[singlepic id=112 w=320 h=240 mode=watermark float=center]
“Kok Dewa-dewa orang Hindu cacat dan abnormal sih? Ada yang bertangan empat, ada yang berkepala gajah dan ada juga yang bermata tiga.” Pertanyaan ini sangat sering diutarakan pada saya disaat teman debat saya mungkin sudah merasa kepepet dan kehabisan amunisi kali ya?
Saya tidak serta merta menjelaskan dengan sloka-sloka Veda ataupun mencoba dengan logika, tetapi saya balik bertanya ke mereka; “Malaikat-malaikat dalam agamamu kok punya sayap sih? Itu abnormal juga ya?”
Sering kali dengan pertanyaan balik ini saja sudah mematahkan pandangan mereka dan membuat mereka tidak berkutik lagi. Meski demikian dalam artikel ini saya akan mencoba memberikan gambaran kenapa dewa-dewa ada yang berpenampilan tidak seperti manusia normal.
Yang pertama yang harus kita kondisikan adalah mindset yang kita gunakan untuk menilai sesuatu. Jangankan jauh-jauh menilai para Dewa, Malaikat atau mahluk lain, dalam menilai sesama manusia saja anda tidak bisa menggunakan standar mindset anda untuk menilai orang lain. Andaikan anda adalah seorang perokok yang hobi sepak bola. Maka anda akan mengatakan bahwa merokok itu sangat nikmat. Lebih baik tidak makan satu hari dari pada tidak dikasi rokok, apa lagi merokok sambil menonton liga Inggris…. Wah betapa nikmatnya! Akan tetapi jika pandangan anda ini anda terapkan ke saya yang tidak merokok dan tidak hobi sepak bola tentunya akan menjadi masalah besar. Saya bahagia dengan surfing di Internet atau keliling naik motor besar, tetapi sangat menderita jikalau teman di sebelah saya merokok dan asapnya memenuhi ruangan. Satu contoh lagi, mungkin sebagain besar dari kita, yang cowok sangat senang melihat gadis-gadis asia (cina, korea, jepang) yang kulitnya kuning keputihan, bodinya semampai, tapi apa anda tahu ternyata sebagian besar orang bule tidak menganggap orang asia cantik? Seorang pejabat Amerika Serikat pernah melontarkan kritikan dalam rangka mencibir seorang pejabat asia bahwa wanita-wanita cina sangat buruk rupa, payudaranya kecil dan sama sekali tidak menarik. Berbeda jauh dengan gadis-gadis amerika dan eropa. Hanya karena hal seperti ini akhirnya pejabat yang bersangkutan di kecam oleh Cina. Sekarang kita beralih ke mahluk hidup lain. Kelabang memiliki banyak kaki, apakah kelabang itu cacat? Tidak bukan?
Veda menjelaskan terdapat 6.400.000 jenis kehidupan, sebagaimana tertuang dalam padma purana;
Jalala nava-laksani sthavara laksa-vimsati
Krmayo rudra-sankhyakah paksinam dasa-laksanam
Trimsal-laksani pasavah catur-laksani manusah
Artinya:
Terdapat 8.400.000 bentuk kehidupan. 900.000 bentuk kehidupan dalam air; 2.000.000 bentuk pohon dan tumbuhan; kemudian terdapat 1.100.000 spesies burung. Akhirnya terdapat 3.000.000 spesies binatang buas dan 400.000 spesies manusia.
Sebagaimana gambaran alam semesta yang sudah saya buat dalam sebuah poster yang dapat anda download dalam website ini, kehidupan tidak hanya ada di bumi, bumi hanyalah bagian kecil dari satu alam semesta kita yang maha luas. Dan alam semesta kita ternyata hanyalah salah satu dari jutaan alam semesta yang lain. Jika dalam spesies manusia yang hidup di bumi saja sudah sangat berbeda, bagaimana dengan spesies manusia di planet-planet yang lain? Jin dan gendruwo juga salah satu dari 400.000 spesies manusia. Kenapa mereka begitu berbeda? Bagaimana dengan alien yang digambarkan berkepala besar dan bertangan panjang sampai selutut? Bagaimana dengan malaikat/ dewa yang hidup di planet lain dengan parameter lingkungan yang berbeda? Wajarkah jika mereka dikarunia oleh Tuhan badan dengan jenis yang berbeda dari yang di Bumi?
Serangan yang tidak kalah gencarnya ke Hindu adalah “Kenapa Tuhan Hindu porno dengan memperlihatkan auratnya?”. Lagi-lagi pertanyaan konyol. Sebenarnya yang porno itu adalah otak si penanya, kenapa? Sesuatu dapat dikatakan prono tergantung dari mana orang memandangnya. Orang pedalaman kalimantan dan irian hanya mengenakan penutup kemaluan dalam berinteraksi dengan orang lain, meski demikian mereka tidak melakukan kejahatan pemerkosaan. Tetapi kenapa orang-orang Arab yang hanya melihat wanita berkerudung full yang kebetulan tersingkap penutup betisnya saja sudah membuat pria bersangkutan tidak bisa mengendalikan diri dan akhirnya terjadi pemerkosaan? Disinilah harus kita akui bahwasanya pengendalian diri sebagaian masyarakat manusia sudah sangat buruk. Sebagian dari kita lebih suka menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan setan untuk menutupi kesalahan akibat nafsu kita sendiri.
Anda tidak bisa menyamakan kondisi anda dengan mahluk hidup yang lain. Jika anda ingin mengerti tentang mereka, rubahlah mindset anda dan lihatlah permasalahan itu dengan menggunakan kaca mata yang sesuai sehingga hasil yang anda peroleh adalah objektif.
Jadi orang yang menuduh dewa-dewa Hindu abnormal adalah orang-orang bodoh yang pengetahuannya perlu di up-grade dan mindset-nya perlu di buka lebar agar tidak selalu menilai sesuatu dengan kaca mata pemahamannya saja. Tidak serta merta menyalahkan agama yang lain hanya dengan mengacu pada “kebenaran” yang disampaikan oleh ajaran agamanya.
tapi, bisa dijelaskan kenapa para Dewa mempunyai bentuk seperti tersebut? apakah mereka nyata atau skedar mitos?
Dalam artikel yang lain sudah saya paparkan sesuai dengan Padma Purana bahwasanya Tuhan menciptakan 8.400.000 jenis kehidupan di dunia material. Setiap roh bebas memilih badan-badan ini dan tentunya sesuai dengan karma-nya masing-masing.
jala-jā nava-lakñāni sthāvara lakña-vimsati
krmaya rudra-sankhyakah paksinam dasa-laksani
pasavas trimsa-laksani manusya catur-laksani
“Terdapat 900.000 jenis kehidupan dalam air (aquatic species); 2.000.000 jenis kehidupan alam bentuk tumbuhan dan pepohonan; 1.100.000 jenis kehidupan serangga; 1.000.000 jenis kehidupan bentuk burung; 3.000.000 jenis kehidupan binatang buas, dan 400.000 jenis kehidupan dalam badan seperti manusia”.
Setiap badan akan menyesuaikan dengan komposisi lingkungannya. Contohnya, lingkungan air cocok untuk mahluk aquatik, lingkungan gurun cocok untuk mahluk yang tidak boros air dan demikian juga lingkungan di planet lain di luar planet kita mendapatkan badan yang cocok dengan lingkungan hidup mereka.
Dewa sendiri tinggal di alam yang berbeda, yaitu Svargaloka (planet-planet Sorga) yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari Bumi. Disana terdapat dimensi waktu (relativitas) dan dimensi ruang yang berbeda (1 hari di Surga = 6 bulan di Bumi). Jarak Sorga dengan Matahari dijelaskan dalam Bhagavata Purana 5.20 dan Siva Purana 3.20 adalah sekitar 100.000 Yojana, atau sekitar 4.4533 x 10^5 Tahun Cahaya.
Alam di Sorga berbeda dan para dewa memang memiliki badan yang lebih halus, ada yang cakep/cantik rupawan dan ada juga yang berpenampilan aneh (dipandang dari mindset kita)
4.4533 x 10^5 Tahun Cahaya berarti 4.453.300.000 Tahun Cahaya, atau 4,453 Milyar Tahun Cahaya. Obyek terjauh saat ini yang terdeteksi oleh teropong modern adalah 13 Milyar Tahun Cahaya. http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/28299
Mudah2an bisa dibuktikan diantara tempat tersebut ada sebuah tempat dimana Svargaloka berada…
n buat baca2… http://paguyubanpulukadang.forumotions.com/kajian-agama-islam-f3/seberapa-besar-terompet-yang-akan-ditiup-malaikat-israfil-t122.htm
Oh ya, saya tidak mengulas masalah mind-set, karena itu relatif, walau sebagai perbandingan, malaikat adalah sesuatu yang diyakini dan ada, baik dari sisi kabar maupun kenyataan, sementara dewa2???? apakah sama dengan dewa2 bangsa mesir? yunani? berhala2 orang arab? aztec, dll?
Wujud dan keberadaan setan, hantu, ghost dan sebangsanya dalam hal ini lebih real dan masuk akal.
Mengenai jarak disini, di dalam Veda digunakan jarak dalam hitungan yojana.
Sebenarnya ada 2 versi yang menyatakan konversi jarak dari yojana ke satuan saat ini, Km atau sejenisnya dan besar konversinya juga berbeda.
Berikut akan saya attach-kan email dari teman saya tentang perhitungan konversi ini, silahkan dipelajari;
———————————————————————————————————————-
** Note: The simple equation D=VT shows distance is a function of time and varies
directly (linearly). Thus:
i. V= 300,000 km/s is the speed of light. Or 1 light year = 9,460,800×10^6 kms
ii. 4.32 billion earth years equal 12 hrs of Brahma’s day.
iii. thus: 4,320 x 10^6 / 12hrs [day of Brahma] = 360 million earth years in one Brahma
hour. Or 360×8760[hrs per year]x10^6 =31,536×10^8 earth hours in 1 Brahma hour.
iv. Thus if Brahma were to walk for one hour (in His loka-world) , time elapsed on
earth would be 31,536×10^8 hours as seen by an earthling –relatively.
v. therefore; the factor 31,536×10^8 is used to multiply an earth kilometer, to give a
celestial kilometer, for the same time, as the speed of light [V] is a constant
throughout the universe :
Because the ratio of distances [earth/celestial] is a ratio
of time : D2/D1=T2/T1 or D2=(T2/T1)xD1 ~ given the factor 31,536×10^8 ~
then : D2(earth-distance)=31,536X10^8 x D1(celestial distance).
vi. Expressed in Light Years : 31,536×10^8 / 9,460,800X10^6 = 1/3 light year!
– The conversion factor is 1/3 light years or 0.333 light years equals one celestial kilometer.
vii. 1 yojana = 13.36 celestial kilometers or 13.36/3=4.4533 light years
– thus 50 crore yojanas = 50x10x4.4533 light years x 10^6 = 2.2267×10^9 or 2.2267 billion light
years.
viii. the factor 31,536*10^8 is the Universal Constant.
From:
1. Bhagavata Purana Canto V, chapter 20
2. Siva Purana, Vol 3,
3. Umasamhita, chapter 20
—————————————————————————————————————————————-
Anda sudah tahu bahwa di Hindu, Tuhan dan Dewa itu berbeda?
Dewa mengemban tugas tertentu di alam semesta ini, ada yang menguasai planet surga ada yang menguasai planet neraka ada yang memberi wahyu dan seterusnya. Terdapat 330 juta dewa pada saat Veda di wahyukan. Apakah dewa-dewa Hindu sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani, mesir dan sejenisnya? Saya rasa sama tapi sekaligus berbeda. Jika yang dimaksud adalah yang mengatur suatu bidang dalam alam semesta maka itu sama, jika yang dimaksud adalah penguasa yang kedudukannya seperti Tuhan, tentu berbeda.
Lha malaikat juga ada yang penjaga surga, penjaga neraka, pencabut nyawa dan seterusnya, terus apa bedanya dengan dewa-dewa? 🙂
Mengenai hantu, bidadari dan sejenisnya sudah saya ulas dalam artikel “dimana letak sorga dan neraka?” silahkan dipelajari baik-baik ya bro…!
Emangnya Hindu mengenal konsep Surga dan neraka ya??
I don’t thing so…
Kenapa?
Kan ad Reinkarnasi… jadi manusia yang selama hidupnya bergelimang dosa akan terus bergulir dalam siklus reinkarnasi.. jadi, ya balik lagi deh kedunia…
So..
Ga ad tuh terbesit sedikit pun yg namanya neraka/surga..
Jadi manusia itu biar mereka minta ampun sama Tuhannya, percuma aj wong semua salah dan dosa dibebankan lagi ke manusia itu sendiri, ga ad tmpt memohonkan ampun dan bertaubat… udah gitu parahnya lagi manusia kan ga ad yang tahu apa dosa dan kesalahannya telah diampuni oleh Tuhan apa belum…
Berarti tugasnya “Tuhan” dalam agama Hindu cuma slow.. slow.. aj waktu ada manusia mau bertaubat… kasian bgd tuh orang..
Kasihan yah umat yg berpegang pada konsep ini.. ckckckc..
untungnya saya engga tuh..
Berarti klo Hindu berpegang teguh sama apa yg di namakan reinkarnasi trsebut, jadi “Manu” itu reinkarnasi dari siapa donk???
trus anak2 dari hasil perkawinan ketujuh “manu” reinkarnasi siapa donk…
Tapi gpp deh taro’ lah “Manu” itu misalnya hasil dari reinkarnasi..
Kalo generasi2 awal “Manu” beserta anak2nya berasal dari reinkarnasi, berarti jauh2 hari udah ada “Manu2” lainnya donkk… berarti “Manu” yg mas sebut waktu itu ga asli akh… ga ORI CUY…..
tapi ga tau deh akh… ngebingungin… reikarnasi lah, lahir kembali lah, reinkarnasi lagi, lahir kembali, ya itu2 aj orangnya.. kyk ga ad stok yang baru aj… ga bosen apah….???
awkwkwkwkwk
Nah… aneh kan jadinya… berarti bo’ong nih si masnya….. jgn suka bo’ong2 gitu akH… bikin bingung aj nih…. emang si masnya ngutip dari mana sih??
coba saya liat dulu….
Oh…. dari Veda toh…
Berarti veda itu udah “…………” kyk si masnya nih….
awkwkwkwkwk…
yasudah.. sudah… itu terserah masnya… mau ngutip dari mana, tapi masih mending si masnya ini ngutip, daripada ngutil… nah klo ketawan ditangkep satpam deh, KAN PUYENG JADINYA.. awkwkwkwk..
sila kamu nak cuba fikirkan kepusingan macam tu.. tak ape la barang sikit la..
