Saat ini, khususnya di Indonesia, umat Hindu dengan fasihnya mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Tri Murti, yang merupakan tiga perwujudan Tuhan sebagai Pencipta, Pemelihara dan Pelebur dalam bentuk Brahma, Visnu dan Siva. Bahkan banyak anggapan mengatakan bahwa dewa-dewa yang berjumlah 33 juta adalah sama dengan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa semua dewa ini adalah sama dan sejajar, Tuhan yang sama dan dengan menyembah salah satunya akan mengantarkan atman pada pencapain Moksa, penyatuan Atman dengan Brahman.
Analogi umum yang dinyatakan oleh mereka yang meyakini filsafat ini adalah analogi nama. Dimana orang yang sama dikatakan sebagai orang tua oleh anaknya, dikatakan sebagai anak oleh orang tuanya, dikatakan sebagai guru oleh murid-muridnya dan dikatakan sebagai petani jika dia bekerja bertani. Sekilas sepertinya sangat meyakinkan. Tetapi apa analogi ini sesuai dan tepat untuk kondisi sebenarnya yang didasarkan atas sastra Veda?
Jika kita membaca Veda Sruti, maka disana dapat kita temukan banyak mantram-mantram pujian terhadap para dewa, bahkan ada mantram yang seolah-olah menyebutkan bahwa Tuhan hanyalah satu, yang disebut Indra, Agni, Brahma, Visnu, Rudra. Banyak orang beranggapan bahwa dengan mempelajari dan mengerti Catur Veda/Veda Sruti berarti dia sudah menguasai Veda dengan lengkap. Dan sering kali juga beranggapan bahwa Veda Smrti (Purana, Upanisad, dll) hanyalah di peruntukkan bagi kaum yang kurang mengerti sastra Veda Sruti. Padahal apakah benar seperti itu? Bukankah Veda Smrti merupakan penjabaran detail dari Veda Sruti dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan? Tanpa panduan Veda Smrti, seseorang tidak akan mampu menyanyikan mantram Veda (Chandha/Siksha), Mengartikan mantram-mantram Veda dengan bantuan Nirukti dan Vyakarana Sastra. Sehingga dapat dipastikan orang yang mempelajari Catur Veda tanpa berbekal pengetahuan Veda Smrti pasti akan bingung sendiri.
Konsep Tri Murti yang saat ini dikenal umum mungkin berasal dari konsep Tri Guna Avatara sebagaimana tercantum dalam Bhagavata Purana 1.2.23 menyebutkan, “Sattvam rajah tamah eti …. sthity-adaya hari virinci samjnah, Sri Hari yang spiritual tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat alam material sattvam (kebaikan), rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan). Untuk keperluan proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan alam material, Beliau mengambil perwujudan ketiga sifat alam tersebut sebagai Brahma, Visnu dan Siva”. Brahma adalah pengendali sifat alam rajas (kenafsuan). Visnu adalah pengendali sifat alam sattvam (kebaikan). Dan Siva adalah pengendali sifat alam tamas (kegelapan).
Tetapi Brahma dan Siva hanya bisa berbuat sesuai fungsinya masing-masing atas perkenan Visnu. Fakta ini diakui oleh Brahma sesuai dengan Bhagavata Purana 2.6.32; “Srjami tan niyukto’ ham haro hareti tad vasah visvam purusa rupena paripati tri sakti drk”, atas kehendak-Nya, saya mencipta dan Hara (Siva) melebur. Sedangkan Beliau (Visnu) sendiri adalah pengendali mahaperkasa atas segala tenaga mencipta, memelihara dan melebur alam material”.
Mengapa Brahma menyatakan demikian? Sebab Brahma tergolong jiva-tattva, makhluk hidup (jiva) yang diberikan kekuatan (sakti) khusus oleh Sri Visnu untuk melaksanakan tugas mencipta. Sedangkan Hara (yang juga disebut Siva atau Rudra) adalah perbanyakan khusus Sri Visnu untuk melaksanakan tugas peleburan,dan tergolong siva-tattva.
Dengan demikian, proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan alam material pada hakekatnya dilakukan oleh Sri Visnu sendiri yang juga disebut Sri Hari atau Narayana. Fakta ini dinyatakan oleh Beliau sendiri dalam Bhagavad Gita yang merupakan kesimpulan seluruh pustaka suci Veda. “Mayadhyaksena prakrtih, alam matrial ini bekerja dibawah pengendalian-Ku (Bg.9.10). Aham krtsnasya jagatah prabhavah pralayas tatha, ketahuilah dengan pasti bahwa Saya lah yang menjadi sebab terciptanya alam material ini dan juga menjadi sebab peleburannya (Bg.7.6)”.
Brahma adalah makhluk hidup pertama di alam semesta material. Dia lahir dari bunga padma yang tumbuh dari pusar Garbhodakasayi Visnu. Oleh karena semua makhluk hidup di alam material berasal dari dirinya, maka Brahma disebut Moyang (prajapati) pertama atau Leluhur awal segala makhluk.
Oleh karena lahir sendiri tanpa ayah atau ibu, maka Brahma disebut Svayambhu atau Atmabhu. Oleh karena memiliki empat kepala, maka Brahma disebut sang Catur Mukha.
Selanjutnya, oleh karena melaksanakan tugasnya mencipta seluruh alam material, planet-planet dan beraneka macam badan jasmani bagi para makhluk hidup dengan memakai unsur-unsur materi yang telah disediakan oleh Sri Visnu, maka Brahma disebut sang Arsitek alam semesta material.
Menurut Brahma Samhita 5.27, Brahma mampu melaksanakan tugasnya mencipta setelah Melaksanakan pertapaan keras selama 1.000 tahun pada dewa dan menerima pengetahuan Veda dari Sri Visnu melalui suara seruling Beliau yang masuk ke telinganya.
