[anti-both]
Śiṣya: Sekarang mohon Guru menjelaskan cara Veda menetapkan skala sang waktu.
Guru: Veda menyebut unsur materi paling kecil sebagai paramanu atau atom. Selanjutnya dijelaskan sebagai dalam Bhagavata Purana 3.11.6-8: “Dua paramanu (atom) berkombinasi menjadi satu atom dobel, tiga atom dobel, berkombinasi menjadi hexsatom atau trasarenu. Hexsatom ini terlihat dalam sinar matahari yang masuk ke dalam kamar melalui celah jendela. Ia nampak bergerak melayang ke arah langit. Dijelaskan bahwa lamanya waktu yang diperlukan oleh 3 hexsatom (traserenu) untuk berkombinasi atau bersatu disebut satu truti. Dikatakan satu truti sama dengan satu detik di bagi 1.687, 5. Selanjutnya 100 truti = 1 veda; 3 veda = 1 lava; 3 lava = 1 nimesa; 3 nimesa = 1 ksana; 5 ksana = 1 kastha; dan 15 kastha = 1 laghu. Berdasarkan perhitungan jam sekarang, 1 laghu = 2 menit. Kemudian 15 laghu = 1 nadika atau 1 danda. 2 danda = 1 muhurta. 6 atau 7 danda = ¼ hari atau 3 jam; 3 jam = 1 yama; 4 yama = 1 hari atau malam bagi manusia di Bumi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa 15 hari siang dan malam = ½ bulan. Dan 2 kali 15 hari siang dan malam = 1 bulan. 1 bulan manusia di Bumi = 1 hari di Pitha-loka, planet para leluhur saleh. Kemudian 2 bulan = 1 musim; 6 bulan = jangka waktu sang surya dari selatan (daksina yana) ke utara (uttara yana); 2 kali perjalanan sang surya ini atau 2 kali 6 bulan = 1 tahun manusia. I tahun manusia = 1 hari para dewa yang tinggal di svarga loka. Sehingga 1 tahun dewa = 360 tahun manusia (dianggap 1 tahun = 360 hari).
Śiṣya: Di Bumi kita menghitung rentang sang waktu menurut istilah detik, menit, jam, hari, bulan, tahun dan abad. Bagaimanakah standar jangka sang waktu yang berlaku di alam semesta material dihitung?
Guru: Di alam semesta material ini berlaku standar waktu menurut hitungan para dewa yang tinggal di susunan planet svarga loka sebab para dewa pengendali urusan material yang menjadi pejabat-pejabat pemerintahan alam semesta. Dikatakan bahwa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, 1 hari dewa = 360 hari manusia. Atau 1 hari dewa = 1 tahun manusia di Bumi. Kita dapat menghitung sendiri berapa lama 1 detik, 1 menit, 1 jam, 1 hari dan seterusnya menurut ukuran kita di Bumi.
Śiṣya: Lalu apa hubungannya sang waktu dengan keberadaan alam semesta material atau prakrti ini Guru?
Guru: Poin yang anda harus selalu ingat adalah sang waktu senantiasa ada, sebab ia adalah Tuhan Yang Maha Esa sendiri yang kekal abadi. Ketika nanti pada saat pralaya seluruh alam semesta ini binasa oleh sang waktu. Sang waktu akan terus ada berupa proses penciptaan alam semesta berikutnya setelah proses penciptaan selesai sang waktu tetap ada berupa proses pemeliharaan alam semesta setelah bertahan beberapa lama alam semesta material inipun kembali di lebur. Jadi dalam hubungannya dengan keberadaan alam semesta material (prakrti) ini. Siklus perjalanan sang waktu adalah silih bergantinya proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan alam semesta itu sendiri. Ini sesuai dengan pernyataan Sri Krishna bahwa seluruh alam semesta ini ada di bawah pengendalianNya, atas kehendakNya alam semesta ini diciptakan berulang-ulang dan atas kehendakNya pula alam semesta dilebur berulang-ulang (Bg.9.8). Menurut Veda, alam semesta material ini tercipta ketika Brahma, sang pencipta dunia fana lahir. Sebab, (a) Brahma adalah mahluk hidup pertama yang muncul di alam semesta material. Dia lahir dari bunga padma yang tumbuh dari bunga padma yang tumbuh dari pusar Garbhodakasayi Visnu. Menurut Jyotisastra, Brahma lahir dari bunga padma itu pada bulan Maret menurut perhitungan manusia saat ini. (b) Brahma menciptakan alam ini dengan membagi bunga padma tempat kelahirannya menjadi 14 susunan planet untuk tempat tinggal segala mahluk hidup. Berdasarkan data yang tercantum dalam pustaka Veda itu sendiri. Alam semesta material kita ini tercipta sekitar 155 triliun 520 miliar tahun yang lalu.
