Satu minggu yang lalu secara kebetulan saya menemukan sebuah postingan dari seorang rekan di facebook yang mencantumkan daftar Sannyasi ISKCON (International society for Krishna Consciousness) dan wilayah koordinasi pengajarannya di seluruh dunia sampai saat ini. Setelah menyimak nama-nama Sannyasi di postingan tersebut, rasanya ada yang mengganjal dalam benak saya. Saya teringat dengan seorang swamiji (sannyasi) yang juga merupakan salah seorang relasi di account facebook saya. Swamiji tersebut senantiasa memberikan saya sadhu sanga seputar Krishna dan ajaran-ajaran Prabhupada dalam setiap tulisan yang beliau tulis di wall saya. Tetapi yang membuat saya merasa aneh adalah kenapa beliau tidak ada dalam daftar list sannyasi ISKCON yang saya dapatkan? Rasa penasaran ini kemudian berlanjut dengan bantuan mesin pencari Google yang menghantarkan saya pada official website ISKCON dan GBC (Governing Body Commission). Pada website tersebut saya juga menemukan daftar yang sama dengan apa yang saya temukan di facebook. Tentu saja hal ini membuat saya semakin bertanya-tanya akan keberadaan beliau. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mempertanyakan hal ini dengan salah satu sannyasi ISKCON untuk regional Indonesia yang kebetulan datang ke Jakarta. Ternyata beliaupun tidak mengenal Sannyasi yang saya maksud dan menyatakan sannyasi tersebut bukan bagian dari ISKCON. Diskusi mengenai topik ini akhirnya berlanjut dengan seorang rekan dari sebuah temple di Jakarta. Dari sekian banyak topik, kami sempat berdiskusi mengenai bagaimana kualifikasi seorang sannyasi dan juga standard-standard yang harus diikuti jika ingin ada dalam naungan ISKCON.
Apa yang salah dengan sannyasi yang bukan anggota ISKCON? Kenapa harus dipermasalahkan? Sebenarnya sama sekali tidak ada permasalahan apakah seorang sannyasi adalah dari ISKCON atau bukan. Bahkan kalaupun orang yang mendatangi kita hanyalah seorang gembel, maka merupakan kewajiban kita untuk tetap melayaninya. Prabhupada pernah memberikan contoh pada waktu seorang gelandangan masuk ke sebuah temple yang baru saja beliau dirikan di bekas toko the matchless gift di jalan second avenue 26, New York. Pada saat itu seorang gelandangan yang sedang mabuk masuk ke temple dengan menggedor-gedor pintu. Di dalam temple, Prabhupada sedang asyik memberikan pelajaran kepada murid-murid dan tamu-tamu yang datang. Awalnya murid-murid beliau tidak mengijinkan pemabuk tersebut masuk ke dalam temple, tetapi Prabhupada menegurnya dan memerintahkan agar pemabuk tersebut dibiarkan masuk. Dengan sempoyongan pemabuk tersebut masuk dan berteriak-teriak minta ditunjukkan toilet. Dengan tenang Prabhupada menunjukkan dimana letak toiletnya. Tidak lama setelah pemabuk tersebut masuk toilet, pemabuk tersebut kembali keluar dengan menggerutu dan meninggalkan temple. Tidak berhenti sampai di situ, ternyata setelah selang beberapa lama pemabuk tersebut kembali datang ke temple. Tetapi kali ini dia tidak datang dengan tangan kosong, di kedua tangannya dia memegang tisu toilet dan masuk lagi ke toilet temple dengan menaruh semua tisu tersebut di sana dan akhirnya pergi lagi. Kejadian tersebut menjadi topik pembahasan dalam sesi class yang sempat sunyi senyap. Prabhupada menjelaskan bahwa Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna-lah yang telah mengundang pemabuk tersebut datang dan tentunya ada maksud di balik semua kejadian itu. Sebagaimana dalam kejadian tersebut, meski terkesan arogan tetapi pemabuk tersebut ternyata mampu menyumbang sejumlah tisu toilet pada temple yang baru berdiri tersebut dimana kebetulan temple belum memiliki tisue. Meski nilainya tidak seberapa, tetapi itulah karunia Sri Krishna yang diberikan melalui seorang pemabuk. Sama halnya dengan kejadian yang kita bahas dalam artikel ini. Ada seorang sannyasi yang meskipun bukan dari ISKCON yang mendatangi kita, maka dia sangat layak kita jamu dan layani dengan baik. Apa lagi beliau secara rohani harusnya sangat maju dan mampu memberikan kita sadhu sanga dan Krishna Katta demi kemajuan spiritualitas kita. Hanya saja tentu akan lain masalahnya jika kita berbicara standard dan parampara Srila Prabhupada.