Maaf ya mas klo ad slh2 kata.. namanya juga debat… gpp kan mas yaa…???
dadah masnya…. c u…
Coba baca artikel ini dulu bro https://narayanasmrti.com/2009/08/dimana-letak-sorga-dan-neraka/
Anda memnag belum mengerti masalah roh, maklum dalam agama anda disebutkan dalam surat Al-Isra’ :85;
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang Roh, katakanlah : Roh itu termasuk urusan-Ku (amr-Tuhanku) dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”
sedangkand alam Veda dijelskan secara mendetail sekali;
Bhagavad Gita 9.1 sangat jelas menyatakan bahwa pengetahuan ini sangat rahasia.
sri-bhagavan uvaca idam tu te guhyatamam pravaksyamy anasuyave
jnanam vijnana-sahitam yaj jnatva moksyase ’subhat yang artinya
Artinya;
“Kepribadian Tuhan YME bersabda: wahai Arjuna yang baik hati, oleh karena engkau tidak pernah iri hati kepada-Ku, Aku akan menyampaikan pengetahuan dan keinsafan yang paling rahasia ini kepadamu. Dengan mengenal pengetahuan rahasia dan keinsyafan ini, engkau akan dibebaskan dari kesengsaraan kehidupan material”[ Bhagavad Gita 9.1]
Bhagavad Gita 10.32
Sarganam adir antas ca madhyam caivaham arjuna
adhyatma-vidya vidyanam vadah pravadatam aham
artinya;
Di antara segala ciptaan Aku adalah permulaan, akhir dan juga pertengahan, wahai Arjuna. Di antara segala ilmu pengetahuan, Aku adalah ilmu pengetahuan rohani tentang sang diri [roh/atman], dan di antara para ahli logika, Aku adalah kebenaran sebagai kesimpulan.
Sayang sekali ya Tuhan anda pelit membagi Ilmu… he..he…
Dalam Al-Qur’an juga disebutkan “roh ditiupkan”. Saya tanya ke anda, apakah roh pernah di ciptakan? Tuhan anda tidak jawab juga kan?
Roh adalah kekal yang disebut Atman. Tuhan juga kekal, yang disebut paramatman (sumber dari semua atman). Jumlah Atman tidak terhitung banyaknya dan kedudukan sejati mereka adalah di alam rohani, tetapi karena atas keinginan sang roh maka Tuhan menyediakan alam material yang terbentuk secara siklus dan disedikan pula 8.400.000 jenis kehidupan. Karena mindset setiap roh adalah unik, maka ada yang memilih badan dewa, manusia, binatang bahkan virus. dan mereka akan berevolusi berdasarkan tingkat kesadarannya.
Di kitab suci anda ada seperti ini ga? 🙂
Kalau katak dalam tempurung memang biasa berbicara nyaring….. 🙂
Ga apa-apa bro…. debat itu hal biasa! Take smile aja 🙂
Btw, ayat-ayat dengan kata “sorga/syurga dan Neraka” dalam bahasa Arab kamu mana? Bolak balik aja ke 9000 ayat Al-Qur-an kamu ga akan menemukannya… 🙂
Atman?
Ada Arman mas, Arman Maulan, vocalis GIGI..
whehehehe..
Ralat mas, bukan 9000 ayat..
overdosis tuh.. ngarang situ nih…
114 Surah dengan 6666 ayat yg bener…
Btw,
MaNa nih penjelasan tentang ‘Manu’ nya mas…
kok ga dijelasin…
Karena ga relevan mas antara history “Manu” klo dikaitin sm reinkarnasi…
Soal surga dan neraka:
Nih kan mas tadi tanya..
لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka”.
QS. al-Hijr (15) : 44
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)”.
QS. al-Hijr (15) : 45
Jahannam itu adalah Neraka Jahannam
Klo kata neraka dalam bahasa Arab tuh disebut Nar, klo Syurga = Jannah..
Contoh:
Yaa ahlul jannah = Wahai penghuni Syurga
Yaa ahlul nar = Wahai penghuni neraka
Tuh ada kan..
Soal ruh
” wamaa uutiitum minnal ilmi illa
qoliila ” , pengetahuan kita tentang ruh sangatlah sedikit (QS.17.85)
Permasalahannya bukanlah Allah pelit, tapi karena Allah Maha Tahu akan segala sesuatu, maka Allah mengetahui dengan persis kelemahan manusia itu.
Kemampuan manusia untuk dapat menyentuh hal-hal yg berkenaan Ruh sangat lah sedikit, bahkan untuk membayangkan Ruh itu seperti apa sangatlah mustahil bagi kita.
Ibaratnya seluas-luasnya pengetahuan manusia terhadap Ilmu yg Allah miliki, seperti setetes air di lautan yg luas…
Sedangkan Ruh itu diciptakan berdasarkan kepada Nur Muhammad mas, penjelasannya agak rumit, saya takut salah dalam menyampaikannya mas..
Tp coba lihat aj di
http://swaramuslim.net/islam/comments.php?id=2332_0_4_0_C
Kurang lebih begitu mas
Allahu’a’lam bishawab..
oh ya salah…. bro… 6000-an ayat!..
Untuk mengerti tentang manu, anda harus mengerti tentang atman terlebih dahulu. Hal ini akan saya bahas dalam artikel yang lain, meskipun sebenarnya sudah dijelaskan dalam banyak artikel dalam website ini, tapi akan saya ringkas dengan lebih detail dalam website ini. 🙂 mengenai big bang sudah saya publish pagi ini. silahkan simak ya… 🙂
Nah lho….. Kok “Jannah” bro? Mana kata Sorga-nya bro? he..he…he… Makanya jangan ngarang….. 🙂
Dalam Al-Qur’an tidak menjelaskan Ruh? Karena waktu turunnya Al-Qur’an masyarakat saking bodohnya sehingga tidak mampu mengerti tentang ruh dan arca wigraha. Tapi beda dengan jaman turunnya Veda. Ya kan?
Bukankah dalam memberikan pelajaran kita harus memandang usia dan kedewasaannya? Masak mekanika kuantum diberikan sama anak SD? Ya keplenger si anak SD itu… ya kan?
Demikian juga dengan roh, tidak bisa dipaksakan pada orang yang tingkat spiritualitasnya belum dewasa bro…!
Makanya memandang kitab suci harus dilihat dari kontek, tempat, waktu dan kondisinya. atau dengan istilah di Bali disebut Desa, Kala dan Patra. 🙂
Jika diambil studi kasus manusia pertama menurut Veda yang muncul dalam setiap manvantara dan berjumlah 14 dalam satu kali penciptaan, bagaimana dia muncul?
Apakah bertentangan dengan reinkarnasi dan hukum karma phala? terus dimana posisi sorga dan neraka?
Untuk menjawab ini silahkan baca artikel saya “Dari mana asal kehidupan?” “Misteri Kehidupan manusia”, “dimana letak sorga dan neraka” “Black hole dan white hole” serta anda harus mengerti tentang eksistensi jiwa/atman itu sendiri.
Sebagaimana penjelasan artikel “Dari mana asal kehidupan?”, kita sudah mengetahui bahwa tanpa adanya Atman / Jiwa maka badan material ini adalah tetap badan yang tidak punya kehidupan. Hanya karena adanya jiwa inilah badan ini dapat hidup. Dan kita pada dasarnya bukanlah badan-badan ini, tetapi sesuatu di dalam badan kita ini, yaitu jiwa / Atman yang memiliki sifat-sifat mengagumkan sebagaimana penjelasan dalam Bhagavad Gita 2.17-25.
Veda menjelaskan bahwa pada saat penciptaan alam material ini, mahluk hidup pertama yang tercipta adalah Brahma yang tinggal di Satyaloka/Brahmaloka di susunan alam paling atas dari alam semesta ini. Dari diri beliau inilah muncul dan tercipta berbagai macam material dan termasuk 8.400.000 jenis kehidupan yang tercipta serentak dan dengan diiringi masuknya jiwa-jiwa yang tidka terhingga banyaknya ke dalam tiap-tiap badan.
Menurut Bhagavata Purana 3.13.14 -16, Brahma menciptakan para dewa yang lain dan juga menciptakan manusia yang pertama yang bernama Svayambu manu. Swayambu Manu pada masa manvantara yang pertama. Svayambu manu ini menghasilkan keturunan dengan melakukan perkawinan dengan ciptaan dewa Brahma yang lain, yaitu Satarupa. Keturunan Svayambu manu akhirnya mengalami kehancuran pada akhir manvantara pertama dengan adanya bencana / kiamat sebagian sebagaimana kisah terjadinya banjir bandang atau tengelamnya daratan ke lautan. Sebagian keturunan manu pada generasai sebelum kiamat sebagian ini selamat dengan adanya Matsya Avatara dan meneruskan kehidupan pada manvantara berikutnya. Dan pada manvantara ini kembali tercipta manu-manu yang lain sebagai berikut;
1. Svayambhu Manu
2. Swarochisha Manu
3. Auttami Manu
4. Támasa Manu
5. Raivata Manu
6. Chakshusha Manu
7. Vaivasvata Manu
8. Savarni Manu
9. Daksa Savarni Manu
10. Brahma Savarni Manu
11. Dharma Savarni Manu
12. Rudra Savarni Manu
13. Raucya atau Deva Savarni Manu
14. Bhauta atau Indra Savarni Manu
Diantara mereka yang memiliki wujud laki-laki dikenal sebagai Manu dengan nama Svayambhuva, dan yang perempuan dikenal dengan Satarupa, permaisuri dari insan agung manu. Wahai putra keluarga Bharata, seiring berjalannya waktu, beliau (manu) mendapatkan lima orang anak dari Satarupa, yaitu dua putra, Pryavrata dan Uttanapada dan tiga putri, Akuti, Devahuti dan Prasuti. Sang ayah, manu memberikan putri pertamanya, Akuti pada Rsi Ruci, Putri kedua, Devahuti pada Rsi Kardama dan yang bungsu, Prasuti kepada Daksa. Dari merekalah seluruh dunia dipadati oleh populasi
(Bhagavata Purana 3.12.54 – 57)
Sukadeva Gosvami berkata “Pada kalpa sekarang ini telah berlangsung enam manu. Aku telah menjelaskan kepadamu tentang Svayambhuva Manu dan kemunculan para dewa. Dalam kalpa Dewa Brahma ini, Svayambhuva adalah Manu yang pertama. Dua orang putri Svayambhuva Manu yang bernama Akuti dan Devahuti melahirkan penjelmaan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Yajnamurti dan Kapila. Mereka mendapat tugas untuk mengajarkan tentang agama dan pengetahuan
(Bhagavata Purana 8.1.4 -5)
(Sejak Sukadeva Gosvami menyabdakan Bhagavata Purana 5091 tahun bumi yang lalu, saat dimulainya Kali Yuga, kita dapat menyimpulkan bahwa saat ini adalah kalpa pertama dari hari pertama dari usia dewa brahma yang ke-51 tahun)
Sukadeva Gosvami berkata,”Manu yang sekarang bernama Sraddhadeva, adalah putra dari Vivasvan, dewa penguasa planet matahari. Sraddhadeva adalah manu yang ketujuh. Sekarang tolong dengarkanlah, karena aku akan menjelaskan tentang putera-puteranya
(Bhagavata Purana 8.13.2 – 3)
Mahamaya berkata, “Selama yuga yang ke-28 dalam periode Vaivasvata Manu, aku akan menjelma sebagai putri Bunda Yasoda dan akan dikenal sebagai Vindhyacalavasini
(Candi, bab 11 dari Markandeya Purana)
Jadi disinisudah sangat jelas bahwa meski berakhirnya manvantara yang diakhiri dengan bencana besar, namun ada keturunan manu yang selamat dan berikutnya tercipta manu yang lain lagi dan mereka dapat melakukan perkawinan silang. Bahkan dalam beberapa sumber dikatakan manusia dapat menikah dengan dewa/dewi atau bidadari dan juga dapat menghasilkan keturunan. Jadi dengan demikian tidaklah mengherankan jika terdapat banyak jenis/ras manusia di dunia ini.
Bagaimana kaitannya dengan reinkarnasi? Ingat, kita bukan badan, tapi jiwa/atman ini. Atman memiliki sifat-sifat yang luar biasa dan tidak ada pembeda antara roh binatang, tumbuhan atau mahluk yang lain, yang membedakan hanyalah badan materialnya. Sehingga atman dapat berpindah dari satu badan ke badan yang lain sesuai dengan hasil karma-nya.
Jelas kan bro? 🙂
ngarayana.. pengetahuan anda tentang Veda melebihi kebanyakan orang Hindu di Indonesia. Terima kasih telah membagi pengetahuan ini. Tapi.. saya harap Anda bisa lebih menahan diri untuk tidak membalas “penyudutan” dengan “penyudutan”.
Melakukan itu membuat Anda kurang lebih sama dengan orang yang pertama “menyudutkan” Anda.
Move on Bro..
Thanks bro atas masukannya!
Iya, saya mengerti dengan menyudutkan orang lain berarti sebenarnya saya sudah terjatuh kedalam kanista adikari;
Dalam ajaran Hindu dijelaskan 3 sifat orang dalam memandang agama yang kira-kira sebagai berikut;
1. Utama adikari (mereka yang memandang semua jalan menuju Tuhan adalah benar dan tidak merendahkan orang lain)
2. Madyama adikari (mereka yang memandang dirinya sendiri benar dan tidak peduli dengan yang lain apakah itu benar/salah)
3. Kanista adikari (mereka yang memandang kepercayaannya benar dan yang lain salah)
Adalah suatu dilema bagi umat Hindu yang selalu dijadikan objek konversi agar berpindah agama oleh mereka para propaganda agama. Sekarang permasalahannya apakah sebagai orang Hindu kita harus diam dan membuka pintu padahal mereka mengobrak-abrik “rumah” kita? Ataukah kita harus bertahan atau harus menyerang balik?
Padahal kalau jujur, Hindu juga agama misi, bukan hanya islam dan kristen yang agama misi. Hanya saja Hindu menyebarkan ajaran cinta kasihnya dengan jalan yang berbeda!
Kalau menurut anda sendiri bagaimana bro?
@ Yudhis: menurut saya Tuhan memang kerjanya slow, mudah, guampang. kalo sulit, berhenti aja DIA jadi TUHAN. Kalau Tuhan aja sudah kesulitan, ya bisa berabe.