Śiṣya: Dapatkah anda menjelaskan perhitungannya bagaimana angka 155 triliun 520 miliar tahun ini diperoleh?
Guru: Dikatakan bahwa Brahma hidup selama 100 tahun. 1 Hari Brahma yang lamanya 1000 kali catur yuga (perhatikan Bg.8.17) disebut 1 kalpa. Catur yuga berlangsung selama 4.320.000 tahun sehingga 1 kalpa = 4.320.000.000 tahun. Dengan ketentuan bahwa 1 tahun = 360 hari maka Brahma hidup selama 100 x 360 hari x 2 x 4.320.000.000 = 311.040.000.000.000 tahun. Dikatakan lebih lanjut bahwa separuh dari usia Brahma, yaitu 50 tahun telah berlalu dan kini Brahma sudah memulai usianya yang ke 51 tahun. Karena itu diperkirakan alam semesta material kita ini tercipta 311.040.000.000.000 : 2 = 155.520.000.000.000 tahun yang lalu.
Śiṣya : Di bumi kita memiliki nama-nama hari seperti senin, selasa, rabu dan sebagainya. Apakah kalpa dewa Brahma juga memiliki hari-hari seperti kita?
Guru: Ya.. dalam Veda disebutkan nama-nama Kalpa Brahma berdasarkan kejadian yang mengawali Kalpa. Misalnya ketika Brahma muncul dari bunga Padma yang muncul dari pusar Garbhodakasayi Visnu itu disebut Pitr-kalpa atau Brahma-kalpa. Ketika Brahma membagi bunga padma tempat kelahirannya menjadi 14 susunan planet, itu disebut Padma-kalpa. Ketika Brahma bersin, Varaha-avatara yang berbulu putih putih muncul dari hidungnya. Sang avatara kemudian mengangkat planet Bumi yang tenggelam ke dalam samudra Garbha dan itu disebut Varaha-kalpa. Dan sebagainya.
Śiṣya: Anda mengatakan bahwa 1 hari Brahma yang disebut 1 Kalpa sama dengan 1000 kali catur yuga. Apakah ini berarti bahwa dalam kalpa, keempat yuga datang dan berlalu silih berganti sebanyak 1000 kali?
Guru: Betul anakku, sebelumnya kita sudah membahas bahwa catur yuga yang diibaratkan 4 musim universal yang datang dan berlalu silih berganti adalah siklus perjalanan sang waktu di alam semesta material. Itu berarti jaman Kali yang sekarang kita sebut abab modern sesungguhnya telah pernah terjadi di masa silam. Ini berarti pula bahwa peradaban yang serupa dengan peradaban modern sekarang telah pernah terjadi berulang kali di masa lampau. Fakta ini ditunjukkan oleh sisa-sisa peninggalan purba yang telah berusia puluhan dan bahkan ratusan juta tahun.
Śiṣya: Jika Brahma saat ini baru menginjak usianya yang ke 51 tahun. Apakah ini berarti masa Kali Yuga yang sekarang kita alami adalah termasuk dalam hari atau kalpa pertama dari usia Brahma yang ke-51 tahun ini?