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Prabhupada Lilamrta yang ditulis oleh Satsvarupa Dasa Gosvami, salah seorang murid kepercayaan Srila Prabhupada. Pada detik-detik terakhir hidupnya, Prabhupada selain memberi perhatian penuh kepada penerjemahan, percetakan dan penyebaran buku melalui BBT (Bhaktivedanta Book Trust) dan pembangunan temple, beliau juga sangat memberi perhatian kepada organisasi ISKCON yang telah beliau dirikan sejak pertama kali menginjak Amerika. Dalam salah satu sesi tanya jawab yang diajukan oleh seorang murid, Prabhupada menegaskan bahwa setelah beliau berpulang, maka ISKCON dengan komisi intinya GBC yang merupakan kumpulan dari para sannyasi/guru-guru kerohanian dan murid-murid senior akan menjadi organisasi yang merepresentasikan diri beliau dalam memimpin gerakan Kesadaran Krishna di seluruh dunia. Dengan kata lain, jika seseorang ingin mengikuti Srila Prabhupada dan ada dalam jalur garis perguruan (parampara) beliau, maka sudah seharusnya orang tersebut mengikuti standard dan aturan yang mengatur dan diatur oleh ISKCON dan GBC.
Sebagai salah satu parampara ajaran suci Veda, ISKCON dan GBC sebagai representasi garis perguruan Prabhupada memiliki standard yang sangat ketat dalam mengangkat murid dan guru kerohanian. Dalam buku Vedic Philosophy for Students yang ditulis oleh Siddhi-lalasa Dasi yang didasarkan pada kompilasi tulisan dan surat-surat Srila Prabhupada terdapat satu bab khusus yang menjelaskan mengenai Acharya, pemimpin spiritual yang bonafide dalam garis perguruan Srila Prabhupada. Caitanya-caritamrta (Madhya-lila 8.128) menyebutkan; “kiba vipra, kiba nyasi, sudra kene naya yei krsna-tattva-vetta, sei ‘guru’ haya, tidak penting apakah seseorang tersebut adalah seorang vipra (ahli pengetahuan Veda) atau lahir dari keluarga rendahan, atau telah melepaskan ikatan duniawi – jika ia adalah ahli dalam pengetahuan tentang Krishna, maka ia adalah guru spiritual yang sempurna dan bonafide. Selanjutnya Padma Purana juga menyebutkan: “sat-karma-nipuno vipro mantra-tantra-visaradah avaisnavo gurur na syad vaisnavah sva-paco guruh, seorang brahmana yang terpelajar yang ahli dalam segala bidang pengetahuan Veda, tidak berkualifikasi menjadi guru spiritual tanpa menjadi seorang Vaisnava, atau seorang yang sadar akan Krishna. Tetapi seorang yang lahir di keluarga rendahan dapat menjadi guru spiritual jika dia adalah seorang Vaisnava, atu sadar akan Krishna”. Dalam Upadesamrta (sloka 1), Sri Rupa Gosvami menjelaskan karakteristik seseorang yang berkualifikasi menjadi guru di seluruh dunia. “vaco vegam manasah krodha-vegam jihva-vegam udaropastha-vegam etan vegam yo visahate dhirah sarvam apimam prthivim sa sisyat, seseorang yang sederhana yang dapat mengendalikan perkataannya, pikirannya, kemaran, dorongan lidah, perut dan kemaluan berkualifikasi menjadi guru kerohanian di seluruh dunia”. Bhagavata Purana 5.5.18 juga menjelaskan; “gurur na sa syat sva-jano na sa syat pita na sa syaj janani na sa syat daivam na sa tat syan na patis ca sa syan na mocayed yah samupeta mrtyum, seseorang tidak dapat menjadi guru spiritual, ataupun seorang ayah, suami, ibu atau penyembah para dewa jika ia tidak bisa mengantarakan mereka yang bergantung padanya lepas dari siklus kelahiran dan kematian”. Dalam Bhagavad Gita 18.42 dan Bhagavata Purana11.17.16 disebutkan juga kualifiksi dasar seorang guru, yaitu harus memiliki kedamaian hati (samah), mampu mengendalikan diri (damah), hidup sederhana (täpah), suci (saucam), toleransi (ksantir), jujur (arjavam), berpengetahuan rohani (jïänam), bijaksana. (vijïänam), agamis (astikyam), selalu berpuas hati (santosah), pemaaf (ksanthih), berbahkti kepada Tuhan (bhakti), dan kasih sayang (daya).
