Ngetopnya tayangan serial kartun “Little Krishna” ternyata memberikan kesan yang mendalam kepada masyarakat Indonesia. Film yang disadur dari kitab suci Hindu tersebut mampu memukau para penonton. Bukan hanya anak-anak, orang dewasapun tidak kuasa melewatkan film seri tersebut. Saking ngetopnya, bahkan film seri Little Krishna sampai ditayangkan berulang-ulang di salah satu stasiun TV. Melejitnya tayangan kartun ini tentu saja meningkatkan popularitas dan pemahaman masyarakat umum tentang siapa itu Krishna. Sebagian besar dari mereka pasti setuju mengatakan Krishna adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa. Siapa lagi kalau bukan Tuhan yang bisa membuat dewa Brahma dari seluruh alam semesta datang dan bersujud? Siapa lagi yang bisa membuat seluruh para dewa menyembah? Hanya saja, ternyata terdapat sebuah adegan yang mengganjal pada hati sebagian penonton. Yaitu adegan pemujaan kepada bukit Govardhan. Sebagian dari mereka mencibir dan berkata; “kenapa bukit bisa di puja? Apa orang Hindu memuja benda mati yang nyata-nyata bukan Tuhan?”
Asal mula pemujaan kepada bukit Govardhan sebagaimana disebutkan dalam Visnu Purana, dimulai dari kisah perseteruan antara Sri Krishna dengan dewa Indra. Pada masa itu dikisahkan bahwa para penduduk Vrindavan hidup dari bertani dan beternak sapi. Mereka sangat tergantung pada kesuburan tanah yang mereka tempati. Menurut mereka kesuburan sangat dipengaruhi oleh karunia dewa Indra yang berkuasa atas hujan. Itulah sebabnya kenapa penduduk Vrindavan selalu melakukan festival Indra Puja sebagai persembahan yang ditujukan kepada dewa Indra agar beliau selalu berkarunia dan tidak menghukum mereka dengan kemarau panjang.
Pada suatu hari di saat para penduduk Vrindavan sibuk mempersiapkan festival pemujaan kepada dewa Indra dengan mengumpulkan berbagai hasil pertanian, mengolah berbagai produk susu dan menghiasnya sedemikian rupa, Sri Krishna kecil datang kepada ayahnya yang sedang berkumpul dengan para tetua Vrindavan yang lain. Sri Krishna mempertanyakan buat apa upacara ini harus diadakan. Nanda Maharaj sejenak berpikir dan menatap wajah putranya. Akhirnya beliau berusaha menjelaskan dengan panjang lebar bahwa upacara itu penting untuk memohon karunia kepada Indra sebagai penguasa hujan dan sebagai ucapan terimakasih karena telah memberikan berkah kesuburan. Namun Sri Krishna tidak puas dengan jawaban ayahnya tersebut dan Beliau memberikan argumen yang seolah-olah mengarah ke filsafat karma-mimamsa. Beliau mengatakan bahwa semua yang diperoleh oleh masyarakat Vrindavan adalah karena karma dari perbuatan yang telah mereka lakukan sesuai dengan hukum karma yang sudah ditetapkan. Para dewa sama sekali tidak punya hak melawan hukum karma yang sudah ditetapkan karena sesungguhnya para dewa hanyalah abdi Tuhan yang diberikan tugas menjalankan tugas dan fungsinya. Yang memberikan karunia secara langsung adalah Tuhan sendiri, bukan para dewa. Beliau juga menjelaskan bahwa setiap mahluk hidup dan bahkan benda mati sekalipun memiliki perannya masing-masing. Dewa memiliki peran sebagai aparatur pemerintahan alam semesta, Brahmana berkewajian membina spiritual masyarakat, Ksatria harus melindungi rakyatnya, Vaisya harus bergerak dalam perekonomian dan seorang sudra harus bersedia melayani golongan yang lain. Tanah, air, udara dan semua benda mati lainnya seremeh apapun itu juga memiliki peran yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Semuanya harus diberikan penghargaan dan penghormatan sesuai dengan perannya masing-masing. Sehingga dalam hal ini, masyarakat Vrindavan tidak perlu melakukan upacara Indra puja. Dan dengan berbagai argumen yang membuat ayahnya, para tetua dan penduduk Vrindavan mengikuti-Nya, Sri Krishna menyatakan kalau yang lebih patut dipuja adalah bukit Govardhan yang telah menjadi media bercocok tanam dan tempat ternak sapi-sapi mereka merumput setiap harinya serta para brahmana lokal yang telah khusuk dalam kegiatan spiritual.
Akhirnya upacara Indra Puja batal dilakukan dan para penduduk mengikuti perintah Sri Krishna untuk melakukan festival perayaan untuk menghormati bukit Govardhan dan persembahan kepada para brahmana. Melihat kejadian ini, tentu saja dewa Indra yang sedang diselimuti ego kekuasaan menjadi marah besar. Seketika itu juga dewa Indra mengirimakan hujan badai yang sangat lebat sehingga menyebabkan banjir bandang luar biasa di sekitar Vrindavan. Para penduduk ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri dengan berbagai cara. Singkat cerita, dikisahkanlah Sri Krishna akhirnya mengangkat bukit Govardhan hanya dengan menggunakan jari kelingking-Nya dan meminta seluruh penduduk serta hewan-hewan peliharaan di Vrindavan berlindung di bawah bukit yang Beliau angkat tersebut.
Setelah berlangsung sekian lama akhirnya dewa Indra sadar bahwa yang dia hadapi bukanlah seorang anak biasa, tetapi perwujudan dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, pujaannya. Akhirnya dewa Indra-pun menghentikan hujan badai dan datang ke Govardhan lalu bersujud memohon maaf kepada Sri Krishna atas kehilafannya. Para dewapun berdatangan dan mengucapkan doa-doa pujian kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang sedang melakukan lila rohani. Kepada seluruh penduduk Vrindavan, Sri Krishna akhirnya mengidentifikasikan diri Beliau sebagai bukit Govardhan. Beliau kembali memperlihatkan kemahakuasaan-Nya dengan menyantap semua makanan yang dipersembahkan pada perayaan tersebut. Sejak saat itulah penduduk Vrindavan selalu melakukan upacara persembahan kepada bukit Govardhan sebagai media pemujaan kepada Sri Krishna setiap tahunnya.
Dewasa ini, tradisi Govardhan Puja diperingati sehari setelah festival Deepawali yang pada tahun 2010 ini telah berlangsung pada hari Minggu, 7 November yang lalu. Festival dilakukan dengan memasak 108 jenis makanan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai gunungan makanan yang oleh penduduk setempat disebut sebagai “ankut”. Mereka juga biasanya melakukan parikrama mengelilingi bukit Govardhan. Untuk umat Hindu, khususnya para Vaisnava yang berdomisili jauh dari Govardhan biasanya juga memperingati dengan membuat masakan yang dibentuk dan dihias sedemikian rupa sehingga membentuk tumpeng dan digambarkan sebagai sebuah duplikasi bukit Govardhan.
Sepertinya, tradisi tumpengan yang berkembang di Nusantara juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan tradisi Govardhan Puja ini. Di Jawa sendiri dikenal adanya tumpeng sangga langit, Arga Dumilah, Tumpeng Megono dan Tumpeng Robyong. Sedangkan di Bali tumpeng sepertinya sudah mengalami transformasi ukuran. Tumpeng-tumpeng di bali cenderung berukuran kecil. Namun demikian tentu saja ukuran disini tidak merubah makna yang terkandung di dalamnya. Baik tradisi Jawa dan Bali masih tetap menjadikan tumpeng sebagai penggambaran terhadap gunung/bukit yang menggambarkan kemakmuran sejati. Sehingga tidaklah salah kalau gunung memiliki nilai mistik dan spiritual tersendiri dalam masyarakat kita.
Ternyata tradisi penghormatan terhadap gunung tidak hanya ada di India atau di Jawa dan Bali, orang Yunani menganggap gunung Olympus sebagai tempat bersemayamnya Zeus. Di Hawaii masyarakatnya percaya kalo gunung Mauna Kea adalah tempat tinggal Pele. Orang Babylonia menghormati Gunung Ziggurat, orang Persia kuno menghormati Gunung Elbruz, orang Jerman kuno memuja Gunung Humingbjorg, orang Inggris kuno memuja Gunung Irmingsul, dan bagi orang China kuno Gunung Khun Lun dianggap sebagai gunung yang suci.
Demikianlah meskipun tidak banyak orang yang mengenal tradisi Govardhan Puja, namun pada kenyataannya tradisinya sudah mendarah daging dalam sebagian besar kehidupan masyarakat manusia di dunia.
Sangat jelas sekali, bahwa kisah di atas adalah sebuah mitos dan legenda yg di “Kitab Sucikan”. karena berisi keganjilan dan bertentangan dg rasional sekali.
ceritanya yg salah ato kitab sucinya yg salah…? Gunakan “akal sehat kita”!!?
@K yohanes
malaikat bersayap, sinterclass naik kereta salju terbang, nabi yang membelah lautan (lupa saya namanya hehe). apakah rasional bro? akal sehat mana yg menurut anda bisa menerima itu?
Perlu disadari Spiritualitas memang akan menghadapkan kita melampaui daya tangkap indra kita yg memang sangat2 terbatas.
Menurut saya hal2 yg irasional seperti itu ada pada setiap agama dimuka bumi ini..so jika anda ingin berpatokan pada rasional seperti yg anda maksud menurut saya anda berada pada jalur yg salah karena anda menganut salah satu agama, dan seharusnya anda menjadi atheis saja yang mengedepankan rasionalitas dlm pandangannya.
salam,
@ Komang Yohanes
Bro, pelan-pelan dulu ya…
Apapun yang dikatakan atau disarankan oleh Tuhan adalah kebenaran. Bukit Govardhana bukan sembarang bukit. Kepribadian bukit Govardhana adalah Krishna sendiri. Kalau Tuhan menyarankan supaya Bukit itu dipuja, apanya yang salah? Dengan memuja bukit itu berarti memuja Krishna juga. Dalam Veda dijelaskan semua persembahan itu diterima oleh Krishna yang menjadi keperibadian Bukit Govardhana. Dan Krishna sangat puas terhadap bhakti penduduk yang patuh pada apa yang disarankanNya. Sri Krishna pada saat itu langsung berkarunia.
Ini bukit yang dipuja, belum lagi pemujaan terhadap sapi (Go Puja) dan pemujaan terhadap pohon Tulasi (Tulasi Puja). Bro merasa aneh ya? he he he…. Inilah bedanya Veda dengan Kitab2 agama lain yang saklek. Dalam agama lain: Kalau beni berarti menyekutukan Tuhan, kalau begitu berarti kufur, kafir, dll.
Tuhan Sri Krishna senang bermain-main (lila). Allah tampaknya serius amat. sedikit2 marah, sedikit2 mengutuk Pokoknya tidak ingin diduakan. Padahal kalau tidak ingin di duakan berarti ada saingannya yang mungkin akan metrebut kedudukanNya. Tuhan kok takut bersaing sih he he he… Kalau dalam Hindu berbeda. Kalau ada otrang yang menyembah para penyembah tersayangNya, Beliau akan sangat senang, melebihi ketika orang itu menyembahNya.
