Suatu benda dikenal melalui wujud, sifat/ciri, kegiatan dan nama. Tetapi dari keempat cara pengenalan ini, nama adalah yang paling utama. Sebab dalam nama ini sudah tercakup wujud, sifat dan kegiatan suatu obyek/benda. Artinya, dengan menyebut nama nya saja, seseorang sudah bisa mengetahui wujud, sifat/ciri dan kegiatan suatu obyek. Begitulah, dengan menyebut nama “singa”, setiap orang sudah tahu wujud, sifat dan kegiatan binatang yang dinamakan singa itu.
Tetapi di dunia material ini, setiap nama tidak sama dengan obyek atau bendanya, sebab setiap nama dan juga obyeknya masing-masing ber-hakekat relatip. Karena itu, dengan menyebut nama seseorang, orang yang menyebut nama itu tidak bisa langsung berhubungan dan bertemu dengan orang yang namanya disebut atau diucapkan.
Namun nama suci Sri Hari atau Krishna tidak demikian halnya. Dengan menyebut “Krishna” secara tulus, seseorang secara rohani berhubungan langsung dengan Sri Krishna. Mengapa hanya dengan meng-ucapkan nama suci-Nya secara tulus seseorang bisa berhubungan langsung dengan Beliau? Sebab nama suci Sri Krishna atau Hari tidak ber-beda dari diri Beliau pribadi. Mengapa bisa begitu? Sebab Sri Krishna berhakekat mutlah atau absolut, sehingga Beliau pribadi sama dengan nama-nama suci-Nya.
Veda menyatakan,”Nama cintamani krsnas caitanya rasa vigrahah purnah suddho nitya mukto’ bhinnatvam nama naminoh secara rohani nama suci Krishna sungguh membahagiakan. Ia menganugrahkan berkah rohani, sebab nama suci ini adalah Krishna sendiri, sumber segala kebahagiaan. Nama Krishna sungguh lengkap-sempurna dan merupakan perwujudan segala kenikmatan rohani. Dalam keadaan apapun, nama suci Krishna senantiasa rohani dan Ia adalah se-perkasa Krishna sendiri. Oleh karena nama Krishna tidak tercemar sifat-sifat material, maka Ia tidak tersentuh oleh maya. Nama Krishna senantiasa rohani dan merdeka, tidak bisa dibatasi oleh hukum dunia material, sebab nama Krishna dan Krishna sendiri adalah sama” (Padma Purana sebagaimana dikutip dalam CC Madhya-Lila 17.133).
Nama-nama suci Sri Krishna tersusun berupa mantra Kalisantarana-Upanisad berikut.
Hare Krishna Hare Krishna
Krishna Krishna Hare Hare
Hare Rama Hare Rama
Rama Rama Hare Hare
Dijelaskan dalam Kalisantarana Upanisad itu sendiri bahwa pengucapan maha-mantra ini adalah satu-satunya cara untuk menyeberangi samudra derita kehidupan material dunia fana mada masa Kali-Yuga sekarang. Dikatakan,”Iti sodasakam nam nam kali kalmasa nasanam natah parataropayah sarva vedesu drsyate, enam belas nama suci Tuhan ini yang terdiri dari tiga puluh dua suku kata, adalah satu-satunya cara untuk mengatasi segala pengaruh buruk jaman Kali. Dalam semua pustaka Veda disimpulkan bahwa untuk menyeberangi samudra kegelapan dunia fana, tidak ada cara lain selain dari pada mengucapkan dan mengumandangkan enam belas nama suci Tuhan ini”.
Pernyataan Kalisantarana Upanisad tersebut dikuatkan pula oleh Brhan Naradiya Purana 38.126 dengan pernyataannya berikut, “Harer nama harer nama harer nama eva kevalam kalau nasty eva nasty eva nasty eva gatir anyata, pada jaman Kali, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain dan tidak ada cara lain untuk mencapai kemajuan rohani selain dari pada mengucapkan dan mengumandangkan nama suci, nama suci dan nama suci Sri Hari”
Sri Caitany Mahaprabhu (Inkarnasi Sri Krishna sendiri sebagai bhakta-Nya) memberikan petunjuk bagaimana harusnya seorang bhakta mengucapkan nama-nama suci Sri Krishna secara benar dan bermanfaat. Beliau berkata sebagai berikut.
