nama om vishnu-padayakrishna-preshthaya bhu-taleshrimate bhakti raghava swami iti namine
namaste gaura sevayam sada nivedit atmaneyuvadou prabupadardam varnasrama pracharine
Terlahir di Ontario, Kanada pada tahun 1946 dengan menyandang nama kecil Real L. J. Gagnon. Beliau adalah salah satu jajaran guru kerohanian Veda dalam garis perguruan (parampara) Brahma Gaudya Vaisnava.
Latar belakang pendidikan Katolik yang beliau dapat dari keluarga dan lingkungannya mengantarkan beliau untuk memperdalam ilmu teologi pada sebuah Seminari disamping juga sebelumnya aktif dalam komunitas bela diri Karate. Oleh komunitas Katoliknya, beliau diharapkan akan menjadi seorang Pastur. Namun setelah berkenalan secara tidak sengaja dengan seorang penganut Veda menyebabkan beliau semakin terpancing untuk bersentuhan dan menggali ajaran Veda secara lebih mendalam. Akhirnya pada tahun 1974 beliau secara resmi menjadi penganut Hindu di bawah naungan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “Hare Krishna”. Pada tahun 1976 sampai tahun 1992 Maharaj Bhakti Raghava Swami menetap di India untuk semakin memantapkan dan memperdalam pemahaman ajaran Veda-nya.
Wujud kegigihan dan penyerahan dirinya yang tulus dalam memperjuangkan nilai-nilai Dharma salah satunya dibuktikan pada saat beliau berusaha mempertahankan arca Radha-Krishna dari serangan para perampok bersenjata lengkap di sebuah mandir di India. Meskipun tanpa senjata, Maharaj Bhakti Raghava langsung masuk ke ruang arca dan menyelamatkan arca tersebut dari rebutan para penjahat. Naas bagi beliau saat penjahat tersebut melempar geranat. Meski cidera berat dan harus kehilangan satu kaki karena harus diamputasi, namun beliau tidak pernah menyesali kejadian tersebut. Bahkan beliau memandang kejadian tersebut sebagai sebuah karunia khusus dari Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna yang bisa menghantarkan beliau menjadi seorang guru kerohanian yang bona fide.
Melanjutkan misi Srila Prabhupada, beliau ditugaskan untuk melanjutkan program Varnasrama yang bertujuan membangun peradaban manusia yang sesuai dengan ajaran Veda. Yaitu berdasarkan prinsip-prinsip catur varna yang benar, bukan berdasarkan prinsip catur kasta yang sama sekali sudah sangat menyimpang dari apa yang disampaikan dalam Veda. Bertindak sebagai pemimpin gerakan Varnasrama, sampai saat ini beliau sudah memprakarsai beberapa proyek percontohan dan seminar Varnasrama di berbagai Negara. Mulai dari India, Kamboja, Kanada, Skotlandia, Amerika sampai pada Indonesia. Pada tanggal 31 Juli dan 1 Agustus ini beliau juga akan mengisi seminar Varnasrama di Ahram Sri Gauranga Sankirtana, Jln. Tukad Balian No.108, Renon, Denpasar. Bagi anda yang berminat menghadiri acara ini, dipersilahkan datang dan mengikuti seminar secara free.