Guru: Ya, nampaknya demikian. Sebab Veda menyatakan bahwa Brahma hidup selama 2 parardha. 1 parardha = 50 tahun, sehingga 2 parardha = 100 tahun. 1 paradha dari usianya ini telah lewat dan Brahma kini berada pada awal paradhanya yang ke-2. Dikatakan kalpa pertama dari paruh ke-2 (Paradha kedua kehidupan Brahma dikenal sebagai Varaha kalpa sebab kepribadian Tuhan YME muncul pada awal kalpa tersebut sebagai Varaha Avatara – Bhag.3.11.37). Ini berarti masa kali yuga yang sekarang kita alami termasuk dalam hari atau kalpa pertama dari usia dewa Brahma yang ke-51 tahun.
Śiṣya: Jika demikian, masa kali yuga yang kini sedang berlangsung termasuk dalam perputaran catur yuga yang ke berapa dari 1000 kali perputarannya dalam 1 hari Brahma?
Guru: Tentang hal ini berdasarkan data yang tercantum dalam Veda, masa kali yuga yang kini sedang berlangsung dan kita sebut sebagai jaman modern termasuk dalam perputaran catur yuga yang ke-454 dari 1000 kali perputarannya dalam 1 hari dewa Brahma.
Śiṣya: Dapatkah anda menjabarkan bagaimana angka 454 ini diperoleh?
Guru: Veda menjelaskan bahwa dalam 1 kalpa Brahma yang lamanya 4.320.000.000 tahun memerintah 14 manu secara bergantian. Jadi setiap manu memerintah selama 4.320.000.000 : 14 = 308.571.429 tahun. Oleh karena 1 catur yuga lamanya 4.320.000 tahun, maka selama pemerintahan 1 manu yang disebut manvantara, catur yuga berputar sebanyak 308.571.429 : 4.320.000 = 71 kali (dibulatkan). Dikatakan bahwa dalam hari Brahma yang kini sedang berlangsung, 6 manvantara telah berlalu dan kita sekarang sedang berada dalam manvantara yang ke-7. Dalam manvantara yang ke-7 ini, kita berada dalam perputaran catur yuga yang ke-28. Karena itu kali yuga yang kita alami sekarang termasuk dalam perputaran catur yuga yang ke (6 x 71 + 28) = 454.
Śiṣya: Anda mengatakan bahwa kita sekarang berada dalam manvantara yang ke-7. Apa nama manvantara ini dan kapan pemerintahannya akan berakhir?
Guru: Manvantara ke-7 ini disebut Vaivasvata manvantara atau masa pemerintahan vaivasvata manu. Sebenarnya nama manu yang ke-7 ini adalah Sradhadeva. Oleh karena dia adalah putra Vivasvan, dewa matahari (Surya) maka dia diberi nama Vaivavata. Sampai saat ini Vaivasvata manu telah memmerintah selama (27 kali catur yuga + 3 yuga yang telah lewat dan masa kali yuga yang telah lewat) atau 160.640.000 + 3.888.000 + 5114 = 120.533.114 tahun. Oleh karena setiap manu memerintah selama 71 kali catur yuga, maka vaivasvata manvantara atau pemerintah vaivasvata manu akan berakhir setelah catur yuga berputar sebanyak (71-28) = 43 kali lagi atau vaivasvata manu masih memerintah selama 185.760.000 tahun lagi.
Śiṣya: Dalam Bhagavad Gita 4.1 Sri Krishna berkata bahwa Beliau mewejangkan Bhagavad Gita kepada dewa Matahari, Vivasvan di masa silam. Kemudian Vivasvan mengajarkan Bhagavad Gita kepada putranya Manu (yaitu Vivasvata manu). Selanjutnya Manu mengajarkan Bhagavad Gita kepada putranya Iksvaku, Raja di Bumi. Berhubungan dengan hal ini, sejak kapankah sebenarnya Bhagavad Gita diajarkan di masyarakat manusia?
Guru: Di dalam Mahabharata Santi Parwa 348.51-56 dikatakan sebagai berikut, “Pada awal Treta Yuga, pengetahuan spiritual, Bhagavad-gita ini diwejangkan oleh Vivasvan kepada Manu, leluhur umat manusia. Kemudian Manu mengajarkan pengetahuan spiritual ini kepada putranya Visvaku, Raja Planet Bumi. Karena itu, pengetahuan spiritual (Bhagavad-gita) ini sudah diajarkan di masyarakat manusia sejak pemerintahan Raja Iksvaku. Treta Yuga berlangsung selama 1.296.000 tahun, kemudian Dvapara Yuga berlangsung selama 864.000 tahun Kedua yuga ini telah berlalu, sementara itu Kali Yuga telah berlangsung selama kurang lebih 5.113 tahun. Jadi, Bhagavad-gita sudah ada dan diajarkan pada masyarakat manusia selama kira-kira (1.296.000 + 864.000 + 5.114) = 2.165.114 tahun yang lalu.