“Trnad api sunicena taror api sahisnuna amanina manadena kirtaniyah sada harih, seseorang hendaklah mengucapkan/mengumandangkan nama suci Sri Hari dalam suasana rendah hati dengan menganggap diri lebih rendah dari rumput dijalanan. Seseorang hendaklah lebih penyabar dari pada sebatang pohon, bebas dari harga diri palsu, senantiasa hormat kepada orang lain tanpa mengharapkan penghormatan darinya. Dalam suasana pikiran seperti itu, seseorang baru dapat mengucapkan nama suci Tuhan secara benar”
Dengan mengucapkan nama suci Sri Krishna secara benar (yaitu tanpa kesalahan), maka Ia (nama suci itu) akan memberikan manfaat amat besar kepada sang bhakta yaitu bangkitnya kembali cinta-kasih (bhakti) kepada Tuhan yang telah begitu lama tertidur di lubuk hatinya.
Mencintai Sri Krishna berarti senantiasa ingat kepada-Nya. Dan bila sang bhakta hanya ingat Beliau saja pada saat ajal, maka dia tidak akan lahir lagi di dunia fana ini, tetapi kembali tinggal bersama-Nya di dunia rohani (Bhagavad Gita 4.9).
Karena itu dikatakan bahwa nama suci Sri Krishna adalah permata (cintamani) rohani yang apabila dimanfaatkan secara benar, akan memberikan apa saja yang sang bhakta inginkan.
Ada 3 (tiga) tahapan/tingkatan dalam mengucapkan nama suci Sri Krishna yaitu:
- Nama-aparadha, meng-ucapkan nama suci Tuhan dengan kesalahan.
- Nama-abhasa, mengucapkan nama suci Tuhan secara tidak murni dan sempurna.
- Suddha-nama, mengucapkan nama suci Tuhan secara murni dan sempurna.
Nama-aparadha terjadi karena hati penuh dengan anartha, kotoran. Ada 4 (empat) macam kotoran hati yaitu:
- Asat trsna, kemelekatan pada kekayaan, pangkat dan jabatan serta kesenangan material dunia fana yang bersifat sementara.
- Hrdaya-daurbalyam, kelemahan/kepicikan hati.
- Aparadha, kesalahan yaitu kesalahan kepada para bhakta lain (vaisnava-aparadha) dan kesalahan dalam melayani Arca-vigraha Tuhan (seva-aparadha).
- Brahma-tattva, pilsafat yang tidak mengakui adanya Tuhan berpribadi atau Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Apabila seseorang yang hatinya secara tebal diliputi oleh keempat anartha ini, maka mengucapkan nama suci Sri Krishna menjadi tidak bermanfaat, percuma atau sia-sia belaka.
Nama-abhasa dapat dijelaskan sebagai berikut. Abhasa berarti samar atau remang. Bila nama suci Tuhan diibaratkan matahari, maka ia (matahari itu) nampak remang karena ditutupi awan anartha. Maksudnya, pengucapan nama suci Tuhan belum murni, sehingga tidak sepenuhnya mensucikan diri seseorang karena hatinya masih ditutupi sedikit anartha. Atau dengan kata lain, pengaruh nama suci itu terhadap dirinya sedikit terhalang oleh awan anartha yang menyelimuti hatinya. Tetapi bila seseorang dengan tekun dan teratur terus mengucapkan nama suci Tuhan, maka anartha itu akan lenyap dan akhirnya dia mampu mengucapkan nama suci Tuhan secara murni dan sempurna.
Ada empat macam nama-abhasa (pengucapan nama suci Tuhan secara tidak murni) yaitu:
- Sanketa, mengucapkan nama suci Tuhan secara tidak sengaja. Contoh, mereka yang tergolong Mleccha dan Yavana sering mengucapkan kata “haram” yang dalam bahasa Veda (sanskerta) berarti, “O Sri Rama”. Ajamila memanggil-manggil putranya,“Narayana, Narayana” meskipun yang dipanggil putranya yang bernama Narayana, tetapi Ajamila secara tidak sengaja memanggil nama Sri Narayana.
- Parihasa, mengucapkan nama suci Tuhan secara bergurau seperti yang dilakukan oleh Jarasandha, “Krishna ini adalah seorang pengecut, maka Ia bukan lawanku yang pantas dalam duel gulat”.