Brahma Samhita 5.49 menyatakan bahwa dalam kedudukannya sebagai pencipta alam material, Brahma mengibaratkan dirinya seperti permata surya-kanta yang bercahaya kemilau karena diterpa oleh sinar matahari. Hal ini berarti bahwa Brahma mampu menciptakan alam mayterial beserta segala fasilitas kehidupannya atas karunia Sri Visnu yang juga di Sri Narayana.
Oleh karena mencipta alam material dengan memanfaatkan unsur-unsur materi yang telah disediakan oleh Tuhan Sri Visnu, maka penciptaan oleh Brahma disebut visarga atau vaikrta. Sedangkan penciptaan unsur-unsur materi oleh Sri Visnu disebut sarga atau prakrta.
Karena itu, Brahma dikatakan sebagai secondary creator (pencipta ke-dua), sedangkan Sri Visnu disebut primary creator (pencipta awal).
Menurut Brahma Samhita 5.53, Brahma menyatakan dirinya tergolong jiva-tattva, makhluk hidup (jiva) yang selamanya berada dibawah pengendalian Sri Narayana. “Brahmadi kita pagava dhayas ca jivah”, mulai dari diri saya (Brahma) yang berkedudukan paling tinggi menurun sampai si serangga kecil dan hina, semuanya adalah para jiva.
Sebagai makhluk hidup (jiva), Brahma tidak hidup kekal. Dia hanya hidup selama 100 tahun menurut ukuran waktu di tempat tinggalnya Satya loka. Setelah mencapai usia 100 tahun, Brahma akan wafat. Dan kematiannya berarti total pralaya (kiamat) seluruh alam semesta material.
Oleh karena Brahma melaksanakan tugasnya mencipta sebagai pelayanan bhakti kepada Sri Hari (Narayana) dan oleh karena dia senantiasa khusuk dalam kegiatan spiritual demikian, setelah wafat Brahma dipastikan kembali pulang ke dunia rohani Vaikuntha-loka / Moksha.
Sementara tugasnya mencipta selesai, Brahma berkedudukan sebagai Residential Manager alam semesta material.
Secara umum Brahma dianggap sebagai Dewa tertinggi di alam semesta material, sebab semua Rishi, Dewa dan segala jenis makhluk lain berasal (tercipta) dari dirinya. Begitu pula, segala pengetahuan yang ada di alam material berasal darinya. Sebab Brahma adalah perwujudan pengetahuan Veda (Vedas personified). Dan nama Brahma itu sendiri berarti pengetahuan Veda.
Apabila Indra dan para Dewa pengendali urusan material dunia fana tidak mampu mengatasi gangguan para Asura yang merusak tatanan kehidupan di seluruh alam semesta material, mereka akan melapor kepada Brahma, mohon bantuan. Dan Brahma akan memohon kepada Tuhan, Sri Narayana agar ber-avatara ke dunia fana untuk membasmi para Asura itu.
Karma-mayam berarti dapat dicapai dengan melakukan amat banyak karma bajik. Dikatakan bahwa post atau jabatan Brahma adalah karma-mayam, dapat dicapai dengan melakukan sangat banyak kegiatan (karma) bajik. Dalam Bhagavata Purana 4.24.29 disebutkan; “Sva-dharma nistah sata janmabhih puman virincatam eti”, jika seseorang melakukan tugas kewajibannya (dalam varna-asrama) secara amat sempurna selama 100 kali penjelmaan, maka dia berkualifikasi menduduki jabatan Brahma.
Selanjutnya dikatakan, “Tatra brahma tu vijneha purvokta vidhaya hareh”, jika tidak ada makhluk hidup (jiva) yang memenuhi syarat untuk menjabat sebagai Brahma, maka Sri Hari sendiri bertindak sebagai Brahma”.
Tetapi jabatan Brahma tetap dipegang oleh satu makhluk hidup (jiva) sejak saat penciptaan sampai saat peleburan (pralaya) alam material. Atau, jabatan Brahma tidak bisa dialihkan kepada makhluk hidup (jiva) lain.
Visnu berarti “all pervading”, berada dimana-mana. Dikatakan demikian, sebab Visnu berada di lubuk hati setiap makhluk hidup dan juga di didalam setiap inti atom. Beliau juga secara pribadi tinggal di alam material di suatu tempat bernama Sveta-dvipa.
Visnu adalah salah satu nama Tuhan dalam hubungannya dengan fungsi memelihara alam material dan melindungi segala makhluk penghuninya. Nama lain Beliau adalah Hari, Narayana, Hrsikesa, Kesava, Madhava, Vasudeva, Janardana, Govinda, Krishna dan sebagainya. (lihat Visnusahasranama / 1000 nama suci Tuhan)
Visnu-avatara berarti Visnu yang turun ke alam material untuk melaksanakan misi tertentu dalam hubungannya dengan pemeliharaan alam material. Karena itu ada banyak jenis Visnu-avatara, antara lain Purusa-avatara, Guna-avatara, Yuga-avatara, Purna-avatara, Lila-avatara, Manvantara-avatara, dan sebagainya.
Menurut Bhagavad Gita 4.8 tujuan Visnu-avatara adalah:
- Paritranaya sadhunam (melindungi orang-orang saleh)
- Vinasaya ca duskrtam (menghancurkan orang-orang jahat)
- Dharmasamsthapanarthaya (menegakkan prinsip-prinsip dharma di alam material).
Dari sekian banyak Visnu-avatara, Yuga-avatara Sri Rama dan Purna-avatara. Sri Krishna adalah yang paling dikenal di masyarakat manusia. Sebab lila (kegiatan rohani) kedua Avatara ini terjadi di Bumi.
Lila Sri Rama tercantum dalam kitab Ramayana, sedangkan lila Sri Krishna tercantum dalam kitab Mahabharata. Kedua kitab Itihasa ini secara khusus disusun oleh Rishi Valmiki dan Rishi Vyasa untuk memudahkan penduduk Kali-Yuga mengingat Tuhan dan dengan demikian mensucikan hati agar bisa segera pulang kembali ke dunia rohani Vaikuntha-loka / Moksha.
