Dalam suatu kesempatan teman-teman saya sibuk menggunjingkan tentang dosa dan pahala dan bagaimana kenikmatan sorga dengan 72 bidadari cantiknya. Taman yang indah, hidup yang kekal dan kenikmatan seksual dengan bidadari yang selalu perawan. Sampai pada suatu titik diskusi salah seorang dari mereka nyeletuk dan berkata pada saya; “kamu mah kafir, ga mungkin masuk sorga. Kalau mau masuk sorga ucapkan kalimat Syahadat 3 kali dulu”. Kesempatan untuk membuka topik barupun tidak saya sia-siakan dan saya langsung nyletuk; “Saya memang tidak berminat masuk sorga kok, ngapain kalian bercita-cita masuk sorga? Sorga kan hanya alam material yang tidak kekal dan akan lenyap saat hari kiamat”. Sontak mereka komplain dan berkata, kamu tahu apa tentang sorga? Tentunya pertanyaan ini langsung saya jawab dengan yakin; “Anda kira di Al-Qur’an ada kata Sorga? Kata Sorga berasal dari kata sansekerta, yaitu “Svarga” yang berarti planet material yang penuh kebahagian dan keindahan tempat hidup para dewa dan bidadari yang akan lenyap saat alam semesta ini lenyap. Bukankah di Al-Qur’an disebutkan kalau tujuan kalian adalah alam Jannah?” Setelah itu diskusi langsung menjadi senyap dan terhenti. Akar permasalahan telah terpecahkan. 🙂
Terus, dimana sebenarnya letak alam Sorga? Silahkan simak dan pelajari poster alam semesta disini.
kalo aku mah. udah g kak urusin dosa/enggak. yng penting berbuat baik aja..
surga ada di telapak kaki ibu..
yang lebih penting adl moksa.
Untuk nyoman:
Eittss… jangan salah. Berbuat baik tidaklah cukup untuk ke sorga. Semua orang awam juga bisa berbuat baik, tapi mereka belom tentu percaya Tuhan. Itulah perbedaannya. Ketika orang bilang, “berbuat baiklah karena pahalamu besar di sorga”, itu sebenarnya tidak benar karena untuk apa berbuat baik kalo kita gak punya iman. Kamu mau berbuat baik buat siapa? Buat dirimu sendiri?
Apalagi anda berpikir untuk tidak peduli apakah anda berbuat dosa atau tidak. Itu bahkan lebih melenceng lagi. Manusia memang tidak bisa terhindar dari dosa atau selalu jatuh dan jatuh, tetapi Tuhan selalu mengampuni umat-umatnya kalau mereka mau datang kembali kepada Bapa Tuhan kita seberapa kalipun mereka jatuh.
Untuk artikelnya:
Dan lagi… darimana anda tahu kalau alam Jannah itu adalah tempat dimana hidup yang kekal ada? Itu hanyalah konsep pikiran manusia aja. Karena konsep Tuhan dan manusia berbeda jauh sekali.
Selain itu, bagaimana anda tahu bahwa surga itu ada 72 bidadari cantik yang selalu perawan dengan segala kenikmatan seksual? Ini adalah salah satu contoh dimana anda sesungguhnya meletakkan konsep duniawi pada pengertian Surga. Kenikmatan seksual itu adalah hawa nafsu belaka karena Tuhan kita menyuruh umat-umatnya untuk mempunyai buah-buah roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Buah-buah roh yang terakhir adalah letak dimana Tuhan meminta kita untuk menghindari hawa nafsu duniawi.
Apa yang disampaikan saudara Yosua benar, Sri Krishan dalam sloka-nya dalam Bhagavad gita mengatakan ” Orang yang menyembah Dewa akan lahir di planet para dewa, orang yang memuja leluhur akan hidup bersama leluhur, orang yang memuja roh/hantu akan dilahirkan di lingkungan seperti itu, tetapi orang yang memuja-Ku, Tuhan yang maha esa, akan hidup bersama-Ku di planet-Ku yang kekal” dalam sloka lainya dikatakan “Kondisi apapun yang kamu pikirkan disaat meninggalkan badan ini, maka kondisi itulah yang akan kamu capai“, “Orang-orang yang melakukan kebaikan akan mencapai planet sorga, tapi disaat kesalehannya habis, maka dia harus turun dan terlahir kembali di bumi ini“.
Jadi dari sloka-sloka ini sudah sangat jelas, berbuat baik tapi atheis tidak akan mencapai Tuhan, tapi dia pasti akan mencapai planet Surga dan hidup disana untuk beberapa waktu dan akhirnya kembali lagi ke dunia ini. Demikian juga untuk pemuja leluhur (roh manusia, baik itu roh leluhur ataupun roh manusia yang “di-Tuhan-kan” sebagaimana banyak kasus “Tuhan-Tuhan palsu” di dunia ini). Yang memuja Gandhi akan lahir dan hidup bersama Gandhi, Yang memuja Yesus akan hidup bersama Yesus di suatu tempat, mungkin di Svargaloka, di alam patala / neraka atau di alam lainnya. Jika mereka sudah mencapai alam rohani? Tentunya mereka akan hidup bersama citra maya dari mereka di alam material. Tetapi penyembah Tuhan yang murni akan kembali ke alam rohani, ke kerajaan Tuhan, yaitu Moksha.
Dalam sloka yang lain disebutkan “berbuatlah dharma (kabajikan) tanpa mengharapkan hasil“. Artinya, jangan pernah kita menghitung-hitung pahala, karena pahala sudah pasti akan datang sesuai dengan hukum karma phala, tapi berkonsentrasilah untuk memuja Tuhan dan melayani Beliau, baik dengan cara Bhakti, Karma, Jnana atau raja yoga.
Mas Yosua, Saya tidak mengatakan Alam Jannah itu kekal, tetapi saya katakan alam yang dituju oleh saudara kita yang muslim berdasarkan Al-Qur’an adalah alam Jannah. Jujur saja, kalau menurut pandangan Veda, alam jannah / Janaloka adalah alam material yang lebih halus dari sorga. disana alam yang penuh dengan pengetahuan dan kebahagiaan dan relativitas wantunya jauh lebih panjang dari sorga dan lebih pendek dari satyaloka/brahmaloka(lihat poster alam semesta yang didasarkan pada ajaran Brahma Samhita, salah satu bagian kitab suci Veda, dapat di download di website ini). di Janaloka juga terdapat bidadari cantik sebagai tempat nafsu material dipuaskan sebagaimana penjelasan Al-Qur’an ayat [44:54], [52:20], [55:72], [56:22] dan banyak ayat-ayat lainnya lagi.
Janaloka akan lebur saat alam semsta ini kiamat, yang menurut pandangan hindu akan berlangsung 155.521.971.961.571,4 tahun bumi (waktu manusia) yang akan datang.
Karena itu saya serukan, jangan pergi ke Sorga/alam material lainnya, pergilah ke kerajaan Tuhan, pergilah ke planet Rohani, capailah Moksha.
@yossua : tlg surga jng dijadikan tujuan utama. yang penting berbuat baiklah pada semua orng. Love All creatures..Serve all..
percaya tuhan itu pasti, tp menghormati dewa dan mahluk lain juga harus..
“Kamu mau berbuat baik buat siapa?” buat orang lain lah….
mungkin maksud anda adalah pahala..
Untuk ngarayana: Ooooo begitu ya… terima kasih2. Iya2, kita harus ke kerajaan sorga. Jadi maksud anda itu sorga dan kerajaan sorga adalah dua hal yang berbeda? Kalo boleh tanya, emg ngarayana ini siapa ya?
Untuk nyoman: “Kamu mau berbuat baik buat siapa? Buat dirimu sendiri?” Bukan maksudnya pahala atau apapun. Saya mencoba mengartikan bahwa jangan menjadi egois. Maksudnya jgn lakukan kebaikan untuk dirimu sendiri. atau demi kebaikanmu sendiri. Jika kamu punya iman percaya kepada Tuhan kan anda melakukannya atas nama Tuhan, jadi apa pegangannya. Jika tidak ada, berarti anda mencoba melakukannya untuk diri anda sendiri.
Mas Yosua, bedakan Kerajaan Sorga dengan Kerajaan Tuhan di Alam Rohani (Moksha)
Di Sorga juga terdapat kerajaan, yaitu kerajaan yang dipimpin oleh dewa Indra, sehingga di sorga sering disebut juga Indraloka.
Sedangkan kerajaan Tuhan yang saya maksud adalah kerajaan Rohani (seperti yang sudah disampaikan bli nyoman). Bagaimana keadaan di kerajaan Tuhan (Moksha/Vaikunta)? Sri Krishna menjelaskan “Tempat tinggalku tidak diterangi oleh listrik, tidak diterangi oleh matahari, api maupun bulan” coba cermati dulu susunan alam semesta menurut Veda ya…! 🙂
Mengenai kebaikan, Hukum Karma seperti halnya hukum aksi dan reaksi yang pasti terjadi pada setiap mahluk hidup. Baik dia percaya pada Tuhan ataupun Tidak akan tetap terikat oleh hukum karma. Dia hanya bisa terlepas dari hukum karma saat dia lepas dari pengaruh material dan mengabdikan sepenuhnya pikirannya kepada Tuhan baik yang berwujud pribadi ataupun Brahman yang tidak berwujud pribadi.
Oh ya… lupa memperkenalkan diri, Nama lahir saya I Wayan Ngarayana mas Yosua. Saya kelahiran Bali 24 tahun silam, menuntut kuliah di UGM terutama di bidang fisika nuklir dan sampai sekarang harus menetap dan bekerja di Jakarta. Saya pernah terombang-ambing dalam agama. Dulu mantan pacar saya katolik sehingga waktu itu saya getol belajar Alkitab. Namun di suatu kesempatan saya ketemu dengan beberapa hindu jawa dan diperkenalkan pada seorang guru kerohanian hindu yang beliau sendiri dulu awalnya adalah pastur lulusan seminari di Kanada. Jujur aja saya tercengang dengan kenyataan ini, kenapa beliau yang seorang S3 dan mendalami Alkitab bisa menjadi Hindu, bahkan guru kerohanian Hindu? Dari sana saya belajar dan belajar dan sampai saat inipun saya masih terus belajar yang akhirnya membawa saya untuk mencoba mendalami kitab suci Veda. dan sebagai seorang peneliti (kalau boleh disebut scientist he..he..) saya senang menemukan hal-hal baru yang ilmiah tidak terbatas di dalam kitab suci.
yosuaa: kerajaan tuhan itu mungkin spt kerajaan rohani. ada gambarnya bisa download di sini..
surga itu di masih di alam material. jd mash kena sifat2 kaya ego, gravitasi, dll..
kalo salah mohon dikoreksi bli ngarayana..he3
mas Ngaranaya, apakah Planet Surga itu benar2 ada? Bersifat ruh atau nyata?
Surga / Svargaloka itu nyata. Di Sorga terdapat dimensi waktu (relativitas) dan dimensi ruang yang berbeda (1 hari di Surga = 6 bulan di Bumi). Jarak Sorga dengan Matahari dijelaskan dalam Bhagavata Purana 5.20 dan Siva Purana 3.20 adalah sekitar 100.000 Yojana, atau sekitar 4.4533 x 10^5 Tahun Cahaya.
Prabu / Bapak / Bli Narayana,
Tyang mau tanya, apakah ada penjelasan di purana atau kitab yang lain yang menjelaskan tentang bagaiman proses / cara Roh sampai ke alam Svargaloka yang jaraknya sangat jauh bahkan tidak akan sampai bisa kita pikirkan (4.4533 x 10^5 Tahun Cahaya). Mohon pencerahannya. Suksma sebelumnya.
Om Swastiastu Bli Gede,
Sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa kata Prabhu (sansekerta) = bapak, sehingga dalam kebudayaan Veda, memanggil laki-laki dengan sebutan Prabhu / Prabhuji, kata Ji menyatakan sikap hormat. Demikian juga dengan memanggil wanita dengan panggilan mata (ibu) atau mataji.
Sehingga dengan memanggil seorang laki-laki sebagai bapak dan perempuan sebagai ibu, diharapkan sikap hormat-menghormati akan tetap terjaga sebagaimana kita menghormati bapak dan ibu kita sendiri.
Jadi istilah ini bukan merupakan istilah kehormatan dan juga bukan sebagai gaya-gayaan.
Mengenai susunan alam semesta beserta jarak dan ukurannya pernah saya baca dalam beberapa literatur Veda. Begitu juga proses bagaimana sang atman/jiwa bisa terlahir kedalam alam material dan prosesnya itu ada. Tetapi bagaimana atman dapat melewati jarak yang sangat jauh secara fisik/material itu, jujur saya belum pernah baca.
Dalam buku “Vedanta dan Sain” karya T.D. Singh P.hD, pendiri bidang baru mengenai spiriton di Harvard University yang juga merupakan salah seorang guru/Swami dalam garis perguruan Gaudya Vaisnava beliau menjelaskan secara sukup mendetai dengan fisika kuantum bagaimana penjelasan ilmiah konsep Veda dan kenapa terjadi perbedaan ruang dan waktu, kenapa di sorga seolah-olah kekal dan kenapa waktu di alam rohani (moksha) kekal karena waktu yang berjalan adalah imajiner.
Bagaimana roh melewati jarak yang sangat panjang itu dari sorga sampai bumi?
Cahaya / foton adalah partikel material yang parameternya adalah material, sedangkan jiwa adalah rohani. Tentunya perpindahan jiwa/atman tidak bisa kita jelaskan secara material. Jika cahaya/foton jika ditembakkan dari bumi ke planet-planet sorga akan memerlukan waktu 445.000 tahun bumi, maka apakah jiwa yang bersifat rohani juga akan memerlukan waktu tempuh yang sama? Saya rasa tidak, jarak tempuhnya tentu harus dijelaskan secara rohani. Berapa waktu tempuhnya? Jujur, saya tidak tahu dan tidak juga pernah membaca tentang hal ini, oleh karena itu mari kita pecahkan bersama. Mungkin dengan studi kasus metafisika, yang dapat mengirimkan suatu benda jarak jauh dalam hitungan kejapan mata bisa dijadikan analogi.
Om Swastyastu, Prabhu
terimakasih atas uraian jawabannya. Niki sinampura malih, tyang ada pertanyaan lain lagi seputar Svarga. Dari tulisan-tulisan yang tyang baca, tyang hanya menemukan kata “Svarga” saja. Apakah ada penjelasan tentang “Neraka”? Dimanakah letak Planet Neraka tersebut (kalau memang ada dan berbeda)? Ataukah sama seperti halnya dengan Planet Bumi sebagai satu tempat dimana Sebab Akibat terjadi? kalaupun berbeda, berarti ada dimensi jarak ke planet tersebut. Mohon pelurusannya lagi Prabhu.
Mohon maaf, mungkin pertanyaan tyang terlalu bodoh. Maafkan karena ketidaktahuan tyang dan betul-betul karena tyang sangat butuh pengetahuan-pengetahuan seperti semua tulisan di web ini. Mohon ijin juga bahwa tyang setiap harinya selalu mengikuti tulisan-tulisan disini.
Suksma
Om Swastiastu
Bli, saya juga bukan orang pinter, saya hanya mencoba menuliskan kembali infomasi-informasi yang selama ini saya terima baik secara lisan maupun tulisan, karena itu saya juga minta masukan dari bli jika seandainya apa pernyataan saya yang keliru.
Svarga sebenarnya juga terdapat 2 jenis, Svarga yang dikuasai oleh dewa Indra dan bila svarga yang letaknya di antara alam kita dan alam pitaloka. alam pitaloka sendiri terletak di antara alam kita dan neraka. Dimana letak planet-planet neraka? Sepertinya di poster alam semesta sudah saya tuliskan, yaitu di susunan alam paling bawah yaitu alam patala.
untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada Bhagavata Purana 5.23.9, 5.25.1, 5.25.2, 5.26.5.
atau suatu saat akan saya coba menguraikannya dalam satu artikel khusus yang lain.
Amazing article, lots of intersting things to digest. Very informative
Wakakakaa….baru denger neh, jarak ke sorga bisa diitung! Bentar lagi ilmuwan berlomba2 bikin kendaraan yg bisa sampai kesana nih…:p
Itulah yang disampaikan oleh Veda sebagai tanda bahwa Veda jauh lebih lengkap dari kitab yang lain kan? 🙂
Hihihi…iya deehhh…nanti jangan lupa bikin paket wisata ke surga ya!! Lengkap dengan foto2nya, transportasinya, dll utk promosi. Tapi hati2 loh, kl promosi…ntar diklaim Malaysia! :))
He..he… mbak Indri ada…ada saja!
Lha wong kita menyelam ke dasar samudra yang paling dalam saja ga sanggup, bagaimana bisa ke sorga?
Padahal di dasar palung laut itu sudah ditemukan masih ada kehidupan lho….
Itu artinya apa? Badan jasmani kita tidak sesuai dengan kondisi alam disana. Kalau yang nyata ada sini aja susah, apa lagi mau ke sorga…. Ganti badan dulu kali ya, alias dead dulu lah… huaa..haa….. 🙂
lebih baik remove the concept about hell-heaven, alat untuk nakut2i anak SD tuh…emang surga dn neraka ki ada toh? ad yng pernah kesana scr langsung blum? coba critain?
baca buku “dialog dengan penghuni surga” dr medhin.
tujuan Q manunggal kalihan Gusti, mboten ke surga..surga malesi plg ya gitu2 aj. konsep surga dan neraka hanya ada di pikiran.. semua perbuatan baik yang didasari pingin masuk surga itu namane PAMRIH..bodo tuh.
Surga tu apa..siapa saja bisa masuk surga asal kelakuanya baik. ngga perlu juru selamat segala. kasian Jesus to y, masak jadi juru selamat terus…n manusia yang mati sebelum yesus mati berati gak diselamatin donk..n masuk neraka..
paham SD ah.
SURGA, NERAKA, PAHALA, DOSA!!!
4 kata sakti yg dgembor2kan bnyak orang…
aq bosan dg kesadaran yg kurang benar itu..
karena: “hayo.. tolong orang, smbhyng yg rajin yg sunnah jg, dll bnyk PAHALAny n msk SORGA”
“jangan bohong, jangan mncuri, jangn mmbunuh! DOSA itu! masuk NERAKA low!!
seakan2 Tuhan hilang, hanya tringat akan hadiah surga n pahalanya serta hukumanny yg berat sprti dosa dan neraka!!
mmng ad benarny tp kita khilangan hakekat hidup kita….
bner bung Binal.. kita bukan anak2 yg kesadaran hidupny cm sdikit..
kita mnolong orang krn suka melihat orng bahagia, smbil melayani Tuhan.. ikhlas dan tnp pamrih (harapan balasan)
g urusan Tuhan maw ngasi pahala atau tidak! bnyk brdoa karena kita cinta tulus pd Tuhan, g urusan Tuhan masukin kita k surga atau enggak!
takutlah kepada Tuhan klo kita jauh dari-Nya, kita tdk mengenal-Nya, dsb.. tdk mncuri dan mmbunuh karena sedih kita telah menyakiti makhluk lainny.. bukan karena Hukuman-Nya atau Neraka-Nya.. lbh baik kita mjd orang yg benar karena kesdaran itu sndri bukan krn ad hal2 yg mnakutkan kita!!
Cintailah Tuhanmu melalui mncintai sesama.. karena Tuhan ad d setiap orang..
Bngunlah dari Hipnotis 4 kata sakti itu!!!!!!!!!!
Om Swastyastu
Walaupun surga neraka benar adanya,saya pribadi memilih neraka,karena dengan penderitaan yg diberikan,akan senantiasa ingat kepada lord krisna…sungguh khdupan d bumi,dan surga,bgiku mnkutkan,tkut akan khilangan iman q pada lord krisna/Hyang Widhi/ParamAtma/Parama Brahman/Hyang Acintya/Parama Siwa/Maha Visnu/Sada Siwa/dan apapun sebutan untuk Lord Krisna q…jay Shree Krsna..OSSSO
banyak orang di agama lain sangat mengi8nginkan surga, sehingga mereka rela melakukan apapun untuk mendapatkanya dengan segala cara, sampai2 mereka tega mngorbankan dirinya dan orang lain dengan cara bom bunuh diri untuk mencapainya.
Tapi apakah sebenarnya surga itu? apakah itu benar2 sebuah tempat akhir yang disinggahi manusia2 alim?? Jawabanya TIDAK !!!
Perlu kalian ketahui bahwa surga dalam agama Hindu masih berada di alam material, bersama dengan neraka dan dunia ( bhur loka, bvah loka, svah loka). Surga dalam agama Hindu bukanlah tempat peristirahatan terakhir bagi sang Jiwa (Atma). Tempat yang harusnya dicapai oleh seorang Hindu adalah MOKSA, suatu keadaan di mana sang Jiwa (Atma) kembali pada asalnya, Tuhan. di sana Sang Jiwa tidak akan lagi merasa menderita, sakit, tua, lahir, dsb. Di alam Moksa, Jiwa selalu merasa bahagia, jauh lebih bahagia dari pada di Surga.
di dalam agama lain, surga merupakan tujuan akhir, dimana di surga terdapat banyak kesenangan2 bersifat duniawi, malaikat2 yang selalu perawan. Lihat surga mereka, penuh dengan kesenangan2 semu duniawi yang tidak bernilai spiritual. apa bedanya kita bercinta dengan perempuan di bumi dengan di surga mereka?? tidak ada!! surga mereka merupakan tempat yang sangat rendah, penuh kesenangan duniawi yang seharusnya tidak cocok bagi mereka yang meningkatkan spiritual.
RENUNGKAN ITU !!!
Om Swastiastu,
Bli/bapak Ngarayana tiang mau tanya :
Bagaimana cara menjalani hidup ini dg simple(Sederhana) supaya mencapai moksa?
Contohnya saya yang bekerja sebagai kuli diproyek dengan pengetahuan agama yang tdk banyak, bagaimana caranya ?
Terimakasih
Om Swastiastu
Bli/pak kadek, pertanyaan ini seharusnya bukan ditujukan ke saya, karena sayapun tidaklah lebih baik dari bli, saya juga baru belajar. karena itu silahkan bertanya pada guru kerohanian yang telah insyaf akan diri-nya. Jika bli mau silahkan email Bhakti Ragava Swami, beliau adalah mantan pastur asal kanada yang sekarang menjadi guru spiritual Hindu. Beliau menjalani kehidupan sukla brahmacari/membujang. Alamat email beliau bhakti.ragava.swami@pamho.net
Om Swastiastu,
Tuhan itu layaknya seperti matahari yang selalu menyinari dan memberi energy pada apa saja tanpa mengenal kotor bersih atau baik buruk yang ada di alam smesta ini. Cara simple menari sorga adalah seperti caranya sokir dalam dialog antara Sokir dan Malen dlm Wang Chenk Blonk intinya: Bekerjalah sesuai dengan jalan dharma tanpa pamerih.
Sy punya pertanyaan juga: “Jika tidak ada janji sorga dan kutuk neraka dari Nya, apakah Anda mau memujanya dan mengikuti-Nya?”
So kesimpulannya berhentilah bertransaksi dengan Tuhan dan selalulah berbuat baik tanpa memikirkan dapat sorga dan Neraka. Jika Anda dan Saya selalu berbuat baik maka hasil yang tebaik menurut kalkulator Tuhan yang akan kita petik ini adalah hukum universal.
Om Shanti
salam peace
Om Swastyastu,
Seperti yang sudah banyak diulas baik di artikel maupun dari banyak tanggapan. Bahwasannya, kita sebagai umat Hindu sangat mempercayai seluruh kebenaran (otoritas) kitab suci kita “Veda”. Apapun isi dari setiap sloka dalam Veda tentulah menjadi panutan kita. Seandainya ada sloka dalam Veda yang “tidak beres/salah/menjerumuskan” tentulah ini akan menjadi tanda tanya, haruskah kita mempercayai otoritas itu?
Dalam hal topik ini, sudah sangat jelas di uraikan, bahwa tujuan umat Hindu adalah untuk mencapai Moksha. Mencapai Alam Rokhani tersebut memang tidak mudah. Segala karma (baik/buruk) kita memang belum akan cukup untuk memulai memikirkan pencapaian Kerajaan Tuhan tersebut. Akan tetapi, kemahakuasaan dan kesempurnaan Tuhan selalu menciptakan sesuatu dengan prinsip sebab akibat, ada pertanyaan ada jawaban. Seberapa dewasakah kita untuk mencari jatidiri kita yang sesungguhnya akan membuat kita sadar untuk memulai memikirkan jalan menuju Tuhan. Menurut saya, ilmu pengetahuan (pilsafat kebenaran) sangat penting untuk mencari petunjuk itu. Kemahasempurnaan Tuhan bisa kita cari melalui Ilmu Pengetahuan dalam buku milik kita “Veda”.
Sorga / Neraka memang bukan tujuan akhir umat Hindu. Seperti halnya planet material yang lain, planet inipun akan mengalami masa kehancuran / pralaya. kalau kita peduli dengan masa depan (bicara tentang “siapakh kita ini sebenarnya”) menurut efektif saya, kapan lagi kita mulai berfikir tentang “Tuhan”. Sedangkan segala karma yang diikat oleh Tri Guna hanya berbuah untuk alam Surga/Neraka yang tidak kekal.
Suksma
Om Cantih-Cantih-Cantih, Om
Om Swastiastu,
Terimakasih atas jawabannya, dan teruslah berkarya ! ini sangat bermanfaat bagi saya.
Suksma
Om Cantih-Cantih-Cantih, Om
@sutawijaya
pak sutawijaya, mind set seperti bapak inilah yang salah.
kita seharusnya memuja Tuhan tulus tanpa pamrih sedikitpun. bagaimana kita bisa mendekati Tuhan, kalau kita saja memuja Tuhan karena menginginkan sesuatu dari dia? Kalau memuja Tuhan saja kita minta pamrih, bagaimana kita bisa membantu orang lain dengan tulus?
karena tidak ada surga lalu tidak memuja Tuhan? itu pemikiran yang salah besar menurut saya. Lagi pula tujuan akhir kita bukan surga ataupun neraka. Tujuan kita adalah Moksa, jauh di atas surga.
Surga, Neraka, Bumi masih termasuk dalam alam material (Bhur, Bvah, Svah Loka), dimana kita masih akan ber reinkarnasi & merasakan penderitaan di sana. Tetapi bila kita Moksa, kita mendapatkan kebahagiaan sejati bersama Tuhan.
@sutawijaya
ups salah,, saya ga baca sampe bawah,,
iya,, pak sutawijaya benar,, saya dukung dengan komen saya di atas,,
maap td ga baca sampe bawah
OM SWASTYASTU
Namaste
Tujuan umat hindu yaitu Moksartam jagadhita ya ca iti dharma,bukan surga neraka…artikel yg bgus,izin menyimak,buat bli ngarayana@ tetap berkarya untuk pencerahan umat sedharma,,klo bisa tolong ulas ajarannya sri kresna kpada sang uddhaka,menjelang akhir lilanya,,tolong bahas juga siapakah sejatinya AUMKARA itu??mengingat betapa agungnya tiga huruf sederhana AUM yg sarat makna,perlambang penciptaan,pemeliharaan,dan penghancuran smesta,dan penyatu berbagai sekte hindu,apapun alirannya,baik vaisnava,sivaisme,smarta maupun sakta,bukankah di setiap doanya selalu di kumandangkan suara AUM?!
ossso
damai selalu,peace
mudah2an kita dimasukkan sorga / jannah oleh Allah swt,amin.
Hare Krsna,
Dengan semakin banyaknya buku yang beredar dimasyarakat khususnya buku Srila Prabhupada, ( Bhagavad Gita dan Srimad Bhagavatam )maka umat Hindu akan semakin percaya diri, banggalah menjadi Hindu.
prabhuji, apakah salah mencita2kan diri menuju ke jalan surga/svarga?
suksma
Om Swastyastu Desri
Saya mau urun jawaban atas pertanyaan Desri. Kalau pertanyaannya apakah salah desri mencita2kan diri menuju ke jalan surga/svarga? Jawabannya adalah tidak salah, tapi kalau pertanyaannya apakah salah desri sebagai orang hindu mencita2kan diri menuju ke jalan surga/svarga? menurut saya jawabannya adalah salah karena cita2/tujuan hidup kita sebagai orang Hindu itu adalah Moksha. Mungkin untuk memahami lebih mendalam tentang tujuan hidup kita sebagai orang hindu, Desri bisa mulai dengan mencari jawaban atas pertanyaan Siapakah Aku? Kenapa Aku Ada di dunia ini?
Suksma
Om Swastyastu bli Ngarayana…
mau tanya dkit nich, seandainya saya memuja siwa, apakah saya akan lahir di planet para dewa seperti kutipan bli ngarayana di atas, apakah jika saya memuja wisnu / krishna saya akan lahir kembali di alam dewa ato gmana?
saya jd sdikit bingung..
suksme bli..
om shanti3x om..
@ kid
Om Swastiastu bli..
Dalam Bhagavad Gita 4.12 disebutkan: “Orang di dunia ini menginginkan sukses dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; karena itu, mereka menyembah para dewa. Tentu saja, manusia cepat mendapat hasil dari pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil di dunia ini”. dan selanjutnya dalam sloka 7.23 disebutkan: “Orang yang kurang cerdas menyembah para dewa, dan hasilnya terbatas dan sementara. Orang yang menyembah para dewa pergi ke planet-planet para dewa, tetapi para penyembah-Ku akhirnya mencapai planet-Ku yang paling tinggi”.
Jadi menurut sloka ini memang benar bahwa jika kita memuja dewa tertentu maka sudah pasti kita akan mencapai planet dewa tersebut. Seperti contohnya jika kita pemuja Indra, maka kita akan lahir di panet surga.
Namun bagaimana dengan pemuja Siva? Siva memang tergolong dewa, tetapi beliau juga adalah Tamo Guna Avatara dari Tuhan. Dalam Brahma Samhita 5.45 disebutkan: “Ksiram yatha dadhi vikra visesa-yogat sanjayate na hi tatah prthag asti hetoh yah sambhutam api tatha samupaiti karyad govindam adi purusam tam aham bhajami, seperti halnya susu berobah menjadi susu asam karena terkena (= bercampur dengan) unsur asam; namun susu asam tidak berbeda dan juga berbeda pada saat yang sama dari sumbernya yaitu susu. Demikianlah saya sembah Govinda Tuhan nan asli asal keberadaan Sambhu (Siva) yang berfungsi sebagai pelebur alam material”. Sloka ini mengindikasikan Siva adalah penjelmaan Tuhan, tetapi juga berbeda dengan Tuhan. Lebih lanjut dalam Bhagavata Purana 12.13.6 disebutkan: “Vaisnavanam yatha sambhuh, diantara semua penyembah (bhakta) Visnu, Sambhu (Siva) adalah yang paling utama”.
Kemanakah Bhakta Siva setelah meninggal?
Beberapa sastra Veda yang lain juga menjelaskan bahwa seorang Bhakta Siva secara berangsur-angsur akan di arahkan oleh Siva sendiri menjadi penyembah Tuhan, Sri Hari baik dalam kehidupan saat ini maupun di kehidupan mendatang. Jadi menurut saya, meskipun harus mengalami penjelmaan lagi, kemungkinan besar Bhakta siva akan lahir menjadi penyembah Tuhan.
Susma kemanten…
Om Santhi Santhi Santhi Om
Maju trus Prabu ngarayana! saya salut buat tulisan-tulisan anda. kita sebagai generasi muda Hindu harus produktif (daripada bisanya cuma merendahkan) terus berkarya demi hindu dan Veda. sekali lagi dalam usia yang masih muda anda cukup produktif. banyak dari orang tua kita yang masih mengatakan kita “bes wayah” tetapi mereka juga tak bisa membendung dan berbuat apa2 ketika anaknya lari meniggalkan hindu karena “Paid bangkung dauh tukad”! satyam eva jayate!
jawaban yg paling benar adalah setiap org stlah mati pasti masuk surga dan neraka…krn manusia psti prnah brbuat dosa…..
spt cerita pandawa mendaki gunung himalaya yg ditemani seekor anjing…..
aum svastyastu.
sy mau tanya, apakah dg hanya memuja Tuhan/Krshna tp tdk memuja para dewa lain, dpt mendtgkan musibah? setau sy, para dewa merupakan personifikasi dr kekuatan2 Tuhan dlm mengatur alam smesta, spt surya, vayu, varuna, agni, dll terlepas dr trimurti (brhma, visnu, siva). Jadi, apakah bs memohon berkah/anugrah langsung kpd TUHAN/KRSHNA tnpa melalui perantara para dewa? dan apabila bs, apakah akan membuat para dewa menjadi merasa ‘tdk dianggap’ dan menjadi marah? saya msh sdkit bingung dlm hal ini.. mohon informasinya. suksma.
aum shanti
@ Arjan Gusti
Om Swastiastu
Salam kenal…
Hal ini sudah saya singgung di link ini. mudah-mudahan bisa memberikan gambaran dari sudut pandang saya ya…
Singkatnya, dalam Veda di kenal istilah “dasa anu dasa, pelayan dari pelayan”. karena itu juga ada istilah “Manava seva Madhava Seva, melayani mahluk hidup (manusia) adalah melayani Tuhan”. Dan dalam Mahabharata, Adi-Purana disebutkan; “Ye me bhakta janah partha na me bhaktas ca te janah, wahai Partha, orang yang berkata dirinya adalah bhakta-Ku, sesungguhnya bukan bhakta-Ku. Mad bhaktanam ca ye bhakta te me bhaktata mamatah, tetapi orang yang berkata bahwa dirinya adalah bhakta dari bhakta-Ku, dia lah bhakta-Ku yang sebenarnya”. Jadi untuk memuja Tuhan, kita juga harus menghormati para dewa dan mahluk hidup lain termasuk para guru kerohanian dan penyembah-penyembah Tuhan yang lain. Namun kita harus mendasarkan tindakan kita pada Bhagavad Gita 7.23; “Orang yang kurang cerdas menyembah para dewa, dan hasilnya terbatas dan sementara. Orang yang menyembah para dewa pergi ke planet-planet para dewa, tetapi para penyembah-Ku akhirnya mencapai planet-Ku yang paling tinggi”.
Jadi bedakan menghormati dan memuja… konsep ini sebenarnya sudah ada di Bali dengan adanya perbedaan posisi “mencakupkan tangan” saat kita tujukan kepada bhuta kala, sesama manusia, leluhur, dewa dan Tuhan.
Suksma,-
OSA
Saudara Ngarayana mengenai comment anda :
“Kemanakah Bhakta Siva setelah meninggal?
Beberapa sastra Veda yang lain juga menjelaskan bahwa seorang Bhakta Siva secara berangsur-angsur akan di arahkan oleh Siva sendiri menjadi penyembah Tuhan, Sri Hari baik dalam kehidupan saat ini maupun di kehidupan mendatang. Jadi menurut saya, meskipun harus mengalami penjelmaan lagi, kemungkinan besar Bhakta siva akan lahir menjadi penyembah Tuhan”.
Mungkin saudara Ngarayanan dapat menjabarkan lebih mendetail dalam Sastra Veda dan sloka-sloka yang menyatakan demikian. Dalam ajaran Siva yang saya terima dari orang tua dan penjelasan dari para Pandita bahwa Siva adalah Tuhan itu sendiri Siva sebagai awal dan akhir dari semuanya termasuk Brahma dan Visnu sendiri diciptakan oleh Siva ( Untuk sloka yang menyatakan hal ini saya juga kurang paham) tapi menurut ajaran Visnawa Krisna atau Visnu adalah Tuhan itu sendiri. Mohon petunjuknya!
Saudara Ngarayana tiang punya pandangan sendiri Tuhan itu memang beda dengan Deva tiang sebut saja Ida Sanghyang Widhi.
Ida sanghyang Widhilah yg menciptakan Deva baik Brahma, Visnu, maupun Siva dan awatara Tuhan juga ciptaan Tuhan itu sendiri bagaimana menurut saudara Ngarayana?
Om Santih, Santih, Santih, Om
Om Swastiastu Nay Sudamala
Saya akan coba uraikan singkat aja ya bli…
Dalam Bhagavata Purana 12.13.6 sebagaimana yang sudah saya kutip sebelumnya disebutkan bahwa Siva adalah bhakta Tuhan yang paling utama. Lebih lanjut dalam Bhagavata Purana 4.24.33 – 69, Siva menyatakan bahwa Visnu atau Hari adalah pujaannya. Siva antara lain berdoa, “Tuhan maha pengasih, orang-orang bijaksana sadar bahwa jika mereka tidak memuja diri-Mu, maka seluruh hidupnya sia-sia. Mereka tahu bahwa Anda adalah Parambrahman dan Paramatma”. “Meskipun seluruh jagat takut kepada diriku Rudra yang memusnahkan segala sesuatu pada hari pralaya (kiamat), namun orang bijaksana menjadikan Anda tujuan yang tidak pantas ditakuti”. dan seterusnya………..
Dengan dasar sloka ini dan dari beberapa sloka lain yang meskipun tidak secara langsung menyebutkan bahwa Siva akan mengarahkan Bhakta-nya menjadi penyembah Tuhan serta penjelasan guru-guru kerohanian saya juga meyakini bahwa Siva akan mengarahkan kita (jika pemuja Siva) secara bertahap menjadi pemuja Tuhan.
