Gunung Merapi menggelegar begitu dasyatnya diiringi dengan muntahan lava pijar dan wedus gembel yang meluluh lantakkan setiap wilayah yang dilaluinya. Oleh beberapa penekun spiritual Jawa, kejadian ini bukanlah tanpa insyarat. Subuh, tanggal 25 Oktober 2010, sesaat sebelum terjadinya bencana besar yang telah menyebabkan puluhan nyawa melayang dan ratusan lainnya masih hilang, beberapa penduduk dikejutkan oleh munculnya gumpalan awan “petruk” di puncak gunung Merapi. Awan “petruk” tersebut berbentuk menyerupai kepala tokoh petrok dalam pewayangan Jawa dan dengan hidungnya yang panjang menghadap ke arah Yogyakarta. Meskipun Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo mengatakan bahwa awan seperti itu adalah awan yang biasa terjadi dan bukan merupakan indikasi akan terjadinya letusan yang lebih besar, tetap saja masyarakat sekitar tidak percaya. Penguatan bahwa tokoh Petruk hanyalah mitos belaka juga disampaikan oleh seorang tokoh Sastrawan Jawa Modern, Suwardi Endraswara dengan mengatakan bahwa pada dasarnya tokoh petruk tidak benar-benar ada dalam kitab Mahabharata yang asli. Tokoh tersebut hanyalah karangan sunan Kalijaga yang diambil dari kata dalam bahasa Arab, Fatruk. Arti harfiahnya adalah meninggalkan atau menyingkirkan tindakan buruk yang telah menjadi larangan Tuhan.
Namun entah karena kebetulan atau memang keyakinan masyarakat setempat memang benar, akhirnya keesokan harinya pada tanggal 26 Oktober Gunung Merapi meletus memuntahkan awan panas mengarah ke Yogyakarta sesuai dengan arah hidung awan petruk dan menewaskan beberapa orang termasuk Mbah Marijan, sang juru kunci Merapi. Berselang 4 hari setelah itu, pada tanggal 30 Oktober, Gunung Merapi kembali meletus. Letusan kali ini sangat dasyat. Gemuruhnya memekikkan telinya masyarakat sekitarnya. Dan lagi-lagi arah muntahan material dan awan panasnya ke arah Yogyakarta. Kejadian ini akhirnya kembali menguatkan kepercayaan yang selama ini terkubur dalam. Sebuah kepercayaan yang oleh sebagian masyarakat Jawa diyakini sebagi tonggak waktu dimana agama leluhur mereka, akan bangkit kembali menggantikan agama Islam yang sudah 500 tahun lamanya dianut oleh sebagian besar penduduk nusantara. Sumber keyakinan mereka ini adalah dari serat Ramalan Sabdopalon dan Dharmagandul yang merupakan salah satu karya sastra kearifan lokal sangat penting dalam tradisi Jawa.
Awal cerita yang melatarbelakangi kepercayaan sebagian orang Jawa ini adalah ketika runtuhnya kerajaan Majapahit di tangan Prabu Brawijaya V yang memerintah tahun 1453 – 1478. Setidaknya terdapat dua sumber utama yang menceritakan kejadian ini, yaitu Darmagandhul dan bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo yang diperkirakan disusun sekitar tahun 1135 – 1157. Kedua sumber ini memberikan gambaran konflik sosial religius dan keruntuhan kekuasaan kerajaan Hindu di nusantara yang sangat memilukan sampai pada penjanjian bahwa 500 tahun setelah peristiwa itu, Sabdo Palon yang merupakan Sang Hyang Semar akan kembali muncul untuk mengembalikan kejayaan dan kepercayaan yang telah diambil alih.
Dalam serat Dharmagandhul diceritakan kisah pertemuan antara Sunan Kalijaga, Prabu Brawijaya dan Sabdo Palon di daerah Blambangan. Pertemuan ini terjadi ketika Sunan Kalijaga mencari dan menemukan Prabu Brawijaya yang tengah lari ke Blambangan untuk meminta bantuan bala tentara dari kerajaan di Bali dan Cina untuk memukul balik serangan putranya yang durhaka, Raden Patah yang telah menghancurkan Majapahit. Namun hal ini bisa dicegah oleh Sunan Kalijaga dan oleh kelihaiannya akhirnya Prabu Brawijaya bersedia masuk Islam. Namun di sisi lain, Sabdo Palon sang punakawan Prabhu Brawijaya tidak bersedia masuk Islam sehingga akhirnya mereka sepakat untuk berpisah.
Sabdo Palon berkata kepada Prabu Brawijaya; “Paduka sampun kêlajêng kêlorob, karsa dados jawan, irib-iriban, rêmên manut nunut-nunut, tanpa guna kula êmong, kula wirang dhatêng bumi langit, wirang momong tiyang cabluk, kula badhe pados momongan ingkang mripat satunggal, botên rêmên momong paduka. … Manawi paduka botên pitados, kang kasêbut ing pikêkah Jawi, nama Manik Maya, punika kula, ingkang jasa kawah wedang sanginggiling rêdi rêdi Mahmeru punika sadaya kula, …”(“Paduka sudah terlanjur terperosok, mau jadi orang jawan (kehilangan jawa-nya), kearab-araban, hanya ikut-ikutan, tidak ada gunanya saya asuh, saya malu kepada bumi dan langit, malu mengasuh orang tolol, saya mau mencari asuhan yang bermata satu (memiliki prinsip/aqidah yang kuat), tidak senang mengasuh paduka. … Kalau paduka tidak percaya, yang disebut dalam ajaran Jawa, nama Manik Maya (Semar) itu saya, yang membuat kawah air panas di atas gunung itu semua adalah saya, …”)
Ucapan Sabdo Palon ini menyatakan bahwa dia sangat malu kepada bumi dan langit dengan keputusan Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Gambaran ini telah diungkapkan Joyoboyo pada bait 173 yang berbunyi : “…, hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; …” (“…, itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; …”). Dalam ucapan ini pula Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah sebenarnya yang dikatakan dalam kawruh Jawa dengan apa yang dikenal sebagai “Manik Maya” atau “Semar”.
“Sabdapalon matur yen arêp misah, barêng didangu lungane mênyang ngêndi, ature ora lunga, nanging ora manggon ing kono, mung nêtêpi jênênge Sêmar, nglimputi salire wujud, anglela kalingan padhang. …..” (“ Sabdo Palon menyatakan akan berpisah, begitu ditanya perginya kemana, jawabnya tidak pergi, akan tetapi tidak bertempat di situ, hanya menetapkan namanya Semar, yang meliputi segala wujud, membuatnya samar. …..”). Sekali lagi dalam ucapan ini Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah yang bernama Semar. Bagi orang Jawa yang berpegang pada kawruh Jawa pastilah memahami tentang apa dan bagaimana Semar. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Semar adalah merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa) untuk melaksanakan tugas agar manusia selalu sujud bhakti kepada Tuhan, selalu bersyukur dan eling serta berjalan pada jalan kebaikan.
“Sabdapalon ature sêndhu: “Kula niki Ratu Dhang Hyang sing rumêksa tanah Jawa. Sintên ingkang jumênêng Nata, dados momongan kula. Wiwit saking lêluhur paduka rumiyin, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrêm lan Bambang Sakri, run-tumurun ngantos dumugi sapriki, kula momong pikukuh lajêr Jawi, …..
….., dumugi sapriki umur-kula sampun 2.000 langkung 3 taun, momong lajêr Jawi, botên wontên ingkang ewah agamanipun, …..” (Sabdo Palon berkata sedih: “Hamba ini Ratu Dhang Hyang yang menjaga tanah Jawa. Siapa yang bertahta, menjadi asuhan hamba. Mulai dari leluhur paduka dahulu, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrem dan Bambang Sakri, turun temurun sampai sekarang, hamba mengasuh keturunan raja-raja Jawa, …..….., sampai sekarang ini usia hamba sudah 2.000 lebih 3 tahun dalam mengasuh raja-raja Jawa, tidak ada yang berubah agamanya, …..”)
Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar diyakini berupa “suara tanpa rupa”. Namun secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa. Namun dalam perwujudannya sebagai manusia tetap mencirikan karakter Semar sebagai sosok “Begawan atau Pandhita”. Hal ini dapat dipahami karena dalam kawruh Jawa dikenal adanya konsep “menitis” dan “Cokro Manggilingan”. Sabdo Palon sebagai pembimbing spiritual Prabu Brawijaya merupakan sosok Semar yang nyata. Menurut Sabdo Palon dalam ungkapannya dikatakan : “…, paduka punapa kêkilapan dhatêng nama kula Sabdapalon? Sabda têgêsipun pamuwus, Palon: pikukuh kandhang. Naya têgêsipun ulat, Genggong: langgêng botên ewah. Dados wicantên-kula punika, kenging kangge pikêkah ulat pasêmoning tanah Jawi, langgêng salaminipun.” (“…, apakah paduka lupa terhadap nama saya Sabdo Palon? Sabda artinya kata-kata, Palon adalah kayu pengancing kandang, Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi ucapan hamba itu berlaku sebagai pedoman hidup di tanah Jawa, langgeng selamanya.”)
Semar selalu memberikan piwulangnya untuk bagaimana berbudi pekerti luhur selagi hidup di dunia fana ini sebagai bekal untuk perjalanan panjang berikutnya nanti. Jadi Semar merupakan pamomong yang “tut wuri handayani”, menjadi tempat bertanya karena pengetahuan dan kemampuannya sangat luas, serta memiliki sifat yang bijaksana dan rendah hati juga waskitho (ngerti sakdurunge winarah). Semua yang disabdakan Semar tidak pernah berupa “perintah untuk melakukan” tetapi lebih kepada “bagaimana sebaiknya melakukan”. Semua keputusan yang akan diambil diserahkan semuanya kepada “tuan”nya. Semar atau Kaki Semar sendiri memiliki 110 nama, diantaranya adalah Ki Sabdopalon, Sang Hyang Ismoyo, Ki Bodronoyo, dan lain-lain.
Di dalam Serat Darmogandhul diceritakan episode perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip. Sebelum berpisah Sabdo Palon menyatakan kekecewaannya dengan sabda-sabda yang mengandung prediksi tentang sosok masa depan yang diharapkannya. Berikut ungkapan-ungkapan itu : “….. Paduka yêktos, manawi sampun santun agami Islam, nilar agami Budi, turun paduka tamtu apês, Jawi kantun jawan, Jawinipun ical, rêmên nunut bangsa sanes. Benjing tamtu dipunprentah dening tiyang Jawi ingkang mangrêti.” (“….. Paduka perlu faham, jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Budi, keturunan Paduka akan celaka, Jawi (orang Jawa yang memahami kawruh Jawa) tinggal Jawan (kehilangan jati diri jawa-nya), Jawi-nya hilang, suka ikut-ikutan bangsa lain. Suatu saat tentu akan dipimpin oleh orang Jawa (Jawi) yang mengerti.”
“….. Sang Prabu diaturi ngyêktosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput.” (“….. Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh), berpegang pada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabda Palon, orang Jawan (yang telah kehilangan Jawa-nya) akan diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.”)
Dari dua ungkapan di atas Sabdo Palon mengingatkan Prabu Brawijaya bahwa suatu ketika nanti akan ada orang Jawa yang memahami kawruh Jawa (tiyang Jawi) yang akan memimpin bumi nusantara ini. Juga dikatakan bahwa ada saat nanti datang orang Jawa asuhan Sabdo Palon yang memakai nama sepuh/tua (bisa jadi “mbah”, “aki”, ataupun “eyang”) yang memegang teguh kawruh Jawa akan mengajarkan dan memaparkan kebenaran dan kesalahan dari peristiwa yang terjadi saat itu dan akibat-akibatnya dalam waktu berjalan. Hal ini menyiratkan adanya dua sosok di dalam ungkapan Sabdo Palon tersebut yang merupakan sabda prediksi di masa mendatang, yaitu pemimpin yang diharapkan dan pembimbing spiritual (seorang pandhita).
“Sang Prabu karsane arêp ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun sarta nênggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: “Ing besuk nagara Blambangan salina jênêng nagara Banyuwangi, dadiya têngêr Sabdapalon ênggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane. Dene samêngko Sabdapalon isih nglimput aneng tanah sabrang.” (“Sang Prabu berkeinginan merangkul Sabdo Palon dan Nayagenggong, namun orang dua itu kemudian raib. Sang Prabu heran dan bingung kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga : “Gantilah nama Blambangan menjadi Banyuwangi, jadikan ini sebagai tanda kembalinya Sabda Palon di tanah Jawa membawa asuhannya. Sekarang ini Sabdo Palon masih berkelana di tanah seberang.”)
Karena Sabdo Palon tidak berkenan berganti agama Islam, maka dalam naskah Ramalan Sabdo Palon ini diungkapkan sabdanya sebagai berikut: “(3). Sabda Palon matur sugal, “Yen kawula boten arsi, Ngrasuka agama Islam, Wit kula puniki yekti, Ratuning Dang Hyang Jawi, Momong marang anak putu, Sagung kang para Nata, Kang jurneneng Tanah Jawi, Wus pinasthi sayekti kula pisahan. (Sabda Palon menjawab kasar: “Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.)” “(4). Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa. (Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Buda lagi, saya sebar seluruh tanah Jawa.)”. “(5). Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar. (Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.)”. “(6). Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan. (Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.)”. “(7). Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya. (Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.)”. “(8). Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya. (Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.)
Dari bait-bait di atas dapatlah kita memahami bahwa Sabdo Palon menyatakan berpisah dengan Prabu Brawijaya kembali ke asal mulanya. Semar adalah Sang Hyang Ismoyo yang berwujud manusia. Jadi ketika itu Sabdo Palon kembali ke asal mulanya sebagai wujud Sang Hyang Ismoyo. Namun setelah 500 tahun kemudian Sabdo Palon menyatakan akan datang kembali ke tanah Jawa (tataran nusantara) dengan tanda-tanda tertentu. Diungkapkannya tanda utama itu adalah muntahnya lahar gunung Merapi ke arah barat daya. Baunya tidak sedap. Dan juga kemudian diikuti bencana-bencana lainnya. Itulah tanda Sabdo Palon telah datang. Ciri-ciri lain akan bangkitnya agama leluhur diungkapkan juga dalam serat jangka jayabaya.
Melihat kejadian akhir-akhir ini kelihatannya sangat banyak isi ramalan dari serat-serat leluhur tersebut yang sepertinya membenarkan kedatangan Sabda palon untuk mengembalikan agama leluhur. Apakah artinya ramalan ini sedang menjadi kenyataan? Jika kita menelik berakhirnya kekuasaan Prabu Brawijaya pada tahun 1478 Masehi, maka pada tahun 2010 ini kita sudah memasuki tahun ke-532 yang artinya ramalan tersebut seharusnya sudah terjadi 23 tahun yang lalu. Lalu apa hubungannya dengan kejadian meletusnya gunung merapi yang sangat dasyat kali ini? Bukankah harusnya meletusnya gunung Merapi sudah berlangsung 23 tahun lalu? Penanggalan Jawa berbeda dengan penanggalan Masehi. Dalam kalender Masehi 1 tahun terdiri dari 365 hari, tetapi dalam penanggalan Jawa yang awal, sebagaimana penanggalan yang diturunakan dalam kalender Bali, 1 tahun lamanya 420 hari. Jadi andaikan 500 tahun kalender jawa terdiri dari 210000 hari, maka dalam kalender Masehi ramalan tersebut harusnya berlangsung pada tahun ke-575. So lets see and wait …….!
Referensi:
- Huda, Nurul. “Sabdapalon Naya Genggong, Manik Pustaka. Yogyakarta
- http://nurahmad.wordpress.com/
yup, semoga ramalan sabdo palon itu akan menjadi kenyataandan agama leluhur akan bangit kembali di jagat raya ini… atas titah Hyang Widhi….
@ All
Saya sangat sedih dengan kematian Mbah Maridjan. Beliau lugu dan polos. Sayang, akhir-akhir ini beliau agak terpengaruh dengan gemerlap material (tampaknya). Orang-orang berduit tega-teganya mengeksploitasi Beliau dengan menjadikan beliau bintang iklan. Dengan adanya materi, maka fokus beliau menjadi terpecah. Tapi apapun adanya Mbah adalah orang baik.
Entah kenapa, bencana terus2an melanda negeri ini. Tsunami, gempa, banjir, tanah longsor, datang silih berganti. Bahkan, kadanga bersamaan datangnya. Apakah Tuhan marah? Kalau orang Hindu pasti bilang: tidak! Hindu tidak mengenak Tuhan yang pemarah. Entah kalau keyakinan di agama lain. Apakah karena “kesalahan” si Anak durhaka Raden Fatah dan pengikutnya sampai sekarang atau apa? Bagaimana menjelaskan fenomena alam ini? Saya mohon teman2 untuk berkomentar.
Teman-teman Pendeta, Kyai, dan Pastor monggo… keluarkan pendapatnya.
Saya pribadi kurang percaya dgn ramalan tsb. Tetapi semoga saja nantinya Nusantara kembali jaya dalam persatuan dan keberagaman. Tidak seperti sekarang ini dimana orang tidak bebas utk berkepercayaan, apalagi berketidak-percayaan… ^^
Bumi nusantara selalu dilanda bencana setelah masuknya budaya arab
bencana pertama adalah Penjajahan oleh bangsa asing yang menggerus harta dan darah rakyat nusantara. Bencana kedua adalah punahnya budaya-budaya nusantara yang adiluhung. dan bencana ketiga adalah bencan alam bahkan di serambi mekkah yang paling parah apakah ini pertanda Tuhan yang pemarah itu sedang murka meminta kurban yang banyak???
Bencana alam seperti gempa dan gunung meletus adalah gejala alam yang terjadi secara alami. Umumnya orang2 beragama selalu menghubung-hubungkan bencana alam dengan perbuatan manusia yang menjauhi larangan-Nya; tidak menganut agama tertentu; dan tidak melaksanakan ritual, ibadah, atau persembahan.
Padahal kalau kita amati, semua itu tampaknya sangat kecil atau mungkin tidak memiliki pengaruh apapun. Baik negara yang sekuler maupun yang religius, tetap saja kena bencana alam jika letak geografisnya tidak menguntungkan. Lihat saja negara2 Eropa Utara dan negara sekuler lainnya yang sampai saat ini masih aman2 saja padahal cukup banyak warganya yang tidak beragama dan jarang melaksanakan ritual memohon keselamatan.
Yeah… yang terpenting adalah kesiapan dan tindakan nyata yang terbukti benar telah menyelamatkan banyak orang serta membawa kebahagiaan bagi sesama. Tidak seperti Habib Rizieq yang bilang kalau bencana di Indonesia dikarenakan kita tidak takut dengan Allah yang memang menakutkan dan Ahmadiyah belum juga dibubarkan… wkwkwkwk!!! 😆 😆 😆
http://kabarnet.wordpress.com/2010/11/05/habib-rizieq-presiden-sby-takutlah-kepada-allah/
Salam 😉
om swastyastu…
saya prihatin bgt dgn bumi indonesia…saya selaku org indonesia asli juga merasa prihatin atas identitas bangsa kita yang tergerus terus dgn budaya asing… semoga saja negri ini terus bangkit dengan perbaikan2 moral agar dapat menyaring budaya2 asing yg masuk….jadi kita tetep bersatu dalam warna warni kehidupan kebinekaan dan terus berdoa agar sgla cobaan in berakhir…. ^^
salam…
lihat dan tunggu…karena sabdo palon di surabaya masih kalah pamor dengan bonek (untuk saat ini).
hehehehe…:)
@ Ngarayana
@ all Komentator
disaat para pengungsi merapi meratapi kesedihan, karena keluargnya mati, rumahnya hancur, ternaknya terbakar dan harta bendanya banyak yang ludes diamuk api…………………
kemarin minggu RCTI dalam tayangan SIlet menjelaskan dg bumbu-bubu klenik dan ramalan sehingga membuat heboh warga Yogya. sehingga banyak yang memprotes acara tsb, sampai sampai KPI menyetop sementara tayangan SIlet.
Di web ini juga muncul tulisan merapi yg dikaitykan dg mitos-mitos mbah petruk yg lebih aneh dikaitkan dg ramalan Sabdo Palon tentang tantada-tanda bangkitnya agama hindu.
1. Begitukah sikap kalian ketika sesama bangsa sedang menderita……..?!
2. dimankah letak spritual kita, ketika ada orang lain menderita, malah kita bernostalgia bahwa kebangkitan akan muncul kembali…..?
3. dimanakah welas asih kalian kepada sesama manusia……..?!
4. Bukankah ramalan tsb. bukan dari Veda? lalu dimana letak rasionalitas kalian. namanya gunung merapi, sebelum sabdo palon pun ya kerap meletus.
saya tidak habis pikir, kepadA teman-teman, begitu teganya goresan tulisan anda ketika ditempat lain sedang terjadi bencana. kalian malah meikirkan masa kebangkitan sedniri.
jika manusia telah kehilangan kemanusiaannya….. maka benar kata Ebit G ade, tanyalah pada RUMPUT YANG BERGOYANG.
@xarel x
bro,kok belum ada tanggapan tentang yang anda minta?kami sudah siap.
@all
jujur,kami dilarang mempercayai segala macam ramalan.maka dari itu saya katakan sabdo palon di surabaya masih kalah pamor dengan bonek.
salam
@ Xarel X
Ini hanya membicarakan ramalan. Ramalannyapun tidak dibuat2 oleh si penulis. Kalau tidak suka, anggap saja hanya topik diskusi. Apakah cerita itu menurut anda hanya mithos atau fiksi konyol terserah anda.
Di sinilah argumentasi2 logis anda ditunggu oleh teman2. Jika itu hanya mithos, lalu faktanya bagaimana? Jika itu hanya ramalan, lalu kenyataannya seperti apa?
Saya salut sama Anda yang memiliki kepekaan dan kepedulian sesama manusia. Tapi bukan berarti si penulis itu buta dan tuli penderitaan saudara2 di sana kan?
Salam
@ putratridharma
jika tulisan ini dimuat setelah satu bulan dari kejadian, maka hal itu sudah biasa, bukan masalah bagi siapa saja.
tapi anda lihat di TV. sekarang para pengungsi masih berkabung, belum bisa pulang kembali kerumah meraka yg berantakan, keluarga banyak yang mati, saudara berceraiberai.
ANDAIKATA KALIAN MENJADI PENDUDUK SEKITAR MERAPI
KALIAN AKAN MENAGIS PILU, RASA SEDIH YG DALAM
JIKA MEMANG KALIAN MEMANG MANUSIA DIMANA HATI NURANI KALIAN…..?
TINGGI-RENDAHNYA SPRITUAL MANUSIA TERGANTUNG PELAYANAN KITA PADA MANUSIA LAIN….
SEJARAH MERAPI
Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :
PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)
Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan.
MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.
MERAPI PERTENGAHAN (8000 – 2000 tahun lalu)
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.
MERAPI BARU (2000 tahun lalu – sekarang)
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra. Skema penampang sejarah geologi Merapi menurut Berthommier, 1990 (gambar kanan).
Peta menunjukkan sebaran endapan awanpanas Merapi 1911-2006. Hanya wilayah timur lereng yang bebas dari arah aliran awapanas dalam kurun waktu tersebut.
SEJARAH ERUPSI
Tipe erupsi Gunung Merapi dapat dikategorikan sebagai tipe Vulkanian lemah. Tipe lain seperti Plinian (contoh erupsi Vesuvius tahun 79) merupakan tipe vulkanian dengan daya letusan yang sangat kuat. Erupsi Merapi tidak begitu eksplosif namun demikian aliran piroklastik hampir selalu terjadi pada setiap erupsinya. Secara visual aktivitas erupsi Merapi terlihat melalui proses yang panjang sejak dimulai dengan pembentukan kubah lava, guguran lava pijar dan awanpanas (pyroclastic flow).
Merapi termasuk gunungapi yang sering meletus. Sampai Juni 2006, erupsi yang tercatat sudah mencapai 83 kali kejadian. Secara rata-rata selang waktu erupsi Merapi terjadi antara 2 – 5 tahun (periode pendek), sedangkan selang waktu periode menengah setiap 5 – 7 tahun. Merapi pernah mengalami masa istirahat terpanjang selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 kegiatan Merapi mulai tercatat cukup baik. Pada masa ini terlihat bahwa waktu istirahat terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 sampai dengan tahun 1658.
Sejarah letusan gunung Merapi mulai dicatat (tertulis) sejak tahun 1768. Namun demikian sejarah kronologi letusan yang lebih rinci baru ada pada akhir abad 19. Ada kecenderungan bahwa pada abad 20 letusan lebih sering dibanding pada abad 19. Hal ini dapat terjadi karenapencatatan suatu peristiwa pada abad 20 relatif lebih rinci. Pemantauan gunungapi juga baru mulai aktif dilakukan sejak awal abad 20. Selama abad 19 terjadi sekitar 20 letusan, yang berarti interval letusan Merapi secara rata-rata lima tahun sekali. Letusan tahun 1872 yang dianggap sebagai letusan terakhir dan terbesar pada abad 19 dan 20 telah menghasilkan Kawah Mesjidanlama dengan diameter antara 480-600m. Letusan berlangsung selama lima hari dan digolongkan dalam kelas D. Suara letusan terdengar sampai Kerawang, Madura dan Bawean. Awanpanas mengalir melalui hampir semua hulu sungai yang ada di puncak Merapi yaitu Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol. Awanpanas dan material produk letusan menghancurkan seluruh desa-desa yang berada di atas elevasi 1000m. Pada saat itu bibir kawah yang terjadi mempunyai elevasi 2814m (;bandingkan dengan saat ini puncak Merapi terletak pada elevasi 2968m). Dari peristiwa-peristiwa letusan yang telah lampau, perubahan morfologi di tubuh Gunung dibentuk oleh lidah lava dan letusan yang relatif lebih besar. Gunung Merapi merupakan gunungapi muda. Beberapa tulisan sebelumnya menyebutkan bahwa sebelum ada Merapi, telah lebih dahuiu ada yaitu Gunung Bibi (2025m), lereng timurlaut gunung Merapi. Namun demikian tidak diketahui apakah saat itu aktivitas vulkanik berlangsung di gunung Bibi. Dari pengujian yang dilakukan, G. Bibi mempunyai umur sekitar 400.000 tahun artinya umur Merapi lebih muda dari 400.000 tahun. Setelah terbentuknya gunung Merapi, G. Bibi tertimbun sebagian sehingga saat ini hanya kelihatan sebagian puncaknya. Periode berikutnya yaitu pembentukan bukit Turgo dan Plawangan sebagai awal lahirnya gunung Merapi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua bukit tersebut berumur sekitar maksimal 60.000 tahun (Berthomrnier, 1990). Kedua bukit mendominasi morfologi lereng selatan gunung Merapi.
Pada elevasi yang lebih tinggi lagi terdapat satuan-satuan lava yaitu bukit Gajahmungkur, Pusunglondon dan Batulawang yang terdapat di lereng bagian atas dari tubuh Merapi. Susunan bukit-bukit tersebut terbentuk paling lama pada, 6700 tahun yang lalu (Berthommier,1990). Data ini menunjukkan bahwa struktur tubuh gunung Merapi bagian atas baru terbentuk dalam orde ribuan tahun yang lalu. Kawah Pasarbubar adalah kawah aktif yang menjadi pusat aktivitas Merapi sebelum terbentuknya puncak.
Diperkirakan bahwa bagian puncak Merapi yang ada di atas Pasarbubar baru terbentuk mulai sekitar 2000 tahun lalu. Dengan demikian jelas bahwa tubuh gunung Merapi semakin lama semakin tinggi dan proses bertambahnya tinggi dengan cepat nampak baru beberapa ribu tahun lalu. Tubuh puncak gunung Merapi sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda dari gunung Merapi. Bukaan kawah yang terjadi pernah mengambil arah berbeda-beda dengan arah letusan yang bervariasi. Namun demikian sebagian letusan mengarah ke selatan, barat sampai utara. Pada puncak aktif ini kubah lava terbentuk dan kadangkala terhancurkan oleh letusan. Kawah aktif Merapi berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan letusan yang terjadi. Pertumbuhan kubah lava selalu mengisi zona-zona lemah yang dapat berupa celah antara lava lama dan lava sebelumnya dalam kawah aktif Tumbuhnya kubah ini ciapat diawali dengan letusan ataupun juga sesudah letusan. Bila kasus ini yang terjadi, maka pembongkaran kubah lava lama dapat terjadi dengan membentuk kawah baru dan kubah lava baru tumbuh dalam kawah hasil letusan. Selain itu pengisian atau tumbuhnya kubah dapat terjadi pada tubuh kubah lava sebelumnya atau pada perbatasan antara dinding kawah lama dengan lava sebelumnya. Sehingga tidak mengherankan kawahkawah letusan di puncak Merapi bervariasi ukuran maupun lokasinya. Sebaran hasil letusan juga berpengaruh pada perubahan bentuk morfologi, terutama pada bibir kawah dan lereng bagian atas. Pusat longsoran yang terjadi di puncak Merapi, pada tubuh kubah lava biasanya pada bagian bawah yang merupakan akibat dari terdistribusikannya tekanan di bagian bawah karena bagian atas masih cukup kuat karena beban material.
Lain halnya dengan bagian bawah yang akibat dari desakan menimbulkan zona-zona lemah yang kemudian merupakan pusat-pusat guguran. Apabila pengisian celah baik oleh tumbuhnya kubah masih terbatas jumlahnya, maka arah guguran lava masih dapat terkendali dalam celah yang ada di sekitarnya. Namun apabila celah-celah sudah mulai penuh maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan tumbuhnya kubah. Sehingga pertumbuhan kubah lava yang sifat menyamping (misal, periode 1994 – 1998) akan mengakibatkan perubahan arah letusan. Perubahan ini juga dapat terjadi pada jangka waktu relatif pendek dan dari kubah lava yang sama. Pertumbuhan kubah lava ini berkembang dari simetris menjadi asimetris yang berbentuk lidah lava. Apabila pertumbuhan menerus dan kecepatannya tidak sama, maka lidah lava tersebut akan mulai membentuk morfologi bergelombang yang akhirnya menjadi sejajar satu sama lain namun masih dalam satu tubuh. Alur pertumbuhannya pada suatu saat akan mencapai titik kritis dan menyimpang menimbulkan guguran atau longsoran kubah. Kronologi semacam ini teramati pada th 1943 (April sampai Mei 1943).
Penumpukan material baru di daerah puncak akibat dari pertumbuhan kubah terutama terlihat dari perubahan ketinggian maksimum dari puncak Merapi. Beberapa letusan yang dalam sejarah telah mengubah morfologi puncak antara lain letusan periode 18221823 yang menghasilkan kawah berdiameter 600m, periode 1846 – 1848 (200m), periode 1849 (250 – 400m), periode 1865 – 1871 (250m), 1872 – 1873 (480 – 600 m), 1930, 1961.
JIKA PINGIN LEBIH LENGKAP BERIKUT INI:
http://www.merapi.bgl.esdm.go.id
Alam punya hukumnya sendiri. Kita tidak usah berprasangka apalagi menghubung2kan, kita hanya perlu waspada. seperti kata sabda palon:
“Untung bagi yang tau, untung bagi yang tidak tau, paling untung bagi yang waspada”
Artinya kira2 baik para ahli yang pintar ataupun rakyat yang awam tidak bisa menerka keinginan alam(untung-rugian), yang paling baik adalah selalu waspada.
Saya turut berduka cita atas saudara2 di yogya.
selama ini saya hanya mendengar tentang sabda palon, belum tau kalo kisah dan ramalannya seperti itu,ternyata uraian ramalannya cukup detail jg.klo ada referensi lengkapnya boleh dong disharing/diupload buat tambahan pengetahuan.
BTW ramalan memang “debatable”, klo saya sh menanggapinya pada posisi abstain aja..mo percaya, yah fakta pastinya blm ada..mo tdk percaya ya kok kayaknya sok tau seolah2 saya Tuhan bisa tau pasti kejadian yg akan datang shg bisa memvonis itu “tdk benar/bohong/tahyul”, so…be wise ajah…hehehe….;)
dan sehubungan dgn ungkapan Habib Rizieq yang bilang kalau bencana di Indonesia dikarenakan kita tidak takut dengan Allah yang memang menakutkan dan Ahmadiyah belum juga dibubarkan…” hmm…anggap aja kita memiliki peramal baru nh…wkwkwk…peace…
@Xarel X
terima kasih atas info merapinya, tapi perlu dijelaskan bahwa tulisan ini lebih fokus ke sabda palon, bukan ke Korban Gunung Merapi.
Kalau ditanya apa tidak kasihan sama korban gunung merapi, hal itu tidak usah ditanya lagi. sudah pasti kasihan, tapi masa perlu dibahas berapa sumbangan yg saya sumbang, atau apa saja yang sudah saya sumbang atau lakukan demi korban gunung merapi.
Jadi tolong difokuskan saja topiknya ke sabda palon, karena urusan nurani urusan pribadi sendiri
@Permana Jayanta
He he he… iya iya iya…. lanjut bro…
@ Xarel X and all
Dengan adanya bencana merapi, bukan berarti saya tidak kasihan pada mereka dan tidak juga bersenang hati atas kesusahan mereka. Tulisan ini saya munculkan untuk mengingatkan bahwa masyarakat di sekitar merapi memiliki kepercayaan lokal dari agama leluhurnya. Apakah agama leluhur mereka Hindu, Buddha, atau yang lainnya… tidak penting, karena dalam ramalan sendiri Sabdo palon menyebut akan bangkitnya agama buda/budhi. Namun dari perkiraan singkat mengenai ramalan 500 tahun tersebut dan dari perbedaan sistem penanggalan masehi dan jawa/bali, terlihat bahwa saat ini bukanlah 500 tahun yang dimaksud, jadi andaikan ramalan itu benar, maka masih akan ada lagi letusan-letusan yang lebih dasyat lagi dalam beberapa tahun terakhir. Seperti yang dikatakan saudara Sutha, dengan mengetahui ramalan ini maka setidaknya masyarakat di sekitar merapi semakin waspada dan mawas diri agar korban nyawa yang demikian besarnya tidak terjadi lagi. Namun jika ramalan itu salah, maka saya rasa tidak masalah… kan tidak ada salahnya waspada kan?
Narayana Smrti Ashram sendiri memiliki beberapa hektar kebun di sekitar cangkringan. Kebun-kebun kami juga hangus disapu wedus gembel. Demikian juga terdapat sekian banyak umat Hindu dan pura-puranya yang rusak di sekitar Jawa Tengah… kami juga sedih akan kejadian ini. Sebagai renungan, Di dalam buku bibliografi prabhupada dikatakan bahwa sangat baik jika kita melakukan bantuan kemanusiaan kepada yang membutuhkan, tetapi akan jauh lebih baik lagi jika kita memberikan sumbangan berupa pengetahuan rohani yang bisa menyelamatkan mereka secara permanen. Karena itulah Narayana Smrti Ashram juga memberikan sumbangan ala kadarnya kepada mereka, dan hal ini juga sudah kami berikan pada saat terjadi bencana gempa bumi beberapa tahun silam. Kami menyebarkan prasadam (makanan yang telah dipersembahkan) secara gratis kepada yang membutuhkan dengan harapan mereka yang menyantap makanan rohani akan bangkit spiritualitasnya dan menjadi sadar akan Tuhan. Prabhupada berkali-kali menegaskan bahwasanya “Kesadaran akan Tuhan” ini bukan karena menjadi agama A, B atau C, tetapi sesuatu yang ada di atas level pemahaman agama yang saat ini lebih cenderung dipahami secara sektarian. Kenapa “Kesadaran akan Tuhan” ini yang terpenting? Karena dikatakan bahwa di dunia ini penuh dengan marabahaya. Sama sekali tidak ada kesenangan dan kebahagian kekal di dunia ini. Sehingga penyelamatan permanen yang diperlukan oleh setiap manusia adalah mengarahkan mereka sadar akan Tuhan. Tentunya dengan penekanan seperti ini Prabupada tidak mengatakan pelayanan sosial secara material tidak penting, karena kita yang hidup di dunia material tidak mungkin bisa mencapai kerohanian tanpa support hal-hal material.
Semoga Nusantara tercinta ini tidak akan diguncang bencana bertubi-tubi lagi dan kita semua mendapat kebebasan beragama dan kebebasan untuk sadar akan Tuhan tanpa terbelenggu oleh oknum-oknum politik tertentu yang mengatasnamakan agama.
Salam,-
@ Ngarayana
Kepada Laksmi Narayana trimakasih mau menanggapi “SOMASIKU”, manusia bebas bericara dan menulis sekehendaknya, tetapi disamping kita ada orang-orang yg perlu dukungan moril dan material agar bangkit dari bencana merapi.
jika tulisan di atas tujuannya memberi semangat dan menambah kewaspadaan para korban dan pembaca itu yg bagus.
Dalam ramalan Sabdo palon menyebut akan bangkitnya agama buda/budhi, yg dianut oleh orang jawa dahulu :
1. Hindu berasal dari India
2. Buddha berasal dari India
3. Islam berasal dari Arab
4. Kristen berasal dari Barat/Eropa
adapun keyakinan org jawa asli sebelum datangya agama Impor ya kepercayaan.
maka aneh sekali jika ramalan Sabdo palon untuk bangkitnya agama tertentu………!?
Dear all,
Salam kenal saya pendatang baru di web ini, seperti sudah banyak yang tertarik dan menulis tentang cerita ini. Dulu sewaktu gempa beberapa tahun lalu saya juga berada di jogja dan cerita ini mulai menyebar. Namun konon cerita2 Sabdo Palon sejak orde baru memang sudah dilarang beredar.
Dalam tulisan ini menceritakan ramalan yang telah diketahui orang banyak, bukan menceritakan kita sedih atau tidak, kasihan atau tidak, suka atau tidak suka, puas atau tidak puas, sehingga ada beberapa komen diatas yang sangat melenceng. Karena ramalan ini seolah-olah menyalahkan agama tertentu saja. Ingat di sekitar merapi itu banyak umat yang berbeda-beda agama juga kan…?
Dalam ramalan diatas memang menyebutkan bahwa yang bakal muncul adalah agama buda/budhi, perlu dicermati lagi apakah agama buda/budhi itu kata benda atau kata sifat, siapa tau adalah kata sifat (menurut saya) yang artinya semua agama yang membuat umatnya selalu berpikir dengan sudut pandang budi pekerti dan atau sejenisnya. Disini saya menekankan secara kualitas personal bukan jenis agama tipe apa yang dipeluknya.
Mengenai budaya jawa asli yang tidak terpengaruh agama pendatang, jangan lupa dengan proses pemfilteran dimana meskipun beranekaragam agama/kepercayaan apapun masuk akan dipadukan dengan budaya lokal (seharusnya begitu bukan…?), dan bukan berakhir menjadi penjiplakan full semua unsur budaya dan kehidupan seperti usaha arabisasi yang banyak terjadi di tanah air. Disini saya justru menekankan kembalinya inti dari budaya dan adat jawa yang terancam hilang, bukan kembalinya agama apa yang dulu banyak dianut. Jadi bukan peralihan agama tapi peralihan budaya dan pemikiran masyarakatnya.
Menurut budaya jawa kejadian alam pasti ada maksudnya agar manusia yang menghuninya berbuat sesuatu atau sadar akan sesuatu.
Salam
mohon maaf saudara saudaraku.,,
kalo saya sendiri lebih senang memaknai seperti ini :
“bahwa leluhur bangsa kita sudah menuntut haknya kembali di bumi nusantara! sebuah pertanda dengan kejadian merapi yang akan mnenimbulkan pertanyaan2 sistemik yang akan mengarahkan dan menjawab semua yang telah terkubur. sehingga kita lebih bisa menghargai pendahulu (leluhur) kita.
bukankah untuk menjadi bangsa yang besar kita harus menghargai pahlawan, serta sejarah bangsa kita sendiri???
kalo saya tidak salah dalam 500 tahun terakhir, letusan kemarinlah yang paling heboh.., ataukah akan ada yang lebih menghebohkan???
saya rasa letusan kemarin telah cukup mengundang perhatian om Obama!!
teman teman sekalian..,
saya telah mebaca beberapa opini (setidaknya saya menganggap seperti itu) yang patut dipertimbangkan.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5713576
SEMOGA KITA SEMUA BISA BERBAGI.
Damai selalu.
OSA,
konon sabdo palon naya genggong adalah avatar minor sri vishnu, tp sya jg blum tau. krn lingkaran manifestasi beliau tak terhitung banyaknya..
alangkah baiknya jika dia yng berasal dr entitas yng lebih tinggi dtg untuk memperbaiki pakem spiritual tanah djawa…
Let us wait n see, n wait for dharsan of him..wkwk
Om shanti
Bencana Dalam Persektif Hindu Dan Kristen
Ketika saya belum pindah ke agama yg saya anut sekarang, setiap terjadi sesuatu peritiwa bencan pasti dikait-kaitkan dengan mitos. maka tdk heran selam ini saya didogtrin dan dibodohi, sehingga logika saya menjadi tumpul karena pemahaman-pemahaman yg tidak masuk akal.
Hindu Dlm Menanggapi sebuah bencana:
1. bencana adalah sebuah Karma
2. Rasa kasihan pun berkurang, karena bencana adalah sebuah azab (karma)
3. Dikaitkan dg mitos-mitos dlm Veda, ato Lontar, Sastra bahkan mitos-mitos palsupun dipercaya, yg penting menyenangkan mereka.
4. Bukannya sibuk menolong, melainkan bingung mengumpulkan upakare yg lengkap.
Kristen dlm Menanggapi bencana Alam.
1. Bencana adalah ujian Tuhan
2. Rasa cinta kasih muncul dan membantu dlm bentuk nyata.
3. Penggalangan dana untuk bantuan
4. Ditanggapi secara rasional, lalu mencari solusinya agar bisa terhindar kapanpun terjadi bencana.
Karena Hindu dibagnun berdasarkan mitos, maka tidak salah jika setiap bencana dikaitkan dg mitos-mitos. yang lucunya mereka bermimpi bahwa Agama Hindu bakal bangkit kembali. itu namanya mimpi disiang bolong yang benar adalah kristenlah yg bangkit di Nusantara, karena Joga dan Bali sekarang banyak yg masuk kristen secara besar-besaran.
Jika mitos masih dipercayai maka jg heran, manusianya tidak bakalan cerdas dan pintar dalam menghadapi bencana alam.bukannya befikir dan menggunakan rasio bagaimana agar terhindar dari bencana, malah mundur kezaman belakang. bagaimana mau maju bangsa ini…?
@ komang yahanes
Bencana Dalam Persektif Hindu dan Kristen? Yang benar bencana menurut perspektif “angan-angan” Komang Yohanes.
Ketika saya belum pindah ke agama yg saya anut sekarang, setiap terjadi sesuatu peritiwa bencan pasti dikait-kaitkan dengan mitos. maka tdk heran selam ini saya didogtrin dan dibodohi, sehingga logika saya menjadi tumpul karena pemahaman-pemahaman yg tidak masuk akal.
Hindu Dlm Menanggapi sebuah bencana:
1. Bencana adalah sebuah Karma. TANGGAPAN: Saya koreksi ya. Yang benar adalah karmaphala (buah/hasil dari karma). Iya semua kejadian pasti ada sebabnya. Tumbuhan, hewan,/binatang, dan manusia yang menjadi korban adalah sedang menerima sebagian “hasil dari karmanya” dalam kehidupan sekarang atau kehidupan yang lalu. Ini adalah keadilan yang sesungguhnya.
2. Rasa kasihan pun berkurang, karena bencana adalah sebuah azab (karma). TANGGAPAN: Ini hanya pikiran Anda. Kami di Hindu mengenal Tatwam Asi: Aku, dia, dan kalian adalah sama-sama roh percikan Tuhan. Kami diajari membantu orang kesusahan tidak dalam rangka memburu pahala, tapi adalah merupakan kewajiban yang dilandasi cinta kasih. Berbeda dengan agama anda yang berlomba-lomba memburu pahala untuk bekal di surga. He he he…. Kami tidak ingin pergi ke surga.
3. Dikaitkan dg mitos-mitos dlm Veda, ato Lontar, Sastra bahkan mitos-mitos palsupun dipercaya, yg penting menyenangkan mereka. TANGGAPAN: Anda mengatakan mithos-mithos dalam Veda? Coba tunjukkan mithos-mithos apa saja dalam Veda? Tentang kait-mengkaitkan ini, orang Kristen paling doyan mengkait-kaitkan. Gereja (berdasarkan kitab sucinya) mengatakan kalau bumi ini datar, terus bumilah yang menjadi pusat peredaran (geosentris). Eh ternyata tidak seperti itu. Nah lantas kitabnyapun direvisi kayak skripsi aja he he he. Ini baru mithos namanya.
4. Bukannya sibuk menolong, melainkan bingung mengumpulkan upakare yg lengkap. TANGGAPAN: Hindu menyeimbangkan antara usaha dengan doa (melalui upakara) dll. Tapi memang orang Hindu jarang yang gembar-gembor kalau membantu orang. Anda sendiri berapa sumbangannya untuk korban bencana itu?
Kristen dlm Menanggapi bencana Alam.
1. Bencana adalah ujian Tuhan. TANGGAPAN: Mungkin iya ujian. Tapi kalau diujinya sampai mati lalu apa dijamin masuk sorga? Atau yang mati-mati itu sudah dianggap lulus atau gimana?
2. Rasa cinta kasih muncul dan membantu dlm bentuk nyata. TANGGAPAN: Baguslah kalau begitu. Asal jangan untuk memburu pahala aja. Kalau dalam Hindu ada bencana atau tidak ada bencana memang diajari cinta kasih kok.
3. Penggalangan dana untuk bantuan. TANGGAPAN: Orang-orang atheis pun kalau melihat ada yang tertimpa bencana mereka menggalang dana. Bagi saya yang begini nggak usah digembar-gemborkan. Ini kekanak-kanakan.
4. Ditanggapi secara rasional, lalu mencari solusinya agar bisa terhindar kapanpun terjadi bencana. TANGGAPAN: Anda hebat karena sudah mampu menaklukkan alam dengan rasio anda. Mengenai solusi, Hindulah yang paling memberi solusi. Hindu mengajarkan bagaimana hidup sederhana, makan sederhana, tetapi berpikir tinggi. Hindu mengajarkan agar umatnya berhubungan secara cinta kasih dengan alam, dengan sesama manusia, dan dengan Tuhan. Bagi Hindu, sebatang pohon atau seekor monyet di sangeh misalnya sungguh dihargai. Jarang orang Hindu merusak ekosistem. Inilah solusi.
5. Karena Hindu dibagnun berdasarkan mitos, maka tidak salah jika setiap bencana dikaitkan dg mitos-mitos. yang lucunya mereka bermimpi bahwa Agama Hindu bakal bangkit kembali. itu namanya mimpi disiang bolong yang benar adalah kristenlah yg bangkit di Nusantara, karena Joga dan Bali sekarang banyak yg masuk kristen secara besar-besaran. Jika mitos masih dipercayai maka jg heran, manusianya tidak bakalan cerdas dan pintar dalam menghadapi bencana alam.bukannya befikir dan menggunakan rasio bagaimana agar terhindar dari bencana, malah mundur kezaman belakang. bagaimana mau maju bangsa ini…TANGGAPAN: Seberapa luas pengetahuan Anda tentang Hindu? Coba baca artikel di link ini: https://narayanasmrti.com/2010/01/krishna-dan-kristus
krisna itu mitos, jika memang pernah ada dimana buktibukti sejarahnya..? pasti kalian akan menjawab dg kitab suci, buktikan dg bukti-bukti arkeologi yg konkrit
Jika Yesus,, jelas ada bukan mitos, karena sampai sekarang semu bukti peninggalan dari lahir sampai diangkat ke langit masih ada. dan perjuangannya masih exxis hampir separuh dunia merasakannya.
sedangkan krisna mana hasil perjuangannya, jika dia memang Tuhan/dewa, istrinya saja 1000 lebih, Tuhan tapi masih mempunyai hawa nafsu. sedangkan yesus tdk punya istri sbegaimana Buddha yg menceraikan istrinya. ini baru namanya org suci.
@komang yohanes
bro aku mau tanya mengapa kisah kehidupan yesus dari umur 12 -30 tahun tidak diceritakan di dalam injil bro? kemana perginya yesus selama 18 tahun bro? ayo bro tolong dijawab!
Jika hanya cerita karangan manusia semata, MAHABARATA dan RAMAYANA tidak mungkin melegenda seperti sekarang. Peninggalan jelas ada, yang ga tau, ya jelas dibilang ga ada.
@ Sabdo Palon
DIMANAKAH YESUS KETIKA BERUSIA 12-30 TAHUN?
Dari deskripsi tersebut di atas, jelas bahwa semua teori yang mencari-cari “the silent period” Yesus itu, akan tinggal sebagai spekulasi cerdik belaka. Bahkan teori-teori seperti itu sebenarnya tidak akan mucul apabila kita memahami dengan baik kebudayaan dan agama Yahudi, yang menjadi atarbelakang kehidupan Yesus, “yang lahir dari seorang perempuan yang takluk kepada hukum Taurat” (Galatia 4:4). Mengapa Yesus hanya ditampilkan hanya kelahiran-Nya, usia 12 tahun dan baru ditulis lagi setelah berusia 30 tahun?
Dari perspektif Yahudi, hal itu bukan hal yang aneh, sebab menurut budaya Yahudi seorang laki-laki baru boleh mengajar di depan umum pada usia 30 tahun.
Menurut hukum Yahudi, usia seorang anak digolongkan dalam 8 tahapan:
1) Yeled, “usia bayi”;
2) Yonek, “usia menyusu”;
3) Olel, “lebih tua lagi dari menyusu”;
4) Gemul, “usia disapih”;
5) Taph, “usia mulai berjalan”;
6) Ulem, “anak-anak”;
7) Na’ar, “mulai tumbuh remaja”; dan
8) Bahar, “usia remaja”.
Dari catatan tentang kehidupan Yesus dalam Injil, kita hanya membaca tiga klasifikasi usia saja yang dimuat, yaitu bayi (yeled), usia disapih (gemul), ketika ia diserahkan di Bait Allah di hadapan Simeon dan Anna, dan remaja (bahar, 12 tahun) ketika Yesus diajak Mar Yusuf dan Sayidatina Maryam, kedua orang tuanya, ke Yerusalem.
Mengapa Yesus muncul pada usia 12 tahun? Karena usia 12 bagi tradisi Yahudi zaman Yesus begitu penting, karena seorang anak laki-laki Yahudi harus melakukan upacara yang disebut Bar Mitzvah (anak Hukum). Menurut legenda Yahudi, pada usia 12 tahun Nabi Musa meninggalkan rumah putri Firaun, Samuel menerima suara yang berisi visi Ilahi, Salomo (Nabi Sulaiman) mulai menerima Hikmat Allah dan Raja Yosia menerima visi reformasi agung di Yerusalem. Dalam rangkaian ritus Yahudi itu Yesus harus melakukan ‘aliyah (naik) dan Bemah (menghadap mimbar untuk menerima kuk hukum Taurat). Upacara ini dilakukan pada hari Sabat, karena itu disebut juga thepilin Shabat. Sejak abad-abad Pertengahan, usia Bar Mitzvah dilakukan pada usia 13 tahun. Menurut literatur Yahudi abad
pertengahan Sepher Gilgulim, semua anak Yahudi sejak usia 12 tahun, mulai menerima ruah (roh hikmat) dan pada usia 20 tahun ditambahkan baginya nishama (reasonable soul, “jiwa akali”).
Mulai usia 20 tahun tersebut seseorang harus memasuki sekolah khusus Yahudi (Bet Midrash). Sedangkan tahapantahapan pendidikan Yahudi adalah sebagai berikut: Mikra (membaca Taurat) mulai usia 5 tahun, Mishna mulai usia 10 tahun, Talmud pada usia 13 tahun (zaman Yesus 12 tahun); Midrash pada usia 20 tahun, dan sejak usia 30 tahun baru boleh mengajar di depan umum.
Dari tahapan-tahapan pendidikan Yahudi pada zaman Yesus serta latar belakang agama dan budayanya, jelas bahwa spekulasi-spekulasi mengenai 18 tahun kehidupan Yesus yang hilang, sama sekali tidak mempunyai landasan sejarah. Jadi, kemana Yesus selama 12 tahun sampai 30? Jawabannya, berdasarkan data-data Injil sendiri (Matius 13:55; Markus 6:3), Yesus menjalani kehidupan sebagaimana layaknya anak-anak Yahudi dan ia bersama keluarganya bekerja
di Nazaret sebagai tukang kayu. Mengapa kisah kehidupan-Nya baru dicatat setelah usia 30 tahun? Karena memang demikianlah lazimnya kehidupan orang Yahudi, sedangkan usia 12 tahun juga disinggung karena sebagai usia Bar Mitzvah. Maka adanya spekulasispekulasi Yesus sampai di India untuk belajar yoga bersama guru-guru dari Timur jauh, adalah fiksi yang hanya menarik didengar, ketimbang dibuktikan secara historis.
@ Komang Yohanes
Tolong baca artikel di link ini ya: http://mahendrawijaya.blogspot.com/2010/08/situs-dwaraka-mohenjo-daro.html
Ini juga:https://narayanasmrti.com/2009/09/forbidden-archeology
Kalau kepingin tahu lebih jauh masuk saja di situs ini: http://www.forbiddenarchaelogy.com
Biar ngga omong kosong, dan biar mudheng……..
Puji Tuhan
@Komang Yohanes
Wah komang banyak2 mencari lawan nih. Okelah, semoga wawasan bertambah.
Saya pancingin lagi.
“krisna itu mitos, jika memang pernah ada dimana buktibukti sejarahnya..? pasti kalian akan menjawab dg kitab suci, buktikan dg bukti-bukti arkeologi yg konkrit”
Bli komang, mitos terbesar itu adalah: TUHAN
tidak ada bukti arkeologi tuhan(secara arti halfiah arkeologi).
Kalau krishna masih mending ada bukti2nya. Sampai sekarang semua bekas2 kerajaan yang diceritakan dalam mahabaratha masih ada di india(walau tidak utuh). Tembok kerajaan astinapura masih berdiri. Coba buka google map, cari dvaraka. akan terlihat pantai yang jelas sekali dulunya adalah daratan. di situlah situs kerajaan krishna, ga usah kawatir itu hoax, peneliti udah berkali2 menyelam untuk mengambil gambar reruntuhan2nya. go googling.
Pohon tempat krishna bermain waktu kecil di sebelah sungai yamuna masih berdiri hingga kini, bahkan ada satu batang pohon itu yang menjorok ke pantai yang konon adalah tempat dimana krishna biasa duduk enjot2an, juga tertulis di kitab krishna mengambil bola yang jatuh ke sungai dengan berpegangan pada pohon tersebut.
Waktu kecil saya pernah baca tentang orang yang menemukan jubah lengkap plus mahkota dengan bulu meraknya krishna setelah melakukan riset dan semedi yang mendalam.
Selain itu saya pernah dengar permata utama dari mahkota ratu inggris adalah permata krishna(bukan krishna tepatnya, tetapi salah satu ksatrianya). apa namanya saya lupa, tapi disebutkan di purana. di dapat saat inggris menjajah india.
Mudah bilang kepercayaan orang lain hanya mitos karena kita tidak pernah mencari lebih lanjut, mudah juga bagi non kristen mengatakan yesus itu juga cuma mitos, buktinya ada yang bilang kisah kelahiran hingga penyalibannya mirip sekali dengan kisah dewa Mithra dari mesir, selain itu penelitian di nazareth sampai sekarang masih belum berani menyimpulkan apa benar kota itu sudah ada pada masa yesus.
Saya sesungguhnya tidak meragukan yesus, dan saya yakin fakta2 yesus diatas salah, ini hanya contoh, betapa mudah upaya meragukan tokoh2 sejarah suatu agama, tentu lebih mudah lagi untuk meragukan TUHAN.
Beragama jangan terlalu banyak ragu bli.
@komang Yohanes
Bencana Dalam Persektif Hindu Dan Kristen
Seharusnya anda membandingkan juga dengan kristen pada masa wabah black death di seluruh eropa dimana gereja menganggap fenomena itu adalah murka tuhan dan pada jamannya perburuan penyihir(witch) banyak orang2 yang ga bersalah dituduh penyihir dan dibakar di depan gereja.
Jarang cari informasi nih bli komang…
kok semuanya jadi saling menyalahkan??????
jika anda menyalahkan agama berarti anda menyalahkan tuhan!!!
karena tuhan telah menyetujui berdirinya agama yang ada di muka bumi sekarang ini!
harap dicatat juga : bahwa tidak ada yang abadi, yang abadi itu hanyalah “perubahan”, dan bukankah “perubahan” —> tidak sama dengan bentuk awal —-> tidak abadi —> “perubahan” dst. lingkaran ini lah yang abadi.
wahhh tambah pusing saya!!
WEDA = “ilmu pengetahuan” suci, dan ajaran Hindu adalah ajaran WEDA.
dan Hindu adalah “agama air” akan mengisi penuh tempat Air itu berada., dan berbentuk sesuai dengan wadahnya. Inilah bukti ajaran Weda lah yang tertua di dunia yang ada sampai sekarang.
ini juga yang menjawab statement di berbagai forum bahwa ajaran di agama lain punya banyak kemiripan dengan ajaran agama Hindu., tetapi ajaran agama Hindu banyak yang tidak ada di agama lain.(maaf hanya opini saya yang saya simpulkan dari berbagai forum diskusi).
berkaitan dengan “sabda palon”
bukanlah suatu kebetulan ramalan kuno dari seluruh dunia yang meramalkan ” sesuatu yang baru/peradaban yang baru setelah terjadinya rentetan bencana yang mengguncang dunia “. jayabaya, sabda palon, suku maya.
(maaf saya kebanyakan nonton film)
saya ingin bertanya kepada bli pengelola web… :
ada sebuah pikiran yang sangat mengganjal di kepala saya..,,,
bahwa sanya tuhan telah menciptakan sebuah roda perputaran kehidupan yang tak henti-2nya.., sama seperti perputaran cakra pada tubuh, perputaran bumi. dan gerakan benda semesta yang berputar lainnya.
bahkan termasuk roda kehidupan.
pertanyaan saya:
1. logiskah kalau saya berpikir bahwa sekarang Awatara wisnu terakhir sudah lahir di dunia atau sedang ada di era ini???
seperti yang kita ketahui awatara yang di design untuk perang, sedangkan seperti yang kita ketahui juga persenjataan dunia sekarang mampu merubah iklim dunia sehingga menyebabkanya dunia tertutup oleh air, lalu kembali lagi muncul awatara yang pertama????
menyelamatkan dunia dari banjir? lalu terus berputar ke awatara berikutnya?
maaf bli webnya tiang pake curhat dari imajinasi tiang yang ga jelas ini.
sekali lagi maaf bli.
@ Sutha
Iya betul tuh. Saya baru ingat ada peristiwa kayak itu.
@Komang Yohanes
Gimana menjelaskan yang diingatkan oleh saudara Sutha itu? Tapi sebelumnya baca dulu artikel yang saya tunjukkan alamatnya itu ya. Biar ketahuan mithos-mithos dalam Hindu he he he
@all
Maaf, disini awalnya saya membicarakan tentang “pembuktian sejarah”.
Terkait dengan sejarah dan keyakinan itu benar atau tidak yang didukung oleh adanya bukti-bukti sejarah, saya mau tanya dengan anda-anda semua….Apakah suatu bukti berupa benda2 itu mutlak dapat menentukan 100% kebenaran daripada sejarah…? Misal jika saya menemukan patung pemujaan krishna di USA di tanah yang sangat dalam fase sejarahnya apakah itu bukti adanya pemujaan ditanah tersebut di USA dulu kala?. Sesimpel itukah..?
Jika ya, alasan mutlaknya apa…?
Apabila kita akhirnya menemukan arca/monumen Yesus yang belajar tentang keyakinan kepada Krishna di India, apakah kita langsung men-judge memang itulah yang terjadi….?. Misal saya bisa memberi komentar di wacana web ini dengan name anda dan semua atribut anda, apa itu membuktikan andalah yang berkomentar disini…?.
Dalam literatur2 yang membahas “bagaimana kita memutuskan sejarah itu benar atau tidak” itu sangat hati-hati sekali, dan seyogyanya tidak 100% mereka bisa menjawab bahwa sejarah itu benar atau tidak, meski sudah menemukan bukti2. Mengapa…? sebab bukti-bukti tersebut bisa saja sengaja dibuat, atau malah sengaja dihilangkan karena ada kepentingan tertentu, atau cumi (cuma mirip).
Salah satu yang mendukung sebuah bukti itu membenarkan/menyalahkan sejarah/ramalan adalah dengan cerita-cerita dari orang-orang sekitarnya. Inilah yang terjadi pada merapi saat ini dimana segala atribut ramalan tsb
beberapa memang sangat mirip (tapi belum tentu benar 100% adanya), let see ….
Begitu juga agama dan keyakinan, menurut saya kebenarannya tidak hanya dengan penemuan bukti2 sejarah, yang penting (maaf) adalah pengalaman2 spiritual para penganut-penganutnya sehingga membentuk sebuah kesadaran/pengetahuan diri yang menuju pada pembenaran agama/keyakinan yang dianut (cmiiw).
#Komang Yohanes
Salam kenal dan Salam sejahtera, saudaraku ………
Saya ada pertanyaan untuk anda. Menurut anda atau agama/keyakinan anda, apakah kebenaran agama/keyakinan atau sejarah selalu dan selalu disertai bukti berupa ditemukannya benda konkrit ….? Jika ya, alasan pastinya apa…?
Komen anda :
krisna itu mitos, jika memang pernah ada dimana buktibukti sejarahnya..? pasti kalian akan menjawab dg kitab suci, buktikan dg bukti-bukti arkeologi yg konkrit
…………………………………….
…………………………………….
Jadi, kemana Yesus selama 12 tahun sampai 30? Jawabannya, berdasarkan data-data Injil sendiri (Matius 13:55; Markus 6:3), Yesus menjalani kehidupan sebagaimana layaknya anak-anak Yahudi dan ia bersama keluarganya bekerja
Pertanyaan saya :
Anda membuktikan bahwa Yesus menjalani kehidupan seperti anak-anak Yahudi dan bekerja bersama keluarga berdasarkan data-data Injil, adakah bukti lainnya (konkret) selain data-data injil yang membuktikan hal tersebut….? Saya bertanya hal itu karena pada komen sebelumnya anda menyayangkan bila penganut Krishna membuktikan kebenaran sejarahnya bila hanya dengan data-data yang juga dari kitab sucinya (seperti anda).
Oh ya, terima kasih bila anda dapat memberi saya bukti konkritnya, atau jangan-jangan malah bukti konkritnya adalah “tidak adanya bukti”…?
Komen anda :
sedangkan krisna mana hasil perjuangannya, jika dia memang Tuhan/dewa, istrinya saja 1000 lebih, Tuhan tapi masih mempunyai hawa nafsu. sedangkan yesus tdk punya istri sbegaimana Buddha yg menceraikan istrinya. ini baru namanya org suci.
Komen saya :
Maaf, anda sepertinya belum mengenal benar2 ajaran Hindu (sama dengan saya), jadi anda berkata seperti ini. Pertanyaan saya, apakah karena ingin menjadi orang suci yang mendalam spiritualnya, Yesus memilih untuk tidak mempunyai istri ? Apakah menurut Yesus mempunyai istri itu mengganggu pendalaman spiritual seseorang ?