“Kasihan yah umat yg berpegang pada konsep ini.. ckckckc..
untungnya saya engga tuh..”
emang bener. kesian banget jadi orang yang hidupnya di dasarkan pada Veda. mau minta ampun n tobat, tetap aja dikasih hukuman dulu. tapi nggak apa-apa lah. wong kita yang salah. semoga setelah dikasih hukuman yang sepadan. kita jera. n dak ngulangi lagi kesalahan yang sama.
oya… saya punya murid nih. dia lupa bawa PR. Di awal pertemuan, kita (saya dan murid) buat komitmen: kalau lupa bawa PR, mesti pulang ambil ke rumah. dan serahkan sebelum pelajaran sekolah usai. ehhh… dia lupa bawa PR. saya suruh pulang ambil PR. dia nangis “Pak dak lagi lah. sekali ini aja Pak. ampun Pak.” Saya kasihan liatnya (anaknya perempuan n kecil badannya, iba hati saya). “Ya udah besok jangan lagi ya. duduk sana.”
eh eh eh… minggu depan dia lupa lagi… busyet nih anak. saya suruh pulang. dia minta ampun. “rumah saya jauh pak,” katanya. “AMBIL,”saya bilang. Dia pulang, ambil PR, kembali ke sekolah. Besok2 nya nggak pernah dia lupa PR lagi. Anaknya rajin sekarang.
Nah… ini buat saya percaya bahwa konsep yang anda sayangkan tadi ternyata berfungsi dengan baik. Namanya aja manusia. Jangan dimanjain mas. ntar dikasih hati malah minta jantung
“Sekarang permasalahannya apakah sebagai orang Hindu kita harus diam dan membuka pintu padahal mereka mengobrak-abrik “rumah” kita? Ataukah kita harus bertahan atau harus menyerang balik?”
karena Anda mengibaratkan agama dengan “rumah” maka
pertanyaan dasarnya adalah: mengapa rumah kita begitu gampang diobrak-abrik?
jawabannya sederhana: kita (saya dan banyak manusia yang mengaku beragama Hindu) belum mengenal “rumah” kita sendiri. Kita tahu ada pintu dan jendela darimana orang bisa menyusup dan mengobrak-abrik kita. tapi kita nggak tahu bagaimana caranya menjaga agar pintu dan jendela tidak jebol.
menurut saya, ketimbang menghabiskan begitu banyak energi untuk bertahan ataupun menyerang balik umat lain (toh semakin diserang biasanya akan ada serangan balasan yang lebih menggila lagi), lebih baik Anda gunakan energi Anda untuk menuliskan lebih banyak lagi tentang Veda karena saya rasa umat Hindu termasuk umat yang paling kurang pengetahuannya tentang kitab suci agamanya.
Saya rasa akan lebih bermakna bila Anda berhasil meyakinkan 1 orang Hindu saja untuk berhenti memakan daging sapi dengan memberikan argumen yang berpijak pada Veda ketimbang memancing perdebatan emosional dengan umat lain.
atau meyakinkan 1 orang Hindu saja bahwa kisah ramayana dan mahabharata adalah catatan sejarah. (meyakinkan yang Hindu saja susah apalagi meyakinkan umat Islam atau kristen)
atau memberikan pelajaran-pelajaran singkat tentang bahasa sansekerta.
saya juga sering “diserang” oleh teman-teman sewaktu kuliah dulu dengan pertanyaan yang anda munculkan di sesi “Hindu menjawab”. kebetulan saya nggak begitu mau ngoceh panjang lebar menjelaskan kalau saya tau maksud pertanyaan mereka cuma ingin ngetes atau menyerang. jadi, saya selalu tanya balik: “Anda benar-benar ingin tahu? atau cuma mau berdebat?” kebanyakan teman sih malah nggak jawab. Jadi saya bilang,”berjalanlah dengan agama Anda. Jadilah orang yang pantas mencintai-Nya. Jangan nyontek ujian. Jangan ngomong jorok. Jangan buang sampah sembarangan. Jangan ngerokok. Saya juga akan begitu dengan agama saya. Mudah-mudahan kita bertemu di surga atau di tempat yang lebih baik lagi dari itu.”
Pertahanan di Pentagon saja sering kali berusaha diserang oleh kelompok teroris bli! Itu artinya, kejahatan akan selalu ada dimanapun dan bagaimanapun kondisinya di dunia ini.
Sri Krishna dalam misinya mendamaikan keluarga Bharata sudah melakukan beberapa usaha, antara lain;
1. Dengan cara damai membagi kerajaan Astinapura menjadi 2 bagian, 1 untuk korawa dan yang lain untuk pandawa. Bhakan dalam kasus ini, pandawa rela mendapat bagian kerajaan pada daerah yang sangat-sangat tidak subur dan susah air, tetapi karena saking jahatnya, korawa ingin merebut kembali kerajaan itu dan ingin menguasai seluruh kerajaan.
2. Setelah usaha pertama untuk membagi kerajaan gagal. Krishna sebagai utusan pandawa datang dan hanya meminta 5 buah desa saja untuk pandawa agar pandawa bisa menjalankan swadarmanya sebagai kesatria, yaitu memimpin, kalaupun hanya memimpin sebuah desa kecil. Tapi korawa dengan congkaknya menolak tawaran ini dan bersikeras ingin menguasai seluruh kerajaan astinapura.
Karena seluruh jalan damai sudah tertutup dan pihak lawan bersikeras ingin menguasai kerajaan bahkan memusnahkan pandawa, maka mau tidak mau perang Bharata-pun berlangsung.
Demikian juga dengan hal “kapling” sorga dan klaim kebenaran dalam agama. Kita tidak pernah menganggap ajaran agama lain salah dan sesat, tetapi kita selalu dituduh sesat.
Maka jalan yang tepat adalah menjelaskan bahwa kita tidak sesat dan mau tidak mau dengan berargumen secara ilmiah dan jika perlu dengan mengutip pembenaran dari ayat mereka sendiri.
Bukan begitu bli?
wah sdr. Deny ini seperti guru saya aja yang mengajarkan tentang kebaikan, dll, ato malah emang benar sdr. Deny ini seorang guru kerohanian,….?
Jika begitu memang tidak salah jika dalam artikel Bli Ngakan PP menyebutkan, (sebetulnya ini juga ada yang memposting di komentar dalam threads sebelah)
Analogi Sumur dan Rakit.
Seorang penganjur bahwa semua agama adalah sama, pernah menulis di Media Hindu, justru karena semua agama sama maka orang tidak perlu pindah-pindah agama. Secara logika pernyataan ini tepat. Kalau semua agama sama buat apa pindah agama? Tetapi ia memberikan argumen yang menarik. Ibarat orang menggali sumur; baru menggali lima meter tidak menemukan air, lalu pindah ke tempat lain, di tempat baru ini ia menggali lima meter, tidak juga bertemu air. Bila terus demikian, maka penggali sumur itu akan sia-sia saja. Oleh karena itu setiap orang seharusnya terus menggali sedalam mungkin, sampai ia menemukan air yang dicarinya.
Di dalam praktek tidaklah demikian. Kalau setelah menggali sedalam 10 meter, lalu yang ditemukan batu karang, untuk apa diteruskan? Atau bertemu air, tetapi baunya busuk, tentu orang akan pindah mencari lokasi lain untuk digali.
Tetapi secara analogi ini juga tidak tepat. .Seorang teman saya, orang Protestan, dengan gelar master dobel, satu dari AS, satu dari Australia, berkata kepada saya. “Bapak akan puas, bila dapat menundukkan diri sendiri. Karena agama bapak meminta bapak melihat ke dalam. Kalau saya lain lagi. Saya baru akan puas, ketika saya dapat menundukkan bapak agar ikut agama saya.”
Dia adalah orang awam sama seperti saya. Tetapi pendapatnya itu ada dasarnya dalam Injil, yaitu perintah bagi setiap orang Kristen untuk pergi ke segala penjuru bumi, dan menjadikan bangsa-bangsa murid Yesus. Islam jug demikian. Nabi mereka, sampai akhir hayatnya meminta para pengikutnya untuk terus berjihad menjadikan Islam satu-satunya agama bagi dunia.
Bila semua agama memerintahkan pengikutnya untuk “menggali sumur” atau melihat ke dalam sampai berjumpa dengan “dirinya sendiri” dunia ini pasti akan aman dan damai. Tetapi nyatanya tidak demikian.
Ketika si Hindu sibuk menggali sumur semakin dalam, si Kristen dan si Islam sibuk berebut wilayah sekitar sumur. Ketika si Hindu kembali dari kedalaman bumi membawa air murni sambil meproklamirkan “semua air sama saja” ia menemukan air itu hanya berguna bagi dirinya sendiri, karena wilayahnya sudah dimiliki si Kristen atau / bersama si Islam. Si Kristen dan si Islam tidak membutuhkan air yang diambil dari inti bumi. Bagi mereka air sungai atau pancuran sudah cukup.
Apakah si Hindu harus memasang pagar atau menyewa centeng untuk menjaga wilayahnya? Ini bertentangan dengan prinsip yang diyakininya. Bila ia melakukan itu, artinya ia melaksanakan apa yang ditolaknya, bahwa agama mengkotak-kotakkan dan bahwa agama tidak perlu dibela. Jadi ia dapat lepas dari dilemma ini, hanya bila ia melepaskan identitas Hindunya.
Analogi rakit, agama hanya sekedar rakit, agak berbeda tetapi menghadapi dilemma yang sama. Analogi ini ada benarnya. Tetapi siapapun yang membuat analogi ini hanya melihatnya dari agama Hindu saja. Bagi Hindu dan juga Buddha, benar, agama hanyalah sarana untuk menyeberangkan manusia dari wilayah kehidupan sampai di batas wilayah kematian (atau kehidupan yang lain). Di dunia kehidupan yang lain itu agama memang tidak disebut-sebut lagi.
Tetapi bagi keyakinan Kristen atau Islam tidak demikian. Agama tidak berhenti sampai di tepi kehidupan dunia lain itu, yang mereka sebut dunia akhirat. Agama terus masuk sampai ke inti kehidupan akhirat. Bagi keyakinan orang Kristen, keyakinan mereka akan kebenaran Yesus sebagai Tuhan, atau Putra Allah, yang menyelamatkan mereka. Bagi orang Islam keyakinan mereka kepada Islam dan Muhammad sebagai Nabi akan menyelamakan atau menjamin sorga bagi mereka. Menurut Islam, ketika ia mati dan sampai di pintu alam kubur, dua orang malaikat akan menanyai apa agama dan siapa nabinya. Bila agamanya bukan Islam dan nabinya bukan Muhammad maka jiwa orang itu akan mendapat siksaan kejam. Dan di dalam persidangan pada hari Pengadilan Akhir, Muhammad akan memberi rekomendasi siapa yang masuk sorga atau neraka secara abadi. Allah akan memerima rekomendasi itu.
Di dalam kedua agama ini keyakinan, bukan perbuatan yang menentukan status seseorang di dunia akhirat. Apakah keyakinan semacam ini absurd atau tidak, itulah keyakinan yang dipercayai oleh mereka.
Jadi di sini analogi rakit menghadapi kesulitannya sendiri. Dan ia hanya melepaskan diri dari kesulitan ini, dengan melepaskan indentitas Hindunya. Tapi apa perdulinya dengan Hindu? Toh hanya rakit. Yang penting ia bebas. Sebuah solusi, yang sayangnya, bersifat mementingkan diri sendiri. Ego.
==========================================================
Dan tidak salah dalam Executive Committee Meeting World Hindu Federation (EXCOM WHF) di Kualalumpur yang diadakan tanggal 27-28 Agustus 2005, setelah apa yang disampaikan oleh delegasi Indonesia dan kemudian delegasi India yang terdiri dari para Swami dan Yogi
(yang mewakili Visva Hindu Parishad (Parisadanya India) maupun mantan menteri dalam kabinet Atal Bihari Vajvayee (dari BJP) yang mewakili Chapter WHF India) mengomentari “You open the Pandora box” (Dalam mitologi Yunani, Pandora adalah wanita pertama yang dikirim ke bumi sebagai hukuman bagi Promotheus, (manusia pertama di bumi) karena mencuri api dari Zeus. Zeus memberi Pandora sebuah kotak (box) yang kalau dibuka akan mengeluarkan semua kemalangan atau hal-hal buruk bagi manusia).
Trus bagaimana menjadi “Dharma Raksaka” “Dharma Defender” the defender of dharma, para pembela dharma jika hanya untuk pemahaman diri sendiri ataupun hanya untuk umat Hindu saja,……?
setuju sekali, dan memang saya setuju jika tetap mengacu pada sumber dan bukannya hanya khayalan saja,
jadi pada initnya saya sih setuju akan “serangan balik” anda,
regards,
Salah satu agenda penting kenapa paling tidak kita mengetahui segala sesuatu tentang Hindu berdasar atas sumber-sumber yang valid adalah tidak ada lagi genarasi berikut yang meninggalkan Hindu. Ini sungguh membuat kita malu. Mudah-mudahan web ini akan senantiasa membuat rasa bangga kita sebagai Hindu semakin meningkat. Bangga menceritakan ke anak cucu, inilah Kebenaran yang Mutlak. Teruskan perjuangan untuk Bli Wayan Ngarayana. Suksma.
wah..salute bgt ma bli ngarayana, saya telah mengikuti artikel2 anda, sungguh luar biasa, yg selama ini blm saya dapatkan di hindu bali,yg selama ini sibuk dgn urusan ritual..maju terus bli ngarayana “Ajeg Sanatha Dharma” proud to be hindu
🙂 Saya sedang belajar untuk mendekatkan diri dengan diri SAYA sehingga doa sdr. Ari supaya SAYA jadi guru kerohanian bisa terwujud. Kadang kita tidak sadar bahwa sebenarnya KITA semua adalah GURU.
Tidak ada satu analogi pun yang bisa menjelaskan sebuah fenomena secara utuh. Demikian pula analogi “rumah”, “sumur”, dan “rakit”.
Ada sebuah bab dari Bhagavad Gita yang ingin saya tuliskan kembali untuk sdr. Ngarayana secara utuh mulai sloka 1 sampai 17. Maksud dan tujuan saya tidak lain supaya dalam mencerahkan pandangan kita semua tentang HINDU, sdr. Ngarayana dijaga dan menjaga kemurnian hatinya.
Bhagavad Gita 17
1) Arjuna said: What is the state of devotion of those who perform spiritual practices with faith but without following the scriptural injunctions, O Krishna? Is it SAATVIKA, Raajasika, or Taamasika?
2) Krishna said: The natural faith of embodied beings is of three types: SAATVIKA, Raajasika, and Taamasika. Hear that from Me.
