[anti-both]

Pilot Yang Tidak Tampak

 

SRILA PRABHUPADA: Hampir semua orang di dunia ini berada di bawah kesan yang salah bahwa kehidupan berasal dari zat. Kita tidak dapat membiarkan teori yang tidak masuk akal ini terus melaju tanpa tandingan. Kehidupan bukan berasal dari zat. Zat dihasilkan dari kehidupan. Ini bukanlah teori; ini fakta. Sains didasarkan pada sebuah teori yang tidak benar; oleh karena itu, semua perhitungan dan kesimpulannya salah, dan orang-orang sedang menderita karenanya. Apabila semua teori ilmiah modern yang salah ini dikoreksi, orang akan bahagia. Jadi, kita harus menantang para ilmuwan dan mengalahkan mereka; jika tidak, mereka akan menyesatkan seluruh masyarakat. Zat (dalam hal ini adalah badan) berubah dalam enam fase: kelahiran, pertumbuhan, pemeliharaan, menghasilkan, menjadi kecil atau melemah dan kematian. Tapi nyawa di dalam badan, yaitu roh, kekal abadi; ia tidak mengalami satu pun perubahan-perubahan itu. Kehidupan kelihatan seperti berkembang lalu membusuk, tapi sebenarnya ia hanya melewati masing-masing enam fase tersebut sampai badan material tak dapat lagi dipertahankan. Kemudian badan  tua itu mati, dan sang roh masuk ke dalam badan jasmani baru. Apabila pakaian kita sudah lusuh dan compang-camping, maka kita menggantinya. Demikian pula pada suatu hari, badan-badan kita menjadi tua dan tidak berguna, dan kita berpindah ke badan jasmani yang baru. Seperti yang disabdakan oleh Krishna di dalam Bhagavad-gita [2.13], dehino ‘smin yatha dehe kaumaram yauvanam jara / thata dehantara-praptiƒ: “Seperti roh yang terkurung di dalam badan ini terus-menerus berpindah, dari masa remaja ke masa muda hingga ke usia tua, demikian pula sang roh berpindah ke dalam badan jasmani yang lain pada saat kematian.” Kemudian [2.18]: antavanta ime deha nityasyoktaƒ aririnaƒ. Ini berarti bahwa hanya badan jasmani milik entitas hidup yang tak dapat dihancurkan dan kekal itu saja yang mengalami kehancuran. Badan jasmani ini dapat dibinasakan, namun kehidupan di dalam badan tersebut adalah nitya, kekal abadi. Segalanya bekerja didasarkan pada kekuatan hidup ini. Ini Lautan Pasifik, dan ombak yang tinggi-tinggi ini digerakkan oleh kekuatan hidup. Pesawat itu [Srila Prabhupada menunjuk pada pesawat terbang yang sedang melintas] sedang terbang, tapi apakah ia terbang tanpa arah?

DR. SINGH: Seseorang sedang mengarahkannya.

SRILA PRABHUPADA: Ya. Segalanya bekerja di bawah arahan seseorang. Mengapa para ilmuwan kurang ajar itu menolak hal ini? Pesawat terbang itu sebuah mesin besar, tapi ia sedang terbang di bawah kendali satu bunga api rohani kecil, yaitu sang pilot. Ilmuwan tidak dapat membuktikan bahwa pesawat Boing 747 yang besar ini dapat terbang tanpa bunga api rohani yang kecil tersebut. Jadi, seperti halnya bunga api rohani yang kecil dapat mengendalikan sebuah pesawat yang besar itu, maka sang bunga api rohani yang besar dapat mengendalikan seluruh manifestasi kosmik.

Mengesampingkan Persoalan-Persoalan yang Sebenarnya

 

SRILA PRABHUPADA: Kitab Svetaavatara Upanisad menyebutkan: kesagra-sata-bhagasya satamsaù sadåsatmakaù jivaù sukñma-svarupo ‘yam sankhyatito hi cit-kaëaù

 

Menurut ayat ini, ukuran sang roh, sang pemilik badan, adalah sepersepuluh ribu bagian ujung sehelai rambut. Ini sangat kecil—seperti atom. Tapi, karena energi spiritual yang seperti atom itulah badan saya ini bekerja. Energi spiritual yang seperti atom itu ada di dalam badan, dan oleh karena itu badan bekerja, dan pesawat tersebut terbang. Apakah hal itu sulit dimengerti?  Andaikan seorang laki-laki merasa dirinya sangat gagah dan kuat. Mengapa dia gagah dan kuat? Tidak lain karena ada satu bunga api rohani di dalam dirinya. Seketika setelah bunga api rohani itu pergi, maka kekuatan dan tenaganya hilang, dan burung-burung Hering datang lalu memakan jasadnya. Jika para ilmuwan mengatakan bahwa zat atau materi adalah penyebab dan asal-usul kehidupan, maka kita minta mereka untuk menghidupkan kembali orang yang baru mati, orang hebat seperti Einstein. Biarlah mereka menyuntikkan sejumlah zat kimia sehingga manusia yang baru mati itu dapat hidup kembali dan bekerja lagi. Namun hal ini tidak mampu mereka lakukan. Ada begitu banyak hal yang tidak mereka ketahui, namun mereka masih disebut ilmuwan.