Śiṣya : Kemudian Sri Krishna berkata lagi (Bg. 4.2), bahwa dalam perjalanan Sang Waktu pengetahuan spiritual Bhagavad-gita ini tidak ada lagi karena jalur parampara-nya terputus, maka Sri Krishna mewejangkan Bhagavad-gita kepada bhaktanya, Arjuna. Lalu menurut perhitungan jyotisa Veda ini, kapankah Bhagavad-gita diwejangkan kembali oleh Sri Krishna kepada Arjuna?
Guru : Kita telah membahas bahwa Kali-yuga mulai 3.102 SM, ketika Maharaja Pariksit naik takhta kerajaan Hastina Pura. Bhagavad-gita diwejangkan di medan Kuruksetra 32 tahun sebelum Pariksit dinobatkan sebagai Raja Dinasti Kuru. Sementara itu, tahun masehi sudah berlangsung selama 2012 tahun, jadi Bhagavad-gita diwejangkan kepada Arjuna kira-kira (3.102 + 32 + 2012) = 5.146 tahun yang lalu.
Śiṣya: Anda mengatakan bahwa dalam satu kalpa, Brahma memerintah secara bergantian 14 Manu, atau dalam satu hari Brahma berturut-turut ada 14 Manvantara, pemerintahan Manu. Dapatkah anda menyebutkan nama-nama Manu ini?
Guru : Adapun nama-nama keempat belas Manu dimaksud berturut-turut dari Manu pertama sampai ke-14 adalah: Svayambhuva, Svarocisa, Uttama, Tamasa, Raivata, Caksusa, Sraddhadeva, Savarni, Daksa Savarni, Brahma Savarni, Dharma Savarni, Rudra Savarni, Deva Savarni, Indra Savarni. Sebagaimana saya telah jelaskan bahwa yang memerintah sekarang adalah Manu yang ke-7, bernama Sraddhadeva. Oleh karena dia adalah Putra Dewa Matahari, Vivasvan, maka pemerintahannya disebut Vaivasvata Manvantara.
Śiṣya : Saya belum mengerti secara jelas apa hubungan antara keberadaan Manu atau Manvantara dengan perjalanan Sang Waktu.
Guru : Pada diskusi sebelumnya kita telah mengerti bahwa pada perjalanan Sang Waktu dalam hubungannya dengan keberadaan alam semesta material adalah silih bergantinya proses penciptaan, pemeliharaan, dan peleburan. Dalam hal ini, keberadaan Manu atau Manvantara terkait dengan proses pemeliharaan alam semesta material. Menurut Veda, proses pemeliharaan alam semesta material dilakukan oleh pemerintahan alam semesta, yang unsur-unsurnya adalah: a. Manu, bertugas menangani pelaksanaan lembaga Varnasrama dharma, yang menjadi fondasi peradaban Veda. B. Manvantara Avatara, Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna yang turun ke dunia fana sebagai Visnu Avatara dalam setiap Manvantara untuk melantik pejabat pemerintahan alam semesta dan mengawasi mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya. C. Indra bertindak sebagai kepala para dewa pelaksana pemerintahan alam semesta. D. Para dewa pengendali pemerintahan yang mengendalikan berbagai departemen. E. Sapta Rishi, tujuh Rsi yang bertugas mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip dharma dan bertindak sebagai dewan penasihat Manu, Indra, dan para dewa pejabat pemerintahan alam semesta. Begitulah, oleh karena ada pengatur yakni pemerintahan alam semesta, maka segala sesuatu di alam material ini berlangsung secara teratur. Berbagai musim datang silih berganti secara teratur. Siang dan malam datang tepat dan teratur. Berbagai jenis makhluk memperoleh makanan secara teratur sesuai jatahnya, dan mereka hidup serta berhubungan satu dengan yang lain secara harmonis.
