Seolah-olah label minoritas menjadi semacam fobia akut bagi penganut Veda di Nusantara. Banyak penganut Veda tidak PD mengakui diri beragama Hindu. Jangankan orang Hindu etnis non Bali atau India, Hindu etnis Bali yang merantau ke luar Bali saja sering kelimpungan saat ditanya dasar keyakinannya. Kenapa bisa seperti ini? Masalah yang pertama mungkin karena dalam otak mereka sudah bercokol masalah tidak percaya diri karena telah terlabeli istilah minoritas. Dan masalah kedua adalah masalah klasik dimana sudah menjadi rahasia umum dimana banyak umat Hindu Nusantara yang meskipun sangat taat dalam hal susila (tingkah laku) dan upakara (upacara-upacara keagamaan) namun sangat miskin dalam filsafat.
Apakah filsafat Veda sangat rendah sehingga umat Hindu miskin filsafat? Saya yakin semua umat Hindu akan menjawabnya tidak karena mereka yang lahir bukan sebagai Hindu dan baru bersentuhan dengan Veda saja sangat membanggakan Veda. Ralph Waldo Emerson pernah berkata: “Veda memuliakan hidup kita. Seluruh filsafat dan ilmu pengetahuan Barat tampak kecil dan tak berarti di hadapan Veda. Seluruh manusia di bumi ini harus kembali ke Veda”. Lord Morley juga berujar: “Apa yang ditemukan dalam Veda, tidak ada di tempat lain”. Leo Tolstoy mengatakan: “Agama Veda tidak hanya agama yang tertua tapi juga agama yang paling sempurna. Ia menempati posisi pertama dan yang paling utama di antara agama-agama dunia”. Dan Gerald Heard mengatakan: ”Vedanta sangat ilmiah tentang – hukum-hukum yang mengatur alam semesta”.
Lalu bagaimana dengan label minoritas?
Jika orang Hindu di Indonesia masih menggunakan parameter Bali, maka Hindu memang sangat-sangat kecil. Bayangkan dari 250 juta penduduk Indonesia, populasi orang Bali hanya sekitar 2 juta orang saja. Terlebih lagi dengan giat-giatnya para kaum misionaris dan kaum dakwah menancapkan cakarnya di pulau Dewata dimana usaha mereka cukup sukses mengkerutkan populasi Hindu Bali. Ironisnya, masyarakat Hindu etnis non-Bali sering kali menjadikan Bali sebagai kiblat mereka, padahal Bali sendiri tengah meradang menghadapi penghancuran dari dalam dan juga gempuran dari luar.
Lalu kemanakah umat Hindu harus bercermin?
Jika kita mau berpikir global dan melihat ke luar, ternyata Hindu bukanlah agama kecil. Menurut data dari adherents.com (data tahun 1999 di update tahun 2007), Hindu menduduki populasi ketiga terbesar di dunia. Bahkan menurut statistic disana dan menurut buku “Hindu the greatest religion in the world” disebutkan jika populasi Kristen (Christian) di pecah dalam agama Protestan, Katolik, Anglikan, dan lain-lain yang pada dasarnya berbeda dan demikian juga Islam terpecah menjadi Suni dan Syiah maka populasi umat Hindu di dunia adalah yang terbesar.
Menurut American Religious Identification Survey (ARIS) tahun 2009, terjadi tren penurunan populasi Kristen di Amerika sekitar 10-15%. Sebagian dari mereka beralih ke filsafat Timur seperti Hindu dan Buddha atau malahan ada yang menjadi Atheis.
Kuantitas tanpa kualitas tentu tidak ada gunanya, lalu bagaimana dengan kualitas masyarakat Hindu dunia? Bisakah di sejajarkan dengan bangsa minoritas Yahudi tetapi memiliki kualitas yang prima?
Ravi Kumar dalam sebuah presentasinya “Hindutva” memberikan data-data yang cukup menarik seputar Hindu di dunia. Sangat banyak umat Hindu yang menduduki jabatan-jabatan penting dan berpengaruh. SR Nathan dan Devan Nair adalah tokoh Hindu yang pernah menjabat sebagai kepala Negara Singapura. Disamping itu di Mauritus juga pernah di jabat oleh tokoh Hindu Sir Ram Goolam, Dr Navin Ram Gulam, Anirudha Jagannath. Negara Fiji pernah dipimpin oleh Mahendra Chowdhary, di Trinidad oleh Basdeo Pandey, Guyana oleh Cheddi Jagan dan Bharat Jagdeo dan masih banyak Negara-negara lainnya yang kepala negaranya adalah tokoh-tokoh Hindu.
