Film ini adalah karya pemenang Emmy Award Jeffrey Scott dan diteliti oleh India Heritage Foundation, serial ini memiliki gaya visual, yang menggabungkan desain motif India dengan gaya klasik Barat. CEO BIG Animation Ashish Kulkarni bersama, Tim desain di BIG Animation telah meninggalkan perubahan dalam meneliti setiap aspek gaya dari tanah ‘Vraj’, di mana kisah-kisah ini terjadi tahun 5000 lalu. Latar belakang, seni arah tombol warna, dan semua elemen lain yang diteliti secara menyeluruh rincian atas, setiap referensi mungkin menggali dan akhirnya memutuskan desain yang akan sesuai dengan format kontemporer. Seri telah diciptakan terutama dalam bahasa Inggris, tetapi juga telah dikenal dalam beberapa bahasa India lainnya, termasuk bahasa Hindi . Walaupun terutama ditujukan pada kelompok umur 7-9 tahun dan untuk pasar global pada itu, di seluruh seri akan menjadi penghibur keluarga. Di bawah kepemimpinan Prafull Gade (Associate Producer), yang rajin mengawinkan ekonomi dengan kreativitas dan Ravi Mahapatro (Line Producer) yang bertanggung jawab untuk mengelola operasi sehari-hari, seri ini ditulis oleh pemenang Emmy Award Jeffrey Scott. Sebuah tim dari 280 seniman telah bekerja pada proyek ini yang sedang diarahkan oleh tim tag Vincent Edwards yang sebelumnya bekerja di Spider Man: TV Seri dan R. Balasubramaniam sedangkan musiknya telah diberikan oleh Varaprasad. Serial ini akan membahas banyak cerita yang sangat menarik di luar yang dikenal dari kehidupan Krishna, orang yang belum pernah disajikan kepada penonton, sehingga memastikan konten yang benar-benar superior dan eksklusif.
[media id=53 width=600 height=450]
Seri The Wondorous Feats ini adalah bagian ke-2 dari 3 bagian film animasi yang yang telah dipublish oleh BIG Animation. Seri pertama, The Darling Of Vrindavan sudah saya posting pada edisi sebelumnya.
Untuk mendownload film ini dalam format flv, click link ini.
Copying this Illegal Video is Bed Karma
(Ulasan dikutip dari ulasan blog Darmatuladi. Film ini didapat dari link yang dishare oleh blog tersebut. Special Thanks to Darmatuladi)
Thank you very Mr. Ngarayana.
I learn a lot here.
ko ga mau keputer bli ?
Mau kok.. coba deh download dengan baik.. 🙂
Salam,-
Ah…, bisa saya tunggu lagi lanjutan serial yang menarik ini 🙂
Bro anto.. saya dah download dan bisa jalan tuh… km download-nya belum complete kali.. 😀
owh udah, koneksi gw yg ccat kemarin, hehe
yg lg satu belum keupload ya yg judulnya the warrior ?
salam,
d semarang dh bnyk bgt bajakanny,, serialnya lengkap… yg beli dr brbagai lapiasan masyarakat lg… tp sayang… bajakan..
HK, Serial ini kok gak bisa di DL ya Prabu?
@Gede Sadiana
Hare Krishna
Mohon cek koneksi internetnya prabhuji… di sini sudah saya coba dan semuanya berjalan dengan baik dan cukup cepat dalam proses downloadnya.
Dear Prabu Ngarayana
apakah cerita ini True story
atau dongeng?
Dear Saudara Efendi
Selamat bergabung kembali, sudah lama saya tidak melihat comment2 anda.
Untuk menjawab pertanyaan anda ini, mungkin artikel “Pustaka Suci Veda” dapat membantu.
Terdapat beberapa sebab kenapa cerita-cerita dan kisah-kisah dalam kitab-kitab suci Hindu disebut sebagai dongeng. Beberapa diantaranya adalah:
1. Faktor propaganda negatif dari para Indologis yang berusaha melakukan kristenisasi pada waktu itu. Mereka diantaranya adalah Muller, Weber, dan Kuller… mereka yang mengikuti teori-teori misionaris ini sudah dapat dipastikan akan menjadi “beler” (bodoh) dan tidak mengerti esensi dari Veda.