Untuk menjamin kualitas sannyasi-sannyasi yang mengikuti parampara Srila Prabhupada, selain kualifikasi yang sudah disebutkan di atas, ISKCON dan GBC juga menetapkan aturan administratif yang sangat ketat yang tentu saja didasarkan pada petunjuk-petunjuk Srila Prabhupada yang telah beliau sampaikan baik secara lisan maupun tulisan sebelum beliau berpulang. Sebagaimana dimuat dalam salah satu artikel dalam official website ISKCON di www.iskcon.org, seorang calon sannyasi harus mengisi kriteria-kriteria persyaratan administratif, yaitu antara lain:
- Data umur kadidat untuk memastikan kadidat telah dewasa dan mampu mengemban tugas berat sebagai seorang guru spiritual.
- Tanggal lahir yang tepat untuk kepentingan perhitungan astrologi.
- Status pernikahan.
- Jika sebelumnya menikah, maka harus memperlihatkan bukti legal mengenai perceraiannya, bagaimana keluarganya akan bisa memenuhi kebutuhan materialnya dan juga persetujuan tertulis dari istri yang ditinggalkannya.
- Melewati ujian mengenai tingkat pengetahuannya dalam kitab suci Veda.
- Pengalaman mengajar, tanggung jawabnya dan posisinya terakhir di dalam ISKCON dan juga rencana pengajaran ke depannya.
- Resume yang menjelaskan mengenai pengalaman pelayanan bhaktinya baik di luar maupun di dalam ISKCON.
- Tulisan yang mendeskripsikan alasan kadidat mengambil sannyasi.
- Informasi tentang catatan kriminal yang mungkin pernah dilakukannya.
- Informasi mengenai pendapatnya tentang suatu subjek yang kontroversial.
- Menandatangani sumpah setia kepada ISKCON.
- Surat dukungan dari GBC dan organisasi lokal.
- Nama 10 orang-orang senior di ISKCON, seperti sannyasi, temple presiden dan lain-lain yang dapat memberikan penilaian mengenai kualifikasi kadidat untuk menjadi sannyasi.
- Nama 5 senior yang bisa dijadikan mentor dan dapat memberikan umpan balik pada Sannyasa Ministry mengenai pengajaran yang dilakukan dan kemajuan spiritual kadidat setelah menjadi sannyasi.
- Surat penegasan kadidat yang menyatakan kesediaannya melakukan pengajaran di area yang ditetapkan oleh Sannyasa Ministry dan Komite Eksekutif GBC selama 1-2 bulan setiap tahunnya.
Meski telah memenuhi persyaratan administratif ini, seorang kadidat tidak serta merta bisa didiksa sebagai Sannyasi ISKCON, tetapi dia harus menunggu beberapa lama sambil dilakukan pengamatan dan penilaian lebih lanjut terhadanya sampai setidaknya 4/5 dari seluruh anggota GBC menyetujuinya untuk di diksa.
Karena persyaratan yang tidak mudah ini yang menyebabkan sampai saat ini di dunia ISKCON hanya memiliki 85 orang Sannyasi. Jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas cakupan regional pengajaran yang harus dilakukan. Tetapi meski minus dari segi kuantitas, kualitas sannyasi-sannnyasi ISKCON setelah diterapkannya aturan ini dapat dipertanggungjawabkan. Persyaratan ini juga menyebabkan beberapa oknum yang ingin menjadi sannyasi secara instant memilih untuk mengambil sannyasi di luar ISKCON yang artinya dia ada di luar parampara Prabhupada meskipun pada awalnya dia adalah salah satu murid di ISKCON.