Dalam dunia bisnis dan ilmu pengetahuan tercatat bahwa pendiri Sun Micro-systems adalah tokoh Hindu bernama Vinod Khosla. Pendesain chip Intel Pentium adalah Vinod Dahm. Orang terkaya ketiga di dunia Aziz Premji, Pendiri hotmail adalah Sabeer Bhatia, Arun Netravalli adalah pendiri AT & T Bell Labs dan Presiden C, C++, unix. Rajiv Gupta adalah General Manajer Hewlett Packard. Sanjay Tejwrika adalah direktur pengujian Microsoft. Victor Menezes, Rajat Gupta dan Rana Talwar adalah CEO of Citi Bank, Mckensey dan Stanchart.
Di beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia, New Zealand, Jepang, Hong Kong, Thailand, Taiwan, Kenya, Nigeria dan Panama etnis Hindu tercatat sebagai etnis terkaya di bandingkan dengan etnis-etnis lainnya. Bahkan sebagaiana tertulis dalam artikel Bali Discovery Tours, dikatakan bahwa 60% orang terkaya di dunia adalah Hindu, dalam hal ini etnis India.
Di Amerika, meskipun populasi umat Hindu hanya sekitar 1 % dari total jumlah penduduknya, namun tercatat bahwa mereka memiliki kualitas yang jauh di atas rata-rata dan tidak kalah dengan etnis Yahudi yang selama ini di agung-agungkan sebagai bangsa terpilih oleh sekelompok kaum Abrahamik. 38% Doktor, 36% Ilmuan NASA, 34 % karyawan Microsoft, 28 % karyawan IBM, 17% ilmuan Intel, 13% karyawan Xerox dan 12 % Ilmuan Amerika adalah Hindu.
Orang-orang besar yang akhirnya memilih untuk masuk Hindu juga sangat banyak, beberapa di antaranya antara lain; Benitto Craxi, mantan perdana mentri Italia. Kedua anak dari Max Mulrony, mantan perdana mentri kanada. Mrs Anwar Sadat, putri pertama Mesir. Keluarga kerajaan Inggris yang berawal dari organisasi RK Mission, Alan Ford/ Rockefeller yang merupakan pendiri perusahaan otomotif Ford dan juga Gorge Harrison, musisi The Battle melalui organisasi ISKCON/Hare Krishna Movement dan masih banyak orang-orang terkenal lainnya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu dalam artikel ini.
Salah satu penyebar ajaran Veda pada abad ke-19 ke dunia Barat adalah A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. Beliau berangkat dari India ke New York pada tahun 1965. Setelah mengalami banyak kesulitan dan tanpa uang sepeserpun, beliau berhasil mendirikan “International Society for Krishna Consciousness” pada bulan Juli 1966. Srila Prabhupada meninggal dunia pada 14 November 1977. Dengan masa penyebaran ajaran Veda yang relative singkat ini (11 tahun), Srila Prabhupada berhasil membangun 108 temple/center ISKCON di seluruh dunia dan dengan jutaan pengikut. Murid-murid beliau sendiri bukan hanya kaum hippies, tetapi banyak di antaranya adalah pengusaha, ilmuan dan pejabat terkemuka. Bahkan tidak sedikit diantara murid-murid beliau yang kaya raya bersedia meninggalkan kekayaannya dan mengabdikan hidupnya sebagai guru kerohanian untuk mengajarkan filsafat Veda keliling dunia (lebih jauh tentang ini silahkan buka wikipedia di sini).
Melihat kenyataan bahwa populasi umat Hindu di dunia sangat besar dan adanya kecenderungan bertambah dengan semakin banyaknya orang Barat yang tertarik dengan filsafat Veda serta di tambah lagi dengan kenyataan bahwa umat Hindu di dunia adalah orang-orang berkualitas, masihkah kita merasa kecil dan minder meski saat ini sebagai minoritas di Indonesia?
Dikutip dari berbagai sumber
OSA
sebelum sdr. ngara menampilkan artikel ini saya katakan
“saya bangga menjadi hindu” apalagi ada artikel ini makin PD
dong.. saatnya kebangkitan Hindu…
shanti
Proud To Be Hindu
Hinduism is the Best
saat orang lain menanyakan ‘apa agama anda??’ dgn pnuh kbnggaan,katakan,Saya orang Hindu,dan saya bangga sbg pengikut veda..
saatnya Hindu Bangkit..
Satyam Eva Jayate,Kebenaran Akan Selalu Menang..
AUM SHANTIH SHANTIH SHANTIH AUM
namaste
bangga mengaku sbg hindu adalah awal yg baik,tapi untuk menjadi hindu yg sebenarnya tdk cukup hanya dg bangga saja.karena itu tekunilah dan dalamilah ajaran2 Hindu maka kita akan benar2 mendapatkan bahwasanya kita memang harus bangga menjadi hindu bukan karena mayoritas/minoritas tp karna ajarannya memang patut dibanggakan.
jay Gauranga
Prabhu, mau tanya dikit….