3) O Arjuna, the faith of each is in accordance with one’s own nature or Sanskaara. A person is known by the faith. ONE CAN BECOME WHATEVER ONE WANTS TO BE.
4) The SAATVIKA persons worship Devas, The Raajasika people worship demigods and demons, and the Taamasika persons worship ghosts and spirits.
5) Those who practice severe austerities without following the scriptures, with hypocrisy and egotism, impelled by lust, and attachment;
6) Senselessly torturing the elements in their body and also Me who dwell within the body; know these ignorant persons to be of demonic nature.
7) The food preferred by all is also of three types. So are the sacrifice, austerity, and charity. Now hear the distinction between them.
8) The foods that promote longevity, virtue, strength, health, happiness, and joy; are juicy, smooth, substantial, Such foods are dear to the SAATVIKA persons.
“Dari beberapa tulisan Anda tentang preferensi makanan Anda, saya mengetahui bahwa Anda seorang SAATVIKA atau minimal seorang yang ingin menjadi SAATVIKA.”
9) Foods that are bitter, sour, salty, very hot, pungent, dry, and burning; and cause pain, grief, and disease; are liked by Raajasika persons.
10) The foods liked by Taamasika persons are half-cooked, tasteless, rotten, stale, refuses, and impure
11) Yajna enjoined by the scriptures, performed with a firm belief that it is a duty, and without the desire for the fruit, is Saattvika Yajna.
“Saya percaya semua energi yang Anda keluarkan untuk menyampaikan semua tentang Veda ini tanpa maksud mendapatkan pahala duniawi ataupun rohani.”
12) Yajna which is performed only for show, Or aiming for fruit, know that to be Raajasika Yajna, O Arjuna.
13) Yajna that is performed without following the scripture, In which no food is distributed, Which is devoid of mantra, faith, and gift,
Is said to be Taamasika Yajna.
14) The worship of Devas, Braahmana, Guru, and the wise; purity, honesty, celibacy, And nonviolence; these are said to be The austerity of deed.
15) SPEECH THAT IS NOT OFFENSIVE, truthful, PLEASANT, beneficial, and is used for the regular reading of scriptures is called THE AUSTERITY OF WORD.
“Sloka inilah yang ingin saya persembahkan buat Anda. Bila makanan Anda sudah Saatvika, bila yajna Anda sudah Saatvika. Bila perbuatan Anda sudah Saatvika, hendaknya dalam berkata-kata pun Anda juga Saatvika: NOT OFFENSIVE, truthful, PLEASANT, beneficial. Akan lebih menggugah, saya rasa, jika semua tulisan ataupun reply Anda atas comment yang ditinggalkan pembaca mengandung unsur NOT OFFENSIVE, dan PLEASANT. Ingatlah! Dengan menyebarkan bagian-bagian Veda ini, sesungguhnya Anda telah melaksanakan dharma seorang Brahmana. Perhatikan tiap ucapan dan kata-kata Anda. Semoga semua usaha Anda berbuah sesuai Hukum Karma yang kita percayai.”
16) The serenity of mind, gentleness, silence, self-restraint, and the purity of mind are called the austerity of thought.
17) Threefold austerity practiced by yogis with supreme faith, without a desire for the fruit, is said to be Saattvika austerity.
Boleh saya terjemahkan bli?
Bhagavad Gita Bab 17
Bhagavad Gita 17.1
arjuna uväca
ye çästra-vidhim utsåjya
yajante çraddhayänvitäù
teñäà niñöhä tu kä kåñëa
sattvam äho rajas tamaù
Artinya:
Arjuna bertanya; O Krishna, bagaimana kedudukan orang yang tidak mengikuti prinsip-prinsip kitab suci tetapi sembahyang menurut angan-angan sendiri? Apakah mereka dalam kebaikan, nafsu atau dalam kebodohan?
Bhagavad Gita 17.2
çré-bhagavän uväca
tri-vidhä bhavati çraddhä
dehinäà sä svabhäva-jä
sättviké räjasé caiva
tämasé ceti täà çåëu
Artinya:
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Menurut sifat-sifat alam yang diperoleh roh di dalam badan, ada tiga jenis kepercayaan yang dapat dimiliki seseorang – kepercayaan dalam kebaikan, dalam nafsu atau kebodohan. Sekarang dengarkanlah tentang hal ini.
Bhagavad Gita 17.3
sattvänurüpä sarvasya
çraddhä bhavati bhärata
çraddhä-mayo ‘yaà puruño
yo yac-chraddhaù sa eva saù
Artinya;
Wahai putra Bharata, menurut kehidupan seseorang di bawah berbagai sifat alam, ia mengembangkan jenis kepercayaan tertentu. Dikatakan bahwa mahluk hidup memeiliki kepercayaan tertentu menurut sifat-sifat yang diperolehnya.
Bhagavad Gita 17.4
yajante sättvikä devän
yakña-rakñäàsi räjasäù
pretän bhüta-gaëäàç cänye
yajante tämasä janäù
Artinya;
Orang dalam sifat kebaikan menyembah para dewa; orang dalam sifat nafsu menyembah para raksasa dan orang jahat; dan orang yang berada dalam sifat kebodohan menyembah hantu-hantu dan roh-roh halus.
Bhagavad Gita 17.5-6
açästra-vihitaà ghoraà
tapyante ye tapo janäù
dambhähaìkära-saàyuktäù
käma-räga-balänvitäù
karñayantaù çaréra-sthaà
bhüta-grämam acetasaù
mäà caiväntaù çaréra-sthaà
tän viddhy äsura-niçcayän
Artinya;
Orang yang menjalani pertapaan dan kesederhanaan yang keras tidak dianjurkan dalam Kitab Suci, dan melakukan kegiatan itu karena rasa bangga dan keakuan palsu didorong oleh nafsu dan ikata, yang bersifat bodoh dan menyiksa unsur-unsur material di dalam badan dan Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam badan, dikenal sebagai orang jahat.
Bhagavad Gita 17.7
ähäras tv api sarvasya
tri-vidho bhavati priyaù
yajïas tapas tathä dänaà
teñäà bhedam imaà çåëu
Artinya;
Makanan yang disukai setiap orang juga terdiri dari tiga jenis, menurut tiga sifat alam material. Demikian pula korban suci, pertapaan dan kedermawanan. Sekarang dengarkanlah perbedaan antara hal-ahl itu.
Bhagavad Gita 17.8
äyuù-sattva-balärogya-
sukha-préti-vivardhanäù
rasyäù snigdhäù sthirä hådyä
ähäräù sättvika-priyäù
Artinya;
Makanan yang disukai oleh orang dalam sifat kebaikan memperpanjang usia hidup, menyucikan kehidupan dan memberi kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan kepuasan. Makanan tersebut penuh sari, berlemak, bergizi dan menyenangkan hati.
Bhagavad Gita 17.9
kaöv-amla-lavaëäty-uñëa-
tékñëa-rükña-vidähinaù
ähärä räjasasyeñöä
duùkha-çokämaya-pradäù
Artinya;
Makanan yang terlalu pahit, terlalu asam, terlalu asin, panas sekali atau menyebabkan badan menjadi panas sekali, terlalu pedas, terlalu kering dan berisi terlalu banyak bumbu yang keras sekali disukai oleh orang dalam sifat nafsu. Makanan seperti itu menyebabkan duka cita, kesengsaraan dan penyakit.
Bhagavad Gita 17.10
yäta-yämaà gata-rasaà
püti paryuñitaà ca yat
ucchiñöam api cämedhyaà
bhojanaà tämasa-priyam
Artinya;
Makanan yang dimasak lebih dari 3 jam sebelum dimakan, makanan yang hambar, basi dan busuk, makanan yang terdiri dari sisa makanan orang lain dan bahan-bahan haram disukai oleh orang dalam sifat kegelapan.
Bhagavad Gita 17.11
aphaläkäìkñibhir yajïo
vidhi-diñöo ya ijyate
yañöavyam eveti manaù
samädhäya sa sättvikaù
Artinya;
Di antara korban-korban suci, korban suci yang dilakukan menurut Kitab Suci, karena kewajiban, oleh orang yang tidak mengharapkan pamrih, adalah korban suci dalam sifat kebaikan.
Bhagavad Gita 17.12
abhisandhäya tu phalaà
dambhärtham api caiva yat
ijyate bharata-çreñöha
taà yajïaà viddhi räjasam
Artinya;
Tetapi hendaknya engkau mengetahui korban suci yang dilakukan demi keuntungan material, atau demi rasa bangga adalah korban suci yang bersifat nafsu, wahai yang paling utama di antara para Bharata.
Bhagavad Gita 17.13
vidhi-hénam asåñöännaà
mantra-hénam adakñiëam
çraddhä-virahitaà yajïaà
tämasaà paricakñate
Artinya;
Korban suci apapun yang dilakukan tanpa memperdulikan petunjuk Kitab Suci, tanpa membagikan prasadam [makanan rohani/yang sudah dipersembahkan], tanpa mengucapkan mantra-mantra Veda, tanpa memberi sumbangan kepada para pendeta dan tanpa kepercayaan di anggap korban suci dalam sifat kebodohan.
Bhagavad Gita 17.14
deva-dvija-guru-präjïa-
püjanaà çaucam ärjavam
brahmacaryam ahiàsä ca
çäréraà tapa ucyate
Artinya;
Pertapaan jasmani terdiri dari sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa, para brahmana, guru kerohanian dan atasan seperti ayah dan ibu, dan kebersihan, kesederhanaan, berpantang hubungan suami istri dan tidak melakukan kekerasan.
Bhagavad Gita 17.15
anudvega-karaà väkyaà
satyaà priya-hitaà ca yat
svädhyäyäbhyasanaà caiva
väì-mayaà tapa ucyate
Artinya;
Pertapaan suara terdiri dari mengeluarkan kata-kata yang jujur, menyenangkan, bermanfaat, dan tidak mengganggu orang lain, dan juga membacakan kesusastraan Veda secara teratur.
Bhagavad Gita 17.16
manaù-prasädaù saumyatvaà
maunam ätma-vinigrahaù
bhäva-saàçuddhir ity etat
tapo mänasam ucyate
Artinya;
Kepuasan, kesederhanaan, sikap yang serius, mengendalikan diri dan penyucian kehidupan adalah pertapaan pikiran.
Bhagavad Gita 17.17
çraddhayä parayä taptaà
tapas tat tri-vidhaà naraiù
aphaläkäìkñibhir yuktaiù
sättvikaà paricakñate
Artinya;
Tiga jenis pertapaan tersebut, yang dilakukan dengan keyakinan rohani oleh orang yang tidak mengharapkan keuntungan material tetapi tekun hanya demi Yang Maha Kuasa, disebut pertapaan dalam sifat kebaikan.
Bhagavad Gita 17.18
satkära-mäna-püjärthaà
tapo dambhena caiva yat
kriyate tad iha proktaà
räjasaà calam adhruvam
Artinya:
Pertapaan yang dilakukan berdasarkan rasa bangga untuk memperoleh pujian, penghormatan, dan pujaan disebut pertapaan dalam sifat nafsu. Pertapaan itu tidak mantap atau kekal.
Bhagavad Gita 17.19
müòha-gräheëätmano yat
péòayä kriyate tapaù
parasyotsädanärthaà vä
tat tämasam udähåtam
Artinya:
Pertapaan yang dilakukan berdasarkan kebodohan, dan dengan menyiksa diri atau menghancurkan atau menyakiti orang lain dikatakan sebagai pertapaan dalam sifat kebodohan.
Bhagavad Gita 17.20
dätavyam iti yad dänaà
déyate ‘nupakäriëe
deçe käle ca pätre ca
tad dänaà sättvikaà småtam
Artinya:
Kedermawanan yang diberikan karena kewajiban, tanpa mengharapkan pamrih, pada waktu dan tempat yang tepat, kepada orang yang patut menerimanya dianggap bersifat kebaikan.
Bhagavad Gita 17.21
yat tu pratyupakärärthaà
phalam uddiçya vä punaù
déyate ca parikliñöaà
tad dänaà räjasaà småtam
Artinya:
Tetapi sumbangan yang diberikan dengan mengharapkan pamrih, atau dengan keinginan untuk memperoleh hasil atau pahala, atau dengan rasa kesal, dikatakan sebagai kedermawanan dalam sifat nafsu.
Bhagavad Gita 17.22
adeça-käle yad dänam
apätrebhyaç ca déyate
asat-kåtam avajïätaà
tat tämasam udähåtam
Artinya:
Sumbangan-sumbangan yang diberikan di tempat yang tidak suci, pada waktu yang tidak suci, kepada orang yang tidak patut menerimanya, atau tanpa perhatian dan rasa hormat yang benar dikatakan sebagai sumbangan dalam sifat kebodohan.
Bhagavad Gita 17.23
oà tat sad iti nirdeço
brahmaëas tri-vidhaù småtaù
brähmaëäs tena vedäç ca
yajïäç ca vihitäù purä
Artinya:
Sejak awal ciptaan, tiga kata om tat sat digunakan untuk menunjukkan kebenaran mutlak yang paling utama. Tiga lambang tersebut digunakan oleh para brahmana sambil mengucapkan mantra-mantra Veda dan pada waktu menghaturkan korban suci untuk memuaskan yang maha kuasa.
Bhagavad Gita 17.24
tasmäd oà ity udähåtya
yajïa-däna-tapaù-kriyäù
pravartante vidhänoktäù
satataà brahma-vädinäm
Artinya:
Karena itu, para rohaniwan yang melakukan korban suci, kedermawanan dan pertapaan menurut aturan kitab suci selalu mulai dengan ‘om’ untuk mencapai pada yang maha kuasa.
Bhagavad Gita 17.25
tad ity anabhisandhäya
phalaà yajïa-tapaù-kriyäù
däna-kriyäç ca vividhäù
kriyante mokña-käìkñibhiù
Artinya:
Tanpa menginginkan hasil atau pahala, hendaknya seseorang melakukan berbagai jenis korban suci, pertapaan dan kedermawanan dengan kata ‘tat’. Tujuan kegiatan rohani tersebut adalah untuk mencapai pembebasan dari ikatan material.
Bhagavad Gita 17.26-27
sad-bhäve sädhu-bhäve ca
sad ity etat prayujyate
praçaste karmaëi tathä
sac-chabdaù pärtha yujyate
yajïe tapasi däne ca
sthitiù sad iti cocyate
karma caiva tad-arthéyaà
sad ity eväbhidhéyate
Artinya:
Kebenaran mutlak adalah tujuan korban suci bhakti. Kebenaran mutlak ditunjukkan dengan kata ‘sat’. Pelaksanaan korban suci seperti itu juga disebut ‘sat’. Segala pekerjaan korban suci, pertapaan dan kedermawanan yang dilaksanakan untuk memuaskan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan setia kepada sifat Mutlak juga disebut ‘sat’, wahai putra Prtha.