Komen Anda :
1. Bencana adalah ujian Tuhan
Pertanyaan :
Saat merapi meletus tidak ada yang bisa selamat terkena awan panas (termasuk Alm. Mbah Marijan) kecuali yang sudah mengungsi. Bila itu ujian, kenapa Tuhan memberi ujian kepada orang2 yang sudah pasti tidak mampu menahan ujian itu ?
sekejam itukah…(maaf)?
Bagaimana bagi yang telat mengungsi karena tertidur, sakit, fisik, dll, apa kita bisa men-judge mereka tidak bisa lulus ujianNya ?.
Bila A membunuh B (berencana), kita anggap itu sebuah kejahatan dan ada hukum, nah darimana kita bisa melihat itu sebuah ujian dari Tuhan untuk si A…?
Satu lagi pertanyaan :
Terkait komen PutriDharma tentang revisi kitab Agama Kristen yang sebelumnya menyebutkan Bumi ini datar. Apa benar ini ada revisi…? Kok banyak yang bilang iya. Jika ya, berarti apakah bila ditemukannya bukti konkrit lagi yang tidak sesuai dengan Injil maka Injil akan direvisi kembali…? alias ada suatu pembaruan (bukan pengingatan kembali) akan agama…? bagaimana dengan konsistensinya…?
#PutriDharma
Salam Kenal …………saudariku
Saya juga prihatin dengan Alm. Mbah Marijan, mungkin dia menjadi korban eksploitasi iklan yang membuat munculnya kesombongan diri sehingga makin yakin dan pasti untuk tidak turun gunung saat bencana diikuti masyarakat sekitar. Menurut Sultan ini adalah Kesombongan Cangkringan. Saya ada pertanyaan
Komen Anda:
manusia yang menjadi korban adalah sedang menerima sebagian “hasil dari karmanya” dalam kehidupan sekarang atau kehidupan yang lalu
Pertanyaan saya:
Kita lahir tanpa mengetahui apapun yang kita perbuat di kehidupan masa lalu, dan di kehidupan sekarang kita menerima hasil karmaphalanya…? Asumsi jika ada seseorang yang bernasib malang, namun dia terus bertanya “mengapa saya bernasib seperti ini”, karena dia tidak mengetahui itu adalah hasil karmaphala kehidupan lalu. Orang-orang bernasib malang ini menurut saya banyak yang menjadi negatif, atheis dan merugikan justru karena ketidaktahuan karmaphalanya. Bagaimana mereka bisa menjalani nasib malang tersebut jika akhirnya dosa terus bertambah..? Apa cukup hanya dengan ketabahan dan keiklasan ?
Sebelumnya terima kasih atas jawaban yang menambah wawasan saya. Tentunya ini juga menyangkut nasib buruk yang menimpa saudara2 kita.
#Sutha
Salam kenal……….saudara
Ada link cerita tentang “mahkota ratu inggris adalah permata krishna” …? Saya susah cari di google, kata kunci anda apa ya…?
Thanks before.
#Ngarayana
Om Swastyastu…………Salam Kenal, saudaraku
Dalam komen anda diatas menyebutkan :
Prabhupada berkali-kali menegaskan bahwasanya “Kesadaran akan Tuhan” ini bukan karena menjadi agama A, B atau C, tetapi sesuatu yang ada di atas level pemahaman agama yang saat ini lebih cenderung dipahami secara sektarian
Saya ada pertanyaan :
Apakah semua agama (A,B,C) mempunyai “Kesadaran akan Tuhan” yang anda maksud…? Untuk memiliki “Kesadaran akan Tuhan” apa harus melalui sektarian..? jika umat hanya menganut agama tertentu tanpa ikut sektarian apa dapat mempunyai “Kesadaran akan Tuhan” yang anda maksud, cukup dari agamanya saja ? atau ini hanya memang terjadi pada saat ini saja ?
Maaf saya terlalu banyak bertanya. Ini untuk menambah pengetahuan.
Salam.
[Bila kita ingin merasakan air murni dari gunung, bersihkan dan kosongkanlah gelas lalu tuangkanlah air murni itu, maka kita dapat merasakan murni kesegarannya. Bila kita tidak mengosongkan gelas dan mencampur air murni dengan air lain, maka kita tidak tau rasanya air murni dari gunung seutuhnya. Begitu juga bila kita mempelajari ilmu, kepercayaan, atau agama yang belum kita kenal]
@ komang yohanes
koq bisa ya tokoh sekaliber yesus yg kelahirannya saja ajaib dari perawan maria terus tiba2 menghilang selama 18 tahun lalu tiba2 muncul lagi di sungai yordan melakukan hal2 yg ajaib lagi.tidakkah dlm kurun waktu 18 tahun tersebut ada hal2 penting yg perlu dicatat oleh injil untuk tokoh sekaliber yesus bro? apakah kekuatan yesus itu hilang bro selama 18 tahun? jadi heran saya bro!
@ Eve
Salam kenal juga. He he he saya putratridharma, bukan putri. Cowok gitu lho….
===Kita lahir tanpa mengetahui apapun yang kita perbuat di kehidupan masa lalu, dan di kehidupan sekarang kita menerima hasil karmaphalanya…? Asumsi jika ada seseorang yang bernasib malang, namun dia terus bertanya “mengapa saya bernasib seperti ini”, karena dia tidak mengetahui itu adalah hasil karmaphala kehidupan lalu. Orang-orang bernasib malang ini menurut saya banyak yang menjadi negatif, atheis dan merugikan justru karena ketidaktahuan karmaphalanya. Bagaimana mereka bisa menjalani nasib malang tersebut jika akhirnya dosa terus bertambah..? Apa cukup hanya dengan ketabahan dan keiklasan?
KOMENTAR: Ada takdir, ada nasib, dan ada ikhtiar. Takdir dihitung/ditentukan berdasarkan hutang karma (baik atau buruk). Nasib (baik atau buruk) adalah akibat dari takdir. Ikhtiar adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki nasib. ==Apa cukup hanya dengan ketabahan dan keiklasan? ==Ketabahan dan keikhlasan adalah modal yang utama. Tetapi itu tentu tidak cukup. Harus ada ikhtiar untuk memperbaiki nasib. Selain itu, ada karunia tanpa sebab dari guru dan Tuhan yang juga bisa memperbaiki nasib.
Anda sekarang posisinya di mana? Kalau memungkinkan, tolong beli buku yang berjudul “MEREKONSTRUKSI HINDU Merangkai Kembali Filsafat Veda yang Terdistorsi”. Penjelasan tentang yang Anda tanyakan ini ada di sana. Bahasanya sangat bernas, dilengkapi dengan bagan dan tabel yang memudahkan pemahaman kita.
#PutraTriDharma
Pertama-tama maaf atas pembacaan nama anda oleh saya. Sebelumnya pada komen anda :
Ketabahan dan keikhlasan adalah modal yang utama. Tetapi itu tentu tidak cukup. Harus ada ikhtiar untuk memperbaiki nasib. Selain itu, ada karunia tanpa sebab dari guru dan Tuhan yang juga bisa memperbaiki nasib.
Saya belum tau isi dari buku yang saudara tawarkan, tapi berdasarkan komen anda menunjukkan akan selalu ada jalan karunia tanpa sebab untuk memperbaikinya. Baiklah semoga kita selalu dikaruniai oleh-Nya atau utusanNya dengan ikhtiar yang sudah dimiliki masing-masing……..Apakah ada sebuah tanda, bahwa karunia itu akan muncul ke diri kita…? Apa ini merujuk ke pengalaman spiritual tiap-tiap umat…?
Terima kasih atas komentarnya. Lokasi saya di Jakarta
@eve..
jika anda menghendaki coba klik postingan bro ngarayana di free on book.mungkin saya bisa bantu anda disana.
salam
Gue baru baca kompasiana dan beberapa milis yang isinya mengatakan FPI mengusir para pengungsi merapi dari salah satu greja yang mereka jadikan tempat berteduh. Kok bisa-bisanya mereka seperti itu ya? FPI oon.
@ Anti FPI
Sri Sultan benar, dalam situasi kekalutan seperti itu segala potensi kerusuhan harus dihindari. Kan sudah tertimpa masalah, kalau anarkhis lagi bertambah deh masalahnya. Jangan sampai seperti pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kalau ada tempat yang lebih netral, sebaiknya gereja, mesjid, pura, atau kuil jangan digunakan untuk menampung pengungsi. Sebab di samping bisa mengganggu fungsi tempat ibadah itu, bisa menimbulkan kecurigaan-kecurigaan. Mengalah memang tetap jauh lebih bijak daripada ngotot. Kan kita sudah maklum bagaimana karakter saudara-saudara kita dari FPI itu. Mereka tegas-tegas semua. Kita jangan pura-pura menutup mata akan latar belakang sejarah Islam – Kristen. Saya setuju dengan sikap Sri Sultan yang menginginkan kebaikan rakyatnya.
@ Eve
Saya coba komentari pertanyaan Eve tujukan untuk Bro Ngarayana
===Apakah semua agama (A,B,C) mempunyai “Kesadaran akan Tuhan” yang anda maksud…? Untuk memiliki “Kesadaran akan Tuhan” apa harus melalui sektarian..? jika umat hanya menganut agama tertentu tanpa ikut sektarian apa dapat mempunyai “Kesadaran akan Tuhan” yang anda maksud, cukup dari agamanya saja ? atau ini hanya memang terjadi pada saat ini saja?
KOMENTAR: Yang saat ini lebih cenderung dipahami secara sektarian itu adalah agama. Bukan Kesadaran akan Tuhan. Kalimat Prabhupada yang dikutip itu mestinya di jeda setelah kata agama. (Prabhupada berkali-kali menegaskan bahwasanya “Kesadaran akan Tuhan” ini bukan karena menjadi agama A, B atau C, tetapi sesuatu yang ada di atas level pemahaman agama===>yang saat ini lebih cenderung dipahami secara sektarian.
Pertanyaan Anda menarik. Di agama lain konsep ketuhanNya tidaklah seperti dalam Hindu (Vaishnava). Tujuannya pun tidak sama. Tujuan akhir Vaishnava adalah menjadi pelayan Tuhan di Planet Rohani, sedangkan tujuan Muslim dan Kristiani adalah surga. Surga sendiri bagi Vaishnava adalah tempat yang tidak kekal. Belum lagi Yesus Kristus yang oleh Vaishnava (dan juga Muslim) diyakini sebagai “bukan Tuhan”. Bagaimana misalnya kalau umat Kristiani berkesadaran Tuhannya adalah berkesadaran Yesus? Samakah nanti akhirnya dengan berkesadaran Krishna? Mengenai ini saya memberi ilustrasi seperti ini: Srila Haridasa Thakur adalah seorang Muslim, tetapi beliau kemudian berkesadaran Tuhan dengan menerima perlindungan kaki padma Sri Chaitanya. Beliau adalah penyembah agungnya Sri Krishna. Contoh lain: Bhakti Ragava Svami, Kavicandra Svami, Indrajumna Svami dan beberapa Sanyasin (Guru Kerohanian) yang merupakan wakil Krishna yang tentunya sudah berkesadaran Tuhan (Krishna. Masih banyak lagi orang-orang non Hindu dari Amerika, Eropa, dan Afrika bukan berlatar belakang Hindu yang kemudian berkesadaran Tuhan. Inilah yang dimaksudkan dengan melampaui agama (sektarian).
Hanya itu yang dapat saya komentari. Mungkin bro Ngarayana bisa menambahkan atau mengoreksi kalau salah. Salam…
@Komang Yohanes
Anda kayaknya seperti “Raden Patah Modern”, anda sudah meninggalkan agama “tua”, malahan menusuknya/menjelek2an dari belakang. Ingatlah wahai brade…hukum karma!. Hukum karma tidak mengenal agama, ia adalah hukum universal, seperti hukum gravitasi. Percaya atau tidak percaya anda akan terkena hukum gravitasi tsb, sama seperti hukum karma.
Anda mengatakan bahwa semua bencana yg terjadi didunia ini adalah ujian dari Tuhan. Anda terlalu naïf, sepertinya Tuhan tdk mempunyai pekerjaan yg lain. Apa yg terjadi di dunia ini adalah sebagai akibat dr perbuatan kita sendiri. Tuhan menciptakan ayat2/sloka2 yg diwahyukan yaitu berupa agama, Tuhan menciptakan ayat2/sloka2 yg diciptakan yaitu berupa alam semesta ini. Kalau ayat2/sloka2 yg diwahyukan tidak pernah dihiraukan oleh manusia, maka ayat2/sloka2 yg diciptakan ini yg bergerak. Segala perbuatan kita yg tdk benar akan mengeluarkan vibrasi yg negatip, yg mana vibrasi negatip ini direspon oleh alam. Ingat tsunami yg terjadi di Aceh ?, padahal selama ini Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah, satu2nya provinsi di Indonesia yg menjalakan syariat Islam. Namun, kenapa mesti Aceh yg terkena bencana? Barangkali there is something wrong?.
Kalau kita lihat sejarah Aceh, selama beberapa abad, sering terjadi kekerasan di wilayah ini. Seperti sejarah Hamzah Fansuri, seorang sufi dari Aceh pada abad ke XVII yg memiliki kualitas cinta kasih illahi, sosok yg merupakan simbol kesadaran bagi bangsa Aceh ternyata dibunuh beserta semua pengikutnya. Dan sejak itu daerah Aceh tdk henti2 dilanda kekerasan. Mulai dr perang saudara antar ulama dan hulubalang (bangsawan Aceh), perang penjajahan, peperangan antara TNI dg GAM yg membawa korban masyarakat sipil ribuan orang, dan sekarang bencana alam berupa gempa dan tsunami dg korban ratusan ribu orang
Kalau dilihat dari satu segi saja, sepertinya Tuhan sedang marah. Tapi, saya lebih suka mengatakan bahwa tragedi Aceh atau tsunami ini adalah sebuah peringatan akan kesalahan yg selama ini kita lakukan. Peringatan supaya kita bisa introspeksi diri. Barangkali apa yg selam ini kita lakukan tdk tepat. Ada yg harus diperbaiki. Saya cenderung percaya pada ungkapan “ what goes round, comes round”. Apa yg kita tanam, itu pula yg akan kita petik hasilnya, itulah hukum karma. Kalau kekerasan kita “tanam” dalam pikiran dan perbuatan kita maupun anak-cucu kita, maka kekerasan pula yg akan kita petik pada akhirnya.
Ada teori yg menarik sekali dari seorang dokter berkebangsaan Jepang, namanya Masaru Emoto. Beliau adalah seorang dokter yg meneliti tentang bagaimana respon air terhadap pikiran dan perasaan manusia. Menurut beliau, air bagaikan sebuah senjata. Bagaikan pisau, yg bisa membantu dan bisa mencelakakan.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Masaru Emoto menyimpulkan bahwa air dapat merasakan vibrasi manusia, termasuk pikiran dan perasaan manusia. Biasanya ditempat2 yg terjadi tragedi banjir, ataupun misalnya tsunami, ada vibrasi atau kesadaran dari manusia disekitar tempat itu yg tidak bersahabat dg alam. Sehingga ketika kesadaran itu “dirasakan” oleh air, oleh alam yg sifatnya kosong ini, maka alam hanya akan bisa membalas kembali, hanya akan memantulkannya kembali. Seperti kalau kita berada ditengah2 perbukitan dan berteriak “haaa”, pasti ada echo lebih besar yg akan memantul.
Air pun memiliki sifat seperti ini. Bila kita memiliki pikiran tentang cinta dan mengarahkannya pada air, struktur Kristal dalam air akan menghasilkan bentuk yg indah dan simetris. Sebaliknya, bila kita memiliki pikiran tentang kejahatan, air akan merespon dg membentuk pola2 yg menyeramkan.
Jadi, sesungguhnya air hanya memberikan respon terhadap pikiran, perkataan, perasaan atau kesadaran dari manusia2 yg berada disekitar air tsb. Tentu boleh2 saja menjelaskan peristiwa gempa dan badai tsunami sebagai sebuah peristiwa alam yg semata2 terjadi karena adanya pergeseran lempengan bumi dsb. Tapi, kalau kita juga menerima pandangan bahwa alam dan manusia bisa saling mempengaruhi, sebagaimana yg hendak dijelaskan oleh Masaru Emoto, sangat masuk akal untuk mengatakan bahwa bencana tsunami, banjir bandang, gempa bumi, gunung meletus, merupakan respon alam terhadap kesadaran manusia yg berada disekitar wilayah itu.
Itu sebabnya saya percaya bahwa bencana alam yg terjadi adalah semacam peringatan yg hendak disampaikan melalui alam, supaya kita secara kolektif memperbaharui cara pandang atau kesadaran kita. Kesadaran kolektif bangsa Indonesia harus ditingkatkan, karena tdk ada pilihan lain. Suksme.
#PutraTriDharma
Sebelumnya terima kasih atas komentarnya,
Benar, kalau diberi jeda, pemahaman agama dan sektarian lebih terbaca jelas. Sebelumnya Anda memberi contoh umat non-Hindu yang akhirnya BerKesadaran akan
Tuhan dan inilah yang dimaksud melampaui level pemahaman agamanya (Islam). Bagaimana dengan bila umat Hindu sendiri yang akhirnya juga BerKesadaran akan
Tuhan, apa ini juga dimaksud melampaui level pemahaman agamanya (Hindu)…? Jika ya, apa dalam Hindu itu ada dibedakan level pemahaman agama dan
berKesadaran akan Tuhan…? Apa berkaitan dengan tingkat kerohanian umat…?
#AntiFPI
Nice Info, yah beginilah kalo sudah ada saudara-saudara Yang Merasa Maha Pengatur (baca: FPI). Saat terjadi bencana memakan korban pun, masih tetap
memperhitungkan agama. Untung ada Sultan.
Maaf, kalo pertanyaan-pertanyaan saya jadi jauh dari Topik Bacaan, apa ada topik lain yang khusus membincangkan tentang “Antara Kesadaran Agama dan Kesadaran
akan Tuhan” yang dimaksud…?
Salam
@Eve
Bagaimana dengan bila umat Hindu sendiri yang akhirnya juga BerKesadaran akan Tuhan, apa ini juga dimaksud melampaui level pemahaman agamanya (Hindu)…? Jika ya, apa dalam Hindu itu ada dibedakan level pemahaman agama dan berKesadaran akan Tuhan…? Apa berkaitan dengan tingkat kerohanian umat…?
Komentar: Iya, Kesadaran Tuhan melampaui agama, termasuk agama Hindu. Masyarakat yang mengaku sebagai “pemeluk Hindu” masih ada yang berkesadaran Hantu, berkesadaran Roh halus, berkesadaran, leluhur, atau paling tinggi berkesadaran Deva. Contoh kecil, di Bali banyak yang berprinsip: Tiada Tuhan selain leluhur. Yang ini tentu jauh dari kesadaran Tuhan. Selebihnya menganggap Deva sama dengan Tuhan. Sehingga mereka memuja Deva sebagai Tuhan. Ini agak lebih maju dari pemujaan leluhur, tapi masih keliru. Sebagian lagi sudah tahu perbedaan antara Deva dengan Tuhan tetapi belum mau berkesadaran Tuhan. Terakhir, mereka yang sudah tahu siapa Tuhan kemudian menyerahkan bhakti dan cinta kasihnya untuk Tuhan. Inilah kesadaran Tuhan(ini contoh berkesadaran Tuhan melalui analisis) Akan tetapi, ada orang yang tidak perlu analisis. Mereka mencintai dan memuja Tuhan, tanpa perlu tahu kalau yang dicintainya itu Tuhan. Inilah penyembah murni, penyembah kelas 1. yang ada di Vrindavan. Maaf kalau komentar saya mungkin kurang mengena. Salam
#PutraTriDharma
Komen anda memberi saya wawasan, saya yakin kalau umat Hindu di Bali mulai membaca artikel/website seperti ini akan mulai faham agamanya sendiri.
Salam
@ Putratridarma
Saya sudah baca link yg anda berikan http://mahendrawijaya.blogspot.com/2010/08/situs-dwaraka-mohenjo-daro.html
Setelah baca, aku malah geli, sehingga tambah jelas mitos yg anda yakini sebagai keyakinan agama. Antara lain :
Perang Mahabarata adalah perang Nuklir, dg bukti derah bekas peperangan yg banyak mengandung radio aktif.
Itulah justru tdk masuk akal sekali, jika memang benar Mahabarata adalah perang Nuklir, lalu mengapa India belajar Nuklir kebarat (Kristen) jika memang nenek moyangnya bias buat nuklir, paling tdk ramuan dokumen nuklirnya masih ada. Apa mungkin buat nuklir dg bertapa? Ingat para Kurawa dan Pandawa mendapat kesaktiannya dg beratapa, bukan dg tekhnologi.
Jika benar saat itu Nuklir yg dipakai, maka otomatis semua penduduk Kurawa dan Pandawa mati semua, karena Nuklir sangat hebat sekali ledakkannya, apalagi jarak perangnya sangat dekat. Anehnya lagi perang nuklir ok ditontonton keliatan sekali kekonyolan kalian.
Disitus tsb dijelaskan bahwa bekas kerajaan Krsina tenggelam terkena banjir banding, jika memang demikian maka terbantah dg faktah bahwa perang nuklir, sebab ketika terkena ledakkan nuklir maka semua bangunan dan istananya hancur semua. Yg benar yg mana hancur tenggelam atau terkena nukllir…..?
Krisna adalah Mitos yg dimunculkan
Jika memang Krisna itu ada, maka jelas para avatar yg datang setelah beliau akan merujuk dg sabda-sabdanya. Yg aneh justru avatar besar Sang Buddha tdk pernah sama sekali menyinggung dlm sabdanya tentang Krisna, bahkan menjelaskan sejarah kehidupannya. Bukankah jika memang pernah hidup, banyak sekali manfaat yg dipetik dalam kehidupannya.
Salah satu bukti lagi adalah jika memang Krisna ada, dan dia adalah Tuhan, lalu mengapa dibiarkan peperangan antar saudara para Kurawa dg Pandawa terjadi..? bahkan malah mengajarkan kepada Arjuna agar tetap memerangi kurawa, walaupun mereka adalah saudara dan guru-guru mereka. Ini namanya Tuhan mengajarkan durhaka pd gurunya…?1
Mungkin anda menjawab banyak rsi yg ikut kurawa boleh diperangi krn mereka sudah menyeleweng dari darma yaitu membela Kurawa. Ini adalah juga pemahaman yg plin-plan, bukankah kalian meyakini bahwa rsi lebih tinggi dari Nabi, Rsai adalah org-org yg suci. Lalu mengapa membela Kurawa…?
Jika Rsi saja bias salah, maka Rsi Walmiki yg mendapat wahyu tentang Mahabarata/bhagawaghitta juga perlu dipertanyakan, bukankah dia bekas perampok, sekarang siapa yg bisa menjamin Rsi walmiki ketika mendapat wahyu benar semua, padahal hidupnya pernah kelam..?
Seandainya Krisna pernah ada dan hidup secara nyata, maka yg berhak dan mempunyai Bhagawaghitta adalah para keturunan Arjuna, karena dari bpknyalah (arjuna) Krisna mengajarkannya, tapi justru mengapa yang menyampaikan Walmiki, pdahal dia tdk pernah hidup dg krsina, dia bahkan tdk sezaman dg perang Mahabarata . berarti ada kurun waktu lama yg hilang.
@ Komang Yohanes
===Perang Mahabarata adalah perang Nuklir, dg bukti derah bekas peperangan yg banyak mengandung radio aktif. Itulah justru tdk masuk akal sekali, jika memang benar Mahabarata adalah perang Nuklir, lalu mengapa India belajar Nuklir kebarat (Kristen) jika memang nenek moyangnya bias buat nuklir, paling tdk ramuan dokumen nuklirnya masih ada. Apa mungkin buat nuklir dg bertapa? Ingat para Kurawa dan Pandawa mendapat kesaktiannya dg beratapa, bukan dg tekhnologi.
KOMENTAR: Ya bagaimana ya cara menjelaskan perbedaan model nuklir jaman dulu dengan jaman sekarang. Jaman dulu dengan kekuatan mistik nuklir bisa membunuh dan menghancurkan hanya yang dikehendaki oleh si penembak. Berbeda dengan nuklir yang ada sekarang yang membinasakan semuanya. Adanya radio aktif sisa-sisa perang itu adalah bukti. Ini bukan saya yang menelitinya lho. Ahli-ahli nuklir yang meneliti. Tapi memang susah menjelaskan sesuatu kepada seseorang yang tidak punya dasar tapi sok pintar dan sok tahu seperti Anda. IQ dan SQ anda jongkok sih?
===Salah satu bukti lagi adalah jika memang Krisna ada, dan dia adalah Tuhan, lalu mengapa dibiarkan peperangan antar saudara para Kurawa dg Pandawa terjadi..? bahkan malah mengajarkan kepada Arjuna agar tetap memerangi kurawa, walaupun mereka adalah saudara dan guru-guru mereka. Ini namanya Tuhan mengajarkan durhaka pd gurunya…?
Mungkin anda menjawab banyak rsi yg ikut kurawa boleh diperangi krn mereka sudah menyeleweng dari darma yaitu membela Kurawa. Ini adalah juga pemahaman yg plin-plan, bukankah kalian meyakini bahwa rsi lebih tinggi dari Nabi, Rsai adalah org-org yg suci. Lalu mengapa membela Kurawa…?
KOMENTAR: Di sini adalah pelajaran Krishna tentang kewajiban. Ya kewajiban dari seorang Ksatria. Baik ksatria di pihak Pandava maupun yang di pihak Kurava punya kewajiban yang sama, yaitu bertempur. Selain itu Tuhan memberikan pelajaran tentang Roh (Jiva). Tuhan mengatakan bertempurlah karena ini merupakan kewajibaan, tidak ada yang di bunuh dan tidak ada yang membunuh. Roh tidak pernah mati. Dan masih banyak pelajaran yang lain…
===Jika Rsi saja bisa salah, maka Rsi Walmiki yg mendapat wahyu tentang Mahabarata/bhagawaghitta juga perlu dipertanyakan, bukankah dia bekas perampok, sekarang siapa yg bisa menjamin Rsi walmiki ketika mendapat wahyu benar semua, padahal hidupnya pernah kelam..?
Seandainya Krisna pernah ada dan hidup secara nyata, maka yg berhak dan mempunyai Bhagawaghitta adalah para keturunan Arjuna, karena dari bpknyalah (arjuna) Krisna mengajarkannya, tapi justru mengapa yang menyampaikan Walmiki, pdahal dia tdk pernah hidup dg krsina, dia bahkan tdk sezaman dg perang Mahabarata . berarti ada kurun waktu lama yg hilang.
KOMENTAR: Siapa Maharsi Valmiki dan siapa Maharsi Vyasa sepertinya anda perlu cross chek ulang deh. Anda salah kaprah tuh…Oh ya, apa yang di situs forbidden archeology juga sudah dibaca? Sering-sering membaca, supaya tidak seperti kodok dalam sumur.
Masih banyak pertanyaan teman-teman: Bro Sutha, Eve, dan Bro Ngarayana yang tidak mampu anda jawab. Salam…
@ Komang Yohanes
Tolong baca artikel yang berjudul Berburu DNA Tuhan… di link ini https://narayanasmrti.com/2009/09/berburu-dna-tuhan
Ini lucu bro…
@Eve
Kalau emang mau baca buku itu, datang aja ke Temple Hare Krishna di Pasar Baru (dekat Hotel Pasar Baru). Bukunya ada di sana. Boleh kok baca di situ, tapi kalau mau dibawa pulang harus dibayar he he he…
@Komang Yohanes
Kalau mau tahu tentang Hindu, buku itu mungkin bisa membantu Anda. Maaf kalau kurang berkenan. Puji Tuhan…
@ Putra Tridarma
Krisna Bukan Tuhan
Menarik sekali ketika mempelajari Sistem ketuhanan Hindu yg Panteisme & Politysme, sehingga antara satu aliran saling mengklaim bahwa Dewa yg dipujalah yg paling tinggi. Maka tdk heran dalam agama Hindu banyak dewa yg dipuja dan antara satu daerah dg lainnya berbeda.
Ada satuhal yg sangat menarik yaitu Penuhanan Krisna menjadi Tuhan, padahal sewaktu hidupnya Krisna (jika memang pernah ada) jika tidak ada satupun masyrakat pengikut Hindu yg menyembah Krsina, akan tetapi setelah meninggalnya beliau, munculllah pengkultusan dan penyembahan pd Krsina.
Bukti-bukti Krisna Bukan Tuhan
1. Kutukan Gandari
Setelah pertempuran besar di Kurukshetra berakhir, Gandari meratapi kematian seratus putera-puteranya. Gandari menghujat Kresna yang membiarkan perang berkecamuk. Ia juga menyalahkan Kresna yang tidak mampu mencegah peperangan dan tidak bisa mendamaikan kedua pihak. Kresna berkata bahwa kewajibannya adalah melindungi kebenaran, bukan mencegah peperangan. Kemudian Gandari mengutuk Kresna, bahwa keluarga Krena, yaitu Wangsa Wresni, akan binasa karena saling membantai sesamanya. Kresna menerima kutukan tersebut dengan senyuman dan sadar bahwa Wangsa Wresni tidak akan terkalahkan kecuali oleh sesamanya. Tiga puluh enam tahun setelah kutukan tersebut diucapkan, Wangsa Wresni melakukan pembantaian besar-besaran terhadap keluarga mereka sendiri. Mereka saling membunuh sesama. Hanya Kresna, Baladewa, dan para wanita yang bertahan hidup. Setelah itu, kediaman Wangsa Wresni, yaitu Kerajaan Dwaraka, tenggelam ke dalam lautan dan memusnahkan jejak mereka. Kresna dan Baladewa bertapa ke dalam hutan dan moksa di sana, sementara para wanita mengungsi ke Kurukshetra.
Setelah perang, Kresna tinggal di Dwaraka selama 36 tahun. Kemudian pada suatu perayaan, pertempuran meletus di antara para kesatria Wangsa Yadawa yang saling memusnahkan satu sama lain. Lalu kakak Kresna – Baladewa – melepaskan raga dengan cara melakukan Yoga. Kresna berhenti menjadi raja kemudian pergi ke hutan dan duduk di bawah pohon melakukan meditasi. Seorang pemburu yang keliru melihat sebagian kaki Kresna seperti rusa kemudian menembakkan panahnya dan menyebabkan Kresna mencapai keabadian. Menurut Mahabharata, kematian Kresna disebabkan oleh kutukan Gandari. Kemarahannya setelah menyaksikan kematian putera-puteranya menyebabkannya mengucapkan kutukan, karena Kresna tidak mampu menghentikan peperangan. Setelah mendengar kutukan tersebut, Kresna tersenyum dan menerima itu semua, dan menjelaskan bahwa kewajibannya adalah bertempur di pihak yang benar, bukan mencegah peperangan.
Jika memang Krisna adalah Tuhan ato dewa tertinggi, masak ummatnya yg mengkutuk Tuhannya, pdahal biasanya tuhan-lah yg mengkutuk ummatnya. Disini sangat jelas sekali bahwa ketika hidupnya saja Krisna tdk dipuja dan dihormati oleh keluarga, maka bagaimana mungkin jika Krisna memang Tauhan lalu mengapa sampai dikutuk Gandari..? jika memang dia benar Tuhan, lalu mengapa org –org yg mendengar kutukan tsb tdk marah, tetapi kalian ketika ada org yg mengingkari Krisna sebagai Deawa/Tuhan malah marah…?
Dalam sejarah peradaban manusia, baru sekali inilah kasus seorang manusia mengkutuk Tuhannya, dan kutukan tsb terjadi, sehingga Tuhanpun mati terkena kutukan. Apakah keyakinan ini dari wahyu Tuhan….?
2. Krisna Istrinya banyak
Menurut beberapa sastra, Kresna memiliki 16.108 istri, delapan orang di antaranya merupakan istri terkemuka, termasuk di antaranya Radha, Rukmini, Satyabama, dan Jambawati. Sebelumnya 16.000 istri Kresna yang lain ditawan oleh Narakasura, sampai akhirnya Kresna membunuh Narakasura dan membebaskan mereka semua. Menurut adat yang keras pada waktu itu, seluruh wanita tawanan tidak layak untuk menikah sebagaimana mereka masih di bawah kekuasaan Narakasura, namun Kresna dengan gembira menyambut mereka sebagai puteri bangsawan di kerajaannya. Dalam tradisi Waisnawa, para istri Kresna di Dwarka dipercaya sebagai penitisan dari berbagai wujud Dewi Laksmi.
Silahkan para pembaca yg berfikir, mana ada satu org laki-laki menikahi 16.000 wanita ?jika memang benar demikian, anggap saja satu hari nikah dg satu wanita, berarti berapa tahun waktu yg dipakai untuk upacara pernikahan..? bagaimana akan mengurus umat manusia, jika istrinya banyak, maka cerita tsb sangat jelas hanya mitologi belaka.
Cerita-cerita yg berkaitan dg Krisna banyak yg tdk masuk akal, coba bandingkan sejarah Buddha gautama dg kresna, maka sangat jauh sekali perbedaannya. Bahkan lebih layak jika Buddha dijadikan Tuhan ketimbang Krsina. Mengapa karena dlm kehidupannya Buddha tdk tergoda dg wanita, apalagi sampai ribuan istri, beikutnya Buddha dalam hidupnya untuk mengabdi kepada manusia yaitu dg cara memberikan kesadaran dg khotbah-khotbahnya.
3. Korawa dan Pandawa tdk pernah menyebut Krisna sebagai Tuhan
Jika memang bahwa krisna turun kebumi adalah sebagai Tuhan, maka pertanyaannya adalah mengapa para Korawa dan Pandawa tdk pernah menyembah pd krisna? Itu adalah salah satu bukti dan fakta yg tidak terbantahkan, bahwa saudara-saudara Krisna menganggapnya sebagai manusia biasa.
Andaikata krisna adalah Tuhan, lalau mengapa membiarkan peperangan antar saudar, bukankah jika memang dia Tuhan suaranya bias diterima dan dipatuhi oleh ummatnya? Yang aneh malah justru Krisna menawari bantuan kepada kedua belah pihak.
Kresna merupakan saudara sepupu dari kedua belah pihak dalam perang antara Pandawa dan Korawa. Ia menawarkan mereka untuk memilih pasukannya atau dirinya. Para Korawa mengambil pasukannya sedangkan dirinya bersama para Pandawa. Ia pun sudi untuk menjadi kusir kereta Arjuna dalam pertempuran akbar. Bhagawadgita merupakan wejangan yang diberikan kepada Arjuna oleh Kresna sebelum pertempuran dimulai.
Dari penjelasan di atas, maka jika Krisna sebagai tuhan, maka membiarkan peperangan malah membantu. Beda dg Buddha malah menyadarkan umatnya, bahkan melarang adanya pembunuhan, begitu juga dg Yesus tdk pernah mengajarkan peperangan, melainkan mengajarkan cinta kasih.
@Komang Yohanes
Menceritakan dan menjelaskan lila Tuhan kepada orang yang tidak punya dasar seperti Anda memang susah. Otak Anda tidak sampai ke situ. Otak anda cuma sampai pada menghayalkan surga yang dijanjikan alkitab. Silakan ikuti apa yang menjadi keyakinan Anda. Tanpa Anda, Krishna tidak kekurangan penyembah. Masih banyak orang-orang hebat yang tadinya Kristen menjadi penyembah maju Tuhan Krishna.
Apa sudah baca Artikel berburu DNA Tuhan? Saya curiga nanti para ahli akan mencoba mengkloning DNA-nya Yesus lho he he he…
Sepertinya anda intens sekali untuk berpendapat kalau Krishna bukan Tuhan. Anda tampak sangat linglung. Coba bukalah sedikit pikiran Anda. Begitu banayk tokoh-tokoh Barat menjadi penyembah Krishna. Apa anda berpikir mereka tidak menganalisis terlebih dulu sebelum kemudian mengakui Krishna sebagai Tuhan? Bahkan beliau ada yang jadi pastor kemudian beralih menjadi penyembah Krishna. Apa Anda lebih hebat dibandingkan Bhakti Ragava Svami yang mantan pastor itu?
Puji Tuhan
@ putratridharma
Krisna dianggap tuhan hanya oleh aliran Hare krisna saja, jika memang Tuhan mengapa orang Hindu Bali tidak menyembahnya sebagai Tuhan…?
bagaimana kamu bisa menjelaskan Ketuhanan krisna kepadaku, org Hindu sendiri banyak yg menolak Ketuhanan krisna. sekarang kenkapa kamu tdk jwb bantahanku ahwa Krisna bukan tuhan dg alasan:
1. Krisna dikutuk Gandari
2. Krisna istrinya banyak
3. Korawa dan Pandawa tdk pernah menyebut Krisna sebagai Tuhan
apa gk bisa jwb, akhirnya bisanya marah-marah……?
ini kan diskusi, santai aja.
kenapa org Hindu kalo diajak diskusi mudah DARTING (darah tinggi) pdahal dari kemarin kamu mengolok-olok agamaku, Tuhanku, aku biasa aja.
inilah perbedaan antara Hindu dan Krsiten, karena dewa dan Tuhan kalian mengajarkan peperangan kepada sesama manusia, sedangkan yesus mengajarkan dan menerapkan cinta kasih pd sesama manusia.
@Teman2 HK
Tolong deh..,perdebatan sama “anak durhaka” ini di hentikan. Makin diladeni makin ngelantur dan ngawur.
Wah, kasian dibilang “anak durhaka”, meski saya tidak paham Hindu bener saya melihat sebelumnya sewaktu anda masih Hindu juga tidak begitu paham alias Hindu KTP plek, ya cocok lah masuk Kristen. Oh ya setelah kristen masuk apa lagi bro…? Muslim ato Budha. Kalo memang bener anda Kristiani jawab pertanyaanku bro….? pertanyaanku ngga mengolok-olok kan..? saya sudah merindukan jawaban anda.
Tapi kalo pertanyaan saya tidak bisa anda jawab karena anda tidak sreg ya sudah bro, mungkin saya lebih baik bertanya kepada umat kristiani yang sejati yang tidak seperti anda. Belajar yang banyak lagi ya Saudara Komang Yohanes. Kita sama-sama menunggu jawaban nih 🙂
@all
pada mula tema ini lumayan plus komentar juga ada “isi”..kemudian saling menonjolkan agama berbuah pada saling ejek agama (meskipun berusaha mengesankan santai),,,
tetapi meski santai dan hanya diskusi namun apabila menyangkut ketuhanan/keimanan saya pikir setiap kata yang berupa klaim nonjol/ejek sama2 bernilai enggak baik.karena kedewasaan berpikir dan bersikap tidak tampak pada kebijakan ajaran agama.
salam…
@eve
saya tunggu konfirmasi anda mengenai free in buk,,,,
salam
#Osamah
Anda benar Saudara Osamah tampak dalam komen2 tidak menunjukkan kebijakan ajaran agama (termasuk saya). Saya mohon konfirmasi link tentang free on book komentar Saudara Ngarayana yang anda maksudkan. Saya sudah cari2 apa free on book yang anda maksudkan beberapa ada disini https://narayanasmrti.com/download/. Maklum saya pendatang baru di website ini.
Salam
@ eve
apa kamu juga Hindu yg faham dg Hindumu? kamu jg berpura-pura ? hampir 90% org Hindu itu Hindunya KTP, karena keturunan. yg 10% itu seperti hare krsina, karena mereka memiliki Ashram, mencontoh lembaga pendidikan Krsiten.
coba deh kamu cek disekitarmu berapa orag Hindu yg mau memperdalam Hindunya, paling-paling bisanya buat Banten, ikut upacara di Pura yg penting adatnya pasti ikut, agar tidak diboikot oleh warga.
namamu eve itukan ibu hawa pasangan adam manusia pertama, kenapa gk pakek nama Hindu aja, wah lama-lama kamu bisa jadi “anak durhaka” juga lho….. he……he……he…..hehehehehehehehe.
Aku masuk Krsiten atas kesadaranku sendiri, kalian gk boleh mneylahkanku dg sebutan “anak durhaka” mungkin saja aku dulunya org kristen lalu reinkarnasi jd orag Hindu, nah ketika dlm pikiranku berontak akhirnya jadi kristen kembali.
@eve
https://narayanasmrti.com/fee-book/comment-page-1/#comment-6341
coba klik..kalo ketemu biar enak bro ngarayana kasih pengumuman..
saya tunggu disana..
#Komang Yohanes
Lho…? bukti saya Hindu anda dapat dari mana ya…? Wah bener kata Saudara Osamah, makin ngga jelas. Tapi dulu saya banyak punya teman2 Hindu dimana mereka (menurut saya) selain mendalami keHinduannya juga melakukan adat2 mereka (baik dari Bali, Kejawen maupun daerah lainnya) berupa membuat sesajen dll, jujur ini sangat menarik. Yah meskipun kalo dilihat mereka cuman bisa buat banten atau kegiatan2 rutin lainnya, tapi apa kita bisa menilai umat lain berapa sih tingkat kerohaniannya…? Maaf, sayapun juga percaya meski seseorang mengerti betul kitab sucinya itu belum tentu tingkat kerohanian/kesadarannya tinggi.
Nama Eve ini adalah nickname yang saya pakai karena saya suka makna film V For Vandetta dimana “kita bisa saja melupakan seseorang, tapi pemikiran kebenarannya patut kita jaga”. Dalam Film, Eve adalah seseorang wanita yang menjadi saksi besar. Jadi tidak ada hubungannya dengan Adam dan Hawa, jika sama ini hanya kebetulan belaka.
Saya rasa pertanyaan2 saya ke anda tidak perlu anda jawab dulu karena justru saya menghormati forum ini. Saya pun bangga dengan anda bila memang pindah agama atas kesadaran sendiri, dan bukan atas kepentingan apapun.
SATU YANG KITA BUTUHKAN, HANYA SATU…
YAITU RASA TOLERANSI!
BAGI YANG BILANG AGAMA INI JELEK, AGAMA ITU BAGUS, TERUTAMA CONTOH NYATA YAITU FPI BAJINGAN ITU! LEBIH COCOK BAGI MEREKA YANG SEPERTI ITU NANTI MENITIS JADI BINATANG PALING HINA!
saya rasa lebih baik di komentar ini jangan berdebat akan perbedaan agama karena itu OOT!
@beerawa
bukanlah perdebatan antar agama yang OOT,web ini sejak awal saya ikuti terbuka untuk bicara masalah agama…bahkan mengumpat dalam bahasa kasar pun jarang terjadi.malam ini saya hanya mendapati 1 umpatan dalam banyak diskusi yaitu FPI BAJINGAN.
Jadi,penilaian bukan dari segi apa yang dibahas tetapi cara menyampaikan pemikiran.Santun atau kasar itulah cermin pribadi komentator,bukan agama yang diwakili.
salam
@All
Saya minta maaf jika komentar2 saya tampak kasar. Ya sepanas apapun diskusinya, kita mestinya tetap menggunakan sopan santun. Tapi inilah keterbatasan saya. Ok all, peace….
@ Komang Yohanes
Terimakasih Anda sudah mengingatkan agar saya tidak marah-marah. Saya begini adalah karena nama Anda tendensius. Anda seperti menunjukkan kalau Anda adalah orang Bali yang hebat karena berhasil meninggalkan Hindu yang tidak masuk akal dan kitabnya semua mithos. Walau setelah saya tantang balik tentang mithos yang ada di Kristen serta pembuktian arkeologinya (seperti yang juga diminta saudara Eve), anda tidak bisa menjawab. Begitupun mengenai uraian dari Bro Ngarayana, anda tidak tanggapi. He he he saya tahu karena mungkin menurut Anda itu sangat sulit, atau mungkin kehabisan argumentasi?
Bro Komang, baiklah karena Anda meminta jawaban tentang tiga hal itu, saya akan mencoba memberi jawabannya, walau saya tidak yakin anda akan mengerti. Mengenai pertanyaan
1. Krisna dikutuk Gandari
2. Krisna istrinya banyak
3. Korawa dan Pandawa tdk pernah menyebut Krisna sebagai Tuhan
Pertama: Krishna dikutuk Gandari? Anda merasa aneh tentang hal ini karena menurut Anda Tuhanlah yang seharusnya mengutuk. Kalau ada Tuhan yang mengeluarkan kutukan, berarti dia itu bukan Tuhan Bro. Kalau di Hindu cerita tentang kutuk mengutuk ini dilakukan oleh yogi-yogi. Mereka mengutuk dengan menggunakan kekuatan yoga mistiknya. Tapi anda bilang “Yang mestinya mengutuk adalah Tuhan”, apa demikian terbatasnya kekuatan Tuhan sampai harus mengutuk untuk mengubah umatNya?
Kembali soal kutukan Gandhari. Bro, anda tidak baca Mahabharata dari versi jogger kan? He he he… Tapi kalaupun itu benar Ghandari mengutuk Krishna, lalu apa susahnya bagi Krishna untuk “sedikit” mengiyakan dan menyenangkan umatNya? Beliau kan mahakuasa. Jadi apa susahnya Beliau menampakkan secara material kalau kutukan terhadap diriNya terbukti? Inilah lila. Inilah permainan rohani Krishna. Eksistensi Tuhan Krishna tidak akan berkurang setitikpun karena kutukan penyembaNya. Sekali lagi ini hanya lila (permainan rohani)dari Tuhan.
Kedua: Krishna istrinya banyak? Iya, Krishna kan Tuhan. Mau beristri seribu, sejuta, atau semilyar pun apa susahnya bagi Tuhan Krishna? Bedanya, manusia kalau beristri identik dengan seks dan kebahagiaan material. Tapi Tuhan tidak. Beliau menjadi suami2 dari ribuan putri secara adil adalah untuk menjawab doa para penyembah murniNya itu. Sepenuhnya Rohani. Para istriNya itu bukanlah roh sembarangan tetapi memang roh-roh agung (penyembah-penyembah murni Beliau) yang dulunya melakukan doa-doa murni pertapaan-pertapaan yang begitu kuat. Tuhan maha pengasih, Beliau meluluskan keinginan penyembah murniNya. Menjelaskan hubungan antara penyembah dengan Tuhan memang rumit. Tapi menurut Srila Prabhupada (dalam pengantar Bhg. Gita), hubungan antara penyembah dengan Tuhan yang disembah diringkas melalui lima cara:
1. Seseorang dapat menjadi penyembah dalam keadaan pasif.
2. Seseorang dapat menjadi penyembah dalam keadaan aktif.
3. Seseorang dapat menjadi penyembah sebagai kawan/sahabat.
4. Seseorang dapat menjadi penyembah sebagai ayah/ibu.
5. Seseorang dapat menjadi penyembah sebagai kekasih.
Dalam hal ini para “istriNya” Krishna menyembah beliau sebagai kekasih. Anda bisa paham penjelasan ini?
Ketiga: Korawa dan Pandava tidak menyebut Krishna sebagai Tuhan. Lalu, apa masalahnya? Yasoda dan Nanda (ibu dan ayah Krishna) juga tidak menyebut Krishna sebagai Tuhan tapi mereka begitu mencintai Tuhan Krishna. Inilah bentuk hubungan yang nomor 4 itu. Penyembah-penyembah murni di Vrindavan mencintai Krishna tanpa peduli siapa Krishna. Inilah penyembah yang paling utama (murni). Di pihak Kurava dan Pandava, banyak kok yang tahu siapa Krishna. Anda jangan “menggeneralisasi” kalau tidak ada yang menyebut Krishna sebagai Tuhan. Para Guru kerohanian yang bonafide dan Rsi2 agung pada waktu itu tahu kok kalau Krishna itu Tuhan. Bhisma dan Drona serta banyak lagi yang lainnya tahu kalau Krishna itu adalah Tuhan. Bahkan Arjuna sampai diberi penglihatan rohani untuk melihat bentuk semesta yang maha dahsyat dari Krishna. Kalau anda pernah nonton filmnya, anda pasti tahu itu. Dalam hal ini, Arjuna menyembah Krishna sebagai sahabat (lihat hubungan nomor 3. Okay Bro, segitu dulu ya… Salam
@Eve
Hai sis, sori saya terlambat jawab.
Saya liat kisah permata itu dulu di discovery channel. namanya syamantaka, tetapi sekarang dikenal dengan nama kooh-i-noor, dinobatkan sebagai permata paling tinggi nilainya di seluruh dunia hingga saat ini. selamat mencari..
@Komang Yohanes
Waah.. pocol ni bicara sama bli komanng yohanes, sayang saya tidak benci dengan yesus atau kristen, kalau nggak dah tak timpali.
Aku peace aja sama kamu. sama semua kristen dan muslim.
@putratridharma
Serba salah jadi tuhan ya, orang2 berharap menjadi kekasih tuhan, pas semua udah dijadiin kekasih, malah dituduh poligami.
Hampir semua kisah2 hindu diawali dengan kutukan, ramayana, mahabaratha, majapahit, bahkan sabda palon. Tidak perlu memikirkan siapa yang mengutuk/dikutuk, jawabannya adalah semua rencana tuhan. tidak ada kutukan/doa/harapan yang terjadi kalau tidak diiyakan oleh tuhan.
@ Sutha
Sering kudengar dari sahabatku Hindu bahwa semua kebaikan dan keburukan dari Tuhan, kadang juga ; bahwa semua sudah rencana Tuhan.
bukankah di Hindu yg ada adalah hukum karma? yg bener mana bli Sutha….?
@ Putra Tri Darma
Trims penjelasan kamu, sekarang dari penjelasanmu bahwa
1. Inilah permainan rohani (Tuhan). berikan kepadaku dimana slokanya?
2. Jika Krisna Tuhan, berikan kepadaku sloka-slokanya yg bersumber dari veda (bukan BG)?
@Sutha
Tapi rencana Tuhan dan rencana orang yang “bukan penyembah agung Tuhan” berbeda. Tuhan dan penyembah murninya selalu punya rencana yang menyejahterakan palayan-pelayanNya. Kutukan sadhu adalah karunia. Seperti Naradha yang mengutuk Nalakuvera dan Manigriva yang kemudian menjadi sepasang pohon kembar yang ada di depan gerbang rumahNya Krishna. Kedua pohon ini kemudian diselamatkan oleh Krishna sehingga menjadi sadar akan Krishna. Apa yang dikehendaki oleh sadhu adalah juga kehendak Tuhan. Sedangkan orang yang bukan penyembah agung Tuhan mengutuk semata-mata karena kedengkian. Tentu saja kalau yoga mistiknya kuat kutukannya juga diiyakan oleh Tuhan, akan tetapi kualitas si pengutuk akan merosot. Kekuatan Yoganya pudar.
@komang yohanes
saya hanya bisa menjelaskan kalau saya anggap anda percaya adanya karmapala ataupun kehendak tuhan oke?
Mengapa kita mengikuti hukum karma? karena tuhan membuat kita untuk mengikuti hukum itu, hukum karma diciptakan tuhan, atman pun diciptakan tuhan, mudah mengatakan tetapi sulit merealisasikan(menghayati dan melaksanakan)
Hukum karma adalah hukum yang mengikat semua yang ada di alam ini, hukum yang mengikat kelahiran mahluk hidup, yang mengatur peredaran bintang2 dan planet2.
tetapi tuhan(skenario tuhan) jauh lebih besar untuk bisa diatur oleh hukum itu.
Karma membutuhkan sebab untuk menghasilkan akibat. tetapi tuhan tidak memiliki sebab, sebaliknya tuhanlah yang menciptakan semua sebab, maka otomatis semua akibat adalah: “Akibat tuhan”
Merancang skenario ilahi sekaligus membuat semua mahluk tetap pada karmanya adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan tuhan.
Apakah kita bertemu di blog ini karena karma kita? atau karena kehendak tuhan?
Keduanya. Adanya sistem karmapala adalah karena tuhan menghendaki itu ada. maka adalah hukum itu. maka kita seolah bermain didalamnya (karma).
Semoga sedikit membantu
@ Komang Yohanes
===Trims penjelasan kamu, sekarang dari penjelasanmu bahwa
1. Inilah permainan rohani (Tuhan). Berikan kepadaku dimana slokanya?
2. Jika Krisna Tuhan, berikan kepadaku sloka-slokanya yg bersumber dari veda (bukan BG?
Komentar: Bhagavad Gita adalah Veda. bahkan dikatakan sebagai saripati Veda. Veda adalah ibarat sapi, Krishna pemilik sekaligus pemerah sapi, sedangkan susunya adalah Bhagavad Gita. Demikian juga Kitab Srimad Bhagavatam yang mengisahkan lila Sri Krishna.
Bro, Veda tidak sama dengan kitab suci agama lain yang hanya satu set dan bisa ditenteng kemana-mana. Veda terdiri atas ribuan set dan tidak mungkin untuk dijadikan satu buku seperti alkitab itu. Itihasa dan Purana-purana yang itu adalah Veda juga. Bahkan untuk mempelajari Veda yang lain, harus melalui Itihasa dan Purana.
Jadi kalau merujuk Bhg. Gita, Srimad Bhagavatam, Bhrahma Samhita, dan Purana2 yang lain untuk membuktikan Krishna adalah Tuhan, itu sudah lebih dari cukup. Maaf saya tidak tuliskan ayat-ayatnya. Terlalu banyak. Simpelnya begini saja: Kalau di Veda ada nama Vishnu, Narayana, Govinda, dan ribuan nama Vishnu (Vishnu sahasra nama) sudah itulah bukti bahwa Krishna adalah Tuhan dalam penjelasan Veda.
@ putratridharma
Di situlah letak kelemahan Krisna sebagai Tuhan, sebab dalam Ramayana sendiri Rama tdk pernah menyatakan Tuhan, makanya Dasamuka berani memeranginya karena Dasamuka penyembah Tuhan yg taat.
Jika memang Krisna itu adalah Tuhan maka selain di BG juga disebutkan. beda dg ketuhanan Siva, visnu yg banyak dijelaskan dlm sloka-sloka veda, sehingga ketuhanan beliau disepakati oleh aliran Hindu.
bukti nyata sekali kalo krisna bukan Tuhan adalah hindu Bali sendiri tdk mengakui sebagai Tuhan, hanya avatar seperti avatar sebelumnya.
Jika anda tdk bisa memberikan sloka-sloka selain BG, maka sangat aneh sekali kamu menyebutku gk bisa menjwb dan kekurangan argumen. bukankah justru kamu skrg yg mlempem…?
@ Sutha
Pendetaku pernah menjelaskan bahwa keyakinan org Hindu itu tdk konsisten, kadang A, nanti B, bahkan antara kebenaran dan kebaikanpun dibenarkan semua…….
tenyata benar apa yg dijelaskan pendetaku, ketika diskusi dg kamu, keliatan sendiri bahawa kamu tdk punya prinsip yg kokoh.
padahal jelas sekali dlam Hindu tdk ada takdir, tapi yg ada adalah Karma yg merupakan hukum sebab – akibat.
maka benar sekali apa yg dilakukan Buddha keluar dari Hindu mendirikan agama sendiri.
@Putratridharma
Kalau Rsi kapila tidak mengutuk seluruh leluhur raja bagiratha tidak bisa masuk sorga, maka sungai suci Gangga tidak akan turun ke bumi.
Kalau manthara tidak dikutuk lahir sebagai penyebab dibuangnya rama, maka rama tidak akan mengalahkan rahwana
Kalau bhisma, dan guru drona tidak juga di kutuk(lebih tepatnya disumpahi) oleh Dewi Amba dan raja drupada, maka mungkin mereka tidak bisa dikalahkan di medan perang oleh Srikandi dan Drestadyumna
Dan kalau saja Gandari dan seorang rsi(??) tidak mengutuk kerajaan dwaraka, maka kerajaan itu akan berkembang melampaui kerajaan2 lain(jelaslah, lha wong kerajaannya krishna, arsiteknya saja wiswakarma dan Ir.mayadanava) dan rakyatnya jadi sombong dan jadi penjajah(jelas seperti atlantis)
Tidak ada yang tidak ada hikmahnya, apalagi kalau kita menyadari semua adalah dari tuhan, semua skenario tuhan.
Oya ngomong dwaraka, saya juga ingin menanggapi pertanyaan KOMANG YOHANES:
Dari yang saya baca perang saudara yang menghancurkan semua ksatria yadava(dengan bahan nuklir) tidak terjadi di dwaraka tetapi di sebuah tanah lapang. Dwaraka hancur karena tenggelam(tapi belum pasti juga, mungkin ada yang lebih tau)
@ Komang Yohanes
Vishnu adalah ekspansi Krishna. Silakan buka link ini mengenai pertanyaan Anda yang mempermasalahkan Krishna dalam Veda, silakan buka link ini: http://askdasan.blogspot.com/2009/09/krishna-ada-dalam-veda-ndak.html
Dan coba lihat poster di link ini. https://narayanasmrti.com/2009/07/poster-alam-semesta-yang-didasarkan-pada-filsafat-vedanta posternya bisa didownload kok supaya bisa dizoom.
Oh ya mengenai penuhanan Sri Krishna/Sri Rama di Bali coba anda baca artikel tentang penuhanan Sri Krishna di sini: https://narayanasmrti.com/2010/09/apakah-penuhanan-sri-krishna-dan-sri-rama-adalah-hal-baru
Itu udah lebih dari cukup bro… selamat membaca
@Komang Yohanes
Makanya saya bilang susah kalau dari awal kamu ga percaya sama hukum karma dulu.
Anda sudah terbiasa mengklaim keyakinan orang lain tanpa adanya niat untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Krishna hanya mitos, Hindu ribet, Hindu menghancurkan bali,dll. apakah dari pendeta anda juga anda mendengar berita stengah2 itu?
sudah dikasi jawaban tapi anda hanya berusaha mencari kelemahannya, kejelekannya, kalau ga ketemu ga dibahas lagi dan lari pada topik lain.
Tapi ga apa2 kok Bli komang, saya juga dulu gitu, kalau nanya soal agama pada ortu atau orang lain saya nanya nya ga nanggung2. Bedanya dengan anda, saya bertanya karena saya bodoh dan ingin tau yang sebenarnya, sedangkan anda kan sudah pinter, dan anda bertanya cuma mengetes kami aja.
Umat Hindu secara general saya tidak tau, pasti masing2 punya persepsi sendiri. Tetapi dari diskusi saya bagian mana yang menunjukkan ketidak konsistenan? Baik tentang karmapala ataupun takdir tuhan?
Saya memang banyak kurang bli, jadi kalau bli melihat ketidak jelasan pada jawaban saya, silahkan utarakan.
Fuih… sudah sangat rame ya sekarang. Ikut nimbrung lagi ah…
@ Komang Yohanes:
Menurut anda, yang disebut Veda itu apa? Apakah Bhagavad Gita bukan Veda?
Kalau mau ngomongin hukum karma dan rencana Tuhan, bahas di topik ini dunk: https://narayanasmrti.com/2009/11/karma-phala-dan-punarbawa/ kok malah ke mana-mana…he..he..he..
Ini nih link menarik peninggalan Veda yang baru-baru ditemukan
http://www.stephen-knapp.com/recent_archeological_finds_confirming_Vedic_history.htm
@Komang Yohanes
===padahal jelas sekali dlam Hindu tdk ada takdir, tapi yg ada adalah Karma yg merupakan hukum sebab – akibat.
KOMENTAR: Dalam Hindu ada Bro yang disebut takdir, tapi penjelasannya lebih masuk akal dari takdir versi Anda. Penjelasan Haladhara Prabhu yang mengutip Kitab Canakya Niti Sastra (4.1). Rasionalnya sebagai berikut: Usia, jenis pekerjaan, jumlah kekayaan, macam pengetahuan, kapan dan di mana mati itu disebut TAKDIR. Penentuan takdir ini adalah berdasarkan “hutang karma”. Akibat takdir: baik, buruk, menyenangkan, atau menyengsarakan disebut NASIB. Usaha (karma) untuk memperbaiki nasib disebut IKHTIAR. Berhasil atau gagalnya ikhtiar ditentukan oleh hutang karma. Jadi, tetap hutang karma yang menentukan.
ikut rame2 aah….maaf ya senior2 saya numpang nimbrug aja neh….. klo ga cocok cuekin aja 🙂
@Komang Yohanes
satu hal positif yg saya dapat dari anda. mungkin `dulu` di Hindu anda pernah dengar kata “Satya” (ndak tau saya di kristen ada pa ga). nah itulah anda. Satya dengan apa yg anda pegang teguh. Tapi akan lebih baik lagi jika ke-`Satya`-an itu anda pegang,dan pake sendiri aja,akan lebih baik jadinya.
dan maaf ya saya kutip satu kalimat anda :
“….Pendetaku pernah menjelaskan bahwa keyakinan org Hindu itu tdk konsisten, kadang A, nanti B, bahkan antara kebenaran dan kebaikanpun dibenarkan semua……”
ok lah “anggap” benar kalimat anda itu, lalu sekali lg maaf saya ga ngerti tentang kristen, saya cuman tanya sederhana kok; Pendeta Kristen uda pada konsisten ga? saya masih bingung dengan Protestan dan Khatolik, apakah itu adalah bentuk kekonsistenan dalam kristen ya?
mudah2an dijawab, ehehehe…..
Salam,-
@Nak_Bagus
He he he… Bro Komang ini mungkin tidak tahu ada artikel tentang itu. Gak apa2 dilayani di sini. Kan masih berkaitan dengan Sabda Palon… Tapi ah tanggapannya lama banget, mungkin lagi konsultasi dengan Pak Pendeta.
@Nak_Bagus
Link yang sangat bermanfaat. Semoga Komang Yohanes mau membacanya
karena sungguh akan membantu membuka wawasan lebih luas lagi biar Hindu tidak selalu dipandang sebelah mata.
membalas dendam, membunuh,membakar, membuat bencana,…terhadap org yg tidak berdosa.inikah ajaran yg benar….????????
sabdo palon kenapa kamu tidak engkau tuntaskan amarahmu, saat itu waktu masih ada para pelaku sejarah,….
sekarang kamu marah2 terhadap org yg gak tau apa2……..
ehmmm………….kejam sekali…….
@ Putera Tri Darma
Sori Bli, hari agak sibuk jd gak bisa online.
Trims yg banyak semoga Tuhan memberkatimu
Aku telah membaca link yg kau berikan, tapi kebanyakan bersumber dari sastra, bisakah anda memberikan lagi yg bersumber dari veda dg slokanya?
Jika memang bahwa Penuhanan krisna ada dlm Veda, lalu mengapa mayoritas Hindu di Bali menolak hare Krisna, bahkan mereka menyatakan diluar Hindu. Bukankah itu fakta yg ada di Hindu sendiri? Bukankah Hare krisna adalah aliran yg menyembah Tuhan yg ada di Veda?
Ketika anda menjelaskan bukti-bukti bahwa krisna adalah Tuhan, justru bukannya aku malah yakin, tapi banyak pertentangan dlm pikiranku. Misalkan begini: Krisna adalah Tuhan, tetapi mengapa masih mengalami reinkarnasi? Yaitu ketika sebelumnya jadi rama lalu menjadi krisna. Padahal dlm hindu ada keyakinan bahwa orang-orang yg mengalami reinkarnasi adalah karena memiliki karma, yaitu belum sempurna atau belum suci.
Beda dg avatar Buddha yag mengajarkan cinta kasih, dan beliau bisa mencapai penerangan dan keluar dari lingkaran reinkarnasi. Maka yg lebih berhak menjadi tuhan sebenarnya adalah Buddha.
All yg nanggapi komentku
kalian modelnya seperti kucing melihat tikus, ternyata cinta kasihmu belum berwujud, pdahal kalian pencinta krisna.
apakah mencintai dan menyayangi org lain itu karena harus sama keyakinannya?