He he he sorry ngelantur… bertanyalah bro…
Bukannya mencari-cari kesalahan, tetapi manusia diberi akal untuk berfikir dan menelaah apa yg dipelajarinya. Tolong bedakan antara penghinaan dg pertanyaan kritis. Dari serita di atas ada bebarapa keganjilan sebagai berikut:
1. Dewa Indra tdk mengetahui ternyata Krisna adalah Tuhan, baru setelah tidak bisa menandingi kesaktiannya akhirnya menyerah dan mengerti bahwa Krisna adalah Tuhan.
Pertanyaannya adalah bukankah Indra adalah Dewa aparat Tuhan utk mengatur alam smesta, anehnya mengapa aparat tidak tahu presidennya (Tuhannya) ?
2. Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa.
Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut “Manawèndra” (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama, tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut “Raghawèndra” (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para dewa).
Pertanyaannya adalah; Jika memang Krisna adalah Tuhan, mana mungkin Dewa Indra tidak tahu, bukankah beliau adalah pemimpin para dewa? Di sini jelas sekali bahwa Ketuhanan Krisna dlm weda tidak disepakati secara mutlak, hanya org-org penyembah krisna saja yg mengikutinya.
3.Dari cerita di atas dan cerita lain tentang para dewa, terjadi suatu pertentangan yaitu ; Dalam ajaran agama Hindu, Dewa (Devanagari: देव) adalah makhluk suci, makhluk supernatural, penghuni surga, malaikat, dan manifestasi dari Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Sedangkan dlm cerita di atas ketika org-org tidak memuja Dewa Indra, melihat itu dia yang sedang diselimuti ego kekuasaan menjadi marah besar. Seketika itu juga dewa Indra mengirimakan hujan badai yang sangat lebat sehingga menyebabkan banjir bandang luar biasa di sekitar Vrindavan.
Pertanyaannya adalah; satu sisi keyakinan Hindu Bahwa Dewa adalah makhluk suci, sedangkan dalam sisi lain diseritakan bahwa Dewa suka marah, suka tersinggung, suka memberi bencana dan menyiksa ummatnya.
Apakah pantas seorang dewa iri hati gara-gara pemujanya pindah memujua yg lain , Tuhan lagi yg dipujanya?
Logika dan akal sehat mana yg dpt menerima cerita tsb?
4. Dalam keyakinan Hindu, Dewa (atau Deva, Daiwa) adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Para Dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara Tuhan dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-Dewi tersebut seperti: Brahma; Wisnu; Siwa; Agni; Baruna; Aswin; Kubera; Indra; Ganesa; Yama; Saraswati; Laksmi; Surya.
Pertanyannya adalah, mengapa krisna mengusik penduduk tsb untuk tdk memuja Dewa Indra, tapi malah memuja bukit Govardhan. Sehingga terjadi perseteruan antara Sri Krishna dengan dewa Indra. Apanya yang salah pada dewa Indra pdahal selam ini penduduk tsb di beri kemakmuran oleh Dewa Indra ?
Pasti kalian akan menjawb semua itu adalah LILA dari Tuhan Krisna. (titik). Sudah menjadi lagu wajib yg kuno, jika kalian kekurangan argument dan bingung sedniri terhadap keyakinan anda, sehingga ujung-ujungnya jawabnnya adalah semmua itu adalah Lila, Tuhan Maha berkehendak, Tuhan Maha Segala sesuatu, Tuhan tdk dibatasi oleh Makhluk dll.
Yaa… capek dech………………..!?
@Komang Yohanes
Wah… komentar Bli Komang semakin berbobot sekarang he he he….
1. Dewa Indra tdk mengetahui ternyata Krisna adalah Tuhan, baru setelah tidak bisa menandingi kesaktiannya akhirnya menyerah dan mengerti bahwa Krisna adalah Tuhan.
Pertanyaannya adalah bukankah Indra adalah Dewa aparat Tuhan utk mengatur alam smesta, anehnya mengapa aparat tidak tahu presidennya (Tuhannya)?
KOMENTAR: Saya luruskan: Deva Indra bukan pengatur alam semesta, Indra adalah Raja surga. Surga ini masih alam material dan tidak kekal. Indra ini jabatan Bli… bukan nama satu “mahluk”. Indra berganti-ganti juga seperti pejabat di dunia ini. Bedanya dengan pejabat di dunia ini, jabatan Indra tidak bisa dicapai dengan politik, intrik, atau kecurangan. Jabatan Indra hanya bisa dicapai dengan kesalehan. Orang yang sangat saleh di dunia ini bisa menjadi Indra di Surga. Berbeda dengan pejabat di dunia ini yang dengan cara2 kotorpun bisa menjadi pejabat. Tapi namanya masih material, walaupun sudah jadi Indra, tentu ego palsu dan kesombongan mungkin saja menyelimuti. Jika sudah tumbuh sifat itu, deva pun menjadi tidak cerdas sehingga tidak mampu mengenali Tuhannya. Apalagi kalau Tuhannya “menyamar” menjadi anak kecil yang imut dan lucu seperti Krishna waktu itu.
2. Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa. Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut “Manawèndra” (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama, tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut “Raghawèndra” (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para dewa).
Pertanyaannya adalah; Jika memang Krisna adalah Tuhan, mana mungkin Dewa Indra tidak tahu, bukankah beliau adalah pemimpin para dewa? Di sini jelas sekali bahwa Ketuhanan Krisna dlm weda tidak disepakati secara mutlak, hanya org-org penyembah krisna saja yg mengikutinya.
KOMENTAR: Itu kutipan dari mana Bli? Perlu juga dunk dicantumkan sumber kutipannya. Yaaa… Bli sudah menjelaskan kalau Indra itu bukanlah nama satu orang atau satu deva. Indra hanya jabatan/julukan. Apa seorang Deva sudah pasti bisa mengetahui Tuhannya? Tidak Bli, deva Brahma sendiri setelah lahir dari bunga padma yang keluar dari pusarnya Garbhodakasayi Vishnu harus bertapa begitu lama supaya bisa mengerti dan mengenali Tuhan. Setelah tahu bahwa Krishna adalah Tuhan, Deva Brahma juga masih bisa terkecoh “permainan rohani” Krishna. Brahma sendiri tidak mengenali “Anak Kecil” yang super sakti itu. Inilah kehebatan Tuhan. Beliau tidak akan dikenali melalui kesaktian atau kehebatan jabatan. Beliau hanya bisa didekati dan dikenali melalui bhakti yang murni.
3.Dari cerita di atas dan cerita lain tentang para dewa, terjadi suatu pertentangan yaitu ; Dalam ajaran agama Hindu, Dewa adalah makhluk suci, makhluk supernatural, penghuni surga, malaikat, dan manifestasi dari Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Sedangkan dlm cerita di atas ketika org-org tidak memuja Dewa Indra, melihat itu dia yang sedang diselimuti ego kekuasaan menjadi marah besar. Seketika itu juga dewa Indra mengirimakan hujan badai yang sangat lebat sehingga menyebabkan banjir bandang luar biasa di sekitar Vrindavan. Pertanyaannya adalah; satu sisi keyakinan Hindu Bahwa Dewa adalah makhluk suci, sedangkan dalam sisi lain diseritakan bahwa Dewa suka marah, suka tersinggung, suka memberi bencana dan menyiksa ummatnya. Apakah pantas seorang dewa iri hati gara-gara pemujanya pindah memuja yg lain, Tuhan lagi yg dipujanya? Logika dan akal sehat mana yg dpt menerima cerita tsb?
KOMENTAR: Saya luruskan: Indra dan deva2 yang lain bukan manifestasi Tuhan yang Maha Esa. Mereka pejabat. Ya tentu Deva adalah mahluk istimewa. Tapi keistimewaan ini tetap dalam konteks material, bukan konteks rohani. Para Deva pun harus juga mengembangkan kesadaran Rohaninya. Mereka juga berguru secara rohani supaya bisa berkualifikasi Rohani. Oleh karena itu, di surga juga ada guru kerohanian. Tentang Deva yang iri? Deva yang kurang ajar dan dikutuk pun ada. Indra pernah dikutuk jadi ular karena melakukan kesalahan. Indra juga pernah dikutuk jadi Babi karena kesombongannya. Manikgiva dan Nalakuvera dikutuk oleh Naradha menjadi sepasang pohon.
4. Dalam keyakinan Hindu, Dewa (atau Deva, Daiwa) adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Para Dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara Tuhan dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-Dewi tersebut seperti: Brahma; Wisnu; Siwa; Agni; Baruna; Aswin; Kubera; Indra; Ganesa; Yama; Saraswati; Laksmi; Surya. Pertanyannya adalah, mengapa krisna mengusik penduduk tsb untuk tdk memuja Dewa Indra, tapi malah memuja bukit Govardhan. Sehingga terjadi perseteruan antara Sri Krishna dengan dewa Indra. Apanya yang salah pada dewa Indra pdahal selam ini penduduk tsb di beri kemakmuran oleh Dewa Indra?
KOMENTAR: saya sudah luruskan mengenai istilah manifestasi ini. Saya luruskan lagi mengenai “ Deva sebagai perantara Tuhan dalam berhubungan dengan umatNya”. Tuhan tidak membutuhkan perantara seperti seorang politisi yang mendekati masyarakat melalui tokoh2 masyarakat supaya dia bisa diterima dan terpilih he he he… Sekali lagi saya katakan kalau Deva ini adalah pejabat yang mengurusi hal2 material. Misalnya memberi hujan, memberi angin, memberi kemakmuran dll.
Devi Laksmi dan juga Durgha, jangan Bli samaratakan di kelompok itu. Kuhusus mengenai Brahma-Vishnu_Siva, ini disebut avatara (Guna Avatara). Di antara ketiganya, hanya Vishnu yang Tuhan. Brahma lahir dari bunga padma yang keluar dari pusar Vishnu. Lalu siapakah Siva? Jawabannya silakan lihat di link ini: https://narayanasmrti.com/2009/09/siapakah-siva
5. Pasti kalian akan menjawb semua itu adalah LILA dari Tuhan Krisna. (titik). Sudah menjadi lagu wajib yg kuno, jika kalian kekurangan argument dan bingung sendiri terhadap keyakinan anda, sehingga ujung-ujungnya jawabnnya adalah semmua itu adalah Lila, Tuhan Maha berkehendak, Tuhan Maha Segala sesuatu, Tuhan tdk dibatasi oleh Makhluk dll. Yaaa… capek dech………………..?
KOMENTAR: Ya, saya memang bingung. Tuhan dan keinginanNya memang susah di mengerti. Indra dan Brahma saja bingung dalam mengenali Tuhannya, apalagi saya? Karena kita bingung makanya kita harus bertanya dan belajar melalui tiga otoritas, yaitu: Sastra atau Veda, sadhu atau orang suci, dan guru kerohanian. Kebingungan saya adalah “kebingungan dan keheranan” terhadap kelengkapan ajaran Veda yang menjelaskan semuanya. Kebingungan ini justru semakin membuat saya bangga terhadap Veda yang saya yakini. Kebingungan saya bukan kebingungan konyol atau sontoloyo…
@ putratridharma
Aku tdk Heran mendengar jawabanmu seperti itu, karena sudah jd lagu lama lama ketika berdiskusi dg org Hindu Bali, kadang jawabnnya dg sloka-sloka begitu kuat pembuktiannya, kadang kamu dari mana dpt penjelasan ini?, adapun senjata pamungkasnya adalah”itu semua adalah Lila Tuhan”. apakah yg terakhir ini memang gk bisa jwb ato mangkir karena belum tahu, ato jawaban bingung. Kalo kamu masih bingung dg prinsip Ketuhanan-mu, maka orang luar akan melihat dg komentar “ Lucu dech..”