Bhagavad Gita 17.28
açraddhayä hutaà dattaà
tapas taptaà kåtaà ca yat
asad ity ucyate pärtha
na ca tat pretya no iha
Artinya:
Apapun yang dilakukan sebagai korban suci, kedermawanan maupun pertapaan tanpa keyakinan terhadap yang maha kuasa tidak bersifat kekal, wahai putra Prtha. Kegiatan itu disebut ‘asat’ dan tidak berguna dalam hidup ini maupun dalam penjelmaan yang akan datang.
Hello sdr.Deny,
Saya salut banget dengan apa yang anda katakan, itu menurut saya bahwa anda sedang menjalankan tahap Sanyasin atau selamanya akan menjalankan Brahmacarya (dalam Catur Asrama), jika memang anda telah berada di tahap ini, maka saya tidak akan berkomentar apapun kepada anda hanya hormat saya untuk anda,
akan tetapi jika belum nah mungkin sedikit saja saya akan berkomentar, jika dalam masa berumah tangga maka akan ada sedikit keinginan untuk menghasilkan keturunan, nah dalam melakukan kegiatan dalam menghasilkan keturunan ini apakah anda akan defensif,….?
Saya yakin bahwa apa yang dilakukan oleh sdr. Ngarayana tidaklah offensif secara frontal tapi masih dalam batas wajar dan juga memberikan bayangan bahwasanya ketika ada seorang rekan sedharma mendapatkan pertanyaan yang serupa maka bisa menjawabnya dan untuk menghentikan pertanyaan itu diperlukan “serangan balik” dari apa yang diyakini oleh sipenanya tsb.
Maju terus sdr. Ngarayana dan jadilah “Dharma Defender”, the defender of dharma, para pembela dharma, dan saya selalu mendukung anda dalam menegakkan “Dharma”,….
Untuk saudara Deny, saya akui, kedudukan saya masih sudra dan jauh dari kata suci. Untuk memperkaya pengetahuan sendiri dan untuk bertahan sebagai pengikut Veda, saya rasa tidak ada masalah dengan diri saya.
Mengenai sloka Bhagavad Gita;
Bhagavad Gita 17.15
anudvega-karaà väkyaà
satyaà priya-hitaà ca yat
svädhyäyäbhyasanaà caiva
väì-mayaà tapa ucyate
Artinya;
Pertapaan suara terdiri dari mengeluarkan kata-kata yang jujur, menyenangkan, bermanfaat, dan tidak mengganggu orang lain, dan juga membacakan kesusastraan Veda secara teratur.
Bhagavad Gita 17.16
manaù-prasädaù saumyatvaà
maunam ätma-vinigrahaù
bhäva-saàçuddhir ity etat
tapo mänasam ucyate
Artinya;
Kepuasan, kesederhanaan, sikap yang serius, mengendalikan diri dan penyucian kehidupan adalah pertapaan pikiran.
Bhagavad Gita 17.17
çraddhayä parayä taptaà
tapas tat tri-vidhaà naraiù
aphaläkäìkñibhir yuktaiù
sättvikaà paricakñate
Artinya;
Tiga jenis pertapaan tersebut, yang dilakukan dengan keyakinan rohani oleh orang yang tidak mengharapkan keuntungan material tetapi tekun hanya demi Yang Maha Kuasa, disebut pertapaan dalam sifat kebaikan.
Jujur, saya jauh dari itu. Mungkin sifat saya masih dapat dikatakan Rajas atau malahan Tamas. Andaikan sudah mencapai satwam, mungkin saya sudah menjadi Brahmanacari total tanpa harus sibuk bekerja untuk mengaharapkan gaji / material demi kepuasan saya semata.
Oleh karena itu, jika ada teman-teman yang ingin belajar untuk memperdalam Veda, akan saya arahkan dan perkenalkan ke Guru Kerohanian Veda atau rekan-rekan yang dapat di percaya. Jadi bukan belajar dari saya yang jauh dari sifat-sifat suci sebagaimana tertuang dalam Bhagavad-gétä 18.42;
çamo damas tapaù çaucaà kñäntir ärjavam eva ca
jïänaà vijïänam ästikyaà brahma-karma svabhäva-jam
Mohon maaf saudara Deny jika saya dan anda berbeda pendapat. Tapi jujur, saya salut dengan orang yang punya sifat satwam seperti anda. Meski jalan dan metode kita berbeda dalam mempertahankan ajaran Veda, tapi saya yakin semuanya akan memiliki dampak-dampaknya masing-masing.
Tyang sareng nggih.
Majeng ring Pak Deny tur Pak Ari.
Tyang sebagai orang awam sangat salut kepada Bapak-Bapak sekalian. Juga terhadap Bli Wy Ngarayana. Sebagai orang yang baru berusaha mengerti / mencari tentang Kebenaran, tyang rasa yang dianggap sebagai “Dharma Defender” ternyata cukup memberikan dorongan bagi tyang pribadi untuk lebih paham. Tentulah tingkat pengertian itu akan beda-beda setiap orang. Dengan mengetahui perbandingan tanpa keluar jalur koridor yang valid, tyang menjadi lebih bisa membuka mata. Apa yang dikatakan oleh Bapak Deny itu tentulah sangat bijaksana dan tyang meyakini begitulah seharusnya. Disetiap tulisan yang dikeluarkan oleh Bli Wyn Ngarayana selalu kita temukan sloka-sloka kitab suci kita, tyang rasa kesemuanya itu mengajarkan kita untuk tidak sombong. Terusterang, secara pribadi tyang masih sangat butuh pencerahan-pencerahan dari Bli Wyn Ngarayana. Terutama kajian ilmiah dari Weda.
Suksma.
Benar sekali sdr. Ngarayana,
sebagai bayangan, (saya ambil dari artikel yang sama tentang analogi Rakit dan sumur,
THE BATTLE OF MIND, MENJAGA HINDU:
Bahwa “pertempurannya” sekarang tidak memakai pedang, tombak atau keris. Tetapi memakai senjata yagn jauh lebih ekfektif yaitu intelek – “The Battle of Mind” Medannya, dari ruang publik sampai ruang privat. Kotbah-kotbah umum, apakah itu namanya tablig, atau kotbah penyembuhan. Buku-buku pelajaran, pengajaran dan kuliah-kuliah agama di ruang kelas. Tulisan di media massa. Berita, sineteron, kotbah di media elektronik. Yang terakhir ini yang paling hebat. Ia menembus masuk ke ruang-ruang pribadi setiap orang, termasuk kamar-kamar tidur orang-orang Hindu, yang yang berpendidikan tinggi ataupuan yang buta huruf.
Di sinilah kelemahan kita. Orang Hindu hampir tidak ada yang memiliki media massa nasional, cetak maupun elektronik. Media massa ini, khususnya tv, ada beberapa yang memberikan kesempatan bagi siar Hindu. Namun kita belum bisa memanfaatkannya dengan baik. Tv di Bali, yang memberikan slot cukup besar kepada siar Hindu, mutu siarannya masih lemah. Beberapa waktu lalu di sini ada posting yang menyatakan geli mendengar siaran Hindu di tv lokal itu. Bila dibandingkan dengan kotbah pendeta atau ulama dari agama lain yang membangkitkan semangat dan motivasi, dharma wacana orang Hindu masih jauh.
Di dalam “the Battle of Sword” orang bisa terluka atau mati. Di dalam “the Battle of Mind” pasti tidak akan ada yang luka apalagi mati. Tetapi justru ada kesan orang-orang Bali enggan atau mungkin takut terlibat di dalam “the Battle of Mind.” Dulu, seorang pejabat tinggi Ditjen Bimas Hindu dan Buddha, wanti-wanti berpesan agar Media Hindu tidak memuat berita tentang orang-orang agama lain yang kembali (rekonversi) ke Hindu. Padahal berita itu ada sumbernya yang jelas, dan itu terjadi di India. Di tv Indonesia ada berbagai tayangan tentang orang-orang yang baru beralih agama, apakah ke Islam atau Kristen. Mengapa dia takut? Saya tidak tahu karena ia tidak bicara langsung kepada saya. Dia memang bukan representasi seluruh masyarakat Hindu di Indonesia. Tetapi dia juga bukan satu pengecualian.
Pejabat tinggi ini juga meminta kepada Sekolah Tinggi Agama Hindu di Jakarta atau Lampung untuk tidak memberi kuliah perbandingan agama. Bila kita tidak tahu agama-agama lain, bagaimana kita dapat melakukan dialog kritis dengan mereka? Melakukan dialog kritis tidak berarti membenci suatu suatu agama atau pemeluk agama tersebut. Bahkan dialog intelek tidak bisa dilakukan berdasarkan kebencian. Sebab kebencian akan menggelapkan rasio dan dengan demikian melemahkan argumennya.
Oleh karena itu jangan buru-buru melompat pada kesimpulan bahwa memberikan pandangan kritis atau sekedar mengungkap fakta sejarah adalah penghujatan atau upaya menjelek-jelekkan. Agama, seperti ideology, memerlukan kritik untuk memperbaiki dirinya. Sama seperti kita, kita telah mengambil kritik dari luar maupun dari dalam untuk memperbaiki perilaku dan pemahaman keagamaan kita. Jadi setiap pemeluk agama harus bersikap dewasa di dalam hal ini. Kita telah menunjukkan kedewasaan, ketika dikatakan kafir dan penyembah berhala kita tidak berang dan menggangkat pedang.
Tetapi kita perlu mengangkat pedang yang lain, yaitu pedang intelek, untuk memberi penjelasan, bahwa kita bukan menyembah berhala, tetapi menyembah Tuhan, Tuhan yang jauh lebih baik dari tuhan mereka, Tuhan yang adil. Tuhan bagi seluruh mahluk, bukan tuhan yang berpihak pada sekelompok orang, yang menganjurkan kebencian dan kekerasan kepada kelompok yang lain. Dan dengan cara yang lebih indah dan lebih pula.
Dr David Frawley, direktur satu Yoga Center di AS, mengharapkan lahirnya para ksatriya intelektual untuk menjaga eksistensi Hindu.
================================
Maju terus para “Dharma Defender”, the defender of dharma, para pembela dharma, karena saya selalu mendukung orang-orang seperti itu yang mau menegakkan Dharma.
semua agama mengajarkan sama..kebaikan dan kebenaran
jd jangan saling berdebat .. okee broo!!
semua agama itu benar
tapi semua agama itu tidak sama..
kata Bos Frank Morales Phd.
ini petikan dari mas ngara:
“Dalam Al-Qur’an tidak menjelaskan Ruh? Karena waktu turunnya Al-Qur’an masyarakat saking bodohnya sehingga tidak mampu mengerti tentang ruh dan arca wigraha. Tapi beda dengan jaman turunnya Veda. Ya kan?”
bisa dijelaskan bagaimana dan kapan proses turunnya veda?
saya sendiri menganut agama islam yang dibawa nabi Muhammad saw. bisa disebutkan ajaran nabi saya yang tidak sesuai dengan norma. salah satu yang saya tangkap adalah dihalalkannya daging sapi yang disembelih atas nama ALLAH. mungkin mas ngara bisa menyebutkan hal lain yang gak sreg dihati mas ngara tentang kebiasaan agama saya.
ini murni bertanya mas. terima kasih atas jawabannya.
Menang benar mas, dalam Al-Qur’an hanya disampaikan bahwa Ruh ditiupkan oleh Allah, tapi disaat orang bertanya tentang ruh, maka menjawabannya bahwa itu hanya urusan Allah.mengenai bagaimana Veda di wahyukan silahkan sambangi https://narayanasmrti.com/2009/08/bagaimana-cara-memahami-veda/
dan https://narayanasmrti.com/2009/08/poster-kronologi-pewahyuan-veda/
sebenarnya secara implisit sudah banyak saya jelaskan dalam banyak artikel dalam website ini. Namun secara ringkas bisa anda mengerti dari poster kronologi Veda tersebut..
Mengenai kepercayaan dan tradisi anda saya sangat menghargainya. Tuhan sendiri menciptakan mahluknya dalam keanekaragaman agama dan juga ras, terus kenapa saya harus mempermasalahkan agama orang?
Saya melemparkan beberapa kritik disini untuk menjawab apa yang disampaikan oleh mereka dan termasuk beberapa orang dari agama anda dan tentunya saya mencoba mengkomparasinya dan membalik tuduhan mereka.
Apa yang kurang saya suka?
1. Mengkafirkan orang lain dan menganggap orang lain salah
2. Tindakan beberapa “oknum” yang mengatas namakan agama untuk membasmi orang lain
3. dan berbagai hal yang intinya merendahkan kedudukan agama lain…
sebenarnya hanya itu mas… dan saya tidak akan bela diri jika seandainya tidak diserang. Bukan begitu? 🙂
…dalam kebenaran kami yang sederhana, keindahan itu terasa lebih menyejukkan…
liburan emang enak kalau ke bali
luar biasa bro…
kebenaran pun relatif…
termasuk kebenaran agama…makanya ada banyak agama..klo gw bilang gw bener lo jg bisa bilang lo bener..
yang pasti tujuan agama sama semua yaitu perdamaian…
klo mau di adu bukan isi dari kitab dulu..dapi dari prinsip ketuhanan dari setiap agama
mas mau tanya, apakah ada sesuatu diatas dewa? Tuhan misalnya (Syang Hyang Taya)? kalo menurut presepsi hindu apakah Tuhan itu tunggal? apakah ada kekuatan lain yang bisa menyaingi Tuhan? sejauh mana sih capability Tuhan? apakah ada perwujudan Tuhan? apakah Tuhan dipatungkan? kenapa harus dewa yang disembah bukannya Tuhan? jika dewa itu mulia kenapa berani mewujudkannya dalam bentuk patung (Samaritan)?
kenapa perwujudan surga dan neraka itu harus planet? apakah ada dimensi lain selain yang kita kenal? apakah ada kiamat? jika kiamat terjadi, apa planet yang disebut sebut sebagai surga dan neraka hancur pula?
Right is relative but True is absolute
@Arif, pertanyaan anda sudah dibahas dalam artikel2 di web ini.
Namun saya akan memberikan jawaban singkat disini.
1. Apakah ada sesuatu di atas Dewa?
Iya, Dialah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Dewa hanyalah salah satu mahluk hidup dari 8.400.000 jenis kehidupan yang ada.
