Dilaporkan oleh: Kumudaksa Dasa dari Siem Reap, Kerajaan Kamboja.
Senter Hare Krishna kami di Siem Reap yang terletak dekat ashram Vishnu setempat. Ashram ini bertetanggaan dengan senter Hare Krishna di desa Krasang, Komune Chreav di Provinsi Siem Reap. Beberapa anggota dari komunitas Vishnu ini memiliki rumah dekat ashram utama, beberapa tinggal di daerah lain di Kamboja seperti Phnom Penh dengan pendirinya yang mendapat wahyu di tahun 1992. Setelah belajar lewat pura-pura kuno lainnya di Siem Reap pendiri tersebut memutuskan untuk memindahkan ashram ke Siem Reap ke tempat yang sekarang. Mereka memuja Tuhan Vishnu sebagai Tuhan yang tertinggi seperti yang diajarkan oleh sang pendiri. Sang pendiri tersebut telah meninggal dunia dan sekarang seorang laki-laki yang dikenal sebagai Lok Ta menjadi pemimpin barunya. Tak jauh ashram itu juga mempunyai sebuah goshala.
Pada Tithi Purnima, Trivikrama Masa, Selasa tanggal 2, 2015, HH RP Bhakti Raghava Swami Maharaj, Menteri dari ISKCON Daiva Varnasrama di India mengunjungi ashram lokal orang Kamboja bersama dua penyembah yang melayani di Kamboja, Sriman Kumudaksa das dan Sriman Vishnurata das. Pada kesempatan ini ada beberapa poin yang didiskusikan antara Maharaj dan ketua ashram Lok Ta.
Maharaj bertanya apakah Lok Ta berhubungan dengan kelompok Hindu lokal lainnya atau pemuja Tuhan Vishnu di Kamboja. Lok Ta menjawab kalau hal itu sangat jarang dikarenakan orang Khmer modern telah melupakan tradisi lama mereka atas pemujaan ini. Lok Ta menambahkan bahwa dia tidak tahu apa ada kelompok lain yang serupa yang sama seperti yang ia praktekkan sekarang.
Para anggota berasal dari provinsi-provinsi yang berbeda yang berhubungan dengan ashramnya. Mereka sebagaian besar berhubungan keluarga seraya mereka mempraktekkan pemujaan Tuhan Vishnu ini dari generasi ke generasi untuk menjaga kepercayaan dari para leluhur mereka. Maharaj bertanya apakah praktik mereka berdasarkan beberapa sumber buku pengetahuan seperti Bhagavad Gita. Lok Ta mengatakan mereka tidak belajar dari jenis sastra tertulis seperti itu namun mengikuti langsung instruksi dari sang pendiri yang menerima langsung wahyu dari Tuhan. Maharaj kemudian bertanya mengenai tujuan akhir dari hidup mereka. Untuk hal ini Lok Ta menjawab mereka ingin memperoleh kebahagian baik secara jasmani dan rohani. Lok Ta menambahkan kalau mereka sesungguhnya mempraktikkan agama Buddha (Mahayana) dan Brahmanisme (Praktik Veda), karena mereka mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan Buddha juga Tuhan Vishnu sendiri. Arca di altar utama adalah Vishnu yang berlengan banyak dengan gambar Tuhan Buddha di atas kepala. Dia menjelaskan kalau ini sebenarnya Tuhan Vishnu yang berinkarnasi sebagai Boddhisattva Avalokiteshvara. Lok Ta menambahkan lagi bahwa Tuhan Kalki akan segera muncul di bumi ini dan membuat bumi ini menjadi dunia spiritual. “Saat ini kita sedang menunggu kedatangan Tuhan dan hal itu tidak lama lagi.” , Lok Ta menjelaskan dalam Bahasa Khmer.
Program harian yang mereka laksanakan di ashram ialah mengobati masyarakat dari berbagai penyakit yang berbeda dan juga memberikan pedoman dalam hal psikologis menurut dharma.
Maharaj berkesempatan untuk mengundang Lok Ta untuk mengunjungi beberapa temple Krishna lainnya di India, sebagai sumber dan asal Vaishnavisme dan Tuhan Vishnu. Maharaj kemudian berbicara mengenai kampanye OM Sri Surabhi yang diinisiasi oleh IDVM-India dan memberikan Lok Ta sebuah pamflet yang menjelaskan kampanye untuk membantu membawa keberuntungan global. Lok Ta juga mengatakan mereka juga memberikan rasa hormat yang paling besar kepada sapi-sapi seperti yang pendiri mereka instruksikan kepada para anggota untuk melindungi sapi-sapi dan sekarang mereka mempunyai satu goshala dengan 9 sapi.
Anggota dari komunitas mereka tidak diijinkn memakan daging sapi. Tidak ada kompromi untuk aturan ini, jika tidak Tuhan Vishnu tidak akan membantu mereka dalam kesulitan apapun. Saat Maharaj mendiskusikan lebih banyak tentang Ibu Surabhi, Lok Ta menyebutkan bahwa mereka juga mengerti bahwa Ibu Surabhi adalah sapi asli yang muncul dari pengocokkan laut. Mereka menyebut Ibu Surabhi dengan nama yang sama dengan aksen yang sedikit Khmer ‘so-reea-phey’. Sisi depan dari ashram mereka ialah tempat khusus dengan sebuah patung kura-kura; mereka mengerti bahwa itu adalah Kurma Avatara, sumber dari segala sesuatu.
Di akhir pertemuan, Maharaj menyampaikan rasa senangnya telah bertemu Lok Ta, yang membalas dengan positif. Kami kemudian pamit untuk pergi.
Om Sri Surabhyai namah!
Recent Comments