Pada tahun 2003, Maharaj Bhakti Raghava menetap di Yogyakarta, Indonesia. Beliau menyadari bahwa Yogyakarta adalah salah satu kota pendidikan terpenting di Indonesia. Untuk mengimbangi pendidikan material yang diperoleh oleh siswa dan mahasiswa dengan pendidikan rohani, beliau membangun sebuah Ashram yang saat ini dikenal dengan sebutan Narayana Smrti Ashram. Dibantu oleh Bapak Budi Raharjo, Bapak Suryanto dan Wawan Julianto, sampai saat ini Narayana Smrti Ashram sudah menelorkan beberapa alumni yang juga merupakan alumni perguruan-perguruan tinggi favorit di Yogyakarta. Beberapa alumni tersebut antara lain adalah: Gusti Ngurah Agus Hari Narayana (Acyuta Krishna Dasa), yang saat ini mengabdi di Pemda Klungkung, Ni Putu Eka Marliana (Visaka Devi Dasi) yang menjadi PNS di STAH (Sekolah Tinggi Agama Hindu) Tampu Penyang Palangkaraya, Jumiati (Candravali Devi Dasi) yang menjadi pengusaha dalam bidang Tenaga Kerja di Jakarta, Suryanto, M.Pd (Suryalocana Dasa) yang merupakan alumnus sekaligus pengurus dan saat ini menjadi Dosen tetap di STAH Tampu Penyang, Palangkaraya, Made Purna Ananda (Pralada Ananda Dasa) yang saat ini bekerja di Bank Sinar di Bali, Ketut Saci Dewi (Saci Mata Devi Dasi) menjadi Bidan di Jakarta, Komang Astuti (Radhe Siromani Devi Dasi) menjadi Wirausaha dan ibu rumah tangga di Bali, I Gede Swardana (Garuda Dasa) sedang menjalani program doktoral di UGM dan juga merintis Wirausaha, Kadek Dendi Partha (Dhanur Dhana Dasa) menjadi seorang programmer, Wawan Yulianto, S.Ag (Virabhadra Dasa) meniti karis sebagai PNS di Departemen Agama Pusat, Jakarta, I Nyoman Kusuma Wardhana yang sedang program S2 dan S3 di Italia dan beberapa alumni lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Maharaj Bhakti Raghava sendiri selama tinggal di Narayana Smrti menempuh program S2 di UNY dan menelurkan sebuah thesis yang sangat erat kaitannya dengan misi Varnasrama, yaitu tentang perbandingan sistem pendidikan Gurukula di Hindu dengan sistem pendidikan Pesantren di Indonesia. Menurut beliau, sistem pendidikan Pesantren ternyata merupakan adopsi dari sistem pendidikan Gurukula Hindu. Namun sayang sistem pendidikan Gurukula yang adiluhur tersebut terlupakan oleh penganut Hindu di Indonesia khususnya.
Disamping membangun Narayana Smrti Ashram, Maharaj Bhakti Raghava juga membangun beberapa ashram di beberapa daerah di Indonesia. 2 proyek beliau yang cukup besar ada di Lampung dan di Kalimantan. Disana beliau membangun percontohan perkampungan Veda dengan sistem Varnasrama dan eco village-nya. Perkampungan yang terletak di kabupaten Tulang Bawang di Lampung bernama Gita Nagari Baru atau biasa disingkat GNB dan di Kalimantan disebut Gita Sagari Baru (GSB). Sampai saat ini kedua perkampungan tersebut sudah berkembang dengan pesat. Bahkan di GNB sudah dibangun sebuah sekolah SD yang berasaskan pada Veda. Jika dilihat dari proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah terhadap Hindu, mungkin dapat dikatakan proyek swadaya ini jauh lebih sukses.
Meskipun secara fisik Maharaj Bhakti Rahagava sudah tidak normal lagi, namun beliau masih tetap bisa mengemban tugas guru beliau dan melaksanakan serta menyebarkan ajaran Veda dengan sempurna. Semoga semangat tersebut dapat mengalir dalam diri kita sebagai generasi muda Hindu untuk selalu belajar dan mengemban prinsip-prinsip Veda dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Sujud hormat hamba kepada Guru Maharaj Bhakti Raghava, guru kerohanian hamba yang tercinta yang telah memberikan penerangan pada diri hamba yang gelap gulita ini.
My Pranam to you Guru Maharaj
Dandavat,-
thank info nya, Hb
Luar Biasa……
Salam hormat saya….
smg kita bisa mengikuti jejaknya salam hormat
luar biasa emang……..Bhakti Raghava Swami beralih
Hindu krna memang menemukan Dharma yg sbnrnya, ia tdk ragu mendedikasikan sglanya utk Hindu : Nyawa, harta bnda, tenaga fikiran pokoknya sglanya buat Hindu.beda dgn kita yg memeluk Hindu krna orang tua kbetulan Hindu stelah dewasapun kita mgkn bisa beralih dari Hindu.