2. Apakah Tuhan itu tunggal?
Iya, Tuhan hanya satu, tidak ada duanya (Eka Narayana naddvityo sti kascit) Tidak ada kekuatan apapun yang bisa menyaingi Tuhan.
3. Apakah ada perwujudan Tuhan?
Tuhan maha lengkap, beliau dapat berwujud, tidak berwujud dan juga ada di mana-mana. Karena itulah Aspek Tuhan menurut Veda yang utama ada 3, Paramatman (Tuhan ada di mana-mana dalam setiap insan dan atom), Brahman (Tuhan tidak berwujud) dan Bhagavan (Tuhan yang berwujud personal)
4. Kenapa ada arca (patung)?
Bedakan istilah Arca dan Patung. Arca adalah perwujudan yang dibuat berdasarkan petunjuk kitab suci, tapi patung adalah hasil imajinasi manusia. Karena itu Hindu memuja Arca, bukan patung.
5. Kenapa memuja Dewa-Dewa?
Dewa-dewa bagaikan mentri, dan Tuhan adalah Presiden. Kita menyembah Tuhan dan juga menghormati Dewa, sebagaimana agama-agama Abrahamik menyembah Tuhan dan menghormati nabi dan malaikatnya.
6. Kenapa mewujudkan Arca?
Karena itulah perintah kitab suci. Kita hidup di dunia material, untuk dapat berkonsentrasi maka kita memerlukan objek konsentrasi. Seperti contohnya untuk mengingat pacar anda yang jauh di sana, maka anda melihat fotonya bukan? sama, demikian juga dengan dewa dan Tuhan.
Sekarang saya tanya ke anda, jika anda Islam, kalau sholat membayangkan apa? Kak’bah kah? Atau wajah Allah? Atau Cahaya?
Jika anda Kristen, kalau sembahyang anda membayangkan apa? Salib? Wajah Yesus atau apa? Podo wae kan?
7. Perwujudan surga dan neraka planet? Tidak, dalam bahasa sansekerta disebut sebagai “dvipa” yang dapat berarti pulau, planet atau alam. Dan ingat, surga dan neraka hanya ada dalam istilah Hindu, Buddha dan agama-agama yang mendasarkan ajarannya pada Hindu. Tidak ada di istilah agama Abrahamik. Karena itu, kapling surga atau neraka bukan punya agama Abrahamik… he..he..he…, kalau di Islam kan Janaiyah dan di Kristen, Kerajaan Tuhan (lupa bahasa ibraninya apa)
8. Apa ada dimensi lain selain dimensi kita?
Tentu, di bumi ini saja ada banyak dimensi, ada dimensi Jin, atau di Bali disebut Wong Samar, ada dimensi memedi dan sejenisnya… ada sangat banyak dimensi ruang dan waktu di alam semesta ini menurut Veda.
9. Apa ada kiamat?
Kiamat dan penciptaan bagai terjadinya siang dan malam, ada dan terdapat jadwal yang pasti dan merupakan siklus.
10. Apakah jika kiamat alam surga dan neraka juga hancur?
Semua sistem planet dan alam yang ada di dunia material akan hancur dan terserap kedalam Maha Visnu (Antakaranadakasayi visnu). Hanya alam rohani yang disebut Moksha atau Vaikunta-lah yang kekal dan tidak pernah hancur, karena itu jangan bercita-cinta mencapai surga bro…. 🙂
cuma mw nanya,,,saya suka film india,,,
d dalam semua film india,,,mereka menyembah 3 patung dewa,,,mau tanya nama dan tugas dari masing2 dewa tersebut trima kasih,,,
oh iya satu lagi,,,,sewaktu saya kecil saya sering menonton film mabarata dan kisah ramayana,,,
boleh saya tau nilai yang terkandung dalam kisah nyata,,,karena yang saya tau mahabarata isinya hanya perebutan kekuasaan,,,sedangkan ramayana tentang percintaan,,,
terima kasih,,,,
Om Swastyastu..
Saya mau tanya,
Dalam agama Hindu kan tidak dikenal adanya kasta melainkan Catur Warna.
tapi mengapa orang di luaran sana selalu berpikiran bahwa kasta itu milik Hindu??
Mohon penjelasannya!!!
Om Santh 3X
@Duwi,
Om Swastiastu
sederhana saja… itulah propaganda agama dan kaum indologis serta kaum dakwah sudah berhasil melekatkan anggapan itu ke umat Hindu. Apa lagi nama-nama yang digunakan dalam penggolongan itu adalah nama sansekerta yang berasal dari istilah catur varna. Dan parahnya umat Hindu juga secara internal banyak yang terjebak dalam budaya feodal ini.. contohnya di Bali, orang-orang pada sibuk mengejar klan dan pasek demi menambah nama “gusti” “agung” atau ida di depan namanya..
Jadi hal ini memang masalah ruwet yang harus di urai secara internal dan external.
Kenapa di agama lain tidak terlalu bergema meskipun ada seperti contoh penggunanan nama raden, lord, sir, kanjeng dan seterusnya? karena mereka tidak menjadi objek propaganda…
debat masalah agama tidak ada habisnya..tapi bila saling mengkoreksi satu sama lain,mau agama atau apapun.akan membuahkan hasil yang yang manis dan bisa di rasakan bersama.tapi bila memang harus adu argumen,kita harus tetap berpegang pada kata mufakat.bukan maksud menggurui atau menasehati,tapi hanya memberi saran yang masih jauh dari kesempurnaannya.
OSA
@defri : mungkin itu tri murti yaitu brahma, wisnu dan siwa.
brahma sebagai pencipta, wisnu sebagai pemelihara, siwa sebagai pelebur…
Om shanti3x Om.
sudah-sudah..sesama umat beragama tidak boleh saling adu pendapat masalah agama, ga baik,. nanti ada yg slah cloteh bs bahaya,.
ada baiknya kita berpendapat bahwa agama yg kita yakini adalah benar {berlaku untuk yg memeluk agamanya masing)..
jd jgn ad perdebatan atau perbandingan agama,
karena agama tidak bisa di ukur oleh ilmu manusia, nanti bisa slah persepsi bradah n sistah,..okeiy,,, migo ah
Om Swastiastu,
wahh…. saya suka baca artikel di site ini, dan saya kagum juga dengan cara brpikir akang Deny….
Om shanty, shanty, shanty, Om
om swatyastu,
wuih.. saya suka dengan blog ini keren…
penegetahuan Mas Ngarayana sangat baik tentang agama hindu.
Saya bisa banyak hal tentang agama saya ini.
Thanks.
Om shanti, shanti, shanti.
salam damai untuk semua…
baru baca ne blog…
biasa..nyantai..dan asik-asik aja
teruslah berkarya saudara…
klo ada yg sampe kena pengaruh….itu urusanmu.kmu yg jalani,bs tanggung jawab (kan dah gede):)
dan klo ada yg kurang berminat…itu urusanmu juga…uruslah dirimu sendiri,syukur2 da bener… selama ga pengaruh sama kehidupanmu bawa nyantai aja napa?? ga usah banyak bacot…ga akan habis langit kau kejar…netral aja bro ku ga mihak manapun
salam damai
Setiap agama adalah benar menurut keyakinan pemeluknya masing-masing. Yang perlu kita pelihara adalah saling memahami bahwa kita berbeda. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah melaksanakan ajaran agama masing-masing dengan penuh kesungguhan. Dari pada memperdebatkan keyakinan masing-masing lebih baik kita salam damai kepada setiap pemeluk agama, apapun agama itu. Marilah kita memegang teguh ajaran agama kita masing-masing dengan tetap menghargai agama orang lain.
Mengenai pertanyaan apakah dewa sama dengan malaikat dalam agama Islam? Dalam satu sisi sama, yakni sebagai makhluk suci yang ditugasi mengurus suatu urusan. Dari sisi lain ada perbedaan: Dalam agama Islam kita dilarang memuja apa dan siapapun termasuk para para malaikat sehingga menyerupai perilaku menyembah. Dalam sholat kita selalu berkata “Segala puja dan puji hanya milik Allah Tuhan seru sekalian alam.” Dengan kata lain penyembahan dan pemujaan dalam arti ritual hanya ditujukan kepada Allah yang sesuai ajaran Islam adalah Tuhan yang Maha Esa. Dewa dalam agama Hindu tentu sesuai dengan ajaran Agama Hindu.
Perbedaan itu marilah kita sikapi dengan arif. Kearifan adalah kata kunci untuk menuju kedamaian yang hakiki.
Saya sangat menghormati para pemeluk agama, agama apa saja yang memegang teguh dan melaksanakan ajaran agamanya dengan kesungguhan hati. Merakalah orang-orang yang baik. Seorang Muslim yang baik tentu saja manusia yang baik, seorang Nasrani yang baik pastilah seorang yang baik pula, dan seorang Hindu yang baik sudah pasti adalah orang yang baik. Itu karena setiap agama mengajarkan kebaikan.
Saya memahami bahwa seorang Hindu sangat menyembah hanya kepada Tuhan yang satu yang dalam agama Hindu disebut sebagai Ida Sang Hiyang Widi Wase. Dan Dewa-dewa adalah manifestasi dari Beliau. Penyembahan ini tentu saja mengikuti tata cara yang sudah diatur menurut agama Hindu. Mengenai Dewa-dewa yang bertangan empat, berkepala empat, berkepala gajah, dll hanya dapat dipahami dengan pendekatan semiotik, yakni sebagai simbol yang mempunyai makna tertentu sesuai dengan ajaran agama Hindu. Hal ini tidak dapat dianalisis dengan pendekatan logika.
Kita yang Muslim pasti menyembah kepada Allah sesuai dengan tata cara agama kita pula. Dan kita dilarang menghina keyakinan orang lain. Kita juga dilarang mencampur adukkan agama kita dengan agama lain, sesuai dengan prinsip dalam Alquran “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”
Jadi, dari pada mempersoalkan ajaran agama orang lain, lebih baik kita memperdalam agama kita masing-masing. Dengan memperdalam agama kita masing-masing kita akan menjadi orang yang baik.
Bagaimana Hindu memverifikasi veda valid dari Tuhan Yang Maha Esa, termasuk tentang bentuk/rupa Dewa-dewa
thks infonya
damai selalu lebih baik
Efendi
@efendi –>
Bagaimana anda memverifikasi kitab suci anda valid dari Tuhan Yang Maha Esa, termasuk tentang bentuk/rupa malaikat2 nya
@efendi –>
Bagaimana agama anda memverifikasi kitab suci agama anda valid dari Tuhan Yang Maha Esa, termasuk tentang bentuk/rupa malaikat2 nya
Om Swastiastu
1. Berapa banyak Hindu di forum ini yang tadinya mengkonsumsi daging sapi namun menghentikannya setelah ikutan forum ini?
2. Berapa banyak Hindu di forum ini yang tadinya tidak percaya kalau Ramayana dan mahabharata adalah dua sejarah namun jadi percaya setelah ikutan forum ini?
Kalau bertambah satu saja… selamat Bli Ngarayana. Successful Mission…
Baca juga http://www.islam-watch.org/AbulKasem/women_in_hinduism.htm dan responnya http://www.hindujagruti.org/news/6411.html
Sekedar mengingatkan umat Hindu umumnya serta Departemen Agama khususnya akan pentingnya menyusun Veda As It Is (Meniru Bhagavad Gita As It Is)
@Ngarayana
Ajaran Tentang Dewa dan ketuhanan dalam Hindu itu sudah direvisi oleh Tuhan anda sendiri. jadi semua penjelasan anda tentang ketuhanan yang anda tulis di atas, sudah tidak bisa dipakai lagi sekarang ini. ibarat sekolah kurikulum setiap beberapa tahun mengalami pergantian, karena mengikuti perkembangan zaman dan tehnologi.
begitu juga dalam agama, mengapa dalam Veda keberadaan Tuhan dapat disimbolkan dengan pribadi dan wujud beraneka macam bentuknya. hal itu ibarat sekolah dari kurikulum purba yang orangnya masih belum beradab, maka harus menggunakan pendekatan yang mudah difahami masyarakat saat itu. tetapi setelah peradabannya sudah maju, maka muncullah konsep tuhan tak berwujud dsb.
Tuhan telah datang dan turun ke bumi yaitu Sang Budha dengan kurikulum yang baru dan reformasi frontal secara keseluruhan dalam konsep ketuhanan dalam Hindu.
pertanyaannya adalah :
“Mengapa anda tidak mengikuti Kurikulum Budha yang mudah dan lebih telah diupdate? bukankah Budha turun untuk memperbaiki kesalahan kaum brahmana dalam beragama?
Xarel X
Walaupun ditujukan kcepada Ngarayana, saya yakin anda orang yang bijak memberikan kesempatan orang lain untuk ikut berdiskusi ?
anda
Ajaran Tentang Dewa dan ketuhanan dalam Hindu itu sudah direvisi oleh Tuhan anda sendiri. jadi semua penjelasan anda tentang ketuhanan yang anda tulis di atas, sudah tidak bisa dipakai lagi sekarang ini. ibarat sekolah kurikulum setiap beberapa tahun mengalami pergantian, karena mengikuti perkembangan zaman dan tehnologi.
Saya
Veda adalah pengetahuan apa yang terjadi nanti sudah digambarkan didalam Veda. Atau anda bisa menjelaskan maksud anda secara lebih eksplisit ?
anda
Duania modern ? teknologi ? orangnya masih belum beradab ?
Saya
ada bagusnya anda membaca artikel forbidden archeology baru komentar bro… tanggapi disitu bro….
anda
dalam Veda kenapa boleh menyimbulkan keberadaan Tuhan ? konsep tuhan tidak berwujud ?
saya
Tuhan saja memberikan petunjuk dalam bentuk arca di dalam Veda. Apanya yang salah?. Dan ajaran agama mana yang tidak menyimbulkan tolong berikan bukti ?
Kayaknya konsep tuhan dalam Hindu sudah dijelaskan oleh Mbak susi kepada anda (maaf saya lupa judulnya ) saya aja inget bro…. Apakah anda tidak ada pertanyaan yang lain bro…. Perlukah dimenjelaskan kembali
Anda
Mengapa anda tidak mengikuti Kurikulum Budha yang mudah dan lebih telah diupdate? bukankah Budha turun untuk memperbaiki kesalahan kaum brahmana dalam beragama?
Saya
Dalam hal ini apakah ajaran Vedanya yang salah atau kaum berahmana yang salah waktu itu tidak sesuai dengan ajaran Veda? Mana yang anda tanyakan (biar jelas diskusinya bro) kalo bukan ajaran Vedanya yang salah ya tinggal mengikuti ajaran Veda yang baik menjadilah umat yang baik.
salam damai
Den Bagus
rupanya anda kurang faham, dalam ajaran Budha beliau mengajarkan bahwa ;
1. para brahmana telah menyelewengkan ajaran Weda yang suci.