Siapakah Tuhan? Jika kita menelusuri Catur Veda, maka kita akan menemukan nama-nama Tuhan sebagai “Narayana”, “Hari”, “Hara”, “Bhagavan” dan lain-lain… Lalu kenapa Krishna atau Visnu disebut Tuhan? Dalam bagian-bagian Veda yang lainnya, dalam hal ini saya mengutip Bhagavata Purana 1.3.28 yang menyatakan; “Krishna tu Bhagavan Svayam”, Krishna adalah “Bhagavan” dan dari 1000 nama suci Tuhan dalam Visnusahasranama sebagaimana dikutip dalam Mahabharata Anushāsanaparva 149 juga membenarkan hal ini.
Kenapa Siva disebut Tuhan? Saya kurang tahu awal sejarahnya, saya sempat menanyakan ini ke Bhakti Raghava Swami dan beliau berjanji mengirimkan file-nya dalam waktu dekat, tetapi sudah 3 minggu beliau belum mengirimkan file-nya juga, mungkin beliau sedang sibuk.. Namun penjelasan seorang Hindu China dari garis perguruan Ludra Sampradaya, Antonius mengatakan bahwa Ludra Sampradaya pecah menjadi 2 golongan. Yang pertama yang tetap menganggap Siva (Ludra) sebagai guru dan yang kedua yang menganggap beliau sebagai Tuhan. Mungkin hal ini diakibatkan oleh Siva yang juga termasuk Visnu-Tatva dan salah satu dari Tri Purusa Avatara Tuhan yang menguasai sifat tamas. Sebagaimana yang sudah saya kutip di atas dalam Brahma Samhita 5.45 disebutkan bahwa Siva dan Visnu bagaikan susu asam dengan sumbernya susu, sama tetapi juga berbeda. (apa mungkin bisa di samakan dengan shadow clone sebagaimana dalam film Naruto ya? 😀 ) sama tetapi berbeda….
Lalu apa beda masing-masing avatara Tuhan termasuk Siva dengan Rama, Krishna, Vamana dan seterusnya?
Dalam Bhagavad Gita 4.6 disebutkan; “Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”. Avatara Tuhan adalah kekal dalam wujud rohani-Nya masing-masing, namun ada perbedaan antara sumber Avatara dan Avatara itu sendiri (analoginya seperti analogi shadow clone Naruto yang saya sampaikan tadi 😀 ) yaitu dalam hal kekuasaan dan fungsinya. Sehingga dikatakan dalam Bhagavata Purana 2.6.32 dikatakan; “Srjami tan niyukto’ ham haro hareti tad vasah visvam purusa rupena paripati tri sakti drk”, atas kehendak-Nya, saya mencipta dan Hara (Siva) melebur. Sedangkan Beliau (Visnu) sendiri adalah pengendali mahaperkasa atas segala tenaga mencipta, memelihara dan melebur alam material”.
Bagaimana kita Tahu Visnu atau Krishna adalah Tuhan?
Dalam Bhagavad Gita 11.22 disebutkan Segala manifestasi dari Dewa Siva, para Aditya, para vasu, para Sandya, para Visvedeva, dua Asvi, para Marut, para Leluhur, para Gandharva, para Yaksa, para Asura dan dewa-dewa yang sempurna memandang Anda dengan rasa kagum. Demikian juga dalam Bhagavad Gita 15.15 Sri Krishna bersabda: “Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk, ingatan, pengetahuan, dan pelupaan berasal dari-Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala veda; memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang mengetahui veda”. dan masih banyak sloka-sloka Bhagavad Gita dan Gitopanisad yang membenarkan hal ini….
Mengenai nama Hyang Widhi berasal dari kata “Vidhi” yang berarti Maha Kuasa. Kata Vidhi sendiri adalah salah satu nama Tuhan dalam visnusahasranama. Jadi tidaklah salah jika kita menyebutkan Tuhan dengan sebutan Hyang Widhi. Namun mengenai Brahma, Visnu dan Siva yang merupakan Tri Purusa Avatara mungkin perlu kita kaji lebih jauh bli… coba bli baca artikel “Brahma Visnu Siva” dan beberapa artikel lainnya yang terkait dengan tri purusa avatara ini dulu bli.. kita coba diskusikan dalam segmen yang lebih sempit lagi..
Maaf bli kalau penjelasannya belum lengkap dan mudah-mudahan bli belum puas agar diskusi kita tetap berlanjut… 😀
Suksma,-
OSA
Kutipan comment saudara Ngarayana diatas :
” Namun bagaimana dengan pemuja Siva? Siva memang tergolong dewa, tetapi beliau juga adalah Tamo Guna Avatara dari Tuhan. Dalam Brahma Samhita 5.45 disebutkan: “Ksiram yatha dadhi vikra visesa-yogat sanjayate na hi tatah prthag asti hetoh yah sambhutam api tatha samupaiti karyad govindam adi purusam tam aham bhajami, seperti halnya susu berobah menjadi susu asam karena terkena (= bercampur dengan) unsur asam; namun susu asam tidak berbeda dan juga berbeda pada saat yang sama dari sumbernya yaitu susu. Demikianlah saya sembah Govinda Tuhan nan asli asal keberadaan Sambhu (Siva) yang berfungsi sebagai pelebur alam material”. Sloka ini mengindikasikan Siva adalah penjelmaan Tuhan, tetapi juga berbeda dengan Tuhan. Lebih lanjut dalam Bhagavata Purana 12.13.6 disebutkan: “Vaisnavanam yatha sambhuh, diantara semua penyembah (bhakta) Visnu, Sambhu (Siva) adalah yang paling utama”.
“Siva adalah penjelmaan Tuhan, tetapi juga berbeda dengan Tuhan” saya sedikit bingung saudara Ngarayana dengan pernyataan ini Siva sendiri penjelmaan Tuhan tapi kenapa dibedakan dengan awatara2 tuahan yang lain seperti Krisna, mohon penjelasannya?
OSSSO
@arjan gusti
Bhagavadgita 18.65 “berpikirlah tentangKu senantiasa, menjadi penyembahKu,bersembahyang kepadaKu dan bersujud kepadaKu.Dengan demikian pasti engkau akan dtg kepdKu.Aku berjanji demikian kepadamu karena engkau kawanKu yg sangat Kucintai” Jadi kalo sekarang anda sudah mulai memuja Krsna sangat tepat seperti anjuran sloka diatas.Musibah? Musibah dtg bukan karna anda memuja Krsna,justru sebaliknya musibah tdk akan dtg pd anda karna anda telah memuja KRSNA,musibah ada kaitannya dg karma kita masing2.Memohon berkah langsung kpd Krsna boleh2 aja,mengapa tdk,tp soal dikabulkannya atau tdk itu tergantung Beliau n usaha kita.”sejauh mana orang menyerahkan diri kepadaKu,Aku menganugrahi mereka sesuai dg penyerahan dirinya itu. Semua orang menempuh jalanKu dlm sgala hal,wahai putra kunti”(B.Gita 4.11),para Dewa tdk akan marah karna anda memehon langsung pd “bosnya”karna kalo marah “bosnya”akan menegur bawahannya he..he..he (baca B.Gita 7.22).Krsna bersabda: “orang yg selalu menyembahKu dg bhakti tanpa tujuan yg lain dan bersemadi pada bentuk rohaniKu,Aku bawakan apa yg dibutuhkannya dan Aku memelihara apa yg dimilikinya”(B.Gita 9.22)
Om Swastiastu
Saudara Ngarayanam, menurut anda :
” Dalam Bhagavad Gita 4.6 disebutkan; “Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”. Avatara Tuhan adalah kekal dalam wujud rohani-Nya masing-masing, namun ada perbedaan antara sumber Avatara dan Avatara itu sendiri (analoginya seperti analogi shadow clone Naruto yang saya sampaikan tadi )”
Disini jelas sekali dibilang bahwa ada perbedaan antara Avatara dan sumber Avatara. Yang jadi pertanyaan tiang kenapa aliran Siva menyebut Siva itu adalah Tuhan sendiri (mungkin sudah saudara Ngarayana paparkan sedikit di comment diatas) dan aliran Visnu menyebut Krisna sebagai Tuhan.
Jadi yang dapat tiang tankap baik aliran Visnu maupun Siva belum sepenuhnya menyembah sumber awatara atau Tuhan itu sendiri.
Mohon penjelasan mengenai mengenai comment tiang niki!
Suksema,
OSSO
Om Swastiastu
Terimakasih buat prabhu Vira (wawan) sudah memberikan penjelasan yang valid.. saya juga sangat setuju dengan penjelasannya
Buat Nay Sudimala, kalau kita baca Bhagavad Gita dengan tunduk hati, maka kita akan menyadari bahwa yang bersabda di sana adalah Tuhan sendiri, yaitu Krishna. Dalam Bhagavad Gita dengan tegas dikatakan bahwa beliau adalah Tuhan Yang Maha Esa yang asli, beliau muncul dalam wujudnya yang kekal dan sumber dari segala sumber avatara. Jadi para Vaisnava adalah pemuja Krishna dan juga dapat memuja aspek Krishna dalam 1000 nama suci-Nya, seperti Govinda, Visnu, Narayana, Hari, Madava, Acyuta, Padmanabha dan sebagainya…
Sloka Bhagavad gita sudah saya coba saya tuliskan dalam page di blog ini, semoga bisa membantu bli.
Oh ya… Mungkin bli Nay Sudamala bisa memberikan kutipan-kutipan sloka tentang penyebutan Siva adalah Tuhan? Biar kita coba mendiskusikannya dari sudut pandang tersebut… soalnya sejauh ini saya belum menemukan pembenaran bahwa Siva adalah Tuhan.
Suksma bli…
Om Swastiastu
Saudara Narayana saya ulang tentang comment saudaraku :
”Dalam Bhagavad Gita 4.6 disebutkan; “Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”. Avatara Tuhan adalah kekal dalam wujud rohani-Nya masing-masing, namun ada perbedaan antara sumber Avatara dan Avatara itu sendiri (analoginya seperti analogi shadow clone Naruto yang saya sampaikan tadi )”
dan pada comment ini saudaraku juga bilang Siva Tuhan :
“Kenapa Siva disebut Tuhan? Saya kurang tahu awal sejarahnya, saya sempat menanyakan ini ke Bhakti Raghava Swami dan beliau berjanji mengirimkan file-nya dalam waktu dekat, tetapi sudah 3 minggu beliau belum mengirimkan file-nya juga, mungkin beliau sedang sibuk.. Namun penjelasan seorang Hindu China dari garis perguruan Ludra Sampradaya, Antonius mengatakan bahwa Ludra Sampradaya pecah menjadi 2 golongan. Yang pertama yang tetap menganggap Siva (Ludra) sebagai guru dan yang kedua yang menganggap beliau sebagai Tuhan. Mungkin hal ini diakibatkan oleh Siva yang juga termasuk Visnu-Tatva dan salah satu dari Tri Purusa Avatara Tuhan yang menguasai sifat tamas. Sebagaimana yang sudah saya kutip di atas dalam Brahma Samhita 5.45 disebutkan bahwa Siva dan Visnu bagaikan susu asam dengan sumbernya susu, sama tetapi juga berbeda. (apa mungkin bisa di samakan dengan shadow clone sebagaimana dalam film Naruto ya? ) sama tetapi berbeda…. ”
commment berikutnya :
“kalau kita baca Bhagavad Gita dengan tunduk hati, maka kita akan menyadari bahwa yang bersabda di sana adalah Tuhan sendiri, yaitu Krishna. Dalam Bhagavad Gita dengan tegas dikatakan bahwa beliau adalah Tuhan Yang Maha Esa yang asli, beliau muncul dalam wujudnya yang kekal dan sumber dari segala sumber avatara. Jadi para Vaisnava adalah pemuja Krishna dan juga dapat memuja aspek Krishna dalam 1000 nama suci-Nya, seperti Govinda, Visnu, Narayana, Hari, Madava, Acyuta, Padmanabha dan sebagainya…”
Dari ketiga comment saudaraku diatas dapat saya tarik benang merahnya kurang lebih sebagai berikut :
1. Avatara Tuhan adalah kekal dalam wujud rohani-Nya masing-masing, namun ada perbedaan antara sumber Avatara dan Avatara itu sendiri.
2. Siva, Rama, Krisna dan awatara yang lainnya adalah Awatara Tuhan yang tentu berbeda dengan Tuhan itu sendiri seperti saudaraku bilang (analoginya seperti analogi shadow clone Naruto)
3. Vaisnava adalah pemuja Krishna dan juga dapat memuja aspek Krishna dalam 1000 nama suci-Nya
Tolong saudaraku beri tambahan ilmu karena dari ketiga hal diatas yang barang tentu karena pemahaman saya yang masih minim yang memunculkan banyak petanyan kenapa bisa begini satu sisi Siva, Krisna, Rama dll adalah Avatara Tuhan tetapi aliran Vaisnava bisa memuja Krisna padahal krisna juga Avatara Tuhan (mungkin saudaraku sudah jelaskan dengan sloka2 bahwa Krisna adalah Tuhan itu sendiri) tapi pada sisi yg lain Siva juga merupakan salah satu Tri Prusha Awatara Tuhan, jadi aliran Siva memuja Siva dan 1000 nama sucinya bukankah itu benar juga?
untuk pertanyan berikut dari saudaraku :
“Oh ya… Mungkin bli Nay Sudamala bisa memberikan kutipan-kutipan sloka tentang penyebutan Siva adalah Tuhan? Biar kita coba mendiskusikannya dari sudut pandang tersebut… soalnya sejauh ini saya belum menemukan pembenaran bahwa Siva adalah Tuhan”
Untuk kutipan sloka2 yang saudaraku magsud seperti comment tiang sbelumnya saya masih awam masalah sloka2 yang menyatakan hal tersebut tapi saudaraku mungkin dapat baca di link berikut mengenai Siva maupun Siva Purana;
http://www.mahashivratri.org/legend-of-shiva-linga.html
http://ancientindians.wordpress.com/2009/07/20/siva-purana-mahatyam-gnyana-yajnyam/
Suksema saudaraku tiang tunggu tanggapannya
OSSSO
Om Swastyastu
Mungkin bisa kita pelajari bersama-sama
Rudrahridaya Upanishad .
\itxtitle{.. rudrahR^idayopanishhat.h ..}##\endtitles##
yadbrahma rudrahR^idayamahaavidyaaprakaashitam.h .
tadbrahmamaatraavasthaanapadaviimadhunaa bhaje ..
AUM saha naavavatu .. saha nau bhunaktu .. saha viirya.n karavaavahai ..
tejasvinaavadhiitamastu maa vidvishhaavahai ..
AUM shaantiH shaantiH shaantiH ..
hariH AUM ..
hR^idaya.n kuNDalii bhasmarudraakshagaNadarshanam.h .
taarasaaraM mahaavaakyaM pa~nchabrahmaagnihotrakam.h .. 1..
praNamya shirasaa paadau shuko vyaasamuvaacha ha .
ko devaH sarvadeveshhu kasmindevaashcha sarvashaH .. 2..
kasya shushruushhaNaannityaM priitaa devaa bhavanti me .
tasya tadvachana.n shrutvaa pratyuvaacha pitaa shukam.h .. 3..
sarvadevaatmako rudraH sarve devaaH shivaatmakaaH .
rudrasya dakshiNe paarshve ravirbrahmaa trayo.agnayaH .. 4..
vaamapaarshve umaa devii vishhNuH somo.api te trayaH .
yaa umaa saa svaya.n vishhNuryo vishhNuH sa hi chandramaaH .. 5..
ye namasyanti govinda.n te namasyanti sha~Nkaram.h .
ye.archayanti hariM bhaktyaa te.archayanti vR^ishhadhvajam.h .. 6..
ye dvishhanti viruupaaksha.n te dvishhanti janaardanam.h .
ye rudra.n naabhijaananti te na jaananti keshavam.h .. 7..
rudraatpravartate biijaM biijayonirjanaardanaH .
yo rudraH sa svayaM brahmaa yo brahmaa sa hutaashanaH .. 8..
brahmavishhNumayo rudra agniishhomaatka.n jagat.h .
pu.nli~Nga.n sarvamiishaana.n striili~NgaM bhagavatyumaa .. 9..
umaarudraatmikaaH sarvaaH grajaaH sthaavaraja~NgamaaH .
vyakta.n sarvamumaaruupamavyakta.n tu maheshvaram.h .. 10..
umaa sha~Nkarayogo yaH sa yogo vishhNuruchyate .
yastu tasmai namaskaara.n kuryaadbhaktisamanvitaH .. 11..
aatmaanaM paramaatmaanamantaraatmaanameva cha .
j~naatvaa trividhamaatmaanaM paramaatmaanamaashrayet.h .. 12..
antaraatmaa bhavedbrahmaa paramaatmaa maheshvaraH .
sarveshhaameva bhuutaanaa.n vishhNuraatmaa sanaatanaH .. 13..
asya trailokyavR^ikshasya bhuumau viTapashaakhinaH .
agraM madhya.n tathaa muula.n vishhNubrahmamaheshvaraaH .. 14..
kaarya.n vishhNuH kriyaa brahmaa kaaraNa.n tu maheshvaraH .
prayojanaartha.n rudreNa muurtirekaa tridhaa kR^itaa .. 15..
dharmo rudro jagadvishhNuH sarvaj~naanaM pitaamahaH .
shriirudra rudra rudreti yastaM bruuyaadvichakshaNaH .. 16..
kiirtanaatsarvadevasya sarvapaapaiH pramuchyate .
rudro nara umaa naarii tasmai tasyai namo namaH .. 17..
rudro brahmaa umaa vaaNii tasmai tasyai namo namaH .
rudro vishhNurumaa lakshmiistasmai tasyai namo namaH .. 18..
rudraH suurya umaa chhaayaa tasmai tasyai namo namaH .
rudraH soma umaa taaraa tasmai tasyai namo namaH .. 19..
rudro divaa umaa raatristasmai tasyai namo namaH .
rudro yaj~na umaa vedistasmai tasyai namo namaH .. 20..
rudro vahnirumaa svaahaa tasmai tasyai namo namaH .
rudro veda umaa shaasta.n tasmai tasyai namo namaH .. 21..
rudro vR^iksha umaa vallii tasmai tasyai namo namaH .
rudro gandha umaa pushhpa.n tasmai tasyai namo namaH .. 22..
rudro.artha aksharaH somaa tasmai tasyai namo namaH .
rudro li~Ngamumaa piiTha.n tasmai tasyai namo namaH .. 23..
sarvadevaatmaka.n rudra.n namaskuryaatpR^ithakpR^ithak.h .
ebhirmantrapadaireva namasyaamiishapaarvatii .. 24..
yatra yatra bhavetsaardhamimaM mantramudiirayet.h .
brahmahaa jalamadhye tu sarvapaapaiH pramuchyate .. 25..
sarvaadhishhThaanamadvandvaM paraM brahma sanaatanam.h .
sachchidaanandaruupa.n tadavaa~Nmanasagocharam.h .. 26..
tasminsuvidite sarva.n vij~naata.n syaadida.n shuka .
tadaatmakatvaatsarvasya tasmaadbhinna.n nahi kwachit.h .. 27..
dve vidye veditavye hi paraa chaivaaparaa cha te .
tatraaparaa tu vidyaishhaa R^igvedo yajureva cha .. 28..
saamavedastathaatharvavedaH shikshaa muniishvara .
kalpo vyaakaraNa.n chaiva nirukta.n chhanda eva cha .. 29..
jyotishha.n cha yathaa naatmavishhayaa api buddhayaH .
athaishhaa paramaa vidyaa yayaatmaa paramaaksharam.h .. 30..
yattadadreshyamagraahyamagotra.n ruupavarjitam.h .
achakshuHshrotramatyartha.n tadapaaNipada.n tathaa .. 31..
nitya.n vibhu.n sarvagata.n susuukshma.n cha tadavyayam.h .
tadbhuutayoniM pashyanti dhiiraa aatmaanamaatmani .. 32..
yaH sarvaj~naH sarvavidyo yasya j~naanamaya.n tapaH .
tasmaadatraannaruupeNa jaayate jagadaavaliH .. 33..
satyavadbhaati tatsarva.n rajjusarpavadaasthitam.h .
tadetadakshara.n satya.n tadvij~naaya vimuchyate .. 34..
j~naanenaiva hi sa.nsaaravinaasho naiva karmaNaa .
shrotriyaM brahmanishhTha.n svaguru.n gachchhedyathaavidhi .. 35..
gurustasmai paraa.n vidyaa.n dadyaadbrahmaatmabodhiniim.h .
guhaayaa.n nihita.n saakshaadakshara.n veda chennaraH .. 36..
chhitvaa.avidyaamahaagranthi.n shiva.n gachchhetsanaatanam.h .
tadetadamR^ita.n satya.n tadboddhavyaM mumukshibhiH .. 37..
dhanustaara.n sharo hyaatmaa brahma tallakshyamuchyate .
apramattena veddhavya.n sharavattanmayo bhavet.h .. 38..
lakshya.n sarvagata.n chaiva sharaH sarvagato mukhaH .
veddhaa sarvagatashchaiva shivalakshya.n na sa.nshayaH .. 39..
na tatra chandraarkavapuH prakaashate
na vaanti vaataaH sakalaa devataashcha .
sa eshha devaH kR^itabhaavabhuutaH
svaya.n vishuddho virajaH prakaashate .. 40..
dvau suparNau shariire.asmi~njiiveshaakshyau saha sthitau .
tayorjiivaH phalaM bhu~Nkte karmaNo na maheshvaraH .. 41..
kevala.n saakshiruupeNa vinaa bhogaM maheshvaraH .
prakaashate svayaM bhedaH kalpito maayayaa tayoH .. 42..
ghaTaakaashamaThaakaashau yathaakaashaprabhedataH .
kalpitau paramau jiivashivaruupeNa kalpitau .. 43..
tattvatashcha shivaH saakshaachchijjiivashcha svataH sadaa .
chichchidaakaarato bhinnaa na bhinnaa chittvahaanitaH .. 44..
chitashchinna chidaakaaradbhidyate jaDaruupataH .
bhidyate chejjaDo bhedashchidekaa sarvadaa khalu .. 45..
tarkatashcha pramaaNaachcha chidekatvavyavasthiteH .
chidekatvaparij~naane na shochati na muhyati .. 46..
advaitaM paramaananda.n shiva.n yaati tu kaivalam.h .. 47..
adhishhThaana.n samastasya jagataH satyachidghanam.h .
ahamasmiiti nishchitya viitashoko bhavenmuniH .. 48..
svashariire svaya.n jyotiHsvaruupa.n sarvasaakshiNam.h .
kshiiNadoshhaaH prapashyanti netare maayayaavR^itaaH .. 49..
eva.n ruupaparij~naana.n yasyaasti parayoginaH .
kutrachidgamana.n naasti tasya puurNasvaruupiNaH .. 50..
aakaashameka.n saMpuurNa.n kutrachinnaiva gachchhati .
tadvatsvaatmaparij~naanii kutrachinnaiva gachchhati .. 51..
sa yo ha vai tatparamaM brahma yo veda vai muniH .
brahmaiva bhavati svasthaH sachchidaananda maatR^ikaH .. 52..
ityupanishhat.h ..
AUM saha naavavatu .. saha nau bhunaktu .. saha viirya.n karavaavahai ..
tejasvinaavadhiitamastu maa vidvishhaavahai ..
AUM shaantiH shaantiH shaantiH ..
iti rudrahR^idayopanishhatsamaaptaa ..
Rudra Hridaya Upanishad
Om ! May He protect us both together; may He nourish us both together;
May we work conjointly with great energy,
May our study be vigorous and effective;
May we not mutually dispute (or may we not hate any).
Om ! Let there be Peace in me !
Let there be Peace in my environment !
Let there be Peace in the forces that act on me !
Now, at this moment, I take refuge in that Pure State of the Supreme Absolute which can be known by the Vidya, called the Rudra Hridaya Upanishad.
After prostrating before the celebrated form of Sri Mahadeva-Rudra in his heart, adoring the sacred Bhasma and Rudraksha and mentally reciting the great Mahavakya-Mantra, Tarasara, Sri Suka asked his father Sri Vyasa Maharshi, thus:
Who is the real God of gods? In whom are all these existences established? By worshipping whom, can I please the Devas in whole?
Hearing these words, Sri Veda Vyasa replied thus:
Rudra is the embodiment of all Devas. All devas are merely different manifestations of Sri Rudra Himself. On the right side of Rudra, there is the sun, then the four-headed Brahma, and then three Agnis (fires). On the left side, there exist Sri Umadevi, and also Vishnu and Soma (moon).
Uma Herself is the form of Vishnu. Vishnu Himself is the form of the moon. Therefore, those who worship Lord Vishnu, worship Siva Himself. And those who worship Siva, worship Lord Vishnu in reality. Those who envy and hate Sri Rudra, are actually hating Sri Vishnu. Those who decry Lord Siva, decry Vishnu Himself.
Rudra is the generator of the seed. Vishnu is the embryo of the seed. Siva Himself is Brahma and Brahma Himself is Agni. Rudra is full of Brahma and Vishnu. The whole world is full of Agni and Soma. The masculine gender is Lord Siva. The feminine gender is Sri Bhavani Devi. All the mobile and immobile creation of this universe, is filled up with Uma and Rudra. The Vyakta is Sri Uma, and the Avyakta is Lord Siva. The combination of Uma and Sankara is Vishnu.
Hence everybody should prostrate to Sri Maha Vishnu with great devotion. He is the Atman. He is the Paramatman. He is the Antaratman. Brahma is the Antaratman. Siva is the Paramatman. Vishnu is the Eternal Atman of all this universe. This whole creation of Svarga, Martya and Patala Lokas is a big tree. Vishnu is the top portion (branches) of this tree. Brahma is the stem. The root is Lord Siva.
The effect is Vishnu. The action is Brahma. The cause is Siva. For the benefit of the worlds. Rudra has taken these three forms.
Rudra is Dharma. Vishnu is the world. Brahma is Knowledge. Therefore, do Kirtan of His name, ‘Rudra’, ‘Rudra’. By singing like this, the hallowed name of this great Lord, all your sins will be destroyed.
Rudra is man. Uma is woman. Prostrations to Him and Her. Rudra is Brahma. Uma is Sarasvati. Prostrations to Him and Her. Rudra is Vishnu. Uma is Lakshmi. Prostrations to Him and Her. Rudra is Sun. Uma is shadow. Prostrations to Him and Her. Rudra is moon. Uma is star. Prostrations to Him and Her. Rudra is day. Uma is night. Prostrations to Him and Her. Rudra is Yajna. Uma is Vedi. Prostrations to Him and Her. Rudra is Agni, Uma is Svaha. Prostrations to Him and Her. Rudra is Veda. Uma is Sastra. Prostrations to Him and Her. Rudra is tree. Uma is creeper. Prostrations to Him and Her. Rudra is scent. Uma is flower. Prostrations to Him and Her. Rudra is meaning. Uma is word. Prostrations to Him and Her. Rudra is Linga. Uma is Pitha. Prostrations to Him and Her.
The devotee should worship Sri Rudra and Uma with these Mantras referred to above. O my son, Suka! With these hymns, you should meditate on the Eternal Para-Brahman, which is beyond the reach of the senses, which is pure Existence, knowledge and Bliss and which cannot be understood either by the speech or by the mind. After knowing this, there is nothing more to be known, because everything is the form of That, and there is nothing separate from That.
There are two Vidyas to be known. They are Para and Apara. Apara Vidya is the embodiment of the four Vedas and their six Angas. They do not deal with the Nature of the Atman. But the Para Vidya is called the Moksha-Sastra. It deals with that supreme philosophy of the Absolute Truth, ununderstandable, impersonal, Nirguna, Nirakara, without ears, without eyes, without hands, without feet, eternal, omnipresent, imperishable, and knowable by the intelligent daring sages.
From that Lord Siva who performs a terrible penance in the form of Supreme Jnana-Marga, this whole world is created which is the food of the mortals. This world is Maya. It seems to appear just like a dream. It is superimposed on the Lord just like a rope on a serpent. This is the eternal Truth. There is no creation in reality. All is absolute. All is Truth. Knowing this, one is liberated at once.
Only through Jnana, you can get rid of this Samsara. Only through Jnana, you can understand this existence and never through Karma. Understand this through the guidance of a Brahmanishtha-Srotriya Guru. The Guru will give the disciple all the necessary knowledge of Brahman, the Absolute. By cutting off the bondage of Ajnana or Avidya, one should take refuge in Lord Sadasiva. This is the real wisdom to be understood by an aspirant seeking after Truth.
The Pranava is the bow. The Atman is the arrow. The Para-Brahman is the target. Just like the arrow, the Atman will become one with Brahman.
But all these three, the bow, the arrow and the target are not different from that Sadasiva. There do not shine the bodies of the sun, moon or the stars. There does not blow the wind, there do not exist many Devatas. He, the One Lord only exists. He only, the Purity of purities, shines for ever and ever.
There are two birds in this body, the Jiva and the Paramatman. The Jiva eats the fruit of his Karmas, but the Paramatman is untouched by anything. The Paramatman is only the Sakshi. He does not do anything. He only assumes the form of the Jiva through His Maya, just as the Akasa inside a pot seems to be different from the Akasa outside and assumes the form of the pot. In reality all is Siva, Advaita, the One Absolute. There is no difference of whatever kind.
When all is understood to be One, Omkara, the Absolute, there is no sorrow, there is no Maya. Then the attainment of the Advaita-Paramananda is very easy. Think that you are the basis of all this universe, you are the One, Kevala, Sat-Chit-Ghana. All people cannot understand this Truth. Those devoid of Maya can know this secret. After knowing this, the Atman does not move towards any place at any time. It becomes one with the Absolute, just like Ghatakasa with Paramakasa. Just as Akasa does not move anywhere, similarly this Atman does not have any movement. It becomes one with OM.
One who knows this great secret Truth is the real Muni. He becomes the Para-Brahman Itself. He becomes Satchidananda. He attains permanent peace.
Om ! May He protect us both together; may He nourish us both together;
May we work conjointly with great energy,
May our study be vigorous and effective;
May we not mutually dispute (or may we not hate any).
Om ! Let there be Peace in me !
Let there be Peace in my environment !
Let there be Peace in the forces that act on me !
Here ends the Rudra-Hridayopanishad belonging to the Krishna-Yajur-Veda.
Dear all…..
Om Swastiastu
Wah mumet juga mau jawab dari mana nih bli… maklum pengetahun masih cetak..
Setelah saya baca-baca link yang berisi cerita yang disampaikan oleh bli NAY SUDAMALA dan saya bandingkan dengan beberapa link dari versi vaisnava yang kedua ini merupakan filsafat Dvaita, rata-rata memiliki kemiripan, hanya saja terjadi pertukaran posisi mengenai letak siapa yang tertinggi/lebih hebat. Dalam cerita mengenai sang roh yang meninggalkan badan dan dijemput paksa oleh Yamaraja contohnya, dalam versi vaisnava maka disebutkan bahwa sang roh dijemput dan direbut dari Yama Duta oleh Visnu Duta untuk di bawa ke Vaikunta. Namun dalam versi Sivaism maka roh di rebut dari Yama Duta oleh pasukan dewa Siva untuk di bawa ke Kailasa. Demikian juga dalam cerita yang menceritakan pertarungan antara dewa Visnu, Siva dan Brahma. Jika dalam Sivaism disebutkan bahwa Brahma dan Visnu bersaing membuktikan siapa yang lebih hebat dengan kehebatan Siva sebagai parameternya, dan dalam Vaisnava adalah sebaliknya.
Lalu apakah dengan adanya 2 versi cerita yang berbeda ini mengindikasikan kitab suci Veda saling bertentangan?
Saya akan mencoba memberi jawaban sesuai dengan pemahaman saya saat ini ya bli… terlepas dari benar dan salahnya, mari kita diskusikan lagi…
Saya akan memulai dari kenyataan bahwa di catur Veda, nama Tuhan adalah Narayana sebagaimana juga kita temukan di bait trisandya. Saya rasa kita sudah umum mengetahui bahwa yang disebut dengan Narayana atau Sri Hari adalah identik dengan Visnu. Lalu bagaimana kedudukan masing-masing entitas ini?
Kembali saya mengutip Bhagavatara Purana yang merupakan purana terakhir yang di susun oleh Maha Rsi Vyasa skanda 1 bab 3 no 28 yang menyebutkan; “Krishna tu Bhagavan Svayam, Krishna adalah Bhagavan (Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa) yang asli”.
Sementara itu dalam sloka-sloka Bhagavad Gita juga dengan jelas mengatakan bahwa Krishna adalah Tuhan itu sendiri. Beberapa sloka tersebut antara lain:
Bhagavad Gita 7.6: “Semua makhluk yang diciptakan bersumber dari kedua alam tersebut. Ketahuilah dengan pasti bahwa Aku adalah sumber perwujudan dan peleburan segala sesuatu di dunia ini, baik yang bersifat material maupun yang bersifat rohani”.
Bhagavad Gita 9.18: “Aku adalah tujuan, pemelihara, penguasa, saksi, tempat tinggal, pelindung, dan kawan yang paling tercinta. Aku adalah ciptaan dan peleburan, dasar segala sesuatu, sandaran dan benih yang kekal”.
Bhagavad Gita 10.2: “Baik para dewa maupun resi-resi yang mulia tidak mengenal asal mula maupun kehebatan-Ku, sebab, dalam segala hal, Aku adalah sumber dewa-dewa dan resi-resi”.
Bhagavad Gita 10.8: “Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya”.
Bhagavad Gita 10.20: “O Arjuna, Aku adalah Roh yang Utama yang bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup. Aku adalah awal, pertengahan, dan akhir semua makhluk”.
Bhagavad Gita 10.21: “Di antara para Aditya Aku adalah Visnu, di antara sumber-sumber cahaya Aku adalah matahari yang cerah, di antara para Marut Aku adalah Marici, dan di antara bintang-bintang Aku adalah Bulan”.
Bhagavad Gita 10.23: “Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa Siva, di antara para Yaksa dan raksasa Aku adalah dewa kekayaan[kuvera], di antara para vasu Aku adalah api[agni], dan di antara gunung-gunung Aku adalah Meru”.
Bhagavad Gita 14.27: “Aku adalah sandaran Brahman yang tidak bersifat pribadi, yang bersifat kekal, tidak pernah mati, tidak dapat dimusnahkan dan bersifat kekal, kedudukan dasar kebahagiaan yang paling tinggi”.
Bhagavad Gita 15.18 : “Oleh karena Aku bersifat rohani, di luar yang dapat gagal dan yang tidak pernah gagal, dan oleh karena Aku adalah Yang Mahabesar, Aku dimuliakan, baik di dunia maupun dalam veda, sebagai kepribadian yang paling utama itu”.
Nah dari dasar sloka-sloka ini dan juga dari banyak sloka-sloka Veda yang lainnya, maka saat ini saya memahami bahwa Tuhan yang asli adalah Krishna (Krsna tu Bhagavan Svayam) sehingga dalam Bhagavad Gita 10.2 Krishna berkata bahwa Beliau adalah sumber para dewa dan demikian juga dalam Bhagavad Gita 15.15 Beliau mengatakan bahwa Beliau adalah yang mengetahui dan sumber semua Veda dan Beliau adalah tujuan terakhir dari mempelajari Veda itu sendiri.
Dalam kegiatannya di dunia materi beliau muncul dalam Tri Purusa Avatara yang sama tapi juga berbeda, yaitu sebagai Siva, Visnu dan Brahma. Sehingga dalam dalam Bhagavad Gita 10.21 Krishna bersabda bahwa di antara para Aditya, Krishna adalah Visnu. Dan dalam Bhagavad Gita 10.23 Beliau bersabda bahwa di antara semua Rudra Beliau adalah Dewa Siva”. Jadi dari sloka ini kita mendapat informasi bahwa Siva dan Visnu juga berada di bawah kekuasaan Tuhan yang asli, Krishna.
Jika memuja Krishna dengan memuja aspeknya sebagai Visnu dibenarkan, kenapa memuja Siva dalam nama-nama sucinya juga tidak boleh?
Dari apa yang saya pahami selama ini, aspek terakhir yang harus kita puja sebagai entitas tertinggi dan sumber dari segala sumber adalah Krishna (terlepas dari nama-nama sucinya yang sangat banyak) karena sebagaimana Bhagavad Gita 10.21 dan 23 diatas disebutkan bahwa Visnu hanyalah salah satu dari golongan Aditya dan Dewa Siva adalah salah satu dari golongan Rudra… Maksudnya adalah Meskipun mereka adalah ekspansi dari Krishna, dewa Siva dan Visnu yang ada di alam semesta kita adalah berbeda dengan Visnu dan Siva yang terdapat di alam semesta yang lainnya dan masing-masing dari mereka tergolong dalam Aditya dan Rudra dimana kewenangannya terbatas pada kekuasaan dalam 1 alam semesta yang bersangkutan. Disamping itu saya juga pernah mendapat penjelasan bahwasanya Brahma, Visnu dan Siva dalam setiap alam semesta adalah sebuah posisi/jabatan, sehingga setiap Atman/Jiva memiliki kesempatan untuk menjabat sebagai Brahma, Visnu atau Siva jika memiliki kualifikasi untuk itu. Namun jika tidak ada Atman yang memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan itu, maka Sri Krishna sendiri yang akan turun dalam perwujudan ekspansi-Nya yang kekal dalam wujud Tri Guna Avatara. Pembenaran yang menyatakan bahwa posisi seperti Brahma itu adalah suatu jabatan bisa kita lihat dalam Bhagavad Gita 4.1 yang menyebutkan: “Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krsna, bersabda; Aku telah mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini yang tidak dapat dimusnahkan kepada dewa matahari , vivasvan, kemudian vivasvan mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada Manu, ayah manusia, kemudian Manu mengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada iksvaku”. Nah dalam sloka ini kita mengetahui bahwa Dewa Surya (Matahari) pada saat penyabdaan Bhagavad Gita untuk pertama kalinya di jabat oleh vivasvan…. kenyataan ini juga di benarkan oleh Mahabharata, Santi-parva 348.51-52. Jika Siva atau Visnu yang dimaksud adalah beliau yang berkuasa dalam 1 alam semesta sementara kita mengerti bahwa terdapat sangat banyak alam semesta, kira-kira lebih layak memuja mereka atau sumber dari mereka, Krishna?