Berikut ini saya cuplikan dari sastra dan Veda tentang dewa adalah manifestasi Tuhan dan Dewa Indra adalah salah satu manifestasi Tuhan.
Bagian Pertama:
Dewanrsin manusyamsca
pitrn grhyasca dewatah
pujayitwa tatah pascad
Grhastha sesabhugbha
(Manawa Dharmasastra III.117)
Maksudnya: Setelah melakukan persembahan kepada Dewa manifestasi Tuhan, kepada para Resi, leluhur yang telah suci (Dewa Pitara), kepada Dewa penjaga rumah dan juga kepada tamu. Setelah itu barulah pemilik rumah makan. Dengan demikian ia lepas dan dosa.
http://www.parisada.org/ Makanlah Setelah Ber-“yadnya”
bagian kedua:
“Indraṁ mitraṁ varunam agniṁ ahur atho divyaḥ sa suparṇo garutmān,
ekaṁ sadviprā bahudhā vadanti agniṁ yamaṁ matarisvānam ahuḥ”.
Mereka menyebutnya dengan Indra, Mitra, Varuna dan Agni, Ia yang bersayap keemasan Garuda, Ia adalah Esa, Para maharesi (Vipra/orang bijaksana) memberi banyak nama, mereka menyebutnya Indra Yama, Matarisvān. (Ṛgveda I.64.46)
http://sanggrahanusantara.blogspot.com/2010/01/sifat-sifat-tuhan.html.
Bagian ketiga:
Berikut dinyatakan bahwa semua dewa-dewa itu sesungguhnya adalah satu, Satu Dewata. Pada mantram-mantram kita jumpai pernyataan yang non simbolis tentang satunya dewa-dewa dalam Dewa yang satu, Aspek Tuhan Yang Maha Esa, yang sama:
“Tvamagna indro vṛsabhaḥ satāmasi tvaṁ viṣṇur urugāyo namsyaḥ, tvaṁ brahmā rayivid brāhmāṇaspate tvaṁ vidhartaḥ sacase purandhyā” (3).
“Tvam agne rājā varuṇo dhṛtavratas tvaṁ mitro bhavasi dasma idyaḥ, tvamaryamā satpatiryasya saṁbhjaṁ tvamaṁśo vidhate deva bhājayuḥ” (4).
“Tvam agne aditir deva dāsuṣe tvaṁ hotra bhāratī vardhase girā,
tvamilā Śatahimāsi dakṣase tvaṁ vṛtrā vasupate sarasvatī” (11).
Engkau adalah Agni, Indra, pahlawan dari semua pahlawan. Engkau adalah Viṣṇu, yang langkahnya agung yang hamba hamba puja. Engkau adalah Brāhmāṇaspati, Brahmā yang yang memiliki seluruh kekayaan, Engkau menyangga segala- yang hamba cintai dan memohon kebijaksanaan(3).
Engkau adalah Agni, Engkau adalah maharaja Varuṇa,pengu asa hukum yang sangat adil. Engkau adalah Mitra, Pekerja yang mengagumkan yang hamba puja. Engkau adalah Aryama Dewata para pahlawan yang menambahkan kekayaan kepada semua orang. Engkau Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud-Mu sebagai Aṁsa yang bebas dalam persidangan agung(4)
Ya Tuhan Yang Maha Esa,Engkau adalah Agni,Aditi,dewata yang menerima persembahan kami. Engkau adalah Hotra- Bhāratī,Paṇḍita Agung dan dewi Kebudayaan,Engklau adalah yang diagungkan oleh ribuan umat manusia di musim salju. Engkau adalah penganugrah kekayaan, pembunuh raksasa Vṛtra,dan Sarasvatī,dewi ilmu pengetahuan dan kebijakan(11). Ṛgveda II.1.3, 4,11
Dalam mantra-mantra di atas, dewa Agni diidentikkan dengan semua dewata yang lain, baik dewa maupun dewi. Ini menunjukkan bahwa semua dewa-dewa (devatā) adalah nama yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Suci, Yang Maha Tunggal.
“Indra it somapā eka indrah sutapā viśvāyuḥ antar devān martyaṁśca”
Indra yang menikmati minuman persembahan, yang menikmati minuman Soma, yang menghidupkan segalanya baik yang di sorga maupun di maya
pada ini. ( Ṛgveda VIII.2.4)
Bagian keempat:
Berikut semua dewata ada dan identik dengan Indra:
“Mahāttadevaḥ kavayaś cārunāma yaddhadevabhavātha viśve indre,
sakharbhubhiḥ puruhūta priyebhir imāṁ dhiyaṁ sātaye takṣtā naḥ”
Itulah Dia, Oh Para Mahaṛṣi! Engkau maha agung,semua dewata menyatu di dalam Indra. Oh Sahabat, kerap kali pujalah Dia. Engkau maha suci bersama dengan ṛbhu yang mengaransemennya, lagu pujian ini adalah untuk kesejahtraan kami. (Ṛgveda III.54.17)
Dewa-dewa yang sangat dominan dipuja dalam Veda adalah Agni, Indra, Vāyu dan Sūrya kemudian dalam perkembangannya, seperti dapat kita jumpai dalam kitab-kitab Purāṇa, dewa-dewa tersebut digantikan, diambil alih kedudukannya atau diidentikkan dengan dewa-dewa Tri Mūrti, yakni Agni diidentikkan dengan Brahma, Indra dan Vāyu diidentikkan dengan Viṣṇu dan Sūrya.
Ketiga dewa-dewa Tri Mūrti ini merupakan Udbhava-Nya atau manifestasi utama-Nya. Dewa-dewa Tri Mūrti ini yang menggantikan peranan dewa-dewa dalam Veda, sehingga dewa-dewa Veda itu tidak banyak lagi dipuja dalam perkembangan berikutnya. Dewa-dewa Tri Murti digambarkan sebagai Personal God (Tuhan Yang Berperibadi).
Bagian kelima:
Bahkan dalam MUNDAKOPANISHAD, BAGIAN 1
“Wahai para dewa sekalian, perkenankan kami senantiasa mendengarkan melalui telinga kami, hal-hal bersifat suci dan bersih; Wahai para dewata yang (kami) puja, perkenankan kami melihat hal-hal yang bersifat suci dan bersih. Perkenankan kami hidup sepanjang hidup kami yang telah ditentukan ini dengan sehat penuh ceria, dengan senantiasa memanjatkan doa puja-puji bagimu. Semoga Indra yang terkenal berasal dari kurun waktu nan silam, semoga Pushan (surya) yang mengetahui semuanya, semoga Vayu (bayu) dewa yang bergerak secara kilat, menyelamatkan kami dari berbagai bencana dan semoga Brihaspati yang melindungi harta spritual di dalam diri kami …. Mengkaruniai kami dengan kekuatan intelektual (budi) agar kami mampu memahami skripsi-skripsi suci dan dengan penuh semangat mempelajari ajaran-ajaran ini .”
Demikian karya sastra Mundakopanishad ini, yang konon kabarnya merupakan sebuah naskah kuno yang berasal dari zaman sebelum Ramayana dan Mahabrata ini dibuka dengan sloka mantra di atas. Para resi di zaman yang lampau selalu membuka sebuah ajaran kepada para sishyanya dengan memanjatkan doa-doa puja-puji kepada Yang Maha Esa atau dewa-dewi yang berhubungan dengan ajaran tersebut, agar diberi tuntunan, pengertian (budi, budhi) dan semangat yang membara demi memahami ajaran yang dianggap suci ini. Di era tersebut Yang Maha Esa di kenal sebagai Indra Yaitu Maharajanya para dewa-dewa di Swargaloka, beliau adalah Dewa Halilintar merangkap Dewa Api, juga sering berbentuk Surya yang dianggap mata Tuhan yang serba melihat dan tahu akan keadaan yang berlangsung di sekitarnya termasuk di bumi dan di jagat raya. http://shantigriya.tripod.com/sastra/mundakopanishad/mundakopanishad.htm
@all..
sambil makan daging dan nasi tumpeng (kami berhari raya idul adha) saya ucapkan selamat berdiskusi dengan nikmat dan kenyang,,, 🙂
salam
@osamah
Hati-hati, biasanya pas hari raya yang berlimpah ruah daging, banyak yang kena tekanan darah tinggi, ada yang stroke masuk rumah sakit. Teman saya dulu pas strokenya lebaran he he he… Becanda….
@ Komang Yohanes
===Aku tdk Heran mendengar jawabanmu seperti itu, karena sudah jd lagu lama lama ketika berdiskusi dg org Hindu Bali, kadang jawabnnya dg sloka-sloka begitu kuat pembuktiannya, kadang kamu dari mana dpt penjelasan ini?, Adapun senjata pamungkasnya adalah”itu semua adalah Lila Tuhan”. apakah yg terakhir ini memang gk bisa jwb ato mangkir karena belum tahu, ato jawaban bingung. Kalo kamu masih bingung dg prinsip Ketuhanan-mu, maka orang luar akan melihat dg komentar “ Lucu dech..”
KOMENTAR: Bli Komang salah ingat barangkali, yang sering menyebut-nyebut dan mengagungkan lila Tuhan Sri Krishna adalah penyembah Vishnu (Vaishnava), bukan “orang Hindu Bali”. Coba ingat-ingat dech Bli, mungkin itu orang Bali yang Vaishnava (Hare Krishna). Oh ya, saya tidak merevisi komentar saya yang terakhir itu. Hidup di dunia material memang sudah kodratnya bingung karena begitu kita lahir, kita sudah ditangkap oleh energi Maya yang membingungkan. Karena itulah kita perlu belajar Kesadaran Krishna supaya tidak dibingungkan.
Wah, Bli Komang semakin kritis saja. Dulu saya juga berpikir tentang eksistensi Deva-Deva dengan mengatakan yang lebih tegas lagi kalau “Deva sama dengan Tuhan”. Akan tetapi, seiring proses belajar dan membaca buku2 karya para Vaishnava, saya kemudian paham kalau Deva tidak sama dengan Tuhan. Coba Bli Komang baca tulisan sederhana saya di bawah ini:
DEVA MEMANG BUKAN TUHAN
Wayan Suja (Agustus 2004) pernah menulis di majalah Raditya dengan judul “Bhatara yang Membingungkan”. Tulisan itu sangat menarik karena mengangkat realitas kesradhaan umat Hindu di Bali yang terkesan lucu, di mana telah terjadi kesimpangsiuran mengenai sebutan Bhatara, sehingga mahluk sebangsa memedi pun disebut Bhatara.