Aku maklumi, org Hindu bali memang fanatik dan mudah tersinggung jika agaamnya disentuh org lain. padahal kalian mengklaim mempunyai peradaban yg paling tua. seharusnya kalian dewasa, masak kalah dg anak buah Yesus yg baru beumu 2000 th.
karena sumpah udah terucap, mau gimana lagi….
setiap aksi pasti menimbulkan reaksi.
kembali kepada diri sendiri untuk tidak melakukan sumpah???
@ Komang Yohanes
Untuk pertanyaan tentang mengapa mayoritas umat Hindu di Bali menolak Hare Krishna? Ya, karena gerakan ISKCON Srila Prabhupada boleh terbilang baru. Sebelum itu politisasi agama oleh purohita (pendeta kerajaan begitu kuat). Politisasi itu paling mengakar pada zaman Danghyang Nirarta yang “melarang” kiprah pendeta vaishnava. Pemujaan terhadap arca (arcanam di larang). Alasannya tidak jelas. Kebijakan itulah yang membuat eksistensi Vaishnava di Bali melemah. Pendetanya pun dinomor tigakan dalam setiap ritus2 keagamaan. Jadilah vaishnava perkembangannya mati suri di Bali. Terlepas dari itu, budaya wayang di nusantara memberi andil distorsi pemahaman umat Hindu terhadap Sri Krishna. Di pewayangan tokoh Sri Krishna dibuat tidak lebih dari manusia biasa. Ini memang tujuannya para dalang yang memang ingin menyusupkan ajarannya guna menggusur Hindu. Inilah realitasnya. Tapi sejak adanya ISKCON, Vaishnava di dunia mulai bangkit kembali dari mati surinya. Termasuk di Bali. Okelah di Bali sekarang masih minoritas, tapi minoritasnya ini akan terus berkembang seperti apa yang disabdakan inkarnasi keemasan dari Krishna (Sri Chaitanya Mahaprabhu). Kalau Bro lihat sewaktu ada perayaan Jaganath Ratayatra di Bali, anda akan tahu kalau minoritasnya Hare Krishna di Bali tidaklah kecil-kecil amat. Lautan manusia Bro…
Mengenai Krishna Berinkarnasi, berikut saya copaskan artikelnya Bro Ngarayana:
Apakah Tuhan bisa menjelma ke dunia? Mungkin ini adalah pertanyaan yang sulit bagi agama non-Vedic karena sebagian besar dari agama-agama tersebut tidak mengakui perwujudan Tuhan. Hanya saja jika kita berani mengatakan Tuhan adalah Maha Mutlak, lalu apa sulitnya bagi Tuhan untuk mewujudkan diri dan muncul di alam material ini?
Sri Krishna dalam Bhagavad Gita 4.7 mengatakan bahwa dimanapun dan kapanpun pelaksanaan Dharma merosot dan Adharma merajarela, maka Beliau sendiri akan menjelma, “yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata abhyutthānam adharmasya tadātmānaḿ sṛjāmy aham”. Adapun misi dari Avatara ini lebih lanjut disampaikan dalam Bahagavad Gita 4.8, “paritrāṇāya sādhūnāḿ vināśāya ca duṣkṛtām dharma-saḿsthāpanārthāya sambhavāmi yuge yuge, menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma.
Kata Avatara dapat ditemukan dalam kitab Pānini 3.3.120. Dalam bahasa Inggris, kata Avatara biasanya diterjemahkan sebagai “incarnation” dan biasanya diterjemahkan sebagai “inkarnasi Tuhan”. Namun terjemahan ini pada dasarnya kurang tepat karena yang disebut sebagai Avatara bukanlah Tuhan yang terlahir ke dunia material, tetapi kemunculan atau perwujudan yang mengemban misi khusus dalam menjaga tatanan Dharma atas Adharma. Perwujudan inipun tidak semata-mata hanya merupakan perwujudan Tuhan, tetapi dewa atau jiva-jiva agung lainnyapun bisa hadir sebagai Avatara. Avatara yang merupakan perwujudan Tuhan yaitu yang termasuk dalam Dasa Avatara, dan juga Tri Purusa Avatara. Sedangkan yang termasuk dalam perwujudan Dewa yaitu Sankaracarya dan Virabhadra yang merupakan perwujudan dewa Siva serta Vakratunda, Ekadanta, Mahodara, Gajavaktra, Lambodara, Vikata, Vighnaraja, dan Dhumravarna yang merupakan perwujudan dewa Ganesha. Sedangkan Avatara yang digolongkan dalam penjelmaan Jiva-Jiva yang mengemban misi khusus salah satunyanya dalah Nabi Isa yang dalam kitab Veda dikatakan sebagai Isaputra dan juga Muhammad.
Sepuluh Avatara Tuhan yang paling dikenal umat Hindu yang disebut Dasa Avatara diuraikan dalam Garuda Purana 1.86.10–11. Empat Avatara yang pertama dikatakan telah muncul pada Satya Yuga. Tiga avatar berikutnya muncul pada Treta Yuga, yang kedelapan pada dwapara Yuga dan kesembilan pada Kali Yuga. Sedangkan avatara kesepuluh, Kalki Avatara, diperkirakan muncul pada akhir Kali Yuga yang juga merupakan pertanda dimulainya siklus Yuga yang baru. Adapun masing-masing Avatara tersebut adalah;
1. Matsya, yaitu perwujudan Tuhan sebagai ikan besar yang menyelamatkan Manu dari banjir besar.
2. Kurma, merupakan perwujudan Tuhan sebagai kura-kura raksasa untuk menopang gunung Mandara dalam usaha para dewa dan asura dalam memperoleh tirta amerta dengan cara mengaduk lautan garbha.
3. Varaha, merupakan perwujudan Tuhan sebagai babi hutan raksasa yang menyelamatkan bumi yang terlempar dari orbitnya dan membunuh raksasa Hiranyaksa.
4. Narasimha, adalah perwujudan Tuhan sebagai manusia berkepala singa yang membunuh raja Hiranyakasipu yang kejam untuk menyelamatkan Prahlada yang merupakan pemuja Tuhan yang sangat taat.
5. Vamana, adalah perwujudan Tuhan sebagai manusia cebol dan kerdil yang akhirnya mengalahkan keangkuhan Raja Bali.
6. Parashurama, Penjelmaan Tuhan sebagai seorang pendeta Kesatria yang bersenjatakan kapak dan membunuh seribu raja-raja lalim di muka bumi ini.
7. Rama, adalah penjelmaan Tuhan sebagai putra mahkota Ayodhya dan kisahnya dituliskan dalam kitab Ramayana oleh Maha Rsi Valmiki
8. Krishna, adalah perwujudan Tuhan yang dituliskan dalam kitab Mahabharata yang ditulis oleh pengkodifikasi Veda sendiri, Maha Rsi Vyasa. Sebagaimana dijelaskan dalam Bhagavata Purana 1.3.28, kemunculan Krishna adalah kemunculan Tuhan dalam wujudnya yang asli (Bhagavan) dan merupakan sumber dari semua Avatara (Avatir).
9. Gautama Buddha, yaitu kemunculan Tuhan sebagai putra raja di Kapilavastu dengan nama kecil Siddhattha Gotama dan memiliki misi mengembalikan ajaran Veda yang ditafsirkan keliru oleh para kaum Brahmana.
10. Kalki, merupakan Avatara Tuhan yang diperkirakan akan muncul dengan mengendarai kuda putih dan bersenjatakan pedang terhunus dalam membasmi orang-orang jahat pada akhir Kali Yuga.
Dalam Bhagavata Purana Skanda satu juga dijelaskan 22 Avatara yang merupakan Perwujudan Visnu sendiri. Ke-22 Avatara tersebut yaitu;
1. Catur Kumara, yaitu penjelmaan sebagai empat putra Dewa Brahma yang selalu berpenampilan seperti anak-anak sepanjang jaman (Bhagavata Purana 1.3.6)
2. Varaha (Bhagavata Purana 1.3.7)
3. Narada adalah perwujudan sebagai Rsi yang selalu keliling alam semesta dan senantiasa mengagungkan nama “Narayana”. (Bhagavata Purana 1.3.8)
4. Nara-Narayana, yaitu perwujudan dua orang rsi kembar yang sangat bijak (Bhagavata Purana 1.3.9)
5. Kapila adalah Rsi yang mendirikan filsafat Samkya, yaitu salah satu cabang filsafat yang mengedepankan metodologi ilmiah dalam Veda (Bhagavata Purana 1.3.10)
6. Dattatreya digambarkan sebagai Avatara gabungan antara Brahma, Visnu dan Siva putra dari Rsi Atri and Anasūyā (Bhagavata Purana 1.3.11)
7. Yajna, Putra Prajapati Ruci dan istrinya Ākūti. Yang mengendalikan periode selama perubahan dari Svāyambhuva Manu dan dibantu oleh para dewa seperti dewa Yama (Bhagavata Purana 1.3.12)
8. Rishabha adalah penjelmaan sebagai seorang Raja, putra Raja Nabhi dan istrinya Merudevī. Dan memberikan contoh kesempurnaan hidup kepada umat manusia (Bhagavata Purana 1.3.13)
9. Prithu yaitu penjelmaan sebagai raja dalam usahanya menghasilkan berbagai hasil petanian demi kesejahtraan kehidupan di Bumi (Bhagavata Purana 1.3.14)
10. Matsya (Bhagavata Purana 1.3.15)
11. Kurma (Bhagavata Purana 1.3.16)
12. Dhanvantari, yaitu penjelmaan Tuhan sebagai pengajar ilmu pengobatan Ayurveda yang kita warisi sampai sekarang (Bhagavata Purana 1.3.17)
13. Mohini, yaitu penjelmaan Tuhan sebagai wanita cantik yang mengelabui para asura dan memberikan tirta amerta pada para dewa saat pengadukan gunung Mandara (Bhagavata Purana 1.3.17)
14. Narasimha (Bhagavata Purana 1.3.18)
15. Vamana (Bhagavata Purana 1.3.19)
16. Parasurama (Bhagavata Purana 1.3.20)
17. Vyasa, yaitu Avatara Tuhan sebagai Maha Rsi yang berperan aktif mengkodifikasi Veda dan menuliskan purana-purana dan Itihasa sehingga menjamin keotentikan kitab suci Veda (Bhagavata Purana 1.3.21)
18. Rama (Bhagavata Purana 1.3.22)
19. Balarama (Bhagavata Purana 1.3.23)
20. Krishna (Bhagavata Purana 1.3.23)
21. Buddha (Bhagavata Purana 1.3.24)
22. Kalki (Bhagavata Purana 1.3.25)
Selain ke-22 Avatara yang dijelaskan secara berurutan, dalam sloka-sloka berikutnya juga dijelaskan beberapa Avatara yang lainnya, yaitu antara lain:
1. Prshnigarbha (Bhagavata Purana 10.3.41)
2. Hayagriva (Bhagavata Purana 2.7.11)
3. Hamsa (Bhagavata Purana 11.13.19)
4. Avatra emas (Bhagavata Purana 11.5.32)
Yang dimaksud sebagai Avatara emas ini adalah Chaitanya Mahaprabhu yang muncul 500 tahun yang lalu dengan warna kulit seperti emas lumer dan menyebarkan gerakan Hari-nama Sankirtana.
Disamping itu, berdasarkan pada fungsinya dalam penciptaan alam semesta, juga dikenal istilah Purusa Avatara, yaitu Karanodakasayi Vishnu yang juga disebut Maha Visnu yang berbaring di lautan Ksirodaka dimana dari setiap pori-pori badan beliau muncul 1 alam semesta, Garbhodakasayi Vishnu adalah Ia yang masuk kedalam setiap satu alam semesta dan berbaring di lautan Garbhodaka dan dari pusar beliau muncul perwujudan seperti bunga padma dimana di atas bunga padma tersebut mahluk hidup pertama, Dewa Brahma dilahirkan, dan yang terakhir Ksirodakasayi Vishnu yang ada dalam setiap atom dan mahluk hidup.
Dalam fungsinya sebagai pengendali Tri Guna, atau tiga sifat alam (Satvam, Rajas dan Tamas) dikenal istilah Tri Guna Avatara, yaitu ekspansi Tuhan sebagai Brahma yang mengendalikan Rajas, Visnu mengendalikan Satvam dan Siva yng mengendalikan Tamas.
Sedangkan penjelmaan yang bertindak untuk menciptakan keturunannya di seluruh Semesta di alam material ini disebut dengan sebutan Manvantara Avatara.
Dismping jenis-jenis Avatara di atas, juga dikenal istilah Shaktyavesa dan Avesa Avatara, Purna dan Amsarupa avatara dan sebagainya.
@ putratridharma
Trims brow bli, kamu hindu yg pinter, andikata aku dulu jadi temenmu mungkin tidak bakal jdi “anak durhaka”. Tapi inilah proses hidup pencarian jati diri.
walopun aku sekarg jadi “anak Durhaka” tapi aku yakin dan mantab dg kepercayaanku.
saya titip pesan agar kamu bisa merangkul pemuda -pemudi daerahmu yang miskin tentang agama. jika para pemuda seperti kamu, pengkristenan tdk bakal laku.
Om Swastyastu,
ikutan dikit ya……
@Komang Yohanes;
boleh pendetanya ajak diskusi disini bro, mungkin bisa pilih salah satu topik disini, ntar saya temenin karena pengalaman saya ketika berdiskusi dengan beberapa pendeta Kristen baik yang Katolik maupun Protestan, ketika saya menyebutkan Panca Yama Nyama Brata rata2 mengatakan keterkejutannya karena menurut beliau2 tsb didalam Hindu tidak diajarkan yang demikian 🙂
atau mau di forum lain, silahkan 🙂
sepertinya bro yang kurang ‘mencari’, saya juga pernah mengalami hal yang demikian tapi saya justru tertantang tuk membuktikan, jadi banyak bertanya, setiap toko buku ditelusuri, ubek2 web, dll.
klo sekarang bro merasa mantap, silahkan jalani, semoga bro merasa nyaman dengan ‘rumah’ baru bro, dan jangan plin plan lagi ya 😉
@putratridharma;
baru tau saya bro, bisa berikan informasi yang akurat???
ini malah membuat bingung, bro belom pernah ikutan upacara keagama di Bali ya???
isi dari gedong penyimpanan yang biasanya saat upacara dikeluarkan tuk dibersihkan itu bukan arca???
itu yang kasusnya marak tentang pembobolan pura yang didapat berupa patung dewa-dewi dari emas apa bukan arca???
menurut bro, arca itu bagaimana sih???
Ini malah tambah ngaco, dalam upacara-upacara besar ada yang namanya pendeta Budha dan inilah wakil dari Vaisnawa, ini harus ada lho bro, jadi yang mana dinomortigakan???
malah ada rangkaian upakara yang mesti dipuput oleh pendeta Budha tdk boleh yang lain,…..?
kok malah jdi bingung??? 😀
seharusnya bro memberikan informasi yang lebih baik jika menjawab pertanyaan sebelumnya yang ini; “Untuk pertanyaan tentang mengapa mayoritas umat Hindu di Bali menolak Hare Krishna?”
seharusnya bro mempertimbangkan budaya yang ada di Bali, semacam kalender Bali, sarana upakara, dll itu merupakan warisan leluhur di Bali, nah ketika pelaksanaan upakara yang bro sebutkan (Jaganath Ratayatra/contoh) adakah yang memakai budaya daerah yang saya sebutkan sebelumnya???
apa penentuan pelaksaan upakara tsb memakai sistem perhitungan kalender Bali???
apa memakai seni banten???
jika tidak, mungkin ini yang kurang bisa diterima oleh orang Bali (mayoritas) karena ingin tetap mempertahankan warisan leluhurnya 🙂
Suksma,
Om Swastyastu,
koreksi dikit yang diatas tentang pendeta Budha, yang benar adalah Bhujangga,
klo lebih lengkapnya ada disini tentang kiprah Bhujangga Waisnawa;
http://www.babadbali.com/pustaka/babad/resi-waisnawa.htm
yang lebih lengkap ada disini;
http://saradbali.com/edisi99/tatwa.htm
Suksma,
@ ari_bcak
Trims atas linknya, isinya bagus, bisa nambah wawasanku.
brow bukannya aku plin-plan, tapi kondisi ketika masih kecil, ekonomi sangat minus, boro-boro beli buku, makan aja kesulitan, jdi dari kecil sibuk cari uang utk batu ortu. skrg aku disekolah di jawa oleh pendetaku.
kalian (org Hindu) bisanya menyalahkan, tapi tdk bisa membei solusi, andaikata org2 Hindu mau peduli pd org yg disekitarnya, mana mungkin aku pindah keyakinan. di sinilah aku melihat fakta bukan janji-janji nirwana, mitos dan ramalan-ramalan.
Tuhan Yesus tidak butuh banten, makan, minum, buah2-an ato yadnya. yg penting mengikuti jln Beliau dan mau membagi kasih kepada sesama manusia.
sekrang tanyalah pd dirimu sendiri:
1. Pernahkag org2 Hindu mau menolong/menyekolahkan org miskin disekitarnya?
2. adakah Pura memberi bantuan kepada anak miskin/org tdk mampu utk menunjang ekonomi dan pendidikan?
3. Apakah Tuhan kalian akan marah jika tdk diberi banten/upakarae? pasti tdk, maka lebih baik dana ratusan/puluhan juta tsb dibagikan kepada org yag tdk mampu.
pertanyaan berikutnya:
jika memang Krisna itu Tuhan, lalu mengapa golongan Hare Krisna tidak diterima dan tdk disukai di Bali..?
tlong brow jelaskan, agar yg diskusi disini mengerti semua.
@ All and Komang Yohanes;
Untuk klaim Hare Hrishna dikatakan sesat, mohon simak tulisan saya yang di “Bhakta, bukan sekedar label” dan “Mencari formula aliran sesat dalam Hindu”. Mohon berdiskusi di sana agar topik ini tidak melenceng jauh.
dan maaf teman-teman semua, saya hanya bisa menyimak sedikit-sedikit karena masih ada beberapa job yang jatuh tempo.
Salam,-
@ ari_bcak
Politisasi itu paling mengakar pada zaman Danghyang Nirarta yang “melarang” kiprah pendeta vaishnava. Baru tau saya bro, bisa berikan informasi yang akurat? Pemujaan terhadap arca (arcanam di larang). Ini malah membuat bingung, bro belom pernah ikutan upacara keagama di Bali ya?
KOMENTAR: Iya, saya jarang atau malah tidak pernah melihat arja di gedong yang anda sebutkan itu. Kan saya orang Sulawesi. Begini Bro, Danghyang Nirartha adalah Purohita Kerajaan. Bisa dikatakan pemimpin kerohanian nomor satu di Bali kala itu. Memang Beliau tidak melarang semua orang untuk memuja arca, tetapi dengan mengeluarkan bhisama terhadap anak keturunannya, maka orang-orang pun akan mengikuti apa yang dibhisamakan Danghyang Nirartha ini. Inilah yang saya maksudkan melarang pemujaan arca.
Isi dari gedong penyimpanan yang biasanya saat upacara dikeluarkan tuk dibersihkan itu bukan arca?itu yang kasusnya marak tentang pembobolan pura yang didapat berupa patung dewa-dewi dari emas apa bukan arca???
menurut bro, arca itu bagaimana sih???
KOMENTAR: Oh iya mungkin itu menurut anda adalah arca, tapi apa arca itu diberi persembahan arati setiap pagi dan sore? Apa arca itu diberi offering secara tepat waktu? Apa arca itu diabhiseka setiap hari? Apa archa itu dilayani dengan tata cara Veda? Inilah yang saya maksudkan Bro. Mungkin ada arca, tapi bagi Vaishnava pemujaan arca itu bukan setiap 6 bulan atau setahun sekali seperti yang Bro maksudkan setiap upacara dikeluarkan untuk dibersihkan. Itu mungkin pusaka bro? He he he Saya ingat di kampung saya ada pura yang menyimpan tapel celuluk di gedongnya. Tapel inilah yang kemudian disungsung. Edaaan…
===Pendetanya pun dinomor tigakan dalam setiap ritus2 keagamaan.
Ini malah tambah ngaco, dalam upacara-upacara besar ada yang namanya pendeta Budha dan inilah wakil dari Vaisnawa, ini harus ada lho bro, jadi yang mana dinomortigakan? Malah ada rangkaian upakara yang mesti dipuput oleh pendeta Budha tdk boleh yang lain,…..? kok malah jdi bingung?
KOMENTAR: Saya katakan bukan ditiadakan tapi dinomortigakan. Bro terlalu terburu-buru sih…
Ralat dari Anda: Hikmahnya: Pendeta Siwa menyucikan ruang angkasa, Buda menyucikan air (apah). Bujangga menyucikan tanah (Pertiwi). Tri Sadaka ini yang bertugas menyelesaikan segala upacara-upakara seperti panca-yadnya. Sang Brahmana patut menyucikan akasa atau sesajen untuk para Dewa Sang Boda dapat, menyucikan pitara pitara (roh leluhur) sedangkan Sang Guru Bujangga dapat menyelesaikan upacara Dewa dan Butakala.
Lihat Bro:(1) Siva:akasa, Deva, (2) Buda:air, Leluhur, dan (3) Bhujangga:tanah, Bhutakala. Bujhangga ini nomor 3 kan? Pertanyaan saya kenapa ada penggolongan seperti ini? Kenapa tidak boleh Bhujangga menyucikan akasa? Apa ini bukan politisasi namanya?
===Seharusnya bro memberikan informasi yang lebih baik jika menjawab pertanyaan sebelumnya yang ini; “Untuk pertanyaan tentang mengapa mayoritas umat Hindu di Bali menolak Hare Krishna?” Seharusnya bro mempertimbangkan budaya yang ada di Bali, semacam kalender Bali, sarana upakara, dll itu merupakan warisan leluhur di Bali, nah ketika pelaksanaan upakara yang bro sebutkan (Jaganath Ratayatra/contoh) adakah yang memakai budaya daerah yang saya sebutkan sebelumnya??? apa penentuan pelaksaan upakara tsb memakai sistem perhitungan kalender Bali???
apa memakai seni banten???
jika tidak, mungkin ini yang kurang bisa diterima oleh orang Bali (mayoritas) karena ingin tetap mempertahankan warisan leluhurnya.
KOMENTAR: Lagi-lagi bro terpeleset ke arah budaya banten dan adat (kebiasaan). udah kelas lima jadi balik deh ke kelas 3. Diskusinya sudah bab III (Metodologi), balik lagi deh ke Bab I (Pendahuluan)… Yeaaah rugi…
Lanjut……
#Sutha
Thanks infonya ya
#Komang Yohanes
Kalau aku bukannya menyalahkan, tapi jujur kamu cukup kritis orangnya kalo ada satu pernyataan. Pegang terus itu Bro…
………kalian (org Hindu) bisanya menyalahkan, tapi tdk bisa membei solusi, andaikata org2 Hindu mau peduli pd org yg disekitarnya, mana mungkin aku pindah keyakinan. di sinilah aku melihat fakta bukan janji-janji nirwana, mitos dan ramalan-ramalan………
sekrang tanyalah pd dirimu sendiri:
3. Apakah Tuhan kalian akan marah jika tdk diberi banten/upakarae? pasti tdk, maka lebih baik dana ratusan/puluhan juta tsb dibagikan kepada org yag tdk mampu……………….
Wah saya rasa ini memang pencarian jati diri bro…atau jangan2 hutang karma….Tapi saya sempat tanya ke beberapa umat Hindu di Bali dan di Madura. Memang beda bro, kalo di Bali itu untuk adat memang biayanya besar-besar karena itulah adatnya (cmiiw). Tapi kalau di Madura biayanya ngga besar2 amat kok, “standar, biasa ajalah, sesuai kemampuan kecukupan…..” gitu katanya. Sepertinya masalah ini bukan karena Hindunya bro, tapi adat2 di daerah setempat. Ini menurutku lho.
#all
Thanks link-linknya
#PutraTriDharma
Saya tanya tentang karmapala (saya tanya disini saja karena menyangkut pernyataan anda di wacana ini, dan boleh anda jawab di wacana karmapala).
Pernyataan : Penentuan takdir ini adalah berdasarkan “hutang karma”. Berhasil atau gagalnya ikhtiar ditentukan oleh hutang karma
Pertanyaan : Apakah bila ada umat yang mempunyai hutang karma begitu buruk akan diberi kesempatan untuk memiliki “Kesadaran Tuhan” yang anda maksud…? Ini karena anda menyebutkan keberhasilan dan kegagalan. Apakah umat akan memiliki “Kesadaran Tuhan” adalah umat yang hanya memiliki hutang karma yang bagus…?
Bagaimana dengan pencapaian spiritualnya setelah meninggal ?
Satu pertanyaan lagi tentang awatara (setelah baca komen dari Komang Yohanes) :
Dalam cerita awatara, Krisna turun ke dunia untuk menegakkan kebenaran dan mengajarkan ajaran darma. Krisna sudah mengupayakan untuk tidak adanya peperangan (kalo ngga salah dalam cerita Krisna Duta, cmiiw), namun perang tak dapat terelakkan. Karena kebenaran dan darma mulai dilecehkan maka Beliaupun turut berperang. Sedangkan Budha turun ke dunia memang sebagian besar mengajarkan welas asih (seperti komennya Komang Yohanes), nah apakah turunnya wujud Tuhan ini terikat/terbatas dengan visi dan misinya…? alias sesuai keperluan…? Maaf, kalau pertanyaan2 saya sudah ada jawabannya pada wacana lain (Tolong berikan linknya).
Salam
Om Swastyastu,
@Komang Yohanes;
maaf bro, saya tidak menyalahkan kok, dan maaf juga jika agak keras 😉
ekonomi saya juga tidak baik2 amat, tapi saya selalu berusaha dahulu bro dan bukannya langsung menyerah karena menurut saya dengan penderitaan manusia itu akan tersadar dan bukannya dengan kenikmatan 🙂
tanya juga bro, apa bro selalu ingin bantuan dari orang lain dan bukannya berusaha sendiri???
menurut saya ada sisi positifnya juga orang2 Bali yang kurang peduli dengan sekitarnya karena masing2 orang jadi terlecut tuk berusaha agar dirinya mampu…..
lagian di Bali ada sistem banjar dimana tentang kebersamaan dalam melakukan sesuatu kegiatan, jadi jika dikatakan orang Bali kurang peduli kepada sekitarnya juga kurang tepat 🙂
jadi menurut bro, Tuhan orang Hindu di Bali juga butuh banten, makan, minum, buah2an ato yadnya???
disini konsep bro udah keliru 😉
saya jawab yang simple ya bro;
1. pernah, saya sendiri memiliki beberapa anak asuh 😉
2. ada, mungkin informasi bro aja yang kurang, ada baiknya membaca koran lokal Bali walaupun udah lama/usang 😉
3. tidak, menurut bro dana ratusan tsb tidak membantu orang lain???
contoh begini; ketika membeli daun kelapa (busung) apa itu tidak menghidupi pedagang dan juga pemilik pohon kelapa???
bro harusnya melihat juga sejarahnya bagaimana awalnya ‘golongan’ tsb berkembang di Indonesia sebelum jaman orde baru dengan ‘caranya’ dahulu yang sangat tertutup, ini mungkin yang mempengaruhi kemudian, dan juga di Bali itu Hindu telah mengalami semacam sinkretisme dengan budaya lokal sehingga jika berusaha menjadikan Hindu yang sama persis dengan tata cara di India maka sudah pasti ditolak oleh masyarakat Bali yang ingin menjaga budayanya…..
lihat juga penjelasan saya kepada bro putratridharma 😉
Suksma,
Om Swastyastu,
@putratridharma;
asli dari Sulawesi ya bro???
klo begitu kenapa kita bahas yang di Bali, bukankah lebih baik dibahas perkembangan Hindu di Sulawesi??? 😉
dan juga klo begitu mayoritas masyarakat Bali bukanlah anak keturunan dari Danghyang Nirartha karena banyak juga di beberapa pura ada arca, ato mungkin arca yang dimaksud berbeda 😀
bagi Vaisnawa memang berbeda, tapi klo di Bali apakah ‘murni’ aliran Vaisnawa, sepertinya bro Ngarayana udah menyinggung ini di beberapa artikel bahwa di Bali (mungkin) adalah aliran sinkretisme dari beberapa aliran, nah apakah ini tidak sesuai dengan tata cara Veda???
mungkin klo hal ini bisa didiskusikan di artikel lain di web ini yang sesuai 🙂
maksud saya adalah setiap pelaksanaan upakara maka posisi setiap pendeta dalam Tri Sadaka adalah sejajar dan bukannya ada tingkatan2 tersendiri, dan juga pelaksaannya juga berbarengan kok 🙂
menurut bro, apa akasa lebih baik dari ibu pertiwi???
Bhujangga adalah pemuja Wisnu, sedangkan Wisnu adalah penjaga kelangsungan alam semesta ini, jadi memang itu fungsi Bhujangga, klo mau menyucikan akasa ya jangan jadi Bhujangga bro 😀
yang lain tidak berhak, jadi sama dengan Tri Murti, kenapa Wisnu tidak mengambil posisi Siwa???
atau kenapa bukan Wisnu yang menciptakan segala mahluk dan bukannya Brahma???
malah klo ini lebih ekstrim, kenapa tidak golongan sudra yang menjadi pemimpin upacara dan bukannya golongan brahmana, ato malah ditukar yang Ksatria berdagang sedangkan yang waisya jadi prajurit 😀
itu tuk menjawab kenapa Hare Krishna kurang diterima di masyarakat Bali, nah liat lagi jawaban yg bro berikan, klo tentang pendeta Vaisnawa dimatikan kurang tepat, wayang kurang tepat juga kecuali di Jawa ceritanya akan berkembang sangat liar sedangkan di Bali masih sesuai pakem dari cerita aslinya, lagian banten itu tidak sesuai dengan Veda bro???
klo tentang banten mungkin bisa diskusi di artikel yang tentang Bali 🙂
Suksma,
mungkin bisa disimak diskusi disini bro;
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=245884029&postcount=1933
nah tentang penjelasan Banaspati Raja (Veda) ada disini;
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=249514460&postcount=1960
suksma,
@ari_bcak
Oh jadi Hindu Bali hanya boleh dibahas oleh orang Bali ya? Baru tahu saya Bro…
Siapa yang mengatakan kalau di Bali hanya Vaishnava? Sinkretisme memang. Saya tidak membantahnya. Tapi walaupun sinkretisme yang namanya Arca kan jelas. Arca siapa? Setelah itu bhakti dan pelayanan kita kepada arca seperti apa? Di Vaishnava atau di Sivaisme atau di apapun arca memang harus dilayani dengan disiplin. Bro pernah lihat bagaimana arca Siva atau Sivalingga diabhiseka walau lihat Filmnya kan? Apa perlakuan umat Hindu terhadap acrca di Bali memang sudah begitu? Kalau tidak ya tetap sinkretisme: sinkretisme dengan Islam atau Kristen he he he….
Saya tidak mengatakan bahwa posisi tanah lebih rendah dari air, begitu juga air lebih rendah dari akasa. Hanya saja pengkaplingan ini memang diskriminatif. Hanya pedanda siva yang berhubungan dengan Tuhan/deva, sedangkan pedanda Budha berhubungan dengan leluhur, dan yang paling bawah pendeta Bujhangga berurusan dengan Bhuta Kala, paling rendah. Secara pragmatik sudah jelas posisi tinggi rendahnya. Secara semiotik semakin jelas. Secara politik: sangat gamblang.
Anda beranalogi tentang pendeta ini ke konsep Tri Murti? Ini ilmu utak atik gatuk namanya… sekalian hubungkan dengan Trinitas he he he….
Mengenai ketiga jenis sulinggih itu, bro lupa kalau penentuan jenis sulinggih ketiganya adalah berdasarkan garis keturunan. Sudah dipatok secara politis.
@ Eve
===Saya tanya tentang karmapala (saya tanya disini saja karena menyangkut pernyataan anda di wacana ini, dan boleh anda jawab di wacana karmapala). Pernyataan : Penentuan takdir ini adalah berdasarkan “hutang karma”. Berhasil atau gagalnya ikhtiar ditentukan oleh hutang karma. Pertanyaan : Apakah bila ada umat yang mempunyai hutang karma begitu buruk akan diberi kesempatan untuk memiliki “Kesadaran Tuhan” yang anda maksud…? Ini karena anda menyebutkan keberhasilan dan kegagalan. Apakah umat akan memiliki “Kesadaran Tuhan” adalah umat yang hanya memiliki hutang karma yang bagus…? Bagaimana dengan pencapaian spiritualnya setelah meninggal ?
KOMENTAR:
Iya, para penjahat, pembunuh Brahmana, atau perampok tetap ada kesempatan untuk menjadi sadar akan Tuhan. Mereka akan menerima terlebih dulu akibat dari karma buruknya, setelah itu dia memperoleh kesempatan lagi untuk meningkatkan kualitas rohaninya. Siapapun orangnya tetap memiliki peluang untuk meningkatkan rohaninya. Hanya saja peluang antara yang berkarma buruk dengan yang berkarma baik tentu berbeda. Orang yang berhutang karma buruk terlalu banyak, maka akan menderita karena hutang karma buruknya. Tetapi kalau dia beruntung mendapat “karunia tanpa sebab” dari sadhu (orang suci), Guru (pembimbing kerohanian yang bonafide), dan atau Sri Krishna sendiri, maka dia akan diselamatkan. Hanya Tuhan dan penyembah murniNya (para sadhu, guru dan rekan-rekanNya) yang bisa memberi karunia tanpa sebab itu. Karunia Krishna di Zaman Kali Yuga sebenarnya sudah ada, yang berupa nama suci Tuhan. Tuhan dengan nama suciNya tidaklah berbeda. Tidak ada cara lain untuk mengarungi samudra penderitaan bagi orang-orang yang hidup di zaman Kaliyuga kecuali dengan Hari Nama Sankirtana. Untuk memperluas wawasan tentang Karunia Tuhan di Zaman Kali ini, saya berikan linknya:
https://narayanasmrti.com/2009/10/hari-nama-sankirtana
===Satu pertanyaan lagi tentang awatara (setelah baca komen dari Komang Yohanes) :
Dalam cerita awatara, Krisna turun ke dunia untuk menegakkan kebenaran dan mengajarkan ajaran darma. Krisna sudah mengupayakan untuk tidak adanya peperangan (kalo ngga salah dalam cerita Krisna Duta, cmiiw), namun perang tak dapat terelakkan. Karena kebenaran dan darma mulai dilecehkan maka Beliaupun turut berperang. Sedangkan Budha turun ke dunia memang sebagian besar mengajarkan welas asih (seperti komennya Komang Yohanes), nah apakah turunnya wujud Tuhan ini terikat/terbatas dengan visi dan misinya…? alias sesuai keperluan…? Maaf, kalau pertanyaan2 saya sudah ada jawabannya pada wacana lain (Tolong berikan linknya).
KOMENTAR: Iya benar. Avatara turun tentu sesuai dengan keperluanNya. Tapi satu hal yang penting untuk diingat adalah Tuhan turun bukan semata-mata untuk menghancurkan “penjahat” dan melindungi orang saleh. Kalau hanya untuk itu, apa sih susahnya bagi Tuhan untuk membunuh orang jahat dari kediamanNya di Goloka Vrindavan? Atau Beliau kan bisa mengirim utusanNya untuk membunuh si Penjahat. Beliau kan maha kuasa, jadi apapun bisa Beliau lakukan. TAPI, alasanNya bukan hanya itu. Yang lebih penting adalah Beliau ingin menjawab doa-doa penyembah murniNya. Beliau ingin menyenangkan pecinta-pecintaNya yang sejati. Beliau ingin memberi rasa lila kepada kekasih-kekasih rohaniNya. Inilah sebenarnya alasannya yang diuraikan dalam Bhagavad Gita dan Srimad Bhagavatam.
Kalau mau menambah wawasan tentang siapa Budha Avatara (inkarnasi Vishnu yang welas asih) itu silakan buka di link ini:
https://narayanasmrti.com/2010/03/buddha-avatara
Hari Bolo
#PutraTriDharma
Terima kasih atas jawaban yang memuaskan.
Salam
@Eve
Mohon jangan katakan kalau jawaban saya ini memuaskan. Saya juga baru belajar. Mintalah penjelasan2 juga dari teman-teman yang jauh lebih paham. Di Web ini ada Bro Ngarayana, dan yang lebih senior lagi Bapak Suryanto. Walau Bro Ngarayana sangat sibuk dengan job2nya, tapi bisa kok dihubungi via SMS atau telpon langsung. Saya juga sering mohon penjelasan dari Beliau yang sebenarnya lebih muda dari umur saya tapi lebih senior di bidang kerohanian. Mari kita terus bertanya…
Salam…
Om Swastyastu,
@putratridharma;
kapan saya menyatakan tidak boleh???
bukankah yang saya tulis diatas hanya saran, biar saya juga tau akan perkembangan Hindu disana…..
kok malah dikatakan tidak boleh, jadi heran sama bro nih??? 😀
bukankah saran saya juga keterkaitan dengan topik disini yaitu tentang Sabda Palon yang merupakan ‘kebangkitan kembali’???
eh bro lagi merendahkan leluhur orang Bali nih???
perlakuan terhadap arca di Bali memang begitu yang diwariskan, trus menurut bro klo berbeda dengan yang pada umumnya (dari India) salah gitu???
masak malah dikatakan sinkretisme dengan Kristen atau Islam, benar bro lagi menghina apa yang dilakukan oleh orang Bali nih???
menurut bro apa yang ‘dikandung’ oleh ibu pertiwi itu hanya bhuta kala doang???
bukankah di ibu pertiwi tempatnya hidup berbagai mahluk hidup dan yang utama ada manusia, nih saya kutip sloka dari purana yang biasanya diacu oleh Hare Krishna;
“Karena bentuk kehidupan manusia merupakan posisi yang mulia untuk keinsyafan spiritual, semua para dewa di Surga berbicara seperti ini: Betapa hebatnya makhluk manusia ini karena lahir di Bharata varsha (Planet Bumi). Mereka pasti telah melaksanakan kegiatan-kegiatan saleh berupa pertapaan di masa lalu, atau pribadi Tuhan Yang Maha Esa sendiri sudah puas dengan mereka. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka sibuk di dalam pengabdian suci dalam begitu banyak cara? Kita, para dewa hanya dapat bercita-cita untuk mendapat kelahiran sebagai manusia di Bharata Varsha untuk melaksanakan pengabdian suci, namun umat manusia ini sudah melaksanakan di sana”
Bhagavata Purana 5.19.21
“Sebuah hidup singkat di tanah Bharata Varsha adalah lebih baik dibandingkan sebuah hidup di Brahmaloka selama jutaan dan miliaran tahun karena jika seseorang diangkat ke Brahmaloka, dia juga mengulangi kelahiran dan kematian. Meskipun hidup di Bharata Varsha, sebuah planet yang lebih rendah, sangat singkat, namun orang yang hidup di sana dapat meningkatkan dirinya ke dalam kesadaran akan Tuhan dan mencapai kesempurnaan tertinggi, bahkan dalam hidup yang singkat ini, dengan sepenuhnya menyerahkan diri kepada Kaki Padma Tuhan.”
Bhagavata Purana 5.19.23
nah klo begini sapa yang berhubungan dengan Tuhan???
lagi2 apa bro sedang menghina ibu pertiwi dengan mengatakan hanya ada bhuta kala???
malah sepertinya comment bro yang banyak memakai ilmu utak atik gatuk, saya udah jelaskan bahwa masing2pihak memiliki tugas masing2 dan tidak ada yang direndahkan ataupun ditinggikan, sama saja dengan menganggap sudra lebih rendah dari brahmana padahal posisinya sejajar, coba klo tidak ada sudra apa brahmana bisa jalan yang juga sama dengan jika tidak ada Bhujangga apa sebuah pelaksanaan karya berjalan lancar???
bro ada-ada saja 😀
Suksma,
@ari_bcak
===malah sepertinya comment bro yang banyak memakai ilmu utak atik gatuk, saya udah jelaskan bahwa masing2pihak memiliki tugas masing2 dan tidak ada yang direndahkan ataupun ditinggikan, sama saja dengan menganggap sudra lebih rendah dari brahmana padahal posisinya sejajar, coba klo tidak ada sudra apa brahmana bisa jalan yang juga sama dengan jika tidak ada Bhujangga apa sebuah pelaksanaan karya berjalan lancar?
KOMENTAR: Pertanyaan yang harus Bro jawab dengan pikiran jernih adalah kenapa harus dibedakan? Seorang pendeta yang berkualifikasi tentu bisa melakukan ketiganya. Kenapa tidak disamakan saja: Pendeta Hindu yang berkualifikasi ya pendeta Hindu titik. Masalah pembagian tugas, ini kan masalah “kepanitiaan” bisa digilir kan? Supaya bisa saling mengalami bagaimana sih berhubungan dengan Deva, bagaimana sih berhubungan dengan leluhur, dan bagaimana sih berhubungan dengan bhuta kala? jangan hanya tahunya bhuta kala melulu he he he ini guyonan yang patut Bro pikirkan.
@ari_bcak
Tentang komentar saya: sinkretisme dengan Islam… ya saya mungkin ngawur.
Tapi coba beri saya jawaban dari kecurigaan saya ini: Saya pernah dengar ada satu banten yang bernama: pebangkit/bebangkit selam dan pebangkit kafir. Pebangki selam katanya tidak menggunakan daging babi sedangkan pebangkit kafir menggunakan daging babi. Terus coba deh hubungkan dengan eksistensi Danghyang Nirartha di Lombok yang mengajarkan agama Islam.
Bro kan tahu banyak tentang budaya bali, termasuk salah satu produknya yaitu banten tersebut. Tolong donk beri saya penjelasan sedikit tentang itu. Okay kutunggu jawabanmu. Di sini atau di artikel Balinisasi Tonggak Awal Runtuhnya Hindu Nusantara.
Tenang friend…. kita khan bro !!!!
perasaan judul artikelnya khan sabda palon telah kembali ?
kenapa malah merembet kemana mana ??
@ari_bcak
Orang bali ngga pernah ngelarang orang laen untuk membahas masalah hindu bali, orang bali itu unik yang hidupnya berasal dari tradisi turun temurun berdasarkan adat istiadat dimasing masing daerah dibali, bahkan ngga jarang kebiasaan satu daerah ngga pernah dilaksanakan didaerah lainnya tapi tujuannya sama yaitu menghormati alam, leluhur dan memuja kebesaran tuhan …
piss bro !!
Om Swastyastu,
@putratridharma;
pertanyaan yang aneh ya bro??? 😀
coba aja dipikir secara jernih kenapa ada sampai ‘aliran’ Siwa yang menempatkan Siwa sebagai entitas tertinggi sedangkan dilain pihak ada ‘aliran’ Wisnu yang menempatkan Wisnu sebagai entitas tertinggi….
ini akan berefek pada pemakain mantram puja yang dilakukan, padahal sebenarnya jika menurut Veda (samhita) maka itu baik Wisnu ataupun Siwa adalah personifikasi Tuhan (ini menurut beberapa link yang saya baca), nah sekarang balik ke pertanyaan bro, dalam sebuah upakara yang memiliki ‘kedekatan’ batin yang kuat dengan Wisnu sebagai pemelihara alam adalah dari Waisnawa sehingga tuk tugas ini akan lebih tepat jika seorang Waisnawa yang melakukan puja tsb.
guyonan bro sangat keterlaluan ya…hehehehh… 😀
coba lihat lagi link yang saya berikan, disebutkan;
“Tri Sadaka ini yang bertugas menyelesaikan segala upacara-upakara seperti panca-yadnya.
Sang Brahmana patut menyucikan akasa atau sesajen untuk para Dewa Sang Boda dapat, menyucikan pitara pitara (roh leluhur) sedangkan Sang Guru Bujangga dapat menyelesaikan upacara Dewa dan Butakala.”
nah yang mana hanya butakala???
apa ngak baca link dari saya??? 😉
oh klo yang itu, artikel ini mungkin menarik;
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/10/16/bd3.htm
apakah itu bentuk sinkretisme dengan Islam???
bukankah banyak binatang yang bisa dijadikan kurban selain babi (bagi yang kurang suka dengan babi)???
@buaya jinak;
saya tidak pernah melarang tuk membicarakan apa yang ada di Bali, cuman saran agar sesuai dengan bahasan di artikel ini….
apa memang diskusi yang saya lakukan udah menyimpang jauh???
cukup aja klo udah menyimpang sangat jauh 😉
Suksma,
@ari_bcak
Ya udah… Tri Sadhaka sudah lewat tuh, sekarang kan di Bali sudah Sarva Sadhaka. Yang jelas, Bhujangga Vaishnava pasca Danghyang Nirartha juga sudah tinggal sebutan aja. Vaishnava kan tidak mungkin nganteb banten yang ada korban binatangnya. Makanya Vaishnava tidak mecaru. Tapi justru di Tri Sadhaka, Vaishnava diberi wewenang nganteb caru. Inilah politisasi. Sekarang Sarva Sadhaka, atau diindonesiakan menjadi “multi pendeta” terserah urusan mereka aja.
@Putratridharma
Baru tau ada yang membahas danghyang nirartha, kalau menurut saya sih beliau bukannya melarang arca. tepatnya, arca itu memang bukan menjadi sarana pemujaan utama di bali (dan beberapa daerah lain di indonesia). banyak kemungkinan mengapa hal ini terjadi:
1.Mazhab di bali berganti2
Budaya pemujaan yang berkembang di bali berturut2 adalah lingga(masa markandeya), Candi & arca(??), Meru & gedong & beberapa ikon lainnya ( masa mpu kuturan), Padmasana&dll (Danghyang Nirartha-today) Satu pura tua bisa saja tetap mempertahankan keasliannya/ dirubah mengikuti perkembangan, maka ada pura tua yang masih pake lingga, ada yg candi, ada juga pura yg tua tetapi malah pakai mazhab baru (seperti besakih)
2.Tenggelam oleh konsep Mpu kuturan
Mpu kuturan adalah tokoh pemersatu aliran2 di bali, setelah bishama akbar yang diadakan disepakati untuk melakukan pluralisme aliran2 hindu, yang tentu saja mengkompakkan seluruh pura dengan konsep barunya, yaitu kesatuan. hal ini jelas menggeser peran penting arca sebagai wujud salah satu dewa.
3.Bali lebih berpegang pada konsep Ida Sang Hyang Widhi
entah pada masa nama ini muncul, ada yang bilang dari dulu, ada yang bilang dikasi sama misionaris. yang jelas pemujaan Ida Sang Hyang Widi tidak menggunakan arca.
4.Saking banyaknya pratima.
Yang jelas kalau ada yang mengatakan di bali tidak ada pemujaan arca dengan arathi/tabur bunga/ dimandikan dengan air susu/mawar, itu karena pengaruh budaya. Itu budaya india. kalau di indonesia, pakai pasepan/dupa, canang, dan tirtha penglukatan. Sama maknanya, cuma budayanya saja yang beda. Di bali juga dikenal pasupati,”kirtan”,tarian tandava dan murwa daksina spt India, dengan gaya local geniusnya sehingga sepintas sepertinya beda dengan pemujaan india, padahal maknanya sama.
Jadi tidak adanya pemujaan seperti itu bukan karena dilarang, tetapi karena memang tidak membudaya dari dulu. tidak hanya di bali, tetapi di jawa juga tidak populer yang seperti itu. Siklus ajaran Veda itu kan dari INDIA ke JAWA(disesuaikan dengan budaya lokal) baru ke BALI (lagi dilakukan penyesuaian budaya)
Sumber: membaca, googling, berguru, dan materi kuliah
@ Sutha
Ada baiknya Bro Sutha buka link ini. Kayaknya Bro belum komentar di sini.
https://narayanasmrti.com/2010/01/danghyang-nirartha-dan-sejarah-wangsa-di-bali
@Putratridharma
Link sudah saya baca. dan tidak ada hal yang saya rasa berbeda dari pendapat saya, kecuali mungkin bagian “melarang pemujaan arca” oleh Danghyang Nirartha.
Tetapi kenyataannya arca masih dipuja di bali.
Tergantung bagaimana pendapat kita tentang makna arca, tetapi secara makna baik pretima, patung2 kecil, tapel, dan obyek pemujaan lain (bahkan padmasana) apa tidak layak disebut arca? Kalau mengikuti asal kata “arcanam” maka itu termasuk, tetapi kalau secara ilmu arkeologi arca itu memang terbatas pada patung. Nah mungkin kita harus menyimak kebenaran sabda danghyang nirartha tentang “arca” yang dimagsud, karena tentu tidak sama dengan makna arkeologis.
Saya membaca dwijendra tatwa sudah lama sekali, nanti coba saya baca lagi untuk mengkonfirmasi lagi.
Seingat saya tentang beliau, beliau memang tegas, bahkan terlalu membeda2kan kasta, bahkan bagi anak2nya sendiri. Hal ini seperti menjawab pertanyaan kenapa rama membunuh subali dari belakang. Banyak versi penafsiran baik pro/kontra. tapi satupun saya tidak ada yang paham. :p
Tetapi pengistimewaan2 lain tidak semua datang dari beliau, karena anak2nya diberikan memilih warisan yang mana? antara beberapa harta dan beberapa pusaka dan beberapa alat kebrahmanaan(konon setiap barang yang diambil memiliki nilai filosofis yang akan menentukan keistimewaannya kelak)
Begitu pula raja memilih atas dasar saran masyarakat, yang mana putra danghyang yang paling cocok diangkat sebagai brahmana utama, mana yang lain(dari yang saya baca memang seperti itu)
Jasa utama beliau adalah membangun kekuatan untuk menghalau “agama luar” entah untuk saat ini itu bisa disebut sukses atau tidak, tergantung cara pandang
Namun ketika beliau akan ke lombok untuk menyelamatkan Hindu di sana, raja2 di bali merasa belum mampu melepas kepergian danghyang nirartha dan terus memohon tuntunannya. disibukkan dengan para raja itu membuat danghyang nirartha terus tertunda ke lombok, hingga akhirnya ketika beliau kesanan, semua sudah terlambat. tetapi kedatangan beliau masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. masyarakat sana tetap meminta tuntunan beliau(mungkin karena orang2 saat itu kurang paham kalau agama itu berbeda2, maka setiap orang suci dianggap pemuka agamanya) saya rasa disanalah muncul ajaran2 semi-islam beliau. kenapa beliau tidak menjadikan mereka hindu? entahlah, yang jelas ada beberapa umat yang ingin kembali ke hindu, tetapi beliau malah menyuruh mereka tetap pada islamnya karena tuhan yang dipuja semua agama sebenarnya sama(ini benar2 terjadi)
Lalu ada klaim yang menarik yang mengatakan beliau mendalami islam. saya rasa ini juga lumrah bagi orang2 suci apalagi setingkat beliau. Bukankah Sri Caitanya sendiri tau betul ajaran al’Quran
@ Sutha
===Lalu ada klaim yang menarik yang mengatakan beliau mendalami islam. saya rasa ini juga lumrah bagi orang2 suci apalagi setingkat beliau. Bukankah Sri Caitanya sendiri tau betul ajaran al’Quran
KOMENTAR:
Tuhan Sri Chaitanya Mahaprabhu tentu tahu semua ajaran di seluruh alam semesta karena Beliau adalah pencipta semuanya. Banyak orang-orang Islam yang diberi karunia oleh Beliau untuk menjadi sadar akan Krishna. Mereka ikut dalam lautan Hari Nama Sankirtana-nya Sri Chaitanya. Tapi Beliau sepertinya tidak mengatakan kalau semua agama itu sama objek pujaannya.
THE LORD HAS COME…
WE SHALL RISE ONE MORE TIME…
HINDUNESIA !!!
@Putratridharma
Halo Bli, lama tak bersua
saya tertarik tulisan anda ini :
“Tuhan Sri Chaitanya Mahaprabhu tentu tahu semua ajaran di seluruh alam semesta karena Beliau adalah pencipta semuanya. Banyak orang-orang Islam yang diberi karunia oleh Beliau untuk menjadi sadar akan Krishna. Mereka ikut dalam lautan Hari Nama Sankirtana-nya Sri Chaitanya. Tapi Beliau sepertinya tidak mengatakan kalau semua agama itu sama objek pujaannya.”
sekedar tanya dan ingin tahu saja,
ketika jadi manusia bernama ‘Sri Chaitanya Mahaprabhu’, yang bersangkutan mengajarkan kepada pengikutnya menyembah siapa ?
dan apakah yg bersangkutan juga ikut2an beritual menyembah apa yg beliau ajarkan untuk disembah oleh pengikut2nya, baik dalam keadan berjamaah (banyak orang) ataupun ketika seorang diri (tidak dilihat oleh sorangpun, kecuali oleh Tuhan tentunya) ??
lalu apa alasannya beliau mengajarkan dan berpkraktek ritual seperti itu ??
Salam Bli Putra
Ardhani
Selamat bersua juga…
Sepemahaman saya, ada beberapa alasan kemunculan Sri Caitanya:
1. Menyambung garis perguruan yang terputus
2. Memeberi instrumen untuk keselamatan di zaman Kali yang khusus ini
3. Memberi teladan bagaimana menjadi penyembah Tuhan.
4. Ingin menikmati rasa seperti yang dirasakan Srimati Radha Rani ketika berlila di dunia meterial.
5. Veda penuh teori yang susah dimengerti oleh manusia-manusia bebal zaman ini, beliau memberi contoh langsung bagaimana memahami dan mempraktikkan teori-teori tersebut.
Untuk yang lebih otoritatif, silakan baca saja tulisan ini: https://narayanasmrti.com/2010/03/gaura-purnima-kemunculan-avatara-emas-pada-jaman-kali
@Putratridharma
Saya telah membaca link yg anda berikan,
Kesimpulan saya memang benar bahwa ajaran Sri Caitanya Mahaprabhu identik dengan inti sari dari ajaran ketauhidan dalam Islam, walau mungkin penyebutan nama Tuhan dan secara syariat berbeda, karena dapat dimaklumi, ajaran tersebut diberikan pada masyarakat yg berkultur budaya lain, yaitu India,
Tuhan yg Esa tidak punya nama generic, melainkan namaNya bersumber dari sifat2Nya dimana suatu bangsa bisa memberikan Nama Tuhan dalam bahasa mereka sendiri.
Namun seorang Sri Caitanya Mahaprabhu, bukanlah seorang Nabi apalagi Rasul, melainkan seorang suci yg mengemban tugas sebagai pembaharu bagi agama Hindu.
Beliau adalah Orang yg dijadikan Tuhan sebagai saluran untuk menyadarkan orang Hindu dari belenggu kebodohan yg diciptakan oleh para pendeta2 mereka sendiri yg membengkokkan agama itu menjadi tidak lebih kepada pemujaan berhala dewa-dewi.
Maka tidak patut bagi siapapun juga (termasuk bagi penganut hare krisna sendiri) untuk mempertuhankan pribadi beliau sebagai Tuhan YME, karena justru itu akan menjadi perbuatan paling mengkhianati apa yg susah payah beliau perjuangkan untuk menyeru manusia kembali kepada Tuhan Yg Esa.
Kalo itu mereka lakukan, maka pengikut hare krisna sendiri akan balik lagi menjadi seperti orang2 Hindu sesat yg dilawan oleh Sri Caitanya Mahaprabhu sepanjang hidupnya itu.
Artinya perjuangan beliau menjadi sia-sia.
Kasus anda bisa dibilang sama dengan kasus orang Kristen yg mempertuhankan Yesus.
Yesus maupun Sri Caitanya Mahaprabhu adalah orang2 pilihan yg menjadi saluran bagi Tuhan untuk memberikan rahmatNya kepada umatNya, namun justru beliau2 berdua dijadikan tumbal oleh para pengikutnya sendiri untuk melawan dan menghancurkan kerja keras mereka ketitik nol lagi, dengan jalan mengkultuskan secara berlebihan diluar tempatnya, menjadikan mereka sejajar atau bahkan menjadi Tuhan YME sendiri !
Muslim akan memahami konsep avatara Hindu BUKAN sebagai Tuhan mewujudkan DiriNya menjadi makhluk untuk menyelamatkan makhluk lainnya, tetapi Tuhan menggunakan media seorang makhluk untuk di remote secara penuh segala perbuatannya demi tujuan tertentu yg telah Dia tetapkan.
Makhluk terpilih tersebut dihadapan Tuhan dan manusia akan tetap sebagai makhluk, walaupun seluruh perbuatannya semasa hidup bernilai illahiah.
Kalau ada orang yg mengatakan makhluk yang bersangkutan adalah Tuhan karena sebab2 perbuatan illahiahnya, jelas itu adalah perkataan yg paling biadab.
Seperti dalam ajaran Islam maupun ajaran Sri Caitanya Mahaprabhu sendiri, Tuhan itu adalah wujud dalam bentuk rohani bukan jasmani, maka turun kedalam bentuk jasmani berarti melakukan pembatasan diri.
Maka tidak heran, jika Sri Caitanya Mahaprabhu hanya mampu bersusah payah keliling dunia untuk mengajar manusia untuk menggali kesadaran mereka akan Tuhan, dengan hasil capaian yg sedikit dibanding jumlah manusia di muka bumi ini .
padahal jika beliau benar2 Tuhan yg berwujud rohani tentu tidak ada sedikitpun kesulitan untuk membawa seluruh manusia beriman seluruhnya padaNya secepat mata anda berkedip tanpa perlu bergeser kemana-mana hanya dengan satu perintah : KUN (Jadi) …. FAYAKUN (maka jadilah).
Itu artinya Avatara versi Hindu tidak perlu terjadi. Karena semuanya bisa diselesaikan oleh Tuhan dari balik meja seorang diri saja, kagak perlu turun lapangan jadi mandor sekaligus kuli.
Apalagi konsep Tuhan mewujud menjadi manusia untuk menyeru filsafat palsu bahwa Tuhan itu tidak ada, kemudian turun lagi untuk berfilsafat palsu lainnya, sampai akhirnya turun untuk membawa kebenaran yg sesungguhnya.
Itu semua benar2 asumsi2 yg sangat menggelikan ! Luuwwcuuuuu…..
Lha Tuhan kok plin plan, kasihan umat manusia menjadi obyek adu domba oleh Tuhan !
Karena semua aliaran2 filsafat adu domba dan pemalsuan Tuhan masih ada pengikutnya masing2 dalam jumlah besar hingga saat ini, dan mereka masih saling curiga satu dengan yg lain akibat dibentur2kan oleh tuhan sendiri.
Karena itu tidak akan ada keyakinan (meskipun sebobrok apappun) yg boleh disalahkan karena semua berasal dari Tuhan meskipun satu dengan lainnya saling bertentangan 180 derajat pangkat tujuh.
Hare Krisna mengatakan : “Tuhan itu ada, Buddha yg mengatakan Tuhan tidak ada itu bullshit”.
Sedangkan Buddha mengatakan : “Hare Krisna yg Bullshit, Tuhan itu bener2 tidak ada !”
orang Hindu bilang : “Semuanya bener kok, gak usah berantem, Tuhan memang ada juga sekaligus tidak ada, Dia itu memang satu, tapi juga banyak, Tuhan sendiri secara privat pernah mengajarkan yg seperti itu dan juga yg seperti itu atau itu.”
agama2 rumpun abrahamik hanya tertawa melihat tingkah konyol kakak2 mereka.
============ ================== ============ ========
Walau datanya dari link artikel yg anda rekomendasikan tidak lengkap, tapi saya sudah bisa menduga bahwa Sri Caitanya Mahaprabhu dalam pengajarannya di masa itu tidak pernah mengajarkan bahwa dirinya adalah Nabi atau Rasul atau perwujudan dari Tuhan atau bahkan Tuhan YME sendiri.
Terbukti sikap dari penguasa Muslim yg cenderung toleran dan melindungi pengajaran beliau, karena jika beliau mengajarkan dirinya adalah nabi atau rasul atau bahkan Tuhan, pastilah penguasa muslim setempat akan menggempur gerakan beliau secara habis2an & menumpas hingga ke akar2nya.
Karena dalam ajaran Islam dikatakan tidak ada nabi dan rasul setelah nabi Muhammad SAW, maka orang yg mengaku nabi atau rasul setelah beliau tentulah dia seorang pendusta dan wajib diperangi, apalagi kalo sampai berani mengaku sebagai Tuhan.
Pasti lah Sri Caitanya Mahaprabhu ketika itu hanya menganggap dirinya sebagai seorang guru rohani yg mengajar dan mengajak orang (khususnya Hindu) untuk kembali mengesakan satu Tuhan saja, yg dalam pengamatan penguasa muslim saat itu, ajaran beliau tidak bertentangan dengan prinsip2 keimanan Islam, karena itu harus dilindungi tidak boleh dimusuhi, sebagaimana ajaran Islam yg melarang umatnya dalam perang merusak biara2 / tempat ibadah dimana nama Tuhan disebut didalamnya, apalagi melarang orang2 beribadah menyembah Tuhan Yang Esa, walaupun mereka tidak menyebutnya Allah.
Seperti yg pernah terjadi pada orang2 beragama Majusi Persia (penyembah api) yg akhirnya mendapat hak perlakuan sebagai ahli kitab (yahudi, Nasrani), setelah penguasa Muslim yg menguasai negeri itu mempelajari bahwa kitab mereka (zend avesta) ternyata sejatinya mengajarkan penyembahan kepada satu Tuhan saja.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa penuhanan Sri Caitanya Mahaprabhu, terjadi di level pengikutnya, entah di masa beliau atau di masa sesudah beliau.
Bukan ajaran resmi dari Sri Caitanya Mahaprabhu sendiri.
Mungkin, kelak Sri Caitanya Mahaprabhu harus menjelaskan seperti apa yg dijelaskan oleh Yesus ketika berdiri dihadapan Allah di hari penghakiman (QS 5 : 116-118),
(versi ini sudah di alih personakan oleh saya) :
Dan ketika Allah berfirman: “Hai Sri Caitanya Mahaprabhu , adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku Allah ?”. ‘ Sri Caitanya Mahaprabhu menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku . Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”.
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku nya yaitu: “Sembahlah Krisna, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
**
Kalo Sri Caitanya Mahaprabhu sudah berlepas diri dihadapan Allah seperti itu, apa jawaban anda dihadapan Allah sebagai pengikut hare Krisna yg terlanjur menganggap Sri Caitanya Mahaprabhu adalah Tuhan ??
=================================================
Saya bener2 ingin tahu apa jawaban Sri Caitanya Mahaprabhu yg menyitir ayat2 Al Quran yg katanya membenarkan pengharaman membunuh sapi ?
Karena saya tidak menemukan adanya ayat2 itu, kecuali hanya ayat2 yg menyatakan Allah memberikan syariat berbeda2 (termasuk soal penyembelihan binatang) kepada tiap2 umat (bangsa2) diantara umat manusia.
Yg artinya bisa saja melarang membunuh sapi itu dibenarkan dalam syariat orang Hindu tetapi tidak dilarang dalam syariat Islam.
Ada yg bisa menjalaskan ??
Wassalam
Ardhani,
Wah komentar yang panjang dan menarik.
Lucu juga. Anda membaca link itu tetapi memaksakan spekulasi Anda untuk menjelaskan siapa Tuhan Sri Caitanya. Bro, Tuhannya orang Hindu bisa kemana-mana. Dia bisa bermain-main secara Rohani. Para Vaishnava bukan orang bodoh yang tidak bisa membaca keterangan di kitab suci tentang kemunculan Sri Caitanya. Begitu juga rekan-rekan terdekatNya yang mengenal dengan pasti siapa Sri Caitanya.