Bagaimana kita bisa mengatakan Krishna dalah sumber utama?
Dalam Brahma Samhita disebutkan: “dépärcir eva hi daçäntaram abhyupetya dépäyate vivåta-hetu-samäna-dharmä yas tädåg eva hi ca viñëutayä vibhäti govindam ädi-puruñaà tam ahaà bhajämi, Ketika nyala sebuah lilin di perluas dengan menyalakan lilin yang lain dan di tempatkan di dalam posisi atau tempat yang berbeda, lilin lilin tersebut membakar secara terpisah dan nyala dari lilin yang lain tersebut menyamai lilin pertama yang merupakan asal dari nyala api. Sama halnya, kepribadian tuhan yang maha esa, Sri Govinda(Krishna) mengexpansikan diri beliau di dalam berbagai bentuk sebagai Visnu, yang mempunyai kilauan, kekuatan dan kemewahan yang sama. Perkenankanlah saya menyembah beliau, Kepribadian tuhan yang maha esa, Sri Govinda. Dari semua ingkarnasi Tuhan, Govinda Krsna adalah sumber dari semua inkarnasi”.
Srimad Bhagavatam juga menguraikan bahwa beliau merupakan avatri atau sumber dari avatara. Setelah menguraikan dua puluh dua inkarnasi tuhan, Sri Suta goswami menyimpulkan pendapat beliau dengan menyatakan,” ete cäàça-kaläù puàsaù kåñëas tu bhagavän svayam indräri-vyäkulaà lokaà måòayanti yuge yuge, Semua inkarnasi di atas merupakan bagian dari atau bagian dari bagian dari kepribadian Tuhan, tetapi Krsna adalah kepribadian tuhan yang maha esa yang asli”.
Meskipun avatara yang lain mempunyai kekuatan dan kemewahan yang sama namun kedudukan Krsna tetap merupakan awal dari segalanya. Pertanyaan yang sering di pertanyakan oleh masyarakat umum adalah;” kalau memang Krsna merupakan awal segala sesuatu, kenapa di uraikan bahwa Krsna muncul sebagai Avatara Visnu sedangkan Visnu sendiri adalah expansi dari Krsna?” Di dalam kehidupan sehari hari kita mendapatkan contoh yang sangat akurat berhubungan dengan pertanyaan ini. Ketika seorang president mau berkunjung ke luar negeri untuk berbagai tujuan, maka president tersebut juga berurusan dengan lembaga luar negeri seperti pengurusan passport dll. Sama halnya, semua avatara yang muncul ke dunia material ini turun melalui Sri Visnu yang berbaring di lautan penyebab. Meskipun Krsna mempunyai kuasa penuh untuk datang ke dunia tanpa melalui proses seperti itu, tetapi beliau memilih untuk datang melalui proses sehinga sebagai kepribadian yang paling utama, beliau mengeset sebuah contoh untuk kita di dunia material ini untuk mengikuti prosedur yang di tetapkan di dalam hukum Tuhan.
Nah yang menarik ada pada link menganai Sivaism yang bli berikan dimana di sana disebutkan: “Whatever lapses or flaws there are in our understanding or actions, we request Sri Krishna to fill in those on our behalf and grant us the full benefit of good deeds properly done”. Maksudnya apa ya bli ya? Sivaisme juga menyembah Krishna?
Mungkin sementara begitu dulu bli, mohon masukannya dan mungkin ada temen-teman yang lain yang bisa memberikan pembenaran yang lain silahkan…
Suksma bli, semoga dengan diskusi ini kita semakin tercerahkan.. bukannya tambah mumet… he..he..
Shanti,-
Om Swastyastu all,
Mulai serius nih, bli Putra sampe posting sloka aslinya…..:)
Ikut nyimak aja deh,
Suksma,
Om Swastyastu…ikt menyimak..klo yg gnian mah ilmu tyang msh cetek,ho2x..
@putra
bli,tyang smpt bca 1008 nama suci siva,tp skrang ntah dmn tyang naruh filenya,lupa..klo smpt,pstingkan juga ya bli..
Om Swastyastu Agung
Shiva Purana, Kotirudra Samhita
(Book IV), Chapter 35, 1-133
http://www.harekrsna.de/1000Shiva.htm
Silahkan juga tengok link ini:
http://www.vedamu.org/
http://www.hinduwebsite.com/
Suksma
Om Swastyastu
Mudah-mudahan artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih baik buat kita.
Brahma, Vishnu, Siva, the trinity of Hinduism
by Jayaram V
Who are the Hindu Trinity?
Brahma, Vishnu and Mahesa constitute the trinity of Hinduism. Brahma is the creator, Vishnu is the preserver and Siva is the destroyer. They are assisted in their duties, by their consorts, or associated goddesses namely, Saraswathi, Lakshmi and Parvathi respectively. Saraswathi is the goddess of speech and Lakshmi, of wealth while Parvathi is usually worshipped as Mother Goddess. These three gods are rulers of three different worlds. Brahma is the ruler of Brahmalok, Vishnu of Vaikunth and Siva of Kailash.
Antecedents
In the Vedas we do not find any reference to the concept of Trinity. During the Rigvedic period, Vishnu was a minor solar deity, while Siva was almost unknown. The Rigvedic hymns speak of Rudra, a fierce god of the skies and thunder, father of Maruts, who was invoked mostly as the healer with wondrous medicines. But we are not sure whether he was in any way connected with the Siva of later times.It is quite possible that the concept of Trinity was not a Vedic concept but a native Indian concept, and probably with some minor modifications and name transference, especially in case of Brahma and Vishnu, it was assimilated into the Indian religious tradition.
It is now well established beyond doubt that the subcontinent had a rich religious tradition of its own spanning over at least two millenniums by the time the Vedic Aryans came to India and settled in the north. Contrary to the popular opinion, it was probably this religious tradition which assimilated the Vedic religion much in the same way it absorbed many other foreign traditions subsequently.
Significance of Hindu Trinity
The gods of Trinity are not different gods, but manifestations of the same Supreme Iswara, who is also known as the Saguna Brahman or the awakened or dynamic Brahman. Since ordinary human minds cannot comprehend the oneness of the universe, it becomes difficult for us to understand this concept clearly. To summarize the idea briefly let us take the analogy of a person performing different tasks. Just as a person becomes different persons while performing different roles or duties in the mental plane though not in the physical plane, God who exists in innumerable planes simultaneously appears as the Trinity in three different roles. The difference if any is in appearances which is part of the grand illusion that He weaves all around us.
Where do they exist?
The Trinity do exist in space and time, although it is difficult to explain the nature of their existence, as well as their true potentialities as they belong to very high realms of creation. In the human plane they exist beyond the mind as divinities of super-mind or the divine mind. Seemingly there is nothing physical about them although ignorance tend to put them in the form of human beings with flesh and blood. From the experiences of some yogis and evolved beings we understand that although these divinities remain in their ethereal aspect of pure energy and consciousness with dimensions beyond our imagination and comprehension, they assume physical form when they deem fit, appear anywhere in the universe at will and manifest themselves in whatever way they choose. They are God in His most pleasing and benevolent aspects with whom the human mind can relate itself.
Are these gods different from each other?
To the question whether these gods are different, the answer is both yes and no. They are different because, from human point of view they perform different tasks, have qualities and energies that differ widely from one another and also control different worlds that seem to set widely apart. But as we have mentioned earlier, at the highest level they are the three aspects of the one and the same supreme Reality. Together they are like a mighty flow of energy branching out into three different streams at the point of contact with human awareness. It is difficult for us to understand them, because we can understand reality in terms of comparisons, with reference to one another, not by the thing itself and because we can concentrate our attention upon only one thing at any given point of time, while our minds cannot hold two thoughts at a time. Imagine an intelligence that can understand infinity without the need for any comparisons and hold an infinite number of things simultaneously in its unlimited field of consciousness without any reference to each other, without the need to know, without any effort to know, and knowing them all at a time! This is the consciousness of these divine planes.
Which God should we worship?
Brahma is the creator who is seemingly preoccupied with his task of creation. People therefore do not prefer to worship Brahma, although it is true that he helps people with wonderful creative ideas whenever they approach Him for help. Many however worship Saraswathi because she is the goddess of knowledge and refinement and believed to help those who want to refine their character through education and spirituality. Worship of Brahma and Saraswathi is ideal for those who pursue knowledge, creativity and academic excellence in their lives. Students, artists and craftsmen, and those who are endowed with special talents and skills, should worship these two for success and spiritual progress in their lives. The worship of Brahma is also ideal for those who want to pursue Jnana marg or the path of knowledge. Prajapathi Brahma is indeed referred as the spiritual teacher in many Upanishads and Puranas.
Vishnu is the preserver and maintainer of the worlds. His primary task is to protect dharma and maintain the universal order. He does it by encouraging people to be on the side of dharma and pursue their religious duties as householders with a spiritual bent of mind. His consort, goddess Lakshmi provides all the material resources necessary for the management of the worlds. Vishnu and Lakshmi are therefore an ideal choice for people who want to live ordinary lives and pursue materialism with an eye towards religion and spirituality. The worship of Vishnu is ideal for those who want to follow the path of devotion.
Shiva is a god of anger and destruction. He destroys all that is evil, that is bad and that is wasteful or excessive. Siva is not a negatively destructive power. His destruction is an essential aspect of creation because without destruction you cannot really create anything. It may sound strange, but it is true that in reality destruction is the other face of creation. Both compliment each other, depend upon each other and initiate each other.
For example you cannot experience the next moment unless your experience of the present moment is replaced or rather destroyed by the experience of the next. In reality your existence is but a series of destructions of each and every passing moment. The apparent continuity of our existence is an illusion, because in truth we are born and we die every single moment. The plant cannot come into existence unless the seed is destroyed and its energies
are transformed.
In the same manner you cannot achieve success in any field unless you transform things, either within yourself or within your environment. You cannot achieve spiritual progress unless you eliminate many undesirable habits, thoughts and tendencies that are otherwise self destructive and come in your way of creating a better future for yourself. Destruction is therefore an integral part of progress and change. Creation leads to destruction and destruction to creation. And at the end of it all a more lasting death is required for the soul to review its plans and options for its next birth.
Siva is therefore not a destroyer in the negative sense, but a god of immense energies who ensures our material and spiritual progress through inner transformation.
Who should worship Lord Siva? It is ideal for those who are willing to undergo inner transformation for their material and spiritual success. In other words follow Lord Siva if you want to achieve self realization through a path of constructive destruction and radical transformation of your personality. The worship of Siva is ideal for those who are willing to follow the path of renunciation or lead radical lives through courageous decisions.
A note of caution:
If you are not following these guidelines please
do not bother because God in his infinite wisdom provides
innumerable paths to his devotees and gives them immense freedom to
exercise their free will in accordance with their inner nature. In
such matters it is always wiser to follow ones own inclinations and
inner promptings of the soul rather than the advice of others.
namaste
memang sulit membedakan antara Dewa Siwa & Dewa Wisnu,dlm sastra2 ada beberapa alasan yg menyatakan mereka adalah sama,tetapi kalau kita kaji lebih mendalam lagi maka perbedaanya jg hal yg pasti.Brahma,Wisnu dan Siwa termasuk dalam Guna awatara,sifat rajas oleh Brahma,sattwam oleh Wisnu dan tamas oleh Siwa.Brahma dan Siwa menguasai sifat rajas dan tamas karena itu beliau berdua dikendalikan oleh hukum2 alam sedangkan Wisnu yg menguasai sifat sattwam tdk dikendalikan oleh hukum2 alam.Dlm Brahma Samhita 5.45 dikatakan antara Wisnu & Siwa ibarat susu dan yogurt(susu asam),antara susu dan yogurt secara esensial tidaklah berbeda,tetapi yogurt adalah produk dari susu,dan seseorang tidak dapat mengembalikan yogurt menjadi susu.Dalam Bhagavdgita bab 10 sloka 20 -42 dijelaskan bahwa segala sesuatu yg paling utama adalah Krisna(lebih jelasnya silahkan baca Baghawadgita bab 10 ya).Analoginya begini ,Susilo Bambang Yudoyono (SBY) adalah presiden RI tetapi SBY juga Rakyat Indonesia,saya adalah rakyat Indonesia ,karna saya adalah rakyat indonesia maka saya adalah presiden RI,apakah ini benar? Artinya kalau itu yg mengatakan adalah TUHAN sendiri/Yang Maha Kuasa, maka apapun bisa dilakukan,betul gak?Dalam Narayana Upanisad (1)dijelaskan:”Narayanad brahma jayate, narayanad prajapatih jate,narayanad indro jayate,narayanad astau vasavo jayate,narayanad ekadasa rudra jayate,narayanad dvadasahdityah “ artinya dari Narayana Brahma lahir, dari Narayana para Prajapati lahir,dari Narayana Indra lahir,dari Narayana delapan Wasu lahir,dari Narayana sebelas Rudra(Siwa) lahir,dari Narayana duabelas Aditya lahir.
“Narayanah paro devas , tasmaj jatas caturmukhah,tasmad rudro bhavad devah, sa ca sarva jnatam gatah “ artinya Narayana adalah kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Brahma lahir dari Narayana dan Siwa lahir dari Brahma(Varaha purana).Narayana na dvityo asti kascit,hanya satu Tuhan tidak ada yg kedua yaitu Narayana(tri sandya bait 2),Dia di panggil Siwa, Mahadewa, Isvara,Parameswara,Brahma,Wisnu,Rudra dan Purusa(tri sandya bait 3),kesimpulanya Dialah Narayana.
Awatara artinya penjelmaan Tuhan/Tuhan yg menurun kedunia material ini,sedangkan Krishna disebut sebagai Awatari artinya sumber dari awatara,karena itu segala sesuatu berasal dari Beliau,lalu kenapa Krisna menjelma melalui Wisnu,inilah hukum alam yg telah ditetapkan oleh Krisna sendiri ,karena untuk memelihara alam semesta ini adalah tugas dr Wisnu maka Krisna seolah-olah menjelma dari Wisnu, dan memang antara Wisnu dan Krisna tidaklah berbeda. Kaki padma Sri Wisnu adalah tujuan tertinggi dari semua dewa(Rg Weda 1.22.20).Krisna adalah sumber para dewa dan para rsi(B.Gita 10.2).
Dewa Siwa mengatakan “mukti pradata sarvesam eva na samsayah artinya tidak dapat diragukan lagi bahwa Sri Wisnu adalah yg memberikan pembebasan kepada setiap orang.(Padma purana). Karena itu ada baiknya kita mengikuti kesimpulan dan jejak Arjuna dalam Bhagavadgita bab 10 sloka 12-13,silahkan dibaca.suksme
OSA
@Ngarayan
Brahma,Wisnu dan Siwa bukan Tri Purusa Awatara,tetapi Guna Awatara(Tri Guna Awatara).
Om Swastiastu
Untuk mengetahui siapa itu Siva dan sekaligus mungkin dapat memberi pandangan2 tentang Siva kepada sudara Ngarayana dan temen2 dapat lihat di link berikut :
http://aboutshiva.com/about_shiva_home.html
http://www.dharmakshetra.com/literature/puranas/shiva.html
Suksema,
OSSSO
@Bli Putra
Siva dan Visnu,tyang jga prnah bca,sering di sbt hari hara,dmn dlm satu tubuh stengahnya siva dan stengahnya visnu,mw nanya bli tntang hari hara ini?bsakah anda mnjlskan hal ini pling tdak aga sdkt mendetail?!mengingat saya msh awam akan agama yg sya anut..Om Shantih3x Om
Om Swastyastu all,
saya ikutan….;)
saya kutip dari Mahanarayana Upanishad (ekavi.nsho.anuvaakaH),
“iishaanaH sarvavidyaanaamiishvaraH sarvabhuutaanaaM
brahmaadhipatirbrahmaNo.adhipatirbrahmaa shivo me astu sadaashivom.h”
XXI-1: May the Supreme Lord who is the ruler of all knowledge, controller of all created beings, the preserver of the Vedas and the one overlord of Hiranyagarbha, be auspicious to me. I am the Sadasiva described thus and denoted by Pranava.
XXIV-1: All this verily is Rudra. To Rudra who is such we offer our salutation. We salute again and again that Being, Rudra, who alone is the light and the Soul of creatures. The material universe the created beings and whatever there is manifoldly and profusely created in the past and in the present in the form of the world, all that is indeed this Rudra. Salutations be to Rudra who is such.
XXV-1: We sing a hymn that confers on us happiness in the highest degree to Rudra who is worthy of praise, who is endowed with the highest knowledge, who rains objects to the worshippers most excellently, who is more powerful and who is dwelling in the heart. Indeed all this is Rudra. Salutations be to Rudra who is such.
http://www.celextel.org/108upanishads/mahanarayana.html?page=2
nah lagi-lagi, apa Veda memang bertentangan antara satu dengan yang lainnya???
Suksma,
Haribol…
wuhhhhfff banyak banget ulasannya prbji..
ijin menyimak satu per satu dlu… baru nemu webnya pas ngaskus tdi prbji…
trnyt Sri Krishna msih sayang saya dengan menunjukkan webnya prbhuji…
dandavat.
Mbah_Dharmo
Om Swastyastu
Wawan, kalau acuannya Bhagavad gita, seperti kita ketahui Bhagavad Gita itu isinya memang ajaran dari Sri Krisna kepada Arjuna, Sri Krisna itu sendiri adalah Awatara Wisnu jadi yang dimaksud Tuhan dalam Bhagavad Gita itu memang Tuhan dalam Wujudnya sebagai Wisnu.
Kalau menurut saya pribadi Brahma, Wisnu, dan Siva itu adalah sama-sama perwujudan Tuhan dalam kapasitas dan fungsinya masing-masing, Seperti sloka yang wawan kutip Narayana na dvityo asti kascit,hanya satu Tuhan tidak ada yg kedua yaitu Narayana(tri sandya bait 2),Dia di panggil Siwa, Mahadewa, Isvara,Parameswara,Brahma,Wisnu,Rudra dan Purusa(tri sandya bait 3),kesimpulanya Dialah Narayana (bukankah hal ini menunjukkan bahwa yang disebut Narayana, Siva, Brahma, Wisnu, Iswara itu adalah satu atau sama?????).
Rudra Hridaya Upanishad:
After prostrating before the celebrated form of Sri Mahadeva-Rudra in his heart, adoring the sacred Bhasma and Rudraksha and mentally reciting the great Mahavakya-Mantra, Tarasara, Sri Suka asked his father Sri Vyasa Maharshi, thus:
Who is the real God of gods? In whom are all these existences established? By worshipping whom, can I please the Devas in whole?
Rudra is the embodiment of all Devas. All devas are merely different manifestations of Sri Rudra
Himself. On the right side of Rudra, there is the sun, then the four-headed Brahma, and then three Agnis (fires). On the left side, there exist Sri Umadevi, and also Vishnu and Soma (moon).
Uma Herself is the form of Vishnu. Vishnu Himself is the form of the moon. Therefore, those who worship Lord Vishnu, worship Siva Himself. And those who worship Siva, worship Lord Vishnu in reality. Those who envy and hate Sri Rudra, are actually hating Sri Vishnu. Those who decry Lord Siva, decry Vishnu Himself.
Rudra is the generator of the seed. Vishnu is the embryo of the seed. Siva Himself is Brahma and Brahma Himself is Agni. Rudra is full of Brahma and Vishnu. The whole world is full of Agni and Soma. The masculine gender is Lord Siva. The feminine gender is Sri Bhavani Devi. All the mobile and immobile creation of this universe, is filled up with Uma and Rudra. The Vyakta is Sri Uma, and the Avyakta is Lord Siva. The combination of Uma and Sankara is Vishnu.
Hence everybody should prostrate to Sri Maha Vishnu with great devotion. He is the Atman. He is the Paramatman. He is the Antaratman. Brahma is the Antaratman. Siva is the Paramatman. Vishnu is the Eternal Atman of all this universe. This whole creation of Svarga, Martya and Patala Lokas is a big tree. Vishnu is the top portion (branches) of this tree. Brahma is the stem. The root is Lord Siva.
The effect is Vishnu. The action is Brahma. The cause is Siva. For the benefit of the worlds. Rudra has taken these three forms.
@Wira, coba lihat disini:
http://www.hinduwebsite.com/hinduism/siva.asp
Mungkin ini harus diluruskan dulu arti “Deva”. Sebab ada Deva yg bersifat nur/cahaya/fungsi Beliau. Ada pula “Deva” yg bersifat object atau yg lebih dikenal dg istilah betara. Terkadang saya sendiri juga bingung, katanya kita menyembah pada 1 Tuhan, dimana Tuhan kita adalah AUM. Padahal kata AUM terdiri dari A=Brahma U=Wisnu, M=Siva. Sehingga ini berarti ketiga Nur ini adalah setara, dan mereka sebenarnya Tuhan yang 1. ya kan?
Trus sekarang ada aliran Siva, Visnu, Krisna. Menurut saya itu hanyalah untuk pemusatan konsentrasi yg bersifat material. Sebab klo kita betul2 ini menyapa Tuhan, sangatlah tidak mungkin, Beliau maha besar. Sehingga cara yang terbaik ya gitu deh… Menganggap Siva adalah Tuhan, Atau Visnu adalah Tuhan, atau Krisna adalah Tuhan.
Shg disini seolah2 Tuhan benar2 dapat disebut, dirasakan, dilihat, dll. Saya ingin bertanya, kalo di lihat dari Begavad Gita, Krisna itu adalah Tuhan?
Kira2 apakah seluruh jasmani nya Sang Krisna itu Tuhan, atau hanya rohaninya saja yg bersifat Tuhan? Kalao anda beranggapan bahwa seluruh jasmaninya Sang Krisna itu Tuhan, berarti ada pergeseran dimana itu mengecilkan Beliau. Namun kalau kiranya anda beranggapan bahwa ruhaninya Sang Krisna saja yg identik dengan Tuhan, Maka tentunya kita akan menghargai perkataan, pemikiran, perbuatan Sa
OSA
@putra
Ini menariknya Hindu,karna konsep ketuhanannya “belum jelas” sehingga masih perlu dipertanyakan,didiskusikan dan dicari jawabannya,dan saya pikir kalau kita menemukan jawabannya,maka jawaban tsb tdk akan memuaskan semua penganut Veda/umat manusia. Seorang Siwaisme akan mengatakan bahwa Siwa yg tertinggi, seorang Waisnawaisme akan mengatakan Wisnu/Krisna/Narayana yg tertinggi dsb. Bingung deh???? Ya, acuan saya memang Bhagavadgita,karna saya baru belajar tentang Hindu sedikit demi sedikit melalui Gita.Dlm Gita 15.15 dikatakan “Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk. Ingatan,pengetahuan dan pelupaan berasal dari-Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala Veda, memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang mengetahui Veda”. Sloka ini yg tdk banyak diketahui dan dipahami dgn baik oleh semeton Hindu pd umumnya.Veda begitu luasnya .Kalau tujuan Veda hanya untuk mengerti siapa itu KRISNA,apakah kita perlu mempelajari Kesusastraan Veda yg begitu banyak ? Yang pd akhirnya kita tdk tahu siapa itu Tuhan/Krisna? Saya pikir sia-sialah kita belajar Veda kalau pd akhirnya kita tdk tahu bahwa mempelajari Veda dimaksudkan untuk mengetahui siapa itu Krisna.Silahkan direnungkan.
Brahma, Wisnu, dan Siva memang benar perwujudan Tuhan dalam kapasitas Beliau sebagai Tri Guna Awatara.Tapi kalau kita mengatakan bahwa Brahma,Wisnu dan Siwa itu adalah Tuhan yg sama,maka benar, Hindu punya tiga Tuhan yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa? Pemahaman saya tdk demikian. Brahma,Wisnu dan Siwa adalah Tri Guna Awatara yg menjelma dr Tuhan (dlm hal ini pemahaman sy dari Narayana/Krisna) yg memiliki individualitasnya sendiri2.Brahma berbeda dg Wisnu,berbeda dg Siwa,begitu sebaliknya. Analoginya: SBY adalah presiden Indonesia sekaligus bagian rakyat Indonesia,wawan adalah bagian rakyat Indonesia sekaligus presiden Indonesia.Apakah ini benar?
Bhagavadgita bab 10.30 menyatakan“Di antara para raksasa Daitya Aku adalah Prahlada,di antara para penakluk Aku adalah Waktu,di antara para binatang Aku adalah Singa,di antara burung Aku adalah Garuda”.Kemudian kalau ada se ekor Singa atau burung yang mengatakan dirinya adalah Tuhan/sama dg Tuhan, apakah kita mempercayainya? mohon direnungkan.
Suksme.mudah-mudahan tambah bingung he..he..he..he
ng Krisna, dan Bukan menghargai secara fisik. Ya kan?
Kita coba2 berandai2 dulu… Mungkin klo Kalki telah Turun, pasti timbul sekte yang dengan gembar-gembor nya untuk memuja Siva atau kalki.
Jadi Mungkin kita harus berpikir bahwa Rohani Tuhan pernah singgah ke Tubuh krisna, Bukan Tubuh krisna yg merupakan Tuhan. Sehingga dari itu, kita sama2 belum Tahu pasti wujud Tuhan itu bagaimana? Tapi itulah kebaikan Beliau, Beliau mau mewujudkan wujud beliau dalam suatu wujud. Sehingga kita diperbolehkan untuk mengkosentrasikan pikiran kita menuju Beliau dengan Wujud tersebut.
Oh ya … ada ide dikit hehehehe Kalau kita aliran Siva sejati, maka kita gak perlu dong sebut AUM… cukup Mang…, begitu juga sebaliknya ,kita aliran Wisnu sejati, maka kita cukup Ung… saja. Tapi toh kita tetap menyebut AUM, artinya jelas tidak ada Nur yg tertinggi, semua setara, semua adalah Tuhan yg Esa
Om Swastyastu Wawan
Saudara wawan, Saudara wawan bingung karena menurut saya Saudara wawan membuat analoginya kurang tepat. kalau analoginya begini, menurut Saudara Wawan kesimpulannya apa:
SBY adalah presiden Indonesia.
SBY yang Presiden Indonesia adalah suami dari istrinya.
Disamping itu, SBY yang Presiden Indonesia adalah juga ayah dari anak2nya.
Apakah dari sini kita menarik kesimpulan bahwa SBY yang Presiden Indonesia ada tiga orang???
@adi wira kusuma
Kebingungan anda dijawab oleh Sri Krisna sendiri.
Bhagawadgita 4.6 artinya “walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot,dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup,Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”
Bhagawadgita 4.9 arinya “Orang yang mengenal sifat rohani kelahiran dan kegiatan-Ku tidak dilahirkan lagi di dunia materiak ini setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggal-Ku yang kekal,wahai Arjuna”
suksme
@putra
ha..ha..ha..ha pak putra,kalau saya sebagai istri dan anaknya SBY yang cerdas, maka saya akan mengatakan bahwa SBY tetap satu.
Om Swastyastu,
saya ikutan yach…. 🙂
mas wawan,
lho, bisakah mas wawan jadi dua orang sekaligus???
klo mas wawan bisa maka argumen ini bisa masuk tapi mas wawan hanyalah satu orang saja, jadi mas wawan hanya bisa menilai dari satu sudut pandang dan bukannya semuanya mau mas wawan rangkul…. 😉
Sama juga halnya dengan pemahaman akan nama Tuhan ataupun ‘sosok’ Tuhan yang dipilih, itu akan sesuai dengan sudut pandang seseorang, apakah mau dari Shiva, Wishnu, ataupun Krishna, malah pake Narayana, jadi itu adalah pilihan yang terbaik bagi dirinya (seorang bhakta)…. 🙂
Jadi maksud mas wawan ini bisa jadi 2 orang sekaligus gitu???
Saya koreksi lagi contoh dari mas Wawan,
Seharusnya mas wawan jangan melihat ini dari satu sisi (sudut) saja, coba bandingkan dengan sdr. Ngarayana,
sdr. Ngarayana adalah seorang pekerja di BATAN dan juga merupakan rakyat Indonesia, nah sekarang aplikasikan dengan pak SBY, apa pak SBY juga merupakan karyawan di BATAN karena sama-sama merupakan rakyat Indonesia???
Mungkin pendapat dari bli Putra ada benarnya bahwa, mas Wawan yang bingung dalam memahami dan menilai hal ini….. 😉
Suksma,
@ADI WIRA KUSUMA
Om Swastyastu Wira
untuk menjawab pertanyaan Saudara coba dibaca2 link ini, mudah2an bisa memberikan jawaban.
http://www.shastras.com/108upanishads/atharvasikha.html
http://www.shastras.com/108upanishads/mandukya.html
http://www.shastras.com/108upanishads/svetasvatara.html
http://www.shastras.com/108upanishads/kaivalya.html
Om Swastyastu all
Terus terang,saya sbg Hindu tidak menitik beratkan nama Tuhan hanya pada Krishna,Vishnu ataupun Siva,saya percaya kalau Tuhan maha segalanya,apalah arti dri sbuah nama bg Tuhan yg absolut?!tyang sendiri tidak berani membatasi Tuhan hanya karena menitik beratkan pada satu nama saja,krena bliau maha absolut bukankan ribuan,bhkan jutaan nama pun untuk menybutkan keagungan Beliau adalah jg kbenaran?!kalau qt hanya trfokus pada satu nama dan mengangga nama itu pling benar buat mnybt Beliau,tanpa disadari bukankah qt telah ‘membatasi’ ke ‘maha’an Tuhan??cba renungkan…jd ga salah Veda menybutkan ‘Ekam Sat Vipraha Bahuda Whadanti’ Kbnaran cma satu tpi orang bjak mnybt dgn berbgai nama…
Om Tvam Sivam Tvam Mahadewa,Iswara parameswara,brahma Visnhucha Rudrascha Purushah Parikertitah,Tuhan Engkau d panggl Shiva,Mahadewa Iswara Parameswara Brahma Wisnu Rudra Purusha dan Prakerthi
saya percy bhwa Tuhan itu ada dimana mana,melingkupi sglanya,tuhan maha tidak terbatas
buat semuanya,selamat hari raya perenungan diri Maha Shiva Ratri,semoga Hyang Jagat Natha memberikan pencerahan bg qt smw.
Om Nama Shivaya,Om Namo Rudrasya Svaha.
@mas ari_becak
ya kalau sy jadi dua orang sekaligus yg jelas dak bisa, saya kan manusia,tapi kalau Tuhan, apa itu tidak bisa?analagi yg saya pakai “mungkin” salah,tp maksud dari analogi yg sy buat adalah:SBY presiden RI,SBY adalah bagian rakyat indonesia,kemudian, SBY sbg bagian rakyat indonesia mengatakan bahwa dia presiden RI,apakah ini salah? Tapi kalau saya yg merupakan bagian rakyat indonesia ,kemudian mengatakan adalah presiden Ri,apakah ini benar? Nah, dari analogi yg “mungkin” kurang tepat ini (tolong dibantu biar pas)kemudian saya hubungkan dg pemahaman kita tentang Tuhan. Brahma, Wisnu dan Siwa adalah Tri Guna Awatara , yg menguasai tiga sifat alam yaitu sattwam, rajas dan tamas. Kemudian kalau kita mengatakan bahwa Siwa sebagai salah satu dari Tri Guna Awatara adalh Tuhan,apakah ini benar?Kalau benar , ya cukup sudah,berarti ,Tuhan orang Hindu ada tiga yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa.Bingung deh????makanya, kita harus cari dulu “siapa” sumber awatara itu,nah kalau sudah ketemu maka,sebagai sumber awatara “dia”bisa berbuat apa saja dan mengaku bahwa “dia” adalah brahma, wisnu,siwa,indra,singa,garuda,ananta dsb dan ini bisa diterima.Mari kita renungkan bersama,biar tambah bingung he..he..he
Om Swastyastu all,
saya sih sependapat dengan Dex Loncos, tapi yang menarik adalah pemahaman dari bro Wawan, January 11, 2010 at 10:48 AM
Hal ini perlu dijelaskan oleh bro Wawan, karena jika kita bertemu dengan seseorang maka kita tidak dapat melihat bagian belakang orang tsb secara bersamaan ketika kita berada di depan seseorang yang dimaksud.
Hal ini juga berlaku disini (menurut saya) dimana ‘sosok’ yang dilihat oleh seorang bhakta adalah sosok yang sesuai dengan dirinya tapi bagian belakang tsb yang masih abu-abu dimana tidak mampu dilihat secara jelas, nah ini yang dimaksud dengan Nirguna Brahman (tak berbentuk), sedangkan yang mampu dilihat dan itu sesuai dengan ‘kemampuan’ seorang bhakta adalah Saguna Brahman (berbentuk) baik itu yang di’lihat’ adalah Wishnu, Krishna, Shiva, Narayana, dll.
Sama juga halnya dengan contoh pak SBY, dimana ketika dilihat oleh istrinya sebagai suami, sedangkan dilihat oleh anaknya sebagai ayah, dan dilihat oleh rakyat Indonesia sebagai presiden, sedangkan sosok pribadi beliau sendiri sebagai rakyat Indonesia adalah bagian belakang-nya yang tidak mampu dilihat karena dari mana kita melihat lha wong bagian belakang (sudut pandang) kita juga sama yaitu sebagai rakyat Indonesia.
Jika memakai aplikasi dari bro wawan maka hal yang sama adalah sama-sama sebagai rakyat Indonesia, sedangkan yang berbeda adalah tempat kita berada, jadi apakah bro wawan bisa menjadi tuhan???
Jika memakai filsafat advaita maka bisa jika bro wawan menyadari Tuhan dalam diri….. 😉
Mudah-mudahan bisa dipahami, klo tidak mohon maaf klo bahasa yang digunakan kacau….. 😀
Suksma,
Om Swastyastu bro Wawan,
Jika bro memandang dari ‘depan’ saja memang akan terlihat berbeda tapi jika melihat intinya yaitu hal yang sama dari masing-masing bagian depan tsb, maka bro akan melihat yang abstrak ato tidak berwujud, jadi yang mana menurut bro berbeda antara Brahma, Wisnu dan Siwa???
Yang membedakan adalah fungsi dari masing-masing ketiga bagian tsb, dimana seperti yang disebutkan sebelumnya bli Putra bahwa satu sisi pak SBY menjadi presiden, tapi disisi lain menjadi seorang suami dan juga seorang ayah bagi anaknya, nah dalam hal ini dimana sosok yang berbeda tsb???
Suksma,
Dear All
Om Swastiastu
Wah sudah panjang banget diskusinya, tapi sepertinya semuanya punya argumen yang kuat.. Bagaimana kalau saya usul masing-masing pihak (Vaisnava dan Sivaism) memposting sloka-sloka Veda yang menguatkan pernyataan bahwa Siva adalah Tuhan, atau Visnu adalah Tuhan tanpa adanya interprestasi masing-masing pribadi?
Entar kalau slokanya sudah terkumpul kita coba kaji pelan-pelan.
Kalau saya sendiri mencoba memahami tentang siapa itu siva sesuai dengan buku Siva-Tatva yang bisa di download di sini. Tapi masih saya baca… 😀 Jadi maaf belum bisa komentar banyak saat ini..
Suksma,-
saya sebagai muslim juga meragukan surga itu ada, soalnya terlalu banyak kerancuan dengan gambaran surga, mulai dari surga semacam rumah bordil, sedikitnya manusia yg masuk surga, di dalamnya dihuni para pemalas sebab di sana tidak ada kegiatan yg bisa dilakukan (tinggal berharap datang sendiri) kecuali bermalas2 ria dengan sejuta kenikmatan seks… juga ketidakadilan di dalamnya; utk perempuan tidak dijanjikan apa2 kecuali menjadi semacam bos pelacur di surga kelak…
Om Swastyastu
Sebagai perbandingan bisa kunjungi website ini http://www.saivism.net/
@Dex loncos
Nama Tuhan sangatlah berarti, karena antara nama Tuhan dan Tuhan sendiri adalah sama, inilah yg disebut ke Mahamutlakan Tuhan(absolute). Tuhan memang memiliki ribuan nama/lebih,tetapi kita harus mengetahui bahwa ribuan/jutaan nama yg kita berikan kepada Tuhan itu menunjuk pada “sosok” Tuhan yg Satu.
Tuhan Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa,Iswara,Parameswara,Brahma,Wisnu,Rudra, purusa, Prakrti dsb. Pertanyaannya ,Siapa “sosok’ Tuhan yg memiliki banyak nama tsb? Karna kata “Engkau” menunjuk kesatu obyek. Siapa obyek “engkau”? ini yg harus dicari jawabannya.