2. Sang Budha juga melarang meyakini Veda, makanya beliau tidak pernah merujuk kepada salah satu veda. bahkan tata cara spritual yang dari kecil sampai dewasa berdasarkan guru-gurunya Hindu beliau buang. sehingga beliau memilih jalur tengah dalam spritual.
sebagai contoh; kisah ramayana, satu versih yang umum diyakini oleh ummat Hindu rahwana adalah seorang penjahat, sedangkan Rama adalah seorang dewa.
Versi lain dari Ramayana
Kalian mungkin pernah mendengar bahwa ada versi Ramayana di mana Rahwana adalah tokoh baik dan Rama adalah tokoh Jahat. Versi tersebut memang ada. Salah satu versi seperti ini menyatakan Rahwana adalah pahlawan Dravida, beragama Budha. Buat kalian yang tertarik untuk membacanya, silakan cari dengan katakunci “dalit ravana”. (Dalit = Harijan = Yang Tak Boleh Disentuh [dianggap kotor])
http://www.raceandhistory.com/worldhotspots/riddlerama.htm
http://www.ambedkar.org/patana/patana8.htm.
sekarang pertanyaanya adalah; versi manakah yang benar? bukankah kisah ramayana adalah dari Veda? lalu yang asli yang mana?
maka dari tiu Sang budha tidak meyakini kebenaran Veda, karena sudah ada campuran manusia .
Bahkan saudara Ngarayana,juga mengakui bahwa:
ada link menarik yang menyebutkan bahwa Purana sudah banyak yang telah berubah ataupun diubah dengan kepentingan tertentu,
coba cek di,
http://www.encyclopediaofauthentichinduism.org/articles.htm
disana ada yang dijelaskan bahwa telah banyak teks-teks dalam purana yang telah diubah oleh penjajah,……
@ Xarel X
Penjelasan dari Bagus sudah sangat baik, namun saya ingin menambahkan sedikit argumen ya…
1. Coba deh anda buka tipitaka, disana ada disinggung masalah Tri Veda, yaitu Rg. Veda, Yajur dan Sama Veda. Memang dalam literatur Veda
2. Dalam kitab Jataka, Suttapitaka juga menceritakan kisah sang Buddha dalam kehidupan masa lampaunya dengan menyebutkan Kesava, Krsna.. apakah kisah ini tidak berhubungan dengan Mahabharata?
3. Apakah Tuhan begitu bodoh sehingga harus merevisi ajarannya setiap saat sama seperti manusia merevisi hasil penelitian dan thesisnya? Dimana letak kemahatahuan Tuhan?
4. Mengenai perbedaan kisah Ramayana dan penyebarannya di dunia sudah terdapat file pdf-nya dan bisa di download di sini. Mana yang otentik? Tentu kitab aslinya dari kitab Itihasa dunk…
Mengenai adanya kitab yang tidak otentik, itu memang harus kita akui. Bhavisya Purana ada yang sudah disimpangkan. Bahkan kitab Bhagavad Gita sendiri banyak yang beredar di pasaran tidak sama dengan aslinya. Karena itulah sebaiknya umat Hindu berusaha mengerti kitab sucinya melalui proses parampara (garis perguruan yang otentik) sebagaimana ditegaskan oleh Sri Krishna dalam Bhagavad Gita 4.2.
Jika Tuhan memang maha tahu, maka seharusnya Tuhan juga mengetahui bahwa tingkat spiritualitas dan watak umatnya berbeda-beda. Karena perbedaan itu Tuhan harus menciptakan variasi ajaran spiritual yang bisa ditangkap dan dijalankan oleh umatnya. Mereka yang cerdas, mendapatkan ajaran yang setingkat lebih maju, tetapi mereka yang bodoh harus memulai dari pelajaran dasar yang mungkin baru berkutat pada masalah aturan-aturan material.
Maaf comment singkat coz harus meeting lagi nih… 😀
Salam,-
Xarel x
anda
rupanya anda kurang faham, dalam ajaran Budha
koment
memang saya akui saya kurang paham dengan ajaran Budha.
saya mau tanya Apakah anda beragama Bhuda..?
kalo iya saya ingin belajar banyak mengenai ajaran Budha kepada anda. kalo bukan bagaimana anda dapat mengatakan saya kurang paham terhadap ajaran Budha.
salam broo
“slam knal wat tmn2 smua…
maaf yah, sebenarnya yg kalian perdebatkan itu ap sih?? apkah klian ingin mncri kebenaran dri agama yg klian yakini dan mncri kesalahan dri agama orng lain??? sungguh tidak adil namanya jika itu yg dipermasalahkan…untuk memahami yg namanya “TUHAN (sang pencipta alam semesta)” tidak akan bisa dipahami dengan pengetahuan belaka, entah itu dri kitab suci(pengetahuan dasar untuk mengenal TUHAN) atau apapun di dunia ini, karena TUHAN diluar jangkauan pikiran manusia ia tak terbayangkan, tapi sungguh TUHAN Maha Esa ia menganurahi kita cinta kasih dan hanya dengan cinta kasih dan berbakti padanyalah TUHAN itu dapat di pahami…
wuaduh….ko pada debat gini……tolong saya pengen tahu….diantara kalian apakah ada yg sudah melihat neraka atau syurga……?atau pernah ktmu dengan dewa……?kalu saya udah jadi temen nya dewa 19 seh….makanya saya ga sombong…!tolong ya kalu ngomong jangan sesumbar…..!sok tau lah…..!agama itu bwat diri lo sendiri….!kayak kalian bakalan masuk sorga aj….mati aj belum udah sok tau….mati dulu! baru ceritain pengalaman lo di kala mati….tar email gw ya! ceritain pengalaman pas lo mati…..thankz….
Untuk semua. beta cuma mau tegaskan kalo kita sudah mencari kejelekan orang dan bukannya memahami ajaran kita sendiri lalu di amalkan dalam kehidupan, maka saya dapat katakan itu berarti “anda tidak punya kerjaan” atau ” anda belum paham betul tentang agama anda” atau “agama yang anda anut anda rasa tidak lengkap jadi perlu lawan tanding seperti olahraga”
Kalo kita memahami dan mengamalkan ajaran agama masing2 dengan baik tanpa tendensi maka yakinlah tidak perlu berdebat tentang agama dan dunia akan aman dan damai..
salam dari ambon, “ale rasa beta rasa, katong samua basudara”
Setuju pada Nyong ambon dan saudara sekalian di sini. Artikel ini bukan untuk menjelekkan siapapun, tapi hanya untuk meluruskan bahwa mindframe pemikiran kita tidak bisa digunakan untuk mengukur orang lain. sama seperti kasus hinaan bahwa dewa hindu cacat karena punya banyak tangan dan beda dengan manusia. ya karena kita berpikir dari otak manusia. lalu bagaimana kalau pikiran itu dibalik?
Ternyata tuhan orang Hindu abnormal melalui artikel ini. Banyak banyak agama, semua pertanyaan dari non hindu adalah cocok untuk mu..ternyata melalui artikel mu seringkali mengkaitkan penghinaan ke atas Islam. adakah islam seringkali menganggu hidup mu.
kalau saya sendiri nggak mbak/mas Arkansas… tapi ada beberapa oknum yang tentu saja tidak perlu disebutkan di sini kan? Nah artikel ini untuk orang-orang seperti mereka
Umat Hindu percaya pada apa yang disebut Avtar. (Av) berarti Turun dan (Tr) berarti melewati. Jadi Avtar artinya diturunkan atau diutus untuk turun. Sedangkan menurut kamus Oxford, dikatakan bahwa menurut Mythology Hindu Avtar berarti Tuhan/Dewa yang turun atau Ruh yang keluar turun ke bumi dalam bentuk manusia. Kebanyakan orang Hindu percaya bahwa Avtar itu berarti Tuhan yang turun ke dunia sebagai manusia (Mirip kepercayaan umat Kristen).
Dan konsep ini tertulis dalam Bhagawad Gita Ch.4 V.7-8 yang mana dikatakan ketika agama telah dirusak, Bharata, dan bangkitnya kebathilan, maka aku akan menjelmakan diri untuk melindungi kebenaran dan untuk menghancurkan kejahatan, dan untuk menegakkan yang benar, aku akan lahir pada setiap jaman. Hal seperti ini juga disebutkan juga dalam Bhagawad Purana Khand 9; Adhyay 24; Shloka 56 yang artinya ketika kebenaran itu telah hancur dan perbuatan dosa telah semakin merajalela saya akan menjelmakan diri.
Tapi konsep Avtar ini, seperti yang dipercayai umat Hindu umumnya tidak ada secuilpun di dalam Weda. Padahal Weda adalah Kitab Suci yang paling diagungkan dalam Kitab-kitab Hindu, dan tidak boleh kitab-kitab yang lain bertentangan dengan Weda.
Karena itu para cendekiawan Hindu dalam Weda mengatakan bahwa konsep Avtar yang dipercayai oleh kebanyakan orang Hindu berbeda. Karena Avtar adalah kata yang melambangkan kepemilikan Tuhan. Itu bukan berarti bahwa Tuhan sendiri yang Turun, tetapi menunjukkan pada orang yang diutus Tuhan. Dan jika anda baca Weda, tak ada konsep Avtar di dalam Weda. Tetapi Weda mengatakan tentang manusia biasa (Resi) yang diutus Tuhan untuk membimbing umat manusia.
Dalam Atharvaveda Book. 20 Hymn 127 Shaloka 1-14 disana disebut dengan Kuntup Suktas. Kuntup artinya cairan yang ada tersembunyi dalam perut yang merujuk pada suatu gambaran bahwa seorang utusan akan datang kemudian. Secara singkat diuraikan sebagai berikut :
Mantra Pertama mengatakan bahwa dia akan disebut Narasangsa, dia akan disebut Kaurama, dia akan dilindungi dari musuh yang berjumlah 60.090 orang.
Mantra kedua mengatakan bahwa dia adalah Resi yang naik Unta.
Mantra ketiga mengatakan bahwa dia adalah Mama Rishi.
Mantra keempat mengatakan bahwa dia adalah Washwereda
Narasangsa dalam bahasa Sansekerta diambil dari kata Nar yang artinya orang dan sangsa yang artinya terpuji. Jadi Narasangsa artinya orang yang terpuji. Kenapa dalam Hindu ada istilah Narasangsa?. Karena ada orang yang sangat pantas mendapat pujian. Jadi Narasangsa dalam bahasa sansekerta artinya sama dengan Muhammad yang artinya juga orang yang terpuji.
Kaurma salah satu artinya adalah Pangeran kedamaian. Arti lainnya adalah pindah. Seperti Muhammad yang Hijrah (pindah) dari Mekah ke madinah. Jumlah 60. 090 adalah jumlah penduduk Mekah saat itu sekitar 60.000 orang.
Naik Unta, ini berarti dia bukan seorang bangsawan India, karena dalam Manusmriti Ch 11 V. 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki Unta atau Keledai. Jadi ini tidak mungkin Resi dari India dan bukan pula dari golongan Brahmana yang lebih segalanya disbanding Resi. Ini menunjukkan orang Asing.
Mama Reshi sama dengan Resi Agung, Muhammad sang nabi Agung.
Washwereda = Rabb (dalam bahasa Sansekerta) berarti orang yang terpuji.
Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dikatakan ia tidak disusui oleh ibunya. Ibunya tidak menyusuinya setelah itu dia diangkat menjadi utusan. Seperti adat di Arab yang mana anak yang lahir disusui oleh wanita lain. Dalam Atharvaveda Book 20 Hymn 21 V 6 disana disebutkan dengan istilah Akkaru yang berarti yang mendapat pujian. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Ini mengarah pada perang Ahzab (Khandaq) di jaman Nabi Muhammad. Musuh saat itu sekitar 10.000 orang,
Dalam Bhavisa Purana, dalam Pratisarag Parv 111, Khand 3 Adyay 3 Shloka 10-27 dikatakan bahwa Malecha telah merusak tanah Arab, ada musuh yang menjadi biang keladi kejahatan, Aku akan mengutus seorang utusan untuk mengalahkan musuh dan untuk membimbing manusia. Oh Raja anda tidak usah pergi, orang bodoh itu. Aku dengan anugrah ini akan mensucikan engkau. Orang yang didalam Kitab ini datang kepada Raja dan berkata Aryadharma akan tampil di muka bumi ini.
Agama kebenaran akan memimpin dunia ini. Aku diutus oleh Isyparmatama dan pengikutku adalah orang yang berada dilingkungan itu. Yang kepalanya tidak dikucir (pendeta Hindu dikucir), mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu. Mereka akan menghadiri panggilan untuk beribadah (dalam Islam yaitu Adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging Babi. Mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak/umbi-umbian tetapi mereka akan suci di medan Perang. Mereka akan dipanggil Musalaman yaitu perantara kedamaian
Seperti disebutkan oleh Nashpropesy, beliau diramalkan dengan nama Kalki Avtar (Avtar terakhir). Antim Rishi (Resi terakhir, Nabi Muhammad adalah nabi terakhir) menyebutkan dalam Kitab Puranas mengenai Kalki Avtar dan kedatangannya. Disebutkan dalam Bhagavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20; disebutkan bahwa dalam rumah Visnuyash (rumah kedamaian), disanalah akan dilahirkan Kalki Avtar. Diramalkan bahwa dia akan menjadi penguasa dunia dan sangat terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik dan menonjol (sifat Nabi Muhammad yaitu Jujur, Amanah, Fathonah dll), dia akan diberi tanda-tanda. Dia akan diberi oleh Malaikat kendaraan yang cepat (nabi dalam perjalanan Isra Miraj menaiki Buraq, yang terbang cepat), dia akan menaiki kuda putih sambil memegang pedang dan dia akan mengalahkan orang-orang jahat (seperti Nabi Muhammad saat berperang).
Dalam Kitab Bhagawad Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 dikatakan; dalam Kalium Raja akan menjadi perampok dan akan ada juru selamat di rumah Visnuyash, yang dimaksud adalah Valkikalki. Visnuyash berarti pengikut Wishnu (nama lain Tuhan) dan Abdullah (ayah Muhammad) berarti pengikut Allah. Dalam Kalki Purana Ch 2 V4 diramalkan bahwa dalam rumah Visnuyash pemimpin kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar. Sambala dalam bahasa Arab berarti tempat yang aman dan damai. Nabi Muhammad lahir di Mekah yang terkenal dengan Darul Aman yaitu tempat yang aman dan damai. Kalki Purana 2 V 5 mengatakan dia akan datang beserta para sahabatnya, mengalahkan orang-orang jahat. Sahabat nabi yaitu Usman, Abu Bakar, Umar dan Ali. Kalki Purana 2 V 5 Ch 2 V 7 mengatakan dia akan dijaga oleh para Malaikat di Medan perang.