ANDA KATAKAN:===Maka tidak heran, jika Sri Caitanya Mahaprabhu hanya mampu bersusah payah keliling dunia untuk mengajar manusia untuk menggali kesadaran mereka akan Tuhan, dengan hasil capaian yg sedikit dibanding jumlah manusia di muka bumi ini .
padahal jika beliau benar2 Tuhan yg berwujud rohani tentu tidak ada sedikitpun kesulitan untuk membawa seluruh manusia beriman seluruhnya padaNya secepat mata anda berkedip tanpa perlu bergeser kemana-mana hanya dengan satu perintah : KUN (Jadi) …. FAYAKUN (maka jadilah).
Itu artinya Avatara versi Hindu tidak perlu terjadi. Karena semuanya bisa diselesaikan oleh Tuhan dari balik meja seorang diri saja, kagak perlu turun lapangan jadi mandor sekaligus kuli.
KOMENTAR SAYA: Jika Allah benar-benar mahakuasa dan benar-benar baik, kenapa tidak diubah saja semua hati manusia supaya beriman kepadaNya dan menjadi penghuni surga semuanya (katanya Allah maha membolak-balik hati)… He he he… Apa Allah senang melihat penderitaan orang? Atau mungkin rintihan para penghuni neraka indah bagi Allah? Beliau menikmati kesengsaraan ciptaanNya? Kalau begitu: Allah psikopat!
Bro Ardhani, Anda belum tahu jika Tuhan Maha Kuasa, maka Beliau bisa berperan dalam lilaNya menjadi apapun. Itulah bukti kemahakuasaan Tuhan.
Hampir enam ratus tahun yang lalu, Tuhan Sri Krishna pernah berlila (bermain rohani) kembali ke bumi, Tuhan muncul di Navadvipa Dhama (Mayapur). Beliaulah yang bergelar Sri Caitanya Mahaprabhu. Kali ini, Beliau berlila sebagai penyembah Tuhan. Ini bagi sebagian orang mungkin akan aneh, mengapa Tuhan mau berlila sebagai penyembah? Bukankah semestinya Beliau hanya disembah? Bagi Tuhan, ada alasan manis dengan penyamaran-Nya sebagai penyembah. Tuhan Sri Caitanya Mahaprabhu punya misi ingin menyelamatkan roh-roh yang jatuh. Di zaman Kaliyuga ini, sangatlah sulit bagi roh-roh untuk pulang ke dunia rohani. Satu-satunya jalan adalah dengan mengucapkan dan menyanyikan nama suci Tuhan dengan murni tanpa kesalahan, tidak dengan cara lain! Tuhan Sri Caitanya Mahaprabhu memberi teladan dan mengajarkan kepada dunia bagaimana menjadi penyembah Tuhan yang benar melalui gerakan pengucapan dan pelantunan nama-nama suci Tuhan.
Selain itu, ada alasan yang “rahasia” dari Sri Krishna mengapa Beliau turun kembali ke bumi. Dalam percakapannya dengan Dewa Brahma (dalam Sri Navadvipa Mahatmya-Bhaktivinoda Thakur), Sri Krishna mengungkapkan bahwa Beliau ingin merasakan kebahagiaan rohani paling sempurna yang hanya dimiliki oleh Sri Radha kekasih Beliau. Oleh karena itu, Beliau mengambil kedudukan Radha. Itulah sebabnya badan padma Beliau bukanlah kehitam-hitaman, melainkan berwarna keemasan seperti badan padma Sri Radha. Karena sejatinya, seperti yang diungkapkan oleh para Avadhuta, Sri Caitanya Mahaprabhu adalah penyatuan Krishna dan Radha. Dari semua inkarnasi Krishna, hanya Sri Caitanya Mahaprabhu yang paling berkarunia. Beliau tidak datang dengan senjata kapak, panah, atau cakra, tetapi datang dengan senjata Maha Mantra: Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare, Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare.
Salam
@Putratridharma
Pertama,
=========PUTRA :
“Jika Allah benar-benar mahakuasa dan benar-benar baik, kenapa tidak diubah saja semua hati manusia supaya beriman kepadaNya dan menjadi penghuni surga semuanya (katanya Allah maha membolak-balik hati)… He he he… Apa Allah senang melihat penderitaan orang? Atau mungkin rintihan para penghuni neraka indah bagi Allah? Beliau menikmati kesengsaraan ciptaanNya? Kalau begitu: Allah psikopat!
Bro Ardhani, Anda belum tahu jika Tuhan Maha Kuasa, maka Beliau bisa berperan dalam lilaNya menjadi apapun. Itulah bukti kemahakuasaan Tuhan.”
****** Komen ardhani :
Dalam agama saya Bro, Allah itu memegang kendali secara penuh atas semua makhlukNya.
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
(QS 10:99)
Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki , tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.
(QS 13:31)
Kata kuncinya adalah : Allah menghendaki atau tidak ? Itu saja masalahnya.
Kehendak Allah itu didasarkan pada pengetahuanNya yg meliputi segala sesuatu.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.
(QS 6:117)
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab . Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.
(QS 22:70)
Karena itu, Tuhan saya mengetahui roh-roh yg memang aslinya dodol, dikasih kesempatan mengulang hidup kembali di dunia sampai ribuan kali akan saja tetap saja dodol.
Karena dari awal memang diketahui itu roh dodol.
Sedang roh yg dasarnya ciamik, biar di-pulasara kayak apapun hasilnya tetap akan moncer, bersinar2 cahayanya.
Manusia dodol dikasih hati akan minta rempela. Dodol is dodol. Sekali dodol tetap dodol.
Percuma turun ke dunia sebagai manusia, kalo sudah tahu dari permulaan roh dodol tidak akan pernah berubah menjadi berlian.
Dengan pengetahuan azali seperti itu, Allah tidak perlu ngemis-ngemis menghinakan diri dihadapan manusia, yg pasti akan melecehkanNya jika turun sebagai manusia.
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan segala sesuatu ke hadapan mereka , niscaya mereka tidak akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
(QS 6 : 111)
Walau sampai Allah menurunkan malaikat yg dahsyat dan orang2 yg mati bisa menceritakan keadaan mereka di alam sesudah kematian kepada manusia2 dodol itu, tetap saja mereka akan dodol, gak bakal percaya walau se-spektakuler apa pemberi kabarnya. Apalagi kalo hanya Tuhan turun menyamar jadi manusia biasa2 aja.
Everything is under control by Allah.
Itu bedanya dengan Hindu.
Justru sebaliknya Bro,
Dengan penjelasan anda bahwa tuhan bisa berlila menjadi apa saja untuk membimbing manusia, itu menandakan sebenarnya tuhan anda itu tidak benar2 Maha Kuasa.
Untuk membimbing manusia dia harus jadi manusia, Untuk membimbing bebek harus jadi bebek,
padahal dengan kemaha kuasaanNya, seharusnya Dia bisa menjadikan seekor bebek untuk membimbing manusia jaman kali yg paling ndableg sekalipun.
Jadi jangan sedikit2 bawa2 nama Tuhan yg Maha Kuasa maka Dia bisa berbuat apa saja seperti yg ada dalam pikiran anda.
Tuhan memang Maha Kuasa dan bisa berbuat apa saja,
Tetapi ada batas yg mustahil dilakukan oleh Tuhan karena kodratNya sebagai Tuhan.
Dalam islam itu disebut sifat Mustahil bagi Tuhan, kebalikan dari sifat2 WajibNya.
Contoh,
Walau Tuhan Maha Kuasa dan bisa melakukan apa saja, tetapi :
mustahil Tuhan mematikan diriNya sendiri.
mustahil Tuhan berbohong.
Mustahil Tuhan tidur
Mustahil Tuhan beranak
Muatahil Tuhan pensiun sebagai Tuhan
Mustahil Tuhan dilahirkan
Dll
Dalam kasus avatara Hindu,
Para avatar 100% adalah makhluk ciptaan Tuhan, mereka Hidup karena roh manusia yg ada dalam diri mereka, bedanya dengan roh manusia kebanyakan, roh para atman diterangi oleh cahaya roh Tuhan. Jika sudah diterangi oleh cahaya Tuhan, maka cahaya sendiri akan kalah pamor, seperti cahaya lilin ditindas cahaya matahari siang bolong, hilang pamornya walaupun nyalanya masih ada.
Maka orang lain akan melihat para avatar kelakuannya luar biasa terpuji tanpa cela laksana Tuhan. Ya emang karena yg berbuat adalah Tuhan, bukan mereka (para avatar) sendiri.
Avatar melakukan sesuatu bukan dari dirinya sendiri, tapi karena digerakkan oleh kekuatan Tuhan.
Maka bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar
(QS 8:17)
Seperti SUSU dan segelas susu,
Untuk disebut segelas susu membutuhkan isinya yaitu susu.
Jangan pernah menyamakan “segelas susu” = “SUSU”
Karena ditempat lain ada “sebotol susu” , “segalon susu” , “semobil tanki susu”
Gelas, botol, galon, Mobil tanki itu bukan bagian dari SUSU
Hanya satu media untuk diisi dengan sedikit cairan yg disebut susu, bukan perwujudan dari SUSU.
Kalo media tsb diisi minyak, maka tidak bisa disebut segelas susu, tapi segelas minyak.
Demikian pula para avatar, mereka hanya ciptaan yg digunakan sebagai media untuk diisi sebagian tenaga ketuhanan oleh Tuhan
Karena itu para Avatar tidak bisa disebut perwujudan Tuhan, hanya medianya Tuhan, yg diciptakan oleh Tuhan.
Karena itu mereka lahir dan mati, bergantung pada sesuatu, sedang Tuhan tidak lahir dan tidak mati, juga tidak bergantung pada apapun.
Itu beda jauh seperti bumi dan langit tingkat ketujuh.
Nah sekarang menurut anda, Sri Caitanya mahaprabhu itu hanya sekedar “segelas susu” atau “SUSU” itu sendiri ???
Kalo menurut saya, beliau hanya “segelas susu’ , sedang yg benar2 “SUSU” itu hanya Allah.
Titik !
gak bisa ditawar lagi.
Kedua,
sungguh aneh alasan yg anda berikan :
“Dalam percakapannya dengan Dewa Brahma (dalam Sri Navadvipa Mahatmya-Bhaktivinoda Thakur), Sri Krishna mengungkapkan bahwa Beliau ingin merasakan kebahagiaan rohani paling sempurna yang hanya dimiliki oleh Sri Radha kekasih Beliau. Oleh karena itu, Beliau mengambil kedudukan Radha. Itulah sebabnya badan padma Beliau bukanlah kehitam-hitaman, melainkan berwarna keemasan seperti badan padma Sri Radha.”
Kata orang Hindu, Tuhan itu adalah sumber kebahagian hakiki.
maka banyak orang yg mencari kebahagiaan dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
namun kontradiksi dengan yg anda katakan, Sri Krisna (Tuhan anda) ternyata masih juga mencari (ingin merasakan) kebahagiaan hakiki seperti yg dirasakan oleh Sri Radha (siapa sih itu ?)
ada dua kontradiksi :
1)Tuhan, dalam hal ini adalah Sri Krisna, ternyata bukan sumber kebahagian, karena dia sendiri masih mencari apa dan bagaimana pengalaman RASA KEBAHAGIAAN ROHANI paling sempurna
Karena sumber itu adalah asal mula, bukan meniru dari yg lain.
2) Tuhan, dalam hal ini adalah Sri Krisna, ternyata tidak Maha tahu, karena dia masih berusaha MENCARI TAHU apa rasa bahagia seperti yg dirasakan Sri radha.
Tidak disangka, sebenarnya orang Hindu telah tertipu mencari kebahagian sejati dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Sri Krisna,
seharusnya mereka berguru kebahagian rohani kepada Sri Radha saja, karena Sri Krisna pun meniru cara2 Sri Radha untuk merasakan kebahagian rohani tertinggi !
itu namanya salah alamat, kalo gak boleh disebut muter-muter.
Orang Hindu dibuat bingung dengan isi kitabnya sendiri.
Wassalam
Sorry ralat salah tulis:
Para avatar 100% adalah makhluk ciptaan Tuhan, mereka Hidup karena roh manusia yg ada dalam diri mereka, bedanya dengan roh manusia kebanyakan, roh para atman diterangi oleh cahaya roh Tuhan.
yang betul :
Para avatar 100% adalah makhluk ciptaan Tuhan, mereka Hidup karena roh manusia yg ada dalam diri mereka, bedanya dengan roh manusia kebanyakan, roh para AVATAR diterangi oleh cahaya roh Tuhan.
soal topik sabdo polan,
ada yg tahu nggak kenapa si Sabdo Polan marah ketika Prabu Brawijaya beralih agama memeluk Islam ?
Apa yg dia takuti dengan Islamnya Prabu Brawijaya ?
setahu saya yg takut dengan Islam yg mengajarkan penyembahan murni pada satu Tuhan YME dan beramal sholeh hanyalah bangsa iblis dan setan
apakah Sabdo Polan termasuk sebangsa Iblis dan turunannya, yg tidak rela melihat manusia kembali menyembah Tuhan YME ??
ataukah karena Sabdo Polan takut kehilangan pengaruhnya di Kerajaan Majapahit ?
karena dengan Islamnya Prabu Brawijaya, maka profesinya sebagai penasehat spiritual sang prabu otomatis akan tidak diperlukan lagi.
jadi ini menyangkut urusan dapur dan perut ?
masalah ekonomi yg ditarik ke dalam dendam pribadi ?
atau dia hanya takut dengan kultur orang Jawa akan menjadi ke-arab- arab-an ?
kalo gitu, si Sabdo Polan mungkin seorang budayawan yg rasialist minded.
nggak mutakhir dan gak berwawasan global.
kira2 apa sebab2 ketakutan sabdo Polan itu ya ???
kalo ternyata ketakutan Sabdo Polan sama dengan takutnya Iblis dan setan jika manusia menyembah Tuhan YME secara murni, maka bisa dibayangkan orang2 macam apa yg menunggu2 dengan harapan riang gembira “come back” nya si sabdo Polan ???
mohon dijawab buat pencerahan.
Wassalam
Ardhani
Kemustahilan Tuhan versi Anda itu mesti ditambah lagi: mustahil mengubah orang dodol menjadi orang ciamis. Kesian amat Tuhan Anda.
Dalam Hindu ekspansi Tuhan tidak terbatas. Tuhan bisa muncul di dunia material tetapi dunia rohani tidaklah kekosongan akan Tuhan. Tuhan bisa tidur dan juga tidak tidur secara bersamaan. Tuhan bisa melakukan milyaran aktivitas yang berbeda secara bersamaan.
Dalam LilaNya Tuhan bisa dilahirkan. Tetapi kelahiranNya tidaklah seperti kelahiran orok manusia. Tuhan di lahirkan di Planet material, tetapi Tuhan tetap ada di planet Rohani dan di setiap planet di alam semesta. Beliau tetap berada di setiap mahluk ciptaanNya. bahkan tetap berada di setiap atom.
Kalau Tuhan mau, Beliau tentu bisa mengubah apa saja termasuk orang yang dodol seperti contoh Anda. Tetapi, Tuhan memang ingin menegakkan keadilan melalui hukum yang Beliau ciptakan yaitu hukum karmaphala.
Mengenai Sri Radha, Beliau adalah tidak berbeda dengan Krishna. Sri Radha adalah tenaganya Sri Krishna. Lila Tuhan memang sulit dipahami oleh orang yang tidak punya dasar dan tidak tunduk hati.
Demikian
@ardhani
Oh jawabannya sangat gampang
soalnya sabdo palon sudah bisa melihat masa depan,
Dia sudah melihat masa depan indonesia yang mayoritas umat muslim
ya seperti sekarang ini
anda bisa kan melihat gimana keadaan indonesia yang didomonasi umat islam
banyak teroris,banyak bencana,banyak ustad yang mencabuli santri, kyai yang memperkosa, banyak korupsi,banyak yang meniru nabi muhamad yang mengawini anak kecil seperti aisyah (syieh fuji) dan juga sabdo palon takut indonesia orang2nya akan sama seperti di arab saudi yang suka memperkosa dan menganiyaya pembantu.
sabda palon juga takut para wanita tidak diizinkan belajar seperti waktu rezim thaliban. dan masih banyak lagi yang ditakuti sabda palon yang bisa kita lihat di negara2 muslim
gitu aja ko repot…………?
@Putratridharma
“Tuhan bisa muncul di dunia material tetapi dunia rohani tidaklah kekosongan akan Tuhan. Tuhan bisa tidur dan juga tidak tidur secara bersamaan. Tuhan bisa melakukan milyaran aktivitas yang berbeda secara bersamaan”.
kalo mau diperpanjang :
menurut Hindu Tuhan bisa mati sekaligus tidak mati secara bersamaan
Tuhan bisa pensiun sekaligus tetap memerintah secara bersamaan
Tuhan bisa nggak tahu sekaligus bisa tahu secara bersamaan
itu benar2 pernyataan gak ada nilai kebenarannya sama sekali
Tidur sekaligus tidak tidur, itu artinya NIHIL
mati sekaligus tidak mati, itu artinya NIHIL
tahu sekaligus tidak tahu, itu artinya NIHIL
maka dapat disimpulkan Tuhan semacam itu adalah Tuhannya KENIHILAN !
satu lagi keanehan yg anda tunjukkan,
bila Tuhan bisa tetap berada di dalam setiap atom,
mengapa manusia di jaman kali susah untuk kembali kepada Tuhan kecuali dengan cara tunggal, menyebut2 namaNya dengan benar ???
bukankah Tuhan ada dalam setiap atom ??
dan tidak ada satupun dari bagian tubuh manusia yg tidak tersusun dari atom ???
lalu manusia mau kembali ke Tuhan yg mana lagi, jika Tuhan sudah ada di sekujur tubuhnya ??
benar2 aneh !
ini juga aneh,
Sri Radha tidak berbeda dengan Sri Krisna
Sri radha adalah tenaganya Krisna, tapi Krisna tidak bisa merasakan apa yg dialami Radha, sehingga tergoda untuk menjalani pengalaman seperti Radha ?
aneh sekali bukan ??
Tuhan macam apa yg tidak bisa merasa bagiannya sendiri ???
Mungkin karena Maha Kuasa sehingga bisa memilih untuk tidak bisa merasakan.
Merasa sekaligus tidak merasa = NIHIL lagi
Lila Tuhan memang sulit dipahami oleh orang yang tidak punya dasar dan tidak tunduk hati,
karena sebenarnya orang yg punya dasar dan tunduk hati pun sebenarnya juga kesulitan untuk menjelaskan dan memahami, selain menerima dengan membutakan mata.
Wassalam
@Sengkuni,
itu karena ilmu trawangan sabdo polan kurang canggih
coba kalo dia bisa menerawang juga masa depan Hindu India terhadap kelakuan sebagian rakyatnya yg gak kalah banyaknya yg nyambi jadi maling dan bajingan,
mungkin si sabdo polan itu akan lebih suka memilih jadi atheis aja !
dan mengarahkan prabu Brawijaya untuk menjadi atheis sebagaimana dirinya.
ha..ha…
Ardhani
Iya memang nihil kalau Tuhan itu terbatas kemahakuasaanNya. Tapi jika Tuhan itu tidak terbatas, tentu beliau bisa melakukan aktivitas (selain menghilangkan kekekalan dan kemahakuasaan Beliau). Tuhan bisa berekspansi menjadi tidak terhitung. Lalu, kalau satu ekspansi Beliau itu berlila tidur, apa mengurangi kesadaran Beliau?
Mengenai konsep Ketuhanan Veda: Ada Brahman, Paramatman, dan Bhagavan. Jika ingin benar-benar mengerti bagaimana konsep Ketuhanan Veda, haruslah dimulai dari pemahaman tentang ketiga hal itu.
Saudara Ardhani, membicarakan Avatara atau Lila tentu harus menggunakan referensi yang benar. Tidak bisa mengandalkan menurut saya….
Bagaimana kalau saya katakan Allah itu setara dengan Deva Indra? Ada beberapa persamaan yang bisa dijadikan dasar:
Persamaannya:
Indra tinggal di Surga: Allah juga
Indra terkadang marah: Allah juga
Indra terkadang cemburu: Allah juga
Silakan baca ini https://narayanasmrti.com/2010/07/tuhan-yang-setaraf-dewa
Salam Semua…..
Yah debat ngeyel episode 2 ato 3 nih……
jika ingin memahami, lepaskan dulu “baju” yg dikenakan.
Pelajari dan terima KONSEP DASARNYA baru mulai melangkah untuk membedah/mempelajari/memahami berikutnya.
KONSEP DASAR = BRAMAN, PARAMAATMAN, BHAGAVAN
KONSEP DASAR = TENAGA DALAM, TENAGA PERTENGAHAN, TENAGA LUAR
KONSEP DASAR = SAT CIT ANANDA
mungkin bli putra bisa menambahkan beberapa lagi(klo banyak ntar dibilang bukan KONSEP DASAR).
semenjak diskusi dengan bro ardhani saya juga belajar kenapa diskusinya eyel-eyelan. Karena kita menggunakan KONSEP DASAR yg berbeda. Jika saya dengar Ustadz Yusuf Mansyur ceramah dikantor saya, saya pun menerimanya dan paham akan ceramah beliau dan meminta teman saya untuk mempraktekkannya karena saya melapas “baju” saya dan menggunakan KONSEP DASAR seperti Ustadz Yusuf.
Tulisan Bro Ardhani :
Seperti SUSU dan segelas susu,
Untuk disebut segelas susu membutuhkan isinya yaitu susu.
Jangan pernah menyamakan “segelas susu” = “SUSU”
Karena ditempat lain ada “sebotol susu” , “segalon susu” , “semobil tanki susu”
Gelas, botol, galon, Mobil tanki itu bukan bagian dari SUSU
Hanya satu media untuk diisi dengan sedikit cairan yg disebut susu, bukan perwujudan dari SUSU.
Kalo media tsb diisi minyak, maka tidak bisa disebut segelas susu, tapi segelas minyak.
Ini menarik nih. begitu banyak kemasan (gelas, botol, galon,dll) yg berisi sama yaitu susu apakah bro setuju jika kemasan tersebut adalah badan kita dan badan makhluk lain?sedangkan susunya adalah ROH?
jika tidak plisss jgn berkata “roh saya dan roh hewan berbeda dengan analogi roh nya beda seperti susu, ada susu coklat, susu stroberi, susu vanila…’
wadow…cape deh….
Selamat berdiskusi…tp jgn ampe eyel-eyelan (maaf sy ngerasanya eyel2an. mungkin pemahaman dan kesadaran sy yg kurang)
Semoga semua berbahagia…….
Dino
He he he dandavat….
Saya tidak bisa nambahin lagi. Saya setuju arahannya.
“itu karena ilmu trawangan sabdo polan kurang canggih
coba kalo dia bisa menerawang juga masa depan Hindu India terhadap kelakuan sebagian rakyatnya yg gak kalah banyaknya yg nyambi jadi maling dan bajingan,
mungkin si sabdo polan itu akan lebih suka memilih jadi atheis aja !
dan mengarahkan prabu Brawijaya untuk menjadi atheis sebagaimana dirinya.”
DI INDIA JUGA SEKARANG KEBANYAKAN ORANG MUSLIM SAMPAI2 PAKISTAN MEMBUAT NEGARA SENDIRI COBA KALAU SEMUA HINDU YA AKAN DAMAI
“ha..ha…”
NAFASNYA BAU
@Putratridharma
====== PUTRA :
Iya memang nihil kalau Tuhan itu terbatas kemahakuasaanNya. Tapi jika Tuhan itu tidak terbatas, tentu beliau bisa melakukan aktivitas (selain menghilangkan kekekalan dan kemahakuasaan Beliau). Tuhan bisa berekspansi menjadi tidak terhitung. Lalu, kalau satu ekspansi Beliau itu berlila tidur, apa mengurangi kesadaran Beliau?
******** KOMEN ARDHANI :
Justru itu,
Argumen Itu makin menguatkan fakta bahwa para Avatar bukan Tuhan.
Anda bilang, “Tuhan bisa melakukan aktivitas (selain menghilangkan kekekalan dan kemahakuasaan Beliau).”
Iya, itu bagus, tapi Tuhan yg mana ?
Tuhan yg mengutus para Avatar ?
Atau Tuhan yg jadi Avatar ?
Faktanya :
1) Para Avatar tidak kekal, mereka sebagai manusia jelmaan Tuhan akhirnya mati (tidak kekal), padahal kata anda Tuhan bisa melakukan segala aktivitas kecuali menghilangkan kekekalannya.
2) Para Avatar tidak Maha Kuasa, mereka membutuhkan orang lain untuk dapat hidup, mereka tidak dapat hidup sendirian, mereka terikat dengan hakum alam, itu bukan ciri kemaha kuasaan, padahal kata anda Tuhan bisa melakukan segala aktivitas kecuali menghilangkan kemahakuasannya.
Terus kualifikasi Tuhan yg mana yg bisa disamai oleh para Avatar secara mutlak ??
========= PUTRA :
Saudara Ardhani, membicarakan Avatara atau Lila tentu harus menggunakan referensi yang benar. Tidak bisa mengandalkan menurut saya….
******** KOMEN ARDHANI :
REFERENSI YANG BENAR ?
Benar itu menurut Versi siapa ?
Kebenaran mutlak atau kebenaran menurut versi segolongan orang ?
====== PUTRA :
Bagaimana kalau saya katakan Allah itu setara dengan Deva Indra? Ada beberapa persamaan yang bisa dijadikan dasar:
Persamaannya:
Indra tinggal di Surga: Allah juga
Indra terkadang marah: Allah juga
Indra terkadang cemburu: Allah juga
******** KOMEN ARDHANI :
Lho wong anda yg mau mengatakannya ya terserah anda mau mengatakan apa saja,
Saya sih demokratis, gak ada masalah.
Ada banyak persamaan belum tentu dua2nya adalah satu kan ?
Anda dan saya juga ada banyak persamaan2, tapi anda pasti bukan saya.
Saya berani jamin itu.
Jadi….. What’s wrong with it ??
=====================
==========================
==============================
=================================
======================================
@DINO sekalian @PUTRATRIDHARMA :
======= DINO :
Tulisan Bro Ardhani :
Seperti SUSU dan segelas susu,
Untuk disebut segelas susu membutuhkan isinya yaitu susu.
Jangan pernah menyamakan “segelas susu” = “SUSU”
Karena ditempat lain ada “sebotol susu” , “segalon susu” , “semobil tanki susu”
Gelas, botol, galon, Mobil tanki itu bukan bagian dari SUSU
Hanya satu media untuk diisi dengan sedikit cairan yg disebut susu, bukan perwujudan dari SUSU.
Kalo media tsb diisi minyak, maka tidak bisa disebut segelas susu, tapi segelas minyak.
Ini menarik nih. begitu banyak kemasan (gelas, botol, galon,dll) yg berisi sama yaitu susu apakah bro setuju jika kemasan tersebut adalah badan kita dan badan makhluk lain?sedangkan susunya adalah ROH?
******* Komen Ardhani :
Ya, kira2 begitu maksud saya, meskipun tidak begitu banget.
Kemasan (botol, gelas, dll) adalah gambaran dari wujud fisik kita yg sudah termasuk roh kita (roh manusia) didalamnya
Sedangkan “susu” adalah gambaran dari curahan Nur (cahaya) Tuhan pada wadah fisik / kemasan kita.
Karena adanya “susu” yg mengisi kemasan, maka kemasan tsb menjadi disebut “segelas susu” , “sebotol susu” , dll
Tanpa ada “susu” yg masuk kedalam kemasan, maka kemasan ybs tidak akan mungkin disebut “sebotol susu” atau “segelas susu”
Mungkin hanya disebut “gelas kosong” kalo nggak ada isinya , “segelas air” kalo isinya air, “segelas racun” kalo isinya racun. Nggak mungkin sama sekali jika berisi racun disebut “segelas susu”
Jadi sangat jelas dan sangat rasional, factor adanya “susu” yg membuat kemasan tsb bernilai beda dari yang lain, yaitu bernilai “persusuan”
Semua orang yg beres otaknya di atas bumi ini akan bilang : “SEGELAS SUSU, ISINYA ADALAH SUSU, GELASNYA BUKAN SUSU.”
Tapi orang Hindu dengan sangat yakin berkata : “SEGELAS SUSU, BAIK ISINYA MAUPUN GELASNYA, SEMUA ADALAH SUSU !”
Karena logika aneh inilah, mereka terpaksa membuat argumentasi :
“Tuhan yg Maha Kuasa bisa berbuat apa saja, bisa tidur sekaligus gak tidur, bisa tahu sekaligus gak tahu, bisa jadi Tuhan sekaligus jadi orang, dan bermilyar2 aktivitas lain yg saling bertentangan dalam waktu yg bersamaan.”
Termasuk itu tadi menjadikan “susu” dan “gelas” dalam kalimat “segelas susu” menjadi semuanya adalah “SUSU”
S-U = SU , S-U = SU —- > SUSU
Tapi anehnya orang Hindu jika minum susu hanya isinya yg diminum, sedang gelasnya nggak ikut diminum padahal itu teh susu juga kan ??
Seperti itulah sebenarnya Avatara Hindu.
Kemasannya yaitu tubuh para Avatar sepenuhnya adalah ciptaan, barang baru, ada karena diadakan.
Yang namanya baru / ada belakangan itu pasti adalah sebuah Ciptaan (makhluk)
Sedang ciptaan (makhluk) membutuhkan pencipta (khalik)
Dan pencipta (khalik) sudah pasti bukan dan tidak sama dengan ciptaan (makhluk)
Yg menjadikan mereka bernilai “Avatar” adalah adanya “susu” yg mengisi kemasan mereka, Yiatu Nur / Cahaya Tuhan yg turun kedalam kemasan / fisik kemanusiaan mereka
Karena itulah semua orang tahu, para Avatar Hindu ada karena lahir dari orang tuanya sendiri2, kecil sampai besar karena dibesarkan orang tuanya, butuh makan dan minum, bernafas, berak, kencing, kawin, dll dan akhirnya mati.
Pendek kata mereka ada awal ada akhir, sedang yg namanya Tuhan tidak ada awal juga tidak ada akhir.
Avatar bergantung pada sesuatu dalam hidupnya, sedang Tuhan tidak bergantung pada apapun.
Avatar mati, Tuhan tidak pernah mati.
Karena itu mensejajarkan para Avatar sejajar dengan Tuhan, itu sangat tidak layak, bahkan bisa dibilang kurang ajar
Anda ngerti dengan maksud saya ???
Ini bukan KONSEP DASAR Hindu soal BRAMAN, PARAMAATMAN, BHAGAVAN , TENAGA DALAM, TENAGA PERTENGAHAN, TENAGA LUAR, SAT CIT ANANDA.
Ini soal KONSEP DASAR YANG BENER-BENER DASAR kalau memang mau buka-bukaan baju bahkan buka celana bener2 berbugil ria.
Itu Konsep logika yg paling mendasar, bebas dari doktrin ajaran agama manapun.
Gimana ?
Masih belum jelas ?
Wassalam
===================
=========================
===============================
====================================
===============================
==========================
======================
@Sengkuni
======SENGKUNI :
DI INDIA JUGA SEKARANG KEBANYAKAN ORANG MUSLIM SAMPAI2 PAKISTAN MEMBUAT NEGARA SENDIRI COBA KALAU SEMUA HINDU YA AKAN DAMAI
**********KOMEN ARDHANI :
Jangan berasumsi terlalu jauh lah bung,
Lihat sejarah bangsa sendiri aja.
Majapahit itu kerajaan besar pada awalnya, penduduknya kebanyakan beragama Hindu juga campuran Buddha.
Tapi kenapa Majapahit akhirnya meredup pamornya ?
Karena pertikaian para elit, korupsi, penyelewengan amanat, sehingga rakyat nggak keurus.
Akhirnya moral rakyat ikut merosot, sampai akhirnya Sunan Ampel merumuskan ajaran yg sederhana untuk orang2 Hindu / Buddha saat itu yg masuk Islam, yaitu : MOH LIMO.
MOH MALING
MOH MAIN
MOH MABUK
MOH MADON
MOH MADAT
Majapahit rubuh bukan karena direcoki kerajaan kecil bernafaskan Islam yg diusung raden Patah yg istilahnya masih bau kencur, tapi karena Majapahit udah keropos digerogoti para aparat dan pejabatnya yg korup dan bermental bejat.
Sabdo Polan sebenarnya gak usah menerawang terlalu jauh ke masa kini.
Lha dijaman dia aja perbuatan2 seperti yg anda sebutkan sudah buanyak dilakukan oleh orang Hindu, dia kagak bisa ngatasi.
Emang kuman disebrang lautan akan tampak jelas bagi orang yg nggak bisa melihat gajah didepan kelopak matanya !
Wassalam
ARDHANI :
===Justru itu,
Argumen Itu makin menguatkan fakta bahwa para Avatar bukan Tuhan.
Anda bilang, “Tuhan bisa melakukan aktivitas (selain menghilangkan kekekalan dan kemahakuasaan Beliau).”
Iya, itu bagus, tapi Tuhan yg mana ?
Tuhan yg mengutus para Avatar ?
Atau Tuhan yg jadi Avatar ?
Faktanya :
1) Para Avatar tidak kekal, mereka sebagai manusia jelmaan Tuhan akhirnya mati (tidak kekal), padahal kata anda Tuhan bisa melakukan segala aktivitas kecuali menghilangkan kekekalannya.
2) Para Avatar tidak Maha Kuasa, mereka membutuhkan orang lain untuk dapat hidup, mereka tidak dapat hidup sendirian, mereka terikat dengan hakum alam, itu bukan ciri kemaha kuasaan, padahal kata anda Tuhan bisa melakukan segala aktivitas kecuali menghilangkan kemahakuasannya.
Terus kualifikasi Tuhan yg mana yg bisa disamai oleh para Avatar secara mutlak ??
SAYA: Komentar Anda bisa saya maklumi. Ya, memang sulit memahami topik yang ini, terlebih bagi Non Vedic seperti Anda. Ada banyak jenis Avatara, dengan tugas dan potensi keTuhananNya. Jadi antara Avatara yang satu dengan yang lain berbeda potensi keTuhananNya. Kalau saya kutipkan penjelasannya akan jadi panjang banget. Silakan baca langsung di sini penjelasan dan komentar-komentar dalam diskusinya: https://narayanasmrti.com/2010/02/avatara
====REFERENSI YANG BENAR ?
Benar itu menurut Versi siapa ?
Kebenaran mutlak atau kebenaran menurut versi segolongan orang ?
SAYA: Membicarakan Avatara dan Lila Tuhan kan ada kitabnya yaitu Veda. Nah referensi yang saya maksudkan itu adalah Veda. Bukan pendapat Anda. Kebenaran mutlaknya ya pada apa yang Tuhan sendiri sabdakan, bukan menurut spekulasi seseorang:
Sri Krishna dalam Bhagavad Gita 4.7 mengatakan bahwa dimanapun dan kapanpun pelaksanaan Dharma merosot dan Adharma merajarela, maka Beliau sendiri akan menjelma, “yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata abhyutthānam adharmasya tadātmānaḿ sṛjāmy aham”. Adapun misi dari Avatara ini lebih lanjut disampaikan dalam Bahagavad Gita 4.8, “paritrāṇāya sādhūnāḿ vināśāya ca duṣkṛtām dharma-saḿsthāpanārthāya sambhavāmi yuge yuge, menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma.
Dalam Bhagavad Gita 4.6 dikatakan; “Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli“.
Demikian…
====(tentang persamaan Indra dan Allah) Lho wong anda yg mau mengatakannya ya terserah anda mau mengatakan apa saja, Saya sih demokratis, gak ada masalah.
Ada banyak persamaan belum tentu dua2nya adalah satu kan ? Anda dan saya juga ada banyak persamaan2, tapi anda pasti bukan saya. Saya berani jamin itu.
Jadi….. What’s wrong with it ??
SAYA: Anda menjawab diplomatis, bukan demokratis sebab kebenaran tidak bisa didemokratiskan. Anda adalah percikan terkecil dari Tuhan, saya juga demikian. Semua mahluk hidup pun demikian. Jadi Anda dan saya sama. Dalam pengertian sama-sama percikan Tuhan.
Mengenai analogi “SUSU” yang anda kemukakan kok jadi muter-muter kayak momedi puter? Sederhana saja: Ketika Anda mengatakan: Ini tanganku, ini telingaku, ini hidungku, ini bibirku…. ini badanku, maka aku ini tentu bukan badan. Aku ini siapa? Itulah Atman. Dalam wadah/kemasan (tubuh) anda bersemayam. Ketika Anda pergi meninggalkan badan untuk ke Surga (anggap saja begitu karena impian anda kan surga), maka ada istilah mati. Cuma wadah/jasad yang mati. Anda tetap hidup (kekal). Kesimpulannya: Anda adalah Roh dan Anda berbeda dengan badan. Demikian
@Putratridharma :
saya rasa anda sudah mentok dan tidak bisa menjelaskan lebih jauh lagi
Ok lah, saya tidak memaksa.
namun dari argumen terakir anda tentang tangan, kaki, badan dan roh dapat ditarik kesimpulan, bahwa dari segelas susu, yg berhak disebut susu adalah isinya bukan gelasnya.
jadi para avatar, isinya saja yg berunsur Tuhan, sedang jasmaninya adalah manusia asli.
itu makin menguatkan saya, bahwa tidak layak mempertuhankan para avatar
Tuhan adalah Tuhan
avatar bukan Tuhan, hanya kebetulan saja mereka dibimbing oleh Tuhan
So, diskusi tentang ketuhanan avatara kita close.
selanjutnya saya sangat senang jika anda bisa menjawab terkait topic di artikel ini,
soal sabdo polan, apa alasan dia tidak suka dengan agama Islam ???
Wassalam
Ardhani
Oke kita sudahi diskusinya. Percuma dilanjutkan jika teman diskusi saya tidak mau membaca referensi dan memahami sumber yang otoritatif yang saya berikan.
Saya menggunakan otoritas untuk menjelaskan Avatara, tetapi Anda selalu bersikukuh menggunakan: menurut saya…. Yah, benar seperti apa kata saudara DINO kalau ini diskusi eyel-eyelan.
Mengenai pertanyaan anda yang terakhir, Apa alasan Sabdo Palon tidak suka dengan agama Islam?
Silakan baca buku Serat Darmagandul. Googling aja mungkin ada yang publish. Tapi kalau tidak ada, saya punya filenya. Jika Anda mau, saya kirimkan. Salam
@putra
boleh donk saya dikirimin file serat darmagandulnya 😉
@Putratridharma
Sorry, bukannya saya nggak mau membaca link yg anda berikan
tapi link2 tsb sudah saya baca sejak dulu kala
ingat saya bukan pendatang baru di situs ini, tapi sudah cukup lama
justru dari membaca link2 tsb, menyisakan banyak pertanyaan yg diantaranya saya singgung disini.
saya tidak bisa menyetujui mentah2 sumber2 otoritatif apapun yg anda berikan, selama itu tidak bisa menjawab perihal ketidak masuk akalan menurut saya
saya muslim, maka saya memahami sesuatu sebagai seorang muslim, bukan sebagai seorang hindu
itulah guna debat, untuk mempertahankan dan menguji prinsip2 yg diyakini masing2, bukan untuk mengalahkan, namun untuk saling memberikan penjelasan logis.
dan itu tidak saya dapatkan dari anda dalam diskusi ini.
OK. Never mind
Soal dharmogandul
sepertinya saya sudah pernah membaca kitab tentang itu sejak lama
intinya tentang kritik2 dan ketidakpuasan pengarang soal praktek keagamaan masyarakat jawa ketika itu (khususnya yg muslim), yg cenderung materialistik, mengabaikan nilai2 esensi dari ajaran agama.
pesisnya saya agak lupa dengan isinya.
tapi jelas kitab itu dibuat di jaman yg sudah sangat jauh dengan kisah sabdo palon dan prabu Brawijaya,
sehingga menimbulkan keraguan, benarkah penulis kitab tersebut menulis kisah tsb (sabdapalon & prabu brawijaya) berdasarkan kisah nyatanya, atau hanya sekedar fiksi rekaan sang penulis.
jadi sangat aneh jika kitab tsb dijadikan rujukan yg seolah2 kebenaran.
Wassalam
ardhani ini cow apa cew.. kalo sanskerta itu nama cew..
sy mohon kalo tubuh anda masih anda jadikan kuburan binatang yg anda bunuh utk memuaskan lidah dan perut maka jangan harap bisa ngarti ilmu rohani yg tinggi-tinggi.. mas mbak….
beraninya bertanya ttg spiritual veda disamakan dengan pikiran tercemarnya yg sempit.. mnrt logika.. mnrt udel.. ini ilmu spiritual mas mbak.. ada aturan mempelajarinya.. ada tahapannya.. ga bisa hany dengan otak kecilmu.. logika manusiamu itu.. tolonglah kalo bertanya yang sopan. apalagi ttg sesuatu yg belum anda tau.. belum cukup umur.. baru tau isi buku penjumlahan aja malah nanya integral sgala ya ga nyambung.. buang-buang waktu..
tunjukkan kesuksesan spiritual yg anda tekuni dg sikap rendah hati toleransi saling menghormati.
give peace a chance
to-eka
Boleh, tapi soft copynya ya… silakan kirimkan alamat e-mailnya, nanti saya kirimi.
Ardhani
Mengenai sumber atau referensi otoritatif, saya memberikan analogi seperti ini: Ketika Anda membeli sebuah sepeda motor merek Honda Tiger(sebut saja begitu). Bersamaan dengan itu Anda diberi satu set petunjuk (manual)tentang motor yang Anda beli itu. Nah, petunjuk itu adalah otoritas. Tentu saja ada juga otoritas yang lain, misalnya ahli mesin dan orang-orang yang paham perbengkelan walau tidak berpendidikan secara formal. Nah mereka juga adalah otoritas.
Demikian pula untuk mengerti tentang Avatara dan Lila perlu petunjuk manual untuk memahaminya yang berupa Itihasa dan Purana-Purana (Veda). Guru (ahli Kerohanian) juga adalah otoritas. Begitu juga Sadhu (orang suci) adalah juga otoritas untuk menjelaskan Avatara dan Lila Tuhan.
Jika Anda menggunakan petunjuk Yamaha Vixion untuk melihat dan memahami Honda Tiger, tentu tidak cocok. Begitu juga Anda bertanya tentang Honda Tiger kepada orang yang hanya tahu sepeda kumbang, maka nggak bakalan nyambung.
Btw, saya senang diskusi dengan Anda, komentarnya tajam dan memaksa saya untuk berpikir dan membaca lebih banyak.
Salam
@ Ardhani
rada2 bego atau gimana yah… anda berusaha memahami agama orang lain dg sudut pandang agama sendiri… ya ga bakal ketemu & selesai…
menjawab pertanyaan dr sdri ardhani itu sebenarnya sama saja dengan memberi tahu Trigonometri atau Logaritma kpd bocah SD. Sia sia belaka
selama “kotak” agamamu tidak di buka, ya kmu akan terjebak terus didalamnya & ga dapat melihat sekelilingnya… hehehe… padahal disekelilingnya masih banyak hal yg dia tidak dia tau & tidak akan bisa dia ketahui
Salam…..
Saya kira bro ardhani tidak bego….malah sangat kritis dan berlogika….benar kita bli putra…berdiskusi dengan bro ardhani membuka kesadaran kita tentang bagaimana kita menjelaskan.
namun terkadang hal tersebut sulit dijelaskan. dan terjadilah eyel-eyelan. sekali lagi kita buka lepas dl “baju” yg kita kenakan. dan nampaknya bro blm melakukan itu. ada dua cara pendekatan untuk meluluhkan hati bro ardhani (kira-kira nih….)
1. pergilah ke asram dan pelajari tata cara para vaisnava dan diskusi (g nyuruh sembahyang, cuma perhatikan dan cermati). Jika sudah ikuti kelas bhagavad gita dan bernyanyilah (g nyuruh pindah agama, hanya mengikuti apa yg dilakukan para vaisnava)—–tp ada kelemahannya. kemauan untuk menjalani itu sangat sulit.
2. semoga bro Ardhani diberikan karunia seperti layaknya Arjuna yg melihat wujud semesta atau Rsi Narada yang terkejut saat melihat tarian rasa Sri Krsna dengan para Gopi. Mungkin dengan karunia seperti Rsi Narada baru paham konsep Avatara. (bro/sis yg lain tau kan ceritanya…)——Semoga diberikan karunia……
Dengan kejadian saat Rsi Narada melihat Lila Sri Krsna saat tarian rasa seperti itulah Tuhan diaat yang sama beliau tertidur dan disaat yang sama beliau terjaga, disaat yang sama beliau makan disaat yang sama beliau bernyanyi…..
Okelah…..
Semoga semua diberkati. Sri Krsna selalu berkarunia
Salam
@All
Rupanya banyak yg merah kupingnya dengan keberadaan saya ditempat ini.
saya tidak menyalahkan anda2 semua, karena anda berfikir berdasarkan apa yg telah sekian lama didoktrinkan kedalam jiwa anda.
syukurlah agama saya, Islam, sangat mudah dipahami dalam konsep ketuhanannya.
orang yg belum pernah mengenal Islam saja akan sangat mudah dipahamkan tentang ketuhanan dalam Islam.
berbeda dengan Hindu yg untuk memahami ketuhannya saja, seseorang harus membuka baju dan praktek langsung dulu.
rupanya Hingga detik ini, belum ada orang Hindu yg berani terang2an mengakui bahwa gelas susu itu bukan susu, tetapi gelas adalah gelas.
Ok. Never mind , never mind.
nanti disambung lagi
Wassalam
Ardhani
Ya nanti disambung lagi. Rupanya Anda ada kesibukan. Tapi sebelum ditutup, saya jawab dulu: Dari dulu saya mengakui dengan tegas bahwa gelas susu itu bukan susu. Gelas adalah badan/jasad/tubuh sedangkan susu adalah Roh/Atman/Jiva. Kematian adalah ditinggalkannya badan/jasad/tubuh oleh Sang Roh/Atman/Jiva. Saya setuju karena itulah pemahaman dari Veda. Selamat beraktivitas…
@putra: email saya: to_eca@yahoo.com
@ardhani:
dikatakan:syukurlah agama saya, Islam, sangat mudah dipahami dalam konsep ketuhanannya.orang yg belum pernah mengenal Islam saja akan sangat mudah dipahamkan tentang ketuhanan dalam Islam
komen: yah diharap maklum, memang sesuatu yg di”simple”kan itu tentunya sangat mudah dipahami oleh org kebanyakan, tapi apakah suatu tujuan tertinggi bisa dicapai hanya dengan ke”simple” lan? aplgi untuk memahami sosok yg maha agung yg disebut TUHAN
to-eka
Silakan cek e-mailnya. File sudah saya kirim.
Salam
@Putratridharma
WOW SERAT DHARMOGANDUL?
versi yg tidak diedarkan itu? dulu ortu saya punya tapi saya hilangin!
Yah apapun versinya, saya dengan rendah hati meminta kepada saudara putra yang budiman untuk kiranya sudi berbagi dengan saya ini…
he2.
Please send to
7.7.88umanis(at)gmail(dot)com
terima kasih sebelumnya,
Sutha
Silakan cek emailnya. File sudah saya kirim…
Salam
@putratridharma
Sudah diterima! Trims 108x
buat semua kunjungilah :
http://exmuslim.wordpress.com/
banggalah jadi Hindu !!!
@Putratridharma & @ to-eka :
========PUTRA :
Dari dulu saya mengakui dengan tegas bahwa gelas susu itu bukan susu. Gelas adalah badan/jasad/tubuh sedangkan susu adalah Roh/Atman/Jiva. Kematian adalah ditinggalkannya badan/jasad/tubuh oleh Sang Roh/Atman/Jiva. Saya setuju karena itulah pemahaman dari Veda. Selamat beraktivitas…
.
.
.
******* KOMEN ARDHANI :
.
.
sebenarnya saya ingin meng-close bahasan ini, namun dari statement penutupan anda diatas, menunjukkan rupanya sampai saat inipun anda belum mengerti maksud analogi saya.
itu sangat menyedihkan bagi orang yg mengaku bisa memahami lila Tuhan yg Maha Agung, namun tidak mampu mencerna logika sederhana yg saya tunjukkan.
karena itu membuat saya bertanya ulang, apakah anda benar2 memahami konsep lila Tuhan ???
Sehingga menggelitik saya menunda untuk meng-close nya sementara waktu.
.
.
saya tidak menganalogikan “susu” sebagai atman / ruh, seperti atman anda, saya , dan orang lain seluruhnya, seperti makna yg anda tangkap.
Kalo anda menganggap begitu, maka anda melakukan kesalahan dalam memahami analogi saya.
.
tapi dalam analogi saya :
– “Gelas” adalah analogi dari eksistensi indivisu kita manusia, semua makhluk, termasuk para avatar Hindu, para Nabi dan Rasul agama2 lain, para tokoh2 suci.
Merupakan analogi yg secara integral menggambarkan tubuh jasmani lengkap dengan atman / ruh masing2 yg ada dibaliknya.
.
– “SUSU” dalam huruf capital semua, dianalogikan sebagai Tuhan
.
– “Susu” dalam huruf kecil, dianalogikan sebagai energi Ketuhanan, yg bisa dipancarkan oleh Tuhan (“SUSU”)
.
– “susu dalam gelas” analogi dari energi ketuhanan yg mengisi “gelas”
jasmani para avatar, yg dipancarkan oleh Tuhan (“SUSU”) kepada siapa saja yg Dia kehendaki.
Dalam hal ini, Rama, Krisna yg jadi sais dokar perang arjuna, Buddha gautama, Sri Caitanya, Ibrahim, Yesus, Musa, Muhammad SAW, mereka semua disebut “segelas susu” atau “segalon susu” atau “semobil tanki susu” tergantung seberapa besar kapasitas “wadah / kemasan” yg diciptakan Tuhan untuk menampung volume tertentu “susu” yg akan dituangkan Tuhan didalamnya.
Berbeda dengan anda, saya dan kebanyakan manusia lain yg tidak disebut segelas susu, tapi bisa gelas kosong, gelas minyak, gelas racun, gelas Lumpur, dll tergantung apa yg mengisinya.
.
.
Kalo anda sudah ‘ngeh’ dengan guidance saya ini, maka wajarkan kalo saya bertanya kembali pada anda.
“PADA SEGELAS susu (huruf kecil), APAKAH GELASNYA KEMUDIAN MENJADI BOLEH DISEBUT SUSU (huruf besar) ????”
.
.
Kalo saya terjemahkan kedalam riil masalahnya :
.
“ DALAM TUBUH SEORANG MAKHLUK YG KEBETULAN DIGUNAKAN TUHAN MENEMPATKAN SEBAGIAN ENERGI KETUHANANNYA UNTUK TUJUAN DIA “BERINTERAKSI” DI DUNIA MATERI (LILA) DENGAN MAKHLUKNYA (KONSEP AVATARA), APAKAH KEMUDIAN DIPERBOLEHKAN KITA SEBUT MANUSIANYA TERSEBUT SEBAGAI TUHAN ???”
.
.
Siapakah dalam hal ini yg memegang hak untuk disebut Tuhan,
Para avatara “segelas susu” nya ???
Atau Tuhan “SUSU” nya sendiri yg punya inisiatif menuangkan “susu” kedalam “gelas” hingga menjadi “segelas susu” ???
.
NOTICE :
Sorry, jangan tanya dan mempermasalahkan antara “SUSU” dengan “yang menuangkan susu” ya. Analogi ini punya kelemahan disitu. Karena tidak ada analogi yg benar2 tepat dan akurat untuk menjelaskan Tuhan.
Anggap saja “SUSU” bisa menuangkan sendiri “susu” kedalam kemasan2 yg dikehendaki oleh “SUSU” nya itu.
.
.
.
Saya seorang Muslim, bisa memahami dan tidak keberatan sama sekali konsep avatara Hindu dengan sudut pandang Muslim
Konsep avatara itu mungkin dan wajar serta sah2 saja dalam pandangan Islam,
yg bikin gak mungkin, gak wajar, gak sah dan memasukkannya kedalam perbuatan syirik (mempersekutukan Tuhan) yg merupakan dosa paling besar adalah menjadikan atau menyebut individu2 avatarnya sebagai TUHAN.
Avatar sebagai PERWUJUDAN TUHAN, dipahami seorang Muslim sebagai “segelas susu” tapi “gelasnya” tetap “gelas”, tidak pernah naik derajatnya menjadi “SUSU”
Avatar dihormati dan ditaati sebagai perwujudan kehendak Tuhan yg secara “live” mendemonstrasikan apa yg dikehendaki oleh Tuhan kepada para manusia saat itu.
Tapi avatar bukan untuk dipuja, disakralkan, dikultuskan sebagai Tuhan yg menjelmakan DiriNya sendiri dari bentuk rohani kedalam bentuk fisikNya di alam materi, yg terwujud secara nyata dalam bentuk para avatar.
Karena itu tidak aneh dan masuk akal – masuk akal saja, jika Tuhan dalam waktu yg bersamaan dikatakan bisa berlila dalam bentuk2 apa saja di seluruh pelosok jagad raya, dan melakukan aktivitas berbeda2 yg saling bertentangan secara bersamaan.
Karena yg berlila adalah energi ketuhananNya yg memancar dari DiriNya.
Sementara para avatar bisa lahir, mati, makan, minum, tidur seperti manusia saya dan anda, karena mereka memang benar2 100% manusia.
Dan kemanusian mereka itu tidak bisa bisa disangkut pautkan dengan cahaya keTuhanan yg mengisi kalbu mereka.
.
.
Kalo boleh digambarkan sebagai analogi :
Seperti seekor Gurita yg mempunyai ribuan tentakel, dan di ujung masing2 tentakel menggerakkan ribuan boneka yg berlainan kharakter.
Ketika boneka pak Raden dan si Unyil digerakkan dan berinteraksi didepan anda,
Anda menyangka bahwa boneka pak Raden dan Si unyil itu adalah perwujudan dari sang Gurita, lalu untuk gampangnya anda sebut boneka pak Raden dan Unyil itu sebagai Gurita, karena anda sebelumnya tidak pernah tahu sama sekali wujud sebenarnya dari si Gurita .
Padahal mereka hanya boneka yg digerakkan oleh tentakel gurita, sama seperti ribuan boneka lain yg sedang digerakkan tetapi tidak dihadapkan dihadapan anda sehingga anda tidak mengetahui keberadaan boneka2 lain itu.
Menyamakan boneka2 itu dengan pribadi yg menggerakkan meraka itu yg dilarang dalam Islam.
Boneka2 itu tidak sama dengan Gurita. Walaupun mungkin ada satu boneka yg bentuknya dibuat sama persis dengan bentuk gurita, namun boneka gurita tetap saja sekedar boneka yg tidak bisa bergerak jika tidak digerakkan oleh sang Gurita, karena itu boneka yg itu juga tidak bisa disamakan dengan Gurita.
.
.
Karena itu,
Ketika Krisna sang sais dokar perang menunjukkan bentuk semesta Nya kepada Arjuna, sebenarnya bukan manusia Krisnanya yg menunjukkan bentuk semesta ketuhananNya, tetapi Tuhan sendiri yg bekenan menyingkapkan tabir DiriNya kepada Arjuna dalam pandangan rohani.
Seluruh orang se medan perang Kuruserta tidak dapat melihat kedahsyatan peristiwa itu, karena mereka sedang melihat krisna sebagai manusia biasa, sedangkan kesadaran rohani Arjuna sedang ditarik Tuhan ke alam Lahut, alam ketuhanan, untuk menyaksikan kebesaran Tuhan secara langsung,
Arjuna tidak sedang menyaksikan fisik Krisna berubah wujud, tapi tubuh Krisna dijadikan Tuhan sebagai layar untuk memproyeksikan gambaran wujud semesta Nya sehingga dapat ditangkap oleh kesadaran rohani Arjuna seorang diri saja.
Kayak orang liat layar tancep gitulah.
Seperti Tuhan ketika memperlihatkan diri kepada Nabi Musa, Dia menunjuk gunung sebagai layar untuk memproyeksikan gambaran DiriNya, “kalau gunung itu tetap ditempatnya, kamu akan bisa melihat wujudKU” , kata Tuhan, namun gunung maupun Musa sendiri tidak cukup kuat untuk menerima kenyataan itu. Gunung hancur berkeping2 sementara Nabi Musa pingsang saking kagetnya.
.
Seperti Yesus ketika menghidupkan orang mati,
Bukan manusia Yesusnya yg menghidupkan Lazarus, tetapi Allah lah yg memberikan kehidupan kembali kepada orang tsb.
.
.
Itu semua menjadikan mudah menjawab pertanyaan, kenapa para avatar, para Nabi dan Rasul, selalu menyerukan umatnya untuk menyembah Tuhan bukan menyembah diri mereka, meskipun sebagian umatnya menganggap diri mereka adalah Tuhan.
Jawabannya cukup singkat, “karena hanya Tuhan yg berhak disembah.”
Sedangkan para avatar / rasul / nabi walaupun diri mereka ketempatan enegi ketuhanan secara full dan media bagi Tuhan ber lila, fungsinya hanya mengajar dan memberi contoh tauladan bagaimana cara menyembah dan mengabdi kepada Tuhan secara benar.
Kalau anda lihat Al Quran, semua rasul mengajarkan hal yg sama : “Sembahlah Allah, dan taatlah kepadaKu.”
Taat kepada Rasul / Avatar pada hakikatnya adalah taat kepada Allah yg menggerakkan dan membimbing mereka.
.
.
.
Begitulah seorang Muslim memahami konsep avatara dan lila Tuhan dalam agama Hindu,
Tidak ada yg salah dalam konsep itu, semuanya masuk akal selama dipahami dalam koridor keimanan muslim sendiri tanpa perlu meminjam cara pikir orang Hindu.
Yg jadi tidak masuk akal dan ditentang keras oleh Islam adalah ide penyekutuaan para Avatar terhadap Tuhan itu sendiri, yang nggak tahu itu idenya datang dari mana dan kapan datangnya.
Untuk memahami jenis2 tertentu dari motor memang dibutuhkan sebuah buku manual motor ybs.
Tetapi untuk memahami mekanisme bekerjanya mesin motor secara umum tidak perlu melihat manual, karena pada umumnya yg namanya motor dari jenis apa saja system mesin penggeraknya sama saja.
Kecuali membandingkan mesin motor dengan mesin roket, nah itu bener2 beda cara kerjanya.
Demikian juga soal agama2. Selama agama itu diturunkan oleh Tuhan yg satu, maka prinsip2 dasarnya pasti sama saja, yg berbeda hanya detail2 syariatnya yg diatur dalam manual masing2, yaitu kitab suci.
Kerena itu saya bener2 sangat keberatan jika ada orang yg berkata, orang tidak bisa memahami agama orang lain dengan dasar agamanya sendiri.
Buktinya, muslim bisa, dengan catatan mereka memahami dengan porsi yg dibenarkan oleh keimanan mereka. Bukan porsi yg sudah dilebih-lebihkan.
Memang susah bagi orang yg sudah terlanjur biasa mengkonsumsi sesuatu dengan porsi berlebihan2an bila dihadapkan dengan porsi yg standart, dia akan selalu menganggap kurang mamadai porsinya.
Maka dia akan teriak paling kenceng, “mana mungkin bisa memahami agama orang lain dengan agama sendiri !”
Muslim bisa bro ! Jangan salah !
Orang Hindu membutuhkan kerohanian tingkat tinggi untuk memahami lila Tuhan, yg tentunya butuh waktu lama dan usaha yg sangat berat.
Muslim hanya butuh pedoman Al Quran dan sedikit olah otak untuk membenarkannya dalam porsi yg wajar, tanpa perlu berusaha seolah2 mempunyai pengetahuan yg selangit tentang Tuhan.
Karena setinggi apapun tingkat kerohanian seseorang, tidak akan mampu menjangkau hakikat Tuhan yg Maha Agung dan Maha Besar.
Buddha gautama yg memahami tentang ini, menjauhkan murid2nya dari membahas soal ketuhanan, karena itu hanya memboroskan energi saja, tapi tidak akan mampu menjangkau rahasia Tuhan sama sekali, berpotensi besar memancing perdebatan sok tahu bahkan pertikaian yg tak akan berakhir, membuat lupa tugas utama sebagai umat manusia yg tujuan utama diciptakan mereka sebagai khalifatul fil ardhi, pemakmur di muka bumi, bukan pembuat kerusakan di bumi.
Yg karena itu beliau dituduh mengajarkan atheisme, sementara orang Hindu menuduh beliau Tuhan yg berlila dengan mengajarkan FILSAFAT PALSU.
Secara tidak langsung mereka mengatakan Tuhan telah mengajarkan kebohongan.
Subhanallah ! Apakah berbohong telah menjadi sifat Tuhan mereka ??
.
.
.
Terakhir :
Segala yg saya sampaikan diatas, terangkum dalam satu Firman Tuhan yg indah ini :
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat , tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
(QS 5:48)
Wassalam
Ardhani
Dari komentar yang Anda tulis dengan cukup panjang itu, saya berkesimpulan bahwa Anda masih belum bisa membedakan yang mana Rohani dan yang mana Jasmani. Padahal sederhana sekali, kalau menggunakan analogi wadah dan isi seperti yang anda kemukakan itu maka wadah adalah jasmani dan isinya adalah Rohani. Isi wadah itu ada dua (1) Paramatman (sumber Atman) atau Roh yang utama, dan (2)Atman/Jiva. Ada istilah: Tuhan itu dekat… Ya Beliau bersemayam di hati setiap mahluk sebagai Paramatman. Apa di Islam tidak ada konsep Tuhan itu dekat? Bahkan lebih dekat dari urat leher?
Anda selalu mengatakan kalau kami orang Hindu punya ide menyekutukan Tuhan. Inilah akibat Tuhan itu pencemburu dan pemarah. Dia tidak mau disaingi. Heran, Tuhan kok takut bersaing? Berarti Dia belum benar-benar kuasa dong kalau begitu. Cemburu kepada saingan, takut kepada saingan, marah kepada saingan…. Paranoid dong kalau begitu. Kalau dalam Hindu Deva memang kadang2 punya sifat begitu. Jangan-jangan yang Anda sembah adalah Tuhan yang setaraf Deva. Bro… bagaimana mungkin ada istilah menyekutukan Tuhan jika itu ekspansi Beliau. Avatara2 Tuhan itu adalah Beliau sendiri. Kecuali kami menganggap Deva atau suatu mahluk itu setara dengan Tuhan barulah bisa dikatakan menyekutukan Tuhan.
Dalam pandangan Veda, tidak ada tempat yang tidak ada Tuhannya. Beliau ada di mana-mana. Aspeknya adalah Brahman (bukan Brahma), Paramatman, dan Bhagavan. Tuhan tidak hanya duduk di arsyNya saja. Ekspansi Beliau ada di mana-mana.
1. Apa Anda tahu konsep BRAHMAN – PARAMATMAN – BHAGAVAN?
2. Apa Anda tahu konsep Sat Cit Ananda?
3. Apa Anda tahu memahami konsep kalpa Pralaya – Vikalpa Pralaya – dan Maha Kalpa Pralaya?
4. Apa Anda tahu konsep Guna Avatara? Siapa Brahma, Vishnu, Siva?
5. Apa Anda tahu tentang planet Rohani dan planet material?
6. Apa Anda tahu konsep penciptaan Alam semesta?
7. Apa Anda tahu konsep Karanodhakasayivisnu – Garbhodhakasayivisnu – Ksirodhakasayivisnu?
8. Apa Anda tahu siapa Radha?
9. Apa Anda tahu konsep siang dan malam hari Brahma?
10. Apa Anda tahu konsep Manvantara?
11. Apa Anda tahu konsep siklus Yuga?
dan lain-lain…. Saya yakin AlQuran tidak bisa menjawabnya dengan tepat. Ya, di Kamus Kecil itu memang tidak ada. Oleh karena itu, perlu dicari di Kamus Besar (Veda). Inilah yang saya maksudkan harus menggunakan otoritas yang tepat.