@ari_bcak
Saya menjadi Tuhan? Ya dak mungkin dong bro…,kalau saya bisa jd “Tuhan” tak kutuk kalian semua jadi tikus ha..ha..ha..ha. dan Tuhan yg asli akan cemburu bro ,kan takut tersaingi he..he..he..he..he
Memang kalau kita memandang hanya dari bagian2 tertentu saja,maka akan timbul persepsi yg berbeda-beda karena itu kita harus berusaha memandang secara menyeluruh agar mendapatkan persepsi yg sama dan lengkap. Brahma, Wisnu dan Siwa berbeda?Coba kita lihat gambar2 Brahma, Wisnu dan Siwa.Brahma berkepala empat,jengotan,duduk dibunga padma dsb,Wisnu tanganya empat,memegang gada,bunga padma,kerang,cakra dsb,Siwa duduk meditasi,beralaskan kulit harimau,berkalung ular dsb,nah dari gambaran ini jelas antara Brahma, Wisnu dan Siwa berbeda.
Contoh bli Putra : SBY adalah presiden,SBY adalah suami dari istrinya,SBY adalh ayah dari anak2nya,ini mudah dipahami, karena antara SBY sbg presiden, SBY sbg suami dan SBY sbg ayah memiliki wujud yg sama dan menunjuk ke obyek yg sama,jd tdk perlu diragukan lg.Tp coba kita lihat wujud dari Brahma, Wisnu dan Siwa yang sangat2 berbeda? Apa mungkin mereka sama? bingung deh????
Kalau kita mengatakan bahwa Brahma, WIsnu dan Siwa itu sama, maka kita harus cari siapa”sosok” yg menjadi Brahma, Wisnu dan Siwa tersebut. Dan kalau Brahma, Wisnu dan Siwa berbeda,maka kita jg harus cari siapa”sosok” tersebut yg telah menjadi Brahma, Wisnu dan Siwa? Dan kalo kita telah mendapatkan “sosok” yg dimaksud maka akan jelas semuanya. Bingung gak bro……? ha..ha..ha..ha
suksme
Om Swastyastu Wawan
1. Pertanyaannya kalau wawan jadi Tuhan apakah bro Wawan masih punya keinginan untuk menjadi tikus..Di Ramayana diceritakan bahwa meskipun segala usaha dan rayuan telah dilakukan oleh Rahwana untuk menaklukkan Sita tapi Sita tetap tidak mau menjadi istri Rahwana, mengapa Rahwana tidak menyamar menjadi rama saja agar sita pangling dan mau tidur dengannya (bukankah rahwana bisa menyamar menjadi siapa saja)???
2. Tuhan yang mana yang pencemburu bro???
3. Wawan sendiri bilang bahwa : Tuhan memang memiliki ribuan nama/lebih,tetapi kita harus mengetahui bahwa ribuan/jutaan nama yg kita berikan kepada Tuhan itu menunjuk pada “sosok” Tuhan yg Satu.
Tuhan Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa,Iswara,Parameswara,Brahma,Wisnu,Rudra, purusa, Prakrti dsb. Pertanyaannya ,Siapa “sosok’ Tuhan yg memiliki banyak nama tsb? Karna kata “Engkau” menunjuk kesatu obyek. Siapa obyek “engkau”? ini yg harus dicari jawabannya.
Terus masalahnya apa kalau kita panggil dia Siwa, Mahadewa,Iswara,Parameswara,Brahma,Wisnu,Rudra??? Bukannkah itu menunjuk suatu objek yang sama??
osa
terima kasih atas masukan masukan teman2. tyg sangat terbantu sekali dengan koment2 yang sangat menguasai akan ajaran agama. ijinkan orang kecil ini memberikan saran, ada bagusnnya juga apa yang disampaikan sdr. ngarayana dengan masing2 memberikan seloka yang menyatakan apakah dewa Wisnu atau dewa Siwa ataupun Krisna adalah Tuhan. biar diskusinnya tidak terlalu bias.
manurut tyg yng tidak menguasai seloka, dengan kerendahan hati menyebut dgn kata OM saja sudah cukup menyebut keesaan Tuhan. mungkinkan dewa Siwa, Wisnu ataupun Brahma salah satu jalan menuju OM. mungkin bahkan harus menyatukan ketigannya baru bisa mencapai OM. tyg pernah baca sastra tri aksara menjadi Om kara. harus menyatukan ketigannya ( Ang ring pepusuh, Ung ring nyali, Mang ring hati ) diteruskan ke ubun ubun menjadi OM. menurut ajaran kemoksaan juga melalui OM di ubun ubun.apakah ini berarti apa yang disimpulkan para pelingsir dulu meyatakan sifat dari ketigannya yang membuat kita baru bisa menjadi OM.
maaf saya tidak banyak mengetahui/mendalami tapi tyg yakin teman teman lebih banyak haus akan pengetahuan tg hanya memberikan pandangan dari sudut pandang berbeda.
shanti
OSA,
Sareng nggih. Diskusinya hangat (tidak panas lho) dan bagus….
Menurut tyang, apa yang dikemukakan diatas oleh teman-teman, semua masuk akal dengan catatan : kalau menurut nalar pribadi kita (sebagai manusia)beragama. Ada beberapa points yang saya tangkap, semisal:
– Referensi website/link yang diberikan oleh teman-teman harus kita telaah/kaji/tanyakan keabsahannya.
– Sepertinya kita sedikit agak bias dalam melakukan pendekatan pencarian titik temu. Biasnya adalah, Acuan apa yang akan kita pakai patokan untuk menentukan titik temu itu? Kalau kita hanya berdasarkan atas perasaan masing-masing, jujur, saya sendiri masih belum meyakini tingkat keputusan itu, karena kita bicara bukan masalah materi saja, akan tetapi soal dunia Rohani yang dalam hal ini penalaran akan hal ke-Rohani-an sangatlah berbeda dengan dunia materi.
– Sepertinya kita terlebih dulu dengan tunduk hati mempergunakan Veda sebagai acuan akan hal ini. Pertanyaannya adalah, Veda yang mana? Apakah kita sedang berpikir antar Veda itu saling bertentangan? Maukah kita menerima otoritas Veda sebagai puncak dari semua informasi kita?
Jadi menurut saya, mungkin sebelum makin mengenal Siapa Tuhan itu, sebaiknya kita menyepakati akan otoritas Veda sebagai satu kebenaran tertinggi.
Suksma,
OCCCO
@putra n all
1)Bli putra kalau saya jadi “Tuhan”,ya dak mungkin dong mau jd tikus,tp kalo bli putra sy dak tahu he..he..he..he(ini hanya intermezzo dak perlu di bahas)
Inilah bedanya wanita zaman dulu n sekarang. Dulu wanita begitu dihormati karna kesetiaannya thdp suami benar2 tulus,tp coba bandingkan dg zaman skrg? Maaf ne para wanita!!karna pria jg begitu he..he..he. Dewi Sita tahu yg menculik dirinya adalah Rahwana yg mempunyai kesaktian dan bisa berubah menjadi apa saja. Justru karena inilah dewi Sita tdk mau didekati oleh Rahwana/siapa saja,bahkan Hanomanji waktu mendekati Sita,Sitapun tdk mau,tp setelah diberi cincin pemberian Rama,baru Sita berbicara dg Hanoman.Dewi Sita adalah contoh wanita yg sangat setia yg bisa dijadikan contoh dan tauladan kita semua.
2)Istilah Tuhan yg pencenburu,saya nyontek Tuhannya tetangga,karna dalam hindu Tuhan tdk pernah cemburu.Ya gak bro..?
3)Tuhan memiliki banyak nama,karena itulah saya bertanya,Tuhan yg mana yg punya banyak nama itu?ini yg harus bli putra cari jawabannya.
Terus masalahnya apa kalau kita panggil dia Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra???
Ya masalahnya tdk ada bli putra,kalau bli putra menganggap Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra adalah SAMA .Tp bagaimana kalau orang lain menganggap tdk sama???bukankah ini masalah????
Bukankah itu menunjuk suatu obyek yg sama??
Kalau bli putra menganggap nama2 itu menunjuk obyek yg sama,maka saya bertanya pd bli putra? Siapa nama asli ”obyek”yg sama tsb????
Memang benar kalau kita mencari “kebenaran”dgn “pembenaran-pembenaran “yg kita buat masing2 maka tdk akan mendapatkan titik temunya,betul gak bro…karena itu mari kita ikuti saran sdr Ngara untuk mengutip sloka2 pendukung “pembenaran2” kita.
Dari coment2 sy diatas memang mengarah ke waisnawa,(karna sy tahu sedikit hindu dari Gita) karna itu sy akan kutib sloka2 yg menyatakan Krisna adalah Tuhan yg dimaksud.
Tapi sebelum sy mengutip sloka2 Bhagavadgita kita harus sepakat bahwa “Bhagawadgita” berarti Nyanyian Tuhan,Sabda Tuhan,Kidung Ilahi.
Dalam tradisi waisnawa nama-nama Hari,Wisnu,Wasudewa,Narasingha,Gopala,Govinda,Damodara,Narayana,Kasawa,Madusudana,dll, sudah dikupas dalm web ini di Sri Wisnu Sahasranama adalah menunjuk satu obyek yg sama yaitu KRISNA/NARAYANA.
Lalu apakah benar KRISNA/NARAYANA itu Tuhan,ini buktinya:
Kalau kita sepakat bahwa Bhagawadgita berarti Nyanyian Tuhan,Sabda Tuhan,Kidung Ilahi,sedangkan yg bersabda dalam Gita adalah Sri Krisna,maka sudah seharusnya kita mengakui bahwa Krisna adalah Tuhan.Ya dak bro….?
Awatara artinya Tuhan yang menurun/menjelma,karena yg menjelma/berawatara adalah Wisnu,maka kesimpulannya “ Wisnu adalah Tuhan”. Kapanpun dan dimanapun pelaksanaan dharma merosot dan adharma merajalela,pada waktu itulah Aku Sendiri menjelma”(Gita 4.7)
“Wahai perebut kekayaan, tdk ada kebenaran yg lbh tinggi daripada-Ku.Segala sesuatu bersandar kepada-Ku,bagaikan mutiara diikat pd seutas tali”(Gita 7.7).Jadi kebenaran yg tertinggi adalah Krisna.
“Aku adalah suku kata OM dalam mantra-mantra Veda”(Gita 7.8).Karena Om/paravah itu Krisna,maka apapun alirannya pd prinsipnya semua orang memuja Krisna.
“Seluruh susunan alam semesta di bawah-Ku. Atas kehendak-Ku alam semesta dengan sendirinya diwujudkan berulang kali. Atas kehendak-Ku akhirnya alam semesta dileburkan”(Gita 9.8)Siapa yg bisa melakukan ini kalo bukan Krisna/Tuhan?
“Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek. Akulah obyek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata om. Aku juga Rg, Sama, dan Yajur veda”(Gita 9.17)Karena itulah tujuan Veda sebenarnya untuk mengenal siapa itu Krisna.
“Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada siapapun. Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. Tetapi siapapun yang mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam Diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya”(Gita 9.29) Krisna memang maha adil karena Beliau adalh Tuhan.
“Baik para dewa maupun resi-resi yang mulia tidak mengenal asal mula maupun kehebatan-Ku, sebab, dalam segala hal, Aku adalah sumber dewa-dewa dan resi-resi”(Gita 10.2)Hebatnya Tuhan,dewa aja gak tau Beliau,apalagi kita,ya gak bro…?
“Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya”(Gita 10.8)Tuhan/Krisna lah yg menciptakan alam semesta ini.
“ Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa Siva, di antara para Yaksa dan raksasa Aku adalah dewa kekayaan[kuvera], di antara para vasu Aku adalah api[agni], dan di antara gunung-gunung Aku adalah Meru”(Gita 10.23).Tuhan/Krisna memang bisa dipanggil sbg Siwa,Agni dsb karena Beliau adalah Tuhan itu sendiri, jd nama apaapun yg kita berikan pada Beliau asalkan itu dimaksudkan untuk Krisna jd tdk ada masalah, kan semuanya dari Beliau.
“Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk, ingatan, pengetahuan, dan pelupaan berasal dari-Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala veda; memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang mengetahui veda”.(Gita 15.15)inilah maksud Veda untuk mengenal siapa itu Tuhan/Krisna.Jadi kalo anda belajar Veda belum mengenal Krisna berarti anda belajar Veda belum lulus.Kalau anda ingin tahu Krisna,maka Krisna akan memberi pengetahuan pada anda untuk mengerti Beliau, tapi kalau anda tidak mau tahu tentang Krisna anda akan diberi pelupaan oleh Beliau.Cukup adil kan?
“Penguasa yg tertinggi adalah adalah Krisna.Badan rohani Beliau kekal,penuh pengetahuan dan kebahagiaan.Beliau adalah Govinda yg tanpa awal tanpa akhir.Beliau adalah sebab dari segala sebab”(Brahma Samhita 5.1)
“Kaki padma Sri Wisnu adalah tujuan tertinggi dari semua dewa,kaki padma Beliau secemerlang matahari di langit”(Rg weda 1.22.20)
Dalam Padma Purana Dewa Siwa bersabda kepada Parwati Dewi :
“aradhananam sarwesam,visnoh aradhanam param” artinya dari segala jenis persembahyangan, bersembahyang kepada Visnulah yg paling baik.
“mukti pradata sarvesam visnur eva na samsayah” artinya tidak dapat diragukan lagi bahwa Sri Visnu adalah yg memberikan pembebasan kepada setiap orang.
Sebenarnya masih banyak sloka yg menyatakan bahwa Krisna adalah Yang Maha Kuasa. Dan saya pikir dari beberapa sloka diatas,kalo dicermati dg TUNDUK HATI dan teliti,saya pikir tdk perlu ada keraguan lg akan Sri Krisna.Arjuna pada awalnya tdk tahu siapa itu Krisna,tetapi setelah diberi pengetahuan dan Arjuna mau menerima,mendengar dg tunduk hati ,akhirnya Arjuna mengambil kesimpulan:
“Arjuna berkata; Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, tempat tinggal tertinggi, Yang Mahasuci, Kebenaran Mutlak, Anda adalah yang Mahaabadi, yang rohani dan melampaui dunia ini, kepribadian yang asli dan tidak dilahirkan dan yang Mahabesar. Semua resi yang mulia seperti Narada, Asita, Devala, dan Vyasa membenarkan kenyataan ini tentang Anda, dan sekarang Anda sendiri menyatakan demikian kepada hamba”(Gita 10.12-13) Apakah kita masih meragukan siapa Krisna,saya serahkan pada anda,semoga bermanfaat.
suksme
Om Swastyastu,
bro Wawan,
saya boleh tanya bro,
1. Jika begitu kenapa dalam Catur Veda, tidak ada mantram yang ditujukan kepada Krishna???
2. Bagaimana dengan wujud Tuhan yang abstrak yang banyak disebutkan dalam catur Veda dan juga Upanishad plus kitab Brahmana????
apa ini bertentangan dengan “wujud” Sri Krishna????
Suksma,
Om Swastyastu Wawan
Menurut saya siy ga masalah kalau memang Tuhan itu nama aslinya adalah Narayana dan Narayana ini pula yang dipanggil dengan nama lain denga nama lain seperti Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra.
Saya tidak mencoba untuk membuktikan siapa atau yang mana yang lebih tinggi, tapi saya mencoba untuk membuktikan bahwa Brahma, Wisnu, dan Siwa itu sebenarnya adalah sama cuma fungsinya saja yang berbeda-beda.
Coba bro wawan baca lagi Rudra Hridaya Upanishad yang saya postingkan di atas.
Suksema bro
OSA
@ari_bcak
1. Jika begitu kenapa dalam Catur Veda, tidak ada mantram yang ditujukan kepada Krishna???
memang dalam catur Veda tdk ada kata Krisna,tapi disana ada kata Hari,WIsnu dan Narayana.Dlm Veda yg banyak dikupas adalah pemujaan pada para dewa,karena itulah penyusun Veda, Srila Vyasa Dewa tdk puas,kenapa Vyasa Dewa tdk puas ini bisa dibaca dalm Bhagawata Purana jilid 1 dg judul Kemunculan Rsi Narada dan Intruksi Rsi Narada kepada Vyasa Dewa.
2. Bagaimana dengan wujud Tuhan yang abstrak yang banyak disebutkan dalam catur Veda dan juga Upanishad plus kitab Brahmana????
ini hebatnya Hindu dg Pustaka Vedanya bro..
Tuhan dalam Veda disebut sebagai Nirguna Brahman dan Saguna Brahman.Nirguna Brahman adalah Tuhan yg tdk berwujud pribadi(abstrak) dan Saguna Brahman Tuhan yg berwujud pribadi.
Dalam Veda wujud Tuhan yg dibahas adalah Nirguna Brahman(abstrak) karena itulah banyak nama2 Dewa yg diperuntukkan bagi Tuhan yg abstrak tsb.Permasalahannya kembali, siapa Tuhan yg abstrak tsb??
Mengenai Tuhan yg Saguna Brahman banyak di kupas pd jaman Upanisad, yg puncaknya pada filsafat Hindu yg disebut dg SAD DARSANA(6 filsafat hindu) terutama dlm bagian WEDANTA.
apa ini bertentangan dengan “wujud” Sri Krishna????
Tidak ada yg bertentangan dengan wujud Krisna, dalam Gita 14.27 Krisna bersabda” Aku adalah sandaran Brahman yang tidak bersifat pribadi, yang bersifat kekal, tidak pernah mati, tidak dapat dimusnahkan dan bersifat kekal, kedudukan dasar kebahagiaan yang paling tinggi”
@putra
Menurut saya siy ga masalah kalau memang Tuhan itu nama aslinya adalah Narayana dan Narayana ini pula yang dipanggil dengan nama lain denga nama lain seperti Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra.
Nama Tuhan yg sebenarnya bukan kita yg menentukan tapi kitab suci bro…??
Buat bli putra mungkin tdk masalah,tp buat sy bermasalah , karna kalau saya menganggap Brahma,Wisnu,Siwa ,Mahadewa dll sama ,sedangkan latar belakang siapa itu Brahma,Wisnu,Siwa dll tdk sama,apa kita bisa menyimpulkan sama,kan perlu dikaji ulang lg?siapa dibalik itu?wah pasti bingung lg??????
Wah maaf bro..bahasa inggris saya belepotan,jd dak begitu paham, tp suksme.Benar ,fungsinya memang berbeda,Brahma pencipta,Wisnu pemelihara dan Siwa pelebur=tri guna awatara.Pertanyaan yg belum terjawab adalah siapa yg menjadi Brahma, Wisnu dan Siwa itu????
sukskme
Om Swastyastu Wawan
1. Saya bingung dengan pendapat wawan karena tidak konsisiten, di satu sisi mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Narayana dan narayana inilah yang dipanggil Brahma, Wisnu atau Siwa tapi disisi lain bro wawan mengatakan kita harus mengkaji ulang lagi siapa yang dimaksud dengan Brahma, Wisnu atau Siwa itu.
2. Bro wawan mengatakan bahwa dalam Veda wujud Tuhan yg dibahas adalah Nirguna Brahman(abstrak) karena itulah banyak nama2 Dewa yg diperuntukkan bagi Tuhan yg abstrak tsb.Permasalahannya kembali, siapa Tuhan yg abstrak tsb??
Saya terus terang bingung dengan pendapat bro ini maksudnya apa????
3.Coba direnungkan sloka-sloka di bawah ini bro:
Atma Upanishad
II-19-20. By fate is the body borne into contexts of experiences at appropriate times. (On the contrary) he who, giving up all migrations, both knowledge and unknowable, stays as the pure unqualified Self, is himself the manifest Shiva. He is the best of all Brahman-Knowers. In life itself the foremost Brahman-Knower is the ever free, he has accomplished his End.
II-22(b)-23. Just as space becomes space itself when the (enclosing) pot perishes, so, when particular cognitions are dissolved, the Brahman-Knower himself becomes nothing but Brahman, as milk poured into milk, oil into oil, and water into water become (milk, oil and water).
Rudra Hridaya Upanishad
The Pranava is the bow. The Atman is the arrow. The Para-Brahman is the target. Just like the arrow, the Atman will become one with Brahman.
But all these three, the bow, the arrow and the target are not different from that Sadasiva. There do not shine the bodies of the sun, moon or the stars. There does not blow the wind, there do not exist many Devatas. He, the One Lord only exists. He only, the Purity of purities, shines for ever and ever.
Katha Upanishad
1-III-1. The knowers of Brahman and those who kindle the five fires and propitiate the Nachiketa Fire thrice, speak of as light and shade, the two that enjoy the results of righteous deeds, entering within the body, into the innermost cavity (of the heart), the supreme abode (of Brahman).
1-III-2. May we be able to know the Nachiketa Fire which is the bridge for the sacrificers, as also the imperishable Brahman, fearless, as well as the other shore for those who are desirous of crossing (the ocean of samsara).
1-III-3. Know the Self to be the master of the chariot, and the body to be the chariot. Know the intellect to be the charioteer, and the mind to be the reins.
1-III-4. The senses they speak of as the horses; the objects within their view, the way. When the Self is yoked with the mind and the senses, the wise call It the enjoyer.
1-III-5. But whoso is devoid of discrimination and is possessed of a mind ever uncollected – his senses are uncontrollable like the vicious horses of a driver.
1-III-6. But whoso is discriminative and possessed of a mind ever collected – his senses are controllable like the good horses of a driver.
1-III-7. But whoso is devoid of a discriminating intellect, possessed of an unrestrained mind and is ever impure, does not attain that goal, but goes to samsara.
1-III-8. But whoso is possessed of a discriminating intellect and a restrained mind, and is ever pure, attains that goal from which he is not born again.
1-III-9. But the man who has a discriminating intellect as his driver, and a controlled-mind as the reins, reaches the end of the path – that supreme state of Vishnu.
1-III-10. The sensory objects are subtler than the senses, and subtler than the sensory objects is mind. But intellect is subtler than mind and subtler than intellect is Mahat (the Hiranyagarbha).
1-III-11. The unmanifested (avyakta) is subtler than Mahat (Hiranyagarbha) and subtler than the unmanifested is Purusha. There is nothing subtler than Purusha. That is the end, that is the supreme goal.
Tujuannya: Akhir bukan Wisnu tapi Purusha.
Om Swastyastu,
Bro Wawan,
Begini bro, jika begitu seharusnyakah kita meragukan Catur Veda???
karena “sang penyusun” sendiri kurang puas akan ‘isi’ dari catur Veda dan sama-sama kita ketahui bahwa Rig Veda, dan catur Veda lainnya di’tulis’ pertama kali dan kemudian baru purana dan itihasa menyusul dan ini memiliki jangka waktu yang sangat lama bahkan jika melihat dari struktur bahasa maka rentang waktunya sangat jauh, jadi apa para Rsi dahulu (penerima wahyu) keliru dalam hal ini???
jika iya, mungkin bro bisa usul kepada umat Hindu di seluruh dunia untuk mengganti catur Veda dengan Bhagawata Purana aja sebagai dasar….. 😉
Jika maslah nama sih saya tidak keberatan, karena apa yang saya pahami dari Veda adalah ‘sosok’ Tuhan (Brahman) adalah abstrak sedangkan akan mengambil ‘wujud’ tertentu sesuai dengan fungsinya….. 🙂
Jika memakai apa yang bro pahami (Sri Krishna), maka jelas bertabrakan dengan isi dari Upanishad, jika memakai Nirguna Brahman maka ini baru masuk dan tidak bertentangan dengan isi dari Veda, jadi kesimpulan saya adalah sosok asli dari Brahman adalah Nirguna Brahmana (abstrak) yang akan mengambil wujud tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing,
Suksma,
@putra
Bli putra bingung??? Saya tetap konsisten kok,karna saya sejak awal tetap mengatakan Brahma,Wisnu dan Siwa itu berbeda,bli putra kan mengatakan: “kalau memang Tuhan itu nama aslinya adalah Narayana dan Narayana ini pula yang dipanggil dengan nama lain seperti Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra dll”
Apakah dg demikian bli putra akan mengatakan bahwa Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra dll menunjuk pada satu “wujud/sosok” yg sama yaitu Narayana. Kalau bli maksud “YA” inilah yg tyang maksud perlu dikaji lg, mengapa???baca kembali artikel Brahma,Wisnu,Siwa dan siapakah Siwa. Saya tetap konsisten bahwa Siwa, Mahadewa, Iswara, parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra berbeda.Masih bingung bro????
Contohnya begini:
Ada 5 orang, Orang pertama memuja Wisnu, orang kedua memuja Rama, orang ketiga memuja Narayana, orang keempat memuja Narasigha dan orang kelima memuja Krisna. Bli putra pasti tdk bingung, karena kelima orang tsb memuja sosok yg sama, betul gak?
Kalau sekarang ada 5 orang lg, orang pertama memuja Siwa, orang kedua memuja Wisnu, orang ketiga memuja Brahma, orang keempat memuja Durga dan orang kelima memuja Ganesha, apakah ini memuja “sosok” yg sama??gimana bro bingung gak ..????
Jagan bingung bro…? karna apapun yg kita puja tdk dipermasalahkan oleh Veda, asal kita tdk menganggap hasilnya sama, kalau sama tar bertentangan dg sloka ini:
” Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara para dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.(Gita 9.25)
Saya sudah merenungkannya, tujuan akhir memang bukan Visnu tapi PURUSA, bli putra benar, tp bli putra belum paham siapa itu PURUSA. PURUSA adalah Sri Wisnu Sendiri, Bisa di plajari dalam TRI PURUSA AWATARA.
Suksme
Thx all, makin menarik aja. untuk mas putra, thx linknya tp syg pakai bahasa inggris, buka kamus deh hehehehehe. Tapi boleh share, dulu ketika saya di SD, Saya merasa malu karena di Hindu itu tidak ada tokoh panutan atau tokoh yg disanjung2. Tapi ketika saya diterangkan sama juru mangku, saya mulai terbuka, Bahwa pintu2 menuju Tuhan itu banyak, Dan kita mengenal seseorang janganlah melihat jasmaninya tp rohaninya. Jadi kita tidak perlu seperti orang2 Muslim, Kristen, Budha, dimana tanpa tokoh tersebut, maka kita tidak bisa bertemu Hyang Widhi, seolah jalan menuju ke Beliau cuma 1 System Gate…hehehehee (seperti perumahan elit ya hahahaha)
Tp kita tidak bisa kita pungkiri bahwa kita butuh suatu pintu itu untuk menuju Beliau. Saya pribadi, melihat krisna itu sbg rohaninya Tuhan sehingga saya menyanjung beliau. Persis seperti menghargai Sapta Rsi, Saya menyanjung beliau, smata atas rohaninya bukan fisiknya. Klo Bicara ttg Rohani/atman/roh,itu sangat sulit digambarkan. Jadi klo ada anggapan, bahwa Krisna (jasmani+rohani) = Tuhan (jasmani+rohani), saya rasa kurang tepat, namun klo Krisna (rohani) = Tuhan (rohani), Itu baru benar.
Oh ya saya tanya ya? (maaf diluar topik), setelah Arjuna meninggal kira2 masuk kemana ya? Moksakah dia atau ke Surga? Lalu Duryadana (kurawa) masuk kemana ya? neraka/surga?
Om Swastyastu Bro Wawan
1. Pendapat bro wawan bahwa Siwa, Wisnu, Brahma berbeda rujukannya apa, kalau rujukannya Weda, Weda yang mana yang menjadi rujukan dari pendapat bro wawan?
2. Pendapat bro wawan tujuan akhir memang bukan Visnu tapi PURUSA, bli putra benar, tp bli putra belum paham siapa itu PURUSA. PURUSA adalah Sri Wisnu Sendiri, acuan dari pendapat ini apa bro (sloka weda yang mana?).
Karena kalau dari Katha Upanishad, atma upanishad dan dan Rudra Hridaya upanishad tujuan tertinggi kita bukan Wisnu jadi Wisnu itu bukan Purusa(????????).
@ari_bcak
Jangan meragukan Catur Veda dan menganggap para Rsi keliru menerima wahya.
Ingat !!! Kita mengenal perkembangan Veda dari zaman Veda, zaman Brahmana , zaman Upanisad , zaman sutra, zaman purana, zaman Skolastik dll ,yg semuanya dimaksudkan untuk memahami isi Veda secara menyeluruh. Dan Ingat, kecerdasan dan tingkat spiritual mahkluk hidup dari zaman ke zaman semakin merosot, dan kita hidup sekarang ini di zaman Kali yg tingkat spiritualnya tinggal 25 %. Jadi Veda terus dikembangkan oleh garis perguruan Veda agar bisa dipahami oleh orang pd zaman Kali, disinilah pentingnya garis perguruan/parampara dlm mempelajari Veda.
Jika iya, mungkin bro bisa usul kepada umat Hindu di seluruh dunia untuk mengganti catur Veda dengan Bhagawata Purana aja sebagai dasar…..
Silahkan bro yg mengusulkan, kalau itu bisa membuat bro dan orang lain maju dlm keinsafan diri/spiritual.
Saya hanya mengusulkan baca , Bhagawad-gita Menurut Aslinya.
Sebenarnya tdk ada yg bertentangan dg isi Veda, Cuma kita aja yg belum memahami sepenuhnya. Tuhan tdk hanya Nirguna Brahman tetapi juga Saguna Brahman, inilah konsep Tuhan yang sempurna. Mudah-mudahan sdr Ngara mau mengupas Tiga Aspek Tuhan Yang Maha Esa yaitu Brahman, Paramatma dan Bhagawan, kalo sudah dikupas silahkan dibaca n pahami.
Suksme,proud to be hindu.
@putra
maaf bro, acuan saya adalah Bhagawadgita Menurut Aslinya,Brahma Samhita, Padma Purana, Bhagawata Purana/Srimad Bhagawatam, Rg Weda dan tentunya ulasan2 dari para acarya,sloka2nya jg sebagiam sudah ditulis disini,dan jg dari filsafat India/Hindu yg disebut dg DARSANA terutama bagian filsafat Wedantanya.
Sebuah pertanyaan yang sangat menarik untuk dikaji dari bli Adi Wira Kusuma: “setelah Arjuna meninggal kira2 masuk kemana ya? Moksakah dia atau ke Surga? Lalu Duryadana (kurawa) masuk kemana ya? neraka/surga?”
gimana bro wawan??? dapatkah diberikan pencerahan?? karena setahu saya, Arjuna adalah pengikut setia dari Krisna.
Om Swastyastu Adi @ Ari
Untuk mengatahui kemana Pandawa dan Korawa setelah meninggal silahkan baca Mahabharata BOOK 18 Svargarohanika-parva, jawabannya ada disitu.
Suksma
Om Swastyastu bro Wawan,
saya kok jadi semakin bingung dengan jawaban bro, apa bro yang udah kelewatan memahami Veda karena saya memang baru mencoba memahami isi dari Veda,
ada beberapa coment yang saling ‘bertabrakan’,
1. Bro Wawan menulis sebelumnya bahwa Rsi Vyasa kurang puas dengan isi dari catur Veda sehingga ‘membuat’ Bhagawata Purana, tapi kemudian bro menulis jangan meragukan, maksudnya apa???
jika “si pembuat” kurang puas kan berarti catur Veda Samhita perlu diragukan, jika tidak sudah seharusnya “si pembuat” sudah puas, jadi saya bingung bin heran dengan apa yang bro tulis,
2. bro nulis,
trus dari yang saya tebalkan, menyebutkan demikian, tapi yang bro kutip sebagai dasar pembenaran bro adalah bagian kecil dari Veda secara keseluruhan tsb, ini terlihat bahwa bro tidak konsisten (menurut saya), jadi bagaimana ini???
3. Bro mengatakan isi Veda tidak bertentangan, kemudian bro mengatakan bahwa kita yang tidak memahaminya, tapi bro ‘ngotot’ bahwa Krishna adalah ‘sosok’ Tuhan yang sebenarnya dengan mengesampingkan sloka-sloka Veda yang menyatakan bahwa ada aspek-aspek Tuhan yang lain, ini sudah saya post akan isi Mahanarayana Upanishad, trus maksud bro ini bagaimana,
saya ambil aja dari sloka BG yang bro Ngarayana post,
Nah dengan jelas dikatakan bahwa Sri Krishna sebagai pembicara mengatakan bahwa diriNya adalah Wisnu, Marici, Siva, Kuvera, Agni, dll, jadi apa bedanya Beliau ini dengan yang disebutkan diatas???
Sri Krishna sendiri mengatakan bahwa Beliau ini adalah sosok yang sama dengan menyebutkan “…..adalah…..”, jadi menurut bro bedanya dimana???
Suksma,
@ari_bcak
Vyasa Dewa belum puas dg isi Catur Veda? maksudnya begini bro..: kalau Catur veda itu hanya untuk Vyasa Dewa , jelas Beliau sudah sangat-sangat puas,tetapi Catur Veda itu dibukukan oleh Beliau bukan dimaksudkan hanya untuk BELIAU saja,tapi untuk SEMUA UMAT MANUSIA,karna Vyasa DEwa memiliki ilmu “TRI KALA JNANA” mengetahui kondisi dulu, sekarang dan yg akan datang,sedangkan kecerdasan spiritual umat manusia dari jaman kejaman akan semakin merosot, karna itulah Vyasa Dewa merasa tdk puas,apa mungkin Veda bisa kita pahami dg kecerdasan kita skrg???? Itulah sebabnya, beliau menulis Itihasa dan purana2 ,spt Mahabharata dll,agar kita mengetahui apa maksud Veda,gimana bro…masih bingung???
Saya tetap konsisten kok bro, mugkin bro aja yg belum memahami apa yg saya tulis.
yg semuanya dimaksudkan untuk memahami isi Veda secara menyeluruh.
Apa isi Veda secara menyeluruh bro dan apa tujuan bro belajar Veda?????karna tujuan saya belajar Veda sudah saya sampaikan dg sloka2 Gita, pd coment2 saya diatas.Bro apa??
Nah dengan jelas dikatakan bahwa Sri Krishna sebagai pembicara mengatakan bahwa diriNya adalah Wisnu, Marici, Siva, Kuvera, Agni, dll, jadi apa bedanya Beliau ini dengan yang disebutkan diatas???
Sri Krishna sendiri mengatakan bahwa Beliau ini adalah sosok yang sama dengan menyebutkan “…..adalah…..”, jadi menurut bro bedanya dimana???
Kalau yg mengatakan itu adalah Sri KRISNA,maka tdk ada bedanya, karna Krisna adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, tapi kalau sekarang Marici,Siwa, Kuvera, Agni dll mengatakan bahwa dirinya adalah Krisna/Tuhan,apa bro percaya spenuhnya???
Analoginya begini bro…
Samudra yg begitu luas berkata aku adalah lautan air asin yg dp menenggelamkan kapal yg besar. Bro pasti percaya,betul gak. Dan kita ambil air laut satu gelas,kemudia air laut satu gelas ini berkata: aku adalah lautan yg luas yg bisa menenggelamkan kapal yg besar? Apakah bro percaya dg kata air laut satu gelas ini????
Kalau masih bingung bro perlu belajar filsafat Acintya Abedabeda Tattwa oleh Sri Caitanya di IHDN Denpasar he..he..he..he.
suksme
Om Swastyastu Bro Wawan
Sloka ini menurut bro wawan artinya apa?
Atma Upanishad
II-19-20. By fate is the body borne into contexts of experiences at appropriate times. (On the contrary) he who, giving up all migrations, both knowledge and unknowable, stays as the pure unqualified Self, is himself the manifest Shiva. He is the best of all Brahman-Knowers. In life itself the foremost Brahman-Knower is the ever free, he has accomplished his End.
II-21. All adjuncts having perished, being Brahman he is assimilated to the non-dual Brahman, like a man who, with (appropriate) apparels, is an actor and without them (resumes his natural state),
II-22(a). In the same way the best of Brahman-Knowers is always Brahman alone and none else.
II-22(b)-23. Just as space becomes space itself when the (enclosing) pot perishes, so, when particular cognitions are dissolved, the Brahman-Knower himself becomes nothing but Brahman, as milk poured into milk, oil into oil, and water into water become (milk, oil and water).
Suksma
OM Swastiastu
Debat yang luar biasa dari teman2 semua dalam meningkatkan pemahaman akan agama hindu. Tiang ikut beropini teman2 semuannya.
Postingan Saudara Ngarayana pada artikel Brahma, Visnu, Siva:
Bhagavad Gita 7.8; raso ‘ham apsu kaunteya prabhäsmi çaçi-süryayoù praëavaù sarva-vedeñu çabdaù khe pauruñam nrsu, Aku adalah rasa dalam air, cahaya matahari dan bulan, suku kata Om dalam mantra-mantra Veda; Aku adalah suara di angkasa dan kesanggupan dalam manusia”.
Bhagavad Gita 9.17; “pitäham asya jagato mätä dhätä pitämahaù vedyam pavitram omkära åk säma ajur eva ca, Aku adalah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek. Akulah objek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata Om. Aku juga Rg, Sama dan Yajur Veda”.
Bhagavad Gita 10.25; “maharñéëäm bhrgur aham giräm asmy ekam akñaram yajïänäm japa-yajïo ’smi sthävaräëäm himälayaù, diantara para rsi yang mulia, Aku adalah Bhrgu, diantara semua vibrasi Aku adalah Om yang transenden, diantara korban suci, Aku adalah pengucapan nama-nama suci (japa) dan diantara yang tidak terpindahkan, Aku adalah himalaya”.