Dalam kitab Ramayana tercantum prinsip-prinsip kepemimpinan yang disebut asta-vrata dan contoh kepemimpinan praktis nan luhur yang diperlihatkan langsung oleh kehidupan Sri Rama. Semua ini dimaksudkan sebagai tauladan yang harus dicontoh oleh setiap pemimpin di masyarakat manusia.
Dalam kitab Mahabharata tercantum kesimpulan seluruh puskata Veda yaitu Bhagavad Gita. Kitab Bhagavad Gita ini dimaksudkan agar orang-orang Kali Yuga mudah mempelajari, mengerti dan mem-praktekkan Veda dalam kehidupan sehari-hari.
Lila Visnu-avatara juga tercantum dalam berbagai kitab Purana yang tergolong Itihasa.
Dewa Siva lahir dari kening Brahma ketika beliau sedang marah kepada ke empat putranya yaitu para Rishi Catur Kumara. Begitu lahir dalam wujud bayi berwarna merah kebiruan, ia menangis dengan suara amat keras sehingga Brahma memberinya nama Rudra.
Kelahirannya dari kemarahan Brahma menunjukkan bahwa Siva adalah personifikasi sifat alam tamas (kegelapan). Sebab, marah berarti gelap, dan gelap berarti kehancuran.
Siva memiliki sebelas nama yaitu; Manyu, Manu, Mahan, Rudra, Mahinasa, Rtadhvaja, Ugrareta, Bhava, Vamadeva, Dhrta vrata dan Kala. Semua perbanyakan Siva ini dikenal sebagai Ekadasa Rudra, sebelas Rudra.
Ke sebelas perwujudan Siva ini masing-masing memiliki istri (sakti) dan dikenal sebagai para Rudrani. Mereka adalah: Dhi, Dhrti, Rasala, Uma, Niyut, Sarpi, Ila, Ambika, Iravati, Svadha dan Diksa.
Siva bertempat tinggal di Kailasa, yang terletak di perbatasan dunia rohani dan juga di salah satu puncak pegunungan Himalaya di bumi ini. Dibagian lain pustaka Veda dikatakan beliau juga punya tempat tinggal di Vitala-loka dan di Ilavrta-varsa.
Sedangkan tempat tinggal ke sebelas perbanyakannya adalah sebagai berikut.
NO. | TEMPAT TINGGAL | BUKTI KEHADIRAN SIVA YANG MENGHANCURKAN |
1.
2. 3. 4. – 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. |
HATI
INDRIYA NAFAS LANGIT – UDARA API AIR BUMI MATAHARI BULAN KEKUATAN TAPA |
BILA SESEORANG MARAH, HATI (JANTUNG) NYA BERDETAKKERAS, MATANYA MERAH, INDRIYA-INDRIYA JADI TEGANGDAN NAFASNYA JADI BERAT DAN CEPAT.
– LANGIT DITUTUPI AWAN TEBAL DAN GUNTUR MENGGLEGAR MENJELANG TERJADI HUJAN BADAI YANG MENGAMUK. ANGIN TOPAN YANG MERUSAK SEGALA SESUATU DI BHUMI. KEBAKARAN YANG MENGHANGUSKAN. BANJIR DAN GELOMBANG PASANG (TSUNAMI). GEMPA YANG MERUSAK. SINAR MATAHARI YANG MENYENGAT. SUHU AMAT DINGIN. KUTUKAN YANG TIMBUL DARI KEMARAHAN SANG BRAHMANA |
Sesuai perintah sang Ayah (Brahma), Siva ikut aktip menurunkan anak cucu untuk mengisi dunia dengan penduduk beranekaragam. Tapi semua keturunannya berperangai galak, bengis dan menakutkan.
Bhagavata Purana mengatakan bahwa ketika mereka berkumpul hendak menghancurkan dunia, Brahma berkata kepada Siva, “Tidak ada gunanya engkau menurunkan makhluk-makhluk kejam dan pemarah seperti mereka. Lihatlah, mereka membuat kerusakan disana-sini dengan pancaran panas yang keluar dari matanya. Bahkan beberapa dari mereka telah menyerang diriku”
Brahma lanjut berkata, “Karena itu, O anakku, berilah mereka contoh prilaku yang baik. Tekunkan dirimu dalam pertapaan. Sebab, hanya dengan pertapaan kehidupan dan kesejahteraan segala makhluk dapat dipelihara”
Diperintah demikian, Siva lalu pergi ke hutan dan melaksanakan pertapaan. Beliau ber-meditasi kepada salah satu dari empat perbanyakan utama (Catur-Vyuha) Sri Narayana yaitu Sankarsana yang di alam fana berwujud sebagai Naga Ananta, tempat tidur Grbhodakasayi Visnu. Dikatakan oleh Veda bahwa Sankarsana adalah sumber keberadaan Siva.
Siva berdoa kepada Sankarsana sbb, “Om namo bhagavate maha purusaya sarva guna sankhany anantasya vyaktaya nama iti …”, O Tuhanku, saya sujud kepada-Mu dalam perwujudan-Mu sebagai Sankarsana. Anda adalah sumber segala kekuatan rohani. Meskipun anda memiliki sifat-sifat tak terbatas, Anda tetap tidak dikenal oleh mereka yang bukan penyembah-Mu” (Bhagavata purana 5.17.17).
Lebih lanjut Siva berkata, “ … ete vayam yasya vase mahatmanah sthitah sakuntah iva sutra yantitrah”, Brahma dan diriku adalah bagaikan burung-burung terikat tak berdaya … Hanya dengan karunia-Mu lah kami mampu mencipta dan melebur alam material ini” (Bhagavata Purana.5.17.23).
Dikatakan bahwa ular-ular cobra yang menghias diri Siva adalah perwujudan Naga Ananta. Dan gambar atau lukisan Siva sedang bermeditasi adalah ungkapan pernyataan Veda.