- Stobha, mengucapkan nama suci Tuhan secara menghina seperti yang dilakukan oleg Sisupala,”Krishna bukanlah Tuhan penguasa alam semesta, tetapi Ia hanyalah seorang mantan gembala sapi”
- Hela, mengucapkan nama suci Tuhan tanpa perhatian atau rasa hormat seperti yang dilakukan oleh para penganut ajaran non Vedik ketika mereka mengucapkan nama Sri Krishna, Rama, Hari, Govinda, dan sebagainya.
Keempat jenis anartha yaitu asat-trsna, hrdaya-daurbalyam, aparadha dan brahma-tattva, dapat dilenyapkan dengan jnana, pengetahuan spiritual tentang bhakti (bhakti-tattva) yaitu:
- Sambandha-jnana, pengetahuan tentang hubungan sang makhluk hidup (jiva) dengan Tuhan (Bhagavan) atau pengetahuan teoritis tentang bhakti.
- Abhideya-jnana, pengetahuan tentang caranya membina kembali hubungan spiritual itu yakni proses bhakti yang harus dilakukan di dunia fana.
- Prayojana-jnana, pengetahuan tentang hakekat hubungan spiritual itu yakni hakekat bhakti dalam kehidupn spiritual di dunia rohani.
Nama-abhasa yang disebut sanketa, parihasa, stobha dan hela akibat dari anartha disebut pula Chaya-nama-abhasa. Chaya-nama-abhasa berarti cahaya (pengaruh) matahari nama suci masih ada merasuk ke hati. Sedangkan nama-abhasa yang disebabkan oleh brahma-tattva (pilsafat impersonal) disebut Pratibimba-nama-abhasa. Pratibimba-nama-abhasa berarti cahaya (pengaruh) matahari nama suci sama sekali tidak marasuk ke hati, karena hati ditutupi oleh awan brahma-tattva yang amat tebal dan gelap.
Brahma-tattva yang lebih dikenal sebagai pilsafat mayavada adalah lawan (musuh) pilsafat bhakti. Pilsafat impersonal mayavada menganggap nama,wujud, sifat/ciri dan lila (kegiatan) Sri Krishna adalah maya, palsu, semuanya material dan sementara.
Karena itu, selama seseorang dijangkiti pilsafat mayavada, maka selama itu pula dia akan tetap ber-ada pada tahap/tingkat nama-aparadha, mengucapkan nama suci Sri Krishna dengan penuh kesalahan. Dia mengucapkan nama suci Beliau secara tidak bermanfaat, percuma dan sia-sia.
Sri Krishna memenuhi keinginan orang-orang mayavadi dengan memberinya sayujya-mukti, bersatu ke dalam cahaya diri pribadi-Nya yang disebut Brahmajyoti atau Brahman.
Manfaat mengucapkan nama suci Tuhan, yaitu;
- Ia (nama suci Tuhan) membersihkan cermin hati sang bhakta.
- Ia melindungi sang bhakta dari tenggelam dalam pengaruh kehidupan material dunia fana.
- Ia memberikan sang bhakta karunia tertinggi yaitu cinta-kasih (bhakti) kepada Tuhan.
- Ia menganugrahkan pengetahuan spiritual.
- Ia memperluas samudra kebahagiaan rohani.
- Ia menyembuhkan sakit materi kehidupan sang bhakta, dan
- Ia menjadi pondasi utama jalan kerohanian bhakti.
Nama-nama Sri Krishna yang amat banyak itu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
- Nama primer yaitu nama yang menunjukkan hubungan intim bhakti (cinta-kasih) Beliau dengan para bhaktaNya, seperti Govinda, Gopala, Gopala, Giridhara, Yasodanandana, dan sebagainya.
- Nama sekunder yaitu nama yang menunjukkan lila (kegiatan rohani) Beliau dalam melaksanakan proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan alam semesta material, seperti Maha Vishnu, Garbhodakasayi Vishnu, Yajnesvara, Murari, Vasudeva, Janardhana, dan sebagainya.
Nama suci Sri Krishna adalah Yuga-dharma pada jaman Kali sekarang. Ia adalah inkarnasi Sri Krishna dalam wujud suara dan tidak berbeda dari diri Beliau sendiri. Dikatakan, “Kali kale nama rupa krsna avatara, pada jaman Kali Sri Krishna turun ke dunia fana dalam wujud nama suci-Nya” (CC Adi-Lila 7.22).