Lain Bhatara, lain pula halnya dengan Dewa. Saya ingin mengatakan bahwa kesimpangsiuran itu ternyata lebih luas lagi, merambah pada tataran filosofis, di mana sebagian besar umat Hindu menganggap bahwa Dewa sama dengan Tuhan. Ini mungkin bisa dimaklumi karena ada pernyataan dalam Veda yang sepintas tampak seperti itu. Misalnya dalam Rg Veda I. 164.46: Dikatakan Dewa Indra, Mitra, Waruna, Agni. Kemudian ia juga Garutman, Suparna. Sesungguhnya Ia yang Esa, oleh para ahli mengatakan dengan banyak nama seperti Agni, Yama, dan Matariswa. Mengenai mantram ini, silakan buka Bhagavad Gita oleh A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. Ada 19 sloka yang bisa menjelaskan secara masuk akal mantram ini, yakni sloka 10.20 – 10.39.
Tuhan sendiri bersabda bahwa Beliau sebenarnya adalah Roh yang utama yang bersemayam di dalam hati semua mahluk hidup (lihat sloka 10.20). Sebagai contoh, coba kita cermati sloka 10.37: Di antara keturunan Vrsni, Aku adalah Vasudewa, di antara para Pandawa Aku adalah Arjuna, di antara rsi-rsi, Aku adalah Vyasa, dan di antara para ahli pikir yang mulia, Aku adalah Usana. Apakah dengan demikian Arjuna, Vyasa, dan Usana adalah Tuhan? Tidak bukan? Lalu, pada sloka yang lain, Beliau menyatakan diri sebagai beringin (di antara pohon), Ananta (di antara naga), sebagai huruf A (di antara abjad), sebagai perjudian (di antara penipu), dan masih banyak lagi pernyataan langsung dari Beliau. Ingat, ini pernyataan langsung (Aku) bukan melalui perantara (Dia). Ini tidak lain adalah untuk menjelaskan keberadaan Beliau sendiri sebagai Roh Utama yang berada pada semua mahluk. Mahluknya sendiri (termasuk para Dewa) jelas berbeda dengan Tuhan.
Eksistensi Dewa Menurut Kitab Suci Veda:
Selain menyatakan seolah-olah Dewa sama dengan Tuhan, Rg Veda (X.129.6) juga menyatakan bahwa Dewa diciptakan oleh Tuhan, yakni setelah Beliau menjadikan alam semesta ini berserta isinya. Jadi, Dewa bukan Tuhan. Terjemahan mantram ini selengkapnya adalah sebagai berikut.
Sesungguhnya, siapakah yang mengenalnya? Siapa pula yang dapat mengatakan bila penciptaan ini dan itu dijadikan? Setelah diciptakannya alam semesta ini, kemudian dijadikanlah Dewa-Dewa itu. Siapakah yang mengetahui kejadian itu?
Yang terpenting dari ungkapan Mantram itu adalah pengertian yang menegaskan bahwa Dewa dijadikan atau diciptakan. Dengan diciptakan, ini berarti Dewa bukan Tuhan! Selanjutnya, Manawa Dharma Sastra 1.22 juga menyatakan hal yang sama:
Tuhan yang telah menciptakan tingkat-tingkat dari Dewa-Dewa yang memiliki sifat hidup dan sifat gerak. Juga diciptakan Sadhya yang berbadan halus serta upacara (yadnya yang kekal).
Agar lebih dalam lagi, Bhagavad Gita oleh A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada bisa dijadikan rujukan yang otentik. Ada lima sloka yang relevan dengan masalah di atas. Berikut adalah sloka-sloka yang dimaksud.
Dalam Bhagavad Gita 3.11:
Para Dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci juga akan memuaskan engkau. Dengan demikian, melalui kerjasama antara manusia dengan para Dewa, kemakmuran akan berkuasa bagi semua.
Dalam Bhagavad Gita 3.12:
Para Dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup. Bila para Dewa dipuaskan dengan pelaksanaan yadnya, mereka akan menyediakan segala kebutuhan untukmu. Tetapi, orang yang menikmati berkat-berkat itu tanpa mempersembahkan kepada para Dewa sebagai balasan pasti adalah pencuri.
Dalam Bhagavad Gita 7.23:
Orang yang kurang cerdas menyembah para Dewa, dan hasilnya terbatas dan sementara. Orang yang menyembah para Dewa pergi ke planet-planet para Dewa, tetapi orang yang menyembah-Ku pergi ke planet-Ku yang paling tinggi.
Dalam Bhagavad Gita. 9.23:
Orang yang menjadi penyembah Dewa-Dewa dan menyembah Dewa-Dewa itu dengan penuh kepercayaan, sebenarnya mereka menyembah-Ku, tetapi mereka berbuat demikian dengan cara yang keliru.
Dalam Bhagavad Gita. 9.25:
Orang yang menyembah para Dewa akan dilahirkan di tengah-tengah masyarakat Dewa, orang yang menyembah leluhur kembali ke alam leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah mahluk seperti itu, dan orang yang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.
Dari sloka-sloka di atas, sangat jelas perbedaan antara Tuhan, para Dewa, leluhur, dan hantu/roh halus. Dengan demikian, umat Hindu semestinya tidak keliru dalam “menyerahkan diri”.
Cerita Tentang Dewa Indra (Tambahan Penjelasan):
Mohon ini jangan diartikan melecehkan para Dewa. Kita tidak boleh kurang hormat kepada para dewa karena mereka adalah pelayan (bhakta) Tuhan. Mengapa Dewa Indra kelimpungan jika ada manusia yang teguh tapanya? Jawabnya adalah dia khawatir tahtanya direbut. Indra adalah presiden atau mungkin lebih tepatnya raja. Raja kerajaan surga tentunya. Banyak sudah yang menjadi korban dari rasa khawatir Dewa Indra. Salah satu di antaranya adalah Brahmarsi Wiswamitra yang merupakan salah seorang dari tujuh Rsi penerima Wahyu. Brahmarsi Wiswamitra beberapa kali digagalkan tapanya oleh Indra dan para dewa lainnya karena dikhawatirkan hasil tapa Wiswamitra yang dahsyat adalah untuk menguasai surga.
Ada sebuah cerita di dalam Upanisad (diceritakan oleh Sri Srimad Gour Govinda Swami Maharaja), suatu hari, Indra tidak menghormati Brihaspatideva, guru kerohanian para dewa. Karena itu, Brhaspati mengutuknya, “Kamu menjadilah seekor babi!” Sebelumnya ia adalah Indra tetapi ia menjadi seekor babi yang makan kotoran. Ia menjadi lupa sepenuhnya bahwa dulu ia adalah Indra. Ia memiliki seekor istri (bangkung) dan memiliki belasan anak (kucit).
Cerita lain tentang Nahusa. Ia adalah seorang raja yang hebat, kaisar seluruh dunia. Ia adalah raja yang terkenal di masa dinasti soma vamsa. Ia begitu perkasa sehingga para dewa mengundangnya ke planet-planet surga. Para asura sering menyerang planet-planet surga. Karena itulah para Dewa mengundang Nahusa, “Datanglah dan bertempurlah melawan para asura, dan lindungilah kami.” Ia begitu perkasa dan seorang raja yang sangat saleh yang selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan saleh. Sebagai hasil dari kegiatan salehnya, ia menjadi Indra. Ketika ia sudah menjadi Indra, ia memelihara rasa bangga yang besar dan berpikir, “Sekarang aku telah menjadi Indra, raja surga.” Ia biasa mempekerjakan para brahmana untuk mengusung tandunya. Suatu hari, ia mempekerjakan Agastya Muni, seorang brahmana yang sangat perkasa untuk mengusung tandunya, dan ia menginjak Agastya Muni dengan kakinya. Sang Muni menjadi marah dan berkata, “Bedebah, apa yang kamu lakukan?” Kemudian ia mengutuk Indra, “Baiklah, kamu menjadilah seekor ular!”
Berdasarkan cerita itu jelaslah bahwa Indra adalah jabatan. Yang namanya jabatan, sangat mungkin berganti-ganti yang memangkunya, walau tanpa pemilu seperti di planet kita ini!
Untuk semua org Hindu, agar kalian tdk salah faham dan menghakimiku. Jdai bukannya aku niat jelek atao menodai agama org lain. Tapi adalah sebuah kebingungan ketika aku melihat dan membaca konsep Ketuhanan dlm Hindu. Maka saya tu;is dan kuungkap dlm bentuk pertanyaan yg kristis ini aku mintak sebuah jawaban yg sesuai bisa membuat kejelasan.
Anda membuat suatu perbandingan, ketika Tuhan menyatakan bahwa; Aku adalah Vasudewa, di antara para Pandawa Aku adalah Arjuna, di antara rsi-rsi, Aku adalah Vyasa, dan di antara para ahli pikir yang mulia, Aku adalah Usana. Apakah dengan demikian Arjuna, Vyasa, dan Usana adalah Tuhan? Tidak bukan? Lalu, pada sloka yang lain, Beliau menyatakan diri sebagai beringin (di antara pohon), Ananta (di antara naga), sebagai huruf A (di antara abjad), sebagai perjudian (di antara penipu), dan masih banyak lagi pernyataan langsung dari Beliau.
Yag anda contohkan adalah para tokoh manusia, tumbuhan/pohon, binatang, maka sangat jauh sekali dibuat untuk perbandingan dg para dewa? Apalagi dari tingkat kesucian rohaninya.
Lalu bagaimana dg sloka-sloka dari weda yg saya berikan kepadamu,
1. apakah antar sloka dlm veda terjadi pertentangan?
2. Apakah memang terjadi penuhanan dalam setiap era/masa?
3. Apakah setiap aliran dalam Hindu hanya mengidolakan dan memuja Tuhan tertentu saja yg sesuai dg alirannya?
4. Apakah terjadi suatu pembedaan, misalkan jika golongan pemyembah Siwa merujuknya pada veda tertentu, sebaliknya hare Krisna merujuknya hanya pada BG dan lainnya yg dianggap sesuai dg kelompokny?
5. Jika memang Dewa Indra bukan manifestasi, lalu apakah maksud sloka-sloka yag saya tulis sebelumnya tsb?
Putra tri darma, tolong jelaskan dg baik dan runtun agar “kebingunganku” hilang.
Secara keseluruhan saya juga bingung.
Kenapa ya Krisna turun ke dunia ngga bilang2 sama yang lain baik Indra maupun Brahma…? seolah2 cerita ini “pahlawan2nya” kurang koordinasi…(maaf)? Apa karena semua manusia, dewa dan brahma terikat dengan hal2 material sehingga tidak hanya di bumi saja ditegakkan kebenaran dan darma tapi juga di alam dewa dan brahma…?
Pertanyaan lagi. Kalo memang menyembah Tuhan yang dibenarkan, lantas kenapa Dewa Indra membiarkan penduduk vrindavan hanya menyembah dirinya, kenapa ngga Indra sendiri turun ke vrindavan dan bilang sembahlah Tuhan dengan cara menyembah gunung….?