Saya membaca bermacam-macam artikel mengenai hal ini, semuanya bervariasi, misalnya tentang kelahiran siwa. Bisa nggak ngulas hal ini lagi, tapi dengan memasukkan sloka-sloka dari kitab-kitab penganut Siva dan Tantra, karena menurut saya akan lebih komprehensif jika melihatnya juga dari kitab-kitab Sivaisme dan Tantra. Dalam artikel di atas, lebih banyak mengutip kitab-kitab yang banyak dipelajari oleh aliran Vaishnava. terimakasih
Buat bli/mas Dwi Suatman
saya mohon maaf, karena pengetahuan saya yang terbatas, saya tidak berhasil mengutip kitab tantra. Saya sudah mencari dalam Veda base dan beberapa sumber yang saya punya, tetapi tidak saya temukan. Namun dari pemahaman saya, mungkin manuskrip tantra ini muncul setelah Sankaryacharya dan juga pemahaman dari penyembahan sakti sehingga tercatat sebagai manuskrip minor atau penjelasan dari manuskrip Veda yang tergolong mayor (utama)
Karena itu saya mencoba memberi penjelasan lewat 2 artikel saya hari ini, yaitu “Bagaimana cara memahami Veda?” dan “Filsafat Mayavadi”. Semoga penjelasan itu dapat memberikan pemaparan yang jelas tentang filsafat yang diutarakan dalam tantra.
Jika anda memiliki silsilah yang jelas tentang manuskrip tantra dan juga kutipan sloka-sloka, mohon kiranya dapat mempostingnya di sini.
Veda diturunkan melalui 4 sampradaya, yaitu Sri, Brahma, Catur kumara (sanaka) dan Rudra (Siva) sampradaya.
Okay, paling lambat hari senin akan saya coba mengulasnya untuk anda. Dan mudah-mudahan bisa sesuai dan jika tidak, mohon bimbingannya juga ya bro…
Dan mengenai artikel ini, jika ada yang membantahnya secara substansial berdasarkan sloka-sloka Veda yang ada, monggo… Mari sama-sama belajar, masukan dari teman-teman juga sangat saya harapkan.
Terima kasih atas balasan dan usahanya membantu saya dalam mencari penjelasan.
Om Swastyastu,
untuk artikel ini saya juga menemukan tulisan yang menarik lainnya,
untuk lebih lengkap ada di,
http://www.facebook.com/note.php?note_id=144731784870
nah saya akan ambil yang menyangkut Brahma(a), Vishnu, dan Shiva.
Setelah dunia ini PRALAYA (Kiamat) , entah PRALAYA yang keberapa kali, dunia dipenuhi unsur Air. Samudera luas. Seluruh unsur materi, terserap kedalam PRAKRTI, sedangkan seluruh ATMA yang belum ‘MENGGAPAI KESADARAN SEJATI-NYA’ belum ‘MENYATU DENGAN -ITU- LAGI’, sementara ‘beristirahat’ panjang dalam proses evolusinya. Vacum total.
Siklus semesta tercipta (PRABHAVA) sampai kehancurannya (PRALAYA), dinamakan KALPA. Dan semesta yang sudah PRALAYA sebelumnynya, dinamakan PADMA KALPA. Semesta kita sekarang, semesta yang dalam cerita ini hendak diciptakan lagi, disebut VARAHA KALPA ( Ada kisah tersendiri mengapa dinamakan VARAHA yang artinya BABI HUTAN).
Ada satu ATMA yang hampir mencapai ‘PUNCAK KESADARANNYA’. Hampir sempurna evolusi-nya. Seorang ATMA pilihan. Walau belum menggapai ‘KESADARAN PURNA’, ATMA ini sudah sedemikian luar biasanya.
ATMA inilah yang mula pertama bangun dari istirahat panjangnya. Begitu terjaga, dia tertegun didapatinya seluruh penjuru digenangi oleh Air. ATMA ini sadar, dia menyadari, hanya ada dia satu-satunya yang terjaga. Dia sadar, dia punya kuasa, kekuatan, power yang hebat. Dalam ketercenungannya, dia menyimpulkan bahwa dirinyalah BRAHMAN, TUHAN YANG SESUNGGUHNYA.
Ditengah perasaan meluap-luap itu, tak disangka, dia melihat ‘sesuatu’. Sosok makhluk lain selain dirinya. Yang tengah tidur dengan kepala tertopang oleh tangan kanan-Nya. Dengan damainya, Dia tertidur diatas samudera luas tanpa batas itu.
ATMA ini beringsut mendekat. Dengan serta merta, ATMA ini bertanya :
“Siapakah Engkau ?”.
Yang tengah tertidur, terjaga. Dia tersenyum, penuh kedamaian, dan menjawab, “Aku adalah NARAYANA (NARA = Air, AYANA= Tempat tidur. DIA YANG TIDUR, YANG BERTAHTA, DIATAS AIR. Bandingkan dengan ayat-ayat Bible tentang Roh Allah yang melayang-layang diatas air, juga ayat Al-Qur’an yang menyebutkan Dia sebelumnya bertahta diatas air, kemudian Dia menuju keatas Arsy). Aku adalah VISHNU (YANG ADA DIMANA-MANA). Aku adalah AVATARA BRAHMAN. PERWUJUDAN TUHAN YANG SESUNGGUHNYA. Aku adalah Pencipta, Pemelihara dan Pelebur semesta. Lantas, siapakah kamu ?”.
ATMA ini bingung, namun menjawab juga,”Aku adalah BRAHMAA ( SANG PENCIPTA. Mohon dibedakan dengan BRAHMA. Tanpa vocal ‘a’ double. BRAHMA adalah BRAHMAN. Sedangkan BRAHMAA hanyalah Deva Utama). Akulah BRAHMAN itu, Akukah TUHAN itu. Akulah Pencipta, Pemelihara dan Pelebur itu.”
“Benarkah?”, kata VISHNU.
“Kalau tidak percaya, masuklah kedalam tubuhku. Engkau akan melihat seluruh semesta ini ada didalam tubuhku dan siap terciptakan.”