2. Manusia jaman sekarang sangat sulit mengerti tentang metafisika. Mereka tidak bisa menangkap kenapa manusia bisa terbang melayang tanpa alat/mesin, mereka tidak bisa mengerti bagaimana dengan kesaktian yoga (siddhi) seseorang bisa melakukan hal-hal yang sangat tidak masuk akal. Kebodohan “manusia” modern ini jugalah yang menyebabkan mereka sangat mudah mempercayai bahwa jika ada orang yang memiliki siddhi-siddhi yoga (seperti memindahkan benda, menghidupkan orang mati, terbang, menghilang dan sejenisnya) sebagai perwujudan Tuhan (mohon baca kembali artikel “Avatara Tuhan?”
3. Ada perbedaan pola dalam mempelajari Veda dengan mempelajari sains. Veda diajarkan secara deduktif melalui garis perguruan (parampara) melalui 3 pilar utama, yaitu guru (spiritual master), sastra (kitab suci) dan sadhu (orang-orang yang sudah insaf dan mengetahui semua itu dengan sebenar-benarnya). Sementara itu sains dibangun secara empiris-induktif melalui serangkaian percobaan dan pembuktian melalui berbagai trial and error. Jika saya analogikan dengan seseorang yang sedang menjelajah suatu kota. Maka dapat saya katakan bahwa ajaran Veda yang diturunkan secara deduktif dapat disamakan dengan seseorang yang menjelajah kota dan dia langsung mendatangi guide yang mengetahui kota tersebut, membaca peta kota serta membawa kompas, sehingga dia langsung mengerti seluk beluk dari kota tersebut kalaupun belum mengalaminya secara langsung. Sementara itu sains yang empiris-induktif bagaikan seseorang yang menjelajah kota dengan mengandalkan “jiwa petualangannya”, dia ingin menjelajah dan mengalami setiap suasa sudut kota tanpa langsung dipandu oleh orang yang sudah mengetahui kota tersebut, sehingga meskipun pada akhirnya dia akan mengetahui apa dan bagaimana kota tersebut, tetapi dia harus mengalami “tersesat” dan masalah-masalah lain yang tidak dia prediksi sebelumnya.
Demikianlah proses yang berbeda ini mengakibatkan beberapa kalangan saat ini menganggap apa yang disampaikan oleh Veda sebagai dongeng. namun dengan melihat apa yang diungkap dalam forbidden archeology sepertinya lambat tapi pasti sains juga akan membuktikan bahwa cerita-cerita itu bukanlah fiksi, tetapi kisah nyata.
Salam,-
Bro efendi, jika anda mengikuti teori indologis, maka cerita itu adalah fiksi, tetapi jika anda mencoba berpikir dari paradigma Veda dan keluar dari pakem yang ada, maka anda akan menemukan bahwa cerita itu adalah fakta.
Nimbrung ah… dah lama g absen nih… Saya kira dah byk penemuan2 yg membuktikan mereka ada. Terlebih2 dlm judul mahabrata , dah tertulis Ithiasa. Yg berarti cerita itu benar terjadi. Tp ttg cerita yg begitu sulit dinalar, maka itu dikembalikan kepada keyakinan anda. Ya seprti Nabi Muhamad yg naik Buraq, terus ketemu nabi2, terus bisa nego2 sama Tuhan, dll. Jadi terserah anda menyakini itu.
U/ Bli ngarayana, secara terminologi, kata PURANA itu dongeng. Menurut anda pemahaman itu dibuat kaum indilogis, atau memang artinya dongeng. Klo arti sesungguhnya dongeng, maka sepatutnya kita ya harus mengatakan itu dongeng. Jangan membuat intersepsi yg mengatakan itu fakta.
Tapi melihat klo dongeng sesuatu yg sulit dipahami, sesuatu yg blm kita jamah, maka saya usul… ubahlah pengertian purana tsb.
@ Adi Wira Kusuma
Jika kita mengacu pada tata bahasa sansekerta, arti dari Purana (Sanskrit: पुराण purāṇa) adalah of ancient times atau “jaman kuno/jaman purba/sangat lampau”. Tidak ada satupun sloka Veda yang menyatakan bahwa purana disusun berdasarkan kiasan/mitologi sehingga bisa disejajarkan dengan mitologi si kancil mencuri ketimun.
Saat ini pandangan saya tentang kitab-kitab Veda yang dianggap sebagai mitologi adalah seperti pada artikel di link ini.
Dan lebih lanjut tentang purana mungkin bisa di baca di wikipedia.org di sini.
Salam,-
wah banyak nya iblis yang di kalahkan krishna
q suka banget tuch krisna pa lagi krisna kecil lucu banget