Berikut ini adalah list sannyasi-sannyasi ISKCON yang masih akti dan cakupan wilayan pengajarannya tertanggal 15 November 2010. (Sumber: http://www.iskcon.net.au/)
No | Nama Sannyasi | Koordinator pengajaran untuk Regional: |
1 | A. C. Bhaktivaibhava Swami | Russia, Europe |
2 | Atmanivedana Swami | India, UK |
3 | Bhakti Brnga Govinda Swami | CIS, Mauritius |
4 | Bhakti Bhusana Swami | Central America |
5 | Bhakti Brhat Bhagavat Swami | Education |
6 | Bhakti Caitanya Swami | Russia, South Africa, Baltics |
7 | Bhakti Caru Swami | Ujjain, India |
8 | Bhakti Dhira Damodara Swami | Africa |
9 | Bhakti Gaurava Narayan Swami | India |
10 | Bhakti Madhurya Govinda Swami | India |
11 | Bhaktimarg Swami | Canada, South America |
12 | Bhakti Narasimha Swami | Africa |
13 | Bhakti Pursottama Swami | India |
14 | Bhakti Raghava Swami | India |
15 | Bhakti Rasamrta Swami | India, UK |
16 | Bhaktisiddhanta Swami | India |
17 | Bhakti Sharan Shanta Swami | Baltics |
18 | Bhakti Sundar Swami | South America |
19 | Bhakti Vasudeva Swami | Africa |
20 | Bhakti Vidya Purna Swami | Mayapur |
21 | Bhanu Swami | South India |
22 | Bhakti Vijnana Goswami | Russia |
23 | Bhakti Vijaya Parivarjak Swami | France |
24 | Bhakti Vikash Swami | India |
25 | Bhakti Vinoda Swami | South India |
26 | Bhakti Vishramba Madhava Swami | Around the World |
27 | Bhakti Vrajendranandana Swami | Malaysia |
28 | Bhakti Vyasa Tirtha Swami | India |
29 | Bharati Swami | India |
30 | Bir Krsna Goswami | Fiji, North America |
31 | BVV Nrsimha Swami | Far East |
32 | Candra Mauli Swami | USA, Europe |
33 | Candra Mukha Swami | Brazil |
34 | Candra Sekhara Swami | New York |
35 | Danavir Goswami | USA |
36 | Devamrta Swami | Australia/New Zealand, Brazil |
37 | Dhanvantari Swami | Brazil |
38 | Ganapati Swami | Western and Central USA |
39 | Gauranga Prema Swami | Mayapur |
40 | Giridhari Swami | USA |
41 | Giriraja Swami | California, USA |
42 | Gopala Krsna Goswami | India |
43 | Gunagrahi Goswami | Argentina |
44 | Guru Prasada Swami | Mexico, South America |
45 | Hanumat Presaka Swami | South America, Spain |
46 | Hrdayananda Goswami | USA |
47 | Indradyumna Goswami | Poland, Tour |
48 | Janananda Goswami | Europe, Pacific |
49 | Jayadvaita Swami | Round the World |
50 | Jayapataka Swami | India |
51 | Kadamba Kanana Swami | Europe, South Africa |
52 | Kavicandra Swami | Indonesia, Africa, Japan |
53 | Kesava Bharati Goswami | Govardhana, USA |
54 | Krsna dasa Swami | India |
55 | Lokanatha Swami | India |
56 | Maha Visnu Swami (English) | Africa, UK |
57 | Mahanidhi Swami | India |
58 | Mukunda Goswami | New Govardhana, Australia |
59 | Nitai Caitanya Goswami | Russia |
60 | Niranjana Swami | Russia, Ukraine |
61 | Navayogendra Swami | India |
62 | Partha Sarthi Goswami | South Africa |
63 | Prabhavisnu Swami | Russia, Australia |
64 | Prabodhananda Sarasvati Swami | Vrindavan |
65 | Prahladananda Swami | Europe |
66 | Purusatraya Swami | Brazil |
67 | Radha Govinda Swami | Africa |
68 | Radha Ramana Swami | India, Padayatra |
69 | Radhanatha Swami | India, Chowpatti |
70 | Rama Govinda Swami | India |
71 | Ramai Swami | Australia, New Zealand, Indonesia |
72 | Romapada Swami | USA |
73 | Rtadhvaja Swami | USA |
74 | Sacinandana Swami | Germany, Balkans |
75 | Santo Swami | South America |
76 | Satsvarupa dasa Goswami | Eastern USA |
77 | Siddharta Swami | India |
78 | Sivarama Swami | Hungary |
79 | Smita Krsna Swami | Sweden |
80 | Subhag Swami | Mayapur |
81 | Sukadeva Swami | India |
82 | Trivikrama Swami | Florida |
83 | Varsana Swami | New Vrindavan |
84 | Vedavyasa Priya Swami | Fiji, India |
85 | Yadunandana Swami | Spain, Radhadesh College |
Tidak masalah jika anda memutuskan mempelajari ajaran suci Veda melalui parampara yang lain. Tetapi jika anda ingin mengikuti parampara dari garis perguruan Srila Prabhupada, pastikan anda mendapatkan sadhu sanga dan diksa dari salah satu sannyasi yang ada dalam list di atas.
