’ bahwa Islam itu mengayomi anak-anak dan perempuan bahkan dari link yang anda berikan pun menurut saya belum memberikan penjelasan akan hadist yang saya tulis,
http://forum.swaramuslim.net/more.php?id=4218_0_17_450_M
dari Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4364:
disana dengan jelas menyebutkan bahwa anak-anak dan wanita akan dilindungi jika memeluk agama Islam,
saya juga ingin menanggapi tulisan anda,
anda nulis:
sebuah fakta:
20,000 Penganut Hindu Kasta Rendah Beralih ke Agama Buddha Dalam Upacara Massal di India:
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-10/a-2003-10-15-3-1.cfm?renderforprint=1&textonly=1&&TEXTMODE=1&CFID=284033590&CFTOKEN=38252842&jsessionid=00309047bfa4fef4ba15506770417aa7b3f4
jika menurut anda bahwa Hindu dan Buddha itu berbeda, mungkin anda perlu membaca tentang riwayat hidup Sidhartha Gautama yang kemudian menjadi Buddha,
bagaimana proses beliau, apa yang beliau pelajari, dll.
“Three major movements underpinned the naisance of a new epoch of Hindu thought: the advents and spread of Upanishadic, Jaina, and Buddhist philosophico-religious thought throughout the broader Indian landmass. [51] The Upanishads, Mahavira(founder of Jainism) and Buddha(founder of Buddhism) taught that to achieve moksha or nirvana, one did not have to accept the authority of the Vedas or the caste system. Buddha went a step further and claimed that the existence of a Self/soul or God was unnecessary.[52] Buddhism and Jainism adapted elements of Hinduism into their beliefs.”
http://en.wikipedia.org/wiki/Hinduism
ada lagi,
“Ancient India had two philosophical streams of thought, the Shramana religions and the Vedic religion, parallel traditions that have existed side by side for thousands of years.[2] Both Buddhism and Jainism are continuations of Shramana traditions, while modern Hinduism is a continuation of the Vedic tradition. These co-existing traditions have been mutually influential.”
http://en.wikipedia.org/wiki/Buddhism_and_Hinduism
dan juga tentang konsep Ketuhanan dalam Buddha maka anda akan menemukan juga di;
http://en.wikipedia.org/wiki/Atheism_in_Hinduism
dan terakhir yang penting adalah;
Sepuluh Paramita,
1. Dana Paramita (Kesempurnaan Kerelaan Hati)
2. Sila Paramita (Kesempurnaan Kemoralan)
3. Nekkhama Paramita (Kesempurnaan Pelepasan Keduniawian)
4. Panna Paramita (Kesempurnaan Kebijaksanaan)
5. Viriya Paramita (Kesempurnaan Semangat)
6. Khanti Paramita (Kesempurnaan Kesabaran)
7. Sacca Paramita (Kesempurnaan Kebenaran)
8. Adhitthana Paramita (Kesempurnaan Tekad)
9. Metta Paramita (Kesempurnaan Cinta Kasih)
10. Upekkha Paramita (Kesempurnaan Keseimbangan Batin)
menurut anda darimana beliau belajar tentang ini?????????
karena jika anda membaca riwayat hidup Sidhartha Gautama maka akan menemukan bahwa semua itu didapat dengan belajar dari para pendeta Hindu:
“Pada umur 12 tahun, Pangeran Sidharta telah menguasai berbagai ilmu pengetahuan, ilmu taktik perang, sejarah dan Pancavidya, yaitu: sabda (bahasa dan sastra); Silpakarmasthana (ilmu dan matematika); Cikitsa (ramuan obat-obatan); Hatri (logika); Adhyatma (filsafat agama). Dia juga menguasai Catur Veda: Rgveda (lagu-lagu pujian keagamaan); Yajurveda (pujaan untuk upacara sembahyang); Atharvaveda (mantra).”
Jadi menurut saya jelas bahwa Sang Buddha mencapai ke-Buddha-annya dengan apa yang beliau pelajari di Hindu.
Hindu itu sangat luas dan apakah anda tau arti kata Hindu????
sdr. Muslim,
satu lagi tentang kasta coba anda cek di,
“Hindus and scholars debate whether the so-called caste system is an integral part of Hinduism sanctioned by the scriptures or an outdated social custom.[108] Among the scriptures, the Shrutis do contain verses that mention the Varna system, but very sparingly and descriptively (i.e., not prescriptive). Indeed, the only verse in the Rigveda which mentions all four varnas is 10.90, the Purushasūkta. The other varnas, the Brahmā (i.e. Brahmins) and Rājanya (i.e. Kshatriyas) are mentioned separately in some other verses in the Rigveda (e.g. RV 10.80.1) and the other Vedas, and rarely in the Upanishads. Some—definitely including most Smriti texts—have interpreted these as prescribing the division of society in the four varnas. A verse from the Rig Veda indicates that a person’s occupation was not necessarily determined by that of his family:
“I am a bard, my father is a physician, my mother’s job is to grind the corn.” (Rig Veda 9.112.3)[109]”
http://en.wikipedia.org/wiki/Hinduism#Varnas_and_the_caste_system
nah bahkan dalam Veda sendiri menyatakan varna itu tidak didapat dari keturunan, so anda akan ‘mengikuti’ pendapat yang mana?
memang perlu dikasihani bahwa mereka terus merasa nyaman n merasa lebih unggul melalui distorted n corrupt information. sebelum mereka mau membuka mata hati n keluar dari kungkungan ‘penjara agama’, kita patut berbela sungkawa kpd mereka.
satyam eva jayate, the truth will set them free!