Di Denpasar sungguh susahnya nyari buku “Hindu Agama Terbesar di Dunia” / “Hindu the greatest religion in the world”. Apa ada rekumen toko/tempat dimana bisa beli buku itu? Untuk buku-bukunya Pak Suryanto saya sudah dapatkan keduanya dengan sedikit kegigihan mencari yang akhirnya nemu di satu toko kecil di seputaran Kedonganan, tapi tyang hanya dapat 2 buku saja (Seri 1 & 2). Apakah yang ke 3 sudah diterbitkan atau gimana? Plus juga untuk Bhagavata Skanda 2nya yang di BBT Denpasar juga tidak ada persediaan. Kenapa ya, yang tyang cari selalu susah di dapat di Denpasar. Apa di Jawa juga memang begitu keadaannya ya?
Mohon bantuan petunjuk teman-teman lain di web ini.
Suksma,
Perasaan kecil atau pun besar ketika memandang terhadap hal-hal di luar sana, saya kira lahir dari sudut pandang kita yang masih membedakan antar umat manusia. Minoritas dan mayoritas hanyalah sebuah statistik, dan bukan apa yang menjebatani antar kemanusiaan itu sendiri.
@ Subudi
Om Swastiastu bli..
Sepertinya yang comment di atas bli itu (Wawan/Virabadra) bisa memberikan info karena beliau juga adalah salah satu pendistirbusi buku-buku Hindu. Email beliau virabhadra108@yahoo.com
Gimana prabhu Vira? Masih ada stok buku kah?
4 Cahya
Aku rasa yg menjembatani itu adalah banyaknya agama, agama dharma dan agama dogma seolah-olah Tuhan agama tertentu yang menjembatani manusia hanya dari agama yang dipeluknya…
Morales mencatat : “Sekalipun Vivekananda memberi kontribusi besar untuk membantu orang Eropa dan Amerika non-Hindu untuk memahami kebesaran agama Hindu, Universalisme Radikal dan ketidakakuratan neo-Hindu yang ia kembangkan juga telah mengakibatkan kerusakan besar.”
Pada akhirnya Morales menyimpulkan, bahwa gagasan Universalisme Radikal yang dikembangkan oleh sementara kalangan Hindu adalah sangat merugikan agama Hindu itu sendiri. Ia menulis : “Ketika kita membuat klaim yang secara sentimental menenangkan, namun tanpa pemikiran bahwa “semua agama adalah sama”, kita sedang tanpa sadar mengkhianati kemuliaan dan integritas dari warisan kuno ini, dan membantu memperlemah matrix filosofis/kultural agama Hindu sampai pada intinya yang paling dalam. Setiap kali orang Hindu mendukung Universalisme Radikal, dan secara bombastik memproklamasikan bahwa “semua agama adalah sama”, dia melakukan itu atas kerugian besar dari agama Hindu yang dia katakan dia cintai.”
@Rama
ya di dunia ini memang ada 2 tipe agama yaitu agama berdasarkan Dogma dan agama spiritual,secara umum agama Dogma menganggap kebenaran hanya ada padanya,kalau tidak “ini”, “begini” maka salah/sesat,dan menganggap dirinya yg paling baik/benar.Agama spiritual memganggap bahwa kebenaran disamping ada pada dirinya juga ada ditempat lain,karena itu dia terbuka untuk menerima dan mempertimbangkan kebenaran darimanapun asalnya.Dalam menjalankan ibadahnya agama Dogma umumnya seragam/sama sedangkan agama Spiritual tidak mesti sama karena tingkatan spiritual/rohani masing2 orang berbeda.
@subudi n ngarayan
buku Hindu Agama Terbesar di Dunia kalau tdk ada di Gramedia Bali,ya terpaksa menunggu atau coba kontek Media Hindu sbg penerbitnya,buku pak surya baru ada jld 1 & 2 karena jld 3 sedang dlm pikirannya hehehe,Bhagavatam?ya hrs sabar menunggu sampai BBT mencetak lg,sy jg dak punya stok.smoga sukses n terus berkarya,jay Gauranga
@ Wawan,
Suksma infonya. Sambil menunggu dicetak penerbitnya lagi, tyang masih tetap mencari di seputaran Bali.
Sukses juga,
Jay Narsimha
Katanya sudah ada Srimad Bhagavatam jilid 4 dalam Bhs. Indonya…
Perlu juga diingat bahwa semakin banyak orang barat, yang kebanyakan adalah pengikut kristen, semakin mempercayai tentang adanya Reinkarnasi. Bisa di lihat di [url]http://searchwarp.com/swa344455.htm[/url]. Percaya terhadap reinkarnasi hanya diajarkan dalam agama Hindu dan Budha yang juga berasal dari hindu. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bila dilakukan sensus tidak berdasarkan agama formal yang dianut, tetapi lebih kepada keyakinan terhadap hal-hal mendasar yng diajarkan suatu agama, maka besar kemungkinan grafik diatas akan berubah drastis.