Dalam masa Yuga-Yuga sebelumnya (Satya-Yuga, Treta-Yuga dan Dvapara-Yuga), Sri Krishna secara pribadi membunuh para Asura yang mengganggu ketertiban dunia. Tetapi pada jaman Kali yang disebut modern sekarang ketika hampir semua penduduk dunia sudah bertabiat Asurik, dengan nama suci-Nya, Sri Krishna menghancurkan sifat-sifat Asurik yang telah mengotori hati mayoritas penduduk dunia.
Kesalahan terhadap nama suci Tuhan (nama-aparadha) yang timbul karena;
- Asat-trsna,
- Hrdaya-daurbalyam,
- Seva-aparadha dan vaisnava-aparadha, dan
- Brahma-tattva,
dalam praktek dijabarkan menjadi 10 (sepuluh) kesalahan (aparadha) yaitu:
- Menghina para vaisnava, penyembah Sri Krishna.
- Menganggap para Deva tidak bergantung kepada Sri Krishna yang juga disebut Sri Vishnu atau Narayana.
- Tidak menuruti perintah guru kerohanian.
- Tidak menghormati kekuasaan kitab suci Veda.
- Menafsirkan nama suci Tuhan.
- Melakukan kegiatan berdosa sambil mengucapkan nama suci Tuhan.
- Mengajarkan nama suci Tuhan kepada orang yang tidak mempercayai-Nya.
- Menganggap pengucapan nama suci Tuhan sebagai kegiatan saleh.
- Mengucapkan nama suci Tuhan secara tidak khusuk, dan
- Tetap terikat pada dunia material meskipun telah banyak menerima pengetahuan rohani tentang nama suci Tuhan.
Bilamana seseorang mengucapkan nama suci Sri Krishna tanpa kesepuluh kesalahan tersebut diatas, maka dia mengucapkan-Nya secara murni. Dengan demikian sifat-sifat Asurik yang menyelimuti hatinya dengan cepat dihancurkan dan pada saat yang bersamaan bhakti (cinta-kasih) kepada Sri Krishna berangsur-angsur bangkit didalam hatinya.
Om swastyastu
Bli saya sedikit bertanya tentang artikel ini, khususnya tentang kesalahan terhadap nama suci Tuhan (nama-aparadha) yang timbul karena;
1.Asat-trsna,
2.Hrdaya-daurbalyam,
3.Seva-aparadha dan vaisnava-aparadha, dan
4.Brahma-tattva,
dalam praktek dijabarkan menjadi 10 (sepuluh) kesalahan (aparadha) yaitu:
1.Menghina para vaisnava, penyembah Sri Krishna.
2.Menganggap para Deva tidak bergantung kepada Sri Krishna yang juga disebut Sri Vishnu atau Narayana.
3.Tidak menuruti perintah guru kerohanian.
4.Tidak menghormati kekuasaan kitab suci Veda.
5.Menafsirkan nama suci Tuhan.
6.Melakukan kegiatan berdosa sambil mengucapkan nama suci Tuhan.
7.Mengajarkan nama suci Tuhan kepada orang yang tidak mempercayai-Nya.
8.Menganggap pengucapan nama suci Tuhan sebagai kegiatan saleh.
9.Mengucapkan nama suci Tuhan secara tidak khusuk, dan
10.Tetap terikat pada dunia material meskipun telah banyak menerima pengetahuan rohani tentang nama suci Tuhan.
Bilamana seseorang mengucapkan nama suci Sri Krishna tanpa kesepuluh kesalahan tersebut diatas, maka dia mengucapkan-Nya secara murni. Dengan demikian sifat-sifat Asurik yang menyelimuti hatinya dengan cepat dihancurkan dan pada saat yang bersamaan bhakti (cinta-kasih) kepada Sri Krishna berangsur-angsur bangkit didalam hatinya.
Apakah berarti:
1. Tidak Menghina para vaisnava, penyembah Sri Krishna berarti boleh menghina yang bukan vaisnawa.
3.Tidak menuruti perintah guru kerohanian Artinya Perintah Guru kehohaniawan itu selalu benar, dan kebenarannya bersifat mutlak dan tidak boleh diuji kebenarannya.