Diskusi dengan saya tidak cukup Bro… saya bukan siapa-siapa yang bisa memberi apa-apa. Jika Anda benar-benar ingin menguji pengetahuan Anda, datanglah ke Asram-Asram Hare Krishna. Silakan bawa beberapa orang yang Anda anggap mampu berdebat.
TENTANG LILA TUHAN… Hanya penyembah murni Tuhan yang bisa memahami Lila Tuhan, karena para penyembah murni sudah mampu merasakan, dan terserap ke dalam rasa lila. Saya yang sangat tidak berkualifikasi ini hanya diberitahu sedikit “tentang” Lila. Bukan memahami Lila. Saya berharap Anda bisa membedakannya. Tapi tentang Lila ini saja sungguh bertuah untuk dibaca dan didengarkan. Demikian
@ardhani
penjelasan yang sangat panjang…tapi intinya sudah dapat saya terima, yaitu suatu konsep pemahaman dasar/kulit luar dari suatu konsep sifat yg dianggap maha agung/maha kuasa dan maha lainnya..
Misalnya saya sebagai seorang anak ingusan yg secara polos menerima penjelasan tentang suatu sifat “maha agung/kuasa/dan maha2 yg lainnya” tentunya tdk akan bisa menerima suatu kenyataan bilamana ada yg mengatakan: hai yg “maha” itu ternyata sesosok manusia yg makan nasi sama kaya kita,perlu tidur dan lain sebagainya, atau bahkan misalnya bila berwujud binatang pun pasti akan lebih menolak lg karena tentunya derajatnya lebih rendah dari kita sebagai manusia. Klo kita renungkan apakah yg melandasi pemikiran itu?? yah..”ego”. Egoisme kita yg tdk menerima kalau yg kita anggap seharusnya lebih dari kita ternyata tdk beda/sama dgn kita bahkan lebih hina.
Dan ini pendapat pribadi saya, maaf bila saya menyinggung, agama besar yg berkembang sekarang ini memang menonjolkan pada hal tersebut,dan bisa dimaklumi lebih mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat yg menonjol dikuasai ego sekarang ini yg notebennya sesuai dengan sifat jaman ini(dinyatakan sebagai jaman kaliyuga dlm weda yaitu jaman kemerosotan dmn salah satu cirinya manusia dikuasai oleh ego).
Kembali pada nilai suatu spiritualitas tentunya banyak yg sepakat bahwasannya harus dilandasi oleh sikap rendah hati, tunduk hati dan
melepaskan atribut ego yg melekat pada diri. gmn menurut anda??
Memang weda memiliki konsep yg sangan berbeda, walaupun tentunya tetap mengakui Tuhan yg maha tunggal dan maha kuasa dan maha lain sebagainya,akan tetapi tdk menerima mentah2 sifat maha tersebut, melainkan memiliki penjelasan konsep2 baku yg melandasi sifat ke”maha” an tersebut : seperti misalnya sifat”Tuhan yg maha tahu dengan konsep paramatmannya yg menjelaskan Tuhan menyusup/ada pada setiap makhluk/unsur dialam material ini shg mengetahui semua yg terjadi, sifat tuhan maha kuasa mengatur kehidupan dengan konsep Hukum Karma phalanya, dan lain sebagainya.
Sekali lg saya tekankan weda tdk fokus pd badan kasar, yg dimaksudkan individu pada weda adalah apa yg ada didalam badan yaitu jiwa/atman, jd saya, anda, anjing, kuda, virus, pohon dll adalah jiwa yg ada didalamnya bukan yg berbentuk fisik manusia, binatang ataupun tumbuhan. Jiwa/atman tersebut secara sifat sama dengan Tuhan tetapi dengan kualitas/kuantitas yg berbeda. Maka seorang yg telah mencapai tingkat tertinggi spiritualnya akan melihat semuanya secara sama..Tuhan.
Dari konsep itulah mendukung pemahaman tentang awatara, jd walaupun
beliau berwujud manusia ataupun binatang skalipun itu bukan masalah, karena kita tdk fokus pada wujud materi tapi pada wujud spiritualnya, yaitu jiwa yg ada didalamnya.
Jadi menurut pemahaman anda tentang “segelas susu” tersebut, mungkin anda beranggapan kami sesat karena menyembah segelas susu, harusnya kami fokus pd “susu” nya ya khn..?? bagi kami malahan tdk akan punya pemikiran seperti itu karena kami dri awal sdh ditekankan untuk tdk peduli sama wadahnya 😉
Maklumlah jika anda tdk bisa memahami tentang konsep ini karena konsep dipemahaman anda Tuhan sesuatu yg maha segalanya dengan bimsalabimnya menciptakan alam semesta beserta isinya, dan tdk mungkin Tuhan sang sutradara ikut main di arena ciptaannya, aplg berwujud seperti aktor yg diciptakannya, sehingga cukup lewat memberikan petunjuk suci pada aktor2 tertentu…untuk memberikan pencerahan pada aktor lainnya… 😉 dikatakan jg semua cerita yg terjadi atas kehendaknya, jd yg aktor suci memberikan pencerahan atas kehendak beliau dan aktor sesat yg menerima pencerahan jg kehendak beliau donk… 🙁 memang tepat sih dunia ini panggung sandiwara..tp penontonnya siapa yachh…hehehe…peace… 😉
@PUTRATRIDHARMA :
=========== PUTRA :
Anda masih belum bisa membedakan yang mana Rohani dan yang mana Jasmani. Padahal sederhana sekali, kalau menggunakan analogi wadah dan isi seperti yang anda kemukakan itu maka wadah adalah jasmani dan isinya adalah Rohani. Isi wadah itu ada dua (1) Paramatman (sumber Atman) atau Roh yang utama, dan (2)Atman/Jiva. Ada istilah: Tuhan itu dekat… Ya Beliau bersemayam di hati setiap mahluk sebagai Paramatman. Apa di Islam tidak ada konsep Tuhan itu dekat? Bahkan lebih dekat dari urat leher?
*********** KOMEN ARDHANI :
Tuhan itu memang dekat, lebih dekat dengan urat leher kita.
Tapi itu tidak bisa langsung diartikan, kalo Tuhan itu secara de facto bersemayam (baca : berlokasi) di dalam diri kita masing2.
Karena jika Tuhan berlokasi dalam diri setiap manusia / makhluk umumnya, mengapa masih banyak orang yg durjana ??
Mungkin anda akan bilang, sifat durjana disebabkan oleh godaan2 alam materi, dimana atman yg ada dalam diri kita tidak cukup kuat untuk menghindari godaan2 tsb.
Jika itu jawabannya, maka itu completely jawaban yg aneh.
Lalu bagaimana peran Tuhan yg berlokasi dalam diri kita selain atman yg juga ada di dalamnya ?
Tuhan berkuasa menciptakan segalanya, tetapi tidak bisa mencegah atman yg ada dalam satu tubuh kita untuk tidak terbujuk godaan alam materi.
Juga bagaimana bisa ada jawaban seperti itu, padahal secara Hindu, diyakini Tuhan berada di mana2, bahkan hingga di setiap inti atom terkecil.
Artinya setiap apapun yg berpotensi menggoda atman dari alam materi ini juga tersusun dari Tuhan.
========== PUTRA :
bagaimana mungkin ada istilah menyekutukan Tuhan jika itu ekspansi Beliau. Avatara2 Tuhan itu adalah Beliau sendiri. Kecuali kami menganggap Deva atau suatu mahluk itu setara dengan Tuhan barulah bisa dikatakan menyekutukan Tuhan.
********* KOMEN ARDHANI :
Ini juga aneh,
Apa beda deva2 dengan avatara2 ??
Dari segi fisik tidak beda, Sama2 lahir dan dilahirkan, ada permulaan, ada akhir (mati), sama2 makan minum, dll
Yang beda hanya dari segi peran.
Anda jawab dulu, yg anda anggap Tuhan itu, “dalamnya” avatara,
atau “luarnya” Avatara ?
“Gelasnya” atau “susunya” ?
Jika yg anda puja sebagai Tuhan adalah “luarnya” / “Gelasnya” , maka jangan marah jika kami orang Islam menuduh anda mempersekutukan Tuhan.
Tapi jika yg anda Tuhankan adalah “dalamnya” / “susunya” , sedang “luarnya” / “gelasnya” adalah bukan Tuhan, maka tidak ada alasan bagi kami untuk tidak membenarkan konsep ketuhanan anda.
Ok ?
Kapan saya bisa menerima jawabannya ??
========= PUTRA :
Anda selalu mengatakan kalau kami orang Hindu punya ide menyekutukan Tuhan. Inilah akibat Tuhan itu pencemburu dan pemarah. Dia tidak mau disaingi. Heran, Tuhan kok takut bersaing? Berarti Dia belum benar-benar kuasa dong kalau begitu. Cemburu kepada saingan, takut kepada saingan, marah kepada saingan…. Paranoid dong kalau begitu. Kalau dalam Hindu Deva memang kadang2 punya sifat begitu. Jangan-jangan yang Anda sembah adalah Tuhan yang setaraf Deva. Bro… bagaimana mungkin ada istilah menyekutukan Tuhan jika itu ekspansi Beliau. Avatara2 Tuhan itu adalah Beliau sendiri. Kecuali kami menganggap Deva atau suatu mahluk itu setara dengan Tuhan barulah bisa dikatakan menyekutukan Tuhan.
******** KOMEN ARDHANI :
Bro tulisan anda membabi buta, tanpa dasar dan gak logic sama sekali.
Anda pikir dengan santai saja, jika Tuhan tidak boleh cemburu dan marah, untuk apa Dia repot2 menurunkan petunjuk2 kepada manusia yg senantiasa di up date oleh Beliau ???
Untuk apa Tuhan anda ber lila menghinakan diri jadi manusia ????
Untuk apa Tuhan repot2 menunjuk para Nabi dan Rasul untuk membimbing manusia ??
Untuk apa Tuhan menciptakan surga dan neraka ?????
Kalo Tuhan tidak pencemburu dan tidak boleh marah, semua makhluk pasti akan diumbar masa bodo terserah mau berbuat apa saja, pasca penciptaan mereka.
Manusia mau saling bunuh, terserah !
saling rampok, terserah !
saling injak satu dengan yg lain, terserah !
semuanya gak ada kepentingannya sama sekali dengan Tuhan.
Alam ciptaan boleh rusak bahkan hancur oleh ulah makhluk, Tuhan tidak akan marah !
Para makhluk lebih suka mendengarkan dan menuruti omongan para durjana, Tuhan tidak akan cemburu !
Seperti itukah Tuhan yg anda kenal Bro ??
Beruntung, yg seperti itu bukan Tuhan saya !
Mau bukti lagi ketidak logic an gaya berfikir anda ?
Coba saja, mulai sekarang sembah lah sebuah batu, tinggalkan memuja Tuhan anda.
Apakah Tuhan anda tidak akan marah dan cemburu ?
Anda boleh saja bilang : “TIDAK ! TUHAN TIDAK AKAN MARAH DAN CEMBURU”
Ok,
coba anda tinjau kata2 anda itu dari iman agama anda,
sampai berapa lama anda akan bisa kembali kepada Tuhan dengan kekonsistenan anda tidak mau mengakui Tuhan dan lebih suka menyembah batu ????
Hasil akhirnya, minimal anda akan menemui Reinkarnasi abadi.
Itu artinya, dalam setiap siklus reinkarnasi anda akan berkali2 mampir masuk kedalan neraka (padahal neraka adalah alam yg merepresentasikan kemarahan Tuhan tanpa ada kemurahan sama sekali didalamnya)
dan celakanya itu akan berulang terus dan terus tanpa ada kesudahan sama sekali.
Itu namanya NIKMAT DARI TUHAN ???
atau ADZAB / SIKSA DARI TUHAN Bro ??
Saya lebih suka punya Tuhan yg pencemburu dan bisa marah, karena dengan kemarahanNya itu bisa menunjukkan kesalahan2 saya untuk segera saya perbaiki.
Dibandingkan punya Tuhan yg gak perduli dan tidak mau menganggap saya sebagai apa2 lagi.
Emang enak dicuekin ??
Anda pilih Tuhan yg seperti apa ?
==========PUTRA :
TENTANG LILA TUHAN… Hanya penyembah murni Tuhan yang bisa memahami Lila Tuhan, karena para penyembah murni sudah mampu merasakan, dan terserap ke dalam rasa lila. Saya yang sangat tidak berkualifikasi ini hanya diberitahu sedikit “tentang” Lila. Bukan memahami Lila. Saya berharap Anda bisa membedakannya. Tapi tentang Lila ini saja sungguh bertuah untuk dibaca dan didengarkan. Demikian
*********** KOMEN ARDHANI :
Itu artinya anda telah mengakui BUKAN PENYEMBAH MURNI TUHAN.
Kalo begitu, tuhan apalagi yg anda sembah disamping Tuhan yg murni ???
Bisa berbagi cerita bro ??
Wassalam :
=================================================
=======================================================
==================================================
@TO – EKA :
Mungkin anda ada benarnya,
Kunci dari itu semua adalah EGO masing2.
Egolah yg membuat seorang Hindu menolak konsp ketuhanan Islam yg simple tapi sangat jelas dan yg paling utama adalah : paling safe diantara model2 ketuhanan yg lain.
Kalau sudah diketahui kebenarannya secara umum tanpa ada pertentangan lagi, bahwa Tuhan itu ESA, dengan segala sifat2Nya yg telah diketahui di segala macam kitab suci, maka :
– menyembah avatara sebagai perwujudan Tuhan, itu masuk ke wilayah beresiko tinggi.
Walau ada kitab yg menyatakan avatara A atao B adalah penjelmaan Tuhan, namun tidak bisa dijamin yg dimaksud “penjelmaan” tsb sifatnya seperti apa, apakah seperti air menjadi uap air, atau hanya air mengisi sebuah gelas kosong ?
Sedangkan para avatara sendiri selalu menyuruh menyembah Tuhan, tidak pernah sekalipun menyembah dirinya sendiri.
Lebih aman mengikuti perintah yg tegas, daripada yg samar2.
– Menjadikan dewa-dewa sebagai penjelmaan Tuhan, itu juga masuk kewilayah beresiko tinggi.
Sebagaimana para Avatar, walau ada keterangan di buku, tetapi tidak ada jaminan bahwa dewa2 adalah perwujudan Tuhan. Karena buku bisa juga didistorsikan.
Muslim tidak mau berspekulasi secara gambling tentang prinsip Ketuhanan.
Tuhan satu, Allah, hanya Dia yg harus disembah, titik gak pake koma.
Seandainya Mau jadi apapun Dia, muslim tidak peduli, Tuhan tetap adalah Allah.
Muslim ogah menyembah Krisna, andaikan Allah benar menjadi Krisna.
Muslim ogah menyembah Yesus, andaikan Allah benar menjadi yesus.
Muslim ogah menyembah Arca, andaikan Allah benar menjadi arca.
Tuhan adalah Allah, muslim tidak akan ditipu bentuk2 samar (apalagi semar) dalam penyembahan pada Tuhan.
Ketuhanan muslim tidak pernah dicampur adukkan dengan aneka cerita, walaupun cerita2 tsb begitu fantastisnya, tidak akan mengubah keyakinan yg sudah sangat solid ini.
Tidak ada resiko penyimpangan sama sekali dalam model ketuhanan Islam.
Kalopun Krisna, Rama, Wisnu, Buddha, Yesus, atau Sri Caitanya, adalah perwujudab Tuhan sendiri, tidak ada satupun jalan untuk menyalahkan Muslim, karena Muslim hanya menyembah Tuhan yg Esa, yaitu Tuhan yg itu2 juga.
Tapi jika ternyata Krisna, Rama, Wisnu, Buddha, Yesus, atau Sri Caitanya, hanyalah gelas2 material yg digunakan oleh Tuhan, yg berarti berbeda dengan Tuhan, maka anda2 akan menyesal sedalam2nya dan selama2nya, sementara Muslim tetap aman tidak bisa digangu gugat.
Karena ego, muslim nggak mau kompromi dengan model ketuhanan dalam agama2 lain.
Karena ego pulalah, orang2 Hindu sering mentertawakan keteguhan prinsip muslim ini.
Ego yg didasari dengan ketakjuban memiliki kitab suci yg segudang, maka jika ada agama yg turun dengan kitab suci yg bisa dimasukkan kedalam saku, maka mereka menganggapnya sepele, tidak lengkap, dll.
Kalau ditinjau dari segi ini, saya memandang berpegang pada ego itu baik, asal ilmu kita bisa meyakinkan bahwa ego kita yg paling benar.
Tapi kalo ilmu kita tidak yakin, maka berpegang pada ego itu bisa sangat menyesatkan.
Dalam hal ini, saya memilih untuk memegang erat2 ego saya.
Terserah kepada anda, ingin cara yg aman2 saja, atau cara yg mengandung resiko2.
Wassalam.
DHARMOGANDUL ADALAH FIKSI PENUH FITNAH YANG MENYESATKAN
telah terjadi pemutar balikan fakta tentang penyebaran Islam di tanah jawa dan keruntuhan kerajaan majapahit
untuk pemuja darmogandul silahkan baca link ini :
http://susiyantohere.multiply.com/journal/item/6/MANIPULASI_SEJARAH_RUNTUHNYA_MAJAPAHIT_DALAM_DARMAGANDUL
To Ardhani:
Terimakasih telah peduli pada orang-orang Hindu beserta keyakinannya. Jiwa yang penuh karunia dan keikhlsan yang mengajak kita semua untuk sadar sepenuh-Nya kepada Tuhan. Semoga atas berkat-Nya kita dapat benar2 beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Pernyataan Ardahani:
“Karena jika Tuhan berlokasi dalam diri setiap manusia / makhluk umumnya, mengapa masih banyak orang yg durjana ??”
Komentar saya:
Tuhan mengaruniakan kehendak bebas”free will” kepada seluruh ciptaannya. Kita tidak pernah dipaksa ini itu oleh Beliau, dan Beliau menyediakan segala alat pemenuhan keinginan bebas itu. Kita bebas menentukan pilihan, mau nikmat duniawi ada, mau nikmat rohani ada, nikmat sesaat ada, nikmat yang abadi ada. Namun kita tidak bisa memilih reaksi dari tindakan kita itu. Itu sudah hukum alam. Cuman Beliau senantiasa mengajak ciptaannya untuk kembali kepada-Nya. Selanjutnya mau kah kita menghiraukan ajakan-Nya.
Peryataan Ardhani:
“Lalu bagaimana peran Tuhan yg berlokasi dalam diri kita selain atman yg juga ada di dalamnya ?
Tuhan berkuasa menciptakan segalanya, tetapi tidak bisa mencegah atman yg ada dalam satu tubuh kita untuk tidak terbujuk godaan alam materi.”
Komentar saya:
“Ini dianalogikan dengan dua ekor burung (atma dan paramatma)yang mendiami sebatang pohon(badan). Ada seekor burung yang asik menikmati buah(karma) dari pohon itu, atma. Dan seekor burung lagi tidak ikut memakan buah hanya menyaksikan pola tingkah burung lainnya yg sibuk memakan buah, ini paramatma. Sekali lagi bukan perihal Tuhan tidak bisa, tapi ini karunia ” free will” berupa kepada semua ciptaannya”
Pernyataan Ardhani:
“Apa beda deva2 dengan avatara2 ??”
Komentar saya:
“Tuhan adalah sumber dari Awatara-awatara dan juga para dewa. Para Dewa (malaikat)adalah makhluk ciptaan Tuhan dan merupakan kepribadian yang terpisah dengan Tuhan atau tidak sama dengan Tuhan. Secara umum para dewa termasuk makhluk hidup yang segolongan dengan manusia namun memiliki tingkat kecerdasan dan spiritualitas yang lebih tinggi.Tuhan memiliki tenaga dalam, tenaga luar, dan tenaga pinggir. Para makhluk hidup berasal dari tenaga pinggir Tuhan. Alam material merupakan perwujudan tenaga luar beliau. Awatara merupakan perwujudan tenaga-tenaga dalam Tuhan baik yang berkuasa penuh dan berkuasa sebagian. Ada banyak jenis awatara ”
Pernyataan Ardhani:
“Coba saja, mulai sekarang sembah lah sebuah batu, tinggalkan memuja Tuhan anda.
Apakah Tuhan anda tidak akan marah dan cemburu ?”
Komentar saya:
Batu apa yang anda maksud?Kalo menyembah arca iya, tentu . Arca bukan sembarang batu yg bergeletakan di jalanan atau batu kali atau batu muntahan letusan gunung merapi. Tuhan sendiri telah berkarunia dan mewujudkan diri-Nya salah satunya dalam wujud arca.
Tuhan sendiri menyampaikan dalam Bhagawad Gita bahwa orang yang menyembah leluhur akan dilairkan di alam leluhur, orang yang menyembah para dewa akan dilahirkan di alam para dewa, dan orang yang menyembah Tuhan akan hidup kekal bersama Tuhan di kerajaan Tuhan. Lantas , Tuhan itu marah atau cemburu?
Pernyataan Ardhani:
“Tuhan satu, Allah, hanya Dia yg harus disembah, titik gak pake koma.
Seandainya Mau jadi apapun Dia, muslim tidak peduli, Tuhan tetap adalah Allah.
Muslim ogah menyembah Krisna, andaikan Allah benar menjadi Krisna.
Muslim ogah menyembah Yesus, andaikan Allah benar menjadi yesus.
Muslim ogah menyembah Arca, andaikan Allah benar menjadi arca.
Tuhan adalah Allah, muslim tidak akan ditipu bentuk2 samar (apalagi semar) dalam penyembahan pada Tuhan.”
Komentar saya:
Bagaimana Ardhani mengenali Allah itu yang mana? Iya kita sangat setuju Allah ya Allah bukan yang lain. Bagaimana Anda meyakini seseorang yang Ardhani akui sebagai ayah adalah benar2 sejatinya ayah Ardhani? Ketidak mampuan kita mengenal Tuhan secara utuh adalah keterbatasan kita. Bukan berarti karena kita belum mengenal seseorang, misalnya kita tidak mengenal siapa si A ( yang ternyata dia si Amin), trus dia bukanlah Amin, atau barangkali tak perlu peduli siapa si Amin itu. Padahal sejatinya orang itu memang si Amin, hanya kita yang tak mengenalnya.
Yakin dengan penuh hati pada sedikit yang kita ketahui itu lebih baik dari pada tahu banyak namun hampa keyakinan. Kata sedikit mengindikasikan berarti masih ada banyak kebenaran yang belum kita ketahui, jadi baru sedikit bagian saja dari kebenaran yang kita tahu. Mari terbuka untuk menerima kebenaran yang lebih lengkap dari segala penjuru.
Ardhani
Wah, maaf terlambat komentari tulisannya. Di sela-sela perkuliahan, saya sempatkan posting comment ini.
===Tuhan itu memang dekat, lebih dekat dengan urat leher kita.
Tapi itu tidak bisa langsung diartikan, kalo Tuhan itu secara de facto bersemayam (baca : berlokasi) di dalam diri kita masing2.
SAYA: Lalu bagaimana penjelasannya tentang kalimat: Tuhan itu memang dekat, lebih dekat dengan urat leher kita? Mohon pencerahannya…
====Lalu bagaimana peran Tuhan yg berlokasi dalam diri kita selain atman yg juga ada di dalamnya ? Tuhan berkuasa menciptakan segalanya, tetapi tidak bisa mencegah atman yg ada dalam satu tubuh kita untuk tidak terbujuk godaan alam materi.
SAYA: Mengenai ini sudah dijawab oleh I Kadek Ariasa. Seekor anak burung (Atman) begitu lincah, meloncat-loncat dari cabang ke cabang pohon, bermain2, nakal, dan lupa akan induknya. Sementara itu, induk burung (Paramatman) hanya mengawasi. Nanti setelah si Anak lelah bermain, ia akhirnya ingat dengan induknya, dalam kedinginan, ia rindu akan dekapan sayap induknya. Ia kemudian meloncat mendekati si Induk, tetapi karena belum kuat kepakan sayapnya, ia mengalami kesulitan. Si induk yang sangat menyayangi anaknya itu kemudian membantunya dan membawa si anak dalam dekapan sayapnya yang hangat. Begitu kita menyerahkan diri kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan dengan segera menyelamatkan kita dengan kasih sayangNya.
===Juga bagaimana bisa ada jawaban seperti itu, padahal secara Hindu, diyakini Tuhan berada di mana2, bahkan hingga di setiap inti atom terkecil. Artinya setiap apapun yg berpotensi menggoda atman dari alam materi ini juga tersusun dari Tuhan.
SAYA: Ini sangat filosofis. Dalam Veda, ada yang disebut “luna” MAYA, yakni tenaga material dari Tuhan. Penjelasannya silakan kunjungi http://dharmasastra3.wordpress.com/2010/11/07/maya-tenaga-material-tuhan-yang-maha-esa/
======Ini juga aneh,
Apa beda deva2 dengan avatara2 ??
Dari segi fisik tidak beda, Sama2 lahir dan dilahirkan, ada permulaan, ada akhir (mati), sama2 makan minum, dll Yang beda hanya dari segi peran.
SAYA: Sudah banyak dibahas di beberapa artikel di blog ini. Salah satunya di artikel “Tuhan orang Hindu beranak”… Komentar-komentar juga sudah banyak. Silakan baca dengan perlahan.
===Anda jawab dulu, yg anda anggap Tuhan itu, “dalamnya” avatara,
atau “luarnya” Avatara ?
“Gelasnya” atau “susunya” ?
SAYA: Antara kemunculan dan kembalinya Avatara berbeda dengan kelahiran dan kematian mahluk. Avatara, meskipun berlila lahir tetapi kelahirannya tidak seperti orok manusia. Kemunculan Krishna misalnya, anda bisa baca sejarah kemunculan Krishna, bahkan Beliau tidak lahir melalui “alat kelamin” ibuNya. Silakan baca sejarahnya di buku Kemunculan Krishna. Banyak buku-buku yang menguraikan lila ini. Atau anda bisa nonton film Little Krishna yang seperti ditayangkan di TPI. Untuk Avatara, tubuhNya semuanya Rohani. Tidak ada analogi susu dan gelas.
===Bro tulisan anda membabi buta, tanpa dasar dan gak logic sama sekali.Anda pikir dengan santai saja, jika Tuhan tidak boleh cemburu dan marah, untuk apa Dia repot2 menurunkan petunjuk2 kepada manusia yg senantiasa di up date oleh Beliau ???
Untuk apa Tuhan anda ber lila menghinakan diri jadi manusia ????
Untuk apa Tuhan repot2 menunjuk para Nabi dan Rasul untuk membimbing manusia ??
Untuk apa Tuhan menciptakan surga dan neraka ?????
SAYA: Petunjuk dan utusan atau bahkan Tuhan sendiri mau mengajar umat manusia adalah karena Tuhan Yang Maha Penyayang, bukan Maha Pemarah dan Pencemburu. Ada surga dan neraka adalah karena Tuhan Maha Adil, bukan Maha Pemarah dan Pencemburu. he he he
===Kalo Tuhan tidak pencemburu dan tidak boleh marah, semua makhluk pasti akan diumbar masa bodo terserah mau berbuat apa saja, pasca penciptaan mereka.
Manusia mau saling bunuh, terserah ! Saling rampok, terserah ! Saling injak satu dengan yg lain, terserah ! Semuanya gak ada kepentingannya sama sekali dengan Tuhan.Alam ciptaan boleh rusak bahkan hancur oleh ulah makhluk, Tuhan tidak akan marah !
Para makhluk lebih suka mendengarkan dan menuruti omongan para durjana, Tuhan tidak akan cemburu ! Seperti itukah Tuhan yg anda kenal Bro ??
Beruntung, yg seperti itu bukan Tuhan saya !
SAYA: Tuhan nggak perlu marah untuk menghukum, berkarunia, dan atau menyelamatkan pelayan-pelayanNya (roh-roh) yang nakal. Beliau menciptakan hukum Karmaphala yang adil. Orang Hindu yang taat pada hukum itu tidak akan berbuat onar dan menciptakan ketakutan dan kehancuran dengan BOM. Avatara membunuh para asura bukan dengan marah, tetapi dengan kasih sayang. Mahluk yang dibunuh oleh Avatara adalah mahluk yang sangat beruntung karena dia pasti selamat di akhirat.
===Mau bukti lagi ketidak logic an gaya berfikir anda ?
Coba saja, mulai sekarang sembah lah sebuah batu, tinggalkan memuja Tuhan anda.
Apakah Tuhan anda tidak akan marah dan cemburu ?
Anda boleh saja bilang : “TIDAK ! TUHAN TIDAK AKAN MARAH DAN CEMBURU” Saya lebih suka punya Tuhan yg pencemburu dan bisa marah, karena dengan kemarahanNya itu bisa menunjukkan kesalahan2 saya untuk segera saya perbaiki.
Dibandingkan punya Tuhan yg gak perduli dan tidak mau menganggap saya sebagai apa2 lagi. Emang enak dicuekin ?? Anda pilih Tuhan yg seperti apa ?
SAYA: Saya lebih memilih Tuhan Maha Penyayang, Tuhan yang tidak suka menyiksa pelayan-pelayanNya untuk selamanya di Neraka. Saya memilih Tuhan yang bisa menari dan meniup seruling. Saya memilih Tuhan yang bisa turun ke dunia material untuk berlila. Saya memilih Tuhan yang tidak takut disaingi, karena Beliau memang tidak punya saingan. Saya memilih Tuhan yang waktu berlila kanak-kanak suka mencuri mentega. Saya memilih Tuhan yang menjadi objek cinta rohani para gadis gembala sapi. Saya memilih Tuhan Sri Krishna…
===Itu artinya anda telah mengakui BUKAN PENYEMBAH MURNI TUHAN.
Kalo begitu, tuhan apalagi yg anda sembah disamping Tuhan yg murni ??? Bisa berbagi cerita bro ?? Wassalam :
SAYA: Anda salah memahami komentar saya. Yang tidak murni dalam menyembah adalah saya, bukan Tuhan yang tidak murni. Mengapa saya katakan kalau saya bukan penyembah murni karena saya belum total menyerahkan diri kepada Tuhan. Saya masih begitu terikat dengan hal-hal material. Kalau mau dibandingkan dengan tiga tingkatan penyembah: kanista, madyama, dan utama, bahkan saya belum masuk di tingkatan kanista. Demikian…
Terakhir, coba anda baca artikel2 di link ini http://exmuslim.wordpress.com/ terus terang saya tercengang membaca artikel-artikel tersebut. Mungkin anda perlu klarifikasi beberapa tulisan di blog itu yang saya pikir logis dan sahih. Salam
Lupa….
To I Kadek Ariasa, salam kenal ya Prabhu… terimakasih udah membantu untuk menjelaskan. Mohon pergaulannya juga. Dandavat
ardani:Egolah yg membuat seorang Hindu menolak konsp ketuhanan Islam yg simple tapi sangat jelas dan yg paling utama adalah : paling safe diantara model2 ketuhanan yg lain.
saya:konsep ketuhanan islam yg simple sudah termasuk dlm konsep ketuhanan Hindu yg lebih kompleks, dan kalaupun kesimple’an itu lebih safe dr yg kompleks, so what…padahal yg katanya simple/safe itu pun masih tetap kebobolan dgn kekeliruan pemahaman Tuhan dan sorganya 😉 setidaknya dengan kekomplek’an memberikan peluang kita masuk lebih mendalami daripada sikap simple/safe yg hanya mengamati dari kulit luarnya saja. Toh jg buktinya selama ini para penganut yg katanya tdk safe tersebut masih memiliki moralitas yg cukup tinggi, swami vivekananda mengatakan: Pohon dapat dikenal dari buahnya, bila melihat mereka yg “katanya” disebut sebagai pemuja berhala, saya melihat orang2 yg penuh dgn moralitas, spiritualitas dan cinta yg tdk saya jumpai di tempat lain, maka saya bertanya pada diri sendiri, “bisakah dosa melahirkan kesucian”.
Memang dpt dipahami dalam stiap prakteknya tdk bisa ada yg luput dari penyimpangan, dan saya memahami trauma2 ajaran agama baru terhadap penyimpangan2 tersebut. Akan tetapi penyimpangan2 tetaplah hanya penyimpangan sedangkan ajaran murninya tetap suci.
salam…
To Putratridharma:
Hare Krsna Prabhuji, dandavat. Saya yang merasa telah ikut menikmati karunia prabhu, dan izinkaan saya masih tetap bisa menerima karunia itu. Bahagia rasanya ada yang konsen dalam hal mempertahankan filsafat kita dihadapan teman-teman yang baru mengenal dan mungkin masih banyak salah paham. Buah dari usaha prabhu dan teman-teman akan membuat teman2 kita yang khusuk dalam praktik menjalankan bhakti merasa lebih tekun dan pasti merasa dikuatkan. Haribolo
@I Kadek Ariasa
.
========Komentar ARIASA :
Tuhan mengaruniakan kehendak bebas”free will” kepada seluruh ciptaannya. Kita tidak pernah dipaksa ini itu oleh Beliau, dan Beliau menyediakan segala alat pemenuhan keinginan bebas itu. Kita bebas menentukan pilihan, mau nikmat duniawi ada, mau nikmat rohani ada, nikmat sesaat ada, nikmat yang abadi ada. Namun kita tidak bisa memilih reaksi dari tindakan kita itu. Itu sudah hukum alam. Cuman Beliau senantiasa mengajak ciptaannya untuk kembali kepada-Nya. Selanjutnya mau kah kita menghiraukan ajakan-Nya.
Komentar saya:
“Ini dianalogikan dengan dua ekor burung (atma dan paramatma)yang mendiami sebatang pohon(badan). Ada seekor burung yang asik menikmati buah(karma) dari pohon itu, atma. Dan seekor burung lagi tidak ikut memakan buah hanya menyaksikan pola tingkah burung lainnya yg sibuk memakan buah, ini paramatma. Sekali lagi bukan perihal Tuhan tidak bisa, tapi ini karunia ” free will” berupa kepada semua ciptaannya”
.
******** Komen Ardhani :
Pertama.
Saya rasa anda telah memberikan analogi yg tidak tepat dengan permasalahannya.
Pohon dan dua ekor burung.
Tidak tepat karena burung2 tidak menentukan hidup matinya pohon.
Tanpa kehadiran burung2 pun pohon masih hidup.
Kedua.
Anda mereduksi kebesaran Tuhan dengan menyetarakan Dia dengan atman (seperti dua ekor burung), dimana Tuhan walau bertempat didalam jiwa seseorang bisa jadi Dia akan diam saja menyaksikan kejahatan yg dibuat si jiwa, karena alasan free will yg telah diberikanNya.
Padahal sudah umum diketahui, jika dalam jiwa manusia ada “rasa” ketuhanan, bisa dipastikan kebaikan akan mendominasi perbuatan jiwa ybs.
Sedangkan jika lebih dominan kejahatan yg dilakukan oleh jiwa tersebut, sudah bisa dipastikan tidak ada lagi “rasa” ketuhanan didalamnya.
Itu baru pengaruh dari “rasa” ketuhanan, bagaimana jika Tuhan sendiri yg manjing (berdiam diri) dalam badan manusia ??
Tentu efeknya lebih dahsyat.
Jika boleh saya analogikan, dengan tetap memperhatikan poin pertama dan kedua,
Seperti sebuah kamar dalam kegelapan malam.
Ada dua sumber cahaya didalamnya, sebatang lilin dan sebuah lampu halogen 500 Watt.
Kamar menjadi terang karena dua sumber cahaya tersebut.
Jika lampu halogen tidak dinyalakan, maka cahaya lilin cukup berarti untuk menerangi seisi kamar. Namun ketika halogen ikut dinyalakan, maka nilai cahaya lilin akan tenggelam dikalahkan oleh cahaya lampu halogen.
Sesering apapun angin mengganggu api lilin yg membuat nyalanya mobat-mabit, itu tidak akan membawa pengaruh terhadap terangnya kamar karena cahaya lampu halogen menjadi sumber utama pencahayaan, bukan cahaya lilin lagi.
.
Seperti itulah menurut saya, pengaruh dari “adanya” Tuhan dalam diri manusia.
Kalau Tuhan benar2 ada dalam diri manusia, maka jutaan godaan tidak akan mampu menjadikan si pemilik tubuh jadi orang durjana, seperti analogi kamar yg akan tetap terang benderang meskipun angin berhembus kencang mengganggu nyala lilin yg ada di dalamnya.
Free will bukan alasan utama.
Alih-alih akan membiarkan, Tuhan yg Maha Suci tidak akan betah tinggal dalam tubuh yg selalu berbuat kejahatan.
.
Kalo dalam Islam, ada Qalbu (hati nurani) didalamnya ada bagian yg disebut Sirr, yaitu sebuah bagian yg digunakan oleh jiwa manusia untuk menangkap sinyal2 ketuhanan (semacam receiver radio gitulah). Dimana sinyal2 ketuhanan itulah yg mampu menghidupkan Qalbu seseorang, sehingga dikatakan dalam Hadist, yg kurang lebih maknanya sbb : “didalam tubuh manusia ada satu bagian yg jika keadaannya baik maka akan baik keseluruhan amalnya, dan jika keadaannya buruk maka akan buruk pulalah seluruh amalnya, bagian itu adalah Qalbu”
Karena itu sangat mudah dijawab, kenapa ada orang durjana ?
Sebab mereka tidak memfungsikan qalbunya dengan benar, Sirr nya telah berkarat, Qalbunya tertutup noda dan debu keburukan. Karena itu mereka tidak bisa menangkap sinyal2 yg dipancarkan oleh Tuhan. Hilang bimbingan Tuhan dari Qalbu orang itu, maka durjanalah hasilnya.
Tentang apa itu Sirr, saya tidak kompeten menerangkannya, saya tidak paham soal tasawuf.
.
.
============Komentar ARIASA :
“Tuhan adalah sumber dari Awatara-awatara dan juga para dewa. Para Dewa (malaikat)adalah makhluk ciptaan Tuhan dan merupakan kepribadian yang terpisah dengan Tuhan atau tidak sama dengan Tuhan. Secara umum para dewa termasuk makhluk hidup yang segolongan dengan manusia namun memiliki tingkat kecerdasan dan spiritualitas yang lebih tinggi.Tuhan memiliki tenaga dalam, tenaga luar, dan tenaga pinggir. Para makhluk hidup berasal dari tenaga pinggir Tuhan. Alam material merupakan perwujudan tenaga luar beliau. Awatara merupakan perwujudan tenaga-tenaga dalam Tuhan baik yang berkuasa penuh dan berkuasa sebagian. Ada banyak jenis awatara ”
.
********** Komen Ardhani :
Jadi benar dugaan saya, baik dewa ataupun awatara, semuanya ada karena diwujudkan oleh Tuhan
Tanpa perlu mengetahui dari tenaga yg mana, intinya telah didapat, semuanya hasil dari perwujudan, dari tidak ada, diwujudkan menjadi ada, oleh Tuhan.
Dalam konteks Islam, itu berarti penciptaan, sesuatu yg baru, ada awal dan ada akhir, yg baru disebut makhluk (ciptaan) sedang yg awal adalah khalik (pencipta)
yg awal / khalik / pencipta, awal tidak berawal dan akhir tidak berakhir, itulah Tuhan yg sejati
Muslim tidak akan mempertuhankan apapun yg baru / makhluk,
Tuhan itu adalah sang khalik, yaitu Allah yang tidak pernah berubah dari masa lalu, masa kini, hingga kemasa depan
Karena itu menyembah para dewa ataupun awatara itu dalam islam masuk kedalam perbuatan yg terlarang, mempersekutukan Allah.
.
BTW,
Menyatakan Tuhan mempunyai tenaga dalam. Tenaga luar dan tenaga pinggir, itu sama saja dengan mencoba membatasi Kebesaran Tuhan.
Tenaga pinggir mengindikasikan Tuhan mempunyai tepi, maka ada batas2 dari wujud Tuhan.
Orang Hindu telah menggradasikan kekuatan Tuhan mereka.
Ternyata Tuhan mereka pun punya kelemahan,
pinggiran2Nya lemah dan tidak berkuasa sebagaimana tenaga didalamNya.
.
==========Komentar ARIASA :
Batu apa yang anda maksud?Kalo menyembah arca iya, tentu . Arca bukan sembarang batu yg bergeletakan di jalanan atau batu kali atau batu muntahan letusan gunung merapi. Tuhan sendiri telah berkarunia dan mewujudkan diri-Nya salah satunya dalam wujud arca.
Tuhan sendiri menyampaikan dalam Bhagawad Gita bahwa orang yang menyembah leluhur akan dilairkan di alam leluhur, orang yang menyembah para dewa akan dilahirkan di alam para dewa, dan orang yang menyembah Tuhan akan hidup kekal bersama Tuhan di kerajaan Tuhan. Lantas , Tuhan itu marah atau cemburu?
.
************ komen Ardhani :
Terus terang, saya betul2 tidak bisa menemukan dimana logikanya menyembah arca / pratima.
alasan sebagai sarana visualisai, terasa cukup mengada2 bagi orang yg mempunyai keyakinan Tuhan meliputi segala sesuatu, ada dimana2 bahkan ada dalam diri mereka sendiri, Maha mengetahui, maha mendengar dan maha melihat,
mengapa harus berdoa menghadap arca jika Tuhan ada dalam diri kita sendiri ?
mengapa tidak menyembah Tuhan yg ada dalam diri masing2 ?
yg artinya tidak perlu berupacara di pura dan tempat2 persembahyangan lainnnya, menyembah diri sendiri sudah cukup.
.
==========Komentar ARIASA :
Bagaimana Ardhani mengenali Allah itu yang mana? Iya kita sangat setuju Allah ya Allah bukan yang lain. Bagaimana Anda meyakini seseorang yang Ardhani akui sebagai ayah adalah benar2 sejatinya ayah Ardhani? Ketidak mampuan kita mengenal Tuhan secara utuh adalah keterbatasan kita. Bukan berarti karena kita belum mengenal seseorang, misalnya kita tidak mengenal siapa si A ( yang ternyata dia si Amin), trus dia bukanlah Amin, atau barangkali tak perlu peduli siapa si Amin itu. Padahal sejatinya orang itu memang si Amin, hanya kita yang tak mengenalnya.
Yakin dengan penuh hati pada sedikit yang kita ketahui itu lebih baik dari pada tahu banyak namun hampa keyakinan. Kata sedikit mengindikasikan berarti masih ada banyak kebenaran yang belum kita ketahui, jadi baru sedikit bagian saja dari kebenaran yang kita tahu. Mari terbuka untuk menerima kebenaran yang lebih lengkap dari segala penjuru.
.
*********** Komen Ardhani :
Pertanyaan anda sangat lucu kedengarannya bagi seorang Muslim,
“Bagaimana Ardhani mengenali Allah itu yang mana?”
Maka jangan disalahkan jika seorang muslim akan segera bertanya balik pada anda :
“Jadi menurut anda Tuhan itu ada berapa, sehingga anda perlu mengidentifikasinya satu persatu untuk mengenali Allah yg anda maksud ?”
Satu pertanyaan dari anda yg mungkin wajar2 saja bagi telinga orang Hindu, tetapi menjadi sesuatu yg lucu bagi muslim yg hanya mengenal satu Tuhan yg Esa tanpa perlu pembuktian lagi.
.
Muslim tidak perlu mengetahui “jerohan” Tuhan untuk mengenali siapa Tuhan itu sebenarnya, PERCUMA, otak manusia gak akan mampu diisi dengan ilmu tentang itu. kalau otak tidak disetting untuk mampu memahami itu, maka kebenaran dan fantasi kebohongan akan sulit untuk dibedakan olehnya.
Padahal tidak ada jaminan bahwa segala informasi yg disampaikan berbagai pihak tentang hakikat Tuhan semuanya 100% benar.
Yg mereka perlu ketahui adalah Tuhan itu adalah Allah, tidak ada yg selain Dia, dan hanya kepada Allah lah muslim menyembah dan memurnikan ketaatan.
Demikian kira2.
Wassalam Bro Ariasa.
.
@putratridharma
======== Komen PUTRA :
Lalu bagaimana penjelasannya tentang kalimat: Tuhan itu memang dekat, lebih dekat dengan urat leher kita? Mohon pencerahannya…
********* Komen Ardhani :
Tuhan tidak berlokasi dalam diri kita, lihat penjelasan saya pada Bro Ariasa diatas.
Tuhan lebih dekat daripada urat leher kita, itu adalah kata kiasan yg digunakan untuk menggambarkan kemaha kuasaan Tuhan. Bukan menggambarkan tentang lokasi keberadaan Tuhan di dalam tubuh manusia.
Kalo anda pahami itu adalah menyatakan lokasi Tuhan, maka kalo saya bertanya pada anda, dimana lokasi Tuhan yg lebih dekat dengan urat leher kita, apakah anda bisa menjawab ?? Apakah di jantung, di hati kita tidak ada Tuhan ? Jantung dan hati secara lokasi lebih jauh dari urat leher kita bukan ?
Terus yg dimaksud “kita” itu apa ?
Kalau “kita” adalah kita dengan tubuh kita ini, dimana lagi lokasi yg lebih dekat dengan urat leher yg tempatnya sudah didalam tubuh kita ini ? Apakah di Dalamnya dalam ?
.
Jadi tidak bisa tidak, itu hanya kata kiasan yg menggambarkan kemaha kuasaan Tuhan atas para makhluk. Dia Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui segala sesuatu tanpa bisa dihalangi oleh apapun, ibaratnya menempel dengan kita siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Untuk mengetahui keadaan para makhluk baik apapun itu yg ada dalam lahir atau batin mereka, Allah itu kuasa melakukannya, karena itu sudah menjadi sifatNya.
.
Kalo anda mau mengetahui keadaan sayur asem, anda tidak perlu ikut nyemplung kedalam pancinya bukan ?
Kalau anda bisa, mengapa anda pikir Tuhan tidak bisa mengetahui segala sesuatu tentang alam ciptaan tanpa perlu melibatkan DiriNya didalamnya ??
Ok ? sudah dapat pencerahan sekarang ?
======== Komen PUTRA :
Antara kemunculan dan kembalinya Avatara berbeda dengan kelahiran dan kematian mahluk. Avatara, meskipun berlila lahir tetapi kelahirannya tidak seperti orok manusia. Kemunculan Krishna misalnya, anda bisa baca sejarah kemunculan Krishna, bahkan Beliau tidak lahir melalui “alat kelamin” ibuNya. Silakan baca sejarahnya di buku Kemunculan Krishna. Banyak buku-buku yang menguraikan lila ini. Atau anda bisa nonton film Little Krishna yang seperti ditayangkan di TPI. Untuk Avatara, tubuhNya semuanya Rohani. Tidak ada analogi susu dan gelas.
.
**************** Komen Ardhani :
Ndak ilmiah, anda termakan cerita dongeng !
Anda bandingkan dengan cerita kelahiran Sidharta Gautama dan Sri Caitanya Mahaprabu yg katanya avatara dari Tuhan.
Apakah mereka lahir dari lubang kelamin ibunya atau dari lubang hidung ibunya ?
Apakah berbeda dengan kelahiran anda dan saya ??
.
Jadi dalam kasus avatara, tidak ada beda antara gelas dan susu, semuanya adalah susu.
Bagus !! itulah ciri khas Hindu yg bisa menyulap gelas menjadi susu.
Kalo begitu saya tanya anda, tapi jangan marah dan menganggap ini hanya berolok2 saja, ini serius, termasuk dalam topic bahasan, bukan joke apalagi olok2 .
Apakah kencing, tahi, kentut, sperma, iler, ingus, keringat, muntah dan mayat para avatar semua adalah bernilai dan berwujud rohani ? apakah itu semua juga Tuhan ?
Apakah anak yg dihasilkan oleh para avatar ketika bergaul dengan para wanita adalah bernilai setengah Tuhan, setengah manusia ??
Mohon dijawab !
========Komen PUTRA :
Petunjuk dan utusan atau bahkan Tuhan sendiri mau mengajar umat manusia adalah karena Tuhan Yang Maha Penyayang, bukan Maha Pemarah dan Pencemburu. Ada surga dan neraka adalah karena Tuhan Maha Adil, bukan Maha Pemarah dan Pencemburu. he he he
******** Komen Ardhani :
He he he.
Anda jadi seperti sedang mempertunjukkan, dulu mana telor sama ayam ?
Muslim tidak mengenal sifat Tuhan Maha Pencemburu dan Maha Pemarah, walau mengakui Tuhan bisa, boleh dan sah2 saja untuk cemburu dan marah, menyiksa dan menghukum, gak ada yg melarang dan gak ada pula yg akan menghalangi.
Adanya karmaphala, surga dan neraka, baik, buruk, terang, gelap, itu menunjukkan Tuhan memiliki sifat Penyayang sekaligus bisa marah dan cemburu.
Percuma anda mengingkarinya, malah hanya akan menjadikan anda mengenal Tuhan secara sepotong2, dan tidak akan membawa anda kepada pengabdian kepada Tuhan secara benar.
Tuhan itu perlu dicintai sekaligus perlu juga ditakuti.
Kalo anda merasa tidak perlu takut padaNya, tetapi hanya perlu mencintainya, itu namanya bullshit.
Cinta sejati gak akan ada tanpa perlu menanamkan rasa takut. Karena rasa takut itu menumbuhkan harapan.
Yg ada hanya cinta gombal, ngakunya cinta tapi nggak takut menginjak2 hakNya.
Itu namanya nglamak bin nglunjak bin mokong !
.
=========== Komen PUTRA :
Tuhan nggak perlu marah untuk menghukum, berkarunia, dan atau menyelamatkan pelayan-pelayanNya (roh-roh) yang nakal. Beliau menciptakan hukum Karmaphala yang adil. Orang Hindu yang taat pada hukum itu tidak akan berbuat onar dan menciptakan ketakutan dan kehancuran dengan BOM. Avatara membunuh para asura bukan dengan marah, tetapi dengan kasih sayang. Mahluk yang dibunuh oleh Avatara adalah mahluk yang sangat beruntung karena dia pasti selamat di akhirat.
********** Koman Ardhani :
Hanya orang berdarah dingin yg bisa membunuhi orang2 dengan tetap tersenyum.
Orang yg dibunuh avatara adalah makhluk yg sangat beruntung karena dia pasti selamat di akherat ?
Itu melawan hukum karmaphala bro ! Siapa menebar harus menuai bukan ? lalu dimana keadilannya ?
Lalu apa beda dengan orang jahat yg mati tidak dibunuh avatara penjelmaan Tuhan ? Bukankah pada hakikatnya semua maut itu diacarakan oleh Tuhan sendiri ?? Kok mereka gak selamat di akherat ???
.
=======Komen PUTRA :
Saya lebih memilih Tuhan Maha Penyayang, Tuhan yang tidak suka menyiksa pelayan-pelayanNya untuk selamanya di Neraka. Saya memilih Tuhan yang bisa menari dan meniup seruling. Saya memilih Tuhan yang bisa turun ke dunia material untuk berlila. Saya memilih Tuhan yang tidak takut disaingi, karena Beliau memang tidak punya saingan. Saya memilih Tuhan yang waktu berlila kanak-kanak suka mencuri mentega. Saya memilih Tuhan yang menjadi objek cinta rohani para gadis gembala sapi. Saya memilih Tuhan Sri Krishna…
********* Komen Ardhani :
Anda menjadi semakin tidak logic !!
Mengapa Tuhan harus menyiksa pelayan2Nya di neraka selamanya ??
Ha ha ha. Lucu bro anda ini.
Kalo namanya pelayan2Nya ya pasti mendapat tempat yg menyenangkan di surgaNya selamanya.
Yg disiksa itu penentang2Nya, pembangkang2Nya, pengkhianat2Nya.
Ha ha ha
Apa para durjana itu mendapat jamuan kehormatan oleh Tuhan anda yg suka mencuri mentega itu ??
Kalo iya, wah bagus dong.
Saya menghimbau para durjana sekalian untuk berbondong2 masuk kedalam agama Hindu, karena di agama ini di akherat nanti kalian bisa mendapat jamuan kehormatan dari Tuhan, bukan siksaan dan hukuman, sekaligus bisa tetap meneruskan hobby kedurjanaan kalian diatas bumi ini.
Jangan memilih agama Islam, karena dalam agama ini kalian dilarang keras jadi durjana ketika hidup, kalau tidak mau di akhirat berakhir tragis, MADESU !
Ayo buruan……
.
======= Komen PUTRA :
Anda salah memahami komentar saya. Yang tidak murni dalam menyembah adalah saya, bukan Tuhan yang tidak murni. Mengapa saya katakan kalau saya bukan penyembah murni karena saya belum total menyerahkan diri kepada Tuhan. Saya masih begitu terikat dengan hal-hal material. Kalau mau dibandingkan dengan tiga tingkatan penyembah: kanista, madyama, dan utama, bahkan saya belum masuk di tingkatan kanista. Demikian…
********** Komen Ardhani :
Ya tentu saja saya tahu Tuhan itu selamanya murni, tidak ada tuhan yg lain.
Yang saya maksud memang seperti yg sedang anda alami itu, mempertuhankan dalam pikiran anda, benda2 material (avatara, arca, duit, jabatan, dll) sebagai tuhan disamping Tuhan Sejati Yang Esa.
.
=========== Komen PUTRA :
Terakhir, coba anda baca artikel2 di link ini http://exmuslim.wordpress.com/ terus terang saya tercengang membaca artikel-artikel tersebut. Mungkin anda perlu klarifikasi beberapa tulisan di blog itu yang saya pikir logis dan sahih. Salam
************ Komen Ardhani :
OK nanti kalo bisa saya liat2 ke situs itu.
Nanti boleh kita berbagi informasi tentangnya.
Sekarang ini koneksi saya cukup susah untuk menjelajah dunia internet.
Setiap di klik selalu error server not found, Kalo bisa connect ke server, ditengah jalan tiba2 error lagi, padahal koneksi dan pulsa jalan terus
Masuk ke situs ngarayana ini aja sering susahnya minta ampun.
Benar2 menjengkelkan !
Knapa ya ?
.
Wassalam Bro Putratridharma
@to-eka
========= Komen EKA :
konsep ketuhanan islam yg simple sudah termasuk dlm konsep ketuhanan Hindu yg lebih kompleks, dan kalaupun kesimple’an itu lebih safe dr yg kompleks, so what…padahal yg katanya simple/safe itu pun masih tetap kebobolan dgn kekeliruan pemahaman Tuhan dan sorganya setidaknya dengan kekomplek’an memberikan peluang kita masuk lebih mendalami daripada sikap simple/safe yg hanya mengamati dari kulit luarnya saja.
.
************** Komen Ardhani :
Apa yg anda anggap kebobolaan dan kekeliruan itu sebenarnya karena gangguan di pesawat televis anda, bukan di studio kami.
Anda memaksa pemahaman Tuhan dan surganya Islam menurut selera anda sendiri.
Kalo tentang pemahaman Tuhannya Islam, saya yakin orang Hindu dimana saja bisa menerima pemahaman prinsip keTuhanan Islam yg simple, yg kata anda sudah tercakup dalam ketuhanan Hindu yg lebih kompleks.
Jadi saya heran, pemahaman tentang Tuhan Islam mana lagi yg anda anggap keliru ?
Coba sebutkan dimana kesalahannya ??
Kalo soal Surga Islam, itu salah anda sendiri.
Anda menyangka surga yg dimaksud Islam adalah sama dengan surga yg dimaksud Hindu.
Padahal lain 180 derajat !
Surga Hindu adalah tempat yg tidak kekal, penghuninya suatu saat akan diusir dari dalamnya jika balasan kebaikannya sudah habis.
Surga Islam adalah tempat yg kekal, penghuninya tidak akan pernah diusir dari dalamnya.
Surga Hindu hanya ada kesenangan yg membuat penghuninya melupakan peribadatan kepada Tuhan.
Surga Islam kesenangan didalamnya tidak membuat penghuninya lupa beribadah pada Tuhan, bahkan semakin intens rasa syukur dan peribadatan mereka.
Surga Hindu diperoleh sebagai buah karma baik calon penduduknya.
Surga Islam diperoleh semata karena rahmat Yg diberikan Oleh Allah pada calon penduduknya.
.
==============Komen EKA :
Toh jg buktinya selama ini para penganut yg katanya tdk safe tersebut masih memiliki moralitas yg cukup tinggi, swami vivekananda mengatakan: Pohon dapat dikenal dari buahnya, bila melihat mereka yg “katanya” disebut sebagai pemuja berhala, saya melihat orang2 yg penuh dgn moralitas, spiritualitas dan cinta yg tdk saya jumpai di tempat lain, maka saya bertanya pada diri sendiri, “bisakah dosa melahirkan kesucian”.
Memang dpt dipahami dalam stiap prakteknya tdk bisa ada yg luput dari penyimpangan, dan saya memahami trauma2 ajaran agama baru terhadap penyimpangan2 tersebut. Akan tetapi penyimpangan2 tetaplah hanya penyimpangan sedangkan ajaran murninya tetap suci.
************* Komen Ardhani :
Mungkin sang Swami itu tidak memperhatikan, orang2 atheis sejati, yg jelas2 tidak menerima keberadaan Tuhan, atau orang2 di negeri komunis, secara individual pun bisa berstandart moralitas, dan cinta (walau tidak punya spiritualitas) yg sama dengan orang2 yg dia maksud “katanya” pemuja berhala itu.
Dan ketika dia bertanya : “bisakah dosa melahirkan kesucian ?”
Kita harus bertanya lebih jelas pada sang swami :
“kesucian dalam standart siapa tuan swami ? menurut Tuan atau menurut Tuhan ?”
.
Wassalam Bro Eka
@PUTRATRIDHARMA
oh rupanya anda merekomendasikan satu situs yg mirip faithfreedom indonesia ya ??
kalo yg seperti itu mah udah biasa,
mungkin anda yg tidak mengenal Islam akan merasa itu kebenaran dan fakta yg fantastis, bombastis dan spektakuler
bagi kami itu tidak seperti yg diceritakan mereka itu.
kami bisa memahami dan memilah mana yg sebenarnya dan mana yg didramatisir.
kalo anda mau bisa kita bahas di forum ini saja
anda tinggal copy paste di sini yg anda anggap bombastis itu
insya Allah akan saya luruskan jika saya bisa.
@ARDHANI
====== Tuhan tidak berlokasi dalam diri kita, lihat penjelasan saya pada Bro Ariasa diatas.
Tuhan lebih dekat daripada urat leher kita, itu adalah kata kiasan yg digunakan untuk menggambarkan kemaha kuasaan Tuhan. Bukan menggambarkan tentang lokasi keberadaan Tuhan di dalam tubuh manusia.
Kalo anda pahami itu adalah menyatakan lokasi Tuhan, maka kalo saya bertanya pada anda, dimana lokasi Tuhan yg lebih dekat dengan urat leher kita, apakah anda bisa menjawab ?? Apakah di jantung, di hati kita tidak ada Tuhan ? Jantung dan hati secara lokasi lebih jauh dari urat leher kita bukan ?
Terus yg dimaksud “kita” itu apa ?
Kalau “kita” adalah kita dengan tubuh kita ini, dimana lagi lokasi yg lebih dekat dengan urat leher yg tempatnya sudah didalam tubuh kita ini ? Apakah di Dalamnya dalam ?
.
Jadi tidak bisa tidak, itu hanya kata kiasan yg menggambarkan kemaha kuasaan Tuhan atas para makhluk. Dia Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui segala sesuatu tanpa bisa dihalangi oleh apapun, ibaratnya menempel dengan kita siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Untuk mengetahui keadaan para makhluk baik apapun itu yg ada dalam lahir atau batin mereka, Allah itu kuasa melakukannya, karena itu sudah menjadi sifatNya.
.
Kalo anda mau mengetahui keadaan sayur asem, anda tidak perlu ikut nyemplung kedalam pancinya bukan ?
Kalau anda bisa, mengapa anda pikir Tuhan tidak bisa mengetahui segala sesuatu tentang alam ciptaan tanpa perlu melibatkan DiriNya didalamnya ?
Ok ? sudah dapat pencerahan sekarang ?
SAYA: Mengenai Tuhan lebih dekat dari urat leher: Kok jadi lucu ya… Ketika ada kalimat yang tidak bisa dijelaskan, maka langsung dikatakan bahwa itu bahasa kiasan. Tapi kalau ada kalimat yang mudah dipahami misalnya tentang hadiah bidadari di Surga (janji kenikmatan sex), maka itu adalah bahasa eksplisit, bahasa yang nyata (bukan kiasan) hi hi hi…
Analogi sayur asem Anda mantap dan sedap he he he…. Ini asli analogi yang cerdas. Anda mengatakan kemahakuasaan Tuhan dengan hanya duduk di kursinya sudah pasti tahu segala rasa yang ada dalam ciptaaNya. Dia tidak perlu nyemplung ke dalam apa yang ingin dirasaiNya. Tuhan duduk selamanya dikamar Beliau di Surga. Saya justru kasihan dengan Tuhan Anda itu, Dia tidak pernah jalan-jalan, tidak pernah bermain-main (berlila), tidak pernah menari, tidak pernah meniup seruling, tidak pernah bercinta Rohani. Apa Dia nggak bosan? Kira-kira Tuhan Anda hiburanNya apa ya? Semoga hiburanNya bukan rintihan para penghuni neraka. Peace bro….
Anda menyebut kemahakuasaan, maka bagi pandangan Veda kemahakuasaan itu termasuk kemahakuasaan untuk berada di mana-mana. KemahakuasaanNya juga termasuk maha kuasa untuk berekspansi. Tentang keberadaan Tuhan sebagai Paramatman yang juga bersemayam dalam badan ini, saya analogikan sebagai seorang ibu yang begitu menyayangi anaknya yang masih sangat kecil yang baru belajar berjalan dan bermain. Apa seorang ibu akan melepaskan anaknya bermain di tengah keramaian yang berbahaya? Karena kasih sayang Tuhan, maka Beliau juga menyertai roh-roh yang berada dalam keramaian berbahaya/lautan kesengsaraan (dunia material) ini. Beliau sebagai saksi dari segala yang dilakukan oleh mahluk.
====Ndak ilmiah, anda termakan cerita dongeng !
Anda bandingkan dengan cerita kelahiran Sidharta Gautama dan Sri Caitanya Mahaprabu yg katanya avatara dari Tuhan.
Apakah mereka lahir dari lubang kelamin ibunya atau dari lubang hidung ibunya ?
Apakah berbeda dengan kelahiran anda dan saya?
.
SAYA: Tidak semua harus ilmiah saudara Ardhani, apalagi ajaran agama. Jika ajaran Anda ilmiah, di mana ilmiahnya Muhammad naik ke surga atau langit ke-7 dalam semalam? Atau yang lebih lucu: di mana ilmiahnya bidadari yang di perawani di surga itu kemudian kembali perawan setelah “digituin” oleh Anda (kalau Anda laki-laki dan nanti masuk surga versi Anda) he he he.
===Jadi dalam kasus avatara, tidak ada beda antara gelas dan susu, semuanya adalah susu. Bagus !! itulah ciri khas Hindu yg bisa menyulap gelas menjadi susu.
Kalo begitu saya tanya anda, tapi jangan marah dan menganggap ini hanya berolok2 saja, ini serius, termasuk dalam topic bahasan, bukan joke apalagi olok2 .