Satu lagi. Apa semua dewa yang berada di alam material adalah nama jabatan seperti indra, agni, baruna, dll…..? lantas kalo ada penggantinya apa selalu diambil roh/atma dari bumi kita ini…? Jika Tuhan bisa mengatur langsung di dunia ini (seperti turunnya Krisna) lantas buat apa jabatan2 dewa itu…? kan duplikat jadinya…? Maaf, saya bingung…
Salam
@ Komang Yohanes
Tidak ada kok yang akan mencap Bli Komang sebagai “menodai” agama Hindu. Santai aja Bli…
===AAnda membuat suatu perbandingan, ketika Tuhan menyatakan bahwa: Di antara keturunan Vrsni, Aku adalah Vasudewa, di antara para Pandawa Aku adalah Arjuna, di antara rsi-rsi, Aku adalah Vyasa, dan di antara para ahli pikir yang mulia, Aku adalah Usana. Apakah dengan demikian Arjuna, Vyasa, dan Usana adalah Tuhan? Tidak bukan? Lalu, pada sloka yang lain, Beliau menyatakan diri sebagai beringin (di antara pohon), Ananta (di antara naga), sebagai huruf A (di antara abjad), sebagai perjudian (di antara penipu), dan masih banyak lagi pernyataan langsung dari Beliau. Ingat, ini pernyataan langsung (Aku) bukan melalui perantara (Dia). Ini tidak lain adalah untuk menjelaskan keberadaan Beliau sendiri sebagai Roh Utama yang berada pada semua mahluk. Mahluknya sendiri (termasuk para Dewa) jelas berbeda dengan Tuhan.
Yang anda contohkan adalah para tokoh manusia, tumbuhan/pohon, binatang, maka sangat jauh sekali dibuat untuk perbandingan dg para dewa? Apalagi dari tingkat kesucian rohaninya.
KOMENTAR: Apa yang saya kutipkan hanyalah sampel saja. Bli Komang ingin ucapan Krishna yang tidak hanya manusia dan tumbuhan, tapi ada juga Deva. Ini yang lebih lengkap:
Bhagavad-gita 10.20
10.20 O Arjuna, Aku adalah Roh yang Utama yang bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup. Aku adalah awal, pertengahan, dan akhir semua makhluk.
Bhagavad-gita 10.21
10.21 Di antara para Aditya Aku adalah Visnu, di antara sumber-sumber cahaya Aku adalah matahari yang cerah, di antara para Marut Aku adalah Marici, dan di antara bintang-bintang Aku adalah Bulan.
Bhagavad-gita 10.22
10.22 Di antara veda-veda Aku adalah Sama veda; di antara para dewa Aku adalah Indra, raja surga; di antara indria-indria Aku adalah pikiran, dan Aku adalah hidup [kesadaran] para makhluk hidup.
Bhagavad-gita 10.23
10.23 Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa Siva, di antara para Yaksa dan raksasa Aku adalah dewa kekayaan[kuvera], di antara para vasu Aku adalah api[agni], dan di antara gunung-gunung Aku adalah Meru.
Bhagavad-gita 10.24
10.24 Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa Aku adalah Brhaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima Aku adalah Kartikeya, dan di antara sumber-sumber air Aku adalah lautan.
Bhagavad-gita 10.25
10.25 Di antara resi-resi yang mulia, Aku adalah Bhrgu; di antara getaran-getaran suara Aku adalah om yang bersifat rohani. Di antara korban-korban suci Aku adalah ucapan-ucapan nama-nama suci Tuhan[japa], dan di antara benda-benda yang bergerak Aku adalah pegunungan Himalaya.
Bhagavad-gita 10.26
10.26 Di antara semua pohon, Aku adalah pohon beringin. Di antara resi-resi di kalangan para dewa Aku adalah Narada. Di antara para Gandharva Aku adalah Citraratha, dan di antara makhluk-makhluk yang sempurna Aku adalah resi Kapila.
Bhagavad-gita 10.27
10.27 Ketahuilah bahwa di antara kuda-kuda Aku adalah Uccaihsrava, yang diciptakan pada waktu lautan dikocok untuk menghasilkan minuman kekekalan. Di antara gajah-gajah yang agung Aku adalah Airavata, dan di antara manusia Aku adalah raja.
Bhagavad-gita 10.28
10.28 Di antara senjata-senjata, Aku adalah petir; di antara sapi-sapi Aku adalah Surabhi. Di antara sebab-sebab orang berketurunan, aku adalah Kandarpa, dewa asmara, dan di antara ular-ular Aku adalah Vasuki.
Bhagavad-gita 10.29
10.29 Di antara para Naga yang berkepala banyak Aku adalah Ananta. Di antara para makhluk yang hidup di air Aku adalah dewa varuna. Di antara para leluhur yang sudah meninggal Aku adalah Aryama, dan di antara para pengatur hukum Aku adalah Yama, dewa kematian.
Bhagavad-gita 10.30
10.30 Di antara para raksasa Daitya Aku adalah Prahlada yang ber-bhakti dengan setia. Di antara para penakluk Aku adalah waktu, di antara para binatang Aku adalah singa, dan di antara para burung Aku adalah Garuda.
Bhagavad-gita 10.31
10.31 Di antara segala sesuatu yang menyucikan, Aku adalah angin, di antara para pembawa senjata Aku adalah Rama. Di antara ikan-ikan Aku adalah ikan hiu, dan di antara sungai-sungai yang mengalir Aku adalah sungai Gangga.
Bhagavad-gita 10.32
10 32 Di antara segala ciptaan Aku adalah permulaan, akhir dan juga pertengahan, wahai Arjuna. Di antara segala ilmu pengetahuan, Aku adalah ilmu pengetahuan rohani tentang sang diri, dan di antara para ahli logika, Aku adalah kebenaran sebagai kesimpulan.
Bhagavad-gita 10.33
10.33 Di antara semua huruf Aku adalah A. Di antara kata-kata majemuk, Aku adalah kata majemuk setara. Aku adalah waktu yang tidak dapat dimusnahkan, dan di antara para pencipta Aku adalah Brahma.
Bhagavad-gita 10.34
10.34 Aku adalah maut yang memakan segala sesuatu, dan Aku adalah prinsip yang menghasilkan segala sesuatu yang belum terjadi. Di kalangan kaum wanita, Aku adalah kemasyuran, keuntungan, bahasa yang halus, ingatan, kecerdasan, ketabahan dan kesabaran.
Bhagavad-gita 10.35
10.35 Di antara mantra-mantra dalam Sama veda Aku adalah Brhat-sama. Di antara sanjak-sanjak Aku adalah Gayatri. Di antara bulan-bulan Aku adalah Margasirsa[Nopember-Desember], dan di antara musim-musim Aku adalah musim semi, waktu bunga mekar.
Bhagavad-gita 10.36
10.36 Aku adalah perjudian kaum penipu, Aku adalah kemuliaan segala sesuatu yang mulia. Aku adalah kejayaan, Aku adalah petualangan dan Aku adalah kekuatan orang yang kuat.
Bhagavad-gita 10.37
10.37 Di antara keturunan vrsni, Aku adalah vasudeva. Di antara para pandava Aku adalah Arjuna. Di antara resi-resi Aku adalah vyasa, dan di antara para ahli pikir yang mulia Aku adalah Usana.
Bhagavad-gita 10.38
10.38 Di antara segala cara untuk melarang pelanggaran hukum, Aku adalah hukuman, dan di antara orang yang mencari kejayaan Aku adalah moralitas. Di antara segala hal yang rahasia Aku adalah sikap diam, dan Aku adalah kebijaksanaan orang bijaksana.
Bhagavad-gita 10.39
10.39 Wahai Arjuna, di samping itu Aku adalah benih yang menghasilkan segala kehidupan. Tiada satu makhlukpun-baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak- yang dapat hidup tanpa-Ku.
Bhagavad-gita 10.40
10.40 Wahai penakluk musuh yang agung, perwujudan-perwujudan rohani-Ku tidak ada batasnya. Apa yang telah kusabdakan kepadamu hanya sekedar petunjuk saja tentang kehebatan rohani-Ku yang tidak terhingga.
Bhagavad-gita 10.41
10.41 Ketahuilah bahwa segala ciptaan yang hebat, indah dan mulia hanya berasal dari segelintir kemuliaan-Ku.
Bhagavad-gita 10.42
10.42 Wahai Arjuna, mengapa segala pengetahuan yang terperinci ini diperlukan? Dengan satu bagian percikan saja dari Diri-Ku Aku berada di mana-mana dan menyangga seluruh alam semesta.
Bli, tentang kesucian atau kerohanian tidak mutlak Deva lebih tinggi kerohaniannya dibandingkan manusia yang menjadi penyembah murni Tuhan. Tingkat kerohanian tidak diukur berdasarkan badan material (badan Deva ini masih material Bli…). Prahlada yang merupakan putra dari raksasa Hiranyakasipu memiliki tingkat kerohanian yang sempurna. Bahkan Indra dan para Deva semua bersujud kepada Beliau semenjak beliau masih dalam kandungan ibunya. Hanuman berbadan kera, tetapi kerohaniannya sempurna. Bahkan Beliau “diramalkan” akan menggantikan Brahma setelah Brahma yang sekarang pulang ke kediaman Krishna. Tapi semua para Deva adalah Vaishnava. BERSAMBUNG…
@ Komang Yohanes
Lalu bagaimana dg sloka-sloka dari weda yg saya berikan kepadamu,
1. apakah antar sloka dlm veda terjadi pertentangan?
2. Apakah memang terjadi penuhanan dalam setiap era/masa?
3. Apakah setiap aliran dalam Hindu hanya mengidolakan dan memuja Tuhan tertentu saja yg sesuai dg alirannya?
4. Apakah terjadi suatu pembedaan, misalkan jika golongan pemyembah Siwa merujuknya pada veda tertentu, sebaliknya hare Krisna merujuknya hanya pada BG dan lainnya yg dianggap sesuai dg kelompokny?
5. Jika memang Dewa Indra bukan manifestasi, lalu apakah maksud sloka-sloka yag saya tulis sebelumnya tsb?
KOMENTAR: Veda begitu luas. Butuh waktu yang panjang mungkin 3 atau 4 kali umur kita untuk bisa menguasai Veda. Ini tidak mungkin kan? Oleh karena itulah Krishna memberikan “rangkumanNya” dalam bentuk Bhg. Gita. Tentang adanya sloka yang seolah-olah bertentangan satu dengan yang lain itu benar. Mengapa begitu? Ya karena dalam Veda, Tuhan memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan mana yang akan ditempuh, karena tidak semua orang kecenderungannya sama. Ada dua jalan kehidupan yaitu: Pravrtti dan Nirvrtti Veda (Bhag.7.15.47. Dikatakan: pravrttimca nivrttim ca dvi vidham karma vaidikam: ada dua jalan kehidupan, yaitu pravrtti dan nivrtti yang bisa ditempuh oleh manusia di dunia fana ini.
Jalan kehidupan pravrtti adalah jalan kehidupan material yang berupa ikhtiar memperbaiki standar kehidupan material. Sedangkan jalan Nirvrtti berupa ikhtiar melepaskan diri dari kehidupan material.
Orang yang menempuh jalan Pravrtti tentu saja dia akan memohon berkat-berkat material dari para Deva, karena para Deva memang bertugas untuk memberi anugerah2 seperti itu. Mereka akan memuja para Deva. Konsekkuensinya adalah mereka akan lahir dan mati berulang-ulang (reinkarnasi). Sedangkan orang yang menempuh jalan Nirvrtti akan memandang Deva sebagai pelayan Tuhan yang juga harus dihormati (bukan dipuja supaya mendapat anugrah material). Penempuh jalan Nirvrtti tidak ingin berkat-berkat material, makanya mereka memuja Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.