VISHNU tersenyum, lantas Dia masuk kedalam tubuh BRAHMAA. Didapati-Nya berbagai semesta yang hendak ter-manifestasi-kan, ada disana. Dan, VISHNU-pun keluar.
“Bagaimana?”, tanya BRAHMAA.
“Benar,” VISHNU menjawab,”Tapi, maukah giliranmu sekarang memasuki tubuh-Ku?”
BRAHMAA penasaran, cepat ia memasuki tubuh VISHNU. Disana, BRAHMAA tercengang, karena banyak semesta yang lebih sempurna ada disana. Bahkan banyak pula bentuk-bentuk yang tidak ia ketahui, apa itu. Karena sangat tak terbatas, BRAHMAA kesulitan mencari jalan keluar. Dia tersesat. Dia berteriak,” Aku tidak menemukan jalan keluar. Tolong aku..”
VISHNU tersenyum, Dia berkata,”Sekarang keluarlah! Lewatlah pusar-Ku.”
BRAHMAA akhirnya bisa keluar melalui pusar VISHNU. Begitu keluar, sujudlah dia.
“Engkau benar-benar AVATARA BRAHMAN. Aku percaya sekarang. Dan aku mohon anugerah-Mu. Karena aku keluar lewat pusar-Mu, berilah aku anugerah disebut sebagai putra-Mu.”
“Thathastu (Terjadilah).” Ucap VISHNU.
Karena ‘lahir’ lewat pusar VISHNU, BRAHMAA dikenal juga dengan nama PADMAYONI ( Dia yang lahir dari rahim bunga teratai ).
“Oh, VISHNU. Tiada lagi entitas lain yang berkuasa disemesta ini sekarang selain Engkau dan aku. Apa yang harus aku lakukan?”.
VISHNU berkata,”Jangan salah. Aku mewujud juga dalam perwujudan lain. Dalam AVATARA lain.”
BRAHMAA tercengang. Belum selesai ketercengangan dia, muncullah sosok makhluk yang penuh perbawa. Dahsyat dan menggentarkan. Semburat kesucian merebak. BRAHMAA takjub.
“Siapakah Dia?”.
“Dia-lah perwujudan-Ku yang lain. Dia-lah SHIVA,” jawab VISHNU.
BRAHMAA benar-benar takjub akan permainan Illahi ini. Serta merta ia bersujud kepada SHIVA dan memohon.”Wahai SHIVA, anugerahilah aku, bahwasanya kelak, Engkau akan dikenal sebagai puteraku.”
SHIVA tersenyum dan berkata,”Thathastu (Terjadilah).”
BRAHMAA lantas diangkat sederajat dengan VISHNU dan SHIVA. Ketiganya dikenal sebagai TRIMURTI. BRAHMAA, Sang Pencipta. VISHNU, Sang Pemelihara dan SHIVA, Sang Pelebur. Inilah permainan illahi. BRAHMAN, TUHAN YANG SESUNGGUHNYA ikut bermain dalam sandiwara kehidupan. Mengecoh mereka-mereka yang tidak teliti. Bahkan tidak cukup hanya itu, POWER BRAHMAN, SHAKTI BRAHMAN, ikut Mewujud dalam bentuk fisik. Mewujud dalam bentuk Ibu, dalam bentuk Wanita yang sangat cantik. Dia mewujud sebagai SARASVATI, LAKSMI dan DURGHA.
SARASVATI, adalah Shakti segala Ilmu Pengetahuan. LAKSMI adalah Shakti segala kemakmuran dan kesejahteraan sedangkan DURGHA adalah Shakti segala penghancur, keadilan dan hukum.
SARASVATI mendampingi BRAHMAA. Membimbing BRAHMAA. LAKSMI menyatu dengan VISHNU. Sedangkan DURGHA menyatu dengan SHIVA.
Lengkap sudah permainan indah ini.
Cerita ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang alam semesta,
Maya : Wah, betapa beruntungnya Brahmaa. Karma baik apa hingga dia bisa mencapai kedudukan sedemikian ‘dekat’ dengan AVATARA BRAHMAN seperti itu? Hebat.
Damar : Dengarkan selanjutnya. DEVA BRAHMAA, dititahkan untuk menciptakan benda-benda fisik, jasad-jasad fisik dan semesta sebagai tempat para ATMA yang tengah ‘beristirahat’ untuk melanjutkan evolusi-Nya. Semua atas petunjuk SARASVATI. AVATARA BRAHMAN sendiri. Namun suatu ketika, dia menemui kesulitan. Dia benar-benar kesulitan. Ditengah kebingungannya, tiba-tiba dipangkuannya muncul seorang putra, penuh cahaya. BRAHMAA terkejut. Anak ini meraung, menangis. Tangisannya menggetarkan segenap penjuru. Tangisannya terdengar menggemuruh, terdengar dengan suara AUM. Dia meraung terus. BRAHMAA memberikan-Nya Nama RUDRAA (YANG MERAUNG). Anak ini masih tetap menangis, maka BRAHMAA memberikan-Nya Nama lain, yaitu SARVA, BHAVA, UGRA, BHIMA, PASUPATI, MAHADEVA dan ISHA. Setelah mendapatkan delapan Nama, anak ini berhenti menangis dan menghilang. BRAHMAA sadar, anak tadi adalah SHIVA. SHIVA telah menepati janji-Nya akan lahir sebagai putranya. Dan SHIVA ingin mengajar BRAHMAA, bahwa untuk mencipta semesta, sebuah ‘getaran’, sebuah ‘gelombang’ juga diperlukan. Dan SHIVA mengajarkan satu suku kata yang menggetarkan ‘AUM’. Maka dari itu, SHIVA juga dikenal dengan Nama AUMKARANATA (PENGUASA KALIMAT AUMKARA).