Apakah kencing, tahi, kentut, sperma, iler, ingus, keringat, muntah dan mayat para avatar semua adalah bernilai dan berwujud rohani ? apakah itu semua juga Tuhan ?
Apakah anak yg dihasilkan oleh para avatar ketika bergaul dengan para wanita adalah bernilai setengah Tuhan, setengah manusia ?
.
SAYA: mana yang lebih masuk akal:
1. Tuhan yang berada di mana-mana ATAU Tuhan yang hanya berada di kamarNya?
2. Tuhan yang mampu berekspansi ATAU Tuhan yang tidak mampu berekspansi?
3. Tuhan yang mau menjenguk penyembah murniNya dan memberi pertukaran rasa rohani ATAU Tuhan yang jaim (jaga image) dengan tidak mau menjawab doa-doa dari pelayan-pelayan murninya untuk turun ke dunia material?
4. Tuhan yang bisa bermain, menari dan meniup seruling ATAU Tuhan yang selalu serius, menakutkan dan selalu bersembunyi?
5. Tuhan yang masih memberi kesempatan agar roh-roh pulang ke dunia Rohani ATAU Tuhan yang tidak memberi kesempatan lagi sang Roh dengan mencemplungkannya ke dalam neraka abadi?
Saudara Ardhani saya pikir letak permasalahannya adalah karena Anda membatasi Tuhan: Bagi Anda tidak mungkin Tuhan Tuhan turun ke dunia material. Tidak mungkin Tuhan “berbadan” seperti manusia. Tidak mungkin Tuhan merendahkan diriNya… dan tidak mungkin-tidak mungkin yang lain….
Mengenai ingus, iler, kencing dll anda kembali menyamakan antara badan Avatara dengan badan Anda. Seribu kali pun dijelaskan, mungkin anda tetap tidak akan mengerti. Kenapa? Ya karena pikiran Anda belum siap menerima kebenaran ini. Yah, saya tidak heran karena Krishna sendiri sudah mengatakan seperti ini:
Bhg. Gita. 9.11 Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.
======== Anda jadi seperti sedang mempertunjukkan, dulu mana telor sama ayam ?
Muslim tidak mengenal sifat Tuhan Maha Pencemburu dan Maha Pemarah, walau mengakui Tuhan bisa, boleh dan sah2 saja untuk cemburu dan marah, menyiksa dan menghukum, gak ada yg melarang dan gak ada pula yg akan menghalangi.
Adanya karmaphala, surga dan neraka, baik, buruk, terang, gelap, itu menunjukkan Tuhan memiliki sifat Penyayang sekaligus bisa marah dan cemburu.
Percuma anda mengingkarinya, malah hanya akan menjadikan anda mengenal Tuhan secara sepotong2, dan tidak akan membawa anda kepada pengabdian kepada Tuhan secara benar. Tuhan itu perlu dicintai sekaligus perlu juga ditakuti.
Kalo anda merasa tidak perlu takut padaNya, tetapi hanya perlu mencintainya, itu namanya bullshit.
SAYA: kami diajari untuk mencintai Tuhan, bukan menakuti Tuhan. Dalam Bhagavad Gita dijelaskan bahwa seorang penyembah Tuhan berhubungan dengan Tuhan dalam salah satu cara berikut:
1. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan dalam keadaan pasif.
2. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan dalam keadaan aktif.
3. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan sebagai kawan/sahabat
4. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan sebagai ayah atau ibu
5. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan sebagai kekasih.
Saya pikir dari jenis-jenis hubungan di atas, cinta dan sayanglah yang mendominasi. Kalaupun ada takut seperti dalam hubungan poin ke-4, tetap cinta dan kasih sayang yang utama.
=====Cinta sejati gak akan ada tanpa perlu menanamkan rasa takut. Karena rasa takut itu menumbuhkan harapan. Yg ada hanya cinta gombal, ngakunya cinta tapi nggak takut menginjak2 hakNya. Itu namanya nglamak bin nglunjak bin mokong!
SAYA: Anda kok jadi bulshit he he he…coba perhatikan jenis hubungan nomor 4 dan 5.
.
=====Hanya orang berdarah dingin yg bisa membunuhi orang2 dengan tetap tersenyum.
Orang yg dibunuh avatara adalah makhluk yg sangat beruntung karena dia pasti selamat di akherat? Itu melawan hukum karmaphala bro! Siapa menebar harus menuai bukan ? lalu dimana keadilannya ? Lalu apa beda dengan orang jahat yg mati tidak dibunuh avatara penjelmaan Tuhan ? Bukankah pada hakikatnya semua maut itu diacarakan oleh Tuhan sendiri ? Kok mereka gak selamat di akherat ?
SAYA: Tuhan membunuh berarti menyelamatkan. Beda kalau Anda yang membunuh. Mahluk-mahluk yang dibunuh oleh Avatara itu punya sejarah masing-masing di kehidupan yang dulu. Kenapa mereka turun ke dunia material dan menjadi “tampak” jahat, itu juga ada sebabnya. Semua sudah dijelaskan dalam Purana dan Itihasa. Mereka bukan roh-roh sembarangan. Keberadaan mereka di dunia material adalah menyertai lila Tuhan. Mereka berbeda dengan orang-orang jahat yang lain. Inilah yang saya maksudkan dengan roh-roh yang beruntung.
======Anda menjadi semakin tidak logic !!
Mengapa Tuhan harus menyiksa pelayan2Nya di neraka selamanya ??
Ha ha ha. Lucu bro anda ini. Kalo namanya pelayan2Nya ya pasti mendapat tempat yg menyenangkan di surgaNya selamanya. Yg disiksa itu penentang2Nya, pembangkang2Nya, pengkhianat2Nya.
Ha ha ha
Apa para durjana itu mendapat jamuan kehormatan oleh Tuhan anda yg suka mencuri mentega itu ??
Kalo iya, wah bagus dong.
SAYA: He he he… semua entitas hidup pada hakikatnya adalah pelayan Tuhan. Termasuk kita Bro. Hanya saja kita kita enggan melayani Tuhan, karena itulah jatuh ke dunia material.
=======Saya menghimbau para durjana sekalian untuk berbondong2 masuk kedalam agama Hindu, karena di agama ini di akherat nanti kalian bisa mendapat jamuan kehormatan dari Tuhan, bukan siksaan dan hukuman, sekaligus bisa tetap meneruskan hobby kedurjanaan kalian diatas bumi ini.
SAYA: ada reinkarnasi… inilah yang dimaksudkan kesempatan itu. He he he… ya, teman-teman masuklah Hindu. Tapi maaf di Hindu tidak ada janji hadiah 72 bidadari untuk memuaskan nafsu birahi. Jadi kalau di dunia ini Hindu mengajarkan untuk tidak mengumbar nafsu birahi, maka jangan dianggap sebagai pengekangan yang nanti hadiahnya pelampiasan yang berkali lipat.
======Jangan memilih agama Islam, karena dalam agama ini kalian dilarang keras jadi durjana ketika hidup, kalau tidak mau di akhirat berakhir tragis, MADESU !
Ayo buruan……
SAYA: Contoh kecil: Penjara di bali kebanyakan diisi oleh orang-orang yang bukan Hindu. Pohon dikenali dari buahnya he he he…
.
=======Ya tentu saja saya tahu Tuhan itu selamanya murni, tidak ada tuhan yg lain.
Yang saya maksud memang seperti yg sedang anda alami itu, mempertuhankan dalam pikiran anda, benda2 material (avatara, arca, duit, jabatan, dll) sebagai tuhan disamping Tuhan Sejati Yang Esa.
SAYA: pikiran Anda belum sampai untuk menerima konsep Avatara dan konsep Arca. Bukan berarti anda tidak cerdas secara material… Anda sangat cerdas. Tapi memang memahami konsep yang seperti ini bukan hanya bermodalkan cerdas. Perlu kerendahan hati dan karunia untuk bisa menerima konsep tersebut. Semoga anda beruntung….
.=======OK nanti kalo bisa saya liat2 ke situs itu.
Nanti boleh kita berbagi informasi tentangnya.
Sekarang ini koneksi saya cukup susah untuk menjelajah dunia internet.
Setiap di klik selalu error server not found, Kalo bisa connect ke server, ditengah jalan tiba2 error lagi, padahal koneksi dan pulsa jalan terus
Masuk ke situs ngarayana ini aja sering susahnya minta ampun.
Benar2 menjengkelkan !
Knapa ya ?
SAYA: Saya hanya menunjukkan sebuah alamat blog saja. Di sana saya menjumpai hal-hal yang berbeda. Tentang istri-istri nabi yang kebanyakan masih muda dan cantik, tentang penyerangan tentara Islam ke India, tentang pembantaian tentara Islam terhadap puluhan juta warga India, tentang budak, tentang pelampiasan nafsu seks dll. Ya, kalau anda mau mengklarifikasi saya pikir langsung kepada admin di blog itu.
Salam
Luarrr biasa…. Para komentator yang terhormat, saya sungguh mengucapkan terima kasih atas semua tulisan anda.Semuanya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi diri saya. Argumen yang segudang tidak akan menjadi manfaat apapun jika kita tidak mau mencoba tahu atau mengerti atas pandangan orang lain ( seperti pengamatan saya atas beberapa pengikut faham/agama yang sangat fanatik).
Jika kita kembali pada makna dan tujuan hidup saat ini dimana pengaruh teknologi canggih luar biasa, maka tidak perlu harus saling ngotot pada argumen pribadi. Semua pandangan dan argumen adalah alat dan rambu bagi kita untuk meraih tujuan hidup.
Moksartham jagat hita saya maknai sederhana, yaitu kebahagiaan lahir dan batin, fisik dan psikis, sekala niskala. Apapun konsep yang kita yakini sepanjang mampu menciptakan suasana batin tenang serta hubungan sosial horisontal membahagiakan, itulah tujuan agama.
Bukan berarti kita tidak boleh meningkatkan diri, wawasan dan prestasi tetap harus diraih tetapi dalam koridor moksartham jagathita.
Sekali lagi terima kasih semuanya
@PUTRATRIDHARMA
=========PUTRA :
Mengenai Tuhan lebih dekat dari urat leher: Kok jadi lucu ya… Ketika ada kalimat yang tidak bisa dijelaskan, maka langsung dikatakan bahwa itu bahasa kiasan. Tapi kalau ada kalimat yang mudah dipahami misalnya tentang hadiah bidadari di Surga (janji kenikmatan sex), maka itu adalah bahasa eksplisit, bahasa yang nyata (bukan kiasan) hi hi hi…
********* Ardhani :
Yo, terserah kalo anda tidak mau menerima penjelasan.
Yg pasti tidak ada seorang muslim pun yg menyatakan Tuhan bersemayam dalam dirinya.
Bahkan seorang Syech Siti Jenar pun tidak setiap saat mengatakan dirinya adalah Tuhan, kecuali saat ekstase / mabok rohani saja.
Mestinya anda mengetahui kalo dalam al Quran ada ayat2 yg mukhamat (jelas artinya) dan ada ayat2 yg mutasyabihat (samar artinya).
.
========= PUTRA:
Analogi sayur asem Anda mantap dan sedap he he he…. Ini asli analogi yang cerdas. Anda mengatakan kemahakuasaan Tuhan dengan hanya duduk di kursinya sudah pasti tahu segala rasa yang ada dalam ciptaaNya. Dia tidak perlu nyemplung ke dalam apa yang ingin dirasaiNya. Tuhan duduk selamanya dikamar Beliau di Surga. Saya justru kasihan dengan Tuhan Anda itu, Dia tidak pernah jalan-jalan, tidak pernah bermain-main (berlila), tidak pernah menari, tidak pernah meniup seruling, tidak pernah bercinta Rohani. Apa Dia nggak bosan? Kira-kira Tuhan Anda hiburanNya apa ya? Semoga hiburanNya bukan rintihan para penghuni neraka. Peace bro….
Anda menyebut kemahakuasaan, maka bagi pandangan Veda kemahakuasaan itu termasuk kemahakuasaan untuk berada di mana-mana. KemahakuasaanNya juga termasuk maha kuasa untuk berekspansi. Tentang keberadaan Tuhan sebagai Paramatman yang juga bersemayam dalam badan ini, saya analogikan sebagai seorang ibu yang begitu menyayangi anaknya yang masih sangat kecil yang baru belajar berjalan dan bermain. Apa seorang ibu akan melepaskan anaknya bermain di tengah keramaian yang berbahaya? Karena kasih sayang Tuhan, maka Beliau juga menyertai roh-roh yang berada dalam keramaian berbahaya/lautan kesengsaraan (dunia material) ini. Beliau sebagai saksi dari segala yang dilakukan oleh mahluk.
********* Komen Ardhani :
Itu karena pikiran anda sudah terkungkung dalam bentuk2 Tuhan Hindu yg bisa dipentaskan dalam pagelaran ketoprak.
Anda mengira Tuhan itu seperti seorang yg kesepian tidak pernah kemana2, Cuma duduk termenung dikursi dalam sebuah kamar, sehingga itu anda katakan sangat membosankan ?
Please dech bro, kendalikan pikiran ngawur anda itu.
Jangan menilai Tuhan dengan melihat diri anda sendiri.
Tuhan tidak berwujud seperti yg anda wujudkan.
Tuhan tidak bergantung pada apapun, tidak dibatasi oleh apapun, tidak membutuhkan apapun.
“Kok bisa begitu ?” : kata anda.
Ya iya, bisa !
Kalo Tuhan bisa dan memang harus gitu. Kalo anda tentu tidak bisa.
Anda masih kebingungan memikirkan Tuhan orang Islam yg tidak bergantung pada apapun ini ??
Ya udah, silahkan anda pikir sendiri.
Sampai pecah berkeping2 kepala anda pun gak akan mampu menemukan jawabannya, kok bisa begitu.
Silahkan berfikir.
========== PUTRA :.
Tidak semua harus ilmiah saudara Ardhani, apalagi ajaran agama. Jika ajaran Anda ilmiah, di mana ilmiahnya Muhammad naik ke surga atau langit ke-7 dalam semalam? Atau yang lebih lucu: di mana ilmiahnya bidadari yang di perawani di surga itu kemudian kembali perawan setelah “digituin” oleh Anda (kalau Anda laki-laki dan nanti masuk surga versi Anda) he he he.
********* Komen Ardhani :
Semua kejadian di alam bisa dijawab secara ilmiah, karena mereka terjadi dari saling interaksi unsur2 alam yg ilmiah.
Kalo saat ini belum bisa dijawab ilmiahnya seperti apa, itu artinya bukannya kejadian itu tidak ilmiah, tetapi ilmu ilmiahnya kita yg belum sampai kesitu.
Kalo anda bilang tidak semua ajaran agama harus ilmiah, orang Buddha akan terbahak-bahak menertawakan anda !
Mikraj ke langit ke tujuh, itu ilmiah, ilmuwan secara teori bilang, transfer materi itu suatu hal yg mungkin saja untuk dilakukan, tetapi ilmu pengetahuan manusia belum mendukung perwujudannya. Secara Fiksi, film startrek yg digambarkan bisa memindahkan orang dari satu tempat ke tempat yg lainnya dalam sekejab dari suatu mesin energi, terinspirasi dari teori itu. Dalam kehidupan nyata, santet itu adalah praktek transfer energi dan materialisasi. Perjalanan astral, ngrogo sukmo juga termasuk transfer energi.
Bidadari bisa pulih keperawanannya ? kenapa tidak bisa ?
Sel tubuh ketika sangat aktif, bisa memulihkan luka dirinya dengan cepat.
Surga adalah alam yg sangat murni, maka tidak aneh jika sel2 tubuh orang didalamnya kemampuannya menjadi lebih hebat berkali2 lipat daripada ketika hidup di bumi.
Karena itu diberitahukan, di surga tidak akan ada rasa sakit, tidak ada capai, tidak ada penuaan, tidak ada kematian, karena sel2 tubuh orang didalamnya mampu meregenerasi diri dengan sangat sempurna.
Jadi apa yg tidak ilmiah ??
=======PUTRA :
mana yang lebih masuk akal:
1. Tuhan yang berada di mana-mana ATAU Tuhan yang hanya berada di kamarNya?
******** Ardhani :
Kedua2nya tidak masuk akal.
Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Allah Maha Besar, Maha Suci, tidak dibatasi apapaun.
=========PUTRA :
2. Tuhan yang mampu berekspansi ATAU Tuhan yang tidak mampu berekspansi?
*********Ardhani :
Tidak masuk akal semuanya.
Allah tidak berubah dari awalNya yg tak berawal hingga akhirNya yg tak berakhir.
Tidak berkurang dan tidak lebih.
=========PUTRA :
3. Tuhan yang mau menjenguk penyembah murniNya dan memberi pertukaran rasa rohani ATAU Tuhan yang jaim (jaga image) dengan tidak mau menjawab doa-doa dari pelayan-pelayan murninya untuk turun ke dunia material?
*********** Ardhani :
Tidak masuk akal semuanya.
Allah Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Pendengar, Maha Penyayang, Maha Penyantun, yg selalu mengabulkan doa2 hambaNya, memberi petunjuk dan bimbingan, menghibur dan menguatkan jiwa mereka.
==========PUTRA :
4. Tuhan yang bisa bermain, menari dan meniup seruling ATAU Tuhan yang selalu serius, menakutkan dan selalu bersembunyi?
***********Ardhani :
Tidak masuk akal semuanya.
Allah Maha Kuasa, Maha Baik, Maha Indah, Maha Bijaksana, Maha Perkasa.
Allah tidak bersembunyi, tidak ada tempat yg bisa menutupiNya.
===========PUTRA:
5. Tuhan yang masih memberi kesempatan agar roh-roh pulang ke dunia Rohani ATAU Tuhan yang tidak memberi kesempatan lagi sang Roh dengan mencemplungkannya ke dalam neraka abadi?
********* Ardhani :
Tidak masuk akal semuanya.
Allah Maha Adil, Maha Pengatur, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui.
Segala sesuatu datang dari Allah, dan kembali kepadaNya.
========PUTRA :
Saudara Ardhani saya pikir letak permasalahannya adalah karena Anda membatasi Tuhan: Bagi Anda tidak mungkin Tuhan Tuhan turun ke dunia material. Tidak mungkin Tuhan “berbadan” seperti manusia. Tidak mungkin Tuhan merendahkan diriNya… dan tidak mungkin-tidak mungkin yang lain….
********** Ardhani :
Saya tidak membatasi Tuhan, tapi saya membatasi pikiran saya untuk berfikir yg tidak2 tentang Tuhan sehingga memproteksi saya dari menyembah wujud2 yg bukan Tuhan.
Anda tahu bedanya nggak ?
Saya gak mempertuhankan avatara, karena saya hanya menyembah Tuhan yg mewujudkan para avatara.
Avatara fisiknya adalah ciptaan, karena itu mereka tidak pantas dipertuhankan, tapi layak untuk dihormati dan ditaati sebagai utusan dari Tuhan
Otak saya memang dari sononya sudah didesign tidak mampu untuk mengenali dan memahami Tuhan, tapi otak ini didesign untuk mampu mengenali dan memahami yg bukan Tuhan.
Karena itu, otak saya tidak berani mengambil keputusan untuk membenarkan dengan tanpa diselidiki dulu kebenaran dari informasi yg diberikan kitab2 veda yg menggambarkan tentang2 keadaan Tuhan.
Dengan dua pertimbangan kehati2an ini :
1) Karena setiap otak tidak mampu memahami Tuhan, maka tidak ada acuan yg digunakan otak untuk menimbang2 informasi yg disodorkan kepada kita tentang Tuhan, itu benar2 info valid atau hanya kebohongan dan prasangka belaka.
2) Veda, sebagai satu2nya sumber informasi tentang Tuhan yg begitu melimpah, walau diklaim golongan anda sebagai diajarkan sendiri oleh Tuhan kepada manusia secara turun temurun dalam garis parampara yg shahih selama milyaran tahun, tetap tidak bisa memberi keyakinan kepada kita bahwa apa yg diklaim itu adalah benar, baik content maupun metode pewahyuannya !
Alquran yg usianya dibawah 2000 tahun saja, sering tidak dipercaya orang kesahihannya, apalagi yg milyaran tahun disimpan dalam ingatan dan diturunkan secara getok tular ke anak cucu, diklaim tetap sahih terpercaya tanpa berubah sedikitpun. Siapa yg bisa percaya ???
Selain orang2 yg telah mengingkari peran penting otak dalam menilai sesuatu?
.
Seperti jika anda awam soal Kimia, ketika ada banyak pihak yg memberi tahu anda berita2 seputar penemuan terbaru di dunia kimia, dan menunjukkan keajaiban2 kimia, anda akan hooh-hooh saja dan terkesima. Semua anda anggap inilah dunia kimia, padahal tidak semua informasi itu bernilai benar, ada beberapa yg sudah direkayasa sehingga tidak benar nilainya. Maklum otak minim ilmu kimia dasar. Dengan info2 tak tersaring otak itu anda merasa sudah lebih banyak mengetahui ilmu kimia, dan yakin bahwa kimia ya itu yg dibilang kepada anda. Padahal kenyataannya, anda telah tertipu kimia palsu.
Itu bisa terjadi karena otak anda minim pemahaman soal kimia, jadi gak bisa memilah mana info yg benar dan mana yg salah.
.
Karena itu, tirulah langkah2 sederhana saya ini :
1) Gunakan otak,
2) kalo otak tidak mampu memahami Tuhan, jangan diteruskan.
3) beralihlah untuk mulai memikirkan yg bukan Tuhan
4) lakukan aksi, jauhi yg bukan Tuhan.
5) dekati Tuhan untuk disembah dan diibadahi, bukan untuk terawang dan diraba2.
=========== PUTRA :
Mengenai ingus, iler, kencing dll anda kembali menyamakan antara badan Avatara dengan badan Anda. Seribu kali pun dijelaskan, mungkin anda tetap tidak akan mengerti. Kenapa? Ya karena pikiran Anda belum siap menerima kebenaran ini.
********* Ardhani :
Karena faktanya badan avatar sama dengan badan saya dan anda. Mungkin bisa beda warna kulit, itu gak masalah, hanya soal genetic.
Anda lihat Sri caitanya mahaprabu sang Avatar anda,
Tidak ada cerita bahwa beliau tidak berak, kencing, dan membuang limbah2 domestik lainnya.
Itu artinya beliau sama dengan kita2.
Tapi kalo menurut anda limbah domestic beliau pun bersifat Rohani dan ilahiah, kok gak ada ceritanya pengikut2 beliau berbondong2 berebut limbah domestic tuhan itu sebagai jimat pribadi ?
Kok gak ada ceritanya, limbah2 domestic beliau dibagi2kan sebagai berkat ??
Jimat dari setan aja diburu orang dengan harga mahal, apalagi jika jimat dari Tuhan, guru2 rohani tertinggi pun akan antusias untuk mendapatkannya.
Tapi nyatanya ???
=========== PUTRA :
Yah, saya tidak heran karena Krishna sendiri sudah mengatakan seperti ini:
Bhg. Gita. 9.11 Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.
********** Ardhani :
Saya tidak heran dengan makna ayat BG itu.
Memang seperti itulah keadaannya.
“Dan tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.”
(QS 15:11)
“Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.”
(QS 43:6-7)
Mengejek Rasul / Nabi / Avatar Tuhan, berarti mengejek Tuhan yg mengutus mereka.
=======PUTRA :
kami diajari untuk mencintai Tuhan, bukan menakuti Tuhan. Dalam Bhagavad Gita dijelaskan bahwa seorang penyembah Tuhan berhubungan dengan Tuhan dalam salah satu cara berikut:
1. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan dalam keadaan pasif.
2. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan dalam keadaan aktif.
3. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan sebagai kawan/sahabat
4. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan sebagai ayah atau ibu
5. Seseorang dapat menjadi penyembah Tuhan sebagai kekasih.
Saya pikir dari jenis-jenis hubungan di atas, cinta dan sayanglah yang mendominasi. Kalaupun ada takut seperti dalam hubungan poin ke-4, tetap cinta dan kasih sayang yang utama.
********** Ardhani :
Anda kok suka milih-milih ketika berhubungan dengan Tuhan ?
Berhubunganlah dengan Tuhan dengan cinta sekaligus takut, maka anda akan menjalankan kelima pola hubungan diatas sekaligus dalam sekali jalan.
Buat Tuhan kok pilih-pilih ?????
============== PUTRA :
Tuhan membunuh berarti menyelamatkan. Beda kalau Anda yang membunuh. Mahluk-mahluk yang dibunuh oleh Avatara itu punya sejarah masing-masing di kehidupan yang dulu. Kenapa mereka turun ke dunia material dan menjadi “tampak” jahat, itu juga ada sebabnya. Semua sudah dijelaskan dalam Purana dan Itihasa. Mereka bukan roh-roh sembarangan. Keberadaan mereka di dunia material adalah menyertai lila Tuhan. Mereka berbeda dengan orang-orang jahat yang lain. Inilah yang saya maksudkan dengan roh-roh yang beruntung.
********** Ardhani :
Kalo anda mati dibunuh teroris, itu artinya hidup anda disudahi oleh Tuhan.
Ketika Rahwana mati dibunuh Sri Rama, artinya hidup Rahwana disudahi oleh Tuhan.
Lalu apa bedanya ??
Bedanya, anda mungkin akan berinkarnasi menjadi kodok atau raja Inggris.
Sedang Rahwana muksa bersatu dengan Tuhan yg membunuhnya.
Padahal dalam teori karmapala, keadaan sekarang mencerminkan karma masa lalunya.
Keadaan Rahwana yg lahir sebagai raja, menurut teori karma wasana (teori botol parfum) dulunya pasti orang baik sehingga di kehidupan sekarang mendapatkan kemulyaan sebagai raja. Tapi ternyata menjadi raja beringas tidak tahu aturan, untung Tuhan mengasihinya sehingga mendapat kehormatan dibunuh oleh Sri Rama perwujudanNya.
Kembali terjadi pelanggaran teori karmapala, karena seharusnya Rahwana harus lahir kembali untuk membayar hutang2 kejahatannya ketika menjadi raja.
Bukankah sekecil apapun dosa akan ada karmanya ?? Tul nggak ?? setahu saya peraturannya kan belum diubah.
Tetapi Tuhan berlaku tidak adil dengan mengintervensi aturan buatanNya sendiri.
Rahwana raja angkara murka diperlakukan berbeda dengan anda yg mati dibunuh oleh teroris tanpa ada sebab dosa ??
Anda tidak sejahat Rahwana, tapi Tuhan tidak perhatian dengan anda yg telah mati mengenaskan ditangan teroris.
Anda mesti reinkarnasi kembali, Rahwana enggak.
Pusing ya ???
.
Eh, jangan2 Firaun itu dulu bekas orang baik di kehidupan sebelumnya ya ? Kalo gak baik perilakunya gak mungkin lahir kembali sebagai raja kan ?
Dia Juga dibunuh oleh Tuhan sendiri, dengan cara ditenggelamkan oleh laut ajaib.
Jadi menurut Hindu, Firaun pun sebenarnya diselamatkan oleh Tuhan ya ?
Mungkin sekarang dia sudah senang2 di surga Hindu.
Tapi gak bakal diterima di surga Islam,
“serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.”
(QS 8:2)
Ternyata surga Hindu memang beda dengan surga Islam.
.
Sepertinya kepergian Tuhan anda berlila seperti rombongan pemain lenong, disertai banyak crew yg nantinya akan memerankan tokoh2 protagonis, antagonis dan peran2 pembantu.
Rupanya telah ada perjanjian bawah tangan antara Tuhan dengan para asura dalam setiap lila, membawa atman baik untuk memerankan tokoh jahat (asura) yg akan dibunuh Tuhan untuk “membuktikan” KeperkasaanNya dimata manusia sedunia, dengan imbalan setelah dibunuh Tuhan, si asura akan dinaikkan pangkatnya anumerta satu tingkat lebih tinggi dan bonus serta tunjangan yg menarik lainnya.
Wah ini sih harus di periksa KPK !!
======PUTRA :
He he he… semua entitas hidup pada hakikatnya adalah pelayan Tuhan. Termasuk kita Bro. Hanya saja kita kita enggan melayani Tuhan, karena itulah jatuh ke dunia material.
*********Ardhani :
Jadi gak ada alasan untuk tetap memanggil para durjana itu pelayan2 Tuhan kan bro ?
=======PUTRA :
ada reinkarnasi… inilah yang dimaksudkan kesempatan itu. He he he… ya, teman-teman masuklah Hindu. Tapi maaf di Hindu tidak ada janji hadiah 72 bidadari untuk memuaskan nafsu birahi. Jadi kalau di dunia ini Hindu mengajarkan untuk tidak mengumbar nafsu birahi, maka jangan dianggap sebagai pengekangan yang nanti hadiahnya pelampiasan yang berkali lipat.
********* Ardhani :
Ya udah, masuk lah ke dalam Hindu, kesempatannya masih sangat puuuuaaaaannnnjjjjjjjaaaaaannnnnnnggggggggg……………
Masih banyak waktu untuk bersenang2 mengumbar durjana sebelum merasa capek hidup di alam dunia alias tobat, lengser keprabhon madheg panditho.
Kalo dalam Islam kan waktunya sangat amat terbatas, paling lama 90 tahun, paling singkat sedetik kedepan.
Setelah itu gak ada kesempatan kedua, yang ada penyesalan puuuaaaannjjjaaaannnggg !
Kecuali Allah yg Maha Pemurah dan Maha Pengampun memberi grasi kepada kalian.
Ayo milih mana ????
====== PUTRA :
Contoh kecil: Penjara di bali kebanyakan diisi oleh orang-orang yang bukan Hindu. Pohon dikenali dari buahnya he he he…
******** Ardhani :
Ya, mereka contoh orang2 Islam yg salah jalan. Semoga mereka segera bertobat kepada Allah Yang Maha Pengampun.
jangan ditiru lho kesalahan mereka.
Don’t try this at home.
Tapi, kalo pohonnya memang tidak ada buahnya, gimana mengenalinya ya ??
He he he
.
=======PUTRA :
pikiran Anda belum sampai untuk menerima konsep Avatara dan konsep Arca. Bukan berarti anda tidak cerdas secara material… Anda sangat cerdas. Tapi memang memahami konsep yang seperti ini bukan hanya bermodalkan cerdas. Perlu kerendahan hati dan karunia untuk bisa menerima konsep tersebut. Semoga anda beruntung….
********* Ardhani :
Muslim bukannya tidak mengerti dan belum sampai untuk menerima konsep penyembahan avatara dan arca, secara filosofis kami mengerti, tapi dilarang berkompromi dengan pemikiran seperti itu.
=======PUTRA :
Saya hanya menunjukkan sebuah alamat blog saja. Di sana saya menjumpai hal-hal yang berbeda. Tentang istri-istri nabi yang kebanyakan masih muda dan cantik, tentang penyerangan tentara Islam ke India, tentang pembantaian tentara Islam terhadap puluhan juta warga India, tentang budak, tentang pelampiasan nafsu seks dll. Ya, kalau anda mau mengklarifikasi saya pikir langsung kepada admin di blog itu.
******** Ardhani :
Tidak ada gunanya saya mengkrarifikasi kepada mereka, pengalaman saya, hal itu tidak akan berguna. Karena bagi mereka itu harga mati yg sudah tidak bisa diotak-atik lagi.
Biarlah itu menjadi pupuk yg akan semakin menyuburkan kebencian pada Islam atas orang2 yg dihatinya memang ada penyakit.
Mungkin itu sudah cara Allah untuk semakin menjauhkan mereka dari kebenaran.
Biar saja. Gak ada urusan dengan saya dan Islam pada umumnya.
Orang yg masih waras otaknya bisa memilah antara ajaran agama dengan masalah politik, hukum, sosial dan budaya yg terjadi di suatu masa.
Apalagi mencampur adukkan dan menyamakan ajaran agama dengan praktek masing2 individu pemeluknya yg kadang2 salah atau keterlaluan, jelas itu adalah perbuatan bodoh yg sangat.
Dan itulah yg terjadi pada mereka dan orang2 yg percaya mentah2 segala tulisan mereka tanpa melakukan konfirmasi dan mencari referensi lain terlebih dahulu.
Anda bagian yg mana ??
.
Wassalam
@Sucita
Bro / Bri sucita
Keyakinan dan pemahaman boleh berlainan, tapi kita semua tetap sama2 makhluk Tuhan
dilarang berantem secara fisik, kecuali ada alasan yg dibenarkan.
kalo berantem logika saja sih gak masalah.
Ok ?
Peace Full.
Wassalam
Ardhani
Barangkali kita ubah model komentar2 kita. Jangan panjang-panjang. Singkat tapi padat. Komentar panjang mungkin jadi mubazir. Orang juga malas membacanya.
OK Bro?
Pertama: tentang keilmiahan ajaran agama. Anda jangan terlalu memaksakan sesuatu supaya ilmiah. Jangan berpikir bahwa ilmiah itu adalah segalanya. Itu pemikiran para atheis. Banyak sekali hal-hal yang tidak ilmiah dalam ajaran agama. Izinkan saya memberi contoh: Sebatang tongkat nabi X membelah lautan. Nabi Y bisa membelah bulan. Bumi ini di atas punggung ikan paus. Apalagi membahas tentang Tuhan.
Kedua: tentang roh yang beruntung karena dibunuh oleh Tuhan. Saya katakan itu ada sejarahnya. Rahvana misalnya. Beliau sebelum turun jadi Rahvana adalah penghuni Vaikunta Loka. Beliau itu penjaga gerbang. Beliau dikutuk oleh empat penyembah murni Tuhan untuk turun ke dunia material karena melakukan kekeliruan (tanpa sengaja). Tapi ini sudah skenario Tuhan. Ya, Tuhan memilih Rahvana untuk menemani lilaNya. Di akhir, tentu Tuhan sendiri yang membebaskan Rahvana dari kutukan. Dan banyak asura-asura yang dibunuh oleh Avatara adalah juga demikian.
Ketiga: Tuhan menciptakan hukum alam. Kematian adalah hukum alam. Anda benar, semua yang mati tentu atas sepengetahuan Tuhan. dalam Hindu ada yang disebut Deva Kematian (Deva Yama). Deva inilah yang diberi kuasa untuk mengurusi cabut-mencabut Roh orang-orang yang berdosa. Tapi untuk Roh-Roh khusus dan juga penyembah-penyembah murni Tuhan, saat meninggalnya itu bukan urusannya Deva Yama. Tuhan sendiri yang mengurusnya. Bisa melalui duta-dutaNya (Vishnu Duta) atau Tangan Beliau sendiri yang melakukan.
Keempat: Jika anda dan all muslim dilarang untuk memikirkan Tuhan atau berfilsafat tentang Tuhan, maka biarkan orang lain yang memikirkan berdasarkan petunjuk kitab sucinya. Dan jangan jengkel jika ternyata Tuhan tidak sesuai dengan penjelasan kitab suci Anda. Karena jika Anda jengkel berarti Anda sudah membatasi Tuhan. Biarkanlah Tuhan berlila sesuai dengan kehendakNya. Biarkan Tuhan berekspansi sesuai dengan kemahakuasaanNya. Biarkan Tuhan bercinta secara rohani karena Tuhan itu personal dan penikmat sesungguhnya. Biarkan Tuhan menari dan meniup seruling. Salam
@Putratridharma
OK.
PERTAMA:
Ilmiyah itu kata dasarnya “ilmu”. Itu dari bahasa Arab.
Segala sesuatu itu terjadi karena ilmuNya Allah. Gak ada sesuatu yg terjadi diluar ilmuNya Allah. Maka segala sesuatu disebut Ilmiyah, mengikuti Ilmu Allah.
Jadi meski ada kejadian gak masuk akal sekalipun dalam pandangan kita, kalo itu bener2 terjadi maka itu ada ilmunya. Artinya : ilmiyah.
Kalo anda dan saya belum tahu ilmunya, bilang aja gak tahu ilmunya, jangan bilang itu gak ilmiyah.
Dengan catatan : Selama kejadian itu benar2 terjadi. Kalo cuma dongeng itu namanya fiksi. Dan fiksi gak perlu pakai ilmu.
.
KEDUA :
Nah ini contohnya. Itu dongeng atau kejadian riil ?
Kalo fiksi gak perlu ilmiyah. Kalo kejadian riil, pasti ada ilmunya, alias ilmiyah.
Ilmunya Tuhan gak perlu anda urusi, biarlah itu urusan Tuhan sendiri.
Tapi ilmiyahnya manusia adalah membuktikan kejadian itu benar2 ada bukan dongeng, sebelum mereka menjadikan cerita itu gantungan keyakinan hidup dan mati mereka.
Wong ada cabang keilmuan sejarah, arkeologi, antropologi yg makin maju, mbok itu dipake dulu secara maksimal sebelum membuat keputusan.
Emang mau menggantungkan hidup mati pada dongeng ?
.
BTW ,
Itu telah melanggar prinsip karmapala, melanggar keadilan dan peraturan yg dibuat Tuhan.
Kecuali anda bilang Tuhan punya hak untuk mengampuni (Maha Pengampun) seperti yg diyakini muslim. Itu artinya hukum karmapala dan reinkarnasi sesungguhnya tidak berlaku mutlak, karena bisa dianulir Tuhan sewaktu2 jika Dia menghendaki, sebagai bagian dari RahmatNya.
Itu kan model keyakinan muslim bro ! Pertanggung jawaban ada, tapi bukan nomer satu, yg nomer satunya adalah Rahmat Allah.
.
KETIGA :
Lalu penjelasan logisnya orang yg berbuat angkara murka diselamatkan begitu saja tanpa perlu bertobat di kehidupan ini, lantaran kebaikan yg telah dilakukan dikehidupan sebelumnya. Emang hukum di Hindu berlaku surut ???
Bukankah kepercayaannya, amal kehidupan dimasa lalu dibalas di saat ini, atau dicuci bersih dulu di surga dan neraka, sehingga tidak terbawa di kehidupan selanjutnya ?
Ribuan kera dan prajurit yg dikorbankan di medan perang gara2 hasrat birahi para Raja pada seorang putri cantik apa tidak dianggap apa-apa oleh Tuhan ?? Apa karena mereka cuma para kera ??
Ada hutang yg tidak dibayar oleh Rahwana dan para asura yg dibunuh para avatara, dan Tuhan mendiamkan saja.
Itu benar2 tidak adil !
.
KEEMPAT :
Kami tidak jengkel dan tidak bermaksud membatasi Tuhan.
Kami hanya mencoba mengajak anda berfikir kritis, jika masih mau menggunakan otak dalam bertuhan, jika merasa sudah gak perlu pakai otak lagi, ya udah gapapa,
dalam Islam jelas, otak disuruh berfikir untuk mengenal ayat2 Tuhan di seluruh alam ini supaya iman makin mantab dan gak salah sasaran.
Caranya :
1) kita yakin otak manusia terbatas dlm memikirkan Tuhan, karena itu mari kita kenali yg bukan Tuhan, berbekal ilmu ketuhanan yg telah masuk di akal (rasional).
2) Mengkaji informasi2 ketuhanan, sumbernya valid tidak, ada ilmunya atau meragukan, jangan2 hanya dongeng.
Akal kita yg terbatas tentang ilmu ketuhanan, jika ditimbuni terus menerus dengan berbagai informasi ketuhanan yg tidak masuk akal dari sumber2 yg tidak jelas validitasnya, maka cepat atau lambat otak kita akan kehilangan kemampuan rasionalnya.
Kalo otak sudah gak bisa rasional, benar atau salah gak ada bedanya,
Dianggap benar semuanya jadi taklid (ikut secara membuta)
Dianggap salah semuanya jadi atheis.
Kedua2nya menyesatkan dari jalan yg benar.
Itu maksud saya.
Kenapa saya bicara seperti ini :
Sekedar cerita, dulu pernah ada kegiatan pembinaan SDM di kantor saya.
Disitu ada sebuah game, tentang kesalahan2 komunikasi.
Si mentor membisiki suatu kalimat pada seorang peserta, lalu peserta itu membisikkan pada rekan disebelahnya, terus begitu sehingga peserta terakhir yg harus menuliskan di papan tulis apa yg telah dia dengar.
Dari beberapa kali sesi, ternyata semua hasilnya membias dengan besar biasan bervariasi dari kalimat pertama yg diperintahkan si mentor. Bahkan ada yg berbeda 180 derajat.
Veda, dikomunikasikan dan ditransmisikan dengan pola yg sama dengan game diatas.
Jika dalam game itu dalam hitungan beberapa menit saja satu kalimat bisa menyimpang dari nilai awalnya, bagaimana dengan veda yg diyakini telah ditransmisikan milyaran tahun yg lalu ??
.
Kita asumsikan jika dalam 1.000 tahun ada peluang penyimpangan sangat kecil sekali (hampir tak berarti), yaitu sebesar 0.01%
Jika dalam veda ada 10.000 sloka, dlm 1.000 tahun yg menyimpang hanya 1 (satu) buah sloka saja.
Itu bisa dianggap tidak pernah terjadi penyimpangan, mungkin hanya sekedar salah redaksional tak berarti.
Tapi akan jadi lain ceritanya jika dikembalikan dalam umur Veda sendiri yg lebih dari SEMILYAR tahun.
Dalam 1.000.000.000 Tahun akan ada potensi penyimpangan 1.000.000 x 0.01%
Itu sama dengan 100% (SERATUS PERSEN !!)
Woow…. Itu bukan saja banyak bro, tapi sudah berganti rupa secara total.
Wajah Arjuna udah jadi wajah Buto terong ! Wajah Dursasana udah jadi Wajah Sri Kresna.
Gak ngeri tuh Bro ??
Apa anda yakin Veda punya alat2 untuk memproteksi dirinya sendiri dari penyimpangan, sehingga anda rela menyerahkan otak anda untuk pasrah bongkokan kepadanya ???
Ngeri bro, …ngeri sekali !
.
Wassalam
Ardhani
Tentang ilmiah, ini adalah sintesis antara rasional dan empiris. Sesuatu yang dipikirkan dan masuk akal harus ada bukti atau faktanya yang bisa diindera. Inilah Ilmiah.
Ketika ada cerita Nabi Nuh Membelah Lautan dan Nabi Muhammad membelah Bulan, terus ada cerita Bumi ini di atas punggung ikan paus. Terus itu Anda percayai sebagai sesuatu yang ilmiah. Apa Anda beragama seperti itu pakai otak?
Tentang rahmat, anda mengatakan bahwa itu ajaran Islam. Ya itu ajaran Islam, tetapi ajaran itu pasti ada dalam Hindu. Kami mengenal istilah Karunia. Apa yang tidak ada dalam Hindu?
Anda bertanya apakah hukum karmaphala berlaku surut? Ada tiga jenis karmaphala:
1. Prarabdha karmaphala: perbuatan yang menimbulkan akibat seketika. Contoh: Bila anda mencaci seseorang tanpa alasan maka anda akan ditampar dan sakit.
2. Kriyamana karmaphala: perbuatan yang akibatnya baru muncul setelah beberapa waktu dalam kehidupan seseorang. Contoh: seseorang hidup mewah dari hasil korupsinya. Setelah beberapa tahun kemudian ia ditangkap dan masuk penjara.
3. Sancita karmaphala: perbuatan yang akibatnya ditanggung dalam masa penjelmaan berikutnya. Contoh, seorang pembunuh yang berhasil menghindari hukuman di dunia karena menyuap hakim, akan terbunuh pula secara kejam dalam penjelmaan berikutnya.
Jadi semua yang terlibat dalam Lila Ramayana itu adalah ditentukan oleh karma. Para pasukan kera juga seperti itu. Mmereka adalah kera-kera yang beruntung. Anda mengatakankalau perjuangan itu demi hasrat birahi? Anda tambah bodoh. Apa karena pikirannya hanya terfokus pada hadiah 72 bidadari yang akan memuaskan birahi Anda di surga? Please dech, hadiah surga kayak itu benar-benar merendahkan derajat kemanusiaan Anda.
Bro, mengenai kemungkinan terdistorsinya ajaran Veda yang milyaran tahun itu anda benar. Nah, itulah alasannya mengapa ada Avatara. Karena Tuhan sendiri yang akan memurnikan kembali melalui lilaNya sebagai Avatara yang turun berkali-kali. Zaman dahulu dan yuga-yuga terdahulu turun, zaman yang akan datang dan yuga-yuga yang akan datang juga Beliau akan turun.
@Putratridharma :
**Tentang Ilmiah
anda membatasi istilah “ilmiah” dengan apa2 yg hanya bisa diterangkan secara keilmuan oleh pengetahuan sekarang. Sedangkan bagi saya segala sesuatu adalah ilmiah, karena semuanya terjadi menurut kaidah2 ilmu pengetahuan. Tapi ilmu pengetahuan sendiri luas, tidak semuanya sudah diketahui oleh manusia.
Anda tidak bisa membatasi ilmu pengetahuan yg terus berkembang dengan mengatakan suatu kejadian bernilai ilmiah sedangkan yg lain tidak ilmiah.
Jaman dulu, manusia terbang itu dianggap tidak ilmiah, karena jaman segitu otak manusia belum mampu menguasai ilmu penerbangan. Namun seiring dengan makin berkembangnya pengetahuan manusia, manusia terbang itu bukan lagi hal yg mustahil dan tidak ilmiah lagi.
Mukjizat itu adalah sesuatu yg terjadinya mendahului pengetahuan manusia di jaman yg bersangkutan, kalo pengetahuannya sama dengan jaman tsb, itu namanya bukan mukjizat, tetapi peristiwa wajar.
Saya pernah membaca artikel penemuan seorang ilmuwan Rusia, tentang sebuah komet yg pernah mendekati bumi, dimana gravitasi komet tersebut mampu mempengaruhi laut merah, yang diperkirakan bertepatan dengan masa mukjizat Nabi Musa AS. Fenomena2 lainnya yg menyertai Nabi Musa saat itu, seperti Hujan katak, belalang, air berubah jadi darah, dll pernah pula terjadi di beberapa negara belum lama ini (silahkan googling). Walau para ilmuwan belum bisa memberikan penjelasan ilmiahnya, tetapi itu diyakini sebagai fenomena alam.
Nabi Muhammad SAW, membelah bulan. Ada penjelasan yg menarik dari temuan NASA dengan program Apollo nya di bulan. Atau bagi yg tidak percaya dengan temuan itu, menurut para pakar peristiwa bulan terbelah bisa terjadi karena fenomena alam di astmosfir bumi, sehingga bulan terlihat seakan2 terbelah oleh pengamat dari bumi.
Bumi diatas punggung ikan paus ?
Well, saya belum pernah mendengar tentang itu. Tapi bisa jadi “ikan Paus” hanyalah kata2 simbolik yg digunakan agar orang dijaman ybs mengerti. Karena mereka tidak akan paham jika dijelaskan dengan ilmu geologi, bahwa lempengan2 bumi yg kita injak ini sebenarnya terapung2 diatas lautan cairan inti bumi.
Lalu bagaimana dengan kisah bocah Krisna mengangkat sebuah gunung ?? Apakah hal itu ilmiah ? atau hanya dongeng ??
**Tentang Rahmat,
Mungkin Rahmat / Karunia ada dalam ajaran Hindu. Tetapi orang Hindu berusaha mematikan ajaran yg sangat memberi harapan itu, dengan mengajarkan hukum karma dan reinkarnasi itu yg utama, bukan karunia.
.
Alasan tiga jenis karmapala atau lebih, tidak bisa menutupi mata terhadap ketidak adilan yg telah terjadi, Bro.
Kejahatan Rahwana dalam kehidupan terakhirnya sebelum dibunuh Sri Rama itu harus dipertanggung jawabkan sebagai jenis karma yg nomer berapa ? satu ? dua ? atau tiga ?
Tidak ada nilai keadilan dalam karmapala jika Tuhan masih boleh berintervensi didalam aturan mainnya. Rahwana masih punya hutang kejahatan, yg tidak pernah dibayarnya lagi.
.
Apakah prajurit2 kera / manusa / raksasa yg gugur dalam dongeng Ramayana adalah jiwa2 yg beruntung ??
Anda jangan berandai-andai sepihak. Ingat “Sancita karmaphala”.
Bisa jadi mereka yg gugur itu didalam kehidupan sebelumnya telah berdosa membunuh orang lain, maka mereka harus membayarnya pada kehidupan sesudahnya (di masa Ramayana) terbunuh dalam perang. Lalu dimana letak keberuntungannya ??
Anda hanya menebak Bro, padahal ada kemungkinan2 lain yg seharusnya ikut anda perhitungkan !
.
Perang Ramayana, secara kasat mata motifnya adalah istri Rama diculik Rahwana mau dikawini. Para Prajurit yg terlibat perang tidak tahu motif “terselubung” ataupun motif “rohani” didalamnya selain motif nafsu dan ambisi pribadi. Itu saja. Simple ! Namanya Prajurit itu diperintahkan komandannya perang, ya maju perang, gak perlu ngurus apa ada motif2 rohaninya. Kecuali sebelumnya mereka membaca kitab Ramayana karangan Empu Walmiki, yg baru ditulis setelah mereka jadi tanah dan abu, sehingga mereka jadi tahu kalo mereka sedang melakukan perang Jihad, dan mati sebagai syuhada jika berperang dipihak Sri Rama.
**Tentang Distorsi Veda.
Saya kok gak tahu bro, ada avatara yg datang untuk mengkoreksi veda yg telah didistorsikan oleh tangan2 jahil.
Rama datang untuk ngajak perang. Begitu pula ketika Krisna datang. Mereka datang bukan untuk jadi Maha Rshi agung yg mengajarkan dan mengkoreksi veda2 yg telah mengalami pendistorsian.
Buddha datang malah gak mengakui Veda. Sri Caitanya Mahaprabu gak terlihat sibuk mengkoreksi dan membuat standartisasi semua veda yg ada di perguruan2 Hindu, seperti yg pernah dilakukan khalifah Ustman bin Affan terhadap Al Quran..
Lho kan aneh jika anda mengatakan para Avatar turun berkali2 untuk memurnikan kembali Veda ?
Veda yg mana yg telah dibersihkan dari distorsi dan veda mana yg belum dibersihkan ??
Wassalam
Ardhani
Wah Anda membalas komentar saya disaat saya lagi sibuk ngerjakan tugas kuliah nih he he he. Tapi tanggung jawab saya untuk membalasnya.
Bro, saya pernah membaca sebuah anekdot, entah di mana saya sudah lupa. Ketika para ilmuwan di USA dikritik oleh senat karena project luar angkasanya (terutama misi ke bulan)yang akan menghabiskan uang berbilyun-bilyun, para ilmuwan kemudian melobi senat. Ketika pimpinan para ilmuwan ditanya, kenapa ngotot membuat project ke bulan? Jawabannya: saya ingin membuktikan kalau bulan benar-benar terbelah oleh Nabi Muhammad. Semua kemudian tertawa he he he…
Definisi ilmiah yang saya kemukakan adalah definisi yang saya peroleh di bangku kuliah. Sekarang pun masih dalam proses kuliah Filsafat Ilmu lanjutan. Definisi itu adalah sudah disepakati oleh filsuf dunia. Jadi kalau Anda membuat definisi sendiri tentang ilmiah ya silakan he he he…
Menurut saya (setuju), sains (ilmiah) dan agama memang berawal dari titik pangkal yang berbeda. https://narayanasmrti.com/2010/08/veda-dan-sains-berawal-dari-titik-pangkal-yang-berbeda/
Tentang karunia, siapa yang mengatakan kalau kami mematikan ajaran karunia? Kata inilah yang paling menghiasi tuturan dalam pergaulan sehari-hari. Kami selalu berkata: Mohon karunianya… terima kasih atas karunianya… , bahkan dalam kesusahan pun kami berujar: ini adalah karunia… Bagi kami karunia itu bukan hanya kebahagiaan. Penderitaan pun kami pelajari sebagai karunia. Jelas kan Bro?
Tentang hutang dosa. Anda mengatakan bahwa Rahvana dan yang lainnya masih berhutang (berdosa). Pertanyaannya, siapa yang menimbang dosa? Siapa yang berkompeten mengatakan bahwa Rahvana itu masih punya hutang dosa? Saya sudah berkali-kali mengatakan bahwa Rahvana itu adalah menemani lila Tuhan. Baiklah saya berikan satu analogi: dalam permainan peran, sang pemain terlibat perkelahian. Ada yang dibunuh, dan ada sedih, ada yang gembira dan seterusnya. Ketika permainan itu berakhir, para penonton bertepuk tangan. Pertunjukan pun selesai. Apakah pelaku yang membunuh dan di bunuh dalam permainan tersebut terikat hutang piutang dosa membunuh? Analogi itu mungkin tidak sepenuhnya tepat. Itu supaya anda bisa memahami “tentang” lila.
Tentang jalinan karmaphala, ini sangat rumit. Tapi hitungan hukum karmaphala tidak mungkin salah dalam menghitungnya.
Mengenai letak keberuntungan mereka yang terlibat dalam Lila Ramayana. Analoginya begini lagi: banyak orang yang kepingin jadi artis untuk ikut bermain peran dalam sebuah kisah yang luar biasa akbar. Tetapi hanya beberapa saja yang lolos “casting” dan ikut menjadi pemeran. Nah yang lolos casting dan ikut sebagai pemeran itu apa memperoleh untung atau rugi Bro?
Bentuk dan jenis keberuntungan tentu hanya Sri Rama (Tuhan Yang Maha Esa) yang menjadi penentunya.
Tentang Avatara sebagai pemurni ajaranNya. Itu sudah jelas, ketika terjadi kekacauan dan kejahatan luar biasa di muka bumi ini, maka ajaran Veda pasti tidak murni dilaksanakan alias banyak yang disimpangkan. Krishna turun memberi karunia Veda Sidhanta (Bhagavad Gita), Budha turun dengan misi khusus yang sebenarnya juga untuk memurnikan ajaran Veda tetapi dilakukan dengan metode khusus dan bertahap. Misi ini kemudian dilanjutkan oleh Sankaracharya. Sri Caitanya memberi karunia penyelamatan untuk zaman Kaliyuga ini dengan menunjukkan ajaranNya yang sudah ada dalam Kalisantarana Upanishad.
Bro, ada banyak avatara yang misinya juga beragam. Tapi satu yang pasti sama adalah untuk melindungi orang saleh, membinasakan orang jahat. dan di balik itu yang paling penting adalah untuk menjawab doa-doa penyembah murninya. Para penyembah murni mendapatkan rasa rohani yang tak terkira melalui pergaulan rohani dengan Tuhannya.
Sekian dulu…
Salam
Ada yang terlupa:
Anda bertanya tentang Little Krishna “Si Bocah Pencuri Mentega” yang imut tapi mampu mengangkat bukit Govardhana, apa ilmiah atau dongeng?
Jawabannya: Tidak ilmiah dan bukan dongeng!
Tentang komet yang berpengaruh terhadap laut merah yang diperkirakan bertepatan dengan waktu mujizat Nabi Musa, menurut Anda itu ilmiah ya? Baru perkiraan saja sudah ilmiah, bagaimana kalau ada peninggalan arkeologinya? Lalu bagaimana dengan jembatan yang dibangun oleh Sri rama yang masih ada puing-puingnya sampai sekarang? Bagaimana dengan Padang Kruksetra yang masih menyisakan bekas-bekas pertempuran? Bagaimana dengan ditemukannya bekas kerajaan Dwaraka di bawah laut?
Mengenai hujan katak, hujan tikus wah itu juga pasti Anda bilang ilmiah. Kalau saya: hujan debu vulkanik, sambaran wedhus gembel, penyebab meninggalnya Mbah Maridjan baru ilmiah he he he….
Salam…
“…..Otak saya memang dari sononya sudah didesign tidak mampu untuk mengenali dan memahami Tuhan, tapi otak ini didesign untuk mampu mengenali dan memahami yg bukan Tuhan…”
Katanya logika ato ilmiah…….coba di cek lagi…..apakah kata-kata diatas logika ato ilmiah?????
=========
Dalam bahasa pemrograman untuk mampu mendefinisikan bukan SESUATU, program tersebut harus mampu mendefinisikan SESUATU. Bagaimana anda tahu itu bukan HALUS jika anda tidak tahu HALUS. Anda harus tahu HALUS agar mampu menyatakan yang lain BUKAN HALUS. itu baru logika dan ilmiah.
Monggo di lanjut and di comment, terutama ahli logika.
saya dah diskusikan ma temen kantor yg muslim. ganti TUHAN dengan SESUATU. dia minta contoh. kucontohkan HALUS. dia katakan y ga mungkin. nie lagi nunggu komen temen yg ahli pemrograman/orang IT.
Selamat Diskusi
Dino
I am proud of your comment. Very logical…
Hari Bolo
@Putratridharma :
Waduh sorry kalo mengganggu kesibukan anda
Anda tidak perlu menjawab dulu kalo lagi sibuk, nyantai aja lah bro.
OK.
*
Soal Ilmiah :
Ya saya juga gak memaksa jika anda memakai rumusan para ilmuwan.
Kalo menurut rumusan mereka sih, memang, hal2 yg metafisik tidak akan diakui sebagai perbuatan ilmiah, karena tidak bisa dijelaskan dengan ilmu mereka.
Silahkan- silahkan saja
*
Tentang karunia :
Mungkin memang Hindu tidak mematikan ajaran karunia, tetapi secara tidak langsung bisa dikatakan iya.
Isu sentral yg diusung Hindu adalah Karmapala dan reinkarnasi, seakan2 itu hukum utama dalam Hindu. Karunia tidak atau kurang mendapatkan porsi yg meyakinkan. Padahal dalam prakteknya Karunia justru merupakan prioritas pertama dibanding karmapala dan reinkarnasi. Karmapala dan reinkarnasi tidak akan berlaku bila Karunia Tuhan mengintervensi. Atau dengan kata lain, karmapala dan kewajiban reinkarnasi akan memble bila Tuhan tidak menghendaki untuk terjadi.
Karena itu, orang Hindu sering mentertawakan jawaban orang islam : “Itu kehendak Allah” , jika mereka menanyakan pada kami mengapa ada orang lahir miskin, menderita atau yg sebaliknya. Padahal itulah jawaban yg paling benar.
Islam dan umumnya agama2 rumpun Ibrahim, meletakkan isu Karunia sebagai aturan dasar yg utama dan pertama. Karmapala (pertanggung jawaban) urutan kedua, reinkarnasi malah gak dapat tempat.
*.
Tentang Hutang Dosa :
Memang Tuhan yg paling berhak menentukan dosa atau tidak, tetapi orang lain pun mempunyai hak untuk meminta keadilan jika merasa dirinya atau keluarganya menjadi korban kezhaliman orang lain. Dan Tuhan juga tidak pernah mengabaikan pada orang2 yg terampas keadilan mereka.
Dalam hal ini, para janda prajurit yg terbunuh di medan perang dan semua pihak yg dirugikan dalam perang itu, berhak menuntut keadilan atas perang yg diciptakan oleh Rahwana dan Sri Rama demi ambisi pribadi mereka memperebutkan seorang putri cantik ! Karena itu, tidak akan salah jika saya atau andapun dengan mudah mengatakan, Rahwana punya banyak dosa yg tidak dibayar.
Dalam pandangan keadilan Islam, dosa Rahwana tidak akan lenyap dengan tewasnya dia ditangan Sri Rama (Tuhan : kata anda). Tewasnya Rahwana itu akibat dari keangkara murkaannya sendiri, tetapi setelah mati dia harus berhadapan dengan mahkamah neraka untuk mempertanggung jawabkan sederet dosa2 yg lain. Termasuk tuntutan dari para korban perang akan dipikulkan ke pundak Rahwana.
Itu baru namanya Adil !
Itu tidak ada dalam Hindu. Rahwana setelah tewas ditangan Tuhan, bisa cuci tangan dari begitu banyak penderitaan yg ditaburkan akibat ulah durjananya ketika hidup sebagai seorang raja lalim. Dia malah hidup di puncak kebahagiaan bersama Tuhan.
Anda tentu tidak akan mengatakan seorang Hitler pun berhak menerima nasib yg begitu menyenangkan setelah kematian selayaknya Rahwana bukan ?? Hitler gak cukup cuma mati, tapi dia layak disiksa seberat2nya di neraka karena kejahatannya.
Kan mestinya begitu ? kenapa Rahwana beda ??
Saya benar2 tidak bisa melihat letaknya keadilan dalam argument anda
.
Analogi anda juga tidak berperi kemanusian
Setelah perang selesai, yg bertepuk tangan mungkin cuma Sri Rama yg berhasil mendapatkan kembali istri tercintanya.
Sedangkan ribuan, atau jutaan makhluk lainnya yg menjadi korban perang secara langsung maupun tidak langsung, baik harta ataupun jiwa, mana sempat mikir tepuk tangan bagi kembalinya seorang istri ke peraduan suaminya ?
nangis darah mungkin (jelas) iya !
Anda kebanyakan nonton sinetron nih, sehingga susah membedakan mana kehidupan nyata dan mana yg sandiwara.
*
Tentang Jalinan Karmapala :
Ya karena rumit dan tidak mungkin salah dalam menghitungnya itulah makanya saya berani bilang dengan lantang : “Rahwana punya hutang dosa2 yg tidak terbayar !”
*
Soal untung dan rugi dalam analogi anda :
Untung itu jika perannya bohong2an, matinya mati2an, berantemnya berantem2an, rajanya raja2an, Tuhannya Tuhan2an, monyetnya monyet2an.
Habis shooting, terus diputer dilapangan semuanya nonton rame2 sambil guyon, lesehan, mimik kopi dan makan kacang. Apalagi kalo dapat honor sebagai pemain peran.
Tapi ini kehidupan nyata Bro, kalo anda mati dalam perang, istri dan anak anda merana hidupnya kehilangan suami, bapak dan penopang nafkah.
Itu untung apa rugi bro ??
*
Tentang Pemurnian Veda :
Seharusnya anda bisa menunjukkan ada veda2 rilis tahun berapa, untuk menunjukkan kalo veda2 Hindu telah benar2 dimurnikan kembali.
Seperti orang Kristen yg bisa menunjukkan rilis2 al kitab mereka.
Kalo seperti komentar anda itu, maka dengan sangat terpaksa saya katakan, itu alasan yg tidak ilmiah,
Menurut definisi ilmiah anda sendiri :
ilmiah adalah sintesis antara rasional dan empiris. Sesuatu yang dipikirkan dan masuk akal harus ada bukti atau faktanya yang bisa diindera. Inilah Ilmiah.
Gak ada bukti atau faktanya Veda telah dimurnikan, bukan ??
*
Soal yg terlupa :
Apakah ditemukannya bekas2 yg diperkirakan peninggalan itu membuat cerita2 dalam veda anda bernilai Ilmiah (menurut definisi anda) ??
Anda pernah membaca novel gajah mada ? atau novel Miyamoto Musashi ?atau pernah menonton sinetron angling Dharma ?
Apa novel dan sinetron itu bisa dianggap ilmiah dan cerita nyata hanya karena dibikin dengan mengambil setting fakta2 yg pernah ada dalam sejarah ???
Penemuan situs jembatan, kerajaan (yg diduga) dwaraka, ataupun bekas2 pertempuran di padang kurusetra, tidak serta merta membenarkan tokoh2 dalam kisah Ramayana dan mahabarata benar2 ada secara riil, atapun ajaran2 yg terkait didalamnya adalah benar, bukan ??
Maka kembali saya katakan : Itu tidak ilmiah (baik menurut definisi anda, dan juga menurut definisi saya pribadi yg anda tidak setuju itu)
Kalo soal laut terbelah, ada teori yg mendukung, walau hanya sekedar teori, bukan bukti, itu bisa jadi masuk akal secara teoritis.