Inilah rasionalnya mengapa dalam Veda kadang slokanya “tampak” bertentangan. TAPI, pertentangan itu sudah disatukan dan dirangkum oleh Krishna menjadi Bhagavad Gita. Demikian penjelasan saya yang terbatas ini. Semoga Bli Komang tidak bertambah bingung. Kalaupun masih bingung ini wajar aja kok…
@ Eve
===Secara keseluruhan saya juga bingung. Kenapa ya Krisna turun ke dunia ngga bilang2 sama yang lain baik Indra maupun Brahma…? seolah2 cerita ini “pahlawan2nya” kurang koordinasi…(maaf)? Apa karena semua manusia, dewa dan brahma terikat dengan hal2 material sehingga tidak hanya di bumi saja ditegakkan kebenaran dan darma tapi juga di alam dewa dan brahma…?
KOMENTAR: Inilah Krishna yang maha berkehendak. Dia tidak terikat dengan birokrasi Indra Loka atau Brahma Loka. Tapi Beliau hanya terikat oleh bhakta murniNya. Kemunculan Krishna di bumi ini justru lebih dulu diketahui oleh penyembah-penyembah murniNya di bumi. OH IYA, terkadang penjahat besar yang akan dibinasakan oleh Krishna juga mengusik dan mengobrak-abrik surga. Hiranyaksa, Hiranyakasipu, Rahvana contohnya. Mereka tidak hanya mengusik bumi, tetapi juga ketiga dunia (Tribuvana). Para Deva takluk dengan kesaktian mereka. Jadi benar, bukan hanya di dunia ini saja di alam Deva juga…
===Pertanyaan lagi. Kalo memang menyembah Tuhan yang dibenarkan, lantas kenapa Dewa Indra membiarkan penduduk vrindavan hanya menyembah dirinya, kenapa ngga Indra sendiri turun ke vrindavan dan bilang sembahlah Tuhan dengan cara menyembah gunung….?
KOMENTAR: Ya, karena Indra belum tahu siapa Krishna. Beliau diliputi ego palsu. Setelah sadar, tentu Beliau menyarankan seperti yang Eve tulis itu. Kalau Eve nonton filmnya, terlihat bagaimana Indra kemudian sujud dan memandikan Krishna dengan air Gangga sebagai wujud bhaktinya.
===Satu lagi. Apa semua dewa yang berada di alam material adalah nama jabatan seperti indra, agni, baruna, dll…..?
KOMENTAR: Maaf saya tidak banyak tahu tentang semua Deva karena jumlahnya 33 juta. Deva-Deva ini pun berketurunan. Deva-Deva utama memang adalah pejabat seperti Indra, Agni, Vayu, Varuna, Candra, Surya, bahkan Brahma pun adalah pejabat juga karena setelah Brahma wafat, nanti ada yang menggantikan Beliau.
===lantas kalo ada penggantinya apa selalu diambil roh/atma dari bumi kita ini…?
KOMENTAR: Wah kalau yang ini minta maaf, ini asli saya tidak bisa menjawab dengan pasti. Yang saya tahu, manusia kalau kesalehannya memenuhi syarat bisa menjadi Deva. Lalu, ada beberapa riwayat yang menjelaskan kalau Indra pernah dijabat oleh Raja dunia yang sangat saleh seperti Nahusa. lalu, Brahma menurut ramalan juga akan diganti oleh Hanuman. Sudah ada dalam komentar untuk Bli Komang Yohanes di atas…
===Jika Tuhan bisa mengatur langsung di dunia ini (seperti turunnya Krisna) lantas buat apa jabatan2 dewa itu…? kan duplikat jadinya…? Maaf, saya bingung…
KOMENTAR: Semua pengaturan atau tertib alam semesta beserta isinya adalah pengaturan Krishna. Para Deva diberikan wewenang atau tugas mengurusi berkat-berkat material. Mengapa harus melalui Deva? Karena mereka yang menginginkan hal-hal material (para materialis) tidak akan bisa berhubungan dengan Tuhan.
Tentu saja kemampuan Deva terbatas. Deva kadang kalah oleh kesaktian tokoh penjahat di bumi seperti contoh di atas, penjahatnya menaklukkan dan menguasai Tribhuana. Karena itulah Tuhan atau utusanNya harus turun untuk menyelamatkan dan melindungi dunia dari kehancuran.
Demikian yang dapat saya sampaikan, maafkan keterbatasan saya. Silakan bertanya ke teman lain yang lebih paham dari saya.
Salam…
To. Putratridharma…..
penjelasannya uda panjang lebar tapi tetep aja masi membingungkan karena semua keyakinan memang membingungkan pemeluknya kalo ngga bingung yaa bukan manusia namanya…
agama lain juga membingungkan pemeluknya contohnya kristen yang kitab sucinya injil ada katolik ada juga protestan, islam dengan alqurannya yang katanya kitab sucinya paling sempurna malah lebih membingungkan lagi di indonesia aja ada NU, Muhamadiah, MUI, Ahmadiah, belum lagi aliran dinegara lainnya…. bahkan untuk perhitungan hari raya aja mereka punya keyakinan yang berbeda apalagi hindu dengan kitab sucinya weda yang notabene umat hindu dibali jarang banget ada yang punya, yaa jelas bingung !!! tapi dengan adanya debat ini sudah mulai ada kejelasan walaupun masih ada yang membingungkan hehehehehehe piss man
salam hangat dari orang bali yang kebingungan
buaya jinak
@ Buaya Jinak
Gokil lu…. namanya lucu juga: orisinal he he he….
Bro, kita memang bingung. Tapi kita harus belajar sedikit demi sedikit supaya kebingungan berkurang. Peace…
Karena dewa diberi wewenang untuk mengurusi material (seperti komen anda), boleh dung saya mengatakan masyarakat vrindavan atau masyarakat bali yang banyak menyembah dewa berarti juga sedang meminta material juga ? (saya juga ga munafik kadang juga berharap material). Atau simplenya, kalo minta material sama dewa, kalo spiritual/rohani baru sama Tuhan…?
Pernyataan : Kemunculan Krishna di bumi ini justru lebih dulu diketahui oleh penyembah-penyembah murniNya di bumi
Pertanyaan : Bila dalam keadaan bagaimana penyembah2 murni ini akan tau bahwa yang mereka sembah itu akan datang…? apa melalui mimpi..? ato bagaimana…? Mungkin ngga Krisna itu datang secara khusus untuk satu penyembah murni saja..dan membebaskan dia dari dunia material ?
hmmm……masih cupu nih, pengetahuannya
#Buaya Jinak
Meski membingungkan tetap semangat bro, kita masih punya pikiran untuk mengerti, sesulit apapun. Orang yg beruntung mengerti cukup baca sekali, tapi kalo saya mengerti setelah baca 10 kali. Ngga kenapa…yang penting akhirnya ngerti. So tetep semangat. Semestinya ajaran agama itulah yang justru membuat setiap umatnya ngga bingung, tapi justru karena agama umat2nya jadi bingung………..hehe
Salam
@ Eve
===Karena dewa diberi wewenang untuk mengurusi material (seperti komen anda), boleh dung saya mengatakan masyarakat vrindavan atau masyarakat bali yang banyak menyembah dewa berarti juga sedang meminta material juga ? (saya juga ga munafik kadang juga berharap material). Atau simplenya, kalo minta material sama dewa, kalo spiritual/rohani baru sama Tuhan…?
KOMENTAR:
Jika kita suda menyadari bahwa pada hakikatnya semua adalah milik Krishna, ini adalah keberuntungan. Lalu kenapa kita tidak minta kepada Krishna? Bahkan minta hal yang material sebaiknya kita memintanya kepada Krishna. Tentu saja permintaan kita yang baik adalah minta untuk menjadi pelayanNya karena memang sejatinya kita adalah pelayanNya yang dulu nakal kepingin menikmati sendiri sehingga terlempar ke alam material ini.
Ada ilustrasi yang sangat bagus tentang hal ini: Kalau kita ingin memberi air kepada tanaman bunga misalnya, kalau kita cerdas, maka kita cukup menyiram akarnya. Dengan menyiram akarnya, maka cabang, ranting, dan daun akan menerima air dan dahaganya terpuaskan. Begitu juga halnya dengan persembahan atau pemujaan. Dengan menyembah/memuja dan memuaskan Krishna Yang Maha Esa, maka para Deva juga akan puas karena mereka adalah pelayan-pelayan Krishna. Jadi, intinya sembahlah Krishna. Mengenai materi yang kita butuhkan dalam hidup, Krishna Maha Tahu. Jadi Beliau tahu apa yang dibutuhkan penyembahNya. Beliau akan melindungi apa yang kita miliki dan membawakan apa yang belum kita miliki. Kita hanya berkewajiban bekerja, tetapi urusan hasilnya kita serahkan kepada Krishna. Materi tidak ditabukan dalam kesadaran Krishna. Hanya saja materi ini memperolehnya dengan bekerja dalam kesadaran Krishna. Digunakan juga untuk melayaniNya. Dengan begitu, materi ini akan menjadi rohani. Bekerja itu tidak dilarang, bahkan guru-guru kerohanian itu bekerja 24 jam sehari. Tapi bekerjanya untuk Krishna. Kita juga bisa belajar sedikit-sedikit untuk bekerja sebagai persembahan kepada Krishna.
Kesimpulannya: Mintalah semuanya hanya kepada Krishna. Bahkan hal material pun kita minta kepada Krishna. Kalau kita menginginkan hal Rohani, Krishna akan memberi kita pembimbing, yaitu guru kerohanian. Sebaliknya, hanya guru kerohanianlah yang bisa “memberi” kita Krishna.
===Pernyataan : Kemunculan Krishna di bumi ini justru lebih dulu diketahui oleh penyembah-penyembah murniNya di bumi Pertanyaan : Bila dalam keadaan bagaimana penyembah2 murni ini akan tau bahwa yang mereka sembah itu akan datang…? apa melalui mimpi..? ato bagaimana…?
KOMENTAR:
Yang dimaksudkan dengan penyembah murni adalah mereka yang totalitas hidupnya hanya untuk Krishna. Mereka tidak akan bisa hidup tanpa melayani Krishna. Bagi orang yang seperti ini, disimpan di nerakapun mereka mau asal di sana ada Krishna. Mengapa mereka bisa tahu dan mengenaliNya? Ya, karena ekspansi Krishna juga ada di setiap mahluk ciptaanNya. Hanya apabila seseorang sudah murni sepenuhnya maka akan terjadi koneksi. Krishna bersemayam dalam diri setiap mahluk disebut sebagai paramatman (roh yang utama). Selain itu, kemunculan-kemunculan Avatara memang sudah diramalkan oleh insan2 agung yang dipilih oleh Krishna sebagai pewarta.
===Mungkin ngga Krisna itu datang secara khusus untuk satu penyembah murni saja..dan membebaskan dia dari dunia material?
hmmm……masih cupu nih, pengetahuannya
KOMENTAR: Kenapa tidak? Sebenarnya, Krishna tidak pernah meninggalkan penyembah murniNya. Beliau sudah diikat oleh bhakti yang murni. Kemana saja, penyembah murni pasti bersama Krishna.