Mengingat artikel ini mungkin sangat sensitif bagi sebagian orang, saya harap para senior di ISKCON dan rekan-rekan lain yang lebih tahu sudi meluruskan jika ada pernyataan saya yang salah.
vancha-kalpatarubhyas ca krpa-sindhubhya eva ca patitanam pavanebhyo vaisnavebhyo namo namah
Om Tat Sat,
Jaya 85 Acharya ISKCON Ki Jay!
Jaya Srila Prabhupada Ki Jay!
Jaya Sri Sri Gaura Nitai Ki Jay!
Hare Krsna…
Tuhan-pun Dimonopoli
Sejarah Kristen telah mencatat, Kisah perjalanan Gereja Katolik yg selalu didominasi oleh para pastor dengan dikomandoi vatikan serta pasu sebagai puncak kekuasaan tertinggi. Pada saat itu tidak boleh setiap orang Kristen mengajarkan dan menafsirkan ajaran-ajaran Injil atau kekristenan, semuanya harus ditentukan oleh vatikan dengan cabang-cabangnya yang ada disetiap darerah dan Negara.
Nah, berikutnya apa yang terjadi, penyelewengan-penyelweangan dan tindakan otoriter dari gereja mengakibatkan Kristen mengalami kemunduran dan kehancuran. Karena bagaiamanpun sulit menentukan apakah seorang pastor adalah suci? Karena penilaian dari luar berbeda dengan penilaian dari dalam.
Ternyata masalah monopoli Tuhan bukan terjadi di dalam sejarah Kristen, tetapi dalam Hindu-pun juga mengalami, munculnya Hare Krisna dengan peaturan dan tata-cara yang berbeda dari ummat Hindu umumnya membuat bahwa hanya golongan tertentulah yang menegtahui hakekat kesadaran Tuhan dan berhak mengajarkannya.
Tanpa adanya sanyasi resmi dari ISCON, maka walopun secara spiritual orang tersebut sudah ahli, tetapi dianggap liar dan tidak resmi. Maka aneh sekali jika suatu kelompok yang mengajarkan kesadaran Tuhan akan tetapi dalam prakteknya membuat peraturan sendiri yang bukan dari Tuhan. Dengan membuat batasan-batasan yg tidak subtansial.
Jika Tuhan sudah dimonopoli oleh pihak “elit” agama
Maka tunggu saja pemberontakan yang dilakukan oleh para “protestan”
Adanya organisasi ISKCON ini bukan berarti memonopoli Tuhan dan kebenaran. Tetapi sebagai support system untuk mendukung pergerakan Bhakti di seluruh dunia yang berpuncak pada Srila Prabhupada. Dengan adanya organisasi ini sudah pasti koordinasi, pendanaan dan berbagai kegiatan lainnya dapat dilakukan secara terstruktur. Namun sudah pasti dibalik suatu hal yang baik, selalu ada sisi negatif-nya. Mungkin saja dengan adanya organisasi ini, jika memang suatu saat akhirnya disimpangkan oleh suatu oknum akan mengakibatkan sebagaimana halnya Gereja Katolik yang disampaikan saudara Yohanes. Atas karunia Sri Guru dan gauranga, mudah-mudahan hal ini tidak akan terjadi pada ISKCON yang relatif masih muda.
Salam,-
Saya heran ada saja orang yang mengkambing hitamkan ..saya yakin nama Komang bukan orang bali, nama Yohaness pun bukan orang kristen ..dan saya sendiri pun pasti tau siapa pelakunya dah umum klo di dunia siapa golongan pelakunya.wkwkwk. Oya klo menurut saya dari satu garis perguruanlah yang benar tidak sepeti lainnya yang menafsirkan beda2 klo ditanya A di jawab ya betul A, klo di tanya B jg begitu betul ..semua jawabnya tapi klo ada yang salah paling2 di bilang salah tafsir ..padahal nyata2 emang salah …ckckck dari dlo jawaban dari slim mencla mencle ckckckckk