Soal hujan katak, belalang dan air berubah jadi darah itu juga masuk akal karena ada kejadian serupa beberapa waktu lalu
Soal bulan terbelah, itu juga bisa masuk akal, karena ada landasan ilmiahnya walaupun hanya dianggap efek optic dari atmosfir bumi.
Tapi seorang bocah mengangkat gunung ?
Secuil teori paling aneh sekalipun belum ada yg bisa membenarkan klaim seperti itu !
Lalu apakah layak untuk dipercayai begitu saja ??
Think !
Selamat mengerjakan tugas2 perkuliahan
Semoga cepat kelar.
Wassalam
@Dino :
Bro, Otak kita tidak bisa mengenal Tuhan bukan berarti “nol data” tentang Tuhan.
ada “sedikit” data tentang Tuhan yg bisa diterima akal, sehingga bisa dikatakan MASUK AKAL / LOGIC
dari yg “sedikit” itu kita gunakan untuk mendefinisikan yg bukan termasuk “sedikit” itu
kalo yg lain tidak bisa siakurkan dengan yg “sedikit” itu, maka yg lain itu akan dianggap bukan bagian dari yg “sedikit”
itu maksud saya :
tidak mampu mengenali Tuhan, tetapi mampu mengenali yg bukan Tuhan.
anda mau tahu yg “sedikit” itu seperti apa ??
silahkan baca Al Quran tentang konsep2 ketuhanan.
orang non Islam pun akan setuju dengan konsep Tuhan dalam Al Quran yg “sedikit” tadi.
itu artinya konsepnya masih dalam batas LOGIC.
kalo sudah masuk ke konsep2 ketuhanan Hindu, semua orang akan mengerutkan dahi mereka, artinya nggak logic.
maka dibutuhkan konsep yg logic untuk menilai yg tidak bisa diterima secara logic.
semoga anda mengerti
Wassalam
Ardhani
Nggak apa-apa kok, saya nyantai aja sambil kerja tugas balas komentar…
1. Dalam Hindu, kami diajarkan bahwa tanpa karunia pasti tidak akan mencapai keselamatan akhirat. Terserah Anda menempatkan nomor berapa ajaran karunia ini.
2. Keselamatan akhirat adalah pencapaian bhakti yang murni: kembalinya jati diri kita sebagai pelayan kekal Sri Krishna.
3. Poin nomor 2 di atas terjadi saat rantai kelahiran dan kematian sudah terputus. Entitas yang sudah mencapai poin 2 tersebut tidak akan lahir kembali ke dunia material ini.
4. Poin 3 hanya tercapai melalui karunia. Tanpa karunia, tidak mungkin memutus rantai kelahiran dan kematian.
5. Tentang karmaphala, saya katakan bahwa hukum ini tidak mungkin salah dalam menghitung. Jika roh berdosa maka harus ada karunia untuk langsung mencapai pembebasan. Jika tidak ada karunia, maka sang Roh harus mempertanggungjawabkan dulu hasil karmanya.
6. Karunia secara umum ada dua. Karunia bersebab dan karunia tanpa sebab. Untuk karunia bersebab, ini diperoleh berdasarkan perhitungan hutang karma. Sedangkan karunia tanpa sebab ini memang tidak bisa dijelaskan mengapa seseorang mendapatkan karunia. Hanya Tuhan yang tahu karena ini kehenadakNya. Tuhan Maha Berkarunia kan?
7. Begini saja: Ada ilmu sejarah dan arkeologi. Para ilmuwannya sudah mengumpulkan beberapa peninggalan atau sisa-sisa yang anda “dongeng” Hindu itu. Mereka sudah melakukan penelitian dengan metode penelitian yang baku tentunya. Mau anda anggap itu tidak ilmiah atau tidak ya terserah.
8. Ilmiah atau tidak, kami orang Hindu tidak terlalu pusing karena antara kebenaran sains dan Veda memang berbeda, walau sekarang terbukti ternyata banyak konsep Veda yang ilmiah. Termasuk kosmologinya bro… gimana dengan kosmologi Islam? Silakan tunjukkan keilmiahan kosmologi versi Islam.
9. Kalau anda mengatakan mujizat nabi-nabi anda sebagai sesuatu yang ilmiah, maka dalam purana-purana banyak dijelaskan tentang kehebatan yogi-yogi zaman dulu, bahkan seorang yogi bisa menciptakan sebuah planet (planet trisangku) dengan hasil tapanya. Seorang Asura yang bernama Hiranyaksa karena kekuatan tapanya bisa menenggelamkan bumi.
10. Terakhir, apa menurut Anda Tuhan begitu sulit mengangkat sebuah gunung? He he he… Bro Ardhani lucu selalu mengatakan kalau kisah-kisah dalam Veda itu dongeng. Gak apa-apa sih, saya lebih suka dengan “dongeng” yang memberi “rasa rohani” dan bisa menumbuhkan bhakti kepada Tuhan, daripada mempercayai dan mempedomani sejarah yang penuh penyimpangan yang akan mengantarkan saya ke neraka.
Ada lagi yang saya lupa:
Dalam dunia material ini ada roh-roh yang benar-benar menjalani karmanya dan ada roh-roh yang hanya berlila dan atau menyertai lila Tuhan. Roh-roh yang berlila adalah roh-roh khusus yang berasal dari Planet Rohani, atau paling tidak berasal dari planet-planet di atas planet bumi. Jadi walaupun mereka tampak seperti manusia atau hewan biasa secara fisik tetapi mereka nirguna (tidak terikat dengan tiga sifat alam). Dalam perang Ramayana juga seperti itu.
Mengenai membunuh dan dibunuh atau mencelakai atau dicelakai, mencintai dicintai, berjodoh atau tidak berjodoh, dll. Jawabannya adalah karena hutang karma. Hari ini seseorang terbunuh adalah karena di kehidupan yang lalu dia punya hutang pati kepada yang membunuh. Hari ini seseorang membunuh juga karena ikatan karma.
Sekian dulu…
salam
Ralat:
Pada poin 7 : …sisa-sisa yang anda “dongeng” Hindu itu.
Seharusnya: sisa-sisa bangunan dari kisah yang anda sebut sebagai “dongeng” Hindu itu.
Tambahan kedua:
Jika cerita tentang Nabi Anda dengan mujizat-mijizatnya itu anda yakini bukan dongeng, lalu apa alasan Anda menyebut kisah-kisah dalam Veda itu sebagai dongeng? Jika menurut Anda Allah mampu mengangkat bukit Govardhana, kenapa Krishna yang merupakan sumber keberadaan Allah tidak bisa?
Salam….
okeh bro ardhani…..
komen ahli IT di kantor saya :
“…Secara pemrograman ya logis2 aj,
Karena klo x = false, maka not x = true…”
artinya apa : kita perlu mendefinisikan X.
jika dikomputer kita hanya tulis x trus kita ketik Y, ya program pasti mengatakan false….
so..marilah kita belajar memahami, merenungkan dan mendekatkan diri tentang/kepada X tersebut dari berbagai kebijaksanaan menuju kebahagiaan sejati….itulah kita disini.
jika definisi X anda “sedikit” jangan serta merta mengatakan definisi lain tentang X adalah salah, tidak mungkin, dongeng, tidak dipercaya, tidak ilmiah,dll. Silahkan pahami, renungkan dan dekatkan diri untuk memahami kebijaksaan lain tersebut. hal ini untuk menambah khazanah/Definisi tentang X.kenapa???karena X adalah segalanya…maha besar…maha suci..tak terbatas
jika dengan “sedikit” definisi X anda sudah puas ya g masalah. tetap lanjutkan langkah anda. Jika belum…explore…g masalah…karena salah satu defini X adalah Dia yang maha tahu dan maha berkarunia, maha pengasih dan pemaaf.
Salam hangat…
Senang berdiskusi dengan anda
@Putratridharma :
*No I-4 :
Memang, tanpa karunia Tuhan tidak akan ada keselamatan akherat, walaupun amal kebaikan segede gunung. Ataupun jika ada dosa segede gunung, tidak menutup kemungkinan ada keselamatan melalui Rahmat Tuhan. Tidak ada amal yg bisa menjamin seseorang untuk meraih keselamatan akherat, kecuali ada rahmat dari Allah.
Karena itu diajarkan supaya manusia tidak pernah putus asa pada rahmat Tuhan.
Itu yg jadi prinsip ajaran Islam.
Tapi Herannya, orang Hindu (banyak di situs ini) sering mengatakan, orang Islam itu beramal hanya untuk memburu surga dan menghindari neraka. Saya gak tahu, apakah mereka2 yg bilang spt itu gak tahu islam tapi sok tahu, atau sengaja memperbodoh diri mereka sendiri ?
Jika orang sudah sadar atas luasnya Rahmat Tuhan dan hanya berharap padaNya disetiap nafas hidupnya (baca : orang yg berserah penuh kepada Tuhan, makna dari kata Arab : “Muslim”) , maka secara otomatis belenggu karmapala dan reinkarnasi (seperti yg diyakini orang hindu) akan lepas dengan sendirinya.
Orang yg 100% percaya pada rahmat / karunia Tuhan, maka Tuhan akan memberi rahmat.
Orang yg campur2 kepercayaannya, antara karunia, karmapala dan reinkarnasi, ya peluangnya juga sepertiga – sepertiga.
Jadi kalo anda lahir ribuan kali, ya salah sendiri, kenapa gak memfokuskan pikiran pada rahmat Tuhan saja ?
Iya kan bro ?
*
Kalo anda sudah sadar akan kekuatan Karunia Tuhan, saya jadi heran,
Mengapa pengetahuan Karmapala dan reinkarnasi diajarkan sebagai isu utama dalam Hindu ??
*
Saya juga tanya,
Kata anda orang yg terputus dari rantai kelahiran kembali, tidak akan lahir kembali di dunia materi.
Apa yg dimaksud dunia materi ?
Apa definisinya materi ? dan apa batas2 dunia materi ?
Yg bukan dunia materi itu apa ?
Dan apa yg dimaksud bersatu dengan Tuhan ?
.
*No 5 :
Tentang karmapala tidak mungkin salah menghitung.
Yg bener aja Bro, kalo semua sudah dihitung teliti oleh hukum karmapala, dan tiba2 ada intervensi karunia Tuhan, maka seketika itu juga hitungan yg sudah terproyeksi akan kocar-kacir.
Itu namanya salah hitung yg benar2 fatal, gak matang.
Kecuali anda ingin mengatakan ada takdir yg telah ditetapkan terdahulu antara mulai start hitung menghitung karma sampai dengan datangnya karunia. Kalo seperti ini saya sepakat. Suatu perhitungan yg rinci dan gak meleset sama sekali
Konsekuensi logisnya, anda harus berani mengakui kalo ternyata jaring karmapala dan reinkarnasi pun sudah jadi scenario Tuhan sebagai bagian dari IlmuNya.
Kalo gitu, artinya anda setuju pada takdir yg telah ditentukan ??
*No 6 :
Soal karunia bersebab dan tanpa sebab,
Bagi saya semua karunia itu ada sebabnya, karena Tuhan selalu punya alasan dibalik apa yg diperbuatNya. Segala sesuatu ada sebabnya, tidak ada yg kebetulan saja.
Gak mungkin Tuhan berbuat tanpa sebab.
*No 7 :
Saya yakin para ilmuwan itu telah melakukan pekerjaan ilmiah mereka.
Tapi pertanyaannya tetap, andaikan situs2 temuan itu berhubungan dengan tokoh2 yg disebutkan oleh kitab Mahabarata atapun Ramayana, apa lantas membenarkan isi cerita dua kitab itu (termasuk BG nya) sebagai kebenaran hingga ke titik komanya, layaknya realitas nyata yg benar2 pernah terjadi ?
Bagaimana jika hanya fiksi buatan para pujangga purba yg disettingkan dengan masa dan keberadaan tokoh2 itu saja ?
Bagaimana cara anda mengetahui dan mengujinya ???
*No 8 :
Anda tidak memusingkan ilmiah atau tidak, apakah juga berarti anda juga tidak memusingkan lagi logic atau tidak nya ??
Itu karena apa Bro ?
Dilarang mencari logikanya ?
atau karena otak sudah tidak mampu membedakan logic atau tidaknya ? sehingga harus ditelan mentah2 saja ?
*
Kosmologi Al Quran ?
Saya Tanya anda, apakah Al Quran itu sebuah buku kosmologi, sehingga anda berusaha mencari ilmu kosmologi secara ilmiah didalamnya ??
Bukan kan ??
Kalo Al Quran ada sedikit2 menyinggung tentang kosmologi, itu semata untuk tujuan memberi peringatan pada manusia untuk menyadari kebesaran Tuhannya yg telah menciptakan segala sesuatu, bukan dalam rangka memberi kuliah kosmologi.
Paham ?
Kalo anda mengklaim Veda memberi penjelasan ilmiah tentang kosmologi,
Saya minta anda sebutkan ada berapa teori2 tentang penciptaan kosmos yg sudah dikenal dunia ?
Mana dari teori2 itu yg sesuai persis dengan veda ?
Lalu mana diantara beberapa teori2 itu, serta teori yg sama persis dengan keterangan veda yg bisa disebut sebagai hukum / dalil kebenaran sejati yg sesuai dengan prinsip2 keilmiahan yg diakui dunia ???
Ada nggak ??? gak ada kan ?
Itu artinya, kosmologi veda pun tidak lebih hanya dianggap teori saja, satu teori diantara beberapa teori kosmos yg ada, karena tidak ada satupun teori2 yg dikenal manusia yg sudah berubah menjadi hukum penciptaan kosmos yg kebenarannya bersifat final, sehingga keterangan Veda bisa anda perbandingkan dengan itu.
Kalo anda menganggap penjelasan kosmologi Veda bersifat kebenaran yg final, itu artinya anda sepenuhnya sudah gak bisa ilmiah lagi !
Jadi tidak ada alasan anda untuk membawa2 nama ‘ilmiah’.
OK ?
*No 9 :
Anda perlu ketahui, seorang Joko Bodo – si paranormal, bisa menciptakan planet sendiri melalui ilmu hipnotisnya. Dia bisa menghipnotis anda dan orang lain seakan2 hidup di luar planet bumi. Itu hanya masalah kekuatan mental yg bisa menghipnotis pelakunya dan orang2 yg mempercayai ceritanya.
Jadi banjir besar yg melanda bumi di jaman Nabi Nuh adalah ulah Hiranyaksa ya ?
Kalo bukan banjir itu yg anda maksud, banjir besar kedua yg mana itu ? Tidak ada dalam catatan sejarah ada banjir kedua setelah banjir Nabi Nuh.
BTW, seorang ilmuwan bisa menciptakan banjir besar dengan ‘tapa’ nya, yg menghasilkan bom berkekuatan ledak besar untuk membobol sebuah bendungan raksasa.
Banjir deh ! ….Mudah itu.
Oh ya, kabarnya Sun Go Kong juga pernah membuat banjir besar di muka bumi kan ?
Anda percaya dongeng ala Tiongkok itu ?
Kalo tidak bisa percaya, kenapa bisa percaya dongeng India ??
**
Tentang Roh2 yg berlila dan berasal dari atas planet bumi.
Udahlah, saya gak akan berkomentar soal itu
Lagipula bagaimana cara anda membuktikan benar atau tidaknya ??
Selain percaya begitu saja.
Padahal saya tidak percaya begitu saja.
Tul Nggak ?
Mungkin cara terbaik besok saya akan menanyai kucing saya, dia kelihatan alim banget, siapa tahu dia jelmaan roh dari alam rohani yg sedang berlila di bumi ini.
Mungkin dia bisa membuka rahasia dirinya.
Ha..ha..ha…
*
Soal hutang pati dibayar pati.
Jadi ada kemungkinan kan kalo para kera yg mati di perang Ramayana, tidak mati bahagia karena menemani lila Tuhan, tapi mati konyol gara2 hutang karma dlm kehidupan sebelumnya.
Jangan2 Rahwana juga begitu tuh ??
Trus akibat buruk dari perbuatan zhalim Rahwana siapa yg tanggung jawab ya ??
*
Soal mengapa saya bisa mepercayai cerita mukjizat para Nabi,
Karena masih logic !
Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar api, itu wajar, banyak orang yg telah melakukannya
Nabi Isa bisa menyembuhkan orang, itu juga wajar, tenaga dalam dan prana makin bisa dijelaskan secara ilmiah sekarang ini, bahkan banyak orang Kristenpun bisa melakukannya sekarang ini.
Mukjizat nabi Musa dan Nabi Muhammad, sudah saya terangkan sebelumnya potensi masuk akalnya.
Tapi Bocah mengangkat sebuah gunung ?
Yogi menciptakan sebuah planet ?
Gak ketemu alasan untuk bisa melogickannya.
Jadi mohon maaf sebesar-besarnya jika saya akan menganggap itu tetap sebagai sebuah dongeng 1001 malam.
Gak keberatan kan Bro ??
*
Tambahan satu pertanyaan soal Avatara :
Kenapa Avatara Tuhan hanya turun di negeri India ?
Apa dikira bangsa2 lain gak perlu dibantu Tuhan ?
Dan apa dikira Tuhan hanya milik orang India ?
Kalo ada avatara Tuhan di bangsa2 lain, kenapa mereka tidak punya catatan bahwa Tuhan telah berlila diantara mereka ?
Apa bangsa2 lain tidak sesakti bangsa India, jadi gak tahu Tuhan yg berlila ?
Ato malah orang2 India yg kelewat ngawur dalam melukiskan Tuhan ? Sementara bangsa2 lain wajar2 saja ?
Apa ada avatara Tuhan di tanah Arab ? Di Nusantara ? siapa mereka2 ??
Ops… ternyata banyak pertanyaan
Sorry ya.
hehehe
Wassalam
Ardhani
====Kalo anda sudah sadar akan kekuatan Karunia Tuhan, saya jadi heran,mengapa pengetahuan Karmapala dan reinkarnasi diajarkan sebagai isu utama dalam Hindu?
SAYA: Apa mungkin seseorang lulus pendidikan tertentu tanpa melalui proses belajar dan ujian? Lahir dan berkarma adalah proses pendidikan, kematian adalah ujiannya.
===Kenapa Avatara Tuhan hanya turun di negeri India?
Apa dikira bangsa2 lain gak perlu dibantu Tuhan?
Dan apa dikira Tuhan hanya milik orang India?
SAYA: Kenapa pewahyuan Kitab Allah Anda di Arab? Dan kenapa juga bahasa malaikat dan Allah itu bahasa Arab? Apa Islam hanya milik orang Arab?
Bro, Tuhan bisa berlila di mana saja di seluruh tempat atau alam semesta ciptaanNya yang tak terhitung jumlahNya. Tapi Tuhan juga memiliki tempat kediaman yang disebut “dhama”. Bagaimana melihat tempat Rohani Tuhan juga turun di bumi ini (Vrindavan, Mathura, Mayapur Navadvipa), hanya penyembah murni yang bisa melihatNya. Anda tidak akan mengerti kalau hati dan kepala Anda belum menunduk.
Tentang kosmologi, astronomi dll. Tentu di kamus kecil tidak ada Bro. Itu adanya di kamus besar.
narayanasmrti.com/2009/…/kosmologi-modern-dalam-veda/ atau vedasastra.com/?tag=kosmologi-veda
Btw. ini belum Anda jawab: Jika cerita tentang Nabi Anda dengan mujizat-mijizatnya itu anda yakini bukan dongeng, lalu apa alasan Anda menyebut kisah-kisah dalam Veda itu sebagai dongeng? Jika menurut Anda Allah mampu mengangkat bukit Govardhana, kenapa Krishna yang merupakan sumber keberadaan Allah tidak bisa?
@Putratridharma :
SAYA: Apa mungkin seseorang lulus pendidikan tertentu tanpa melalui proses belajar dan ujian? Lahir dan berkarma adalah proses pendidikan, kematian adalah ujiannya.
====== ardhani :
Ah nggak juga.
Hidup disepanjang masa kehidupan ini adalah proses pendidikan sekaligus ujiannya.
Kelahiran itu awal masuk sekolahnya.
Kematian itu awal dari memetik hasil.
*
Soal Avatara India :
Bro, saya gak mempermasalahkan pewahyuan kitab suci pake bahasa Arab, sansekerta, Ibrani, Persia, atau pakai bahasa Bali sekalipun.
Quran dengan sangat terang menjelaskan hal itu, bahwa pada setiap umat yg pernah ada Tuhan selalu mengutus utusan2 untuk memberi petunjuk dan peringatan kepada mereka. Tidak ada satupun umat yg dilupakan Tuhan dari pemberian ini. Dan jelas sekali para utusan Tuhan itu berbicara dengan bahasa2 mereka sendiri.
Apakah menurut anda mereka itu bukan avatara2 Tuhan ??
Lalu kenapa kok hanya di India saja para avataranya diyakini sebagai Tuhan sendiri yg berubah wujud menjadi avatara, lalu mereka menyembahnya sebagai Tuhan ??
Kok ditempat lain tidak ???
Kenapa di planet bumi ini kok Tuhan hanya mau turun (beberapa kali) di tanah India, dan enggan ditempat2 lain ??
Apa Tuhan pilih kasih ?
Apa karena orang India jaman dulu adalah kaum yg luar biasa rusak moralnya sehingga menurut Tuhan lebih urgent untuk menyelamatkan mereka hingga berkali2 , dibanding bangsa2 lain ?
Atau malah hanya orang India saja yg suka GR lalu ngibul kelewat batas tentang lilanya Tuhan di tanah mereka ??
*
PUTRA :
Btw. ini belum Anda jawab: Jika cerita tentang Nabi Anda dengan mujizat-mijizatnya itu anda yakini bukan dongeng, lalu apa alasan Anda menyebut kisah-kisah dalam Veda itu sebagai dongeng? Jika menurut Anda Allah mampu mengangkat bukit Govardhana, kenapa Krishna yang merupakan sumber keberadaan Allah tidak bisa?
====== ARDHANI :
Alasannya sangat jelas, dalam kitab2 saya, aktor2 yg bersangkutan itu dibuktikan dengan sejarah benar2 ada orangnya, jadi bukan orang2 khayalan. Situs2nya ada.
Juga ada tiga kitab suci yg ditulis oleh orang2 yg berlainan di masa yg juga berlainan, tetapi bisa saling sinkron dan saling menjelaskan secara masuk akal.
Karena itu peluang untuk mempercayainya menjadi lebih besar.
Sedangkan dalam tradisi agama anda, tidak ada kejelasan sama sekali bahwa tokoh2 yg dimaksud dalam kitab suci anda dulunya benar2 eksis. Ditulis di masa yg gak jelas, juga oleh penulis2 yg kebanyakan anonim. Kalo ada nama yg dianggap menuliskannya, kita tidak tahu sama sekali nama tersebut orangnya benar2 ada atau tidak, bagaimana track record sifat dan perilakunya, dll.
Kemudian, keterangan2nya hanya berlaku sepihak, tidak ada kitab (agama) lain yg menjadi pembanding / mendukung dari cerita2 / kejadian2 yg disebutkan dalam kitab agama anda.
Apalagi kebanyakan isinya susah untuk diterima secara logic.
Jadi, dengan alasan apa saya harus menerimanya ??
Wassalam
Ardhani
Kalau mengenai utusan Tuhan, konsep ini pasti ada dalam Hindu. Ada banyak jenis Avatara, salah satunya adalah yang berupa utusan Tuhan (orang-orang suci). Ada yang disebut dengan shatyavesa avatara. silakan buka link ini http://www.harekrsna.com/philosophy/incarnations/saktyavesa.htm
Tentang Avatara yang anda ragukan kebenarannya (apa memang ada/eksis atau tidak)ya itu hak Anda. Saya tidak memaksakan Anda untuk percaya. Yang jelas Kitab Suci Veda sudah menjelaskan dengan rinci, sadhu juga menjelaskan, serta Guru juga menjelaskan hal yang sama. Ya cukuplah. Satu gambar/arca Krishna ciri-cirinya di seluruh dunia sama. Di manapun kalau Anda melihat gambar Krishna, pasti ciri-cirinya sama.
Salam
Ardhani
Cobalah Anda membebaskan diri Anda dari pandangan bahwa kebenaran hanya ada dalam agama yang Anda anut.
Sebuah sumur bisa jadi menjadi suatu tempat yang pas bagi seekor katak, ya ini adalah juga kebenaran. Tapi tentu saja menjadi naif jika menganggap tidak ada tempat lain yang lebih baik dari sumur itu. Ketika seekor katak yang lain mengatakan bahwa ada danau yang jauh lebih luas dari sumur itu si katak sumur tidak percaya.
Saya pikir Anda bukanlah katak sumur karena Anda sesungguhnya sangat cerdas, jauh lebih cerdas dari saya.
Salam
@Ardhani
Salam bro/sis/Mr./Mrs.
saya tidak ingin menggangu keasyikan anda menggali ilmu disini, tetapi karena ada sedikit obrolan tentang peninggalan Hindu, saya beranikan diri mengajak anda menengok:
http://hanjayas.blogspot.com/2010/12/ram-setu-conspiracy.html
not much, but something.
Sekalian promosi.
@putratridharma,
thnx komentarnya2 di blog saya kemarin. saya sudah baca, tapi belum sempat log in. Trims saran2nya.
@Putratridharma & Sutha :
Soal situs2 peninggalan peradaban India Tempo dulu.
Well, bagaimana untuk bisa mempercayainya ya ?
Dinosurus yg berumur ratusan juta tahun saja masih bisa ditemukan sisa2 fosilnya dengan cukup mudah
mengapa fosil manusia raksasa jaman dulu (sebagai masyarakat yg pernah hidup dalam legenda2 India) belum pernah ditemukan sama sekali ?
padahal umur mereka dibanding hewan2 jurasic itu jelas lebih tua umur dinosaurus
kenapa seakan2 musnah tanpa ada sisa sama sekali ??
susah memang untuk percaya.
saya lebih suka untuk menganggap tokoh2 di kisah2 tersebut mungkin memang ada, kisahnya mungkin ada.
tetapi tidak seheboh seperti kitab yg kita ketahui itu kejadiannya, melainkan telah dibumbui sedemikian rupa menjadi fiksi Ramayana dan Mahabarata
Mungkin kitab2 tersebut hanya sekedar karya sastra yg mengambil setting sejarah.
dan yg paling penting itu tidak ada kaitannya dengan avatara Tuhan.
BTW, saya baru tahu ada cerita “Sinta tundhung” (pengusiran Sinta) setelah sebelumnya ada kisah “Sinta Obong” (kalo ini saya tahu)
Sinta diusir ke hutan ketika hamil, karena Rama menduga itu bukan anaknya.
akhirnya Sinta ditolong oleh Rsi Walmiki, kemudian melahirkan dua anak kembar, yg kelak keduanya menunjukkan kejelekan2 Rama didepan umum, sehingga Rama menjadi sangat malu dan bermaksud membunuh dua anaknya itu sendiri.
Apakah kisah tersebut ada dalam Versi Ramayana India ? atau hanya dalam versi wayang Jawa aja Ya ??
kalo benar, masak jelmaan Tuhan berbuat seperti itu ??
pelajaran moral apa yg ingin ditunjukkan oleh Tuhan ?
Wassalam
@Ardhani
Ya, mungkin memang terjadi distorsi.
Dalam Sinta Tundung / Uttara Kanda (india), disana ada Valmiki, padahal valmiki hidup setelah jaman mahabaratha.
Sebenarnya saya menulis banyak tentang masalah itu di blog saya, tetapi malu sama Ngarayana kalau saya pasang link lagi.
Kisah Ramayana, entah asli atau tidak, tidak hanya tentang perang yang imajinatif futuristik, bukan hanya tentang manusia bisa terbang atau manusia yang bisa jadi raksasa. Tetapi banyak juga teladan2 dan kisah2 inspiratifnya. contohnya saja kisah SABARI, HANOMAN dll.
Dalam Ramayana, rama tidak langsung dicap menjadi avatar dan semua percaya, tidak. bahkan kalaupun tidak ada yang menyebutkan tentang avatar, Rama adalah manusia utama. Wajar kalau anda dan yang lainnya tidak bisa menerima Rama sebagai avatar/ sejenisnya, karena anda belum membaca Ramayana yang asli. Ramayana (dan Mahabarata) versi indonesia tidak menitik beratkan pada pesan2nya, tetapi hanya pada epiknya, pada intriknya dan tentu saja, perangnya.
Teman saya dari jawa juga bilang begitu. Ia akrab dengan wayang jawa, mahabaratha, Ramayana, tetapi dia sendiri mengatakan Krishna dalam wayang tidak sepenting di kisah2 india. bahkan dalam beberapa gubahan, krishna dianggap tidak ada.
Rama adalah seorang pangeran tampan namun begis dan merupakan jelmaan dewa wisnu. Suka pada peperangan dan wanita.
Ini ada satu kisah, salah satu kisah ramayana yang tidak akan mungkin ada dalam versi indonesia ataupun wayang bali.
http://hanjayas.blogspot.com/2011/01/sabari.html
Maaf kalau saya sering mengarahkan anda.
All
Pertama, yang harus dipahami adalah banyaknya kisah-kisah Purana yang digunakan oleh oknum-oknum untuk tujuan khusus. Kisah-kisah tersebut sudah diubah substansinya dan dipertunjukkan untuk dakwah agama tertentu.
Kedua, pengusiran atau terjun ke api bagi Sita adalah Lila. Ini permainan rohani. Hendaknya dipahami siapa itu Sita. Beliau adalah Sri Radha.
Ketiga, mengenai Valmiki yang hidup begitu lama, sebenarnya itu sangat mungkin. Kalau Hanuman saja sampai sekarang masih hidup, lalu apa tidak mungkin Valmiki juga hidup sampai waktu yang diragukan itu? Ada Maharsi Naradha (gurunya valmiki) juga masih hidup.
Keempat, versi-versi Ramayana (yang memang banyak) itu ditulis dengan berbagai maksud. Bagi Budhis, tentu saja akan menolak semua kisah-kisah versi Veda. Jadi ada Ramayana versi Budhis.
Kelima, mengenai “Rama” apa lagi yang meragukan “KetuhananNya?” Veda-veda sudah menjelaskan. Hendaknya kita tidak berspekulasi yang akan menggiring ke arah pemikiran keliru tentang Rama. Salam…
@ Sutha
Teruslah menulis supaya saya bisa membacanya he he he….
@Putratridharma & Sutha
Yang saya tangkap dari penjelasan anda berdua :
1) Mempertanyakan keabsahan dari bagian2 cerita Ramayana, terutama bagian yg menceritakan pembakaran dan pengusiran Sinta, sebagai bagian dari cerita yg asli atau tidak.
2) Kisah2 Rama Sinta harus dipahami sebagai lila Tuhan (Krisna –Radha), dimana jika ada kisah2 yg “lumayan tidak mendidik”, akan dikembalikan kepada pemakluman bahwa itu cara Tuhan “bermain-main rohani“ di dunia materi manusia, sehingga bisa diperoleh pengesahannya
Komentar saya :
Masalah original atau tidaknya uttara kanda, kedua2nya membawa persoalan serius bagi agama anda.
Jika itu tidak original alias sisipan, maka patut anda waspadai,
Cerita Ramayana saja bisa disisipi materi lain dengan mudah, tidak menutup kemungkinan kitab2 lain dalam Hindu (veda, Purana, dll nya itu bisa juga bernasib serupa dengan Ramayana)
Padahal dalam uttara kanda Ramayana sendiri , golongan anda terpecah2 antara menerima atau mempertanyakannya.
Yang pasti, baik golongan yg menerima atau menolak sekalipun, kedua2nya cukup susah membuktikan uttara kanda itu shahih atau tidak sebagai karya original Rsi Valmiki.
Lalu bagaimana dengan kitab2 yg lain ? Sementara anda semua tidak mempunyai kemampuan untuk memilah antara yg asli dan yg telah disisipkan, kecuali menerima apa adanya seperti itu ??
Seperti yg saya bilang :
dibutuhkan pembanding yg logis untuk memisahkan kelogisan ketika telah bercampur baur dengan ketidak logisan.
Jika anda tidak bisa membedakannya lagi, maka logis dan tidak logis menjadi tidak ada bedanya lagi, alias sami mawon.
Itu gawat !
*
Jika Uttara kanda / Sinta Tundung adalah bagian original dari Ramayana, maka suka atau tidak suka, kebesaran Rama sebagai Tuhan yg menjelma diplorot secara memalukan dengan adanya bagian itu. (ini yg jadi alasan bagi orang Hindu yg ngotot mempertanyakan apakah uttara kanda asli dalam kisah Ramayana atau sekedar disisipkan belakangan)
Jadi istilahnya, maju kejedot tembok, mundur kejebur got.
Sebagai solusi praktisnya, orang Hindu mengatakan seperti yg dikatakan Bro Putra, membaca Ramayana hendaknya “dipahami sebagai permainan rohani Tuhan”, tentang kisah lilanya Krisna dan Sri Radha.
Kesan yg saya tangkap dari pernyataan itu, bisa saja terjadi hal2 tidak masuk akal dan bertentangan dengan norma2 kepatutan yg dihargai tinggi di dunia manusia, tapi karena yg berbuat adalah Tuhan dengan pasanganNya, maka sah2 saja jika terjadi tubruk sana tubruk sini dan hal2 lain yg tidak layak diukur dengan ukuran manusia. Karena ukurannya adalah menurut ukuran Tuhan yg tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan ukuran manusia.
Maka saya akan mengatakan, Kitab Ramayana itu hanya kitab main2.
Tidak ada manfaat positif yg bisa dipetik darinya, selain sejumlah kisah konspirasi yg bener2 konyol antara Tuhan dengan pasanganNya serta antek2 bawaanNya (sorry mungkin ini agak kasar), seperti si penjaga gerbang vaintaloka yg didapuk jadi rahwana dalam kisah sandiwara kolosal itu, dan juga rombongan para arwah dari planet2 rohani yg mendapat peran sebagai bala tentara monyet.
Tuhan sedang memberikan tontonan hiburan bagi orang2 sesudah kisah itu terjadi (termasuk kita), sedangkan kerusakan hebat di muka bumi ditanggung oleh orang2 pada jaman kejadian itu berlangsung.
Benar2 luar biasa………….
Konyolnya !
Padahal, menurut saya nih, kisah Ramayana digubah oleh rsi Valmiki, sebagai tuntunan moral pada manusia dalam bentuk karya sastra yg sepenuhnya bernuansa manusia dengan nilai2 kemanusiaannya yg manusiawi.
Memang ada dua sisi yg saling berhadapan, dimana kebaikan melawan kejahatan, namun rsi Valmiki tidak memisahkan kedua pihak itu dalam garis batas yg tegas, tetapi beliau juga menunjukkan sebaik2 orang atau bahkan sejahat2 orang akan selalu ada sisi baik dan buruknya sendiri2.
Sehingga diharapkan para pembacanya dapat menarik teladan dari setiap tokoh2nya, termasuk pada diri rahwana sekalipun, yg meskipun digambarkan sebagai sosok jahat karena telah membawa lari istri orang, namun senatiasa berjiwa ksatria, menghormati kemulian harga diri wanita, dan dicintai rakyatnya.
Sebaliknya pada diri Rama, meskipun dia ditempatkan sebagai tokoh pahlawan yg suci, tapi ada gambaran manusiawi yg tidak bisa lepas dari dirinya, yaitu keragu2an, prasangka, cemburu, dan bisa juga mengambil keputusan yg salah ketika dikuasai oleh sifat2 tersebut.
Saya yakin Rsi valmiki tidak mengharuskan pembaca karyanya untuk mempelajari veda dan mengkaji dunia reinkarnasi dulu sebelum membaca dan memahami isi karya sastra nya, sehingga para pembaca nantinya mampu untuk memahami mengapa rahwana harus mati, mengapa Subali harus dibokong dari belakang oleh Rama, mengapa Sinta harus dibakar di usir, dan anak2nya gak diakui oleh Rama, dan membenarkan tanpa syarat apapun atas segala tindakan Rama, karena dia adalah Tuhan yg bisa berbuat apa saja.
Saya yakin tidak seperti itu !
Tetapi dari membaca begitu saja semua pembaca yg cerdas dan arif akan bisa menarik pelajaran berharga terhadap berbagai sifat dan kharakter manusia, baik itu dari pihak protagonis maupun yg antagonis.
Bukan menggiring pembacanya untuk mengimani Rama sebagai Tuhan yg selalu benar dalam segala tindakannya.
Sayangnya, meskipun orang2 Hindu percaya Rsi Valmiki masih hidup hingga saat ini, tetapi benar2 sayang beribu sayang, beliau memilih membungkam dirinya ketika menyaksikan orang2 Hindu sekarang pada meributkan keoriginalan dari bab2 terakhir dari Maha karya nya itu.
*
NB :
Mestinya setiap sampul depan kitab Ramayana diberi peringatan :
“Jangan coba2 meniru perbuatan Sri Rama yg tidak patut didalamnya, karena Sri Rama adalah Tuhan yg boleh berbuat apa saja, sedangkan anda hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan. Silahkan Baca dan pelajari Veda dulu dengan benar sebelum membaca, agar anda tidak menjadi sesat ketika membaca kisah Ramayana ini.”
Wah rusak kalo gini !
Wassalam.
ARDHANI
Memang sulit untuk mengerti Lila Tuhan kalau membandingkannya dengan sinetron Indosiar atau kisah-kisah bohongan dalam folder “Rahasia Ilahi”. Kesedihan atas perpisahan, kerinduan, keharuan dalam Lila itu semuanya “rasa Rohani”. Rasa Lila Rama-Sita itu hanya dikecap oleh mereka yang mencintaiNya. Tidak mungkin oleh orang yang iri atau membenciNya. Kalau Anda benar-benar ingin mengetahui yang sesungguhnya, bertanyalah secara lisan. Datang ke Asram-Asram Hare Krishna. Terlalu banyak yang harus dijelaskan yang tidak mungkin dijelaskan secara tertulis. Barangkali bisa dengan ngobrol-ngobrol santai?
Kalau saya sedikitpun tidak ada keraguan tentang kisah Ramayana itu. Semuanya masuk akal. Perlakuan Rama kepada Sita di akhir kisah, itu saya yakini sebagai Lila. Dalam percintaan Rohani: rasa sedih, rasa perpisahan, kerinduan, dll. akan menambah sempurnanya rasa (kebahagiaan Rohani). Tapi Anda mungkin susah memahami ini.
Tentang NB, iya anda benar. Guru-guru kerohanian menegaskan: jangan meniru apa yang dilakukan Tuhan. Tapi ikuti perintahNya dan jalankan apa ajaranNya. Ah nggak rusak kok…. Salam
Saya teringat kisah yang ditulis oleh Srila Bhaktivinoda Thakur dalam Sri Mayapur Navadvipa Mahatmya. Dikisahkan pada saat Sri Caitanya membagi-bagikan Krishna Prema kepada para penyembahNya, IbuNya sendiri karena pernah melakukan “kekeliruan” tidak diberi karunia Krishna Prema tersebut. Tentu saja rekan-rekan Sri Caitanya heran. Dalam keharuan, ada yang rela nyawanya dicabut agar IbuNya kebagian Krishna Prema. Mereka kemudian berdoa kepada Sri Caitanya dengan cara mengungkapkan betapa agung dan mulianya ibu Beliau. Semua rekan-rekan Sri Caitanya memanjatkan doa puji-pujian yang mengagungkan IbuNya. Sri Caitanya kemudian menjadi sangat puas.
Inilah Lila Tuhan. Beliau menikmati “kebahagiaan Rohani” ketika ibuNya diagungkan. Sebenarnya, penolakan Sri Caitanya untuk memberikan Krishna Prema kepada ibuNya hanyalah skenario sandiwaraNya saja. Beliau sebenarnya ingin mendengarkan ibuNya diagungkan oleh dunia. Seperti halnya seluruh alam semesta mengagungkan Ibu Yasoda. Salam
OK.
Saya manusia yg berfikir sebagai manusia,
maka saya membaca cerita Ramayana sesuai dengan apa adanya manusia bersikap terhadap perasaan2 dan problema2 manusia.
Saya tidak perlu repot2 memikirkan dan merasakan “kerohaniannya Tuhan”.
Biarlah itu urusan Tuhan sendiri, bukan urusan saya.
karena itu tidak ada alasan buat saya untuk takut tersesat ketika membaca kisah Ramayana.
kalo anda takut tersesat, karena kitab ramayana mempunyai potensi meyesatkan menurut anda,
ya udah silahkan berfikir sesuai dengan yg anda pikir.
Thank You telah mau berdiskusi dengan saya.
kapan2 kita sambung dengan topic yg lain.
Wassalam.
@all:
Knp kita mempermasalhkan hal sepatutnya d permasalahkan?
Semua kmbali pada diri sendiri saja. .
Jalani yg sudah di tetapkan kepada manusia seperti ibadah kpd Tuhan(sembhyang or sholat),, sedekah atau dana punia,, dan berbuat baik kpd sesama. . .
Itu intisari setiap ajaran agama. . .
Jgn hnya slg mengagunggkan n menghina yg tidak sepaham. . .
Thx. . .
@all:
Knp kita mempermasalhkan hal sepatutnya d tidak permasalahkan?
Semua kmbali pada diri sendiri saja. .
Jalani yg sudah di tetapkan kepada manusia seperti ibadah kpd Tuhan(sembhyang or sholat),, sedekah atau dana punia,, dan berbuat baik kpd sesama. . .
Itu intisari setiap ajaran agama. . .
Jgn hnya slg mengagunggkan n menghina yg tidak sepaham. . .
Thx. . .
@Ardhani
Saolut deh… Buat anda… hmmmm… anda bilang “Rahwana Blm lunas mbayar Dosanya?.
Hmmm klo sy bilang , “Nabi Muhamad juga banyak dosanya”. Bgm?
Boleh kan??? Tp klo dihindu… Kata “Adil” baru kita dapat pahami apabila kita mengikuti keseluruhan dari perjalanan roh tersebut”. Sedangkan Kisah Ramayana atau Mahabrata, hanyalah penggalan kecil dari perjalanan roh2 yg bersama2 ikut dg Lila-Nya. Dimana dg mengambil petikan dari perjalanan roh2 tsb, dapat memberi panduan u/ kita.
Lalu ttg Kosmologi Islam, bisa anda baca di http://wirajhana-eka.blogspot.com/2008/08/versi-agama-bumi-datar-matahari.html#kosmologiislam
Maaf, selama ini sy sibuk bgt. Mungkin debat kita terhenti. Tp kelihatan nya ada jago2 ya… hehehehehe.
Oh ya…saya tanya ya… Menurut anda, nama Tuhan itu pasti “Allah” ya? Terus kira2 nama roh anda pasti Ardhani ya?
@Adi Wira Kusuma
memang Rahwana belum lunas bayar utang dosa, kalo ditinjau dari sisi hukum karmapala yg adil.
*
Nabi Muhammad SAW memang manusia biasa yg tidak luput dari dosa2, tetapi harap dicatat, Allah SWT telah memberi pengampunan kepada beliau. jadi No problem ! OK ?
karena dalam agama saya, Allah itu Maha Pengampun, sebesar apapun dosa seseorang jika ybs mau bertobat dan meminta ampunan dari Allah, maka Allah akan mengampuni.
Rahmat dan Ampunan Allah itu nomer satu,
keadilan (kalian sebut karmapala) itu nomer dua.
*
=== ADI WIRA :
Boleh kan??? Tp klo dihindu… Kata “Adil” baru kita dapat pahami apabila kita mengikuti keseluruhan dari perjalanan roh tersebut”. Sedangkan Kisah Ramayana atau Mahabrata, hanyalah penggalan kecil dari perjalanan roh2 yg bersama2 ikut dg Lila-Nya. Dimana dg mengambil petikan dari perjalanan roh2 tsb, dapat memberi panduan u/ kita.
+++ Komen Ardhani :
memang ada manusia yg bisa memahami seluruh perjalanan sebuah roh ?? Gak ada !
jadi, orang Hindu ketika ngomong sebakul tentang ramayana ataupun mahabarata, sebenarnya hanya ngomong kulit2nya yg tampak doang.
karena mereka tidak ada yg tahu perjalanan seluruh roh tokoh2 ybs dari awal kehidupan hingga akhirnya.
jadi jangan menyalahkan saya, karena anda2 sendiri juga tidak tahu bukan ??
*
Kosmologi Islam, tentang bumi datar, itu hanya masalah persepsi orang yg membaca ayat.
padahal makna “datar” dalam ayat2 tersebut bukan makna tunggal, tetapi multi tafsir.
*
Nama Tuhan, kalo dalam Islam pasti Allah, kalo dalam agama lain mereka punya nama2 sendiri untuk menyebut nama Tuhan.
Tuhan gak punya nama generik.
*
roh saya bernama ardhani ?
ha..ha… ardhani itu hanya nama saya di dunia maya, di dunia nyata orang bahkan tidak mengenal saya dengan nama ardhani.
roh saya tidak bernama saya, karena nama saya baru dibikin beberapa hari setelah saya lahir oleh bapak saya.
sedang roh saya, sudah diciptakan Allah sebelum Allah menciptakan manusia.
OK ??
Wassalam
@ardani…
Dariman anda tau , klo org gak bisa mengetaui perjalanan sebuah Roh??? Budha Contonya……Bisa kok…. Dan akhirnya beliau menemukan cara memadamkan itu semua. Dan Budha bukan ada 1 org… Bayk org spt Budha… baik Sebelum / sesudah ajaran Budha lahir.
Masak di ajaran islam, mengenal kegenerikan nama Tuhan? Saya rasa… Gak… Krn Nama tuhan di Islam ya Allah… Jadi Objek yg telah terdifinisi… Klo Tuhan di Islam adalah Objek yg telah terdifinisi namanya, masak roh anda blm terdifinisi namanya????
Ttg nabi Muhamad… Berarti anda juga mengakui ada kesalahan. Gitu… Ya krn roh nya adalah kesayangan Allah, maka jd dimaafkan. Gitu… ya deh….
Kpn ya … Allah menurunkan roh kesayanganNya??? Heheheheh… Ini penting juga lho… Kira2 apa sih tanda2nya klo itu roh kesayanganNya (Rasul/Nabi)??? Sebab jangan sampai terulang lg…kejadian spt Waraqa (Ahli Injil yg menduga2, Muhamad itu nabi)
Hmmm… sebenarnya sy masih byk sih tanya2. Tp waktu sy skrg terbatas…
Ttg Bumi datar…. Kira2 kok bisa terjadi penafsiran spt gitu ya? Kira2 knp ya? Apalagi Yg nafsirkan bukan org main2 lho…. Apa AlQuran…dlm menerangkan hal yg sepele aja bisa multi tafsir. Oke Deh…. Skrg sy Tanya… Duluan mana terciptanya Bumi sama matahari? Menurut Quran lho………
Itu aja dulu deh…
@Adi Wira Kusuma :
=========Adi Wira :
Dariman anda tau , klo org gak bisa mengetaui perjalanan sebuah Roh??? Budha Contonya……Bisa kok…. Dan akhirnya beliau menemukan cara memadamkan itu semua. Dan Budha bukan ada 1 org… Bayk org spt Budha… baik Sebelum / sesudah ajaran Budha lahir.
********Ardhani :
Pertama,
tidak ada jaminan sang Buddha benar2 mampu dan telah menceritakan masa lalu perjalanan ruh nya dalam setiap kehidupan, kalaupun mungkin itu ada dalam teks2 Kebuddhaan, tetap tidak ada jaminan itu keluar dari mulut beliau sendiri. Mungkin itu hanya mitos yg diciptakan oleh para pengikutnya setelah beliau.
Setahu saya sang Buddha dalam ajarannya berusaha menjauhkan diri untuk membahas masalah2 gaib seperti itu. Karena menurut beliau pengetahuan tentang hal2 tsb tidak membantu perbaikan akhlak manusia, malahan berpotensi membawa manusia berselisih pendapat tentang hal2 yg tidak perlu.
Jadi jika sang Buddha bercerita tentang pengalaman kehidupannya di masa2 lalu, itu menjadi benar2 aneh.
Kedua,
Anda bisa baca sendiri komentar2 di forum ini, kawan2 anda sendiri sering mengatakan, atman umumnya lupa dengan pengalaman kehidupan sebelumnya.
Jadi yg mayoritas manusia adalah amnesia, sedangkan yg bisa menceritakan detail pengalaman kehidupan2 sebelumnya hanya segelintir orang, – meskipun itu juga tidak terbukti kebenarannya.
Mungkin ada yg mengaku bisa mengetahui kehidupan2 masa lalunya, tapi bagaimana membuktikan kebenaran yg dikatakannya itu ??
Tidak ada bukan ?
.
**
===========Adi Wira :
Masak di ajaran islam, mengenal kegenerikan nama Tuhan? Saya rasa… Gak… Krn Nama tuhan di Islam ya Allah… Jadi Objek yg telah terdifinisi… Klo Tuhan di Islam adalah Objek yg telah terdifinisi namanya, masak roh anda blm terdifinisi namanya????
************Ardhani :
Yoi, emang siapa yg bilang dlm Islam kenal nama generic Tuhan ?
Saya kan bilang Tuhan tidak punya nama generic.
Nama Ruh saya, Ok lah, anda boleh menyebut ruh saya bernama Ardhani,
Orang lain boleh menyebut ruh saya bernama Joni, Jupri, Jontor, dll karena saya kebetulan pernah menggunakan nick name – nick name tsb
Apa itu yg anda maksud terdefinisi ???
Bagaimana dengan anda ?
misalnya anda telah lahir 100x, apakah ruh anda juga telah berganti nama 100x ??
**
===========Adi Wira :
Ttg nabi Muhamad… Berarti anda juga mengakui ada kesalahan. Gitu… Ya krn roh nya adalah kesayangan Allah, maka jd dimaafkan. Gitu… ya deh….
Kpn ya … Allah menurunkan roh kesayanganNya??? Heheheheh… Ini penting juga lho… Kira2 apa sih tanda2nya klo itu roh kesayanganNya (Rasul/Nabi)??? Sebab jangan sampai terulang lg…kejadian spt Waraqa (Ahli Injil yg menduga2, Muhamad itu nabi)
********* Ardhani :
Kenapa Allah menurunkan Roh KesayanganNya, itu tidak penting buat saya. Saya juga nggak mau ngurus alasan nya. Itu urusan Tuhan, bukan urusan saya.
Tanda2nya roh kesayanganNya? ………… ya selalu disayang dong !
Gak ada tanda2 yg lain dari itu ! Gimana sih anda ini.
Soal Waraqa, kayaknya anda sedang misunderstand tentang beliau, silahkan baca dan pahami tentang beliau dengan benar. Saya bahkan gak tahu maksud pertanyaan anda tentang beliau.
**
==========Adi Wira :
Ttg Bumi datar…. Kira2 kok bisa terjadi penafsiran spt gitu ya? Kira2 knp ya? Apalagi Yg nafsirkan bukan org main2 lho…. Apa AlQuran…dlm menerangkan hal yg sepele aja bisa multi tafsir. Oke Deh…. Skrg sy Tanya… Duluan mana terciptanya Bumi sama matahari? Menurut Quran lho………
********* Ardhani :
Ya jelaslah bisa salah tafsir,
Ketika Allah berfirman dlm al Quran “telah menghamparkan bumi”,
yg maksudnya dengan kalimat itu, supaya manusia berfikir dan bersyukur, bumi ini telah dipermudah oleh Allah untuk dijelajahi segala penjurunya oleh semua manusia untuk mendapat manfaat dan rizki dari bumi.
Mau dibuat jalan enak – datar, mau naik kuda enak, mau naik mobil juga ok – mulus2 aja.
Mau dibikin sawah gampang – lempeng2 aja, dibikin rumah juga enak ditiduri.
Penghamparan bumi harusnya membuat manusia bersyukur, bukan malah mengingkari Tuhan yg telah mempermudah bumi bagi segala kebutuhan manusia dengan menghamparkannya.
Penafsiran yg membaca ayat bisa beda2 tergantung daya nalar masing2.
1) yg awam akan berfikir :
alhamdulillah ya, bumi yg luas ini terasa datar2 aja dan mudah dilalui, coba bayangkan jika Tuhan menjadikan bumi seluruh permukaannya penuh gunung dan jurang kayak kulit duren, apa nggak bikin susah manusia ? bener2 alhamdulillah bagi Tuhan yg telah menghamparkan bumi !
2) Yg ahli geologi akan berfikir :
Alhamdulillah ya, bumi permukaannya bisa jadi padat menghampar enak dibuat berpijak segala makhluk. Coba jika bumi dibiarkan Tuhan tetap berpijar selamanya, apa ada kehidupan yg bisa hidup diatasnya ? bener2 alhamdulillah bagi Tuhan yg telah menghamparkan bumi !
3) Ahli astronomi akan berfikir,
Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan yg telah menghamparkan bumi bagi kita, porsinya serba pas, gravitasinya pas, tekanan atmosfirnya juga pas. Beda dengan keadaan planet2 lain, disana nggak mendukung untuk menopang kehidupan manusia.
Bumi ini benar2 dihamparkan oleh Allah sebagai alas kita berpijak dan beraktivitas diatasnya, hingga kita bisa dengan enak berjalan, lari2, main bola dan melakukan segala aktivitas.
Itu sebabnya Allah berfirman dalam Al Quran, bahwa matahari dan bulan itu dijadikan sebagai sumber2 pencahayaan di bumi, sementara bintang2 sebagai perhiasan langit dunia, karena diluar angkasa sana sulit sekali untuk menemukan tempat kehidupan yg sangat ideal bagi manusia seperti di bumi ini.
bener2 alhamdulillah bagi Tuhan yg telah menghamparkan bumi !
No 1, 2 dan 3 itu namanya beda penafsiran ketika membaca ayat sesuai dengan daya nalar masing2.
namun sayang ada segolongan orang2 kathrok, yg mungkin karena lagi kementhus2nya mengetahui kalo bumi ini bulet dari pelajaran Geografi sekolah, mencoba menyerang “kosmologinya Al Quran” dengan mengatakan Al Quran salah, bumi itu bulet, bukan datar.
Nah yg ini jelas bukan saja salah tafsir, tapi udah salah jurusan !
Ibaratnya, udah dibilangin anda salah naik pesawat, ini jurusan Surabaya – Jakarta, kok tetap ngotot untuk nebeng pesawat yg sama, tapi minta diantar ke Bali. Pake marah2 lagi, seluruh kru, bahkan semua penumpang didalam pesawat ikut disalahkan.
Emang dipikir naik taxi ?? yg bisa ganti rute sembarangan ?
Kalo mau ke Bali ya turun dong dari pesawat ini, terus cari pesawat lain yg memang trayeknya ke Bali
Aneh kan orang seperti itu ??
Al Quran itu ayat2nya difirmankan dengan tujuan agar manusia mengambil pelajaran dan berfikir yg ujung2nya mengantarkan mereka bersyukur atas segala nikmat Allah, kok dipaksa dan diadili sesuai tidaknya dengan materi pelajaran kosmologi ??
Kalo gini yg udah kurang beres isi kepala siapa ya ???
Wassalam
@ardani..
Anda tu selalu raja ngeyel… Tp boleh lah anda menduga Budda Gak/blm bisa melihat perjalanan Roh…
Klo kami gak percaya, klo nabi bertemu malaikat Jibril? Gak pa pa Juga ya… Lagipula shabat2nya nabi ya gak tau juga, apalagi kami…wkwkwkwkkwk
Penjelasan anda puanjang tp saya kok g bisa nangkap maksd anda. Saya kan tanya “DULUAN MANA TERCIPTANYA MATAHARI DULU ATAU BUMI DULUAN? MENURUT AL QURAN”….
Gitu aja…kok mbulet? Oh ya… apakah jawaban ttg hal ini akan menghasilkan multi tafsir juga.
Dulu anda bilang… Ttg perjalanan roh, AQ tidak menjelaskan 100%. Saya bilang OK…lah.
Lalu masak ttg kosmologi, AQ juga tidak menjelaskan 100%?
Klo saya boleh bantu, apa bener menurut AQ, yg diciptakan dulu : BUMI, LANGIT, MATAHARI BULAN & BINTANG2. Apa bener begitu? Klo salah, terangkan dong? Terus tunjukkan ayat2nya? Terus apa multitafsir lagi?
Monggo…
Ardhani: selamat berjumpa saudara…. silakan lanjutkan debatnya, saya sebagai penonton aja he he he
Adi Wira: salam kenal…
kita harus menghargai semangat belajar ardani yang begitu besar.
saya yakin dia akan menemui kebenaran dalam hindu suatu saat.
sehingga saudari ardani tidak perlu mengenal kata multi tafsir atau penjelasan yagn mbulet, atau AQ tidak menjelaskan 100%
nabi bertemu malaikat Jibril?
ooo….. itu ada saksinya yaitu nabi muhamad sendiri.
@adi wira kusuma :
Matahari atau bumi dulu ?
Al Quran bilang Allah menciptakan alam dalam enam hari
apa anda pikir 6 hari itu berarti, satu hari mengerjakan matahari sampai selesai dengan sempurna?
lalu hari keduanya bikin bumi hingga selesai sempurna ?,
lalu hari ketiganya bikin apa kek hingga selesai sempurna ?
demikian juga dengan hari2 lain yg tersisa, masing2 dibikin dengan sempurna juga dalam satu hari ?
apa anda pikir begitu ???
logic aja mikirnya bro.
ketika ayatnya bilang, sehabis mengurus bumi, lalu Allah mengalihkan perhatian ke langit, apa anda pikir urusan dibumi berhenti berproses karena Allahnya sedang ngurus langit ???
kalo semuanya sama2 sedang berproses, coba anda pikirkan mana ada proses yg sedang terjadi tidak ada campur tangan Allah didalamnya pada saat itu ???
artinya apa ?
artinya semua digarap bareng2 !
ok ?
silahkan berfikir jernih !
Wassalam
@orang ganteng :
CUKUPLAH ALLAH YANG MENJADI SAKSI
Salam kenal Bro
Wassalam
@ardhani;
Anda itu mbulet aja…. Saya dah memberi kan anda untuk memberikan beberapa tafsir dari AQ… tapi lg2 anda mbulet.
Dikatakan bahwa AQ adalah kitab pembetulan. Jadi klo di kitab Kejadian sdh diterangkan secara detail, dan kelihatan AQ juga senada, dan Justru di AQ terlihat spt dirangkum. Ini artinya apa?
Apa AQ setuju dengan al-kitab Kejadian?? Klo gak, dimana letak pembetulannya?
http://wirajhana-eka.blogspot.com/2008/10/einstein-untuk-kategori-agama-kosmis.html
Mengapa itu penting bagi saya. Itu salah 1 pembuktian, benar apa gak sih itu dari Tuhan? itu saja kok. Karena hal itu adalah ilmu yg patut diketahui o/ manusia, Lalu dg bahasa puitisNya, yang menyebabkan org salah. Apakah itu gak bahaya? Apalg yg nafsirkan bkn org sembarangan lho……….
Lain dg halnya filsafat, kesadaran….. klo itu sngt sulit bgt u/ bisa 1 tafsir.
Sekali lg, Saya tidak pernah melarang, org yakin sesuatu. Tp klo kata “yakin/percaya”, diubah dg kata “saksi”. Saya rasa itu hal yg bodoh. Apalagi klo hal itu blm pernah dibuktikan. Apalagi klo hal itu adalah hal yg spele dan harusnya bisa diketahui secara real.
Dah sekali lg… Tunjukkan beberapa tafsir dari AQ… Ttg Duluan mana, BUMI/ Matahari???
Dah…gampang2anya, gini aja … Di AQ, adakah penyinggungan ttg matahari dari pertama?
@ardani
saya tadi malam juga bertemu malaikat jibril sambil ngopi bareng di warung.
ada saksinya yaitu ALLAH
@orang genteng
saya yakin dia akan menemui kebenaran dalam hindu suatu saat.
..akula
saya yakin anda dan teman2 anda lain akan menemui kebenaran dalam Islam suatu saat.
orang Ganteng wrote :
“saya tadi malam juga bertemu malaikat jibril sambil ngopi bareng di warung.
ada saksinya yaitu ALLAH”
===========Komen Ardhani :
OH IYA SETUJU SEKALI !
SAYA PERCAYA ALLAH ADALAH SAKSI DARI PERKATAAN DUSTA ANDA INI
Wassalam
@akula
ya saya sudah menemukan kebenaranya yaitu nikah siri dan poligami sangat nikmat
@aAdi Wira Kusuma :
Untuk anda ketahui,
Al Quran memang membenarkan kitab2 yg diturunkan sebelumnya, tetapi al Quran juga berperan sebagai batu uji bagi kitab2 yg lain tersebut, karena al Quran sendiri telah menyatakan bahwa kitab2 yg lain tersebut telah mengalami pendistorsian oleh sebagian oknum pemeluk agama yg bersangkutan.
Perintah nabi kami terhadap kitab2 yg selain al Quran adalah : Jangan membenarkan mentah-mentah, juga jangan menyalahkan mentah-mentah.
Jadi jika anda bertanya pada saya tentang kebenaran isi kitab kejadian dalam taurat Yahudi / Kristen, sesuai dengan perintah Nabi saya, maka saya tidak membenarkan dan juga tidak menyalahkan, alias no comment.
Pedoaman saya adalah Al Quran, titik.
Kalaupun saya diperintahkan mengimani kitab2 lain, semisal taurat dan injil.
Yg saya imani adalah taurat yg diturunkan Allah pada nabi Musa, dan Injil yg diturunkan pada Nabi Isa.
Bukan pada al kitab dan injil yg ada sekarang ini.
Apakah ini bisa anda pahami ??
**
Soal kosmologi Al Quran,
Apakah saya kelihatan mbulet bagi anda ?
Atau anda yg tidak mau diajak berfikir ?
Mengapa anda masih meninta saya untuk menunjukkan ayat2 padahal anda sudah membaca di blog yg anda rekomendasikan kepada saya ?
Apakah masih kurang ayat2 al Quran nya ?
Marilah anda saya ajak berfikir :
Pertama
Saya minta anda untuk tidak mengkait-kaitkan dengan kitab kejadian orang Kristen, karena kita membahas Al Quran bukan al kitab mereka.
Penjelasan Al Quran berbeda dengan kitab kejadian,
Dalam kitab kejadian, anda disodori proses dan kronologis yg gamblang, yg harus anda telan begitu saja. Kitab kejadian bergaya narasi. Terlihat sekali, gaya penulisannya seperti ditulis oleh orang untuk ditujukan pada sekelompok orang dengan tingkat pemahaman yg berlaku saat itu.
Dalam Al Quran anda tidak akan menemukan gaya seperti itu, Al Quran hanya memberi gaidence2 kemudian anda disuruh berfikir.
Bagaimana hasil penafsiran anda terhadap gaidence2 itu, itu tergantung kepada sekuat apa daya kemampuan berfikir masing2 orang.
Karena itu lah dalam membaca al Quran ada kecenderungan berbeda tafsir diantara para penafsir.
Kedua.
Karena Al Quran tidak disampaikan dalam gaya berbicara manusia biasa, maka anda harus mencoba meninggalkan cara berfikir umum ketika memahami ayat2 tentang penciptaan alam semesta.
Semisal ayat tentang enam hari penciptaan.
Jangan dipikir bahwa “HARI-HARI” tersebut sama seperti hari2 yg anda kenal.
Hari2 tersebut bukan senin, selasa, rabu, dst.
Bukan pula 6 x 24 jam manusia.
Karena sejatinya kita tidak bisa menentukan “enam hari” yg dimaksud Allah itu meliputi masa berapa lama dalam ukuran manusia.