Jadi dari tiga sloka Bhagavad Gita ini menegaskan bahwa ” OM ” adalah Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri.
Mungkin teman2 melihat kembali umat hindu di Bali dengan konsep penyatuan sekte2 di Bali oleh Mpu Kuturan. Dulu di bali terdapat banyak aliran2 yang barang tentu saling klaim satu sama lain dan timbul pemahaman aliran tertentu paling benar dan mengklaim aliran lain kurang benar. Melihat situasi ini Mpu Kuturan mengundang semua pimpinan sekte dalam suatu pertemuan yang dilakukan di Bataanyar (Samuan Tiga). Pertemuan ini mencapai kata sepakat dengan keputusan Tri Sadaka dan Kahyangan Tiga jadi Dewa Brahma, Visnu, Siva tetap dipuja diBali selain Tuhan yang satu yaitu “OM” dan di Bali Tuhan juga di dipanggil Ida Sanghyang Widhi Waca atau Sanghyang Acintia Pada prinsipnya semua sekte yang ada di Hindu adalah benar yang menuju “OM” atau Tuhan itu sendiri. Karena pemahaman kita umat manusia yang terbatas untuk memahami Tuhan maka munculla sekte2 yang coba memahami kebesaran Tuhan dari satu sisi saja. Dapat tiang berikan contoh yang sederhana: ini juga tiaang ambil dari buku ” Krisna oleh Sri Srimad A.C Bhaktivedanta Swami Praphupada ” kalau ga salah tiang jabarkan dg bahasa bebas begini :
Seorang Butha yang tidak tahu bentuk dan seberapa besar Gajah ingin mengetahui Gajah itu seperti apa mungkin orang 1 meraba atau memegang belalainya bilang gajah itu panjang, orang ke 2 memegang gading gaja bilang gajah itu keras dan runcing, orang ke 3 memegang ekor Gajah dan bilang gajah itu kecil panjang, orang ke 4 memegang badan gajah dan bilang gajah itu besar sekali tidak sanggup untuk dipeluk dan seterusnya.
Dari contoh diatas apakah orang 1,2,3,4 dst salah menggambarkan Gajah tentu tidak tapi KURANG TEPAT atau KURANG BENAR .Untuk memahami Gajah yg utuh tentu kita harus mengetahui secara keseluruhan dan mungkin mata orang2 tsb harus dapat melihat.
Hubungan cerita tadi dengan kita kurang lebih karena keterbatasan kita dalam memahami Tuhan maka muncullah aliran2 ini yg memudahkan dalam memahami Tuhan walau tidak seutuhnya tapi pada intinya itu semua satu kesatuan menuju pada ” OM ” atu Ida Sanghyang Widhi atau Tuhan itu sendiri. Jadi kita tidak biasa mengangap aliran Siva atu aliran Wisnu maupun aliran2 yg lain paling benar karena itu semua merupakan satu kesatuan yg utuh yg tidak dapat dipisahkan.
Mohon kiranya temen2 koreksi comment tiang kalau masih salah,
Suksema,
Om Santih, Santih, Santih, Om
@putra
maaf bli putra kalau sy yg menterjemahkan,sy blm bisa pas benar karna sy harus buka kamus dulu,setelah tahu artinya kata perkata,merangkaikan kata menjadi kalimatnya pun blm tentu benar, drpd sy salah(maklum inggris tyang blepotan) menerjemahkannya lebih baik bli putra yg menterjemahkannya, kalo udah diterjemahkan, sapa tahu bisa kita diskusikan.
suksme
Setuju untuk bli Yans Sudiarsa, sebuah jawaban sederhana atas segala macam nama Tuhan yang belum pernah kita lihat
Suksema saudara Ari mudah2 saudara Ari dan teman2 dapat memberikan pandangan dari kaca mata yg berbeda demi persatuan umat Hindu dan peningkatan pemahaman kita kepada Tuhan
OSA,
@ Bli Yans Sudiarsa,
Setuju dengan analogi gajah.
Akan tetapi, bukankan Tuhan Maha Sempurna. Apakah Veda yang diturunkan akan membuat kita semakin bingung (atau dalam analogi tersebut, apakah kita akan semakin buta untuk sampai mengerti masing-masing tentang 1 obyek?). Ataukah Veda diturunkan untuk mulai sedikit-demi sedikit mau/berniat(berniat sembuh dari sakit kebutaan) untuk mengerti hakikat Yang Maha Pencipta?
Tapi, tyang salut sama teman-teman semua disini, diskusi yang berguna, bisa membuka mata untuk lebih meningkatkan kesradaan kita.
Suksma,
OCCCO
Om Swastyastu bro Wawan,
Ok bro, tapi saya mau tanya, bagaimana dengan isi dari Purana yang lain yang menyatakan bahwa seperti Siwa Purana???
ada juga dalam cerita Ramayana, ketika Sri Rama mengejar Dewi Sita yang masuk ke bumi (kembali kepada ibunya Prtivi) trus ketika Sri rama mengobrak abrik bumi, maka Siwa muncul dan mengatakan bahwa menghancurkan adalah tugasNya???, trus kenapa jika semuanya adalah ‘punya’ Krishna, kenapa tidak menghardik Siwa yang sok mengatur, tapi malah mengikuti apa yang dikatakan oleh Siwa???
Ada lagi cerita dari raksasa Hiranyakasipu yang merupakan penjelmaan dari penjaga gerbang Vainkuthala (tempat Wisnu), tapi karena menganggap remeh yang datang (4 kumara) maka dikutuk menjalani kehidupan dengan mengambil peran sebagai musuh dari awatara, nah kenapa Wisnu (Krishna) tidak mampu melawan ‘kutukan’ dari 4 kumara tsb padahal 4 kumara tsb hanyalah anak dari Brahma???
kenapa tidak langsung membebaskan penjaga gerbang tsb (Jaya dan Vijaya) yang merupakan pelayan Tuhan????
Isi Veda jika melihat secara menyeluruh adalah catur Veda samhita, aranyaka, brahmana, upanishad, purana dan itihasa, ini hanya yang utama (menurut saya), tujuan saya adalah mengetahui hakekat Tuhan (Brahman) agar saya mampu membersihkan debu yang menutupi cermin (atman).
Sedangkan apa yang saya baca dari yang bro kutip sebagai acuan bahwa Brahma, Wisnu, dan Siwa itu berbeda kurang kuat dan hanya sebagian kecil saja dari Veda (yang saya sebutkan diatas), jadi bagaimana sloka Veda yang lainnya???, apa bro ‘hanya’ mengakui sloka Veda yang sesuai dengan bro inginkan dan mengabaikan yang lainnya???
Yap percaya, karena Krishna sendiri mengatakan diriNya tidak berbeda dengan Agni, dll (see Bhagavad Gita 10.21 dan 23), ini berarti Beliau adalah sosok yang sama dengan Agni,
sebagai contoh begini,
di rumah pak SBY adalah kepala rumah tangga (bapak) trus jika dikantor kepresidenan maka pak SBY adalah kepala pemerintahan, jadi apa menurut bro pak SBY ini adalah 2 orang yang berbeda???
sama halnya juga dengan status dari bro Ngarayana, jika kemudian bro Ngarayana nanti menikah maka bagi keluarga barunya bro Ngara adalah kepala keluarga sedangkan jika pulang ke rumah orang tuanya maka akan menjadi seorang anak, apa disini bro akan ngotot bahwa bro Ngarayana adalah seorang kepala keluarga (dirumah ortu) dan bukannya seorang anak???, apa bro Ngarayana ini 2 orang???
Sepertinya bro yang melupakan esensi dari keduanya, apa menurut bro air dalam gelas maupun di laut bukanlah air laut???
air itu akan menyesuaikan dengan tempatnya dan jangan melihat atau berpatokan banyak tidaknya, sama juga dengan gelasnya sebesar luat lautan, nah bisa juga khan meneggelamkan kapal, ato disesuaikan jika pake gelas minum biasa pake aja kapal yang memiliki perbandingan tetap dengan kapal sesungguhnya (luas laut dan luas gelas), jadi semuanya mampu menenggelamkan kapal, jadi yang beda apanya???
ingat bro luas laut bukanlah air laut….. 🙂
Berarti bro lagi belajar filsafat ya, saya beruntung bisa menimba ilmu sama bro agar saya ngerti juga akan filsafat, inilah uniknya Hindu, semua bisa diperdebatkan dan bukannya berdasarkan dogma,
@Yans Sudiarsa:
Saya sih sependapat bro, cuman saya lagi tertarik dengan pendapat bro Wawan yang menyatakan bahwa Wisnu berbeda dan yang tertinggi sedangkan yang lain adalah lebih rendah, jadi saya cuman ingin mengetahui pemahaman dari bro Wawan,
Suksma,
OSA
Diskusi yang sangat menarik sayang sy gak banyak tahu masalah seloka dalam Weda. dengan adanya artikel2 ini sy jadi tertarik mendalaminya. untuk menyamakan satu pemahaman supaya tidak terjadi salah paham dan tetap menjaga rasa damai ada bagusnnya pembahasan dari satu sisi yatiu kitab suci Weda dulu. karena apapun perbedaan dalam memahaminnya kembalikan kekitab suci Weda. apapun isi seloka dalam kitab suci Weda kita harus terima dengan kerendahaan hati bahwa itulah yang benar. kalaupun ada sedikit pemahaaman yang harus dirubah dalam kehidupan seari2 kita harus menerima dengan kerendahan hati.
maaf kalo salah kata karena saya baru belajar memahami lebih dalam
OSSSO
swarga itu perumpamaan…krn manusia itu lebih tertarik dgn apa yg diingini nafsunya ttg kemewahan,kemegahan,hasrat sexual.mk Tuhan mengimingi manusia dgn gambaran swarga ttg apa yg manusia inginkan..pdhl knikmatan swarga lebih dari sekedar itu yg tak bs digambarkan oleh akal dan hayalan manusia..krn swarga yg ssngguhnya adlh ketenangan,kedamaian,ketentraman baik didunia maupun dialam kekal abadi..kuncinya SUKUR ATAS SEGALA NIKMAT DARI TUHAN..mk orang yg bs sukur seolah2 ia sdh brada diswarga walau ia blm brda diswarga..Dan smua agama mengajarkan itu yaitu :1.MENGENAL TUHANNYA,2.KASIH SAYANG,3.KETENANGAN&KEDAMAIAN..sbb ssngghnya KAYA YG SEJATI ADALAH MANAKALA TIDAK MERASA MEMILIKI…Mksh
osa
Bro Ari_becak
saya sebenarnya sependapat dengan bro ari. tapi karena kemapuan saya masih cetek untuk sementara hanya bisa membaca… saja. dengan adanya diskusi etntang Weda ini mudah2an membuka hati saya tentang kebenaran akan Weda. terima kasih banyak broo lanjutkan
shanti
@ari-bcak
Ok bro, tapi saya mau tanya, bagaimana dengan isi dari Purana yang lain yang menyatakan bahwa seperti Siwa Purana???
Tidak masalah bro,karna itu diperuntukkan bagi masing2 istadewata.
ada juga dalam cerita Ramayana, ketika Sri Rama mengejar Dewi Sita yang masuk ke bumi (kembali kepada ibunya Prtivi) trus ketika Sri rama mengobrak abrik bumi, maka Siwa muncul dan mengatakan bahwa menghancurkan adalah tugasNya???, trus kenapa jika semuanya adalah ‘punya’ Krishna, kenapa tidak menghardik Siwa yang sok mengatur, tapi malah mengikuti apa yang dikatakan oleh Siwa???
Seorang bapak yg baik, walaupun dipukul/dihardik oleh anaknya yg begitu dicintai tdk mungkin membalas dg pukulan/hardikan.Seorang bapak yg baik akan menuruti permintaan anaknya, dg tujuan untuk membahagiakan dan menyenangkan anaknya. Tahu kan bro maksud saya ini???
Ada lagi cerita dari raksasa Hiranyakasipu yang merupakan penjelmaan dari penjaga gerbang Vainkuthala (tempat Wisnu), tapi karena menganggap remeh yang datang (4 kumara) maka dikutuk menjalani kehidupan dengan mengambil peran sebagai musuh dari awatara, nah kenapa Wisnu (Krishna) tidak mampu melawan ‘kutukan’ dari 4 kumara tsb padahal 4 kumara tsb hanyalah anak dari Brahma???
kenapa tidak langsung membebaskan penjaga gerbang tsb (Jaya dan Vijaya) yang merupakan pelayan Tuhan????
Ada pelajaran yg harus kita ambil dari cerita ini,kita tdk boleh sombong/kurang hormat dan semena-mena thd orang lain,betapapun kecilnya orang tsb,disamping itu memang sudah kehendak dr Tuhan sendiri,karna kalau tdk begitu maka tdk ada “lila” Tuhan, dan kita tdk mendapat pencerahan. Kalau Tuhan mau pasti bisa.Apa sih yg tdk bisa dilakukan oleh Tuhan????
Isi Veda jika melihat secara menyeluruh adalah catur Veda samhita, aranyaka, brahmana, upanishad, purana dan itihasa, ini hanya yang utama (menurut saya), tujuan saya adalah mengetahui hakekat Tuhan (Brahman) agar saya mampu membersihkan debu yang menutupi cermin (atman).
Sedangkan apa yang saya baca dari yang bro kutip sebagai acuan bahwa Brahma, Wisnu, dan Siwa itu berbeda kurang kuat dan hanya sebagian kecil saja dari Veda (yang saya sebutkan diatas), jadi bagaimana sloka Veda yang lainnya???, apa bro ‘hanya’ mengakui sloka Veda yang sesuai dengan bro inginkan dan mengabaikan yang lainnya???
Ini bukan isi Veda bro…tapi bagian-bagian Veda ,karna yg sy maksud apa isi Veda Samhita,aranyaka,brahmana dst. Kalo gitu tujuan kita sama bro, yaitu untuk mengetahuai hakekat Tuhan. Dan Brahman itu baru satu aspek saja dr Tuhan,yg memiliki tiga aspek yaitu Brahman,Paramaatma dan Bhagavan.
Kalau saya simple aja kok bro, kalau dari satu atau dua bagian kecil Veda saja, saya sudah mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan YME yg meliputi tiga aspek Tuhan,saya rasa sudah cukup, lainnya untuk tambahan pengetahuan n wawasan aja. Karna itu saya tdk mengabaikan yg lain. Yang terpenting adalah sy mengikuti otoritas/para Mahajana yg diakui,Spt Brahmaji, Siwaji,Narada, Vyasa Dewa dll.
Yap percaya, karena Krishna sendiri mengatakan diriNya tidak berbeda dengan Agni, dll (see Bhagavad Gita 10.21 dan 23), ini berarti Beliau adalah sosok yang sama dengan Agni,
sebagai contoh begini,
di rumah pak SBY adalah kepala rumah tangga (bapak) trus jika dikantor kepresidenan maka pak SBY adalah kepala pemerintahan, jadi apa menurut bro pak SBY ini adalah 2 orang yang berbeda???
sama halnya juga dengan status dari bro Ngarayana, jika kemudian bro Ngarayana nanti menikah maka bagi keluarga barunya bro Ngara adalah kepala keluarga sedangkan jika pulang ke rumah orang tuanya maka akan menjadi seorang anak, apa disini bro akan ngotot bahwa bro Ngarayana adalah seorang kepala keluarga (dirumah ortu) dan bukannya seorang anak???, apa bro Ngarayana ini 2 orang???
Wah, yg ini sudah saya jawab dg gamblang,jelas pada coment2 saya di atas bro, silahkan dibaca dg teliti lagi !!!!
Sepertinya bro yang melupakan esensi dari keduanya, apa menurut bro air dalam gelas maupun di laut bukanlah air laut???
Secara kualitas sama2 air laut bro,tapi secara kuantitas tentu berbeda. Inilah yg terpenting, yg membedakan Tuhan dengan ciptaannya.
Memang kalau kita berdebat tentang siapa itu “TUHAN” dgn latar belakang kita masing2 ,maka tdk akan mendapatkan titik temu,karena itu jalani saja apa yg bro yakini dan saya menjalani apa yg saya yakini,tentunya berdasarkan kitab suci, otoritas2 yg diakui dan terpercaya. Agar apa yg kita percayai benar2 valid.
Suksme,Banggalah menjadi Hindu.
Om Swastyastu,
Bro Wawan,
Apa ini berarti ketika ‘moksa’ dengan menjadi pelayan Tuhan juga ada kemungkinan akan ‘jatuh’ lagi kedunia melalui punarbhawa bro???
Ini ada mantram yang saya kutip dari ‘samhita’ yang mungkin bisa sebagai bahan pembanding,
“yo bhutam cabhavyam ca sarvam yascadhitisthah,
svaryasya ca kevalam tasmai jyesthaya brahmane namah”
(Atharvaveda, X.8.1)
arti: Kami memuja Tuhan (Brahman), yang menjadikan segalanya yang ada dimasa lalu, kini dan yang akan datang, yang merupakan satu-satunya intisari kebahagiaan.
“Visvam deva savitar duritam parasuva,
yadbhadran tanna a suva”
(Yajurveda, XXX.3)
arti: Ya Tuhan Maha Pencipta, lindungilah kami dari segala kejahatan, anugrahkanlah segala kebajikan yang bermanfaat bagi kami.
“prajāpate na tvadetānyanyo viśvā jātāni pari tābabhūva,
yatkāmāste juhumastan no astu vayaṃ syāma patayorayīṇām”
(Rgveda, X.121.10)
arti: Ya Tuhan (Prajapati), pencipta alam semsta, tidak ada yang lain yang Maha Kuasa, mengendalikan seluruh ciptaan-Mu, kami persembahkan segal cita-cita kami kepada-Mu, anugrahkanlah karunia berupa segala kebajikan kepada kami.
“tad eva agnis tad adityas tad vayus tad u candramah,
tad eva sukram tad brahma ta’ apah sa prajapatih”
(Yajurveda, XXXII.1)
arti: Sesungguhnya Ia adalah Agni, Ia adalah Aditya, Ia adalah Vayu, Ia adalah Candrama, Ia adalah Sukra, Ia adalah Brahma, Ia adalah Apah, Ia yang esa itu adalah Prajapati.
“mayā so annamatti yo vipaśyati yaḥ prāṇiti ya īṃśṛṇotyuktam,
amantavo māṃ ta upa kṣiyanti śrudhiśruta śraddhivaṃ te vadāmi”
(Rgveda, X.125.4)
arti: Melalui kekuatan-Ku semua mahluk hidup, bernafas, ma, melihat, dan mendengar, walaupun mereka tidak melihat hal itu, mereka tinggal dalam cinta-Ku, Aku pada mereka, mereka didalam diri-Ku.
“brahma devan anu ksiyati brahma daivajnanir visah,
brahmedam anyat-naksatram brahma sat ksatram ucyate”
(Atharvaveda, X.2.23)
arti: Tuhan (Brahma) bersemayam dan berwujud sebagai para Dewa, Tuhan (Brahma) bersemayam pada media-media yang suci, Tuhan (Brahma) adalah abadi (tak terhancurkan) dan Dia adalah pelindung yang ulung.
“yad ekam jyotir bahuda vibhati”
(Atharvaveda, XIII.3.17)
arti: ada satu Tuhan Yang Maha Agung yang bercahaya, Dia bersinar dalam bentuk yang berbeda-beda.
‘Okelah klo begitu’ bro….. 🙂
senang diskusi dengan bro,
@Mbok Srid:
Mari sama-sama belajar mbok, saya juga maih cetek dalam hal beginian,
Suksma,
@ari_ bcak
Apa ini berarti ketika ‘moksa’ dengan menjadi pelayan Tuhan juga ada kemungkinan akan ‘jatuh’ lagi kedunia melalui punarbhawa bro?
>>Kalau sudah mencapai Moksa,roh tdk mungkin jatuh kedunia material ini,karna di moksa roh mendapatkan badan yg Sat=kekal,Cit = penuh pengetahuan dan Ananda = penuh kebahagiaan. Logikanya, karna roh itu sudah mendapatkan kebahagiaan tentunya dia tdk mau ke dunia material lg yg penuh dg penderitaan berupa,kelahiran,penyakit,usia tua dan kematian. Sama seperti kalau orang sudah merasakan sakitnya dipenjara pasti dia tdk mau lagi masuk penjara,kecuali orang tersebut bodoh dan tolol.
Saya jg senang bro…banggalah menjadi Hindu.
Om Swastyastu Bro Wawan
Bro wawan, di salah satu artikel di web ini disebutkan bahwa:
Pelayanan kepada Tuhan adalah dharma sang jiva sehingga ia disebut makhluk hidup (living entity), seperti halnya rasa manis adalah dharma suatu benda sehingga ia disebut gula. Atau rasa asin adalah dharma suatu benda sehingga ia disebut garam. Karena itu dikatakan,”Dasa bhuto harer eva nanyaisva kadacana. Jivera svarupa haya krsna nitya dasa (CC Madhya-Lila 20.108). Ekale isvara krsna ara saba bhrtya (CC Adi-Lila 5.142).
Sang jiva jatuh ke dunia fana karena salah menggunakan kebebasan kecil/sedikit yang ada padanya. Ia iccha, ingin menikmati sendiri tanpa bergantung kepada Tuhan. Ia dvesa, tidak suka melayani Tuhan di dunia rohani. Maka ia sarge yanti, di tempatkan di dunia material agar bisa (secara palsu) merealisir cita-citanya menikmati dan berbahagia sendiri (Bhagavad Gita 7.27, iccha dvesa samutthena dvandva mohena bharata … sarge yanti parantapa).
Ia na bhajante, tidak mau mengabdi kepada Tuhan dan avajananti, tidak senang kepada-Nya, dan ingin hidup terpisah dari-Nya. Maka sthanad bhrastah patanti adhah, ia jatuh dari kedudukannya sebagai pelayan Tuhan di dunia Rohani dan terus masuk ke dunia material (Bhagavata Purana 11.5.3).
Pertanyaan saya:
1. Menurut wawan apa hubungannya artikel di atas dengan konsep moksha yang wawan sampaikan?
2. kalau melayani Tuhan itu memberikan kebahagiaan yang abadi mengapa sampai atman ingin mendapatkan kebebasan terpisah dari Tuhan?
Suksema
@putra
1. Menurut wawan apa hubungannya artikel di atas dengan konsep moksha yang wawan sampaikan?
>>>silahkan bli putra baca dan pahami artikel n coment2 diatas,kemudian hubungkan,pasti ada hubungannya.
2. kalau melayani Tuhan itu memberikan kebahagiaan yang abadi mengapa sampai atman ingin mendapatkan kebebasan terpisah dari Tuhan?
>>>karena roh/atman ingin menyaingi Tuhan atau menjadi Tuhan.
untuk bli wawan,
adakah sastra yang menyatakan bahwa ada atman yang ingin menyaingi Tuhan atau menjadi Tuhan? bukankan atman itu adalah percikan terkecil dari Tuhan dan arti dari percikan terkecil adalah Tuhan itu sendiri. kok jadi aneh Tuhan ingin menjadi Tuhan??
Om Swastyastu Wawan
Menurut pendapat wawan : Kalau sudah mencapai Moksa,roh tdk mungkin jatuh kedunia material ini,karna di moksa roh mendapatkan badan yg Sat=kekal,Cit = penuh pengetahuan dan Ananda = penuh kebahagiaan. Logikanya, karna roh itu sudah mendapatkan kebahagiaan tentunya dia tdk mau ke dunia material lg yg penuh dg penderitaan berupa,kelahiran,penyakit,usia tua dan kematian.
Tapi disisi lain Wawan juga bilang roh itu akan jatuh ke dunia karena setelah menjadi pelayan Tuhan roh itu akan berusaha menyaingi Tuhan? Bukankah ini artinya menjadi pelayan Tuhan itu tidak akan memberikan kebahagiaan yang abadi sehingga sang roh berusaha menyaingi Tuhan?
Kalau saya boleh tahu pendapat wawan dasarnya apa, Veda atau logika?
Suksema
Om Swastiastu
Ikut nimbrung ya bli…
Kalau saya mendasarkan pada sloka Bhagavata Purana 11.5.3 yang berbunyi: “ya eṣāḿ puruṣaḿ sākṣād ātma-prabhavam īśvaram na bhajanty avajānanti sthānād bhraṣṭāḥ patanty adhaḥ” yang artinya kurang lebih ” Jika seseorang tidak mau mengabdikan diri kepada Tuhan (puruṣaḿ/īśvaram) dan ingin hidup terpisah dari Tuhan, maka dia akan segera jatuh ke dalam kehidupan material.
Saya belum menemukan sloka pendukung yang lainnya, tetapi dari pemahaman saya sementara mungkin Atman/Jiva yang jatuh dari tataran rohani tersebut adalah atman yang belum pernah turun ke dunia material dan setelah dia turun ke dunia material dan kembali mencapai alam rohani dia tidak mau lagi turun karena sudah merasakan bagaimana menderitanya kehidupan di alam ini dan dengan demikian dia kembali menjadi pelayan Tuhan yang kekal..
Suksma,-
@ngarayana
trims saudara ngara telah memfoting slokanya,karna kemaren tak cari2 dak ktemu abis inggris ku masih blepotan he..he..he..he
@ari & putra
pendapat saya jelas Veda(Bhagavatam purana) spt yg dikutip saudara Ngara,dan pelajaran2 dr para acarya,karna kemaren sy cari slokanya dak ketemu jadinya sy jawab sprti itu n maksudnya sama spt yg ditulis oleh saudars Ngara.Di alam rohani/moksa semua roh/atman menjadi pelayan Tuhan/melayani Tuhan.Kalau roh/atman itu berpikir kok Tuhan yg dilayani maka segera roh tsb “dilemparkan” kedunia material ini.Inilah yg sy maksud menyaingi/menjadi Tuhan.Memang roh/atman tsb yg blm pernah turun kedunia ini,sedangkan kalau roh tsb kembali lg kedunia rohani maka roh tsb tdk lg “dilemparkan” kedunia material ini,karna roh tsb tdk lg berpikir ingin menyaigi/menjadi Tuhan tetapi roh tsb ingin tetap menjadi pelayan Tuhan yg kekal.Karna dia sudah merasakan penderitaan di dunia material ini.Makanya tujuan agama Hindu untuk mencapai Moksa.
suksme
Om Swastyastu Ngara
Menurut pendapat Ngara bahwa Atman/Jiva yang jatuh dari tataran rohani adalah atman yang belum pernah turun ke dunia material dan setelah dia turun ke dunia material dan kembali mencapai alam rohani dia tidak mau lagi turun karena sudah merasakan bagaimana menderitanya kehidupan di alam ini dan dengan demikian dia kembali menjadi pelayan Tuhan yang kekal..
Berarti disana (Vaikuntha-Loka) masih ada Rwa Bhineda donk Ngara, masih ada seneng susah, masih ada sedih gembira?
Om Swastyastu Wawan
Menurut pendapat wawan apa yang menyebabkan sang roh ingin menyaingi Tuhan?
@putra
yg menyebabkan rasa ego/kebebasan kecil yg diberikan oleh Tuhan kepada sang roh.
Hehe… Ada-ada aja nih…
4 Putra
Vaikuntha Sac Cit Ananda
Om Swastyastu
@wawan
Kalau benar seperti pendapat wawan bahwa yang menyebabkan Atman itu menjadi lupa dan berusaha menyaingi Tuhan adalah ego (ahamkara) artinya level/tingkat kesadaran (Ketuhanan) Atman yang tinggal di Vaikuntha Loka dengan manusia sama donk karena yang menyebabkan manusia itu lupa akan hakekat dirinya adalah ahamkara juga. Selain itu apakah artinya di Vaikuntha Loka Atman juga sudah dipengaruhi oleh ahengkara (maya)?
Mohon petunjuknya bro.
@ Rama Ki Jay
Vaikuntha Sac Cit Ananda ====Bro Rama mau menjelaskan apa????? Bingung Saya.
Trm ksh
@wawan, dari mana anda tahu ada atman yang ego??? saya jadi bingung.. apakah posisi atman dan Tuhan itu terpisah/ masing2 adalah individu yang berbeda??? dan Tuhan perlu dilanyani (dialam Tuhan)? bukankah yang disebut pelayan Tuhan itu ada di dunia material? bagaimana ni bung?
Dear All
Sepertinya dalam Bhagavata Purana / Srimad Bhagavatam 3.15.16-23 terdapat penjelasan yang cukup jelas mengenai kondisi alam moksa/vaikunta. Dalam sloka tersebut dijelaskan bahwa di sana juga terdapat alam yang indah, dengan taman dan penduduknya yang cantik jelita dan juga tampan, tetapi tidak tertarik akan nafsu seksual karena sibuk dalam pelayanan suci kepada Tuhan.
Dari sloka ini menurut saya tidak ada ahamkara atau ego sebagaimana di alam material ini, tetapi terdapat kebebasan dalam hal pelayanan kepada Tuhan atau tidak..
Mari kita cermati sloka-sloka tentang moksa/vaikunta/alam rohani ini bersama-sama dan semoga memberikan manfaat buat kita semua..
Salam,-
Wahh saya menjadi semakin bingung nih.. konsep moksa yang saya ketahui adalah penyatuan atman dengan paramaatman.. tetapi yang disebutkan oleh bli ngarayana, (Bhagavata Purana / Srimad Bhagavatam 3.15.16-23) alam moksa adalah sebuah tempat yang indah dengan adanya penduduk? berarti moksa apakah sebuah dunia baru? berarti bukan menyatunya atman dengan paramaatman? berarti masih ada pemisahan donk antara atman dengan paramaatman?
Om Swastiastu
@ Ari;
Sebagaimana sudah sering saya kutip, Moksa tidak hanya penyatuan Atman dengan Brahman, tetapi terdapat banyak moksa. Coba perhatikan Srimad Bhagavatam (Bhagavata Purana) 3.29.13 yang berbunyi: “Seorang penyembah murni tidak ingin menerima moksa jenis apapun, Salokya-tinggal diplanet yang sama dengan Tuhan. Sarsti-samipya-sarupya atau ekatva, walaupun semua hal tersebut ditawarkan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa”
Jadi, jenis-jenis moksa adalah sebagai berikut;
– Salokya, tinggal diplanet yang sama dengan Tuhan
– Sarsti, menerima kemewahan sama dengan kemewahan Tuhan.
– Samipya, menjadi rekan pribadi Tuhan.
– Sarupya, mendapat ciri badan yang sama dengan Tuhan.
– Jivanmukti, menyatu dengan cahaya Brahman (Brahmajyoti)
Moksa yang bli Ari sampaikan adalah jenis Jivanmukti.
@ Putra
1. Tentunya di alam rohani yang di luar alam materi tidak terpengaruh unsur-unsur material termasuk panca mahabhuta dan panca tanmatra, purusa dan prakriti yang menjadi benih semua itu..
2. Dengan kesibukan Atman dalam pelayanan Bhakti apakah masih terpengaruh ego? Sebagaimana disebutkan Dalam Chaitanya Caritamrta bahwa Dharma tertinggi dari Atman adalah sebagai pelayan kekal Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki kebebasan bertindak: ”Dasa bhuto harer eva nanyaisva kadacana (Veda Smrti). Jivera svarupa haya krsna nitya dasa (CC Madhya-Lila 20.108). Ekale isvara krsna ara saba bhrtya (CC Adi-Lila 5.142)”. Karena itu baik di dunia rohani maupun di dunia material Tuhan selalu menyertai Atman. Di dunia material Atman disertai oleh Tuhan dalam aspek-Nya sebagai Paramatman sebagaimana dijelaskan dalam Bhagavad Gita 13.18, 13,28 dan juga 15.15. Dan baik di alam rohani dan jasmani Atman juga tetap memiliki kebebasan.. Apakah kebebasan ini ada karena pengaruh ahamkara, buddhi, manah dan sejenisnya? Tentu tidak kan? Tapi sudah merupakan Dharma (Karakteristik yang melekat) dalam setiap Ataman sebagaimana halnya Api dengan sifat panasnya. Es dengan sifat dinginnya dan air dengan sifat liquid-nya..
3. Tentu “keinginan” disini yang dimaksud bukanlah “manah” yang muncul akibat “Maya”, tetapi lebih kepada sifat asli (Dharma) yang melekat pada setiap jiva/atman.
4. Tentu keadaannya berbeda, kerena di vaikunta tidak terpengaruh “maya” dan bersifat sat-cit-ananda
Suksma
Om Swastyastu Ngara
Saya ada beberapa pertanyaan dari penjelasan Ngara tentang Sloka Srimad Bhagavatam 3.15.16-23:
1. Di alam Vaikunta terdapat alam yang indah, dengan taman dan penduduknya yang cantik jelita dan juga tampan: Apakah ini artinya bahwa disana masih terdapat pengaruh prakriti karena menurut saya alam yang indah dan penduduk yang tampan itu hanya bisa terwujud karena adanya unsur prakriti?
2. Atman di Vaikunta loka tidak tertarik akan nafsu seksual karena sibuk dalam pelayanan suci kepada Tuhan : menurut saya ini artinya disana masih ada pengaruh ego tetapi atman disana sudah dapat mengendalikannya.
3. Kalau pendapat saya yang nomor 2 itu salah (disana tidak ada pengaruh ego) pertanyaan selanjutnya adalah kenapa atman sampai punya keinginan untuk tidak melayani Tuhan dan apa yang menyebabkan keinginan itu?
4. kalau pendapat saya yang nomor 2 benar apakah kita bisa menyimpulkan bahwa keadaan di Vaikunta loka dengan di bumi ini sebenarnya sama saja (dari sisi tingkat spiritual/aspek ketuhanan)?
Suksema
ok.. thanks.. jadi saya cukup mengerti sekarang
kalau menurut saya moksa selain Jivanmukti adalah bukan merupakan moksa melainkan adalah alam sorga
Om Swastyastu Ngara
1. Untuk jawaban nomor 1 saya simpulkan bahwa di Vaikunta Loka masih terdapat unsur prakriti tapi tidak mempengaruhi atman.
2. Seandainya benar bahwa dharma (Karakteristik yang melekat)Atman adalah sebagai pelayan kekal Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki kebebasan bertindak seperti halnya Api dengan sifat panasnya, seharusnya tidak ada atman yang jatuh ke dunia ini karena kalau sebagai pelayan Tuhan itu adalah suatu karakter yang melekat pada Atman tentunya karakter itu tidak akan pernah bisa berubah seperti api dengan sifat panasnya tidak akan mungkin berubah menjadi api yang memiliki sifat dingin bukan?
3. Kalau di Vaikunta Loka kebahagiaannya abadi dan merupakan kebahagiaan yang tertinggi sebagai pelayan Tuhan mengapa ada Atman yang jadi lupa dan ingin menyaingi Tuhan (apa yang menyebabkan hal ini)?
Suksema
@putra & ari
maaf 4 hr ini dak sempat buka internet, lg sibuk ada acara,n ternyata udah ada diskusi dg sausara Ngarayana,sy coba nambahi mudah2an bisa menambah kebingungan kita he..he.he
@putra
Sepengetahuan yg saya pernah dengar dr pelajaran2 oleh para senior, di Vaikuntha atman tdk dipengaruhi oleh maya,walaupun atman dibungkus oleh budhi,manah dan ahamkara/ego tetapi karna sudah berada dalm lingkungan spiritual spenuhnya maka budhi,manah,ahamkara jg spiritual. Atman memiliki kebebasan yg sangat terbatas/kecil yg diberikan oleh TUhan,dan kewajiban atman di Vaikuntha loka adalah melayani Tuhan,tetapi Tuhan tdk memaksa agar atman melayani Beliau.Dg kebebasan kecil /terbatas yg dimiliki atman,kemudian atman berpikir mengapa Tuhan yg harus dilayani maka atman ditempatkan di dunia ini. Sedangkan di dunia ini atman dibelenggu oleh Tri Guna/maya dll. Tri guna,maya,ahamkara,ego entah apa lg sebutannya inilah yg menyebabkan kita lupa akan kewajiban utama kita di bumi ini untuk berbakti/melayani Tuhan. Setelah meninggal atman yg di bungkus oleh budhi,manah dan ahamkara/ego (badan halus) ini menyertai atman ke sorga/neraka atau moksa. Kalo atman mencapai moksa,badan halus ini sepenuhnya spiritual karna di dunia rohani pengaruh tri guna tdk ada tetapi atman tetap memiliki kebebasan yg kecil/terbatas ,kemudian atman yg sudah pernah tinggal di dunia material yg penuh dg penderitaan ini menyadari bahwa kewajibannya adalah melayani Tuhan karna itu dia akan melakukan sepenuhnya. (Yg turun kedunia ini adalh atman yg belum pernah kedunia ini sedangkan kalo atman kembali lg ke dunia rohani maka atman tdk lg turun kedunia ini)
”Orang yang mengenal sifat rohani kelahiran dan kegiatan-Ku tidak dilahirkan lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggal-Ku yang kekal, wahai Arjuna”.(Gita 4.9)
”Dari planet tertinggi di dunia material sampai dengan planet yang paling rendah, semuanya tempat-tempat kesengsaraan, tempat kelahiran dan kematian dialami berulang kali. Tetapi orang yang mencapai tempat tinggal-Ku tidak akan pernah dilahirkan lagi, wahai putera Kunti”.(Gita 8.16)
@ari
Atman terbungkus oleh badaan kasar dan badan halus,dan salah satu unsur badan halus adalah ahamkara/ego,jd wajar kalo atman itu ego karna memang atman di bugkus oleh ego ini.Jd sayalah yg bingung kepada anda,bung ari,masak ini dak taau???