5.Apa maksudnya tidak boleh menafsirkan nama suci Tuhan;bukankah dalam veda Tuhan itu disebut dengan banyak nama?
7.Mengajarkan nama suci Tuhan kepada orang yang tidak mempercayai-Nya. Diatas disebutkan bahwa pengucapan maha-mantra ini adalah satu-satunya cara untuk menyeberangi samudra derita kehidupan material dunia fana mada masa Kali-Yuga sekarang sedangkan maha mantra ini tidak boleh diajarkan kepada orang yang tidak mempercayainya. Kalau saya yang belum percaya akan kekuatan maha mantra ini pengen belajar bagaimana caranya dan apakah kalau saya tidak mengucapkannya saya tidak akan dapat kembali kepada Tuhan.
10.Tetap terikat pada dunia material meskipun telah banyak menerima pengetahuan rohani tentang nama suci Tuhan = apakah cukup dengan mengetahui nama suci Tuhan kita diharapkan untuk terlepas dari jerat dunia material?
Suksma
Om Swastiastu
Jadi akan saya coba jelaskan dulu bagaimana menyebutkan nama suci Tuhan. Menyebutkan nama suci Tuhan tidak harus dengan menyebutkan “Krishna”. Hanuman selalu mengagungkan Tuhan dengan menyebut “jaya Sri Rama”. Bhakta Pralada mengagungkan Tuhan dengan menyebut “Om Narasimha ya namah”. Druva Maharaj mengucapkan “Om Nama Bhagavate Vasudevaya”. Narada muni selalu menyebutkan nama “Narayana”. Nama suci Tuhan disini sangat berkaitan dengan “rasa”. Setiap orang memiliki “rasa” yang berbeda-beda. Jika saya senang mengucapkan nama suci Tuhan dengan menyebut “Krishna”, mungkin anda lebih senang menyebut “Visnu” atau yang lainnya. Meski ada beberapa sumber mengatakan posisi nama “Krishna” sebagai yang maha menarik adalah nama suci yang lengkap, namun saya tidak mengatakan mana yang lain lebih rendah atau salah. Sehingga jika anda mengucapkan nama Tuhan dengan nama selain nama Krishna, silahkan.
Yang pertama, dasar yang paling dasar dari pemujaan terhadap Tuhan adalah menghormati semua mahluk hidup, karena itulah para pengikut Vaisnava sangat dianjurkan agar hidup Vegetarian. Lalu siapa yang disebut sebagai Vaisnava? Vaisnava adalah mereka yang memuja Tuhan secara murni. Pemujaan disini tidak terbatas pada penyebutan Tuhan sebagai Visnu, Krishna, Rama, Narayana, tetapi seluruh aspek nama suci Tuhan sebagaimana yang saya uraikan secara singkat di atas. Kalau orang yang seperti saya belum bisa di sebut sebagai Vaisnava karena saya tidak mampu mengendalikan indria saya secara baik.
Lalu, kesalahan apa yang dimaksud di sini? Merendahkan mahluk hidup ciptaan Tuhan yang lain adalah kesalahan, tetapi menghina penyembah Tuhan yang murni, yaitu para Vaisnava adalah kesalahan yang lebih berat lagi. Sebagaimana disebutkan dalam Siva Purana; “Aradhananam sarvesam visnor aradhanam param, dari segala macam persembahyangan, persembahyangan kepada Visnu adalah yang paling tinggi tingkatannya. Tasmat parataram devi tadiyanam samarcanam, tetapi O Devi, ada lagi persembahyangan yang lebih utama dari ini yaitu menghormati para penyembah (bhakta) Visnu”.
Karena itulah kesalahan terhadap pemuja Tuhan (Vaisnava) perlu kita hindari.
Yang kedua, menuruti perintah guru kerohanian. Guru = berat, yaitu beliau yang mampu menanggung tugas berat dalam mengajarkan. Siapa yang dapat menjadi guru kerohanian? Yang dapat menjadi guru kerohanian hanyalah mereka yang sudah mencapai tingkatan hidup sanyasi, beliau yang sudah dapat disebut svami (pengendali), yaitu pengendali indria-indria materialnya. Sehingga jika memang guru kita berkualifikasi, maka tidak mungkin perintah-perintahnya menjerumuskan kita. Tetapi jika memang kita mendapatkan guru yang tidak berkualifikasi, kita dapat membantah dan meninggalkannya tanpa ada kesalahan (aparada) sama sekali.