Salam damai.
Mantap informasinya bang, terima kasih…
klo Sivaism, Vaishnava, dll?
manusia paling legendaris di indonesia yang namanya dipakai sebagai nama jalan-jalan utama di hampir seluruh kota di indonesia adalah orang hindu….gajah mada dan hayam wuruk….
mereka bukanlah pahlawan kemerdekaan tetapi pahlawan yang mampu menguasai hampir seluruh wilayah asean sebagai wilayah majapahit/indonesia
saya tidak pernah merasa minder menjadi Hindu, justru saya bangga menjadi Hindu, walau masih banyak hal yg belum saya pelajari. Hindu mengajarkan tentang toleransi, sesuatu yg tidak saya liat pada “yg lain” dan ini membuat hidup saya “berubah”…
Saya makin bangga menjadi orang hindu, sekalipun saya tinggal di lingkungan yang bisa dibilang “Sangat” tidak mendukung umat hindu, tapi saya selalu bersiteguh terhadap keyakinan saya yaitu hindu
Ane c ga pduli mw jadi mayoritas or minoritas, kualitas agama bukan ditinjau dari jumlah umatnya tapi dari ajarannya..
Klo mau ngleat kualitas ajarannya ya leat kelakuan umatnya, terutama umatnya yang benar2 mempelajari agama tersebut..
Salah satu hal yang paling w banggain sebagai Hindhu, adalah ajaran toleransinya yang begitu tinggi,.
Toleransi bukan hanya kepada umat serta ajaran agama lain, tapi juga toleransi terhadap pengetahuan n budaya masyarakat,.
Hindu begitu fleksibel terhadap perkembangan pengetahuan dan budaya lokal, ga heran umat hindu memiliki kebudayaan yang begitu kaya dan beraneka ragam,.
OmCantih3xOm
http://kebangkitan-hindu.blogspot.com/
Minoritas adalah sebuah tekanan yang diberkan oleh Mayoritas….
Seperti anda katakan di atas :
Terlebih lagi dengan giat-giatnya para kaum misionaris dan kaum dakwah menancapkan cakarnya di pulau Dewata dimana usaha mereka cukup sukses mengkerutkan populasi Hindu Bali. Ironisnya, masyarakat Hindu etnis non-Bali sering kali menjadikan Bali sebagai kiblat mereka, padahal Bali sendiri tengah meradang menghadapi penghancuran dari dalam dan juga gempuran dari luar.
Sebenarnya Bali sekarang jelas-jelas udah meradang banget,, Pendatang non hindu sudah menjalar kemana-mana!! Jgn kita hanya diam teruss…Apakah kita akan menggulang kesalahan yang sama seperti MAJAPAHIT dengan raja Prabu Brawijaya. Yang akhirnya Hancur oleh Dari dalam sendiri…
Terima kasih kepada blog ini beserta para penulis2nya yang membuat ilmu Kehinduan saya meningkat. Akhirnya saya bisa bangga sepenuhnya menjadi Hindu. Teruskan tulisan2 membangunnya.
Om Canti Canti Canti Om
Kenapa harus minder menjadi umat Hindu? Hindu itu kan fleksibel, tidak harus begini, tidak begitu. Hindu tidak pernah mengajarkan kekerasan, malah diharapkan Ahimsa terhadap semua mahluk. Namun, kadang-kadang umat Hindu di Bali masih kita dengar ada istilah sepekan Banjar, yang menyebabkan umat yang kena kesepekan tidak berdaya. Kalau bisa, awig-awig yang ada jangan sampai mempersulit umat kita sendiri. Hal yang lain, jika ada muncul pusat-pusat pembelajaran Veda, kadang-kadang dicurigai sebagai penyebaran Hindu model baru atau Hindu ke India-India-an. Pada hal itu, menggambarkan keflesibelan Hindu. Biarkan Hindu itu bervariasi, umat Hindu bisa memilih cara beribadah sesuai dengan tingkat spiritualnya. Damailah Hindu, damailah umat manusia….
Semua agama di Indonesia itu adalah impor dari luar
jika ingin kembali asli keajaran nenek moyang ya ikuti Dinasmisme dan animisme.
Kalau menurutku ga. Kalau kita membaca kitab Mahabharata dan juga Ramayana, disana ada informasi yang mengatakan tentang Java dvipa, Sumatra dan sampai kepada pegunungan jaya wijaya yang dikatakan sebagai gunung bersalju setelah java dvipa. So, sangat mungkin indonesia adalah bagian dari kerajaan pada jaman Mahabharata dan Ramayana dan peradaban Weda sudah ada di Nusantara pada masa itu.