Wah saya lebih bingung lg bung ari ,apa bung ari pikir antara atman dan tuhan itu sama???tolong dijelaskan kalo sama. Kalo bung ari berpikir di alam Tuhan,Tuhan tdk perlu dilayani, dan pelayanan hanya ada di dunia material ini ,terus menurut bung ari kalo atman sudah mencapai moksa apa yg dilakukan/ngapaain atman disana,tolong bung ari jelaskan biar saya dak bingung he..he..he????
Ini tambahan yg bisa saya berikan mudah2an tdk tambah bingung n dp di mengerti.suksme
Om Swastyastu all,
bro Wawan, saya ikutan lagi karena dari postingan bro yang ini (January 25, 2010 at 2:36 PM) membauat saya bingung lagi karena saya lagi-lagi melihat ketidak konsistenan dalam hal ini,
bro Wawan menyebutkan, “….dan kewajiban atman di Vaikuntha loka adalah melayani Tuhan,tetapi Tuhan tdk memaksa agar atman melayani Beliau…..”, tapi ketika menjawab pertanyaan saya yang lalu tentang raksasa Hiranyakasipu, bro menyebutkan bahwa itu akibat dari sombong (January 15, 2010 at 10:10 PM), lha sombongnya dimana karena sang penjaga dari gerbang Vaikuntha-loka adalah pelayan Tuhan dimana ketika 4 Kumara ingin bertemu dengan Wisnu maka dikatakan oleh penjaga gerbang tsb bahwa Wisnu sedang “istirahat” jadi yang sombongnya dimana???, bukankah ini adalah tugas dari penjaga gerbang sebagai pelayan Tuhan???
Dan lagi jika mengacu pada Gita 8.16 yang bro sebutkan sudah seharusnya penjaga gerbang Vaikuntha-loka juga tidak pernah dilahirkan lagi, trus kenapa sampai penjaga gerbang tsb lahir kedunia dan menjadi musuh dari awatara Wisnu sendiri???
Jadi makna cerita tsb apa???
jangan-jangan Hitler-pun bisa merupakan “pelayan” Tuhan karena jika mengacu pada cerita dari Hiranyakasipu, Rahwana, raja Bali, dll, maka itu sepertinya lebih merupakan sebuah “skenario” Tuhan (Brahman), karena orang yang terlahir dikatakan jahat-pun adalah seorang pelayan Tuhan sebelumnya dan turun kedunia “akibat” melakukan tugasnya sebagai pelayan Tuhan…… 🙂
Saya tertarik bertanya kepada bro Wawan, jika bro nanti memiliki tujuan sebagai pelayan Tuhan yang mana, karena seperti cerita yang saya sebutkan bahwa menjadi pelayan Tuhan (penjaga gerbang Vaikuntha-loka) juga ada kemungkikan turun kedunia lagi, sedangkan jawaban bro pada January 19, 2010 at 10:26 PM, menyebutkan bahwa atman tidak mungkin turun kedunia material lagi, jadi apa cerita tentang Hiranyakasipu ini hanya hoax saja???
Suksma,
@wawan
Wah.. bagaimana ini bung wawan, saya kan bertanya apakah atman yang sudah masuk dalam alam rohani/moksa apakah masih punya ego? dan kenapa antara atman dengan tuhan terpisah? ini yang aneh.. bukankah kalau sudah moksa artinya sudah menyatu dengan tuhan? kok saya perhatikan bung wawan ini bolak balik saja. untuk atman dengan tuhan ya udah jelas sama donk bunk… kan udah jelas atman adalah percikan terkecil dari paramaatman?? masa saya mesti jelaskan panjang lebar… (lagian saya sama sekali ga pernah baca sloka)
trus pertanyaan bunk wawan atman ngapain aja kalau udah moksa.. kok tanyanya ke saya..(bukan kapasitas saya untuk bisa menjelaskan hal seperti ini – karena saya belum pernah moksa)
@ari_bcak
Mengenai Hiranyakasipu ceritanya panjang,sy ceritakan sedikit,suatu hari Catur Kumara(putra dewa Brahma) ingin bertemu dg penguasa Vaikuntha loka Narayana,gerbang Vaikuntha di jaga oleh Jaya dan Wijaya,Catur Kumara ingin masuk tp dihadang oleh Jaya dan Wijaya,terjadilah perdebatan yg seru,keduanya beragumen dan mempertahankan pendapatnya.Satu melarang masuk satu ingin masuk.Jaya dan Wijaya tdk tahu bahwa catur kumara ini adalah penyembah murni sri Narayana,singkatnya Catur Kumara mengutuk Jaya dan Wijaya untuk dilahirkan di bumi ini berulang kali,setelah itu Narayana keluar dan melihat kejadian itu,Jaya dan Wijaya setelah tahu siapa Catur Kumara minta maaf/ampun tapi kutukannya tdk bisa di cabut.Jaya n Wijaya jg minta pd Narayana agar kutukannya di cabut,tp Narayana tdk mencabut kutukan itu(bukan berarti tdk bisa)disinilah pelajarannya,renungkan sendiri ya??,kemudian Narayana memberikan dua pilihan kepada Jaya dan Wijaya,pertama lahir kedunia ini delapan kali sebagai Brahmana atau lahir empat kali sebagai raksasa,Jaya n Wijaya memilih empat kali lahir menjadi Raksasa,pertama sebagai Hiranyaksa dan Hiranyakasipu,kedua Rahwana n Kumbakarna,ketiga Duryudana dan Sisupala,keempat Jagai dan Madai(kalo salh tlg dibenarkan abis udah lupa). Disamping itu peristiwa ini jg keinginan dr Sri Narayana sendiri untuk melakukan “lila” di bumi ini.
@ari
bisa dibaca pd coment2 diatas dulu.suksme
Diskusi yg menarik. (bli putra,ari,wawan, ngarayana)
menambah wawasan saya dan lewat diskusi ini ada pelajaran yg perlu saya petik. bro ngara bisa g di kupas ttng ” filsafat Acintya Abedabeda Tattwa”
saya kira filsafat ini berpengaruh besar ttng analogi2 ketuhanan yg digunakan bli-bli diatas (ttng air laut,status seseorang,dll)
kedua mohon di bahas ttng “kebebasan kecil dari sang atma”
dasar ini adalah penyebab dari kondisi kita di alam material. maaf banyak request.
semoga kita semua tercerahkan.
Bro Wawan,
Jawaban bro tidak menyentuh substansi dari pertanyaan saya,…. 🙂
saya ambil sesi pendalaman yach bro,
1. Kenapa setelah menjadi pelayan Tuhan di Vaikuntha-loka masih juga bisa “turun” ke dunia material padahal sebelumnya bro mengatakan bahwa setelah mencapai “tempat” Tuhan (moksha?) maka sat cit ananda (January 19, 2010 at 10:26 PM)???
2. Kenapa yang dipilih menjadi “dasar” lila dari Tuhan adalah pelayanNya sendiri, padahal banyak pilihan yang lain???
3. Apa ini merupakan skenario dari Tuhan karena Tuhan adalah Maha Tau jadi kedatangan dari 4 Kumara untuk menemui Beliau juga pasti akan diketahui trus kenapa sampai terlambat “hadir” sehingga sampai telah terjadi perdebatan yang kemudian menyebabkan keluarnya kutukan dari para Kumara???
dan juga apa (cerita) ini mengindikasikan bahwa ketika moksha sebagai pelayan Tuhan di alam yang sama dengan Tuhan (Vaikuntha-loka) juga masih ada kemungkinan lahir kembali di dunaia material jika mengacu pada cerita ini???
Suksma,
@bro ari-_bcak
1. Kenapa setelah menjadi pelayan Tuhan di Vaikuntha-loka masih juga bisa “turun” ke dunia material padahal sebelumnya bro mengatakan bahwa setelah mencapai “tempat” Tuhan (moksha?) maka sat cit ananda (January 19, 2010 at 10:26 PM)???
>>>>>begini bro,atman yg telah mencapai moksa maka tdk lg turun kedunia ini (sesuai dg sloka yg saya kutip pd coment2 diatas karna sudah mendapat badan yg sat cit ananda).Tetapi ada pengecualian dan ini memang Tuhan sendiri yg menghendaki,ada roh2 tertentu yg turun dr Vaikunyhaloka yg diberi tugas khusus oleh Tuhan untuk menyadarkan umat manusia akan kewajibannya yg kekal sbg pelayan Tuhan,dan mengajak seluruh umat manusia untuk dapat pulang kembali kepd Tuhan dg pengetahuan2 rohani. Maka turunlah roh2 suci dan agung,spt Vyasa dewa,Narada muni,Maharaj Prtu ,Sankaracarya,Madvacarya,Ramanujacarya dll. Kita memang tdk bisa melihat apa itu roh suci/bukan karna memang kita tdk punya kemampuan untuk melihat itu. Yg jelas kalau orang tsb selama hidupnya mengajarkan kpd semua orang siapa itu TUhan,apa kewajiban kita,bagaiman cara kita bisa pulang kembali kepd Tuhan dll,ini adalah “salah satu” cirri roh tsb berasal dr Vaikunthaloka.Srila Prabhupada mengatakan bahwa Guru kerohanian Beliau ,Bhaktisidanta Saraswati adalh roh yg berasal dari Vaikunthaloka,tentunya beliau sudah melihat secara rohani.
Jadi setiap atman yg telah mencapai Vaikunthaloka tdk lg turun kedunia ini,tapi ada pengecualian bagi roh2 khusus yg turun dg tujuan mengajarkan pengetahuan rohani yg tentunyan atas kehendak Tuhan dan jg untuk membantu “lila” Beliau.
2. Kenapa yang dipilih menjadi “dasar” lila dari Tuhan adalah pelayanNya sendiri, padahal banyak pilihan yang lain???
>>>>Memang Tuhan memiliki banyak pelayan (termasuk kita semua adalah pelayan Tuhan) dan Tuhan pasti memilih pelayannya sendiri yg “berkualifikasi lebih” untuk menjadi “teman” lila Beliau di dunia ini.Jd Tuhan tdk mungkin memilih yg lain yg bukan pelayan Beliau. Banyak pilihan lain yg mana bro maksudkan???
suksme
pak mau nanya…apa konsep hindu tentang…
1. manusia pertama?
2. agama dari bangsa2 selain india?
3. bagaimana seorang yang masih bergelimang dosa dan mati pada saat kiamat, apakah akah kembali menjalani kehidupan selanjutnya (reinkarnasi)?
4. apa kelemahan agama hindu?
maaf saya sangat awam dengan ajaran agama ikut nimbrung pada diskusi yang sangat menarik dan bermutu ini.
setahu saya atman dengan brahman adalah satu zat. jadi dalam hal ini tidak ada yang melayani dan dilayani setelah atman dan brahman menyatu (moksa).
kalau boleh saya analogikan proses penyatuan ini seperti air lautan (brahman) dan percikan airnya(atman).
jika percikan airnya mengenai debu(alam material)air itu akan berubah menjadi lumpur, sehingga air yang sudah diselimuti lumpur itu tidak akan bisa menyatu dengan air lautan(brahman). tapi jika percikan air itu bisa lepas dari belenggu lumpur, maka air itu akan bisa kembali mengalir dan menyatu dengan air lautan. dan setelah menyatu dengan air lautan, tentunya kita tidak dapat mengetahui lagi dimana air bekas lumpur tadi dengan air lautan. karena zat yang ada dalam air laut dan percikan air laut adalah sama, jadi tidak ada jarak yang memisahkan keduanya, sehingga yang terlihat hanyalah air laut.
nah yang menjadi diskusi disini adalah kenapa air laut harus memercikan airnya sehingga mengenai debu????
itu karena air laut juga ditiupkan oleh angin(kekuatan tapa brahman)yang menyebabkan adanya ombak(energi) dan dari ombak (energi) inilah akan memercikan air menuju debu sehingga terbentuklah lumpur. lumpur yang diakibatkan oleh percikan air itu akan mampu menghidupi mahluk. jadi mahluk hidup semua bersumber dari percikan air itu, sehingga mau tidak mau mahluk hidup harus meyakini, menyembah, memuja, air sebagai sumber kehidupannya.
mungkin inilah tujuan tuhan menciptakan dunia beserta isinya adalah agar ada yang menyembah-NYA, dan untuk mengembalikan percikan-percikan air(atman) menjadi bersih kembali menyatu ke lautan(brahman).
Semoga saya tidak salah dan tidak merusak diskusi yang sudah sangat baik ini
Klo salah mohon maaf
……………………peace………………………….
@ anak manusia
wah pertanyaan anda yang ini ternyata anda copas ke banyak artikel ya? yang sabar dunk bro.. mari kita bahas dalam satu artikel dan pelan-pelan.
Jawaban dari pertanyaan anda ini dan di comment ini juga ada di artikel “Muhammad, Islam dan Bhakti Yoga” pada posting anda tertanggal February 14, 2010 at 12:19 AM
@ Nak polos
Konsep moksa tidak semata-mata penyatuan.. tetapi sebagaimana disebutkan dalam Bhagavata Purana 3.29.13 dikatakan: sālokya-sārṣṭi-sāmīpya-sārūpyaikatvam apy uta dīyamānaḿ na gṛhṇanti vinā mat-sevanaḿ janāḥ, Seorang penyembah murni tidak ingin menerima moksa jenis apapun, Salokya, Sarsti,samipya, sarupya atau ekatva, walaupun semua hal tersebut ditawarkan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi, jenis-jenis moksa adalah sebagai berikut;
– Salokya, tinggal diplanet yang sama dengan Tuhan
– Sarsti, menerima kemewahan sama dengan kemewahan Tuhan.
– Samipya, menjadi rekan pribadi Tuhan.
– Sarupya, mendapat ciri badan yang sama dengan Tuhan.
– Jivanmukti (ekatva), menyatu dengan cahaya Brahman (Brahmajyoti)
Yang anda pahami berdasarkan pada Sveta Svatara Upanisad baru konsep Jivanmukti (ekatva).
Salam,-
entahlah
Seperti mengerti, tetapi tidak mengerti. Yang nyata tidak mudah dimengerti, jika ada yang mengerti pun penjelasannya tidak bisa dimengerti. Seolah tersingkap tapi sesungguhnya dia tertutup rapat. Apa yang tertulis, tidak demikian terbaca. Apa yang terbaca, pun tidak demikian terpahami.
Dan semua benar, sebatas pikiran kita….
Harusnya ada yang mengerti apa makna ‘aji wera’.
……
kalo mencari kebanaran jangan kita selelu bicara kita mau kesana ke sini dong , semua yang kita lakukan selama masih melanjutkan lakon itu udah ada yang nyatet walaupun si A menjabarkan ini si B bisa menjabarkan itu , itu bukan ukuran unutk kita menjadi yang udah tau itu masih langkah awal blm masuk ke….,
kenapa kita ga dulu bertanya kepada diri kita ini dulu , kalo kita mau kesustu tujuan sudahkah kita tahu apa itu tujuan kita, trs udahkah kita bawa sesuatu yang akan dipakai setelah sampe tujuan itu, nah yang repot lagi apakah yang kita bawa untuk menacapai tujuan tadi kita sudah tahu ????
cobalah kita belajar yang paling sederhana saja ???
ingat kalo sibuk mikirin pala tapi karma nya ga pernah dipikirkan hasilnya apakah ituuu?????/
gr2 surga ini bnyak nyawa yg tak berdosa mlayang bhkn nyawa sndri jd taruhan utk dpatkan 72 bidadari. sungguh sgt mngherankan nafsu sex yg demikian kuat dbwa2 smpe ke alam surga
menurut org islam bl mati nanti stelah mengalami PROSES:
MATI/KIAMAT—> DIBANGKITKAN DARI KUBUR—->DIADILI/DI TIMBANG AMAL BAIK BURUK DGN TIMBANGAN AMAL BERNAMA MIZAN—->SURGA ATAU NERAKA.
Tujuan terahirnya adalah 1 dpt surga atau neraka.
Saya: tntunya ada prtyaan dari saya
Misalkan seluruh perbuatan baik dan buruk kita adalah 100%,maka:
a. Jika perbuatan baik kita 50%, PRBUATAN BURUK 50%. Kita akan masuk mna SURGA ATAU NERAKA
b. Jika prbuatan baik kita 51% tntu kita akan masuk surga. Trus prbuatan buruk kita apakah tdk di balas, kan kasihan orang yg pernah di jahati.
c. Bila prbuatan buruk kita 51% tntu akan masuk neraka, trus apakh prbuatan baik kita yg 49% tdk dibalas. mending kita brbuat buruk 100% aja kalo gitu.
catatan : Ingat orang islam tujuannya hnya 1, masuk surga abadi atau neraka abadi.
Konsep HINDU ttg NERAKA & SURGA
Sebrpa besar atau seberapa kecil prbuatan baik/buruk ttap akan dpt balasan.jadi org Hindu bisa ada di surga dan neraka.Contohnya :
– Para Pandawa(kcuali Yudistira) pernah ada di neraka(sbntar) karena mereka memang prnh berbuat dosa kemudian mnuju ke surga krna Pandawa memang bnyak berbuat baik
– Para Kaurawa prnh ada di surga(sbntar) karena mereka prnh brbuat kbaikan, trus mnuju ke neraka dgn wktu yg lama krena mereka mmg bnyak berbuat buruk.
Ralat :
Point b.Jika perbuatan baik kita 51% tntu kita akan masuk surga. Trus prbuatan buruk kita yg 49% apakah tdk dibalas, kan kasihan orang yg pernah dijahati
@ LIMBAH KALIYUGA
Jawabannya gampang bli, “POKOE ALLAH WIS NGOMONG KONO, KOE RA SAH NGERTI”. he..he..
@ nak bagus
ya sich mungkin gampang di depan, tp ruwet & bermasalah di blakang.
Mirip anak kecil diiming-imingi permen.
Ada 1 kisah ttg tetangga sblah saya:
namanya Mas Kampret ( Entah ini nm asli atau cuma pangglan, dia penjual bakso).
Suatu hari mas Kampret di datangi seseorang yang katanya bisa menggandakan uang, mas Kampret tertarik. Lalu ia mau bekerja sama sm org tersebut.mas Kampret mau bertanya sama org yg bisa menggandakan uang tsb bgmna caranya kok uangnya akan bisa berlipat ganda, tp oleh teman mas Kampret(Bangkol) ia dicegat. Katanya gak usah bertanyalah yg penting uang bisa berlipat ganda jgn cerewet. Pendek kata mas Kampret Manut2 diserahkanlah uang 5 jt. Mas Kampret disuruh nunggu slma 1 minggu. SABAR SABAR DAN TUNGGU tp org tersebut gk nongol2 lg WALHASIL Mas Kampret sering pusing & stress.
Yah bgitulah kira2 Prinsip POKOKNYA PERCAYA SAJA JGN BERTANYA MACAM2, JGN KRITIS, POKOKNYA PERCAYA SAJA TITIK
1. Saya dan Pacar Saya
Lain mas Kampret lain juga kisah saya. dulu wktu saya ABG masa2nya puber n runyam saya pernah pcran sama orang Suku sasak(lombok) tntunya Islam.
terjdlah percakapan sbb:
Pcr saya(ps); kita dh lumyn lm pcrn ntr misalnya jodoh nich, siapa yg pindah agama?
Saya(sy): kamu sih kan kamu yg prempuan
ps: gak bisa mending kamu kan enak masuk surga lho
sy ; emeng di agama saya gak ada surga apa
ps: tp sakit kan kalau Hindu mati di bakar
sy : ya sudah bsok2 kalau kamu mati gak usah dikubur dan dibakar. kalau dikubur juga sakit dimakan ulat, panas ujan, di semen kan sakit jg, ato gini aja bsok2 kalau kamu mati taruh di kamar aja yg ada AC, TV,Karaoke, trus tiap hari di pesenin makanan Kentucky Friedchicken biar gak lapar.
ps : Tapi kalau islam gmpang dapat surga
sy : Kok bisa
ps : karena saya sudah bisa bikin org Hindu masuk Islam
sy : ya itu kamu dpt surga, trus saya
ps : Kamu juga dpt surga di surga dpt 17 bidadari ( dia blg 17 pdhl di kitabnya ada 72) hehe.
sy : wah banyak banget, saya pasti kewalahan. Apa gak kena spilis
ps : gak lah namanya surga bidadari itu murni2 gak pnyakitan.
sy : tapi saya banyak dosa
ps : itulah enaknya jd Islam
sy : Apa perbuatan buruk atau baiknya perbuatan gak menentukan
ps : yang penting masuk islam
sy : Kalau begitu saya bunuh aja kamu, kamu segera dapat surga. saya juga akan dapat surga
ps : Kita putus…………?????????
sy : Hehe……..
2. Saya dan Pak Tuan Guru Haji( Mungkin sejenis Kiai Haji)
Suatu hari saya baca koran yg ada kolom mimbar agamanya. seingat saya dulu ada penanya yg menguraikan makanan halal&haram tnntu yg disebut pastilah pertama2 daging babi.
saya terpancing dan bertanya lewat SMS(krn No.Tuan Guru tsb dicantumkan)
Saya(sy): Pak Haji sy adalah seseorang mualaf yg baru masuk islam. saya mau bertanya knpa daging babi itu haram?
Tuan Guru Haji(TGH) : Allah Maha Besar kaarena tlah menyadarkan orang yg tersesat.daging haram karena : babi itu kotor, rakus, malas.
sy : wah kalau gitu banyak binatang yang kotor cthnya ayam, karena ayam itu malah sering saya lihat makan tahi ponakan saya yg lagi beol, ayam juga rakus dikasi segitu eh malah masuk lagi ke dapur selain mengobrak abrik beras pecahin gelas, ayam juga malas karena gak mau bantu bapak saya membajak di sawah.
TGH : tapi itu tercantum di Al Qur’an sedang ayam tidak, maka orang islam diharamkan pelihara, beternak,jual beli, memegang apalagi dimakan.
sy : kalau ada yang megang gimana?
TGH : bagian tubuhnya yang menyentuh badan babi mesti di gosok dgn tanah 3x gosok lalu dibersihkan dgn air bersih.
sy : ya itu disentuh, nich ada temen saya Islam gak sengaja makan dgging babi apa mulutnya bagian dalam, prut bagian dalam perlu juga digosok dgn tanah????
TGH : Maaf forum kita disini tidak cocok kalau lebih jelas silahkan bisa datang kerumah saya……..
sy : hehe……..(emang penjelasan yg gampang gak bisa ya dijelaskan Via SMS, malah ngundang kerumah mending ngundang kerumah nyuruh makan. Paling2 sya dah disiapkan pedang)
Begitulah teman2 ada pertanyaan KRITIS YANG MEMANG GAK PERLU DITANYA, DIBAHAS, DIKAJI. POKOKNYA PERCAYA.TITIK
osa…….
osa….kanda ngara….saya salut dengan kanda…masih muda tapi dah banyak tentang veda, beda dengan sy yang jauh disebrang lautan sangat kering tentang veda, tapi stelah sy mnemukan situs kanda ngara luar biasa banyak ilmu yg sy dapt tentang hindu yg sebenarnya. krn slama ini tyang ditanya teman yg non tentang hindu sy slalu menjawab nak…mulo keto?……beli ngara….tyang mw nanya….klw seandainya suatu saat nanti dunia akn kiamat / pralaya…..sprti yg kt ktahui bahwa kita hidp di dunia ini beraneka ragam ada islam,kristen,Hindu bahkan ada mungkin yg tdk beragama pertanyaan sy adalah:
1. pengadilan agama yg mana yg mesti digunakan oleh tuhan kt dah meninggal smua?
2. trus gmana donk dengn mereka yg tdk beragama?hrus kmana mreka?
sangat menyedihkan melihat bagaimana saudara2 sebangsa dan setanah air terprovokasi oleh website ini
@Bro Dewa Nyoman Sul-Sel
Mungkin anda sama spt saya dl… dimana tidak memahami hindu. Mungkin di otak anda telah terkontaminasi dg ajaran2 abramik, dimana kita berada di bumi karena Tuhan mau ngetes atman/roh kita. Jadi kita dibumi u/ jalani test.
Sedangkan di hindu, kita berada di bumi karena atma kita mau berexpresi ke Tuhan dg alam material. Jadi kemauan/keinginan kita sendiri yg jatuh ke alam material. Akan dlm alam material terdapat rule/aturan main, shg kita terikat dan terlebih2 akan susah melepaskan ikatan trsbut.
Ya gambarannya spt gini…. ada sebuah permaian komedi putar (klo gak salah namanya). permainan tersebut masih bergerak, kemudian ada anak lihat dan terjadi percakapan:
Anak: Bu, saya mau naik itu?
Ibu: OK, ati2 ya… klo naik pelan2, dan klo turun ya pelan2…sebab permainan itu jalan terus lho…entah kapan petugasnya memberhentikan.
Anak: Beres bu…..aq berjanji cuma 2 kali putaran saja kok.
Akhirnya anak itu masuk ke permainan itu… Putaran I, anak itu masih tersenyum dan melambaikan tangan ke ibunya. Putaran II, anak mulai sibuk mencari boneka kuda yg bagus menurut dia. Putaran III, Putaran IV, …karena keasikan …akhirnya anak itu lupa…. terkadang ingat mau berhenti, tp ada faktor lain yg membuat ragu u/ keluar. Padahal anak itu ya terkadang bosan juga, karena terkadang bisa lihat ibunya, terkadang, g sama sekali. Akhirnya nangis deh…
Dari contoh diatas, klo anak tersebut tidak lupa/konsisten…maka ketika mau putaran ke dua, tentu dia kan bersiap2 u/ keluar. Tp karena ia (entah lupa, takut, atau apa), shg ia makin susah keluar dari permainan itu. Kalau dah begitu, pikiran u/ tersenyum dan melambaikan tangan ke ibunya, ya sulit u/dilakukan. dan akhirnya klo tidak berusaha terus… ya terus berputar terus.
Sehingga dr gambar itu, jelas…Tujuan Hindu adalah u/ melepaskan peputaran karmapala dan purnabawa. Jadi bkn u/ diadili… emang salah apa kita? kok diadili…lg pl turunnya kita ke alam material adalah kemauan kita sendiri kok, dimana tujuan awalnya mau berexpresi ke Tuhan dg alam material.
Pertanyaan ke-2. trus gmana donk dengn mereka yg tdk beragama?hrus kmana mreka?…. Ya mereka harus keluar, klo g mau keluar, Bgm? ya mereka mau g mau ikut dlm perputaran itu. Terus klo bumi hancur, bgm? Tuhan akan merebuilt alam baru lg, Jadi deh kembali ke setya yuga…
Oh ya….1 tambahan lg, sadar maupun g sadar, ketika atman masih berkecipung perputaran itu…maka pada hakekatnya Tuhan masih menganggap itu adalah sebuah expresi dari sang atman untuk diriNya.
Jadi sekali lg, Tidak ada ruang u/ bebas tidak berexpresi/mengabdi ke Tuhan. Shg tinggal 2 pilihan saja: Apa atman itu mau berexpresi/mengabdi ke Tuhan di alam material? Atau, Apa atman itu mau berexpresi/mengabdi ke Tuhan di alam moksa (yg bebas dr ikatan karmapala/purnabawa)? Itu saja kok…
buat semuanya salam damai,
Kata siapa tujuan islam hanya surga & neraka?
Kalian hanya membaca kulitnya saja, tidak lebih seperti anak SD yang belajar pelajaran seorang Mahasiswa.
Jika hanya berdebat saling mengunggulkan apa yang dipegang (sementara tidak tahu hakikat yang sebenarnya dari yang kalian pegang) sama saja seperti debat anak SD membahas pelajaran di perguruan tinggi.
Yang ngaku agama Islam, apakah kalian juga sudah paham betul tentang isi Al Qur’an?
Apakah kalian akan tetap berdebat sampai mati & akhirnya Tuhan sendiri yang menjelaskan perbedaan & perselisihan diantara kalian seperti yang dijelaskan didalam Qur’an? Itu sama saja kalian ingkar & percaya terhadap Qur’an.
Sedangkan jelas-jelas didalam Qur’an sendiri menyebutkan bahwa tempat kembali orang-orang shaleh hanyalah kepada-NYA, kepada Tuhan. Bukan surga & neraka tujuan kita menyembah Tuhan.
Surga & Neraka yg ada didalam Qur’an adalah ciptaan Tuhan untuk dimasuki oleh hamba-NYA yang beramal sholeh.
Tidak mungkin ajaran-ajaran yang meng-AGUNGkan Tuhan saling bertentangan.
Bukankah semua agama mengajarkan kebaikan & bagaimana cara kita kembali kepada TUHAN???
Bukan kembali ke Neraka atau Surga.
kalau tidak percaya silahkan kalian buka Qur’an bagi yg beragama islam.
Abimanyu says:
bahwa tempat kembali orang-orang shaleh hanyalah kepada-NYA, kepada Tuhan. Bukan surga & neraka tujuan kita menyembah Tuhan.
Surga & Neraka yg ada didalam Qur’an adalah ciptaan Tuhan untuk dimasuki oleh hamba-NYA yang beramal sholeh.
Trus tujuan sbnarnya kemana?????????
Trus bila org Islam yg saleh bs mnyatu sm Tuhan-nya, trus apa nama tmpat tiggal Tuhannya ini
@ Ceng Blong salam kenal & salam damai,
Tempat tinggal Tuhan adalah Arsy’
Salam knal jg.
Buknnya Arsy slma ini diartikan sbg Kursi ato singgasana allah dan cm allah sj yg bs mnmpti.
Hindu jg mngnl Surga dan nraka, cm bukn itu trminal trkhr itu cm prsingghn smntra tujuan trkhr adlh agr moksa brtmu dan tnggal dgn Tuhan di alam Tuhan, yaitu di Vaikunta
jaka said :sangat menyedihkan melihat bagaimana saudara2 sebangsa dan setanah air terprovokasi oleh website ini
—————————————————————–
Justru andalah yang sedang memprovokasi.kita berdiskusi secara open minded.memahami perbedaan satu sama lainnya. pasti anda non hindu yang malas membaca keseluruhan tulisan ini bukan? Saya tidak lelah lho kalau membaca artikel n blog2 agama lain sehingga mengerti apa yang ada dalam agama tersebut sehingga bisa jadi lebih bangga dengan Hindu yang saya miliki. Bukan kelemahan dan kekurangan yang saya cari dengan membaca dan mengerti beragam kepercayaan dan agama, tapi yang saya cari adalah esensi pengetahuannya. Mencari tahu dan mencari kebenaran.
“Vasudhaiva Kutumbakam” (Semua makhluk hidup bersaudara)
@Abimanyu,
Yang jelas dan konsekwen bro, tujuan mempelajari agama islam itu apa ?, anda bilang kembali kepada allah maksudnya apa ?
jangan ada usaha mengaburkan makna kata kembali, karena maknanya luas. Di hindu kalau tujuannya adalah kembali kepada tuhan yang berarti kembali bersatunya Atman dengan Brahman, karena atman itu asalnya brahman, “brahman atman aikyam”
Mudah mudahan anda tidak mewarisi budaya bangsa arab sekarang yang sudah mengaburkan masa lalunya.
bro, kalo memang ada tujuannya please info kekita, sertakan literaturnya.
bawa selalu keceriaan dalam hidup
peacefull & Cheers . . .
@Ceng Blong & Grehista Sastra,
Satu yang saya yakini dari Quran adalah :
Betul Arsy adalah kursi atau singgasana Allah SWT.
Lalu, tujuan islam adalah kembali kepada-NYA. Bukan surga & neraka. Karena surga & neraka hanyalah tempat singgah seperti saat ini.
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un = Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”
Kalimat “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”, di dlm islam dianjurkan untuk dibaca setiap kita mendapat musibah.
Tidak ada yang abadi kecuali Tuhan. Karena beda bahasa, maka Tuhan itu namanya beda-beda & banyak tetapi hakikatnya DIA tetap satu.
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.”
(QS. Al Qashash : 88)
saya bangga dan salut dengan adanya web yang dibuat oleh sdr. ngarayana, sebagai tempat diskusi dan menambah wawasan tentang filsafat wedanta, yang jelas tujuan kelahiran kita didunia maya/ alam material ini adalah untuk kembali kepada Brahman/Tuhan Yang Maha Esa, dan tentunya dalam proses untuk kembali ini banyak mendapat rintangan karena kuatnya pengaruh maya/energi external Tuhan,apa yang kita sering pikirkan itulah kita, kalau kita sering mimikirkan tuhan dan berjalan dijalanNya, selubung maya ego/ahamkara yang melapisi jiwa kita sedikit demi sedikit akan terkikis dan tercerahkan dan apabila dalam reinkarnasi berikutnya roh kita yang sudah tercerahkan tsb terus memikirkan tuhan dan menjalani hidup dijalan tuhan pasti penyatuan itu akan terjadi, Morsartam jagadhita ya ca iti Dharma dan brahman atman aikyam, manungaling kaulo lawan Gusti.
Dalam islam ada tataran setiap manusia yang harus dilalui untuk menuju atau kembali kepada-NYA.
Syariat, Tariqat, Hakikat & Ma’rifat lalu menuju kepada Insan Kamil (kurang lebihnya Manusia Sempurna), bahkan untuk menuju Insan kamil dari pos Ma’rifat itu sendiri masih panjang jalannya.
Berjalan dari tingkatan manapun sebenarnya kita sedang dalam menuju kepada-NYA, hanya ketika seseorang sudah sampai kepada tataran Ma’rifat dia akan dengan mudah memahami isi, ajaran & perintah serta larangan yang diajarkan didalam Syariat.
Ketika seseorang menjalankan Syariat, sebenarnya diapun sedang menuju kepada Tuhan.
Hanya terkadang sebagian orang tidak sadar bahwa perjalanan masih sangat panjang.
Saya tidak menyalahkan siapapun dalam hal ini, hanya saja jika seseorang lebih fokus terhadap dirinya sendiri (buang rasa ego & menganggap dirinya yang paling benar) untuk menuju Tuhan, maka akan hilang dengan sendirinya kesibukan-kesibukan kita mencari-cari kesalahan orang lain atau agama lain.
Ya emang surga itu berasal dari bhs Sansekerta, gak ada dlm bhs Arab.
dipakai dalam bhs Indonesia, karena bhs ini gak punya kosa kata yg cukup untuk menterjemahkan kata “jannah”
BTW, intinya apa ?
mau masuk ke jannah atau ke naar ?
bukan ke jannah ato ke naar tapi ke Vaikunthaloka sis ardhani !!!?
@G_Surya
whereverlah bro
yg jelas para penterjemah Al Quran terjemahan bahasa Indonesia boleh saja mencomot kata sorga yg merupakan kata comotan juga dari swargaloka hindu, ketika menterjemahkan kata arab jannah, firdaus, adn, naim, dll. Karena bhs indonesia kehabisan kota kata yg dapat digunakan untuk menterjemahkan istilah2 Al Quran itu.
tetapi artinya beda sama sekali dengan makna sorga dalam Hindu
jika Hindu menyakini surga mereka adalah suatu tempat yg masih ada di dunia material dan akan musnah dikala hari kiamat kubra (pralaya), maka “surga” yg dimaksud penterjemah Al Quran bhs indonesia adalah tempat yg hanya ada di alam akherat, yaitu alam yg baru ada setelah berakhirnya kiamat kubra (pralaya), bersifat kekal / abadi, bukan sementara, dan tidak akan hancur.
jadi pemahamannya berbeda jauh atau bisa jadi berbeda 180 derajat.
maka itu kalo ada orang Islam ngomong tentang surga mereka, maka ikutilah konteks dan terminologi mereka,
jangan dipaksa untuk dibelokkan ke konteks dan terminologi anda sendiri.
jadinya gak nyambung
salam.
@g_surya
sorry, ralat dikit yg saya maksud biar gak ditafsirkan secara keliru :
alam akherat bukan maknanya alam itu baru ada setelah berakhirnya kiamat kubra / pralaya alam material.
alam akheratnya sendiri sudah ada sejak adanya penciptaan
tetapi alam akherat baru bisa dimasuki seluruh manusia setelah penghancuran alam material
artinya :
penduduk swargaloka hindupun setelah pralaya alam material mereka usai, akan mendapati alam akhirat, dan merekapun mau gak mau akan menemukan hanya ada dua pilihan tempat tinggal di alam itu, tidak ada yg lain , yaitu jannah dan naar.
namun sayang orang tidak bisa memilih seenak udelnya di alam ini, tetapi amal perbuatan dan rahmat Tuhanlah yg akan menentukan tempat kediaman mereka.
apakah anda tidak percaya ?
boleh saja, silahkan dicoba dengan cara2 dibawah ini :
1) beriman pada Tuhan dan berbuat kebaikan didunia, anda akan mendapatkan jannah
2) tidak perlu beriman pada Tuhan dan / atau berbuat kejelekan sebanyak2nya, anda akan menemukan naar.
silahkan dicoba dua rumus patent dari Islam ini.
kalau anda tidak percaya eksistensi dan keabadian jannah dan naar Islam ini, saya sarankan anda mencoba cara nomer dua.
buktikan apakah dengan cara yg nomer dua itu, anda bisa memasuki jannah, yg artinya anda sukses menjungkir balikkan kebenaran Islam.
selamat mencoba
salam.