Ketiga, menafsirkan nama suci Tuhan adalah sebagaimana kasus dalam Bhagavad Gita. Bhagavad Gita jelas-jelas disabdakan secara langsung oleh Sri Krishna, tetapi kita menolak mengatakan bahwa Bhagavan, Krishna adalah Tuhan sendiri. Hal ini adalah merupakan kesalahan karena penafsiran nama Tuhan.
Yang ke empat, “Mengajarkan nama suci Tuhan kepada orang yang tidak mempercayai-Nya” maksudnya adalah bahwa dalam mengajarkan nama suci Tuhan kita perlu menghindari mereka-mereka yang sudah sangat berdosa sehingga tidak dapat dan tidak mau menerima keberadaan Tuhan. Kita disini yang dimaksud adalah orang-orang yang baru memahami dan belajar Nama Suci Tuhan. Karena dikawatirkan dengan filsafat yang masih rendah dia akan ikut tergerus oleh filsafat orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan. Tetapi jika anda memang sudah memiliki kualifikasi murni, maka tidaklah masalah dalam berdebat dan mengajarkan nama suci Tuhan kepada siapapun. Srila Prabhupada, pendiri ISCKON mengajarkan ajaran Vaisnava ke Amerika seorang diri dan berhadapan dengan para hippies, dan para Atheis. Karena beliau adalah penyembah Tuhan yang murni, maka beliau berhasil mendidik para hippes dan atheis ini menjadi guru-guru kerohanian Hindu yang sangat di segani di seluruh dunia.
Yang terakhir, “Apakah cukup hanya dengan mengetahui nama suci Tuhan kita bisa lepas dari ikatan material?”. Tidak. Kita harus melewati proses-proses dalam mengucapkan nama suci Tuhan ini. Beberapa prinsip dasar dalam proses pengucapan nama suci Tuhan adalah ahimsa, tidak menyakiti dan menjalani hidup vegetarian, tidak melakukan hubungan sex yang tidak sah dan beberapa aturan lainnya. Dengan mengucapkan nama suci Tuhan dan dengan melakukan prinsip-prinsip dalam proses pengucapan tersebut diharapan kita mampu menyebrangi lautan kehidupan dan kematian ini.
Mudah-mudahan bli belum puas dengan apa yang saya sampaikan disini, karena memang saya belum memiliki kualifikasi untuk menyampaikan substansi dari artikel ini, karena itu jika memang bli interest terhadap topik ini, silahkan hubungi beliau yang sudah insyaf dan mampu mengendalikan indria-indrianya, yaitu para sadhu dan guru-guru suci.
Suksema.
Om Swastyastu
Buat rekan2 se dharma yang seneng mendengarkan bhajan, sloka, dan mantra silahkan di download disini http://www.yogausa.com/.
Om Swastyastu Bli Putra,
saya sangat tertarik dengan link yang bli berikan yaitu:
http://www.yogausa.com/
nah saya telah mencoba mengecek kesana tapi kok ketika saya ingin membuka Veda kok ngak bisa ya dan dilempar ke link lain????
saya telah mencoba kesini:
http://www.yogausa.com/pdf-vedas.php
dan saya kok dilempar ke:
http://www.lalhost.com/pdf/rig_veda_01.pdf
yang kok tidak berisi apapun ya?????
apa mungkin saya yang keliru dalam membuka web tsb????
mohon bantuannya bli,
Suksma,
Om swastyastu
Untuk bli ngara, terima kasih atas pencerahannya dan saya mohon maaf kalau terlalu banyak bertanya, saya banyak bertanya karena pengetahuan saya tentang agama kita masih sangat rendah alias nol besar bli….
untuk bli/mbok ari_bcak, emang lagi ga bisa buka veda.pdf di yogausa, coba link ini http://www.sacred-texts.com/hin/#vedas
Om Swastiastu Bli Putra
Saya juga tidak pinter, hebat apalagi sudah menjadi “bhakta”. Saya masih belajar, jadi kalau ada yang salah dengan tulisan atau comment saya, mohon dikoreksi bli…
Om Swastiastu Bli Putra,
Terima kasih atas rujukannya,
http://www.sacred-texts.com/hin/#vedas
sebetulnya sih saya udah banyak membaca dari link yang bli berikan, tapi saya inginkan Veda yang diterjemahkan tanpa motivasi apapun didalamnya dan mungkin akan didapat dari sebuah link yang milik seorang Hindu, nah makanya saya sedang mencari itu.