Smoga Bhakti Raghava Swami bisa mnjd tauladan bagi kita smua
namas te,
wah yg disebutin itu sptnya alumni gurukula plus plus. kalo alumni gurukul yg murni ya lulus jd brahmin (brahmana varna) yang svadharmanya preaching (pendharma vacana) dan jd pujari, hotri (pemimpin upacara) dll.
kita di indonesia sangat sedikit yang berminat 100%. sebagai contohnya hingga saat ini belum ada (semoga ntar lg ada) seorang hindu yg menjadi sannyasi (sannyasa asrama). lain dengan orang barat yang mengkin lebih muda mengenal hindu namun sudah banyak sannyas. para sulinggih kita saat inipun hanya grhasta asram dan brahmana varna.
beberapa tahun lalu di bali sudah ada yg mencalonkan namun akhirnya gagal jg. pdhl bliau brahmacari yg mantap. strike. akhirnya memutih. jd grahasta jg.. rencananya dr brahmacari (naistiki) langsung sannyasa.. tapi sekarang brahmacari –> grahasta–> …????? vanaprasta –>sannyas?? atau mentok di grahasta??? kabanyakan mentok d grahasta.. apa sbnarnya penyebabnya? apa benar kondisi sosial ekonomi budaya kita tdk mendukung??
meskipun sastra menyatakan varnasrama apapun bs mencapai pembebasan bahkan dr kelahiran paling berdosa skalipun.. tetapi knp indonesia ?? ngiring mabligbagan dumun.. coba bayangkan sejenak kalo ada satu saja maharaj dr indonesia.. jai ho..
mangalam astu,-
@ sri aarti
Namaste
Kalau di Narayana Smrti Ashram memang rata-rata adalah mahasiswa dan pelajar, jadi wajar kalau dari Ashram sini rata-rata memang jarang yang ke arah Brahmin murni, tetapi setidaknya mereka telah dibekali pondasi agama yang cukup agar tidak “paid bangkung dan paid kaung”.
Iya memang benar bahwasanya di Indonesia memang sangat jarang ada yang bisa seperti orang Barat yang padahal baru mengenal Veda tetapi sudah bisa mencapai kedudukan yang tertinggi sebagai Sannyasi. Hal ini mungkin tidak lepas dari faktor budaya dan lingkungan. Di Barat masyarakatnya sangat individualis dan kebebasan pribadi sangat dijunjung. Karena itu pula tidaklah sulit bagi orang Barat untuk pindah dari satu keyakinan ke keyakinan yang lain. Mereka juga tidak akan terlalu mempermasalahkan keyakinan anggota keluarganya, apa lagi masyarakat yang lain… Beda dengan di Indonesia yang sangat sosialis dan biasa main kroyokan… beda keyakinan dianggap sesat, beda agama dianggap kafir…
Demikian juga dengan para penekun spiritual kita di Bali. Masyrakat sosialis masih memandang orang yang Brahmacari full adalah orang menyimpang, masih sering ada pengaruh-pengaruh negatif dari masyarakat sekitar yang sangat kuat menarik kita dari jalan spiritual.. Yah.. mudah-mudahan dengan semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan spiritual, suatu saat akan muncul seorang sanyasi suci yang mampu menjadi mercusuar kehidupan beragama kita di Indonesia.
Salam,-
Hari ini tertanggal 25 September 2010 , di TVRI Sumut telah terlaksana dengan sukses Acara Hari Nama Sankirtan , nampaknya semua pihak merasa senang , berarti tak lama lagi , Sri Krsna berkenan berstana di Medan , semoga saja His Holiness berkenan memberkati…
Jay H H Bhakti Raghava Maharaj. Ngak ada kata lagi yang bisa diungkapkan atas pengabdian beliau karena saking mulianya.
Bhakti Raghava Svamine namo namas te
Selama jadi grahasta dan bekerja mencari nafkah, kayaknya tidak mungkin menghasilkan acharya, tul gak?