DR. SINGH: Kadang ketika suatu persoalan menjadi sangat serius, kita cenderung meremehkannya.

SRILA PRABHUPADA: Ya. Ketika seekor kera berhadapan dengan seekor harimau, si kera menutup mata, dan si harimau segera menerkamnya. Demikian halnya, jika para ilmuwan tidak dapat memecahkan satu persoalan, mereka mungkin berpikir, “Baiklah, lewatkan saja.” Hal ini benar-benar sedang mereka lakukan, padahal persoalan kita yang nyata adalah kematian. Tak seorang pun ingin mati, namun para ilmuwan tidak mampu mencegah kematian. Mereka membicarakan kematian secara dangkal karena mereka tidak dapat memberikan solusi sedikit pun terhadap kematian. Kita tidak ingin mati, tidak ingin menjadi tua, dan tidak ingin sakit. Namun pencegahan apa yang diberikan oleh para ilmuwan? Mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka telah mengesampingkan persoalan-persoalan utama.

Presiden Srigala

 

SRILA PRABHUPADA: Di Benggala ada sebuah kisah terkenal yaitu jangal-kiriji, yang menceritakan tentang seekor srigala yang menjadi raja hutan. Srigala terkenal dengan kelicikannya. Pada suatu hari seekor srigala masuk ke sebuah desa dan terperosok ke dalam sebuah ember yang berisi cairan biru pencelup kain. Dia lari ke hutan, dan telah berubah warna menjadi biru. Dengan demikian semua binatang bertanya-tanya, “Apa ini? Apa ini? Siapa binatang ini?” Bahkan singa pun terkejut: “Kami belum pernah melihat Anda sebelumnya, tuan. Jadi siapakah Anda?” Srigala itu menjawab, “Aku adalah utusan Tuhan.” Dengan begitu mereka mulai memuja srigala itu seperti memuja Tuhan. Namun kemudian srigala lainnya mulai melolong: “Wa, wa, wa!” Karena si srigala tidak mampu menahan diri untuk tidak membalas panggilan sesamanya, serigala biru ini mulai melolong juga, “Wa, wa, wa!” Dan dengan cara begitulah dia membongkar kedok dirinya sendiri di hadapan binatang-binatang lain bahwasanya dia bukanlah apa-apa, melainkan hanya seekor srigala. Ada banyak srigala yang telah diciduk dan berhenti duduk di pemerintahan Anda.

BRAHMANANDA SWAMI: Skandal Watergate. Skandal itu d-kenal dengan sebutan skandal Watergate.

SRILA PRABHUPADA: Ringkas kata, dewasa ini tidak ada manusia jujur yang dapat menjadi seorang pejabat pemerintah. Hal ini benar adanya di mana-mana. Seseorang yang bukan orang-orang kurang ajar, orang yang jujur, sulit baginya untuk mempertahankan jabatan dalam pemerintahan. Itu pasalnya, tak satu pun orang mulia dapat masuk ke dalam pemerintahan. Tapi apa yang bisa Anda perbuat?

DR. SINGH: Para politisi adalah penipu-penipu ulung.

SRILA PRABHUPADA: Ya, mereka itu orang-orang kurang ajar. Seorang filsuf mengatakan bahwa politik adalah tempat berkiprahnya orang-orang kurang ajar.

Sains Mestinya Mencegah Kematian

 

BRAHMšNANDA SWAMI: Apakah para ilmuwan mengetahui penyebab kanker?

DR. SINGH: Mereka memiliki beberapa teori.

SRILA PRABHUPADA: Andaikata Anda mengetahui penyebab kanker. Apalah gunanya? Bahkan jika Anda mampu menyembuhkan kanker, Anda tidak dapat membuat seorang manusia hidup selamanya. Hal itu mustahil. Disebabkan oleh kanker atau yang lain, seorang manusia pasti mati. Kita tidak dapat mencegah kematian. Kematian itu mungkin disebabkan, jika bukan oleh kanker, oleh sebuah kecelakaan. Riset ilmiah yang sejati seharusnya bertujuan mencegah kematian. Itulah sains sejati, dan hal itulah kesadaran Krishna. Hanya menemukan suatu obat untuk menyembuhkan penyakit bukanlah sebuah keberhasilan. Kemenangan sejati adalah menghentikan semua penyakit. Bhagavad-gita [8.16] menegaskan bahwa kesulitan yang sebenarnya adalah kelahiran, kematian, usia tua, dan penyakit. Abrahma-bhuvanal lokah punar avartino ‘rjuna: “Dari planet yang paling tinggi di dunia material ini turun hingga ke planet yang paling rendah, semua adalah tempat kesengsaraan dimana kelahiran dan kematian yang berulang-ulang terjadi.” Penyelesaian bagi persoalan kelahiran dan kematian yang berulang-ulang itu adalah kesadaran Krishna, yaitu yang sedang kita jalani dan sedang kita sampaikan kepada semua orang. Hasil yang sempurna dari perbuatan ini adalah bahwa setelah badan jasmani saat ini menjadi tidak berguna alias mati, maka ia tidak diharuskan lagi menerima satu badan jasmani yang menjadi sasaran kelahiran, kematian, penyakit

Bersambung…………..

Dikutip dari buku “Life Come From Life”

Translate »