Salam mbak, saya ikutan dikit….. 🙂
tanya mbak;
1. jannah dan naar itu termasuk alam akhirat yach mbak???
2. jika jawaban no. 1 adalah ya, maka kenapa dalam peristiwa Isra dan Miraj nabi Muhammad ketemu dengan nabi terdahulu???
malah nabi Musa yang menyarankan untuk menanyakan ‘diskon’ buat waktu sholat???
apa para nabi ini bukan manusia jika mengacu pada yang saya bold???
bagaimana klo pertanyannya yang no. 2 saya ganti bagian belakangnya menjadi;
2. tidak perlu beriman pada Tuhan dan / atau berbuat baik sebanyak-banyaknya, tempat mana yang akan diberikan oleh Tuhan mbak???
ato mungkin juga perlu diperjelas makna kata “beriman pada Tuhan” ini biar tidak rancu, nah menurut pengertian mbak bagaimana pengertian kata yang saya beri tanda petik tsb???
Salam,
@Ari_bcak :
tanya mbak;
1. jannah dan naar itu termasuk alam akhirat yach mbak???
2. jika jawaban no. 1 adalah ya, maka kenapa dalam peristiwa Isra dan Miraj nabi Muhammad ketemu dengan nabi terdahulu???
malah nabi Musa yang menyarankan untuk menanyakan ‘diskon’ buat waktu sholat???
apa para nabi ini bukan manusia jika mengacu pada yang saya bold???
****** Ardhani :
Perhatikan tulisan saya yg saya quote kembali ini,
“alam akheratnya sendiri sudah ada sejak adanya penciptaan
tetapi alam akherat BARU BISA DIMASUKI SELURUH MANUSIA setelah penghancuran alam material”
Kuncinya adalah SELURUH MANUSIA, bukan SEBAGIAN MANUSIA
Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.
===== Ari_bcak :
bagaimana klo pertanyannya yang no. 2 saya ganti bagian belakangnya menjadi;
2. tidak perlu beriman pada Tuhan dan / atau berbuat baik sebanyak-banyaknya, tempat mana yang akan diberikan oleh Tuhan mbak???
ato mungkin juga perlu diperjelas makna kata “beriman pada Tuhan” ini biar tidak rancu, nah menurut pengertian mbak bagaimana pengertian kata yang saya beri tanda petik tsb???
******** Ardhani :
Mungkin maksud anda :
“tidak perlu beriman pada Tuhan tapi berbuat baik sebanyak2nya”
Begitukah ?
Kalo benar seperti itu, saya mau Tanya pada anda :
Anda berbuat baik sebanyak2 nya itu dilandasi niat / motivasi perbuatan untuk siapa ?
untuk keridhaan makhluk ?
atau untuk keridhaan Tuhan ?
kalo niatnya untuk makhluk, maka harapkan balasannya dari makhluk juga, yaitu balasan yg dapat anda terima di alam material duniawi, berupa pujian, nama baik, harta benda, jabatan, kedudukan, status social, penghormatan, piagam penghargaan, persahabatan, kekeluargaan, dll yg semua datangnya dari makhluk.
Jika semua itu sudah anda petik hasilnya di alam duniawi / material,
Maka ketika di alam akherat nanti, yg penguasanya adalah Tuhan, apakah anda masih mempunyai muka untuk membanggakan keberhasilan duniawi anda kepadaNya atas segala perbuatan baik anda yg tidak satupun anda lakukan demi mencari keridhaan Tuhan, yg malah beliau sendiri anda anggap nggak penting ?
Lalu minta penghargaan Tuhan atas perbuatan2 yg anda lakukan bukan untuk Tuhan ?
Luar biasa ngawurnya kan orang macam ini ?
Paling2 Tuhan hanya bertanya pada anda : “Ente siape ?”
Anda sendiri dengan bingung juga paling2 akan bertanya : “Lha ente juga siape ?”
Tuhan : “Oh, jadi ente gak kenal Ane ? kalo gitu ngapain ente kemari ?”
Anda : “Ane mau laporan prestasi kerja ane ketika hidup didunia, sukses luar biasa, dahsyat”
Tuhan : “Ente melakukan itu buat siape ?”
Anda : “Buat umat manusie lah”
Tuhan : “Bukan buat Ane ?”
Anda : “Emang ente siape ?”
Tuhan : “Oh Gitu ye ? trus ente udah dapat balasan dari para manusia gak atas prestasi ente ?”
Anda : “Udeh”
Tuhan : “Trus ngapain ente ke sini ?”
Anda : “Gak tahu.”
Tuhan : “Ente punya buku tabungan yg mesti Ane bayar ?“
Anda : “Lhah ? Emang ente siape ? Bankir ? ane merasa gak pernah kenal dan gak punya urusan sama ente ?”
Tuhan : “Trus Mau ente kesini, apaaaaaa ?”
Anda : “Lhah ? ane juga gak tahu kenapa ane disini ?”
Tuhan : “Udah, ente keluar deh dari JANNAH ane ! Ane juga gak ada urusan sama ente ! Sono cepet keluar, yg antri masih banyak tuh !”
Kalo sudah di usir dari jannah itu, kira2 tempatnya mau kemana ya ?
Gak ada tempat lain, kecuali NAAR
Welcome to Hell
SALAM
@ardhni
ha3jtx, udah pernah ketemu Tuhan ya??darimana anda tahu kalau mreka pzti ke naar/neraka??itu capan allahmu toh??apa allahmu ga sakit jiwa ga?? Ha3x..peace..kq egois bnget Tuhan elo??
Apa mreka (para atheis) yg dlm hdupnya selalu menolong,berdrma,dlm kmatiannya tdak pantas ke surga hanya krena tidak memuja Tuhan?? Apa orang Hindu,Budha,para yogi de el el yg selalu taat khusuk berdoa trhdap Tuhannya masing2 yg notabene bkn allah islam dan mreka semua KAFIR tidak pntas untk mendptkan tempat yg layak dari Tuhan??
Apakah orang2 sekaliber Mahatma Gandhi,Bunda Teresa,Einstein dll hanya mendapatkan naar/neraka hanya karena mereka KAFIR??
Tdak sudi sya menymbh Tuhan yg sakit jiwa bgtu ckckck
to_ ardhani
sebenarnya sis, kl menurut saya terjemahan jannah menjadi surga dalam bhs indonesia g sepenuhnya salah kok. kita lihat dan bandingkan sama2 ya:
1.jannah = alam setelah kematian(walau tepatnya setelah alam barzah/setelah kiamat)
penuh dengan kenikmatan seksual (72 bidadari u/ tiap laki2 dan selalu perawan)laki2 muda dan tampan(u/ perempuan dan ketampanan laki2 yg akan mnjdi suami slm d surga setara dgn yusuf)
penuh dengan harta benda dunia(istana emas dan permata, pohon dn gunung dari emas dst)
bebas minum khamr dan dijamin tidak akan mabuk
intinya jannah adalah tempat dimna kenikmatan dunia setinggi-tingginya karena merupakan hadiah/balasan atas keimanan dan amal sholeh selama hidup.
2. swargaloka = tempat kenikmatan material
dikisahkan disana dipenuhi dengan bidadari2 cantik juga
penuh dengan makanan enak2,sungai susu dan air berkilau bagai permata
umur panjang dan tubuh yang perkasa.
ada minuman dari soma (kurang lbh minuman keras juga)
dll.
jadi mbak terjemahan nya saya rasa sudah benar, perbedaannya hanyalah dalam hindu swargaloka itu sementara sifatnya sedangkan alam jannah itu katanya orang muslim sih abadi(bener gaknya wallahualam bisawab)
kalau vaikhuntaloka itu tempat dimana sepenuhnya kebahagiaan berada karena kita berada dekat dengan sumber kebahagiaan yaitu Tuhan itu sendiri. saat kita berada dekat dgn sumber kebahagiaan, tentunya kita gak perlu benda2 material penyebab kbhagiaan semu kan?? maaf, disebut semu karna kl sudah hbs [[cth makanan atau maaf seks]] kebahagian/kenikmatannya hilang.
bagi saya lucu aja mbak, di dunia berusaha hidup junub eh tujuannya ternyata harta berlimpah,minuman keras,dan bidadari di sorga.
om namah siwaya !!?
Mbak ardhani
ketemu lagi mbak. gemana puasanya ? semoga tidak ada yang batal ?
koment ardhani
Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.
koment
mbak mau tanya?
tertarik apa yang diampaikan mbak?
ruh yang dimaksud diatas yang mempunyai katagori seperti apa yang bisa seperti itu mbak..apakah semua manusia lainya bisa seperti itu ?
kedepanya apakah ada ruh yang seperti itu yang akan ada lagi atau tidak? apakah ada disampaikan dalamkitab suci mbak ?
makasi ya mbak.
@Ardhani:
Kuncinya adalah SELURUH MANUSIA, bukan SEBAGIAN MANUSIA
Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.
—-> jadi maksud dari Qur’an [22:7] dan [23:16] tidak termasuk didalamnya adalah para nabi dan rasul???
dan juga Qur’an [30:56] tidak berlaku pada para nabi dan rasul???
serta Qur’an [40:51] yang tidak perlunya para rasul untuk ditolong oleh “Kami”???
mohon dijelaskan mbak…. 🙂
====================================
Anda berbuat baik sebanyak2 nya itu dilandasi niat / motivasi perbuatan untuk siapa ?
untuk keridhaan makhluk ?
atau untuk keridhaan Tuhan ?
kalo niatnya untuk makhluk, maka harapkan balasannya dari makhluk juga, yaitu balasan yg dapat anda terima di alam material duniawi, berupa pujian, nama baik, harta benda, jabatan, kedudukan, status social, penghormatan, piagam penghargaan, persahabatan, kekeluargaan, dll yg semua datangnya dari makhluk.
——> pamrih sekali mbak, trus dimana kata “ikhlas” itu???
apa Tuhan dalam hal ini tidak ikhlas dalam menciptakan manusia itu sendiri sehingga maunya Tuhan agar semuanya apa yang dibuat oleh manusia agar buat Beliau aja??? 😀
===============================
Maka ketika di alam akherat nanti, yg penguasanya adalah Tuhan, apakah anda masih mempunyai muka untuk membanggakan keberhasilan duniawi anda kepadaNya atas segala perbuatan baik anda yg tidak satupun anda lakukan demi mencari keridhaan Tuhan, yg malah beliau sendiri anda anggap nggak penting ?
——>Emang waktu di duniawi yang punya kuasa siapa mbak, kok bilangnya ketika di alam akherat nanti???
bukankah di alam duniawi ini yang punya kuasa juga Tuhan ato menurut mbak ada yang laen yang punya kuasa???
jika berbuat baik itu apa tidak perlu dibanggakan yach mbak, trus juga jika ingin mencari keridhaan Tuhan itu dengan apa??
apa dengan melakukan perintahNya itu merupakan mencari keridhaan Tuhan???
jika iya, apa dalam perintah Tuhan itu tidak ada yang menyatakan tentang berbuat baik tuk sesama manusia???
jika ada, trus bukankah orang yang walaupun tidak mengenal Tuhan juga secara tidak langsung sedang mencari keridhaan Tuhan???
========================
Lalu minta penghargaan Tuhan atas perbuatan2 yg anda lakukan bukan untuk Tuhan ?
Luar biasa ngawurnya kan orang macam ini ?
———->apa setiap perkerjaan harus memiliki motivasi???
bukankah ini yang namanya tidak ikhlas???
apa Tuhan memang suka sama orang yang tidak ikhlas semacam ini atau memang Tuhan sedang mencari seorang “penjilat”??? 😀
============================
Paling2 Tuhan hanya bertanya pada anda : “Ente siape ?”
Anda sendiri dengan bingung juga paling2 akan bertanya : “Lha ente juga siape ?”
Tuhan : “Oh, jadi ente gak kenal Ane ? kalo gitu ngapain ente kemari ?”
Anda : “Ane mau laporan prestasi kerja ane ketika hidup didunia, sukses luar biasa, dahsyat”
Tuhan : “Ente melakukan itu buat siape ?”
Anda : “Buat umat manusie lah”
Tuhan : “Bukan buat Ane ?”
Anda : “Emang ente siape ?”
Tuhan : “Oh Gitu ye ? trus ente udah dapat balasan dari para manusia gak atas prestasi ente ?”
Anda : “Udeh”
Tuhan : “Trus ngapain ente ke sini ?”
Anda : “Gak tahu.”
Tuhan : “Ente punya buku tabungan yg mesti Ane bayar ?“
Anda : “Lhah ? Emang ente siape ? Bankir ? ane merasa gak pernah kenal dan gak punya urusan sama ente ?”
Tuhan : “Trus Mau ente kesini, apaaaaaa ?”
Anda : “Lhah ? ane juga gak tahu kenapa ane disini ?”
Tuhan : “Udah, ente keluar deh dari JANNAH ane ! Ane juga gak ada urusan sama ente ! Sono cepet keluar, yg antri masih banyak tuh !”
Kalo sudah di usir dari jannah itu, kira2 tempatnya mau kemana ya ?
Gak ada tempat lain, kecuali NAAR
Welcome to Hell
——–>Jadi tempat Tuhan hanya di Jannah aja mbak sedangkan di Naar tidak ataupun di alam duniawi???
sesuai penjelasan mbak diatas maka jika tidak kenal Tuhan maka tempatnya di Naar dan bahkan alam duniawi juga diberikan hak yang sama untuk hidup bagi yang tidak kenal Tuhan, nah apa kuasa Tuhan hanya di Jannah aja??? karena disana tempat bagi yang kenal ama Tuhan…. 😀
Salam,
@ardhani,menurut anda:
alam akherat bukan maknanya alam itu baru ada setelah berakhirnya kiamat kubra / pralaya alam material.
alam akheratnya sendiri sudah ada sejak adanya penciptaan
tetapi alam akherat baru bisa dimasuki seluruh manusia setelah penghancuran alam material.
Pertanyaan saya,satu aja dulu:
kalo alam akherat baru bisa dimasuki setelah penghancuran alam material,gimana untuk orang2 yg telah meninggal jauh sebelum penghancuran alam materil, kemana dia pergi dan apa yg dilakukannya sambil menunggu penghancuran alam materil.Yg enak kan bagi mereka yg meninggal dan esoknya terjadi penghancuran alam materil dia bisa masuk alam akherat n dak perlu nunggu lama2.
@Ajunk
ha3jtx, udah pernah ketemu Tuhan ya??darimana anda tahu kalau mreka pzti ke naar/neraka??itu capan allahmu toh??apa allahmu ga sakit jiwa ga?? Ha3x..peace..kq egois bnget Tuhan elo??
Apa mreka (para atheis) yg dlm hdupnya selalu menolong,berdrma,dlm kmatiannya tdak pantas ke surga hanya krena tidak memuja Tuhan?? Apa orang Hindu,Budha,para yogi de el el yg selalu taat khusuk berdoa trhdap Tuhannya masing2 yg notabene bkn allah islam dan mreka semua KAFIR tidak pntas untk mendptkan tempat yg layak dari Tuhan??
Apakah orang2 sekaliber Mahatma Gandhi,Bunda Teresa,Einstein dll hanya mendapatkan naar/neraka hanya karena mereka KAFIR??
Tdak sudi sya menymbh Tuhan yg sakit jiwa bgtu ckckck
**** Ardhani :
Apa Tuhan memperbolehkan manusia gak menyembah / beriman padaNya, tanpa Dia mengambil sanksi atau tindakan tegas pada orang itu ????
Monggo dijawab dulu
SALAM
@ g_surya :
sebenarnya sis, kl menurut saya terjemahan jannah menjadi surga dalam bhs indonesia g sepenuhnya salah kok. kita lihat dan bandingkan sama2 ya:
1.jannah = alam setelah kematian(walau tepatnya setelah alam barzah/setelah kiamat)
penuh dengan kenikmatan seksual (72 bidadari u/ tiap laki2 dan selalu perawan)laki2 muda dan tampan(u/ perempuan dan ketampanan laki2 yg akan mnjdi suami slm d surga setara dgn yusuf)
penuh dengan harta benda dunia(istana emas dan permata, pohon dn gunung dari emas dst)
bebas minum khamr dan dijamin tidak akan mabuk
intinya jannah adalah tempat dimna kenikmatan dunia setinggi-tingginya karena merupakan hadiah/balasan atas keimanan dan amal sholeh selama hidup.
2. swargaloka = tempat kenikmatan material
dikisahkan disana dipenuhi dengan bidadari2 cantik juga
penuh dengan makanan enak2,sungai susu dan air berkilau bagai permata
umur panjang dan tubuh yang perkasa.
ada minuman dari soma (kurang lbh minuman keras juga)
dll.
jadi mbak terjemahan nya saya rasa sudah benar, perbedaannya hanyalah dalam hindu swargaloka itu sementara sifatnya sedangkan alam jannah itu katanya orang muslim sih abadi(bener gaknya wallahualam bisawab)
******* Ardhani :
Ya, sekilas memang kelihatan sama,
sama2 penuh kenikmatan dan kemewahan.
Bedanya adalah dlm Islam kekal abadi (itu info dari Allah, dan Allah bukan pembohong), dalam Hindu tidak kekal.
Maka bisa dipastikan surga Islam tidak sama dengan surga Hindu.
Bila tujuan Hindu adalah kekekalan, maka bisa dipastikan surga Islam adalah jawaban dari pencarian Hindu.
Atau setidaknya, dari sifatnya, surga Islam dan vaikhuntaloka, itu dua tempat yg berbeda letak dan peruntukkannya, namun dalam alam kekekalan yg sama.
======= g_surya :
kalau vaikhuntaloka itu tempat dimana sepenuhnya kebahagiaan berada karena kita berada dekat dengan sumber kebahagiaan yaitu Tuhan itu sendiri. saat kita berada dekat dgn sumber kebahagiaan, tentunya kita gak perlu benda2 material penyebab kbhagiaan semu kan?? maaf, disebut semu karna kl sudah hbs [[cth makanan atau maaf seks]] kebahagian/kenikmatannya hilang.
bagi saya lucu aja mbak, di dunia berusaha hidup junub eh tujuannya ternyata harta berlimpah,minuman keras,dan bidadari di sorga.
om namah siwaya !!?
***** Ardhani :
Itu yg saya tanyakan kepada orang Hindu disini, tetapi tidak pernah mendapat tanggapan.
Kalo vaikhuntaloka itu adalah tempat yg sepenuhnya kebahagiaan tanpa benda2 material penyebab kebahagian semu seperti kata anda, maka kebahagian seperti apa yg dimaksud seperti itu ??
Dapatkah orang membayangkan rasa bahagianya ?
Seenak apa bahagianya ?
Jenis2 bahagia apa yg ada padanya ?
Dapatkan anda memberi gambaran dan penjelasan sehingga menarik gairah orang awam untuk menuju vaikhuntaloka itu ??
Apakah seperti kebahagian orang yg sedang nge-fly ketika mengkonsumsi sabu-sabu ??
Tapi sorry, saya gak tahu apa nikmatnya sabu2 / narkoba lain, miras, rokok dll.
Karena saya tidak pernah sekalipun mencoba barang2 haram itu.
Monggo dijawab
SALAM
@Bagus :
====== Bagus :
koment
mbak mau tanya?
tertarik apa yang diampaikan mbak?
ruh yang dimaksud diatas yang mempunyai katagori seperti apa yang bisa seperti itu mbak..apakah semua manusia lainya bisa seperti itu ?
kedepanya apakah ada ruh yang seperti itu yang akan ada lagi atau tidak? apakah ada disampaikan dalamkitab suci mbak ?
makasi ya mbak.
****** Ardhani :
Setiap orang yg mampu mensucikan hati dan jiwanya dari kekotoran dosa2, insya Allah dengan IjinNya ruh mereka akan mampu berinteraksi dengan alam lain, baik ketika mereka masih hidup didunia atau sudah meninggal dunia, karena pada dasarnya ruh manusia itu hidup dan tidak mati.
Orang2 seperti itu selalu ada disetiap waktu.
Para Sufi sering dipakai sebagai contoh.
Salam
@ ari_bcak :
—-> jadi maksud dari Qur’an [22:7] dan [23:16] tidak termasuk didalamnya adalah para nabi dan rasul???
dan juga Qur’an [30:56] tidak berlaku pada para nabi dan rasul???
serta Qur’an [40:51] yang tidak perlunya para rasul untuk ditolong oleh “Kami”???
mohon dijelaskan mbak….
****** Ardhani :
Ruh mau pelesir kemana2 itu gak perlu bawa jasad
Ayat2 yg anda sebutkan itu termasuk ruh para nabi dan rasul yg tinggal di alam barzah menunggu hari kebangkitan.
Semua manusia (termasuk nabi dan rasul) akan dibangkitkan (dipertemukan kembali ruh dengan jasadnya) secara serentak di hari kebangkitan.
Tapi sebelum hari kebangkitan itu, ruh2 yg suci bisa bersilahturami dengan ruh2 yg lain dengan Ijin Allah.
Karena itulah, Nabi Muhammad SAW bisa bertemu dengan nabi2 lain di bumi (ketika beliau jadi imam sholat jamaah ruh nabi2 terdahulu di masjidil aqsa) dan dilangit pada peristiwa isra mikraj
=========== Ari_bcak :
pamrih sekali mbak, trus dimana kata “ikhlas” itu???
apa Tuhan dalam hal ini tidak ikhlas dalam menciptakan manusia itu sendiri sehingga maunya Tuhan agar semuanya apa yang dibuat oleh manusia agar buat Beliau aja???
******** Ardhani :
Kata IKHLAS itu maknanya hanya mengharap balasan dari Tuhan, bukan dari makhluk.
Lawan katanya adalah RIYA, yaitu mengharap balasan dari makhluk, apapun bentuknya.
Karena itu dalam Islam segala amal kebaikan harus didasarkan pada keikhlasan.
Orang yg tidak beriman, sejatinya tidak ada keikhlasan dalam perbuatan mereka, karena perbuatan mereka didasari oleh Riya, untuk makhluk bukan untuk Tuhan.
*
Tuhan menciptakan manusia agar mereka tunduk padaNya.
Tuhan tidak menciptakan manusia agar mereka menentang padaNya.
Apa Tuhan anda tersenyum senang ketika manusia tidak berbakti padaNya ?
Kalo iya, maka senangkanlah Tuhan anda dengan ramai2 menentangNya !
Semakin anda2 menentang, maka Tuhan anda akan semakin tersenyum lebar, bisa jadi nanti malah terbahak2
Kalo Tuhan sudah senang, pasti anda kan mendapat hadiah !
*
Tuhan membuat aturan hidup bagi manusia, agar kehidupan umat manusia berjalan benar sesuai keinginan Tuhan..
Aturan itu gak akan berjalan, jika manusia tidak beriman pada Tuhan.
Aturan gak jalan, kehidupan akan rusak.
Jadi iman itu adalah pondasi dasar, untuk kelangsungan kehidupan manusia sendiri di dunia sesuai dengan aturan Tuhan.
Maka, kalo ada orang mampu berbuat baik tapi tidak mengakui Tuhan, artinya kebaikannya tidak terarah sebagaimana yg dikehendaki Tuhan dalam aturanNya.
Contoh :
– orang baik tapi atheis dan bukan gay, berjuang tanpa pamrih untuk membela hak2 kaum gay dan lesbian, sebagai HAM untuk bebas membuat pilihan2 dalam kehidupan seksual mereka, dan memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan pengakuan legal bagi status pernikahan sejenis mereka.
Perjuangan mereka dari sisi kemanusiaan bagus.
Tapi dari sisi aturan Tuhan (agama), apa diperbolehkan kehidupan homoseksual ? tentu tidak.
Seperti itulah amal kebaikan orang2 seperti itu sering melantur, karena standart baik buruk mereka tidak sama dengan standart baik buruk yg dipegang orang beragama yg beriman pada Tuhan, karena mereka merasa tidak perlu beriman pada Tuhan, apalagi pada aturan2Nya
Apa yg mereka anggap pebuatan baik, belum tentu baik dalam standart Tuhan.
Ibarat orang berlayar, mereka berlayar tanpa punya kompas, jadi arahnya gak jelas.
=========== Ari_bcak :
——>Emang waktu di duniawi yang punya kuasa siapa mbak, kok bilangnya ketika di alam akherat nanti???
bukankah di alam duniawi ini yang punya kuasa juga Tuhan ato menurut mbak ada yang laen yang punya kuasa???
****** Ardhani :
Emang kehidupan dunia ini penguasanya juga Tuhan.
Tapi penguasaan Tuhan itu sering gak kelihatan, tertutupi oleh penguasa2 lain yg tampak di depan mata.
Contoh :
Jika ditanya siapa penguasa di Indonesia, akan sangat banyak yg menjawab “SBY” dibandingkan yg menjawab “Tuhan”
Itu gak sepenuhnya salah, namanya kesadaran lokal.
Di akkherat, yg namanya kesadaran seperti itu tidak ada lagi.
Penguasa hanya satu, Tuhan, gak dialingi oleh pribadi2 lain selain Dia.
Itu maksud saya.
====== Ari_bcak :
jika berbuat baik itu apa tidak perlu dibanggakan yach mbak, trus juga jika ingin mencari keridhaan Tuhan itu dengan apa??
apa dengan melakukan perintahNya itu merupakan mencari keridhaan Tuhan???
jika iya, apa dalam perintah Tuhan itu tidak ada yang menyatakan tentang berbuat baik tuk sesama manusia???
jika ada, trus bukankah orang yang walaupun tidak mengenal Tuhan juga secara tidak langsung sedang mencari keridhaan Tuhan???
****** Ardhani :
Tidak, perbuatan mereka tidak mencari keridhaan Tuhan, mereka mencari keridhaan makhluk.
Anda pikir logic saja, apakah mereka butuh mencari keridhaan Tuhan sementara mereka tidak mau mengakui Tuhan ?
========== Ari_bcak :
———->apa setiap perkerjaan harus memiliki motivasi???
bukankah ini yang namanya tidak ikhlas???
apa Tuhan memang suka sama orang yang tidak ikhlas semacam ini atau memang Tuhan sedang mencari seorang “penjilat”???
****** ardhani :
Tidak ada perbuatan yg tidak didorong oleh motivasi !
Tanpa motivasi benda akan cenderung diam tidak bergerak.
*
Harap gunakan kata “ikhlas” dengan pengertian yg benar !
Kata Ikhlas digunakan hanya dalam hubungan dengan Tuhan.
Ayat2 Al Quran ini :
1) Katakanlah : “Dialah Allah Yang Maha Esa,
2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.
3) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
4) Dan tidak ada sesuatupun yg setara dengan Dia.”
Dinamakan Surah Al IKHLAS, karena sepenuhnya menegaskan kemurnian ke-esa-an Allah.
Jadi tidak ada “Ikhlas” untuk yg selain Tuhan.
Anda jangan terjebak pada pemakaian kata yg anda tidak tahu maknanya.
Kalo ada orang bilang : “Saya IKHLAS menolongnya” ,
itu maknanya :
saya menolongnya tidak mengharapkan balasan, imbalan ataupun ucapan terima kasih apa2 dari orang yg saya tolong, tetapi semua yg saya lakukan itu semata saya lakukan untuk mematuhi perintah Tuhan untuk menolong sesama, dan biarlah Tuhan sendiri yg akan memberi balasan atas apa yg saya kerjakan itu.
============= Ari_bcak :
——–>Jadi tempat Tuhan hanya di Jannah aja mbak sedangkan di Naar tidak ataupun di alam duniawi???
sesuai penjelasan mbak diatas maka jika tidak kenal Tuhan maka tempatnya di Naar dan bahkan alam duniawi juga diberikan hak yang sama untuk hidup bagi yang tidak kenal Tuhan, nah apa kuasa Tuhan hanya di Jannah aja??? karena disana tempat bagi yang kenal ama Tuhan….
******* Ardhani :
Tuhan itu bersemayam di Arsy , di singgasana Nya.
Jannah itu Rahmat Nya
Naar itu Murka Nya
Dunia itu ciptaan Nya
Orang yg kenal Tuhan (beriman) di Rahmati Nya,
Orang yg tidak kenal Tuhan (kafir) di Murkai Nya.
Di Dunia maupun di akherat, Rahmat dan Murka Tuhan bisa ditemui.
SALAM
@Wiro 121
Pertanyaan saya,satu aja dulu:
kalo alam akherat baru bisa dimasuki setelah penghancuran alam material,gimana untuk orang2 yg telah meninggal jauh sebelum penghancuran alam materil, kemana dia pergi dan apa yg dilakukannya sambil menunggu penghancuran alam materil.Yg enak kan bagi mereka yg meninggal dan esoknya terjadi penghancuran alam materil dia bisa masuk alam akherat n dak perlu nunggu lama2.
******** Ardhani :
Orang mati ruhnya berpindah ke alam Barzah , alam pembatas hingga datangnya hari kebangkitan.
Didalam alam barzah terdapat siksa kubur dan nikmat kubur bagi ruh2 yg ada disana sesuai dengan amal perbuatan masing2.
dilihat secara sepintas memang enak orang2 yg mati sehari sebelum kiamat atau pas kiamat, mereka tidak perlu berlama2 di Barzah.
Tapi sebenarnya orang2 itu juga menenanti giliran yg lama di alam ruh sebelum dilahirkan ke dunia.
Jadi yg pertama maupun yg terakhir juga sama2 menunggu, tempat tunggunya saja yg lain.
SALAM
******* Ardhani :
Ya, sekilas memang kelihatan sama,
sama2 penuh kenikmatan dan kemewahan.
Bedanya adalah dlm Islam kekal abadi (itu info dari Allah, dan Allah bukan pembohong), dalam Hindu tidak kekal.
Maka bisa dipastikan surga Islam tidak sama dengan surga Hindu.
Bila tujuan Hindu adalah kekekalan, maka bisa dipastikan surga Islam adalah jawaban dari pencarian Hindu.
Atau setidaknya, dari sifatnya, surga Islam dan vaikhuntaloka, itu dua tempat yg berbeda letak dan peruntukkannya, namun dalam alam kekekalan yg sama.
======= g_surya :
surga islam kekal???
walaupun dibilang info dari Allah, tp itu hanya tercantum dalam AlQuran kan??? bukan dari weda(maaf kacamata saya kacamata Hindu).
dan itu belum terbukti sebelum kiamat tiba, termasuk kebenaran Alquran lainnya juga. Kl menurut saya,itu karna kesalahan penafsiran Muhammad (maaf) karna di arab saat itu berkembang jg Hindu yg tercampur aduk dgn budaya pagan arab.
Maaf, muslim sendiri yg bilang kl beliau buta huruf jadi kalo salah wajar kan??soalnya ga pernah baca!!!!
cerita melantur dikit ya,
kemarin teman2 sekerja saya lg diskusi tentang seorang ustad. Dia lg ceramah ttg surga juga.Dalam ceramahnya dia menyebutkan kl surga itu tidak abadi,kenapa??karna itu berarti menyalahi ketentuan bahwa satu2nya yg abadi hanyalah Allah.Belum selesai dia mengeluarkan dalil2nya. eh ustad nya dipaksa turun dari mimbar oleh tetua di lingkungan itu.terus diusir. baru tetua2 disitu menjelaskan pada jamaah masjid kl itu bi’dah.
kl menurut sis Ardhani, yg bener yg mana nih??
kl disuruh menjelaskan rasa bahagia itu susah sis!!!
sama seperti kita disuruh menjelaskan apa itu manis. bingung kan?paling jawabannya manis itu berarti tidak pahit,asin,kecut dll. kl menyebutkan manis itu rasanya gula, tidak sepenuhnya benar juga. karena rasa manis itu juga ada di buah2an(fruktosa) di nasi(karbohidrat) bahkan di pemanis buatan(sakarin dll)
seperti juga kebahagiaan. dia ada diwaktu kita makan enak(dlm bentuk kenikmatan rasa di lidah) didalam pemandangan indah(kenikmatan mata)didalam kenikmatan seksual atau orgasme ( betul tidak?hbs belum nikah jd belum tau) maen game star wars, kenikmatan semilir angin dll lah.
kl semua kenikmatan itu hanya sebagian kecil kebahagiaan yg didapat dari benda material, bagaimana kl kebahagiaan dari sumbernya langsung??? seolah-olah semuanya digabung jadi satu.
pernah merasakan ketenangan yang didapat saat terhanyut dalam doa sis? walau sesaat sis, rasanya semua makanan,uang bahkan pacar pun bisa terlupakan dan tidak berarti apa2.
wah, kasyikan sampai lupa locksheet lg.
om Namah Siwaya !!!
@ ardhani
coment 1
Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.
coment 2
Setiap orang yg mampu mensucikan hati dan jiwanya dari kekotoran dosa2, insya Allah dengan IjinNya ruh mereka akan mampu berinteraksi dengan alam lain.
coment
yang dimaksud alam lain disini adalah alam akhirat?
saya pernah baca komen mbak. manusia yang telah meninggal masuk ke alam akhirat secara serentak setelah dunia kiamat. (maaf kalo salah, saya lupa mbak koment dimana) kalo iya maksudnya apa ?
ini hanya penafsiran mbak atau ada di kitab suci mbak ?
terima kasih
salam
Makasi mbak Ardhani atas jawabannya, banyak hal sebetulnya yang ingin saya tanyakan dari jawaban yang mbak berikan itu, tapi karena banyak juga yang bertanya bertanya kepada mbak jadi saya tahan dulu biar mbak tidak bingung dan bisa fokus…. 🙂
nanti ketika agak ‘reda’, ntar saya lanjutkan pembahasan dari apa yang mbak kasi itu.
Salam,
@Sist Ardhani
“tapi sebenarnya orang2 itu juga menenanti giliran yg lama di alam ruh sebelum dilahirkan ke dunia.”
Yg jadi pertanyaan:
1) Alam apa u/ menunungu giliran ke bumi? Sebutkan Ayat di AQ nya (klo bisa). Sebab selama ini, ketika saya berdialog sama Muslim, Roh itu baru dibuat setelah ada proses pembuahan. Jadi seolah2 tidak ada penyetokkan Roh.
2) Kira2 di alam sana (point 1), Roh itu sadar apa g sih, klo dia akan ke bumi u/ menjelma jadi sesuatu, Terus dibumilah yg menjadi titik penentuan apa masuk ke Jannah/atau ke Naar?
3) Terus, kira2 apakah tidak ada tempat lagi spt bumi u/ menjd titik penentuan apa masuk ke Jannah/atau ke Naar?
itu saja dulu lah…
@Sist Ardani…. Alam Ruh itu apa namanya menurut Islam..gitu maksudnya dari point 1? Terus Apakah alam itu bisa hancur? Dan selama proses menunggu, kira2 ngapain aja roh itu?
@ G_Surya :
surga islam kekal???
walaupun dibilang info dari Allah, tp itu hanya tercantum dalam AlQuran kan??? bukan dari weda(maaf kacamata saya kacamata Hindu).
dan itu belum terbukti sebelum kiamat tiba, termasuk kebenaran Alquran lainnya juga. Kl menurut saya,itu karna kesalahan penafsiran Muhammad (maaf) karna di arab saat itu berkembang jg Hindu yg tercampur aduk dgn budaya pagan arab.
Maaf, muslim sendiri yg bilang kl beliau buta huruf jadi kalo salah wajar kan??soalnya ga pernah baca!!!!
****** Ardhani :
Sorry juga Bro,
Jika anda meragukan kebenaran Surga Islam yg kata anda baru akan terbukti setelah hari kiamat, maka saya juga bisa untuk mempermasalahkan hal yg serupa itu dalam agama anda !
Tidak ada bukti pula vaikhuntaloka itu ada !
Tidak ada bukti surga neraka hindu itu ada !
Tidak ada bukti pula dewa-dewi hindu itu ada !
Dll.
Yah, kalo mau menuntut bukti2 itu urusannya runyam Bro !
Agama itu masalah kepercayaan, apalagi yg dibahas masalah2 ghaib yg tidak tampak dimata.
Kalo anda tidak bisa menerima Al Quran sebagai Info dari Allah yg merupakan Tuhan kami dan Tuhan anda juga, apa saya juga bisa percaya bahwa Veda itu juga wahyu dari Tuhan ?
kenyataannya yg real tanpa bisa dibantah siapa saja, veda itu ditulis oleh manusia bukan ?
Gimana membuktikan veda diwahyukan Tuhan ?
Nah repot kan ?
Anda salah Bro,
Justru dengan buta hurufnya itu beliau terproteksi dari mempelajari kitab2 lain atau agama2 lain yg ada pada saat itu.
No membaca maka no belajar !
Jadi pengetahuan mendalam beliau tentang Islam dan berita2 ghaib lainnya itu murni wahyu dari Tuhan Semesta Alam.
Memang telah ada kepercayaan & tradisi2 Arab pra Islam tercampur dengan keyakinan Hindu dan vedic.
Tapi harus anda ingat, di wilayah timur tengah dan sekitarnya sejak jaman Nabi Ibrahim, keyakinan2 ala Hindu seperti itu selalu ditentang oleh orang2 yg mendapat mandat dari Tuhan (Nabi dan Rasul) untuk mengajarkan agama yg benar
Anda cek kitab suci Ibrahimic, dalam Perjanjian lama, perjanjian baru, hingga Al Quran, tidak ada pembenaran dari Tuhan ajaran2 seperti yg dipraktekkan oleh orang2 Hindu.