QURAN SURAT 3 : 125 ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda
QURAN SURAT 8 : 9 (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.
Kalki Purana Ch 2 V 11 dikatakan dalam rumah Visnuyash, dalam rumah Summati Kalki Avtar akan lahir. Summati dalam bahasa Sansekerta berarti orang yang setia, ibu Muhammad bernama Aminah yang berarti orang yang setia. Kalki Purana Ch 2 V 15 mengatakan dia akan dilahirkan pada tanggal 12 bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad dilahirkan tanggal 12 Rabiul awal.
Dalam Samaveda (Uttararchika Mantra 1500) dikatakan bahwa dia akan dianugrahi undang-undang abadi. Dalam kitab ini Muhammad (Ahmad) ditulis dengan kata A dan Mahdi yang artinya saya sendiri. Sehingga maknanya menjadi saya sendiri yang diberi aturan abadi. Kita tahu hanya Muhammad yang diberi aturan/undang2 abadi yang tidak akan dapat dirubah sampai akhir jaman yaitu Al-Qur’an. Kalau ada yang mau merubah dapat diketahui. Kitab-kitab para nabi sebelumnya selalu dirubah-rubah oleh pengikutnya.
Nama Ahmad banyak ditemui dalam Kitab Hindu seperti dalam : Samaveda (Indra, Mantra 1520, Yahurveda Ch.31:18, Rigveda Book 8 Hymn 6 V.10, Atharvaveda Book 8 Hymn 5 V. 16 dan Atharvaveda Book 20 Hymn 126 V. 14
Nama Muhammad (Narashangsa) di temui dalam Kitab Hindu seperti dalam Rigveda Book 1 Hymn 3 V 3. Rigveda Book 1 Hymn 18 V 9, Rigveda Book 1 Hymn 106 V 4, Rigveda Book 1 Hymn 142 V 3, Rigveda Book 2 Hymn 3 V 2, Rigveda Book 5, Hymn 5 V 2, Rigveda Book 7 Hymn 2 V 2, Rigveda Book 10 Hymn 64 V 3, Rigveda Book 10, Hymn 182 V 2, Yajurveda Ch 20 V 37, Yajurveda Ch 20 V 47 Yajurveda Ch 21 V 31, Yajurveda Ch 21 V 55, Yajurveda Ch 28 V 2, Yajurveda Ch 28 V19, Yajurveda Ch 28 V 42
====================================================
Sekarang akan kita lihat dalam kitab suci agama Hindu. Ada banyak kitab dalam agama Hindu yg diakui sebagai kitab suci mereka. Dari semuanya yang dianggap paling suci adalah kitab Veda (Weda). Bila diantara kitab2x itu ada yg bertentangan, maka yg harus menjadi rujukan utama adalah Weda yg juga masih terbagi lagi menjadi beberapa kitab. Kitab2x lain selain Weda adalah : Upanishad, Smriti, Dharma Sastra, Bhagavat Gita, Puranas, dll.
Ayat2x ramalan kedatangan nabi Muhammad
Disebutkan dalam Bhavisa Purana –> dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 :
“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yg berada di lingkungan itu, yg kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dg tanaman semak2x/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”
Kalau anda baca tulisan diatas dg baik, maka anda akan melihat bahwa ciri2x dari pengikut agama kebenaran yg disebutkan adalah ciri2x yg umum terdapat pada umat Islam.
Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yg mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian.
• Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya “yg terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yg terpuji. Kata “Muhammad” dalam bahasa arab juga berarti : orang yg terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yg sama dg nabi Muhammad. Ia akan disebut “Kaurama” yg bisa berarti : pangeran kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yg hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yg akan dikalahkannya yg berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.
• Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yg naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing.
• Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dg nabi agung umat Islam yaitu nabi Muhammad SAW.
• Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yg terpuji. Nabi Muhammad yg juga dipanggil dg nama Ahmad adalah berarti juga “orang yg terpuji” yg terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb.
Beberapa ramalan lainnya :
• Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dg istilah : “akkaru” yg artinya : “yg mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yg mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yg berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah.
• Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yg mendapat pujian. Ini mengarah pada nabi Muhammad yg seorang yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yg berarti yg terpuji, yg akan mengalahkan kepala-suku2x dari suku2x di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku.
• Dalam Rigveda book 1 Hymn 53 : 9 nabi dipanggil dg sebutan “Suslama” yg artinya lagi2x adalah : orang yg terpuji yg merupakan arti dari nama Muhammad.
• Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini persis dg nabi Muhammad yg tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita bernama Halimah.
• Dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi undang2x abadi, yg jelas mengacu pada nabi Muhammad yg akan dianugrahi kitab suci Al-Qur’an. Tapi karena orang India yg berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yg menerima undang2x abadi”. Padahal seharusnya “Muhammad sendiri yg dianugrahi undang2x abadi”.
• Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam kitab2x Weda. Juga diramalkan pada tak kurang dari 16 tempat yg berbeda dalam kitab weda dg nama Narasangsa artinya adalah sama dg arti dari nama Muhammad, yaitu “yang terpuji”.
===================================================
Kepercayaan yang paling logis saat ini adalah mempercayai apa yang dilihat. Seperti kita ketahui bahwa mata hanyalah alat untuk melihat, sedangkan yang melihat itu sendiri adalah otak kita. Untuk melihat struktur atom tidak mungkin dilakukan oleh mata telanjang, kita menggunakan banyak percobaaan dan analisa bertahun-tahun, sehingga pada akhirnya memiliki struktur gambar lengkap dari sebuah atom. Itu adalah cara untuk melihat sesuatu yang dengan benar. Bagaimana cara melihat bahwa Bulan pernah Terbelah, Ada suatu cara bagaimana membuktikan apakah benar bulan pernah terbelah di masa lalu.
Cara yang paling gampang adalah meneliti sejarah, yang menceritakan manusia lain yang menyaksikan kejadian ini di dunia belahan lain. Bulan sebesar itu pastilah dapat dilihat juga dengan mata telanjang orang-orang di belahan bumi lain. Memang sulit mencari sejarah dimana hal itu terjadi di masa awal-awal sejarah, seperti kita ketahui bahwa semua kejadian sebelum masehi, dunia pada saat itu dikategorikan sebagai zaman purba. Tragedi terbelahnya bulan, terjadi sekitar 500 tahun sesudah masehi. Namun jangan khawatir, ternyata manuskrip tentang hal ini memang nyata ada, seorang raja India menyaksikan langsung bulan yang terbelah di depan matanya, kemudian menuliskannya dalam manuskrip.
“Belahan bumi lain kemungkinan dapat menyaksikan saat bulan terbelah mejadi Dua”
Kejadian yang berhubungan dengan Raja Malabar Charawati Farmas di dokumentasikan dalam manuscript tua di Kantor Perpustakaan India, dengan nomor Referensi : Arabic, 2807, 152-173. M. Hamidullah menulis dalam bukunya yang berjudul “Muhammad Rasulullah”.
“Terdapat tradisi yang sangat tua di Malabar, tepatnya di Selatan – Pantai Barat India, Chakrawati Farmas, salah satu dari raja mereka, telah menyaksikan bulan (moon) yang terbelah menjadi dua bagian, kejadian yang ia saksikan adalah suatu mukjizat yang dialami oleh Nabi Suci di Mekah, setelah mempelajari bahwa terdapat prediksi akan adanya Utusan Tuhan dari negeri Arab, dia mengutus anaknya sebagai wakil, kemudia ia sendiri pergi untuk menemui Utusan tersebut. Raja Malabar memeluk Islam di hadapan Nabi, dan dalam perjalanan pulang kembali ke negara asalnya, ia meninggal di di Pelabuhan Zafar, negeri Yaman. Makam “Raja India” ini menjadi makam yang bersejarah dan telah banyak dikunjungi berabad-abad hingga saat ini”
Manuskrip tua di Kantor Perpustakaan India mengungkapkan detail yang lain mengenai Perjalanan Raja Chakrawati Farmas.
Atas kejadian yang menimpa raja mereka, rakyat Malabar menjadi komunitas pertama di India yang memeluk Islam. Kemudian hari, mereka meningkatkan hubungan perdagangan dengan negara Arab, kapal-kapal negara Arab juga biasa melewati pantai India dalam perjalanan menuju Cina, jauh sebelum kedatangan Nabi Muhammad.
Kejadian yang menimpa Raja Malabar diatas, telah jauh di prediksikan oleh salah satu Kitab Ramalan Masa Depan agama Hindu, yang bernama Bhavisya Puran. Bagaimana mungkin ada kitab yang bisa meramalkan masa depan ?. Seperti yang kita ketahui mungkin bagi manusia menerima sinyal-sinyal dari masa depan. Orang-orang yang memiliki kemampuan De Javu memang selalu ada di setiap jaman, kita harus akui itu.
Bhavisya Puran adalah ramalan dalam bahasa sansakerta. Arti singkatnya adalah “Kitab Ramalan Masa Depan.” Sejak ajaran Hindu memiliki basis di India, bahkan hingga sekarang, telah diwariskan secara turun temurun bahwa kenabian atau utusan akan lahir di negara India itu sendiri. Kepercayaan ini bertentangan dengan Kitab Bhavisya Puran itu sendiri yang mengatakan bahwa Guru Besar (Great Master) akan muncul di luar negara India (mlechcha acharya) dan tinggal di daerah berpasir (marusthal). Ia akan bernama Mahaaamad. Dalam suatu paragraph singkat yang terdiri dari 18 baris syair, kata Mahaamad disebutkan sebanyak lima kali. Terdapat informasi yang menarik dalam Bhavishya Purana, bahwa Mahaamad akan menampakan tandanya pada Bhoj, penguasa dari Dhar, dan dia akan menbangun sebuah agama yang membolehkan umatnya memakan daging, dengan perintah dari Ishwar atau Tuhan.
Jika diteliti dengan baik, diketahui bahwa terdapat hubungan Bhoj, penguasa dari Dhar dengan Raja Malabar. Betul sekali Bhoj, penguasa dari Dhar adalah Raja Malabar yang bernama Chakrawati Farmas.
Raja Malabar mengetahui persis ramalan-ramalan dalam ajaran agamanya, sehingga beliau tahu persis apa yang harus dilakukan. Ramalan akan adanya utusan yang mampu membelah bulan, ditulis dalam Kalki Puran, sebuah kitab yang berisi tanda-tanda kejadian akan datangnya Avatar Terakhir yang bernama Kalki.
Kalki akan muncul di akhir Kali Yug dan akan menjadi penunjuk jalan bagi seluruh dunia
Ia akan lahir pada bulan dengan hari ke 12. (Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiual Awwal)
Orang tuanya bernama : Vishnu bhagat dan Soomati yang berarti Hamba Tuhan dan Keselamatan. (Nabi Muhammad memiliki ayah yang bernama Abdullah/hamba Tuhan dan memiliki ibu yang bernama Aminah/keselamatan).
Ia akan memiliki kegagahan dan tubuhnya harum
Ia akan mendapatkan kebijaksanaan dalam sebuah Gunung. (Nabi Muhammad pertamakali mendapatkan wahyu di Gua Hira)
Ia akan medapatkan kuda dari Tuhan, yang memiliki kecepatan yang melebihi cahaya. Ia akan mengendarainya melewati bumi dan 7 langit. (Kejadian Isra Miraj pada Nabi Muhammad)
Kalki akan membelah Bulan.
Sampai saat ini hanya kitab suci al-Quran yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad-lah yang telah membelah bulan, belum ada kitab-kitab yang lain yang dengan eksplisit menyebutkan nama orang atau suatu kejadian alam yang bertanggung jawab atas terbelahnya bulan di masa lalu. Jika begitu keadaanya, pantaslah kita beri gelar Nabi Muhammad, sebagai manusia terkuat dalam sejarah dunia.
Kenapa harus Nabi Muhammad yang memiliki kekuatan terbesar sepanjang sejarah Dunia ?
Kekuatan atau Mukjizat adalah stempel kenabian langsung dari Sang Pencipta, jadi jika ada orang yang mengaku sebagai Nabi atau Rasul, kita berhak menagih mukjizat sebagai tanda kenabian yang benar. Banyak di zaman sekarang nabi dan Rasul palsu, orang-orang seperti ini selalu mengelak jika ditagih Mukjizat, karena sebenarnya Nabi atau Rasul palsu tersebut memang manusia lemah yang pandai berbicara.
“Powerfull God has Powerfull Messenger”
Zat terkuat di alam semesta, haruslah memilih utusan-Nya yang paling kuat untuk menyebarkan ajaran-Nya. Logika ini cukup bagi para pencari kebenaran, jika mereka percaya bahwa ketundukan harus diberikan kepada Zat terkuat, dan mengikuti ajaran haruslah mengikuti dari utusan yang terkuat di dunia
@jegeg
Anda mengatakan ajaran Hindu kok dari oxford? Ambil dari kitab suci-nya dunk… jangan ambil dari sumber sekunder. ya dari sini saja saya sudah tahu pasti kesimpulan anda salah. Bukan Avtar tapi Avatara bro :))
Sorry bro, terjemahan anda ngawur… Nomornya juga aneh.. kok bisa chapter 4 V.7-8? itu penomoran apa bro? Maksud anda Bhagavad Gita 4.7-8 kali ya? untuk terjemahan yang lebih tepat baca di sini ya: http://vedabase.net/bg/4/en
Lha, konsep yang anda kutip di atas yang dari Bhagavad Gita 4.7-8 itu apa bro? Anda mengerti apa itu Veda? Baca dan download di sini ya…
https://narayanasmrti.com/2009/12/bagan-bagian-bagian-kitab-suci-veda/
Bukannya saya tidak mau menanggapi comment anda, tetapi basic di sini saja anda salah, bagaimana anda bisa mempertanggungjawabkan apa yang anda sampaikan berikutnya? Web ini adalah tempat yang tepat bagi anda belajar ya… 🙂
wow.. sangat menakjubkan… benar2 cerdas… koq ga ada yg komen lagi yaa…??????.. alhamdulillah udah pada ngerti semuanya….amiinn..
Karena websitenya sudah dipindahkan ke alamat yang baru mbak irna :)) pindah ke web yang baru di narayanasmrti.com ya.