Dengan getaran inilah BRAHMAA mencipta semesta. Dia membuat seluruh materi fisik PRAKRTI terkumpul dalam satu bulatan oval, bulatan telur. Karena bentuknya bulat telur, mirip telur, cikal bakal semesta ini disebut BRAHMAANDA (TELUR BRAHMAA). Setelah itu, BRAHMAA memasuki telur tersebut. Telur yang bersinar keemasan, rahim alam semesta ini dikenal juga dengan nama HIRANYAGARBHA (RAHIM KEEMASAN SEMESTA). Disanalah BRAHMAA memutar telur dari dalam, bermilyard-milyard tahun. Ketika sudah siap, maka BRAHMAA menyentak Telur Semesta ini dengan getaran AUM. Meledaklah telur ini. Suaranya membahana. Pecah menyemburan kesegala penjuru. Maka terciptalah semesta raya ini dengan diiringi suara suci…. AUMMMMMMMMMMMMMMMMMM!.
Maya : Wah, mirip teori sains modern tentang Penciptaan Semesta yang dinamakan TEORI BIG BANG (Teori Ledakan Besar). Ya Tuhan…..
Damar : Veda telah menceritakannya jauh-jauh hari…Lantas setelah semesta tercipta. BRAHMAA pertama-tama menciptakan lima orang putra. Yaitu SANATANA, SANANDA, SANAKA, SANATKUMARA dan SANGKALPA. Namun kelima ATMA ini kurang ‘tenggelam kesadaran-Nya’. Sehingga menolak menjadi Leluhur seluruh makhluk penghuni semesta.
Oleh karena itulah, BRAHMAA menciptakan lagi putra-putra yang lain, yaitu MARICI, ATRI, ANGGIRA, PULASTYA, PULAHA, KRATU, BRGU, VASISTHA, NARADDHA dan DAKSHA. Kesepuluh makhluk suci inilah yang melahirkan jasad-jasad fisik beribu-ribu spesies yang lahir dari sel atau SVEDAJA, beribu-ribu jasad fisik spesies yang lahir dari biji atau UDBHIJJA, beribu-ribu jasad fisik spesies yang lahir dari telur atau ANDAJA serta beribu-ribu jasad fisik spesies yang lahir dari kandungan (mamalia) atau JARAAYUJA. Termasuk wujud fisik spesies Deva dan Asura.
Dan putra yang kesebelas dan kedua belas, yaitu SVAYAMBHUVA MANU dan SATARUPA akan melahirkan wujud fisik spesies yang disebut Manushya. Inilah ADAM dan HAWA….
untuk lebih detailnya bisa membaca dari link diatas….
semoga bermanfaat,
Suksma,
Om Swastyastu sdr. Ngarayana,
Di artikel “Maya Tenaga Material TYME” anda menulis:
Tetapi Brahma dan Siva hanya bisa berbuat sesuai fungsinya masing-masing atas perkenan Visnu. Fakta ini diakui oleh Brahma sesuai dengan Bhagavata Purana 2.6.32; “Srjami tan niyukto’ ham haro hareti tad vasah visvam purusa rupena paripati tri sakti drk”, atas kehendak-Nya, saya mencipta dan Hara (Siva) melebur. Sedangkan Beliau (Visnu) sendiri adalah pengendali mahaperkasa atas segala tenaga mencipta, memelihara dan melebur alam material”.
Beberapa orang suci mengatakan bahwa Brahma memiliki 60% kemahakuasaan Sri Hari, dan Siva adalah pribadi yang paling agung di alam raya ini yang memiliki sampai 80% kehebatan Sri Hari.
nah saya memndapatkan ‘cerita’ yang berbeda lagi dari Rudra Samhita yang termasuk dalam Shiva MahaPurana,
disebutkan:
SHIVA ENLIGHTENS BRAHMA & VISHNU:- “Shiva became very pleased with both of us. He preached us the contents of Veda. Shiva told Vishnuji about the methods by which his (Shiva’s) worship could be done. He revealed to us that Vishnuji actually had manifested from the left portion of his Shiva’s body and myself from the right portion of his body. He also blessed us that he would manifest his incarnation of Rudra from our body and also that the purpose of this incarnation would be to do annihilation. Lord Shiva revealed to us that his consort Uma, was in fact mother Nature and her power in the incarnation of Saraswati would be my consort. Laxmi, who would also manifest from the nature would be the consort of Vishnu.”
http://www.neelkanthdhaam.org/Rspu.html
http://www.urday.com/rudra.html
Ketika membaca Purana ini secara keseluruhan kok sepertinya berbeda dengan apa yang disebutkan oleh sdr. Ngarayana yang diatas (yang saya kutip), jadi bagaimana ini???
Mohon dijelaskan,…… 🙂
Suksma,
Om Swastiastu bli Ari_bcak
Wah berat nih…. 🙂
Bhagavata Purana 2.6.32 memang mengatakan seperti itu, jadi bukan karena pendapat atau kesimpulan dari saya. 🙂 Tapi kalau penjelasan mengenai persentase kekuatan Siva, Brahma dan Visnu itu dari penjelasan dari guru kerohanian. Saya sendiri terus terang tidak pernah menemukan sloka-slokanya.
Untuk menganalisa siapa yang benar dari 2 sumber tadi, terus terang saya tidak sanggup menganalisanya bro… (atau ada sloka-sloka aslinya yang memperlihatkan pertentangannya ga?) karena seperti kita ketahui Sivaism dan Vaisnavaism sudah ada sejak lama. Karena itu saya coba melakukan pendekatan dari umur dan sejarah kedua aliran ini dengan sumber wikipedia;
http://en.wikipedia.org/wiki/Hinduism
http://en.wikipedia.org/wiki/Sivaism
http://en.wikipedia.org/wiki/Vaishnavism
Wikipedia mengatakan sivaism paling tua meskipun dikatakan tidak ada bukti konkrit dan juga sulit mengatakan hal ini, tetapi kalau saya cermati dari penyembahan di catur Veda seperti pengagungan nama “Hari” atau “Narayana” saya menyatakan Vaisnavaism juga tidak kalah tuanya.. Saya belum menemukan kapan kedua aliran Hindu ini terbentuk. Mungkin dengan mengetahui benang merah terbentuknya aliran ini kita bisa mencoba mengerti kenapa ada dua ajaran yang seolah-olah bertolak belakang (kalaupun hanya masalah nama, yaitu Siva atau Visnu).