Wah dah malem nih. Bobo dulu ya…
Hari Bolo….
@eve:
“Karena dewa diberi wewenang untuk mengurusi material (seperti komen anda), boleh dung saya mengatakan masyarakat vrindavan atau masyarakat bali yang banyak menyembah dewa berarti juga sedang meminta material juga ? (saya juga ga munafik kadang juga berharap material). Atau simplenya, kalo minta material sama dewa, kalo spiritual/rohani baru sama Tuhan…?”
Komentar:
menurut saya memang seperti itu adanya, dalam persembahyangan itu tak dapat dipungkiri ada keinginan material yg diharapkan seperti:memohon kesuksesan, kemakmuran materialistik dll. Dan memang tepat kalo hal tersebut ditujukan pada para dewa yg bertanggung jawab pada urusan yg berbau material seperti itu, namun tentunya para dewa dalam melaksanakan tugasnya tetap atas restu yg maha kuasa “Tuhan”. Maka dari itu semua mantra yg ditujukan pd para dewa mengandung ucapan “OM” yg menunjuk pd Tuhan yg Maha Esa.
Namun jika kita benar2 ingin benar2 menuju Tuhan tentunya sudah harus benar2 terlepas dari keterikatan materialistik, dan menyembah beliau dengan tulus tanpa pamrih sebagai perwujudan bakti tulus kita pada Beliau. Nggk etis donk bakti tulus kita dinodai oleh pamrih apalagi pamrih materialistik 😉
Pada saat “Yudistira” diusir dari kerajaannya dan harus tinggal di hutan bersama Ratu dan saudara2nya. Pada suatu hari sang ratu bertanya kpdnya “bagaimana bisa, beliau, manusia yg berbudi luhur harus menanggung derita yg sedemikian berat. Yudistira menjawab “wahai ratuku, lihatlah betapa indah dan megahnya Gunung Himalaya, saya mencintainya. Gunung itu tdk memberikan apa2 padaku, tetapi sifatku adalah mencintai semua yg megah dan indah, dan karenanya saya mencintainya. Demikian pula, saya mencintai Tuhan. Beliau adalah sumber segala keindahan, dan kelembutan. Beliau adalah satu2nya obyek untuk dicintai, adalah sifatku mencintaiNya dan karenanya aku mencintai. saya tidak bersembahyang untuk apapun, saya tdk meminta apapun. biarlah beliau menempatkanku sesukaNya. Saya harus mencintaiNya demi cinta. saya tdk bisa memperdagangkan cinta.
@ to_eka
Iya benar, saya lupa ngomentarin yang nyinggung Bali itu.
Terimakasih udah nambahin ya…
Hari Bol
@putratridharma
tolong jabarkan kekuatan Krishna sehingga kita semua yakin bahwa Beliau adalah Tuhan. trims
Salam,-
@all
tolong jabarkan kekuatan Krishna sehingga kita semua memang patut menyebut Beliau Tuhan. trims
salam,-
@ Kidz
1. Beliau dalam ekspansinya sebagai SANKARSANA (Ananta Sesa: Ular Naga berkepala seribu penyangga alam semesta) menjadi objek meditasi atau objek pemujaan Siva. Karena itulah leher Siva dihiasi ular.
2. Beliau melahirkan pencipta alam semesta yaitu Deva Brahma. Garbodhakasayi Vishnu berbaring di lautan Garba, kakiNya dipijiti oleh Devi Laksmi, dari pusarNya keluar bungan padma keemasan, dan dari bunga padma tersebut keluarlah Deva Brahma.
3. Setiap terjadi kekacauan yang tidak bisa diatasi oleh para Deva, Brahma dan para Deva, termasuk Siva, selalu berdoa kepada Vishnu (Krishna) di kediamanNya di Svetadvipa. Karena doa-doa itulah kemudian Beliau turun ke dunia material sebagai Avatara.
4. Menjelang maha pralaya, kehidupan di alam semesta sudah sangat bobroknya. Semua berwatak asura. Pada saat itu Sankarsana yang menyangga alam semesta material ini menjadi marah. Dari kemarahan Sankarsana ini keluarlah Siva dan sepuluh Rudra yang merupakan perbanyakannya yang disebut Eka Dasa Rudra. Siva dan perbanyakannya ini kemudian menari tarian maut yang menghancurkan seluruh alam semesta. Setelah hancur, semuanya roh yang belum berkualifikasi mencapai planet rohani kemudian ditarik masuk ke dalam badan Maha Vishnu. Mereka tanpa kesadaran, seperti tidur nyenyak. Kekuatan melebur Siva adalah kekuatan yang diberikan oleh Vishnu.
5. Sampai berapa lagi?…. Sampai semua pohon kayu di dunia ditebang untuk dijadikan kerta, tak cukup untuk menggambarkan kemahakuasaan Beliau. Semua keterangan di Veda hanya sedikit saja dari penggambaran sifat Rohani Krishna.
Salam hormat dari saya
putratridharma
@Eve
Kan putratridharma udah bilang, menempuh jalan yang mana saja dalam weda boleh. tul ga putra?
Percayalah dng kebenaran Weda, krn dituliskan bahwa bumi itu bulat..
……..Hanuman berbadan kera, tetapi kerohaniannya sempurna. Bahkan Beliau “diramalkan” akan menggantikan Brahma setelah Brahma yang sekarang pulang ke kediaman Krishna………..
wow baru denger, apakah ada di srimad Bhagavatam. paling yang saya denger adalah pengganti Indra untuk Manvantara berikutnya adalah Bali Maharaj cucu Pralahda Maharaj.
Salam kenal Bli Putratridharma…semoga sehat selalu.
to all : selamat berdiskusi
PS : siapa ya yg pernah komen gini (setidaknya mendekati ini) : dari yang paling irrasional/tidak dpt dibuktikan, membicarakan Tuhan/Tuhan sendiri adalah yang paling irrasional
ha.ha.ha. lucu juga komennya….
semoga kita dizinkan untuk mengenal-Nya hingga melampaui irrasionalitas tersebut karena kita cinta Beliau…..
Salam
@ Dino
Salam kenal juga… Hare Krishna
Wah mungkin saya kelewatan ya, tapi mohon semuanya dikoreksi untuk kebaikan bersama. Kesalahan2 yang saya tulis di sini diluruskan di sini juga sebelum saya atau teman2 membawanya ke tempat lain.
…Hanuman berbadan kera, tetapi kerohaniannya sempurna. Bahkan Beliau “diramalkan” akan menggantikan Brahma setelah Brahma yang sekarang pulang ke kediaman Krishna…
wow baru denger, apakah ada di srimad Bhagavatam. paling yang saya denger adalah pengganti Indra untuk Manvantara berikutnya adalah Bali Maharaj cucu Pralahda Maharaj.
KOMENTAR SAYA: terus terang saya hanya mendengar itu dari kelas yang disampaikan oleh penyembah senior (Prabhu Srinath). Saya sendiri belum tahu ayatnya di mana. Kitab Bhagavatam saya juga baru beberapa buah. Mungkin saya akan tanyakan ulang tentang ini ke Prabhu yang memberi kelas itu.
Suksme atas pengingatnya ya prabhu…
Dandavat
@ all,
salam kenal bagi semua yg berdiskusi,
menurut hemat saya, untuk mencapai tujuan itu banyak jalannya, tergantung pilihan kita, karena sebenarnya asal muasal ajaran (Agama)yang ada di dunia itu adalah satu. kita tidak perlu menutupi kenyataan untuk berdalih bahwa satu ajaran paling benar, (Hati-hati) karena yang paling benar adalah keteguhan keyakinan dalam sendiri kita sendiri tentang Tuhan.
ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan;
1; seperti yang di diskusikan sebelumnya tentang “kebingungan” ; semua umat pasti merasakan itu karena tingkat spiritualnya berbeda-beda,(perumpamaan ; apabila didunia ini sama keyakinannya, damai dan lain2 mungkin seperti kisah Film, maka Dunia ini akan Tamat), maka yakinlah dengan apa yang dianggap benar dan diwujudkan dalam perbuatan.
2; dunia ini diciptakan dengan perbedaan oleh Penciptanya, dan bagi yang sudah memahami hal ini akan tidak sulit untuk mengerti.tidak ada yang hina di bumi ini, yang dapat kita remehkan/sepelekan karena semua itu Ciptaan Tuhan, apabila kita mencemooh maka sebenarnya kita Mencemooh-Nya. (mungkin dari wujud fisik pada saat pertama kali melihat/mendengar kita tidak suka tapi setelah ditelaah dalam hati kecil kita pasti cepat sadar)
3; Salam untuk semua agar bisa mewujudkan dunia yang SANTI
Om Nama Siva ya
@and1n1
===menurut hemat saya, untuk mencapai tujuan itu banyak jalannya, tergantung pilihan kita, karena sebenarnya asal muasal ajaran (Agama)yang ada di dunia itu adalah satu. kita tidak perlu menutupi kenyataan untuk berdalih bahwa satu ajaran paling benar, (Hati-hati) karena yang paling benar adalah keteguhan keyakinan dalam sendiri kita sendiri tentang Tuhan.===
K O M E N T A R: Iya, tapi perlu dipikirkan dulu tujuan itu apa? Kalau cuma surga ya jalan itu yang ditempuh sudah cukup. Kalau untuk mencapai Brahmajyoti ya jalan yang lain ditempuh. Tapi untuk menjadi pelayannya Krishna di planet Rohani, maka hanya satu jalannya: Bhakti yang murni kepadaNya…. inilah yang menjadi puncak pendakian spiritual. Ajaran Vaishnava menempatkan jalan Bhakti kepada Vishnu sebagai jalan dan sekaligus tujuan yang utama. Salam
@and1n1
===menurut hemat saya, untuk mencapai tujuan itu banyak jalannya, tergantung pilihan kita, karena sebenarnya asal muasal ajaran (Agama)yang ada di dunia itu adalah satu. kita tidak perlu menutupi kenyataan untuk berdalih bahwa satu ajaran paling benar, (Hati-hati) karena yang paling benar adalah keteguhan keyakinan dalam sendiri kita sendiri tentang Tuhan.===
K O M E N T A R: Iya, tapi perlu dipikirkan dulu tujuan itu apa? Kalau cuma surga ya jalan itu yang ditempuh sudah cukup. Kalau untuk mencapai Brahmajyoti ya jalan yang lain ditempuh. Tapi untuk menjadi pelayannya Krishna di planet Rohani, maka hanya satu jalannya: Bhakti yang murni kepadaNya…. inilah yang menjadi puncak pendakian spiritual. Ajaran Vaishnava menempatkan jalan Bhakti kepada Vishnu sebagai jalan dan sekaligus tujuan yang utama. Salam
Wah kayaknya ada gangguan ini. Gagal2 terus kirim komentarnya.
