Yth. Bli Putu
Pertanyaan susah karena saya tidak tahu sastra mengenai mimpi bli. Tetapi dari apa yang saya pahami dari sudut pandang ilmiah, mimpi mencerminkan kondisi tubuh dan kejiwaan kita. Mimpi dapat memberikan gambaran mengenai akumulasi pengalaman masa lalu, seperti misalnya rasa takut, resah, stress mungkin akan dapat memberikan mimpi yang menyedihkan karena kita dihantui oleh perasaan itu. Namun kondisi yang sama juga bisa saja memberikan pengalaman mimpi yang berkebalikan, yaitu menyenangkan karena kita menginginkan kondisi itu terjadi. Seperti kita ketahui, fase tidur dapat dibagi menjadi 2, yaitu NREM (Non Rapid Eyes Movement) dan REM (Rapid Eyes Movement). NREM dapat dibagi menjadi 4 tahap sebelum selanjutnya bergeser ke fase REM. Secara singkat tahapan-tahapan tersebut dimulai dari relaksasi badan yang dimulai dari otot kelopak mata, lalu menyebar pada otot-otot lainnya sebagai tanda otak kita juga semakin relex. Selanjutnya diikuti oleh penurunan aktifitas jantung dan pernafasan. Pada fase terdalam dari NREM, sejumlah penelitian menjelaskan badan kita akan mengalami puncak dalam hal regenerasi sel-sel tubuh dan juga perkuatan imunitas. Tetapi saat fase NREM bergeser ke fase REM, maka tidur akan diwarnai dengan gerakan ritme kelopak mata dan juga peningkatan aktifitas otak, detak jantung dan nafas tidak teratur. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa mimpi terjadi pada tahap REM. Dengan kata lain tidur sudah tidak sebaik saat fase terdalam NREM. Sehingga dengan demikian, secara teori, kondisi tidur dengan NREM terpanjang sehingga tanpa mimpi pada dasarnya adalah kondisi tidur terbaik karena pada saat itulah tubuh kita mengalami recovery secara optimal.
Pola hidup vegetarian, latihan meditasi, dan menjaga pikiran bebas dari stress adalah cara terbaik untuk mencapai NREM. Sehingga dengan demikian, langkah apa yang sudah bli mulai terapkan adalah sebuah kemajuan yang luar biasa.
Salam,-
Recent Comments