Śiṣya : Tetapi kaum intelektual modern saat ini berteori bahwa keteraturan yang tampak dalam berbagai aspek kehidupan di alam material ini bukan disebabkan oleh adanya pemerintahan alam semesta seperti yang anda jelaskan. Itu semua sedemikian rupa, semata-mata karena hukum alam, bagaimana menurut anda?
Guru : Apakah air, listrik, TV, radio, surat kabar, internet, dan berbagai fasilitas kehidupan yang tersedia secara otomatis karena hukum alam? Hanya orang tolol berkata bahwa itu semua tersedia dengan sendirinya karena hukum alam. Fakta yang tidak terbantahkan adalah semua fasilitas kehidupan ini ada karena disediakan pemerintah baik mulai dari tingkat kota, kabupaten, maupun sampai ke tingkat negara. Jika tidak ada pemerintah yang mengatur kehidupan rakyat, maka masyarakat pasti kacau balau. Begitu pula, jika tidak ada pemerintahan alam semesta yang dijalankan oleh para dewa pengendali di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, Sri Visnu, atau yang disebut juga Sri Krishna, maka kehidupan di alam material ini pasti kacau balau. Mengapa sulit mengerti logika yang sederhana ini? Kaum intelektual modern Kali-yuga berteori Ateistik seperti itu karena pengetahuan mereka telah dicuri oleh Maya, tenaga material Sri Krishna yang mengkhayalkan.
Śiṣya : Setelah saya membaca daftar para pejabat pemerintahan alam semesta material dalam satu hari Brahma, ternyata disebutkan pula nama-nama Manu, Manvantara Avatara, Indra, Para Dewa Pengendali, dan Sapta Rsi dalam Manvantara ke-8 sampai ke-14 yang akan datang. Jadi pustaka-pustaka Veda memuat peristiwa-peristiwa yang kelak akan terjadi dalam perjalanan Sang Waktu, apakah peristiwa-peristiwa demikian betul dan pasti akan terjadi?
Guru : Ya, segala peristiwa di masa datang yang belum terjadi dan disebutkan oleh Veda adalah betul dan pasti akan terjadi. Sebab Veda adalah pengetahuan lengkap dan sempurna yang bisa menjelaskan secara akurat semua peristiwa di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Jika tidak demikian, maka Veda bukanlah pengetahuan yang lengkap dan sempurna. Oleh karena pengetahuan yang lengkap dan sempurna maka Veda wajib dijadikan penuntun hidup kita di dunia fana ini, dan demi kebaikan kita semua, Veda secara khusus menguraikan tentang kondisi kehidupan manusia dalam perjalanan Sang Waktu ke depan pada masa Kali-yuga yang disebut zaman modern saat ini.
Śiṣya : Dikatakan bahwa satu kalpa Brahma berlangsung selama 1.000 kali catur yuga, atau 4.320.000.000 tahun, apakah malam Brahma sepanjang harinya ini pula, dan apa yang terjadi pada malam Brahma?
Guru : Ya, malam Brahma adalah sepanjang harinya, yakni berlangsung selama 4.320.000.000 tahun, perhatikan Bg. 8.17. Yang terjadi pada malam Brahma adalah pralaya sebagian (partial dissolution) alam semesta material. Oleh Veda, peleburan sebagian ini disebut Naimittika atau kalpa pralaya, yaitu peleburan yang terjadi setiap akhir kalpa. Ketika peleburan sebagian alam semesta ini terjadi, seluruh tiga dunia (tribhuvana atau triloka), yakni susunan planet dari Svargaloka ke bawah sampai Patala loka lebur ke dalam samudra Garbha, di mana Purusa Avatara Sri Krishna, yaitu Garbhodakasayi Visnu berbaring di atas tempat tidurnya, Naga Ananta Sesa. Sedangkan segala makhluk hidup (jiwa) yang planet-planet tempat tinggalnya terlebur dengan tetap menggunakan badan halus yang tersusun dari ego, pikiran, dan kecerdasan, masuk dalam keberadaan Sang Waktu, yaitu Garbhodakasayi Visnu (Bhag. 3.8.11 dan 12.4.32). Dikatakan demikian, sebab Sang Waktu adalah Tuhan itu sendiri.