Vaisnavaism sendiri memiliki 4 garis besar perguruan, yaitu Brahma sampradaya, Lakshmi sampradaya, Kumara sampradaya dan Ludra/Siva sampradaya. Mungkinkah Sivaism lahir dari salah satu ranting perguruan Ludra Sampradaya? Sepertinya pelu kajian lebih jauh lagi.
Namun ada sesuatu yang menarik dalam pengajaran agama Hindu kita saat ini. Kenapa dalam berbagai mantra kita menemukan nama Narayana, yaitu Visnu sendiri? Seperti mantram tri sandya bait ke-2 dimana kita mengakui Narayana adalah Tuhan dan juga di mantra-mantra yang lain untuk menyatakan keesaan Tuhan dalam Hindu kita selalu menemukan kata Narayana (Eka Narayana tan hana dharma mangrua, dll)? Tetapi saya belum pernah menemukan mantra atau slogan keesaan Tuhan dengan menyebutkan Siva.
Dari segi populasi Hindu, Vaisnavaism memang yang paling banyak pemeluknya, sekitar 80% dari total Hindu dan menurut wikipedia ini terjadi karena adanya Hare Krishna movement di seluruh dunia dibawah organisasi ISKCON.
Pada waktu saya ikut aktif di Transendental meditation (TM), saya menyembah Siva dan meyakini Siva sebagai Tuhan. Namun lama-lama entah apa yang terjadi setelah membaca Bhagavad Gita dan beberapa literatur saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri. Dan saya juga membandingkan gambar Visnu dan Siva. Kenapa Siva digambarkan sibuk meditasi, memegang genitri dan hidup sebagai petapa? kenapa Tuhan harus meditsi ya? kepada siapa beliau meditasi?
Demikian juga Brahma, kenapa Brahma memegang genitri dan sibuk duduk meditasi?
Lalu saya bandingkan dengan gambaran dan atribut Visnu dan perwujudannya yang lain… Kenapa Visnu tidak memegang genitri ya? Kenapa Visnu tidak pernah digambarkan meditasi?
Dari penggabaran ini dan juga dari pemahaman literatur dan ditambah lagi dengan perkenalan saya dengan Narayana Smrti Ashram membuat saya semakin condong ke arah Vaisnavaism dan saat ini saya memiliki pemahaman dimana Siva adalah Vaisnava yang paling agung dan oleh karena itu saya memujanya sebagai Maha Guru.
namun yang menjadi persoalan disini adalah;
1. Apakah ajaran Veda bertolak belakang?
2. Apakah ada 2 versi kitab Veda?
3. Atakah karena sistem parampara Veda tidak berjalan sehingga terdapat ulasan-ulasan Veda-veda yang baru yang menghasilkan beda persepsi?
poin 1 dan 2 saya rasa tidak mungkin jawabannya iya karena pengkodifikasi Veda adalah dibawah otoritas satu orang, yaitu Maha Rsi Vyasa dan pada kenyataannya kita memegang catur veda yang sama. namun berbeda dalam kitab-kitab Bhashyam dan juga samhita. Kenapa bisa terjadi?
Yuk cari jawabannya sama-sama… aku juga bingung… 🙂
Maha Rsi Vyasa menyusun kitab purana terakhir pada awal jaman kali yuga berdasarkan wejangan anaknya, Çukadeva Gosvämé kepada parikesit, yaitu Bhagavata Purana yang dikatakan merupakan penjelasan dan ulasan dari lila-lila Tuhan. dapatkan kitab ini dijadikan acuan terakhir?
Sorry bli, ga jawab dan memecahkan masalah.. malah nambah masalah.. coz aju juga bingung mau bilang apa… he..he…
Mungkin pernyataan dari Pada Sevana Bhakti dasa yang ditulis dalam comment di “about me” benar.
Mungkin pernyataan beliau dapat kita renungkan baik-baik untuk dapat mengerti Veda yang maha luas ini..
Om Swastyastu sdr. Ngarayana,
🙂 mari kita belajar sama-sama, saya sebenarnya ‘tidak tertarik’ memberikan komentar akan masalah ini karena memang menurut saya masalah ini adalah masalah pemahaman dan tidak semuanya (dalam Veda) yang bisa kita lakukan/aplikasikan (menurut saya),
Web ini telah banyak membantu saya dan juga dengan jelas sdr. Ngarayana menyebutkan sebagai “try to be Krishna’s devotee“, jadi kenapa membingungkan???
Menurut saya sdr. Ngarayana telah memilih satu ‘jalan’ dan saya mungkin berbeda tapi satu patokan saya yaitu kata “Om” dan ada yang dalam Veda disebutkan,
“Ekam Sat Vipraaha Bahudhaa Vadanti”
Jika sdr. Ngarayana mengajak saya mencari jawabannya????
saya malah lebih bingung lagi…….. 😀
Suksma,
Om Swastiastu bli ari_bcak
Bhagavad Gita 7.8; raso ‘ham apsu kaunteya prabhäsmi çaçi-süryayoù praëavaù sarva-vedeñu çabdaù khe pauruñam nrsu, Aku adalah rasa dalam air, cahaya matahari dan bulan, suku kata Om dalam mantra-mantra Veda; Aku adalah suara di angkasa dan kesanggupan dalam manusia”.
Bhagavad Gita 9.17; “pitäham asya jagato mätä dhätä pitämahaù vedyam pavitram omkära åk säma ajur eva ca, Aku adalah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek. Akulah objek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata Om. Aku juga Rg, Sama dan Yajur Veda”.