@and1n1
===menurut hemat saya, untuk mencapai tujuan itu banyak jalannya, tergantung pilihan kita, karena sebenarnya asal muasal ajaran (Agama)yang ada di dunia itu adalah satu. kita tidak perlu menutupi kenyataan untuk berdalih bahwa satu ajaran paling benar, (Hati-hati) karena yang paling benar adalah keteguhan keyakinan dalam sendiri kita sendiri tentang Tuhan.===
K O M E N T A R: Iya, tapi perlu dipikirkan dulu tujuan itu apa? Kalau cuma surga ya jalan itu yang ditempuh sudah cukup. Kalau untuk mencapai Brahmajyoti ya jalan yang lain ditempuh. Tapi untuk menjadi pelayannya Krishna di planet Rohani, maka hanya satu jalannya: Bhakti yang murni kepadaNya…. inilah yang menjadi puncak pendakian spiritual. Ajaran Vaishnava menempatkan jalan Bhakti kepada Vishnu sebagai jalan dan sekaligus tujuan yang utama. Salam
@and1n1
Silakan baca artikel yang berjudul Bhakta Tidak Sekedar Label, di link ini:
https://narayanasmrti.com/2010/07/bhakta-tidak-sekedar-label
Salam kenal
Hehehe…diskusi yang membingungkan, lucu. Bagaimana tidak lucu, kita membicarakan konsep Ketuhanan padahal kita sendiri masih berupa”konsep”. Kita hanyalah setitik debu di alam semesta ini. Kita yg terbatas mendebatkan yg tdk terbatas, yaa..jelas bingung.!!?? Ikutilah seperti Budha Gautama, ketika beliau menolak untuk menjawab pertanyaan2 yg berhubungan dengan keberadaan Tuhan. Ketika ditanya mengenai hal2 seperti itu, Budha Gautama akan menjawab ; “Tathagata, bebas dari segala teori
@Agung Joni
===Hehehe…diskusi yang membingungkan, lucu. Bagaimana tidak lucu, kita membicarakan konsep Ketuhanan padahal kita sendiri masih berupa”konsep”.===
Bisa Anda jelaskan pernyataan itu? Maaf mungkin saya terlalu bodoh untuk memahami kata-kata yang bijak itu. Salam
@Putratridharma
Selama kita belum bisa merealisai ketuhanan pada diri kita sendiri (masih berupa konsep), selama itu kita tidak bisa mengerti akan sifat2 Tuhan itu sendiri. Suksme.
@Agung Joni
Lalu apa artinya Tuhan menjelaskan KetuhananNya dalam Veda? Bisa nggak kita merealisasikan Tuhan tanpa konsep? Mohon penjelasannya ya…
wah kenapa ya saya lebih suka membaca forum diskusi seperti ini maupun di forum2 diskusi lainnya daripada langsung membaca BG aslinya,kadang nyambung2innya susah,,tapi tetep baca kok,,hehe
sori kalo oot..kalo boleh tau dulu bli putra dulu belajar tentang Veda dari mana dulu?? apa lewat forum juga?
suksme
@luxair
wehehe, emang lebih enak diskusi bro.. ada interaksi nya
@luxair
===sori kalo oot..kalo boleh tau dulu bli putra dulu belajar tentang Veda dari mana dulu?? apa lewat forum juga?
KOMENTAR: luxair nggak oot kok… Waduh, pengetahuan saya masih sangat kurang, dulu saya mulai baca2 bukunya Srila Prabhupada dan diskusi dengan penyembah-penyembah di pelosok Sulawesi Tenggara. Sampai sekarang juga saya belum tahu apa-apa. Diskusi di forum juga baru di forum ini. Makanya saya agak kaku dan kelihatan katrok. Oh iya, saya belum beruntung mendapat pergaulan dan perlindungan guru diksa. Saya masih sangat2 tidak berkualifikasi dan masih harus terus belajar… Salam kenal dari saya… Dandavat
“kemampuan manusia itu sngt terbatas, sehingga kemahakuasaan Tuhan itu bnyak di Luar jangkauannya….heheheeh (mw nelpon kali)
Tujuan utama bagi agama veda adalah Tuhan, bukan sorga atau neraka
jadi mengenal Beliau sangatlah logis.
umat hindu akan menyembah jenglot 1000 tahun lagi kerana para dewanya terdiri dari jelmaan hantu kubur, kuntilanak etc semua diangkat jadi dewa pak. 1000 tahun lagi jenglot ada kedudukan istimewa kan pak.. hindu hidup dalam alam khayalan likes fairy tale story nya atau lebih tepat lagi cerita dongeng banyak sekali ceritanya mengaitkan raksasa, pertempuran di atas awan langit, gunung banang, perampasan kuasa jahat, perkhawinan sesama para isteri dewa semua ini dogengan dan khyalan tidak pernah wujud. hanuman monyet, ganesh gajah, etc.. pak apaan ini agama apa ni pak?
Meditasinya di Guabatu lantas setan datang bagi ajaran nah dikutp ajaran itu lalu dibukukan jadilah sebuah kitab di sebarkan .. yang memberinya aja setan ” setan mengaku menyamar jadi Tuhan sembahlah aku kata setan lalu disembah sehingga sekarang’ semua disembah batu, pokok, sarang semut kalau di india sarang semut itu tinggi kedudukannya tempat tuhan katanya.. nanti digigitin semua malah masuk hospital lagi.
BODOGENDENG
bukan mau masok sorga atau neraka, mau satu sama tuhan agak aneh ya bunyinya? Tuhan itu di Syuga Pak.
Mau sampai sama tuhan bagaimana Deh. anda sembah Dewa hantu masak sampai sama tuhan. Tuhan enggak akan terima siapa sembah setan. anda semua telah termakan bujukan setan kutuk tidak dapat mebedakan antara kebenaran dan kepalsuan. terimalah kebenaran walaupun pahit untuk anda telan.
@indonjaya
Meditasinya di Guabatu lantas setan datang bagi ajaran nah dikutp ajaran itu lalu dibukukan jadilah sebuah kitab di sebarkan .. yang memberinya aja setan ” setan mengaku menyamar jadi Tuhan sembahlah aku kata setan lalu disembah sehingga sekarang’
koment.
jangan-jangan itulah kitabnya indonjaya
kan semua orang ngaku kitabnya paling top
tapi nggak pernah baca sampai tuntas
cobalah baca Qurannya dari awal sampai akhir berulang kali dari pada menghujat agama lain !!!!!!!
kemudian simpulkan kamu masuk surga atau neraka ?????
apakah hanya allah yang tahu ?????????
Ya memang hanya Allah yang tahu. patung anda tidak akan tahu
Ada budak arab lagi mimpi mau ketemu 72 bidadari neh….
Bila sudah hidup dia alam khayalan maka hantu segala dijadikan Dewa dan nggak mau sembah tuhan yang satu. Bila hati sudah hitam maka kebenaran pun sukar diterima.
Dewa anda semua tidak berwujud hanya khayalan dan Fantasi agama anda sampai kapan pun Dewa-dewa itu hanya patung yang dungu dan kosong. Buat Riadi rasanya kamu mimpi bertemu dengan Dewa-dewa kamu dalam tidur nggak dan mengimpikan dilahirkan semula kacau banget nih..nanti jeglot pun diangkat jadi Dewa tidak mustahil nih !! umat hindu menganggap semua haiwan adalah tuhan ular, monyet etc.
Buat bodogendeng,
Apa bukti bahawa seseorang pernah dilahirkan semula pada kepercayaan kamu?
@chung
Kira-kira apa hukumnya jika ada seseorang yang mengaku Islam tetapi suka berbicara kotor? Apa guru Anda mengajarkan bagaimana mencaci maki orang-orang Hindu?nda tidak paham secuilpun tentang Hindu tapi anda sudah mengeluarkan kata-kata seolah-olah anda paham tentang Hindu. Belajarlah dari teman-teman Muslim yang ikut diskusi di sini. Mereka berpengetahuan luas, tapi tidak omong besar. Yang biasa berkunjung sini ada Abu Hanan, Osamah, XarelX, Samaranji, dan yang lain-lain. Mereka santun semua. Mungkin karena pengetahuannya luas sehingga mereka jadi bijak. Salam
Saya berbicara kotor agak lucu ya? satu soalan saya Buku “KAMASUTRA ” dari agama mana pengarangnyaya. saudara sudah tahu jawapannya. jadi apabila saya tanya mengapa kuil di india arcanya dalam keadaan sebegitu rupa anda marah dengan saya dan menuduh saya berbicara kotor..sekarang siapa yang kotor agama anda atau saya.
saudara Chung,
Menghormati kepercayaan orang lain itu perbuatan yang mulia.
salam
salam..
@indonjaya
anda => Tuhan itu di syuga pak
saya =>dari komen anda yang itu saya yakin anda bukan muslim.kalaupun anda muslim dengan komen “menempatkan tuhan” di suatu tempat maka “aneh” bagi saya bila seorang hamba mampu menempatkan tuhan di syuga.
@chung
saya tidak tahu anda berakidah apa,,,pada ajaran Islam banyak diajarkan cara menyampaikan kebenaran dengan penuh santun (ingat,Musa as pun diperintahkan utk berlaku lembut dan berkata halus pada Firaun)
Al Quran juga melarang umat Islam mencaci maki sesembahan orang lain…(maaf yang ini saya lupa ayatnya)
Pada agama Kristen,Yesus pun menyampaikan kebenaran dengan hati dan tutur kata yang lembut.Begitu juga Gautama dan para pendiri agama lain seperti Kong Fu Tze dll.Boleh jadi relief tersebut porno menurut ukuran Islam tetapi sekali lagi saya mohon untuk menyampaikan kebenaran dengan santun.
Apakah saya membela sesembahan umat Hindu?TIDAK.Saya hanya ingin keadilan tetap terjaga meski sebatas komen tetapi setidaknya itulah yang saya pahami dari Islam.ADIL.saya akan membela tetangga saya yang Hindu jika dia dianiaya umat Islam atas nama agama (ada hukum bertetangga kan dlm Islam?).Bom Bali?Saya setuju dengan pemikiran Imam Samudera cs tetapi saya menolak cara mereka.Apakah mereka syahid?Bukan urusan saya mem-vonis.
salam
@ Chung
Saya berbicara kotor agak lucu ya? satu soalan saya Buku “KAMASUTRA ” dari agama mana pengarangnyaya. saudara sudah tahu jawapannya. jadi apabila saya tanya mengapa kuil di india arcanya dalam keadaan sebegitu rupa anda marah dengan saya dan menuduh saya berbicara kotor..sekarang siapa yang kotor agama anda atau saya.
Koment.
Agar tahu yang sebenarnya atau jawaban dari pertanyaan anda ini anda harus benar-benar mempelajari Veda dan Quran keseluruhan tanpa berat sebelah denga serius dan mempraktekkannya agar bisa membuktikan kebenarannya.
lagi dan lagi. selalu orang2 baru itu datang secara bersamaan. Apa ada yang pakai profil ganda?
Salam semangat untuk semua…..
Baru joint lagi……
selamat berdiskusi…..
yg komennya kaya angin lalu…(menghujatlah, apalah…) dibiarkan saja…..Semoga Cinta mengalir didirinya….
Suksma…..
Haribol……
hanya bisa tertawa ngakak dan guling2 melihat penyataan chung…
yahhhh jika dengan menyembah dan menjadi pelayanNya saya dianggap kotor…
yahhh mending kotor deh dari pada bersih tapi miskin kesadaran…
selamat berdiskusi untuk sodara sedharma skalian…