Śiṣya : Dapatkah anda menjelaskan secara ringkas tentang kalpa pralaya, peleburan sebagian alam semesta material ini?
Guru : Peleburan sebagian alam semesta material ini terjadi karena kobaran api dahsyat memancar keluar dari mulut Naga Ananta Sesa, yang juga disebut Sankarsana, tempat tidur Garbhodakasayi Visnu. Kobaran api dahsyat ini berlangsung selama 100 tahun dewa, atau 36.000 tahun manusia. Setelah itu, selama 36.000 tahun berikutnya terjadilah angin topan amat keras dan ombak-ombak samudra yang menggunung dan membanjiri seluruh daratan. Begitulah akhirnya seluruh Tribhuvana terendam air bah nan dahsyat. Masa 72.000 tahun ini adalah awal dari malam Brahma yang berlangsung selama 4.320.000.000 tahun, kemudian seluruh Tribhuvana lenyap. Keadaan menjadi gelap-gulita dan sunyi-senyap.
Śiṣya : Lalu apa yang terjadi setelah malam Brahma berakhir?
Guru : Keesokan harinya ketika fajar menyingsing, seluruh susunan planet Tribhuvana yang terlebur ditata ulang oleh Brahma. Demikianlah hari Brahma berikutnya dimulai kembali dengan munculnya Manu pertama. Sementara itu para makhluk hidup yang selama malam Brahma berada dalam keadaan bagaikan tidur kembali aktif berkegiatan dengan memperoleh badan material dan planet tempat tinggal baru sesuai dengan karma yang dilakukan selama hari Brahma sebelumnya yang telah lewat.
Śiṣya : Anda telah menjelaskan tentang kalpa pralaya yang terjadi pada setiap akhir kalpa atau malam Brahma, bagaimana tentang peleburan keseluruhan alam material dan kapan ini terjadi?
Guru : Peleburan keseluruhan alam material terjadi ketika Brahma, nenek moyang segala makhluk, wafat. Peleburan total ini disebut Prakrtika atau Vikalpa pralaya. Seluruh planet di alam semesta material mulai dari Satya loka sampai Patala loka lebur alias binasa. Peleburan ini diawali oleh tiadanya hujan selama 36.000 tahun yang menimbulkan bencana kelaparan, sehingga manusia hidup sebagai kanibal, sementara itu dengan sinarnya yang amat panas matahari mengeringkan samudra. Kemudian kobaran api dahsyat memancar dari mulut Sankarsana. Kobaran api dahsyat ini dihembuskan oleh angin yang amat keras bertiup selama 36.000 tahun dan membakar alam semesta. Oleh karena dibakar oleh cahaya yang amat panas dan oleh api yang memancar dari mulut Sankarsana, maka bola dunia alam semestas nampak seperti bulatan besar tahi sapi kering yang terbakar. Langit yang penuh debu menjadi kelabu. Kemudian di langit terbentuk kumpulan awan warna-warni yang disertai petir bersuara gemuruh tiada henti yang menimbulkan hujan lebat selama 36.000 tahun. Seluruh bola alam semesta penuh air yang terlihat seperti satu samudra nan luas. Kemudian, karena pengaruh Sang Waktu, unsur materi tanah terlebur ke dalam air. Unsur materi air terlebur ke dalam api, api terlebur ke dalam angin, dan angin terlebur ke dalam akasa. Selanjutnya akasa lebur ke dalam ego (ahankara), ego terlebur ke dalam Mahatatva, keseluruhan unsur materi. Mahatatva terlebuh ke dalam Triguna, dan Triguna terlebur ke dalam kumpulan materi dalam keberadaannya yang paling halus tanpa keanekaragaman. Keadaan akhir dari proses peleburan ini adalah seperti tidak ada apa-apa alias kosong, demikianlah Vikalpa pralaya, peleburan seluruh alam semesta material terjadi.
Oleh: Ngurah Heka Wikana
Artikel terkait:
Recent Comments