Bhagavad Gita 10.25; “maharñéëäm bhrgur aham giräm asmy ekam akñaram yajïänäm japa-yajïo ’smi sthävaräëäm himälayaù, diantara para rsi yang mulia, Aku adalah Bhrgu, diantara semua vibrasi Aku adalah Om yang transenden, diantara korban suci, Aku adalah pengucapan nama-nama suci (japa) dan diantara yang tidak terpindahkan, Aku adalah himalaya”.
Jadi dari tiga sloka Bhagavad Gita ini menegaskan bahwa Om adalah Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. Dan jika bli Ari menyadari sepenuhnya akan kebenaran ini, maka pada dasarnya kita mengarah pada tujuan yang sama bli… he..he..he.. 🙂
Bgi tyang,baik siva maupun visnu,kduany mmang bnar2 avatara dari brahman yg ssungguhny,ini dlhat dri wrna kulit kdua dwata agung ini,dmana wrnanya sama2 biru langit/aga kbiru biruan yg mencerminkan ktidak terbatasan,dan sbnerny siva dan visnu adlah dua intesitas ilahi yg sbnerny dari satu sumber,yaitu avatara brahman yg ssungguhny,dsampng dlht dr wrna kulit kdua dwt agung ini,jga perwjudan HariHaran,dmana dgambrkan stu bdan dmn stngahny visnu dan stengahny siva..dan mengenai siva,bliau jg d knal dgn nama AUMKARANATA,atau penguasa kata AUM..
Mohon diluruskan postingan saya jika keliru dlm mnfsirkanny?! Mohon pencerahannya
Mungkin lebih baik jika kita berpedoman pada sloka-sloka kitab suci Veda. Sebaiknya kita jangan terlalu banyak mengeluarkan pendapat, apa yang ada dalam Veda, itulah yang benar…
nah gto dong jadi orang beragama…. saling menghargai perbedaan karena kita berbeda hanya karena berbeda sudut pandang (bagian veda mana yang di kutip) bagi bhakta siva kuatkan keyakinanmu melalui kitab kitab sivait (purana aliran siva n upanisad lain) lox bhakta krisna baca kitab2 alirannya….. apapun namanya tuhan, dia tetaplah dia…… gitu kalee ya! sory lox salah, maklum baru belajar…. he he he
setuju ma virgo…
SIAPAKAH TUHAN ITU? BRAHMA, WISHNU, ATAU SHIVA???
UNTUK MENDAPATKAN JAWABANNYA KITA PERLU BERMEDITASI DULU…
HAHAHA…DIA BISA DIPAHAMI MELALUI KEHENINGAN..
DAN YG TERPENTING DR PENCARIAN TUHAN ADALAH MELAKSANAKAN TRI KAYA PARISUDHA DLM KEHIDUPAN KITA….
MAAF, ORG AWAM INI IKUT NIMBRUNG DIKIT….
HARI OM TAT SAT…
From the entire content of this blog, this one I like best. I do agree with you all. It makes me believe that We are the same in the differential
Siva adalah pemimpin segala jenis bhuta, hantu dan makhluk halus. Karena itu, nama lain beliau adalah Bhutanatha atau Bhutapati. Oleh karena sangat akhli menari, beliau disebut Natharaja, rajanya para penari.
Meskipun Siva tinggal di tempat-tempat kotor dan bergaul dengan para makhluk halus (bhuta) berperangai jahat, berkehidupan kotor dan menjijikkan dan berkebiasaan buruk, namun beliau tetap dalam keadaan suci. Ini berkat dari karunia Vishnu.
Sri Krishna (Visnu atau Narayana) mengambil wujud Siva dengan maksud secara bertahap mensucikan para jiva yang berkehidupan rendah sebagai bhuta menuju keinsyafan yang lebih tinggi hingga pada akhirnya bisa kembali membina hubungan bhakti (cinta-kasih) yang telah putus dengan-Nya.
Veda yang sivaism adalah untuk golongan bhuta, hantu, dll, mahluk yang harus dibimbing dengan khusus. (Jika) Kita bukan golongan bhuta, maka semestinya kita menghormati beliau sebagai “Vaishnava yatha sambu” (vaishnava yang paling agung). Jangan tambahi kerja beliau dengan kita ikut menjadi bhuta yang harus dibimbing khusus oleh Sivaji.
Yang mungkin kita lakukan adalah sujud dan puaskanlah Siva, maka karunia beliau akan tercurah karena dalam sastra beliau beliau dijelaskan sangat murah hati.
Veda berasal dr bangsa Arya(dr Persia) yg membawa agama Vedic ke India
dimana dalam Veda dewa tertinggi adalah Indra, Shiva tdk ada dalam Veda cuma disamakan dengan Rudra oleh para pengikut Shiva(Shivaism), Vishnu hanyalah dewa minor sbg pembatu Idra dan terkenal dgn tri wikramanya dimana berbeda dengan tri wikramanya dalam avatar Wishnu. Pertentangan antara pengikut Shiva dan Vishnu terjadi karena para brahmana menciptakan dewa2 baru sesuai perenungan dan pemikiran mereka yg di dasrkan pada Veda, sehingga muncul purana2. Hal ini bisa kita lihat dr cerita2 bahwa para brahmana beradu ilmu “Veda”.Brahmana yg satu menjatuhkan brahmana yg lain, dari sinilah lahirnya purana2. Dr brahmana yg bermeditasi pada Vishnu akan merendahkan Shiva dalam purananya demikikian sebaliknya. Dalam Veda hanya ada 33 dewa. Silahkan bertanya pada pengikut Veda murni (kaum Vedic) di India unt membuka wawasan kalian.
Bung Budiman…
Kok ulasan anda merusak sastra yang sebenarnya…
Anda tidak Mempunyai Bukti yg jelas mengenai ulasan anda.
Jelas2 Weda itu Luas, dan di wahyukan lagsung Kepada para maha rsi, Bukan Mengarangnya Bung, wahhh anda nampaknya belum Baca Blog ini daeri atas, Jeg langsung nyemprot.