Yg ada adalah larangan dan kecaman2 untuk penyembahan melalui mediator !
Jadi tidak ada unsur kesalahan penafsiran pada diri Nabi Muhammad SAW atas tradisi yg berkembang di Arab saat itu.
====== G_Surya :
cerita melantur dikit ya,
kemarin teman2 sekerja saya lg diskusi tentang seorang ustad. Dia lg ceramah ttg surga juga.Dalam ceramahnya dia menyebutkan kl surga itu tidak abadi,kenapa??karna itu berarti menyalahi ketentuan bahwa satu2nya yg abadi hanyalah Allah.Belum selesai dia mengeluarkan dalil2nya. eh ustad nya dipaksa turun dari mimbar oleh tetua di lingkungan itu.terus diusir. baru tetua2 disitu menjelaskan pada jamaah masjid kl itu bi’dah.
kl menurut sis Ardhani, yg bener yg mana nih??
***** Ardhani :
Kalo menurut saya sih kedua2nya betul.
Sang Ustadz betul, karena yg kekal itu hanya Allah
Surga itu hanya ciptaan,
Diciptakan dan dikehendaki Allah untuk ada secara kekal setelah ia diciptakan.
Jadi kekalnya surga tidak sama dengan kekalnya Allah.
Ada masa di mana surga itu tidak ada, yaitu sebelum diciptakan.
Dan bisa jadi ada akhirnya jika Allah menghendaki.
Sedangkan Allah itu kekal tanpa awal dan tanpa akhir.
Sang Tetua juga betul, karena dalam ayat2 Al Quran disebebutkan dengan jelas bahwa kehidupan di surga itu akan kekal.
Yg berarti tidak akan berakhir, karena Allah sendiri telah menghendaki surga itu sebagai tempat yg kekal.
Itu hanya masalah beda arah pandang saja,
Sang tetua memandang ke depan
Sementara sang Ustadz memandang ke belakang
*
Rasanya vaikhuntaloka pun seperti itu adanya bukan ?
Tidak ada sebelum diciptakan Tuhan, dan kekal karena dikehendaki oleh Tuhan.
Jadi kekekalannya bukan hal yg azali, tapi kodrati, yaitu ditentukan oleh Tuhan.
Tidak ada sesuatupun yg kekal kecuali hanya Tuhan saja.
======= G_Surya :
kl disuruh menjelaskan rasa bahagia itu susah sis!!!
sama seperti kita disuruh menjelaskan apa itu manis. bingung kan?paling jawabannya manis itu berarti tidak pahit,asin,kecut dll. kl menyebutkan manis itu rasanya gula, tidak sepenuhnya benar juga. karena rasa manis itu juga ada di buah2an(fruktosa) di nasi(karbohidrat) bahkan di pemanis buatan(sakarin dll)
seperti juga kebahagiaan. dia ada diwaktu kita makan enak(dlm bentuk kenikmatan rasa di lidah) didalam pemandangan indah(kenikmatan mata)didalam kenikmatan seksual atau orgasme ( betul tidak?hbs belum nikah jd belum tau) maen game star wars, kenikmatan semilir angin dll lah.
kl semua kenikmatan itu hanya sebagian kecil kebahagiaan yg didapat dari benda material, bagaimana kl kebahagiaan dari sumbernya langsung??? seolah-olah semuanya digabung jadi satu.
pernah merasakan ketenangan yang didapat saat terhanyut dalam doa sis? walau sesaat sis, rasanya semua makanan,uang bahkan pacar pun bisa terlupakan dan tidak berarti apa2.
wah, kasyikan sampai lupa locksheet lg.
om Namah Siwaya !!!
****** Ardhani :
Rasa manis itu hanya ada otak Bro, bukan di benda2.
Kalo otak anda rusak, makan apapun tidak akan ada rasanya.
Begitupula perasaan itu bisa dimanipulasi, lewat hipnotis, bawang Bombay pun bisa berasa semanis apel.
Jadi sebenarnya kenikmatan itu bukan berasal dari benda2 material, tetapi dari dalam diri anda sendiri.
Fungsi benda2 material hanyalah untuk menopang kebutuhan badan jasmani anda.
Yg jadi masalah adalah, apakah anda masuk vaikhuntaloka itu ruh / atman saja atau lengkap dengan tubuh jasmani anda ?
Kalo hanya ruh saja, maka jelas anda tidak butuh kenikmatan jasmani, karena anda tidak berbadan jasmani.
Tapi kalo sekaligus dengan badan jasmani maka anda mau tidak mau tetap butuh dengan faktor2 yg mendatangkan kenikmatan bagi jasmani.
*
Kalo dalam surga Islam, sesuai info dari al Quran, manusia dibangkitkan di akherat dengan ruh dan jasmaninya, dalam kapasitas yg lebih super dari ketika mereka hidup di dunia.
=
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
(QS 100:9-10)
dan apabila ruh-ruh dipertemukan (maksudnya dgn tubuh jasmani)
(QS 81:7)
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya?
Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun jari jemarinya dengan sempurna. (maksudnya sidik jari yg unik berbeda tiap manusia)
(QS 75:3-4)
Atau apakah orang yang melalui suatu negeri yang telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu ; Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala telah nyata kepadanya diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Dan ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap Allah berfirman: ” ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. : “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS 2;259-260)
=
Kenapa saya katakan lebih super ? karena jasmani yg baru di alam akherat tidak kenal menua dan kematian, senantiasa memperbaharui diri sendiri.
Karena itu dikatakan di surga, wanita2 selalu kembali perawan meskipun berhubungan seks berkali2.
Penduduk surga tidak mengenal sakit, tidak lelah, tidak kencing dan tidak buang kotoran.
=
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung
dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.
(QS 56:35-36)
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”.
(QS 35:35)
mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
(QS 56:19)
=
Demikian pula penduduk neraka, meskipun disiksa dan dihajar berkali2 hingga tubuhnya remuk, tubuh itu kembali meremajakan diri menjadi utuh kembali, dan tidak mati walau dibakar api.
=
Inilah dua golongan yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit .
Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.
Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. , “Rasailah azab yang membakar ini”.
(QS 22:19-22)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS 4:56)
=
Sementara ruh mereka mempunyai kepekaan yg lebih tinggi, sehingga apapun benda material yg mereka rasakan, semisal buah, makanan, minuman, orgasme, bisa dirasakan berlipat2 kenikmatannya dibanding ketika masih menjadi manusia biasa dulu di dunia.
=
Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini berada dalam kesesatan yang nyata.
(QS 19:38)
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.
(QS 50:22)
=
*
Itulah alam akherat dalam Islam.
Manusia disana tetap sebagai manusia, ruh dan jasmani.
Jasmani yg sama sekali baru, lain dengan yg ada sekarang, karena jasmani tersebut didesign untuk hidup kekal. Sementara jasmani sekarang didesign untuk hancur dan rusak.
Manusia tidak akan dirubah menjadi malaikat tak berjasmanai yg tidak perlu makan, minum, kawin.
Pohon2 dan buah2annyapun ikut menyesuaikan sifat kekekalan surga, mereka terus berbuah tanpa mengenal musim.
*
Jannah dan Naar didesign untuk kehidupan manusia, maka ia harus bisa dijelaskan dengan cara2 yg dipahami manusia.
Vaikhuntaloka itu didesign untuk manusia atau untuk ruh ?
Anda kesulitan untuk mendiskripsikan kebahagian dan kenikmatan didalamnya kepada manusia yg terdiri dari ruh dan jasmani.
Ruh / atman anda bisa merasakan kebahagian karena interaksi dengan bentuk2 jasmani.
Tanpa badan jasmani atau benda2 material, atman anda gak bisa merasakan / mendapatkan pengalaman apa2 tentang rasa2 !!
Benar bukan ??
Apakah anda bisa menceritakan perasaan atman anda lepas dari kewujudan materi ???
Tentu saja tidak !
Lalu bagaimana anda akan menceritakan kepada orang2 untuk menarik minat mereka tentang kenikmatan dan keindahan hidup di vaikhuntaloka yg jadi tujuan utama agama anda itu ???
Tidak bisa, selain hanya menjual kata “pokoknya enak”
Enaknya ya apa ?
“gak tahu, pokoknya enak !”
haha….
itu seperti membeli kucing dalam karung.
SALAM
@Adi Wira Kusuma :
“tapi sebenarnya orang2 itu juga menenanti giliran yg lama di alam ruh sebelum dilahirkan ke dunia.”
Yg jadi pertanyaan:
1) Alam apa u/ menunungu giliran ke bumi? Sebutkan Ayat di AQ nya (klo bisa). Sebab selama ini, ketika saya berdialog sama Muslim, Roh itu baru dibuat setelah ada proses pembuahan. Jadi seolah2 tidak ada penyetokkan Roh.
******* Ardhani :
Dan , ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka : “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul , kami menjadi saksi”. agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini “,
atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?”
(QS 7:172)
*
Ayat diatas menceritakan suatu masa di suatu alam, ketika Allah mengeluarkan ruh2 keturunan Nabi Adam dan mengambil persaksian mereka, bahwa mereka akan mengakui Allah adalah Tuhan mereka.
Ketika waktunya tiba ruh2 itu ditiupkan ke tubuh2 manusia di alam dunia, mereka banyak yg lupa dengan perjanjian tsb, mereka mengingkari Allah sebagai Tuhan mereka !
Kayaknya termasuk anda nih !
Awas tuh ditagih janjinya oleh Allah di hari kimat nanti !
Oh ya di Hindu gak ada yg kayak gini ya ?
Dari mula atman gak tahu Tuhan mereka siapa.
==== Adi Wira :
2) Kira2 di alam sana (point 1), Roh itu sadar apa g sih, klo dia akan ke bumi u/ menjelma jadi sesuatu, Terus dibumilah yg menjadi titik penentuan apa masuk ke Jannah/atau ke Naar?
***** Ardhani :
Ya Tanya saja ke diri sendiri, anda sadar apa gak ?
Kan anda juga salah satu bagian dari ruh2 itu ???
Kok pura2 gak tahu ?? banyak alasan nih anda, persis kayak yg dimaksud ayat diatas !!
Hahaha
====== Adi Wira :
3) Terus, kira2 apakah tidak ada tempat lagi spt bumi u/ menjd titik penentuan apa masuk ke Jannah/atau ke Naar?
itu saja dulu lah…
******* Ardhani :
Tempat seperti itu pasti ada !
Tapi bukan buat anda, karena anda lahir di bumi ini.
Jadi fokuslah di bumi jangan mikir kemana2
OK ??
==== Adi wira :
@Sist Ardani…. Alam Ruh itu apa namanya menurut Islam..gitu maksudnya dari point 1? Terus Apakah alam itu bisa hancur? Dan selama proses menunggu, kira2 ngapain aja roh itu?
******* Ardhani :
Umumnya dikenal dgn sebutan alam ruh saja, alam pra eksistensi
Secara resmi memang Islam tidak memberi nama.
Apakah alam itu bisa hancur ?
Secara teori, hanya Allah yg kekal.
Saya gak tahu apa kehendak Allah akan alam itu, mau terus dibiarkan eksis atau mau dihancurkan.
*
Apa yg dilakukan ruh selama menunggu itu ?
Kan anda udah pernah disana ? apa yg anda lakuin saat itu ?
Kok Tanya saya ??
Kalo saya saat itu kayaknya lagi baca dzikir deh, bertasbih memuji Allah.
Anda paling2 main gaple kale ya ? hahahaha
SALAM
@Bagus :
@ ardhani
coment 1
Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.
coment 2
Setiap orang yg mampu mensucikan hati dan jiwanya dari kekotoran dosa2, insya Allah dengan IjinNya ruh mereka akan mampu berinteraksi dengan alam lain.
coment
yang dimaksud alam lain disini adalah alam akhirat?
****** Ardhani :
Alam lain itu bisa dengan alam barzah (kubur), alam jin, alam malakut, alam surga, alam neraka dan alam Ketuhanan.
akhirat itu istilah untuk menyebut alam akhir yg kekal (baqa)
lawannya adalah alam dunia yg fana (tidak kekal).
Kalo anda meminta saya menjelaskan alam2 itu, sorry, saya tidak punya kapasitas untuk menjelaskan hal2 yg ghaib.
===== Bagus :
saya pernah baca komen mbak. manusia yang telah meninggal masuk ke alam akhirat secara serentak setelah dunia kiamat. (maaf kalo salah, saya lupa mbak koment dimana) kalo iya maksudnya apa ?
ini hanya penafsiran mbak atau ada di kitab suci mbak ?
terima kasih
salam
****** Ardhani :
Benar,
itu bukan penafsiran saya, tetapi ada nash dalam kitab suci.
Namanya hari kebangkitan.
Pada hari kiamat, tiupan sangkakala pertama, kiamat atas segala sesuatu, segala yg hidup dimatikan, kecuali yg dikehendaki Allah.
Tiupan sangkakala kedua seluruh manusia dan jin dibangkitkan dari kematian, ruh dipertemukan dengan jasad untuk hari penghakiman.
Bangkitnya orang mati dari kubur itu adalah hari pertama di alam akherat, pengganti alam dunia yg telah dihancurkan.
Ada banyak ayat, tapi ini saya berikan sedikit saja :
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu .
Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
(QS 39:68-69)
Dan akan hari Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu perjanjian.
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada . Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”.
(QS 18:47-49)
SALAM
@ ardhani
coment 1
Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.
coment 2
Setiap orang yg mampu mensucikan hati dan jiwanya dari kekotoran dosa2, insya Allah dengan IjinNya ruh mereka akan mampu berinteraksi dengan alam lain.
coment
yang dimaksud alam lain disini adalah alam akhirat?
****** Ardhani :
Alam lain itu bisa dengan alam barzah (kubur), alam jin, alam malakut, alam surga, alam neraka dan alam Ketuhanan.
akhirat itu istilah untuk menyebut alam akhir yg kekal (baqa)
lawannya adalah alam dunia yg fana (tidak kekal).
Kalo anda meminta saya menjelaskan alam2 itu, sorry, saya tidak punya kapasitas untuk menjelaskan hal2 yg ghaib.
coment saya
kalo berinteraksi dengan alam lain yang dimaksud diatas ya saya maklumi. pertanyaan saya apakah semua manusia mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan alam akhirat? sepert(” Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.” )
intinya sungguh berbeda jauh dengan kitab suci weda…
ada pertanyaan yang mungkin saya tanyakan karena membingungkan saya. mbak sya mo pulang besok kita sambung lagi… thk atas penjelasnya.
@Sist Ardhani….
Thx… Satu lagi ..sist … Dpat digambarkan bahwa di alam Ruh ,Ruh dalam kondisi baik. Setelah dia turun ke alam bumi, maka dia lupa. Nah…kira2 mengapa dia lupa? Apakah hal ini dibuat oleh Allah? Atau mengapa?
Yakinkah anda klo roh anda di alam ruh melakukan spt anda katakan? 😀 Atau jgn2 ikut main gaple sama spt saya? Dari gambaran yg anda berikan sama saya (entah itu presepsi anda sendiri atau beneran spt AQ terangkan), maka dapat disimpulkan bahwa dialam Ruh sesungguhnya, Ruh itu sdh bisa berbuat negatif. Apa betul begitu?
Dulu pernah saya baca bahwa intinya Manusia dan Setan itu sesungguhnya sama2 mengabdi kepada Tuhan. (klo saya g salah artikan, maaf …anda sendiri tau to skill reading saya jelek :D). maka ada tugas yg bersifat private antara Roh dg Tuhan. Yang artinya anda sendiri pun tidak dapat tau/mengerti ttg tugas apa saja yg diberikan olehNya thd suatu Ruh tsb. Bkn begitu Sist?
Shg bisa dibayangkan apabila Setan itu tidak mengganggu Manusia, maka Setan itu akan bersalah to? Klo anda memaksa Setan itu u/ ikut dg konsep anda, kira2 bgm jadi? Itu gambaran yg terextrim…
Sebab saya pernah mendengar penjelasan Bro Momod (Teman Muslim saya) yg saya sangat sepaham dg Dia. Bahwa dia mengatakan bahwa tidak semua Nabi itu rasul, dan tidak semua Rasul itu Nabi. Sebab Rasul itu adalah utusan/penerima wahyu dari Tuhan yg berasal suatu bangsa tertentu. Bangsa ini bisa diartikan banyak artinya… Klo Nabi itu hanya kepangkatan di kalangan kaum Abramik saja. Shg kalau anda juga setuju… Tentunya anda seharusnya mengerti dong….
@Bagus
coment saya
kalo berinteraksi dengan alam lain yang dimaksud diatas ya saya maklumi. pertanyaan saya apakah semua manusia mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan alam akhirat? sepert(” Ruh para Rasul, ruh para Nabi, dan ruh orang2 suci adalah SEBAGIAN MANUSIA yg diberi ijin oleh Allah untuk berinteraksi dengan alam akherat meskipun mereka sebenarnya masih tercatat sebagai bagian dari alam Material.” )
intinya sungguh berbeda jauh dengan kitab suci weda…
ada pertanyaan yang mungkin saya tanyakan karena membingungkan saya. mbak sya mo pulang besok kita sambung lagi… thk atas penjelasnya.
******** Ardhani :
Setiap manusia mempunyai kesempatan yg sama untuk dapat berinteraksi dengan alam akherat ketika mereka masih hidup di alam dunia, asal mereka memenuhi syarat2nya, yaitu mampu mensucikan hati dan jiwa mereka.
Tanpa kesucian hati dan jiwa itu mustahil ruhani mereka mampu untuk menerobos alam akherat, kecuali Allah menghendaki.
Saya rasa itu tidak berbeda dalam agama apapun, tidak terkecuali dalam agama anda.
SALAM
@Adi Wira Kusuma
Thx… Satu lagi ..sist … Dpat digambarkan bahwa di alam Ruh ,Ruh dalam kondisi baik. Setelah dia turun ke alam bumi, maka dia lupa. Nah…kira2 mengapa dia lupa? Apakah hal ini dibuat oleh Allah? Atau mengapa?
Yakinkah anda klo roh anda di alam ruh melakukan spt anda katakan? Atau jgn2 ikut main gaple sama spt saya? Dari gambaran yg anda berikan sama saya (entah itu presepsi anda sendiri atau beneran spt AQ terangkan), maka dapat disimpulkan bahwa dialam Ruh sesungguhnya, Ruh itu sdh bisa berbuat negatif. Apa betul begitu?
Dulu pernah saya baca bahwa intinya Manusia dan Setan itu sesungguhnya sama2 mengabdi kepada Tuhan. (klo saya g salah artikan, maaf …anda sendiri tau to skill reading saya jelek ). maka ada tugas yg bersifat private antara Roh dg Tuhan. Yang artinya anda sendiri pun tidak dapat tau/mengerti ttg tugas apa saja yg diberikan olehNya thd suatu Ruh tsb. Bkn begitu Sist?
Shg bisa dibayangkan apabila Setan itu tidak mengganggu Manusia, maka Setan itu akan bersalah to? Klo anda memaksa Setan itu u/ ikut dg konsep anda, kira2 bgm jadi? Itu gambaran yg terextrim…
Sebab saya pernah mendengar penjelasan Bro Momod (Teman Muslim saya) yg saya sangat sepaham dg Dia. Bahwa dia mengatakan bahwa tidak semua Nabi itu rasul, dan tidak semua Rasul itu Nabi. Sebab Rasul itu adalah utusan/penerima wahyu dari Tuhan yg berasal suatu bangsa tertentu. Bangsa ini bisa diartikan banyak artinya… Klo Nabi itu hanya kepangkatan di kalangan kaum Abramik saja. Shg kalau anda juga setuju… Tentunya anda seharusnya mengerti dong….
****** Ardhani :
Sorry Bro, intinya saya gak tahu maksud tulisan anda diatas itu apa ?
Bingung memahaminya
Ok saya coba memahami dikit2, tolong dibenarkan bila saya salah persepsi.
1) Ruh lupa dengan janji mereka pada Tuhannya ketika tiba di alam dunia ? apa penyebabnya ?
Karena alam dunia sejatinya adalah alam ujian.
Ketika di alam ruh, mereka hanya berupa ruh saja.
Maka ketika diturunkan ke alam dunia mereka diperlengkapi dengan nafsu, akal pikiran, tubuh jasmani, kenikmatan2 jasmani, senang, susah, sakit, dll perasaan emosi, serta aturan dan petunjuk Tuhan
Mereka melupakan Tuhan jika terlalu menuruti hawa nafsunya yg mengalahkan peran akal pikiran dalam memenuhi kebutuhan jasmani secara berlebihan.
Mereka konsisten mengingat Tuhan jika akal pikirannya mampu menundukkan hawa nafsu mereka untuk hidup dibawah petunjuk Tuhan.
Mungkin masih banyak faktor2 lain yg membuat ruh lupa akan Tuhannya, mohon maaf pengetahuan saya tentang ruh sangat terbatas.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
(QS 18:7)
dan jiwa serta penyempurnaannya ,
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya.
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(QS 91 : 7-10)
2) apakah di alam ruh, ruh bisa berbuat negatif ?
Sepertinya jawabnya tidak !
Saya belum menemukan dalil bahwa di alam ruh bisa timbul kejahatan.
Tapi menurut saya jawabnya tidak, karena alam ujian hanya ada di dunia saja
Ruh ketika belum diturunkan ke alam dunia sepenuhnya tunduk pada Allah,
Terbukti ketika diminta persaksian bahwa Allah adalah Tuhan mereka, mereka semua membenarkannya.
Soal main gaple, itu kan hanya sekedar joke, jangan diambil hati lah.
3) Soal roh dan setan itu saya gak ngerti maksud anda.
Mungkin yg anda maksud bahwa ruh manusia dan ruh setan mengemban tugas masing2 dari Allah.
Mengganggu manusia adalah tugas khusus setan, yg jika tidak dijalankan maka setan tsb berdosa ? maka sebenarnya setan tidak bersalah dihadapan Allah karena sebenarnya mereka sedang mengemban tugas khusus mereka dengan sebaik2nya.
Begitu kali ya ? sorry kalo salah tafsir.
Kalo memang maksud anda benar begitu, maka saya harus bilang itu tidak benar sama sekali !
Alasannya :
Allah murka ketika moyang setan yaitu Iblis berbuat kesombongan dan membangkang pada perintah Allah, karena itu Allah mengutuk mereka sebagai makhluk terkutuk.
Begitu pula dengan orang2 yg mengikuti bujukan setan, maka baik orangnya maupun setannya sama2 berdosa dan dimurkai Allah.
Jika berbuat kejahatan itu adalah perintah Allah pada setan, maka tidak ada alasan bagi Allah untuk memurkai mereka.
Walau sejatinya segala perbuatan telah diketahui Allah sebelum terjadi dan diberinya ijin untuk terjadi.
Mengetahui dan mengijinkan terjadi itu tidak berarti membenarkan perbuatan itu bukan ?
Itu logikanya.
4) Nabi dan Rasul
Benar sekali, seorang rasul itu pasti nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul.
Rasul adalah nabi yg diutus untuk menyampaikan risalah pada suatu kaum.
Sedang nabi tidak mempunyai tugas yg demikian, mereka lebih seperti orang2 suci dikalangan kaumnya.
Tetapi saya tidak melihat hubungan antara ini dengan tugas2 khusus dari Allah pada ruh dan setan yg sedang anda permasalahkan itu..
SALAM
@Sist Ardhani……….
Ruh…dialam ruh, mereka blm berjasmani, blm terikat nafsu, dll.. Artinya dapat dipastikan mereka dlm keadaan OK. Terus kira2 apa emang mereka terpaksa ke alam material? Atau kah Tuhan tidak merasa PD akan hasil ciptaanNya? Kok harus diuji????
Hmmmm tentang Ne2k moyang Setan… Kira2 Ne2k moyang Setan itu dari mana ya asalnya? Dari Tuhankah? atau Dari mana?
Berarti anda beranggapan Bahwa Rasul itu pasti Nabi… Terus klo begitu, kira2 bangsa-bangsa yg dimaksud di ayat2 itu… apa maksudnya? Okelah kita umpamakan ada “Bangsa Jin”, kira2 rasul dari “Bangsa Jin”, tetapkah ia berpangkat Nabi?
@ Adi Wira Kusuma
Terus kira2 apa emang mereka terpaksa ke alam material?
***** terpaksa atau tidak, emang siapa yg bisa menolak keputusan Tuhan ?
Atau kah Tuhan tidak merasa PD akan hasil ciptaanNya? Kok harus diuji????
***** Soal itu tanya saja kepada Tuhan, saya gak mau ndahului kerso beliau
Kira2 Ne2k moyang Setan itu dari mana ya asalnya? Dari Tuhankah? atau Dari mana?
***** Nenek moyang setan = iblis.
Iblis dan semua keturunannya itu ciptaan Allah.
keingkaran mereka itu urusan mereka sendiri, bukan disuruh Allah
Berarti anda beranggapan Bahwa Rasul itu pasti Nabi… Terus klo begitu, kira2 bangsa-bangsa yg dimaksud di ayat2 itu… apa maksudnya?
******* bangsa2 itu ya semua kaum / umat manusia terdahulu yg tersebar di seluruh muka bumi
Okelah kita umpamakan ada “Bangsa Jin”, kira2 rasul dari “Bangsa Jin”, tetapkah ia berpangkat Nabi?
******** Nah itu tanya saja kepada bangsa jin, apakah mereka mempunyai nabi dan rasul dari kalangan mereka sendiri ?
SALAM
@Sist Ardhani
“Iblis dan semua keturunannya itu ciptaan Allah.
keingkaran mereka itu urusan mereka sendiri, bukan disuruh Allah”.
Hmmm lalu mengapa mereka bisa mokong/ingkar thd Allah? Tentu dipicu oleh pikiran,nafsu,jasmani,dll… Lalu siapa yg membuat itu semua, shg mereka diselimuti hal2 itu?
Assalamu’alaikum.
@ admin, ngarayana
akhir postingan di atas menyebutkan bhw al-qur’an tak menyebut swarga tapi yang ada al-jannah,,, ini BETUL.
Tapi KEBETULAN juga sy tak menemukan kata “Tuhan” dalam kitab2 veda, yg ada hanya kata “deva”.
Wassalam.
@ Samaranji
Terimaksih commentnya saudara Samaranji. Iya memang benar bahwasany dalam Veda tidak ada kata Tuhan. Bahkan di Qur’an atau di Injil yang asli tidak ada kata Tuhan. Akhirnya karena yang disebut Tuhan (God) secara definisi seperti tertuang dalam Oxford Dictionary adalah “the creator and ruler of the universe and source of all moral authority; the supreme being”, maka Allah yang diyakini sebagai super creator, Krishna, Hyang Widhi, Rama dan sebagainya bisa disebut dengan kata God atau Tuhan.
Namun beda halnya dengan Svarga/Sorga dan Al-jannah. Menurut definisi Qur’an Al-Jannah adalah alam kenikmatan yang kekal, tetapi menurut bahasa aslinya, Svarga adalah alam kenikmatan yang tidak kekal. Jika anda menyamakan istilah jannah dengan Svarga maka bukankah itu artinya anda seperti datang ke Bali dan memaksa orang Bali memanggil ibunya “Mbok” seperti istilah di Jawa yang “Mbok” artinya ibu? Padahal anda tahu Mbok di Bali sama dengan “kakak perempuan”. Atau anda datang ke sunda dan memanggil bapak-bapak dengan sebutan “awewek”, padahal arti kata awewek adalah cewek…. Siapa yang salah kalau terjadi kejadian demikian?
Mohon dicermati lagi.
Salam,-
@adi Wira Kusuma :
Hmmm lalu mengapa mereka bisa mokong/ingkar thd Allah? Tentu dipicu oleh pikiran,nafsu,jasmani,dll… Lalu siapa yg membuat itu semua, shg mereka diselimuti hal2 itu?
****** Ardhani :
pikiran, nafsu, jasmani itu diciptakan Allah.
anda mau bilang Allah lah dalang dari segala kejahatan yg ada di alam ini ?
saya katakan pada anda : Tidak ada satupun kejadian yg dapat terjadi tanpa ijin dari Allah
trus saya mau tanya : APA GUNANYA MAKHLUK DIBERI AKAL PIKIRAN SELAIN DIBERI NAFSU ?
@Sist Ardhani…
Klo itu sdh tau ada Ijin dariNya…Ngapain anda kok terlalu memusuhinya? Seolah2 ingin mencabut ijin itu. Hanya itu saja…yg ingin saya sampaikan… Karena saya yakin, Ijin itu pasti pada dasarnya ada gunanya kok.
Mungkin jawaban itu bisa sdh saya jawab kok..di post sebelumnya “Tuhan Setaraf Dewa”.
Oh ya saya tanya lagi, Kira2 di Islam, Benar/salahkah, melakukan sesuatu yg tidak diperintah maupun tidak dilarang olehNya? Jadi melakukan hal itu dilakukan dg kesadaran dirinya sendiri, tentu hal itu dinilai baik o/ dirinya / kelompoknya?
@ Adi Wira Kusuma :
=== Adi Wira :
Klo itu sdh tau ada Ijin dariNya…Ngapain anda kok terlalu memusuhinya? Seolah2 ingin mencabut ijin itu. Hanya itu saja…yg ingin saya sampaikan… Karena saya yakin, Ijin itu pasti pada dasarnya ada gunanya kok.
Mungkin jawaban itu bisa sdh saya jawab kok..di post sebelumnya “Tuhan Setaraf Dewa”.
**** Ardhani :
Hmmmm …. Setidaknya sekarang anda sudah mau mengakui bahwa segala sesuatu terjadi dengan ketetapan Tuhan.
Tanpa ada ketetapan Tuhan sebelumnya, tidak akan bisa sesuatu itu terjadi.
Mengapa saya harus memusuhi Iblis dan kawan2nya ?
Karena Tuhan memerintahkan demikian, Dia mengatakan iblis adalah musuh utama manusia.
Karena iblis selalu mengajak pada jalan kesesatan
Jadi sangat pantas iblis dkk selalu dimusuhi.
Itu namanya bukan mengusili ijin yg diberikan Allah pada iblis untuk menggoda manusia, tapi mematuhi perintah Allah untuk jangan termakan godaan iblis.
*
Tapi ngomong2, dalam Hindu ada nggak makhluk yg peranannya seperti Iblis bagi manusia ??
===== Adi Wira :
Oh ya saya tanya lagi, Kira2 di Islam, Benar/salahkah, melakukan sesuatu yg tidak diperintah maupun tidak dilarang olehNya? Jadi melakukan hal itu dilakukan dg kesadaran dirinya sendiri, tentu hal itu dinilai baik o/ dirinya / kelompoknya?
****** Ardhani :
melakukan sesuatu yg tidak diperintah maupun tidak dilarang olehNya, itu tidak berhubungan dengan benar atau salah
hukum Islam dibangun diatas lima prinsip dasar ini :
1) WAJIB : dilakukan = benar (pahala), tidak dilakukan = salah (dosa)
2) HARAM : dilakukan = salah, tidak dilakukan = benar.
3) SUNNAH : Dilakukan = benar, tidak dilakukan = tidak salah / gak apa2
4) MAKRUH : Dilakukan = tidak salah / gak apa2, Tidak dilakukan = benar
5) MUBAH : dilakukan atau tidak dilakukan = boleh2 saja , terserah
Contoh prakeknya :
Anda mau sholat ke mesjid itu WAJIB pake baju.
Kalo nggak pake baju itu HARAM.
Milih pake baju yg bagus ketimbang yg kucel itu SUNNAH
Memilih pake baju yg ada tulisannya gede2 itu MAKRUH, karena lebih bagus pake baju yg polos tanpa tulisan biar gak mengganggu konsentrasi orang lain..
pake baju warna biru atau warna putih, itu MUBAH, suka2 anda saja.
Jadi pertanyaan anda diatas hukumnya adalah MUBAH.
**
BTW, anda belum menjawab pertanyaan saya :
APA GUNANYA MAKHLUK DIBERI AKAL PIKIRAN SELAIN DIBERI NAFSU ?
SALAM
trims buat postingani ini, mampir juga ke blog saya ya.
salam kenal bli ngaranaya
posting2annya menambah wawasan aplagi dtmbah adanya comment dari berbagai sudut pandang. Pisau menjadi tajam jika diasah. Mengasah diperlukan dua benda bergesekan. Ketajaman adalah hasilnya. Keep the good works, bli!
Salam
memang sebaiknya jangan masuk surga sebagai tujuan akhir. karena tidak kekal,
semoga diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa kayaknya lebih tepat.
pasti kekal, penuh pengetahuan dan penuh kebahagiaan
ARDHANI
Anda bertanya: APA GUNANYA MAKHLUK DIBERI AKAL PIKIRAN SELAIN DIBERI NAFSU?
Dalam Veda dijelaskan bahwa pikiran itu adalah unsur yang material:
Bhagavad-gita 7.4
7.4 Tanah, api, udara, angkasa, pikiran, kecerdasan, dan keakuan yang palsu-secara keseluruhan delapan unsur ini merupakan tenaga-tenaga material yang terpisah dari Diri-Ku.
Sebelumnya, dalam Bab 6, Krishna juga sudah mengungkapkan tentang pikiran sebagai berikut:
Bhagavad-gita 6.34
6.34 Sebab pikiran gelisah, bergelora, keras dan kuat sekali, o Krsna, dan hamba pikir menaklukkan pikiran lebih sulit daripada mengendalikan angin.
Bhagavad-gita 6.35
6.35 Sri Krsna bersabda; Wahai putera Kunti yang berlengan perkasa, tentu saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan.
Bhagavad-gita 6.36
6.36 Keinsafan diri adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali yang berusaha dengan cara yang cocok terjamin akan mencapai sukses, itulah pendapat-Ku.
Penjelasan Srila Prabhupada 6.34:
Pikiran begitu kuat dan keras sehingga kadang-kadang menguasai kecerdasan, walaupun seharusnya pikiran takluk pada kecerdasan. Bagi orang di dunia nyata yang harus bertempur menghadapi begitu banyak unsur-unsur yang melawan, pasti sulit sekali mengendalikan pikiran. Barangkali seseorang dapat menetapkan suatu keseimbangan mental yang tidak wajar terhadap kawan atau musuh, tetapi akhirnya tidak ada orang duniawi yang dapat mengendalikan pikiran, karena mengendalikan pikiran lebih sulit dari mengendalikan angin yang mengamuk. Dalam Katha Upanishad 1.3.3-4 dinyatakan: Atmanam rathinam viddhi ratham eva ca – budhim tu sarathim vidhi manah pragraham eva ca – indriyani hayan ahur visayams tesu go caran – atmendriya mano yuktam bhoktety ahur manisinah: Roh yang individual adalah penumpang di dalam kereta badan jasmani dan kecerdasan adalah kusir. Pikiran adalah alat untuk mengemudikan dan indria-indria adalah kuda. Seperti itulah, sang roh menikmati atau menderita sehubungan dengan pikiran dan indria-indria. Bersambung….
Jika berkenan, mohon baca penjelasan yang sempurna sloka-sloka tersebut oleh Srila Prabhupada. Silakan miliki kitab Bhagavad Gita Menurut Aslinya. Jawaban dari pertanyaan Anda ada di penjelasan selanjutnya. Salam
Ini Kereta yang sangat-sangat menarik Bli Putratridharma
Badan kasar manusia ~ keretanya
indria-indria ~ kuda kuda penarik kereta
akal Pikiran ~ Tali-kekang Kuda
Kecerdasan ~ Sang Kusir Kereta
Sang Roh (Diri Kita)~ penumpang kereta
Penumpangnya mau kemana ????
sebaiknya jangan kesorga atau keneraka seperti tulisan beli Ngara karena bersifat material dan sementara
sebaiknya sang diri memerintahkan sang kecerdasan agar memegang kendali akal pikiran dengan teguh supaya sang kuda dan kereta badan jasmani
mengarahkan perjalanan kita menuju kepada Pribadi Tuhan Yang Maha Esa dimana kita memperoleh kekekalan, pengetahuan dan kebahagiaan yang lengkap.
Yap Prabhu…. setuju banget. Kesadaran Krishna (bhakti kepada Personalitas TYME) menjadi jalan sekaligus tujuan.
Hare Krishna….
SAYA LEBIH ANEH LAGI YA??? SAYA MALAH BERPIKIR SORGA DAN NERAKA TU SAMA YA? ENTAH MENGAPA SAYA BERPIKIR BEGITU KONYOLNYA….HE
Saya malah bercita-cita bisa dapat yg kekal lo,,kebahagiaan yg kekal dan kenyamanan tingkat tinggi…
halo
Maaf Pak Ngarayana, bagaimana kita bisa melihat Tuhan (Krishna) di bumi ini saat kita masih hidup ?
Bro Andika
Saya tidak mampu menjawab pertanyaan anda… saya sendiri belum pernah melihat Krishna secara langsung. saya hanya tahu lewat apa yang diberikan dalam kitab suci dan dari apa yang disampaikan oleh para guru dan sadhu…
Orang bilang, kalau ingin tahu bagaimana rasa madu sebenarnya, maka tanyalah pada mereka yang sudah mengecap rasa madu. Jadi dalam hal ini, mohon bertanya pada mereka yang sudah mempu melihat Tuhan… saya sendiri belum sanggup dan sama sekali tidak punya kualifikasi.
Salam,-