Jika tentang lnik yang bli maksud, saya udah membacanya dan dari link tsb diterjemahkan oleh seorang yang bukan Hindu jadi saya sedikit meragukan keotentikan dari Veda terjemahan tsb.
contoh:
The Rig Veda
Ralph T.H. Griffith, Translator
saya kutip Rig Veda mandala I sukta 163, mantra:
[1] “WHAT time, first springing into life, thou neighedst, proceeding from the sea or upper waters,
Limbs of the deer hadst thou, and eagle pinions. O Steed, thy birth is nigh and must be lauded.”
[2] “This Steed which Yama gave hath Trita harnessed, and him, the first of all, hath Indra mounted.
His bridle the Gandharva grasped. O Vasus, from out the Sun ye fashioned forth the Courser.”
[12] “The strong Steed hath come forward to the slaughter, pondering with a mind directed God-ward.
The goat who is his kin is led before him the sages and the singers follow after.”
[13] “The Steed is come unto the noblest mansion, is come unto his Father and his Mother.
This day shall he approach the Gods, most welcome: then he declares good gifts to him who offers.”
http://www.sacred-texts.com/hin/rigveda/rv01163.htm
nah coba bandingkan degan ini dari mantram yang sama:
[1]“O Sun, we glorify your rising. At times you appear to be springing from the firmament or from the ocean with the roar of sea-waves. You rise higher and higher as if possessed with the wings of a falcon and the limbs of a deer.”
[2]“The rising sun resembles a horse with a rider on. It looks like a gift from the supreme law-giver and harnessed by the divine floater. The resplendent Lord appears to be riding on him and the cosmic wind holds its reins. O cosmic architect, you have fabricated this horse from that luminous giant body.”
[12]“The Swift sun-horse approaches the place of rest, meditating with mind intent upon Nature’s glories. The sun is preceded by an evening dusk as if bound to him. The priests and singers chant their parting hyms at this hour.”
[13]“The sun-horse reaches the loftiest place, the source of its origin. May he approach Nature’s bounties and cause to bestow prosperity to dedicated worshipper.”
Ini saya ambil dari sebuah artikel yang memuat Veda terjemahkan, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Svami Satya Prakash Sarasvati dan Satyakam Vidyalankar. Diterbitkan oleh Veda Pratishthana, New Delhi tahun 1977.
coba bandingkan juga dengan:
(12)“The fleet-footed Steed, his mind recollected/and thoughts directed godward, advances/to the place of sacrifice. A ram of his kindred/is led before; next come sages and minstrels.”
(13)“The Steed has attained the abode supreme/He has gone to place of his Father and Mother./May he find a warm welcome today among the Gods/and thus win good gifts for him who offers!”
ini diterjemahkan oleh Prof Dr. Raimundo Panikkar, seorang intelektual dan juga merupakan seorang rahib katolik.
Dari ke 3 terjemahan itu akan terlihat bahwa terjemahan 1 dan 3 akan mirip sedangkan terjemahan kedua terlihat berbeda dimana jika harus memilih maka saya akan conodng lebih memilih terjemahan kedua dimana disebutkan dalam Veda terjemahannya disertakan pula teks bahasa Sansekerta dalam huruf Sansekerta, teks bahasa Sansekerta dalam huruf Latin, dan teks bahasa Inggris yang dimuat secara berdampingan, sehingga yang mengerti bahasa Sansekerta dan bahasa Inggris akan dapat melihat akurasi terjemahan.
Dan juga saya pasti akan memilih terjemahan dari umat Hindu (yang kedua) dimana tidak memiliki motivasi dalam menterjemahkan ini.
Nah dari ini makanya saya tertarik jika bli menemukan link yang sesuai mungkin bisa di-share disini……
Suksma,
eh saya laki-laki bli jadi jangan isi mbok lagi….
Hello from Russia!
Can I quote a post in your blog with the link to you?
@ Polprav
Yes, of course ..
Thank you for visiting my home page bro….