saudara muslim apakah anda dapat menjelaskan terjadinya pemboman akhir-kahir ini yang didalangi oleh oknum muslim yang kelewat fanatik, dengan alasan jihad agama mereka dengan semena-mena melakukan pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah bahkan oleh umatnya sendiri pelaku pemboman itu dianggap seorang pahlawan jihad. hebat. tapi kenapa para kyia dan pendakwah tidak menyuruh mereka bertobat dan kembali ke jalan yang benar atau para kyia meyakini bahwa jihad yang dilakukan oleh oknum tersebut benar adanya. atau bagaimana,itulah karena dari kecil terlalu dibekali oleh hal-hal yang berbau agamis yang semestinya anak-anak ersebut harus bermain, tetapi ini sudah dididik dengan kefanatikan agama ya seperti itulah hasilnya. coba lebih luaskan pandangan bahwa didunia ini ada bermacam-macam agama yang ada, dan sepertinya tidak masuk akal di tengah dominasi agama islam di indonesia, islam merasa tersudut dan wajib melakukan jihad terhadap umat lain yang notabene tidak melakukan hal apa-apa yang mengganggu agama lain dan ingin memaksakan keimanan seseorang terkecuali ……. kok heran agama mayoritas merasa tersudut dan berjihad bagaimana kalau minoritas.
g ad catur varna g ada keteraturan negara…….
Negara manapun, Indonesia, Arab Saudi, dll jg mnganut Catur warna lo!
dlm kegiatan masyarakat atau sosial jg hrus dbagi kan.. g ad kyai negara dlanda amoralitas, g ad pmimpin n mntri2 g jalan sistem pmrnthan, g ad pdagang ekonomi g jalan, g ad pkerja keras ketiga warna diatas jg g bs jalan bukan?
namun pada hakekatny dlm spiritual hindu smua adlh atma/jiva.. yg sdng “brbaju” badan material.. sama dihadapan Tuhan yg beda tngkat pngtahuan spiritualny tiap atma..
Kaum Sudra mmng tdk boleh smbarangan mmbaca Veda yg sulit itu.. perlu bimbingan lngsng dr Brahmana.. jgn cm mmbaca sndri, mnguping atau dll.. knapa? bsa2 jd M.Top klo slh tafsir atau mmhaminya!! contoh lain saat kedatangan Budha Avatar d india…
Saat Majapahit berada dalam puncak kejayaannya, Istana dipenuhi dengan kemakmuran hal ini dapat kita baca dari karangan Mpu Prapanca NegaraKertagama, kemakmuran Majapahit tidak terlepas dari usaha perdagangan Majapahit ,tidak hanya dengan kerajaan di Asia namun hingga ke ranah Eropa. Salah satunya menjalin hubungan dengan perusahaan dagang yang menrbitkan surat-surat berharga (seperti saham saat ini)karena saking banyaknya surat-surat berharga Majapahit dikenal sebagai Kerajaan
KAYA RAYA terutama dari rempah rempahnya. Pada saat itu pengaruh islam di Nusantara (Nuswantoro versi Palapa)mulai menggeliat, hal ini diketahui oleh orang asing : Bagaimana cara menguasai surat-surat berharga milik Majapahit tanpa harus melakukan konfrontasi dengan Kerajaan ini ????
That’s Right jawabannya adalah Adu domba “DEVIDE AT IMPERA” dengan melakukan pendekatan pada saudagar-saudagar islam di Malaka dan semenanjung Campa dan juga karena orang asing tahu kelemahan Raja Nusantara adalah wanita maka disusunlah taktik dan strategi.
Hasilnya dapat kita lihat….majapahit diserang oleh anaknya sendiri…..coba pikir mana ada anak koq durhaka sama bapaknya? Itu kalau nggak keblinger ya berarti kebujuk (istilah jowo). Teman-teman dan rekan2 kita udah dibohongi oleh sejarah itu sendiri. mari kita bersama-sama mencari kenapa Bangsa kita terpuruk seperti ini, bertengkar koq sama bangsa sendiri, dari jaman Majapahit sampe sekarang yang ada kita dikibulin terus ama orang asing antek-antek Kapitalis…..Ayo rekan2 bangkit semua demi Bangsa dan Nusantara….lihat siapa yang tersenyum tatkala kita masih sibuk mencari siapa yang memulai permusuhan…..Matur Nuwun,Rahayu Rahayu Rahayu, OM AWIGHNAM ASTU NAMO SIWA BUDHAYA.
DHARMA RAKSATIH RAKSITAH
SATYAM EVA JAYATE
” Siapa yang melindungi kebenaran maka ia akan dilindungi oleh kebenaran itu pula. Kebenaran akan menang pada akhirnya”
Om santi-Santi-Santi Om
Semoga damai, damai, damai selalu 🙂
kasta berasal dari bahasa portugis yang berarti “tembok”
islam dan agama abrahamik lainnya sebenarnya sangat memegang ajaran “tembok” ini, yaitu tembok pemisah antara kaum muslim/kristiani/(yahudi gw ngga tahu namanya) yang menjadi kaum terselamatkan (masuk surga) pada saat kiamat nanti dan kaum kafir yang tidak mengakui allah/yehwa sebagai tuhan mereka danbakal menjadi penghuni tetap neraka jahanam….tanpa memperhatikan sebaik dan sesuci apapun orang tersebut, pembagiannya hanya dua : mengakui atau tidak mengakui
Ya saya sudah pernah baca serat itu. Sekarang yang berbicara bukanlah agama, namun sejarah. Bahwa korban dari suatu transisi budaya adalah sejarah. Dan untuk menghabisi suatu negara, maka hapuslah budayanya dulu. Seperti saat ini. Tidak ada anak yang tau siapa itu Resi Bisma, bagaimana kisah kepahlawanan Arjuna di perang Mahabarata, atau minimal filsafat bagong, petruk, gareng. Yang mereka tau hanya spider man, Batman dll