Dan apakah “enam hari” tersebut merupakan hari2 (rentang masa) yg telah berlalu ?
atau “enam hari” tersebut terhitung meliputi dari awal masa penciptaan (mulai difirmankan : “KUN” / “JADI”) hingga akhir (penghancuran kembali / kiamat) penciptaan ?
yang artinya, kita tidak tahu sekarang ini berada didalam masa / hari yg mana dari “enam hari” yg diinformasikan Allah.
Karena seperti kita ketahui, sampai detik ini hingga kiamat nanti, langit, matahari dan bumi serta segala isinya senantiasa berubah, artinya penciptaan Allah pada mereka belum pernah berhenti.
Bagi kita “dua hari umur bumi” yg ditetapkan Allah belum selesai hingga kini,
Begitu juga “dua hari umur langit”,
atau “empat hari penetapan kadar2 makanan penduduk bumi” semuanya belum selesai hingga kini.
Tetapi bagi Allah, itu semua sudah selesai, karena Allah tidak diliputi ruang dan waktu.
Ketika Allah memerintahkan awal mulai nya penciptaan : “KUN”, Allah telah memegang BLUE PRINT / TAKDIR segala sesuatu, dari awal hingga akhir.
Artinya, awal dan akhir dari penciptaan yg tengah berjalan disisi pandangan para ciptaan telah diketahui Allah.
Di sisi Allah, awal., Tengah dan akhir itu tidak ada bedanya lagi.
Segalanya sudah berakhir dalam simpanan ilmu pengetahuan Allah.
Karena itu Allah bisa dengan sangat Pede, berkata : “KUN” FAYAKUN, “Jadi” maka terjadilah.
Itu bukan ilmu sulap, bukan ilmu sihir. KUN FAYAKUN itu adalah proses.
Allah menciptakan semangka dalam waktu tiga bulan, bukan sedetik meskipun Dia Maha Kuasa.
KUN FAYAKUN maknanya adalah, jika Allah telah menghendaki sesuatu untuk terjadi, maka tidak akan ada sesuatupun yg dapat menghalangi kehendak Allah itu, karena Allah lah satu2nya pembuat dan pemegang BLUE PRINT segala sesuatu.
Karena itu gaya bahasa Al Quran dalam menuturkan tentang penciptaan semesta, seakan2 telah terjadi dalam “enam hari” yg lampau. Karena yg berbicara adalah Allah, yg tidak terikat pada ruang dan waktu.
Tetapi sebagai pembaca, kita tidak bisa ikut2an mengartikan “enam hari yg lampau”.
Karena sejatinya kita tidak pernah tahu berapa panjangnya rentang “enam hari penciptaan” yg difirmankan Allah itu.
Dan kita pun tidak pernah tahu, kita sekarang sedang berada di hari yg keberapa dari “enam hari” itu.
Al Quran secara jelas mengatakan penciptaan alam semesta dalam enam hari.
Tapi ia tidak memperinci apa yg terjadi dari hari ke harinya itu seperti dalam kitab kejadian.
Kalau anda membaca QS 41 : 9-12 tidak ada alasan bagi anda untuk memaksakan bahwa ayat2 itu menerangkan jalannya proses secara serial.
Jika itu serial maka masa penciptaan jadi delapan hari bukan enam hari, padahal Al Quran dengan jelas bilang penciptaan itu enam hari.
QS 41 : 9-12 menceritakan kisah penciptaan tidak urut, ia harus dibaca secara pararel.
Kalo boleh saya gambarkan skemanya :
1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 ……. Adalah hari2 awal penciptaan hingga kehancurannya kembali.
1 , 2 , 3 , 4 , 0 , 0 ……. Empat hari unknown, bumi dan langit dunia belum tercipta, alam semesta mengumpulkan material untuk pembentukan tata surya yg dikenal sebagai langit bumi.
0 , 0 , 0 , 0 , 5 , 6 ……. Bumi mulai tercipta hingga datangnya hari kiamat, hancurnya semesta
0 , 0 , 0 , 0 , 5 , 6 ……. Langit dunia dan isi tata surya kita mulai tercipta hingga datangnya hari kiamat
0 , 0 , 3 , 4 , 5 , 6 ……. Masa penentuan kadar2 makanan makhluk bumi dari sebelum penciptaan mereka hingga tibanya hari kiamat.
Skema tersebut diatas berdasarkan keterangan al Quran sendiri, bahwa :
– kiamat sudah dekat datangnya di masa kita ini (masa umur bumi dan langitnya)
– takdir manusia sudah ditentukan sebelum mereka diciptakan, serta hadist2 yg menyatakan tentang hal2 yg berkaitan dgn itu.
jika kita menafsirkan ayat2 penciptaan dengan cara diatas, maka tidak akan ada ceritanya tuduhan Al Quran bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.
Karena Al Quran hanya memberikan petunjuk kosmologinya dalam bentuk point2 umum yg terbuka, bukan deretan angka2 yg sudah pasti.
Sulit untuk membantah atau menjatuhkan Al Quran yg memberikan keterangan demikian, apalagi jika data pembandingnya adalah ilmu pengetahuan manusia yg sifatnya relatif, hanya sekedar teori yg belum tentu bisa dipertahankan kebenarannya.
Itu berbeda dengan kosmologi Kristen, Hindu dan Buddha, mereka memberikan angka2 dan data yg seolah pasti.
Memang kelihatannya fantastis, ilmiah, berpikiran maju dan mengagumkan.
PADAHAL …………
tidak ada satupun angka2 itu yg teruji kebenarannya !!
Jadi sampai kapanpun kebenaran kitab2 mereka yg menceritakan tentang penciptaan akan SELALU DIRAGUKAN , hingga manusia bisa memberikan hitungan tentang umur dan kejadian semesta yg bersifat 100% kepastian.
Dan itu sangat2 MUSTAHIL kalo tidak boleh dibilang NGIMPI !!
Wassalam
Ardhani, Ouh jadi kitab Anda itu bergantung kepada penafsirnya ya? Gimana kalau salah dalam menafsirkan? Kemungkinannya pastilah otak atik gatuk (dicocok-cocokkan). Tapi kok gambaran surga dan segala kenikmatannya sudah bisa dipastikan?
@ Orang Ganteng
gak salah tuh kamu menuduh agama tetangga doyan poligami?
padahal dalam agama Hindu banyak para dewa yang beristri banyak:
1. dewa siwa punya 4 istri
2. Menurut beberapa sastra, Kresna memiliki 16.108 istri, delapan orang di antaranya merupakan istri terkemuka, termasuk di antaranya Radha, Rukmini, Satyabama, dan Jambawati.http://narraanenda.wordpress.com/2010/08/16/krisna/
3.Arjuna mempunyai 16 istri. http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna
4. Suami Dropadi berjumlah lima orang yang disebut lima Pandawa, wah ternyata malah ada poliandri.http://id.wikipedia.org/wiki/Drupadi#Suami_dan_keturunan.
wah ternyata dalam hindu malah gudangnya Poligami dan Poliandri.
beda dengan Tuhan Yesus belaiu tidak menikah karena lahir dan batinya sudah suci.
@putratridharma & ngarayana
pertanyaan dari komang Yohanes silahkan dijawab karena saya rasa pertanyaan itu lebih pantas jika anda berdua yang jawab yang jawab.
saya hanya menjawab pertanyaan yang berbobot dan berkualitas.
Tolong dijawab segera!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
O iya komang yohanes bisa tolong dijelaskan di web ini :
APA SUMPAH SEORANG SUSTER KETIKA dia diangkat menjadi seorang suster?
kalau kamu gak bisa jawab bisa tanya ke susternya laNGsung
atau kamu baca aja artikel : KRISHNA AMORAL?
I IYA HAMPIR LUPA UNTUK KOMANG YOHANES SELAMAT HARI VALENTINE
@ Orang Ganteng
makanya jg ngejek agama orang lain, jika dalam agamamu juga ada ajaran seperti itu.
kalo masalah sumpah suster itu di agama Katolik, sedangkan protestan tidak ada pastor/suster.
Kristen protestan dan Katolik jadi agama sendiri-sendiri, makanya baca buku sejarah agama biar tau.
nuduh agama orang lain gudangnya poligami, ternyata dalam agamamu, malah sumbernya poligami dan poliandri. capek dech…
@Orang gendeng :
Bro, kemungkinan besar, poligami dan nikah siri dalam islam itu meniru tradisi Veda yg pertama kali mempraktekkannya.
kalo dlm Veda “tuhan” anda memberi contoh boleh kawin dengan ribuan istri.
poliandri pun boleh2 aja.
“tuhan” aja boleh, kenapa umatnya gak boleh ???
tul gak ??
jadi silahkan menggugat agama anda sendiri sebelum menyindir agama orang lain
Ok ???
Wassalam
@Putratridharma :
=======Putra Wrote :
Ardhani, Ouh jadi kitab Anda itu bergantung kepada penafsirnya ya? Gimana kalau salah dalam menafsirkan? Kemungkinannya pastilah otak atik gatuk (dicocok-cocokkan). Tapi kok gambaran surga dan segala kenikmatannya sudah bisa dipastikan?
******** komen Ardhani :
emang kitab anda juga gak bergantung penafsiran Bro ???
setahu saya BG aja dirilis dalam beberapa tafsiran yg dibuat para penafsir.
gimana anda membaca Veda soal penciptaan alam ?
penuh penafsiran sepihak terhadap sloka2 yg mirip cerita dongeng,
atau begitu jelas kayak buku diktat kuliahan ???
bagaimana jika penafsir kalian salah tafsir ???
otak atik gatuk juga kan ????
***
Surga neraka ??
siapa bilang gambaran surga dan neraka dalam Islam sudah jelas ??
emang anda pernah kesana ??
image surga dan neraka juga perlu penafsiran,
pemilihan kata dalam Al Quran ketika menceritakan surga dan neraka hanya sekedar alat bantu untuk mempermudah menyampaikan pesan dalam bahasa yg dipahami manusia terhadap surga dan neraka yg ghaib.
belum tentu semuanya berarti harfiah, bisa juga arti kiasan.
Wassalam
Jadi benar ya begitu. Pantes saja sering salah tafsir. Kalau Bhagavad Gita itu sih As It Is… sebagaimana adanya. Sudah jelas. Begitu juga kosmologinya. Kalaupun ada yang belum bisa dipahami, guru dan orang2 suci yang akan menjelaskan. Bukan karena Vedanya yang tidak jelas, tetapi karena orang yang belajar yang belum sampai pada pemahaman rahasia. Guru dan orang2 suci sudah memahami kesimpulan Veda. As It Is…
@ardhani cantik
wah tumben dia mau ngaku kalau agamanya suka niru
hehehehehhehe
@ardhani
anda telah menjabarkan sesuai logika anda sejauh tidak menyimpang dari bahasa AQ.Trims telah membantu.
Beberapa pertanyaan saya yang belum terjawab oleh umat Hindu adalah:
1.adakah aturan dalam veda tentang hukum harta warisan?
2.adakah aturan dalam veda tentang menikahi anak angkat?
3.adakah aturan dalam veda tentang poligami?
4.adakah aturan dalam veda tentang etika berperang?
5.adakah aturan dalam veda tentang balasan untuk pembunuhan(Qishas di Islam)
6.bagaimana sikap veda terkait bunga bank?
7.bagaimana sikap veda terhadap perbudakan di masa lalu?
8.pedoman untuk menjalankan pemerintahan dalam veda,bagaimana?
Mohon jangan dijawab :
1.”anda belum mengetahui tingkatan2 yang ada di dalam veda,anda mesti belajar veda”.atau
2.”kami belum mempelajarinya”.
Jika,anda semua belum mempelajarinya,lalu bagaimana anda bisa menyatakan bahwa veda adalah kapal induk,terlengkap dari semua kitab2 agama yang ada,atau apa yang ada di kitab lain sdh pasti ada di dalam veda sedangkan apa yang ada di dalam veda belum tentu ada di kitab lain.Bukankah kesombongan adalah isyarat kebodohan?
Kami mengetahui keterbatasan kami dalam mempelajari veda,jadi mohon beritahu kami darimana memulai memperlajari veda?Bukankah banyak bagian veda tetapi hanya BG yang lebih sering tampil di permukaan.Mengapa?
Mari,,,berpikir dan bersikap objektif dan dimulai dari jiwa yang bersih dan fokus pada kebenaran.
@Abu Hanan
Thanks juga bro. Salam kenal.
memang benar kata anda,
orang Hindu kebanyakan terpesona dengan kabar lengkapnya Veda mereka,
padahal umumnya mereka sendiri sebenarnya tidak punya akses kesana.
jadi hanya sekedar mendengar kabar burung.
itu yg dipercayai mereka. Kabar.
apalagi, boro-boro mampu menafsirkan dengan logika sendiri.
melihat saja (mungkin) tidak pernah, bagaimana mampu menafsir ?
akibatnya, selamanya mereka mendompleng penafsiran para rsi.
itu akan mematikan daya kritis
akibatnya, mereka ikut agama secara taklid (buta)
Wassalam.
sorry numpang lewat untuk berbagi pendapat. Weda “hanyalah” ilmu pengetahuan ketuhanan yang dituangkan dalam bentuk buku formal oleh para Rsi, seperti halnya ilmu tentang hukum alam dituamgkan dalam buku pelajaran fisika di sekolah. Yang paling ditekankan dalam Weda, yang bisa ditemukan rangkumannya dalam Bhagawad Gita adalah bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah Tuhan itu sendiri, dan karena Jiwa / Atman adalah percikan dari Brahman / Tuhan itu sendiri maka Atman yang sudah secara penuh terekspresikan sinarnya tidak dihalangi oleh kotornya ego dan nafsu duniawi maka orang bersangkutan disebut mencapai Pencerahan, dimana sudah tidak ada lagi rahasia alam, masa lalu, sekarang dan akan datang yang tidak dia ketahui. Bhagawad Gita mengajarkan bagaimana cara untuk mencapai Pencerahan itu, sehingga Bhagawad Gita disebut juga sebagai Raja Vidya / Raja Ilmu Pengetahuan. Dengan tercapainya tingkatan spiritual seperti ini maka intuisi sudah menjadi sangat tajam yang akan menjadi “buku panduan” dalam menjalani hidup ini, akan menjadi tahu apa yang benar mana yang salah, apakah harus kawin lagi dengan istri baru atau tidak, apakah harus pergi berperang atau tidak, bagaimana etika dalam menjalani kehidupan duniawi. Pada tahap ini bentuk kitab suci formal sudah tidak diperlukan. Kitab suci dalam bentuk hardcopy itu lebih banyak diperlukan bagi orang2 yang masih dalam perjalanan menuju tingkatan pencerahan. Bimbingan yang diberikan dalam Weda memang jauh lebih lengkap dari kitab suci agama lain, itu tidak bisa dipungkiri. yang jelas dalam Weda diajarkan untuk memandang semua makhluk bersaudara, Vasudaiva Kutumbakam, tetap bersaudara walaupun seseorang tidak bisa menerima ajaran Weda. Tidak diajarkan untuk membagi kelas manusia menjadi kafir dan tidak, tidak diajarkan untuk melakukan “…bunuhlah dimanapun mereka berada, penggalah kepala mereka, dan potonglah jari-jari mereka sampai tiada fitnah bagimu…”, tidak juga diajarkan dalam Weda bahwa hanya orang yang percaya akan masuk surga yang penuh kenikmatan seksual dengan bidadari2 yang selalu perawan, dan yang tidak percaya akan masuk neraka jahanam abadi. Weda hanya menyediakan ajaran tentang spiritualitas tertinggi bagi yang mau dan merindukan kedamaian serta kebahagiaan sejati, yang tidak mau atau merasa tidak membutuhkan silakan saja.
@K Dwi :
saya jadi ingat slogan propaganda PKI dulu :
“Pancasila adalah alat pemersatu, tapi kalo sudah bersatu buat apa Pancasila ?”
itu persis seperti yg anda tulis !
Oh ya,
kalo seseorang sudah tercerahkan dalam Veda, spt kata anda ini :
“Dengan tercapainya tingkatan spiritual seperti ini maka intuisi sudah menjadi sangat tajam yang akan menjadi “buku panduan” dalam menjalani hidup ini, akan menjadi tahu apa yang benar mana yang salah, apakah harus kawin lagi dengan istri baru atau tidak, apakah harus pergi berperang atau tidak, bagaimana etika dalam menjalani kehidupan duniawi.”
berarti harusnya orang tsb juga tahu dong kapan untuk melakukan hal2 yg anda tulis ini :
Tidak diajarkan untuk membagi kelas manusia menjadi kafir dan tidak, tidak diajarkan untuk melakukan “…bunuhlah dimanapun mereka berada, penggalah kepala mereka, dan potonglah jari-jari mereka sampai tiada fitnah bagimu…”, tidak juga diajarkan dalam Weda bahwa hanya orang yang percaya akan masuk surga yang penuh kenikmatan seksual dengan bidadari2 yang selalu perawan, dan yang tidak percaya akan masuk neraka jahanam abadi.”
yaitu ketika Sang Tuhan itu sendiri yg MEMERINTAHKAN para Atman yg merupakan percikan dari Brahman / Tuhan itu sendiri melalui perantaraan kitab suci,
maka seorang Atman yg tercerahkan, yg sudah secara penuh terekspresikan sinarnya tidak dihalangi oleh kotornya ego dan nafsu duniawi, pasti akan otomatis melakukan apa yg DIPERINTAHKAN oleh Tuhannya sendiri.
emang boleh ya percikan Tuhan (Atman) yg tercerahkan menolak / membangkang terhadap PERINTAH Tuhan itu sendiri ???
Gimana ??
masih mau bilang kitab suci tidak diperlukan lagi bagi Atman yg sudah tercerahkan ??
awas, tergelincir kayak kesombongan Iblis yg membuatnya terusir dari surga dan dikutuk selamnya.
Wassalam
@Ardhani
Hmmm welll… 1 Hari / Masa = ??? (Blm terdefisi)… Betulkah demikan? Atau anda ngarang sendiri? Rujukan tafsir mana tu?
Padahal sdh diterangkan 1Hari Allah cuma 1000Thn Bumi.
Mmmmm heran banget saya dg AQ, ilmu cocok2an paling lihay… Tp saya ingin tanya lg, Sekarg kita di hari ke berapaNya lho? Pasti jawabnya mbulet lg… Bisa2 masa nya Alah bisa lompat2, Kan sesukaNya to? kwkwkwkwkwkw
Pdhal pertanyaan saya sgt mudah… Duluan mana Bumi duluan, atau matahari duluan..??? Itu aja..
Klo di AQ tidak ada, Ya bilang g ada…….. Simpel kan????
Klo melihat di webnya pak Wira, terlihat bahwa bumi Duluan, dari pada Matahari. Nah u/ itu saya coba tanya ke anda, Benarkah itu? Klo salah, tolong tunjukan… mana yg menjd refferensi anda? Ayat mana, atau tafsir mana?
Monggo dijawab…
@Abu Hanan;
pertanyaan menarik pak… 🙂
menunggu penjelasan sesepuh disini, mungkin pertanyaan bpk ini terlewatkan karena banyaknya diskusi dengan topik lain, tapi klo bpk belom puas juga, saya siap menemani pak dan silahkan difokuskan pada satu tempat (topik) karena di topik ini sudah terlalu banyak pembahasan… ^_^
@ardhani;
akses bagaimana maksudnya mbak…?
saya sendiri biasa membaca Veda kagak ada masalah tuh, jadi maksudnya bagaimana…?
jadi mbak sudah mampu menafsirkan kitab acuan mbak tanpa bantuan ahli tafsir ya, boleh saya tanya sesuatu…?
klo boleh saya akan bertanya lebih lanjut… ^_^
Salam,
@Adi Wira Kusuma :
Betul. Dalam Al Quran ada ayat yg menyatakan sehari = 1.000 tahun manusia.
Ada pula ayat menyatakan sehari = 50.000 tahun
Dengan tingkat kecerdasan anda yg ada sekarang ini, anda mau pilih yg berapa tahun ?
Jika anda percaya itu adalah standart ukuran baku, silahkan anda mempercayainya, sebagai besaran ukuran yg telah terdefinisi.
Saya tidak berfikir seperti itu.
Banyak point yg bisa dijadikan pertimbangan :
Pertama.
Orang Arab punya kebiasaan menyebut angka 7 (tujuh) untuk mewakili banyak.
Bisa jadi penyebutan “sehari = 1.000 tahun menurut perhitunganmu” juga dalam kasus yg serupa.
Dan penyebutan “50.000 tahun” itu menunjukkan waktu yg sangat panjang jika suatu tugas malaikat dikerjakan oleh manusia, sedang malaikat mampu mengerjakannya dalam sehari.
Seperti kita sendiri yg kadang2 menggunakan frasa : “seribu”, “sepuluh ribu”, “sejuta” dll untuk mengungkapkan sesuatu yg banyak tidak terhitung.
Ayat itu juga mengisyaratkan efektifitas dan efisiensi kerja malaikat yg 50.000X lebih cepat dari manusia.
Kenapa saya sebut “bisa jadi” ?
Karena faktanya, hingga detik ini, tidak ada seorangpun yg bisa mengukur satuan waktu yg ada di sisi Tuhan. (apa Tuhan diliputi waktu ya ???)
Jadi peluang untuk menafsirkan lain selalu terbuka jika membaca ayat2 Al Quran tentang besarnya waktu itu.
Kedua.
Kata “YAUM” (hari) dalam Al Quran tidak selalu identik dengan hari yg seperti kita kenal 1x 24 jam.
Misal :
1) YAUMIL KIAMAT = Hari Kiamat, tidak terjadi dalam 1×24 jam hari manusia.
Tidak ada alasan pula untuk mengatakan hari kiamat itu lama kejadiannya menggunakan standar sehari Tuhan, yaitu 1.000 tahun atau 50.000 tahun
Padahal secara keilmuan, jika tiba saatnya kehancuran alam semesta, itu bisa menelan waktu yg sangat2 panjang, dari sejak dimulai hingga sempurnanya proses kehancuran itu, bukan dalam hitungan hari 1x 24 jam, juga tidak bisa ditentukan apakah itu 1.000 tahun atau 50.000 tahun..
2) YAUMIL HISAB = Hari pembalasan / penghakiman
Tidak ada yg bilang hari itu = 1 x 24 jam hari manusia.
Atau 1 x 1.000 tahun hari Tuhan, atau 1 x 50.000 tahun hari Tuhan.
Padahal dalam berbagai informasi dalam hadist, hari pembalasan itu memakan waktu yg sangat-sangat lama !
Jadi kesimpulannya adalah :
TIDAK BENAR-BENAR ADA DEFINISI SEHARI TUHAN ITU ADALAH SEKIAN TAHUN HARI MANUSIA.
KATA YAUM / HARI DALAM AL QURAN BISA BERMAKNA HARI – HARI KITA SEBENARNYA 1 x 24 JAM, TETAPI SEKALIGUS JUGA BISA BERMAKNA WAKTU YG SANGAT PANJANG TANPA TERDEFINISI.
TERGANTUNG AYATNYA, APAKAH MUKHAMAT ATAU MUTASYABIHAT.
Silahkan anda mempercayai yg mana, ini masalah kedewasaan anda ketika berhadapan dengan ayat2 Tuhan.
**
Soal pertanyaan anda yg sangat mudah.
Duluan mana penciptaan matahari atau bumi dalam Al Quran ?
Ok lah, jika berfikir kritis bukan kebiasaan anda.
Maka saya juga akan menjawab dengan cara yg sederhana juga.
Pertama :
Jika saya jawab : Secara tekstual Al Quran “terlihat” menyebutkan penciptaan bumi yg pertama, setelah itu langit.
Apakah kemudian anda bisa membuktikan bahwa pernyataan Al Quran itu adalah salah ?
Bisakah anda membuktikan matahari diciptakan terlebih dulu daripada bumi ?
Dengan sarana apa anda membuktikan hal itu ?
Keterangan Veda ?
Al Kitab lain ?
atau dengan teori2 kosmologi yg ada di dunia keilmuan sekarang ini ??
sejak kapan anda menerima TEORI sebagai KEBENARAN ???
apakah anda bisa MEMBUKTIAN KEBENARAN TEORI-TEORI itu ??
Kedua :
Ini ayat yg kontroversial menurut (pikiran) anda :
(9) (Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
(10) Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan nya dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya.
(11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.
(12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
(QS 41 : 9-12)
Adakah anda melihat ada penciptaan matahari disitu ??? sehingga anda dapat mengatakan bumi lebih dulu diciptakan dari matahari ???
Ayat 12 bercerita tentang PENCIPTAAN TUJUH BUAH LANGIT.
Dan MENGHIASI langit terdekat dengan bintang2.
Adakah kata2 MENCIPTAKAN MATAHAI ???
Kalo anda mengatakan matahari adalah bintang, dimana ada kata MENCIPTAKAN BINTANG ????
Yg ada kata MENGHIASI,
artinya, bintang2 sudah ada saat itu, diambil oleh Allah untuk MENGHIASI langit dunia.
Kalo anda baca dalam teks arabnya, tidak ada kata “Khalaq” / “menciptakan” nya, kata2nya adalah “wa zayyanna” / “dan kami hiasi” , sama’a dunya / langit dunia.
Itu jawaban yg sederhana untuk pertanyaan sederhana anda.
Tapi kalo anda mau mendalamai ayatnya,
Dan membaca teks nya dalam bhs aslinya, anda akan memperoleh pengetahuan yg lebih banyak dan itu tidak sesederhana pertanyaan anda.
Ayat 9 , tentang penciptaan bumi, teks arabnya : “Khalaqal ‘ardha” = menciptakan bumi.
Ayat 10, tentang penciptaan gunung2 yg kokoh diatas bumi, teks arabnya “wa ja’ala fiha rawasiya min fauqiha….” , “dan dijadikan diatasnya (bumi) gunung2 yg kokoh……”
Gunung2 adalah kelanjutan dari proses evolusi bumi, maka penciptaan gunung tidak memakai kata “khalaq” tapi “ja’ala”
Ayat 11, bercerita tentang Allah yg menuju langit dan memangil langit dan bumi untuk datang kepadaNya.
Bagaimana bisa disebut “kemudian menuju langit” jika langitnya belum ada ??
Bagaimana bisa memanggil langit kalo langitnya belum ada ??
Jelas langitnya sudah ada ketika Allah menciptakan bumi.
Ayat 12, Allah menjadikan tujuh langit, disini tidak dipakai kata “Khalaq” / Menciptakan, tetapi memakai kata “Qadha” : “Wa Qadhahunna sab’a samawati….” / Maka Dia menjadikannya tujuh langit
Kata “Qadha” itu artinya “menentukan / menetapkan / mentakdirkan”
Menetapkan tujuh lagit dalam dua hari dan Dia mewahyukan tiap2 langit urusannya masing2.
Itu bukan berarti menciptakan dari tidak ada menjadi ada, tetapi lebih tepatnya mereformasi langit yg akan melingkupi alam dunia, didalam langit semesta raya yg berupa asap (dhukhan).
Menentukan dan membagi2 langit yg melingkupi alam dunia (dimana bumi ada didalamnya), lalu menghiasi (zayyanna) langit dunia (sama’a dunya) dengan bintang2 yg cemerlang.
Al Quran memasangkan kata “ardha” / Bumi, dengan “Samawi” / Langit, ini berkaitan dengan obyek2 astronomical.
Dan memasangkan kata “dunya” / dunia , dengan kata “Akhirat”, yang ini berkaitan dengan alam2, alam dunia fana (sementara) dengan alam baqa (abadi)
Maka kata “Zayyanna SAMA’A DUNYA bimashabiiha….” / “menghiasi langit dunia dengan bintang yg cemerlang” dalam ayat 12, tampak bagi saya, Allah sedang menarik / menentukan jarak batas luasnya langit alam dunia fana (dimana planet bumi ada didalamnya) di dalam samudra langit semesta yg tak terbatas (dhukhan).
Dan bintang2 yg telah ada didalamnya (termasuk matahari) – yg telah ada semuanya – yg masuk kedalam range tsb sekaligus dijadikan penghias bagi langit alam dunia ini.
Lalu menentukan tujuh lapisan (dimensi) langit yg mengelilinginya dan menetukan urusan tiap2 lapisan langit.
Wallahu ‘alam bisawab.
Apakah ini juga masih terlalu mbulet bagi anda,
Atau anda yg sebenarnya tidak mampu mencerna, karena masih mencoba memahami al Quran seperti cara pembacaan anak TK ??
Silahkan anda nilai sendiri,
Saya tidak akan menyalahkan tingkat pemahaman anda, mungkin itu sudah takdir yg telah ditentukan buat anda.
Bagaimana tanggapan anda ??
Wassalam.
@ari_bcak
Saya tidak pernah mengatakan bisa membaca kitab saya tanpa bantuan ahli tafsir
ahli tafsir itu perlu, semakin banyak benafsiran itu semakin memperkaya pengetahuan kita.
teman2 anda disini mengatakan seakan2 hanya al Quran yg memerlukan penafsiran,
sehingga memahami al Quran tergantung dari penafsirannya.
emang dalam Veda tidak seperti itu ya ??
apakah dlm veda hanya ada penafsiran tunggal ??
anda mengaku tidak mendapat masalah dengan akses ke Veda
bagus !
kalo begitu tolong jawablah pertanyaan sdr Abu Hanan diatas.
bukankah anda tidak mengalami masalah dalam pembacaan Veda ??
tentulah anda tahu ada atau tidak adanya ayat2 veda yg mengatur pokok2 yg ditanyakan sdr. Abu Hanan itu
Jadi saya sangat heran ketika anda masih mengharapkan ada sesepuh yg akan menjelaskannya,
lho kenapa bukan anda sendiri ? kan anda membaca Veda tanpa menemui masalah sama sekali ???
apakah di usia anda ini anda belum khatam (tamat) membaca kitab Veda ??
kalo anda mau menanyakan tafsir dalam kitab saya, boleh2 saja.
tapi biar adil dan elok, sekali2 anda jawab pertanyaan2 kami tentang Veda.
OK ?
Wassalam
@Adi Wira Kusuma :
menyambung keterangan diatas.
dalam Al Quran penciptaan langit dan bumi disambung dalam satu ayat dengan menggunakan kata “Khalaq”
seperti contoh ini :
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
(Qs 7 : 54)
tapi mengapa dalam QS 41 : 9-12 diatas ketika menerangkan tentang penciptaan langit “setelah” bumi Allah menggunakan kata “Qadha” bukan “kholaq” ???
karena langitnya dan benda2 langitnya telah diciptakan berbarengan dengan bumi !
“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy , Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia.”
(QS 25:59)
disini juga menggunakan kata “khalaq” / menciptakan.
semoga anda bisa lebih berfikir
dan semoga pesan utama dalam QS 41:9 ini bisa anda terima, daripada hanya sekedar mempermasalahkan penciptaan bumi dan matahari yg tidak ada satupun manusia yg mampu menjawab kebenarannya :
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
(QS 41:9)
mengapa anda masih kafir / mengingkari Allah dan membuat persekutuan terhadapNya ???
Wassalam
Bicara dengan orang mabuk akan percuma, tidak akan pernah nyambung. Bicara dengan orang yang mabuk dogma juga sama tidak akan pernah ada titik temu. @Ardhani: jalanilah apa yang sudah anda yakini selama tidak bergesekan dengan orang lain. Tiada guna mendebat tentang ajaran weda kalau hanya didorong oleh motivasi menunjukkan superioritas keyakinan anda. tidak bermanfaat bagi anda dan juga tidak bermanfaat bagi lawan debat anda. Ajaran Dharma dalam Weda silakan didebat dan dipertanyakan kalau didorong oleh motivasi kerinduan spiritual. Anda kelihatannya sudah nyaman dengan apa yang anda yakini dan hanya berusaha untuk mencari-cari kelemahan dalam ajaran Weda untuk menunjukkan keunggulan ajaran anda. Jadi percuma untuk diteruskan, hanya memancing egosentris yang merugikan evolusi spiritual anda dan orang lain.
Hanya saran saya (kalau sekiranya dianggap baik silakan dipakai, kalau nggak anggap saja angin lalu): ingat bahwa alam semesta ini sangatlah rumit apalagi yang menciptakan, jadi terlalu naif kalau harus menyandarkan kepercayaan tentang sang Pencipta alam pada sejilid buku. Apalagi mensucikan buku itu secara berlebihan sampai rela menggorok leher orang yang dianggap menghina. Buku (kitab suci) masih bisa dicetak di percetakan, sedangkan leher seseorang siapa yang bisa menyambung kembali?
@Ardhani:
hehehehehe… Rupanya anda ya masih ragu, atau cari aman nya saja. Di komen pertama, anda telihat membenarkan bahwa Al Quran “terlihat” menyebutkan penciptaan bumi yg pertama, setelah itu langit. Walau itu dilihat dari Segi tekstual.
Tp di komen selanjutnya, anda mulai ragu, Shg Langit & Bumi dikatakan diciptakan bebarengan.
Tapi secara umum, bahkan teman2 saya yg muslim, mengatakan bahwa bumi diciptakan dulu, ketimbang langit. Saya ambil komen dari salah seorang muslim:
http://islamopoiki.wordpress.com/2010/09/03/kitab-yang-sempurna-coba-tonton-video-ini/
“…….
Di video ini dikatakan pada QS. 2:29 dikatakan bahwa Allah SWT menjadikan bumi terlebih dahulu baru kemudian tujuh langit. THAT’S RIGHT !! tapi kemudian disebutkan di video ini bahwa pada QS. 79:27-30 Allah SWT menciptakan langit dulu baru kemudian bumi. THAT’S STUPID !!
Simak baik2:
Pada QS.79:28 : “Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya” yang dalam hal ini dapat kita pahami sebagai penciptaan langit.
Pada QS.79:29 : “Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan siangnya terang benderang”.
Dari ayat ke 29 ini saja kita bisa ambil kesimpulan kalau bumi sudah diciptakan terlebih dahulu. Coba kita pikir, bagaimana ada istilah siang dan malam kalau bumi belum diciptakan?? Istilah siang adalah disaat bagian bumi terkena sinar matahari sehingga terang benderang, dan malam adalah disaat bagian bumi tidak terkena sinar matahari sehingga menjadi gelap. Berarti ada bumi dulu, baru kemudian ada bagian yang siang dan bagian yang malam. JADI SEBENARNYA BUMI SUDAH TERCIPTA DULU SEBELUM TUJUH LANGIT TERSEBUT DICIPTAKAN.
…”
Dari komen tsb, Muslim ini sgt logis…. Sdh jelas bahwa Bumi duluan, baru Langit/matahari. Bahkan dari ayat:
Pada QS.79:28 : “Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya” yang dalam hal ini dapat kita pahami sebagai penciptaan langit.
Pada QS.79:29 : “Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan siangnya terang benderang”.
Sangat jelas sekali thd pertanyaan saya, Duluan mana bumi dg matahari? Ya jawabnya ya bumi dulu lah…
Yg jadi pertanyaan saya kedua, mengapa anda seolah2 bisa mengatakan Langit & Bumi dikatakan diciptakan bebarengan???
Apa anda sdh terpengaruh dg Scient, atau apa???
Ttg WAktu Allah… Ya salahnya Allah sendri, kok bisa2nya menginformasikan hal spt itu. 1 Hari Allah = 1000 Thn bumi. Terus kok nyalahin yg mengartikan. Klo… Di veda, Sdh jelas bahwa
Tuhan tidak terikat waktu.
Kelihatannya, anda mulai ragu thd kata2 Allah. Shg dengan akal anda yg masih bagus, mulai mencoba membetulkan kata2 Allah.
Oh Ya…. Mungkin benar juga AQ, Bumi itu datar. Kan msh dlm proses u/ memaparkan. Sapa tau sih??? …Kan blm finish, Tp keburu muslim ikut2an Veda. Jd mungkin Allah malas deh membuat bumi datar. hehehehehehehe
Ok. Sekrg saya kembali lg ke topik, dengan ayat:
Pada QS.79:28 : “Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”
Pada QS.79:29 : “Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan siangnya terang benderang”.
Bagaimana menurut anda??? Apa ini bisa menyakinkan anda klo “Bumi” duluan ketimbang Matahari, secara AQ? Atau bgm?
Klo ada yg bisa menafsirkan,Bumi+Matahari diciptakan bareng? Maka Ayat mana yg mengindikasikan itu? Apa karena , adanya beberapa kalimat yg digabung saja… Jd seolah2 serentak. Hehehehe Lucu…katanya baca AQ jgn dipenggal2…Pahami keseluruhannya…
Monggo dijawab
@ardhani;
dari penafsiran2 tsb yang manakah yang mbak jadikan acuan ?
atau malah seluruh penafsiran tsb dirangkum menjadi satu kesimpulan jawaban ??
dan juga alasan mbak memilih pada salah satu penafsiran tsb apa ??
klo yang dimaksud Veda Sruti bukanlah kitab tafsir mbak, apa yang ditulis maka itulah artinya, cuman mungkin sodara2 disini yang dimaksudkan adalah terjemahan katanya yang kemungkinan ada terjemahan yang kurang pas dimana dalam tulisan di Veda maka penambahan satu ‘tanda’ saja bisa memiliki makna/maksud yang berbeda.
sedangkan Veda Smerti yang merupakan penjelasan dari Veda Sruti bisa dikatakan sebagai tafsiran yang kemudian memunculkan beberapa aliran dalam Hindu sendiri seperti pemiliki blog ini seorang Vaishnava sedangkan ada seorang Sivaism, Shakti, dll.
sekarang bandingkan, apakah Qu’ran bisa diterjemahkan secara langsung seperti layaknya Veda Sruti…?
hehehheh… 😀
saya menunggu pak Abu Hanan, biar beliau yang mengarahkan sebuah topik di blog ini tuk saya dan beliau diskusi tentang pertanyaan diatas, klo beliau berkenan,… 🙂
setiap orang Hindu mempunyai akses ke Veda mbak bukan hanya saya saja, tapi mungkin sodara2 yang lain memiliki kesibukan yang lain sehingga terfokus pada kesibukannya dan lebih memilih membaca Veda yang telah ada terjemahannya dan Veda yang dibacapun hanya beberapa, jadi tidak ada istilah tidak ada akses ke Veda.
semua pertanyaan dari pak Abu diatas terjawab oleh kitab Manawa Dharmasastra.
walah mbak, saya masih nubie kok :p
disini saya hanya penggembira saja, masih banyak yang lebih ahli disini dari saya, makanya saya bertanya ke pak Abu jika beliau masih kurang puas mungkin penjelasan saya bisa memuaskan….
makanya saya mengajak beliau di topik lain agar tidak mengganggu di topik ini.
waduh mbak…. bagaimana saya bisa khatam tuh seluruh Veda… 😀
palingan saya pernah membaca trus klo ada yang nanya hal yang terkait, saya lebih mudah mencarinya karena pernah membaca, jadi klo saya ditanya mantram RgVeda atau Catur Veda yang lain mana saya hapal kecuali buka2 Veda lagi… 😀
yang saya hapal ya yang saya gunakan sebagai doa sehari-hari… 🙂
sip, lady first… 😮
ato pertanyaaan pak Abu akan mbak tanyakan ulang??
itu ada 8 pertanyaan…. ntar saya bisa menanyakan 8 pertanyaan juga…. gimana???
ato pertanyaan pak Abu saya jawab satu trus saya bertanya, jadi dicicil satu-satu….. nah… bagaimana mbak…?
Salam,
@K_Dwi :
OK terserah anda, mau menilai saya seperti apa.
Yang pasti, saya hanya tidak suka dengan argumen anda yg dahulu, yaitu :
“Pada tahap ini bentuk kitab suci formal sudah tidak diperlukan. Kitab suci dalam bentuk hardcopy itu lebih banyak diperlukan bagi orang2 yang masih dalam perjalanan menuju tingkatan pencerahan”
Ucapan seperti itu juga banyak diucapkan oleh orang Islam yg sedang gandrung dengan ajaran sufi, tapi pemahamannya keliru dan menjadi keblinger sehingga berkata :
“kalau sudah makrifat, syariat tidak diperlukan lagi.”
Padahal Nabi Muhammad SAW itu adalah orang yg paling sempurna makrifatnya pada Allah, namun beliau juga orang yg paling sempurna dan tidak pernah ketinggalan menjalankan syariatnya.
Apakah anda juga beranggapan seperti para “sufi kacangan” itu tentang fungsi kitab suci Veda anda ???
Kalo sudah mencapai pencerahan, maka Veda menjadi tidak perlu lagi.
Apakah para orang tercerahkan itu sudah berubah menjadi Tuhan ??
Dan sudah tidak lagi berpijak di bumi ???
Sehingga sudah merasa tidak perlu diatur oleh aturan2 Tuhan yg digoreskan dalam kitab suci ???
Benarkah kitab suci hanya ditujukan buat orang2 yg belum tercerahkan ???
Kalo dengan ini anda tersinggung,
Silahkan-silahkan saja.
Gak ada urusan dengan saya !
Wassalam.
@Adi Wira Kusuma :
Pertama sekali,
SANGAT MUDAH mematahkan kebingungan anda.
Anda menulis :
“Pada QS.79:29 : “Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan siangnya terang benderang”.
Dari ayat ke 29 ini saja kita bisa ambil kesimpulan kalau bumi sudah diciptakan terlebih dahulu. Coba kita pikir, bagaimana ada istilah siang dan malam kalau bumi belum diciptakan?? Istilah siang adalah disaat bagian bumi terkena sinar matahari sehingga terang benderang, dan malam adalah disaat bagian bumi tidak terkena sinar matahari sehingga menjadi gelap. Berarti ada bumi dulu, baru kemudian ada bagian yang siang dan bagian yang malam. JADI SEBENARNYA BUMI SUDAH TERCIPTA DULU SEBELUM TUJUH LANGIT TERSEBUT DICIPTAKAN.”
Kesimpulan anda jelas salah bro !
Anda kurang jeli !
akibatnya malah bikin geli !!
Sederhana saja,
KALO MATAHARINYA BELUM ADA, TERANG DAN GELAP DI BUMI YG LEBIH DULU ADA, DARI MANA DATANGNYA ??
Apa sumber terangnya di bumi pake senter atau lampu petromaks gitu ???
******
Kedua sekali.
Saya tidak ragu tentang penciptaan langit dan bumi
Pertama
Saya hanya mengikuti arah berfikir anda, yaitu anda menyangka menurut Al Quran bumi diciptakan pertama sebelum matahari.
Kalo misalnya saya meng-iya-kan pemikiran anda, lalu apakah anda bisa memberikan bukti kebenaran yg nyata, bahwa matahari diciptakan lebih dulu sebelum bumi ???
INI BELUM ANDA JAWAB !!
Kedua
Dalam QS 41 : 9-12 apakah anda kata2 “menciptakan matahari” sehingga anda berkesimpulan bahwa ayat2 tersebut merupakan perbandingan dari siapa yg lebih dulu diciptakan, bumi atau matahari ???
INI JUGA BELUM ANDA JAWAB !!!
Ketiga
Nah ini, baru saya mengajak anda untuk berfikir tentang informasi yg diberikan al Quran tentang penciptaan alam, yg sebenarnya tidak ada keterangan untuk dipertentangkan apakah bumi atau matahari dulu yg diciptakan, sebagaimana pikiran anda itu.
*****
Soal teman muslim anda dan tontonan video itu, terserah, itu adalah penafsiran mereka.
Saya pun punya penafsiran sendiri.
Karena al Quran memang bisa ditafsirkan bermacam-macam tergantung pemahaman pembacanya sendiri2.
Tapi yg harus anda ingat, apapun penafsirannya, tafsiran hanyalah tafsiran. Tafsiran tidak bisa menggantikan Al Quran.
Kalo anda kebingungan membaca tafsiran yg macam2, kembalikan ke teks Al Quran nya.
Itu kalo anda mampu !
Kalo nggak mampu, jangan menjadi fanatic dengan satu jenis penafsiran.
Bukalah pikiran anda terhadap kemungkinan tafsiran yg lain.
Semakin banyak penafsiaran, itu akan semakin memperkaya khasanah pengetahuan anda tentang Al Quran.
OK ?
**
QS 79 yg anda kutib, sebaiknya dilengkapi dulu biar anda gak salah pengertian :
[79.27] Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya,
[79.28] Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
[79.29] dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
[79.30] Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
[79.31] Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
[79.32] Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
[79.33] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
OK ??
Dari ayat2 itu, kesimpulan anda duluan siapa ??
Dulu langit, lalu bumi ya ?
Saya tidak berfikir begitu.
Begini pikiran saya :
Ayat 28)
Di ayat ini tidak ada kata “Khalaq” / “Menciptakan” langit, yg ada kata “ditinggikan dan disempurnakan”. Artinya langitnya sudah ada jauh sebelum itu. Pada tahap ini Allah hanya meninggikan dan menyempurnakan bangunannya.
Ibaratnya rumah, jika belum ada dibikin menjadi ada, itu namanya diciptakan / dibangun dari pondasi.
Tapi kalo ditinggikan dan disempurnakan, setidaknya tidak dari nol lagi, mungkin rumahnya ada tapi belum tinggi dan belum selesai, sehingga lebih ditinggikan lagi dan disempurnakan.
Saya nggak tahu maksud dan tidak bisa berfikir lebih jauh dari kata “meninggikan langit” dan “bangunannya”
Otak saya ngeblank untuk memikirkan bentuk langit yg tidak diketahui batasnya itu.
Ayat 29)
Keadaan terang dinamakan siang, keadaan gelap dinamakan malam, artinya BINTANG-BINTANG sbg sumber cahaya (termasuk MATAHARI) sudah ada / sudah tercipta..
Kalau bintang2nya (mataharinya) belum ada, alam semesta ini gelap gulita. Tidak akan ada istilah terang dan gelap.
Namun NAMA / ISTILAH KEADAAN terang – gelap yg belum ada, dan baru dideklarasikan saat itu : SIANG nya TERANG BENDERANG – MALAM nya GELAP GULITA.
Ayat 30)
Sesudah itu bumi dihamparkanNya.
Kembali Tidak ada kata “Khalaqal ardh” / “Menciptakan bumi” di ayat ini, yg ada BUMI DIHAMPARKANNYA.
Artinya : sosok planet Bumi sendiri sudah ada (wujud) / sudah tercipta , tapi belum “terhampar”
Makna kata “terhampar” bisa ditafsirkan belum “layak huni” bagi kehidupan diatasnya. Bumi masih berupa bola pijar. Karena itu kerak bumi didinginkan menjadi “tanah terhampar”
Karena kata “terhampar” berhubungan dengan tempat untuk berpijak. Ketika bumi masih berupa bola cair yg berpijar, apakah bumi bisa dijadikan pijakan ??
Tentu tidak bisa kan.
Tafsir dari “dihamparkanNya” tentu lebih tepat dimaknai sbg proses ditransformasikannya permukaan bumi dari sebelumnya seluruhnya adalah cairan pijar, menjadi keras di kulitnya, namun tetap berpijar di dalam intinya.
Ayat 31)
Setelah bumi “dihamparkan”, datang tahap baru, Allah mulai mengeluarkan air dari permukaan bumi.
Setelah air, baru muncul jenis tumbuh2an.
Ingat pelajaran biologi jaman sekolah dulu, segala kehidupan dimulai dari air.
Ayat 32)
Gunung2 dipancangkan. Bumi walaupun keraknya sudah mendingin dan cukup memadahi bagi kehidupan awal, namun gerakan tanah bumi belum stabil, karena inti bumi tetap berisi cairan pijar, sehingga lapisan luar bumi hanya mengapung diatasnya.
Gunung2 adalah STABILIZER bagi permukaan bumi. Gunung2 adalah pasak. Gunung2 ditumbuhkan di seluruh permukaan bumi.
33) ayat ini No comment deh, anda sudah tahu maksudnya seperti apa kan ??.
Kira2 begitu maksudnya.
Wallahu alam bisawab
Kalo anda masih tidak bisa menerima,
Tolong ditunjukkan di ayat2 tsb, argument mana yg menguatkan Allah menciptakan matahari lebih dulu setelah itu bumi ??
Jika tidak bisa dijelaskan dengan terjemahan tolong kembalikan ke teks aslinya, dimana kata “khalaq” / “menciptakan” di ayat2 tsb, sehingga anda berkesimpulan seperti kesimpulan anda diatas ??
Wassalam.
@Ari_bcak
Bagi saya berbagai penafsiran Al Quran itu dapat memperkaya pengetahuan.
Saya tidak membatasi diri untuk lebih condong kepada satu penafsiran ahli tafsir.
Al Quran bisa ditafsir dengan bermacam2 penafsiran, selama penafsiran2 itu tidak bertentangan dgn isi al Quran itu sendiri.
***
Apakah Al Quran bisa diterjemahkan secara langsung seperti layaknya Veda Sruti itu maksudnya apa ya ?
Kalo maksudnya diterjemahkan dari bhs Arab ke bhs lain, ya tentu saja bisa, kan udah banyak terjemahan al Quran dalam berbagai macam bahasa ?
Tapi terjemahan tetap akan dinilai terjemahan, bukan sebagai pengganti al Quran.
Yg namanya Al Quran ya yg dalam teks Arab.
Kelemahan dari terjemahan adalah kendala bahasa, seringkali suatu kata dalam al Quran tidak bisa diterjemahkan ke dalam bhs lain dengan pas sesuai maksud Al Quran, karena bhs tsb tidak memiliki kosa kata yg semakna atau yg mendekati itu.
Sedangkan tafsir al Quran adalah pemaknaan yg lebih mendalam terhadap makna suatu ayat, dibanding hanya sekedar menterjemahkan saja.
Satu penafsir bisa berbeda penafsiran dengan penafsir lain terhadap makna satu ayat yg sama.
Itu wajar..
***
Kalaupun anda seorang Newbie dalam Veda, namun bisa menunjukkan kitab Manawa Dharmasastra untuk menjawab pertanyaan sdr Abu Hanan.
Mungkin ada baiknya anda bisa menunjukkan saja beberapa sloka2 Veda yg bisa menjawab pertanyaan2 Sdr Abu itu.
Bukankah anda bisa menunjukkan nama kitab yg bisa menjawabnya ?
Artinya, setidaknya anda pernah tahu ada jawaban2 pasti bagi pertanyaan2 itu di dalam kitab ybs,
Jadi apa salahnya jika anda tunjukkan beberapa.
Kalo anda hanya bisa menunjuk nama kitab, tetapi tidak menunjukkan contoh sloka2nya, wah bisa jadi itu hanya sekedar bullshit saja kan ?? Kami sebagai penanya kan gak tahu dalam kitab tersebut benar2 ada jawaban atau tidak, kalau tidak anda tunjukkan kepada kami ?
***
Saya berharap anda bisa segera mengkhatamkan pembacaan veda anda.
Kalo tidak khatam, mosok udah merasa cukup dengan belajar setengah2 saja ?
***
OK !
Saya setuju2 aja anda memulai menjawab pertanyaan2 Sdr Abu Hanan, entar bisa berkembang pertanyaan2 lain dari jawaban2 itu.
Sebagai gantinya anda boleh kok bertanya tentang Al Quran kepada saya.
Insya Allah akan saya jawab jika saya mampu.
Saya ini awam soal veda, jadi saya juga gak tahu mau bertanya dari mana.
Paling2 yg bisa saya tanyakan, kenapa kok orang Hindu ada yg menyembah Wisnu, ada yg menyembah Siwa, Brahma, dll.
Dan kenapa kadang2 itu membuat mereka berantem.
Apa ada landasan dlm veda nya ???
Wassalam
@Adi Wira Kusuma :
lihat lebih teliti lagi bro !
[79.27] Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya,
[79.28] Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
[79.29] dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
[79.30] Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
siang yg terang dan malam yg gelap pada ayat 29 diatas itu ditujukan untuk bumi atau untuk langit ??
kalo untuk bumi kenapa bumi diletakkan di ayat 30 bukan di ayat 28 ??
jadi apa masih merlu dipikirkan bahwa bumi lebih dulu ada sebelum matahari ??
think !!
Wassalam
Jadi ajang cocologi nih.. ^_^
@Ardhani:
Anda:
Saya hanya mengikuti arah berfikir anda, yaitu anda menyangka menurut Al Quran bumi diciptakan pertama sebelum matahari.
Kalo misalnya saya meng-iya-kan pemikiran anda, lalu apakah anda bisa memberikan bukti kebenaran yg nyata, bahwa matahari diciptakan lebih dulu sebelum bumi ???
Saya:
Sebenarnya saya itu, hanya sistem tata surya kita tok. Klo ttg mana duluan matahari atau bumi. Saya lebih mengacu pada, Rigveda 10.121.1
The foundation of all the cosmic bodies that glow and all heavenly bodies that we observe is One and only One master of All, the beloved Ishwar. He existed even before the world existed and He then created the Sun, the earth and everything else. May we surrender and worship only that kind Ishwar alone and none else.
Disana jelas bahwa urutannya: Matahari , bumi, dll. Namun karena Tuhan di Hindu tidak terikat oleh waktu. Kami bisa menyebutnya dg istilah “Serentak”.
Ttg kebenarannya, ini debat yg lain… Tp itu pandangan kami. Dan itu kami anggap 1 system tata surya saja, Bukan penciptaan alam semesta. Lain dg AQ, baru membahas Bumi & Langit, dah dianggap sbg penciptaan alam semesta. ..
Anda:
KALO MATAHARINYA BELUM ADA, TERANG DAN GELAP DI BUMI YG LEBIH DULU ADA, DARI MANA DATANGNYA ??
Apa sumber terangnya di bumi pake senter atau lampu petromaks gitu ???
Saya:
Justru itu lah yg membuat saya bisa menggatakan, BaHwa matahari diadakan menyusul setelah bumi.
Lagi2.. anda membuat tafsiran sendiri, Ttg Bumi itu Awalnya masih berupa bola cair yg berpijar. Tafsir dr mana neng? Dah kecampuran
dg Scient ya?
Oh ya… Maksd langit itu apa sih dlm AQ? Apakah langit termasuk ruang hampa?
Saya kok pny analisa, Mungkin pas menyebarkan Islam ke India… Tentu para ulama2 bilang……”Dewanya org Hindu, buta ya…….ckckckck. Bumi kok dibilang bulat, Matahari kok tidak terbit/tenggelam, dll”. Mungkin saat itu, analisa/logic ulama2 itu masuk akal. Tp sekarang……..heheheheh.
Udah…para ulama mencari ilmu cocokan….. Oh ya… Kata “dahaya” Diplintirkan aja…
Ok… Saya off dll… Kapan2 kita akan tanya jawab lg..?? OK.
@ardhani;
bisa dijelaskan lebih lanjut karena sesuai dengan tulisan mbak yang selanjutnya akan terlihat bertentangan;
nah bagaimana bisa jika tulisan sebelumnya menyatakan penafsiran tidak bertentangan dengan isi Quran sedangkan tulisan selanjutnya menyatakan penafsiran satu bisa berbeda dengan penafsiran yang lain terhadap makna ayat yang sama…?
dibilang wajar pula… ? 😮
klo begini yang mana yang dipilih…?
saya harap mbak tidak sedang mengigau ketika memposting tulisan ini karena apa yang mbak tulis sudah tumpang tindih… 😀
atau ini metode tulisan dalam Quram…?
klo iya, saya tidak mengerti mbak…. pake EYD (ejaan yang disempurnakan/bhs. Indonesia)aja, biar saya mudenk… 🙂
======================
ini contoh dalam Quran;
‘Inna Allāha Wa Malā’ikatahu Yuşallūna `Alá An-Nabīyi Yā ‘Ayyuhā Al-Ladhīna ‘Āmanū Şallū `Alayhi Wa Sallimū Taslīmāan
(QS. 33:56)
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
jika melihat terjemahannya tsb, menyatakan Allah juga bershalawat tuk nabi Muhammad, nah klo ayat ini perlu tafsiran apa kagak??
klo perlu maka berbeda dengan Catur Veda yang ketika diterjemahkan maka itulah artinya kagak perlu ditafsir-tafsir segala…. 🙂
yang diatas adalah pertanyaan saya yang pertama, ntar saya jawab satu pertanyaan dari pak Abu diatas agar fair.
anda bisa googling mbak, 🙂
ini saya jawab satu pertanyaan dari pak Abu;
1.adakah aturan dalam veda tentang hukum harta warisan?
jawaban;
Manawa Dharmasastra IX.132 —> tentang anak perempuan yang boleh menjadi ahli waris.
Manawa Dharmasastra IX.133 —> menyatakan tidak ada perbedaan antara anak laki dan perempuan yang diangkat statusnya sebagai ahli waris.
Manawa Dharmasastra IX.118 —> perempuan mendapatkan minimal seperempat bagian dari masing-masing pembagian saudara lakinya, meskipun setelah ia bersuami perempuan itu tidak memiliki beban kewajiban formal pada keluarga asalnya, namun ia memiliki hak waris.
nah itu sudah saya ambil point pentingnya, apa perlu saya copas slokanya juga…??
menurut saya tidak perlu mbak, saya seorang sudra dan bukannya seorang brahmana, saya hanya perlu tau point2 penting dalam keimanan saya dan tidak mesti semuanya saya tau karena saya harus berbagai dengan pekerjaan saya….
dalam Hindu diajarkan tuk profesionalitas dan bukannya setengah-setengah, jadi Veda tidak perlu saya khatam…. (ingat lho mbak bilang Veda)… 😀
sudah saya jelaskan diatas, dan pertanyaan saya juga ada diatas… 🙂
sudah saya jelaskan tentang ‘penyembah’ Vishnu, Shakta, dll di postingan sebelumnya tentang Sruti dan Smerti, tolong dibaca ulang.
kagak berantem mabk cuman adu filsafat aja, sama kayak kita debat tentang Tuhan kok.
landasan pasti ada mbak dan itu tergantung pada pilihan masing-masin mau memilih bagaimana, dan perlu diingat bahwa dalam Hindu ketika mengambil jalan berbeda maka tidak ada istilah kafir/bida’ah, dll.
Salam,
@Adi wira kusuma
=====Adi Wira :
Sebenarnya saya itu, hanya sistem tata surya kita tok. Klo ttg mana duluan matahari atau bumi. Saya lebih mengacu pada, Rigveda 10.121.1
The foundation of all the cosmic bodies that glow and all heavenly bodies that we observe is One and only One master of All, the beloved Ishwar. He existed even before the world existed and He then created the Sun, the earth and everything else. May we surrender and worship only that kind Ishwar alone and none else.
Disana jelas bahwa urutannya: Matahari , bumi, dll. Namun karena Tuhan di Hindu tidak terikat oleh waktu. Kami bisa menyebutnya dg istilah “Serentak”.
********* Ardhani :
Kalo saya membaca terjemahan itu, tidak menandakan urutan sama sekali. Hanya sekedar antri pengucapan. Kalo anda mengira itu sesuai urutan, ya Terserah anda lah.
Al Quran juga sama seperti itu. kadang langit disebut dulu, kadang bumi disebut dulu, gak jarang juga dua2nya disebut bersama2, bumi dan langit.
Itulah yg disebut penafsiran pembaca cenderung bisa berbeda dalam membaca ayat yg sama. Tergantung dasar ilmu yg dimiliki masing2 orang.
Soal kebenarannya ? gak ada yg tahu kan, kecuali Allah saja ? baik anda atau saya juga gak bisa menunjukkan yg paling benar itu siapa ?
Lagipula gak dosa kok jika kita meyakini matahari lebih dulu diciptakan dari bumi, atau sebaliknya. Yg penting, setelah membaca ayat2 itu kita jadi beriman pada Allah.
Kalau masih tetap kafir pada Allah, itu yg jadi dosa.
=====ADI WIRA :
Ttg kebenarannya, ini debat yg lain… Tp itu pandangan kami. Dan itu kami anggap 1 system tata surya saja, Bukan penciptaan alam semesta. Lain dg AQ, baru membahas Bumi & Langit, dah dianggap sbg penciptaan alam semesta. ..
******* ARDHANI :
Memperdebatkan sesuatu yg kita nggak tahu kebenarannya itu buang2 waktu.
*
System tata surya kita, berarti matahari dengan planet2 yg mengorbitnya saja kah ?
Bintang2 lain tidak termasuk dalam tata surya kita (solar system) lho !
Apalagi galaxy2 lain ? sama sekali gak masuk tata surya kita !
Padahal ada jutaan galaxy di kolong langit, dan masing2 galaxy bisa saja memiliki jutaan system tata surya sendiri2.
Apakah memang scope informasi kosmologi veda hanya sekecil itu ???
Untuk anda ketahui,
Dalam Al Quran, ayat2 tentang penciptaan langit dan bumi, hanya menggunakan kata “samawati wal ardha wa ma baynahuma” (langit dan bumi dan apa yg berada diantara keduanya). Itu mencakup seluruh obyek yg berada di bawah kolong langit, mis : Bintang, galaxy2, dan yg ada didalam langit itu sendiri, padahal langitnya sendiri ada tujuh tingkat !!
Apakah anda dapat membayangkan ?
Obyek yg dibawah langit dunia (SAMA’A DUNYA) saja belum ter-explore walau dengan peralatan NASA tercanggih, apalagi yg didalam langit ?
Padahal ayat2 tsb baru terbatas membicarakan “langit dunia dan bumi”
Belum ke “alam semesta” yg bhs Arabnya : “Alamiin”
Padahal Allah dalam Al Quran selalu disebut sebagai “RABBIL ‘ALAMIIN”.
Tuhan semesta alam, Tuhan seluruh alam.
Nah, kalo yg “alamiin” ini, Al Quran tidak memberikan penjelasan tentang penciptaannya.
Jadi kalo mungkin ada langit lain dan bumi lain diluar langit dunia kita ini, ya wallahu ‘alam. Bisa jadi ada, bisa jadi juga tidak ada, hanya Allah yg mengetahui, karena Dia adalah Tuhan seluruh alam.
*
======== ADI WIRA :
Saya:
Justru itu lah yg membuat saya bisa menggatakan, BaHwa matahari diadakan menyusul setelah bumi.
******* ARDHANI :
OK. Itu sudah terbantahkan.
QS 79 ayat 29 soal siang yg terang dan malam yg gelap itu diletakkan setelah langit (ayat 28) bukan setelah bumi dihamparkan (ayat 30) bukan ??
Anda yg kurang jeli membaca ayat,
Atau mungkin anda tidak tahu ayat sambungannya (ayat 30) tentang bumi yg baru disebut setelah penetapan siang dan malam.
========ADI WIRA :
Lagi2.. anda membuat tafsiran sendiri, Ttg Bumi itu Awalnya masih berupa bola cair yg berpijar. Tafsir dr mana neng? Dah kecampuran
dg Scient ya?
*******ARDHANI :
Yah, membuat tafsiran kan memang diperbolehkan dalam Al Quran.
Menafsirkan ayat memang harus menggunakan dasar ilmu pengetahuan yg kita miliki, yg selalu berkembang
Perintah Al Quran menyuruh kami untuk “memikirkan ayat2 Allah dengan akal”.
Jadinya aneh, …..kalo anda nggak tahu bahwa Al Quran bisa dan boleh ditafsir berdasarkan pengetahuan termutakhir, terus kenapa anda memaksakan diri untuk mengkritisi Al Quran ???
Emang menurut anda al Quran harus dibaca apa adanya ya ??
Kasihan deh kalo ternyata baru tahu !
Jadinya anda yg terlihat ketinggalan jaman.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS 3 : 190-191)
*
======== ADI WIRA :
Oh ya… Maksd langit itu apa sih dlm AQ? Apakah langit termasuk ruang hampa?
******* ARDHANI :
Gak tahu.
Saya belum pernah kesana.
Sederhananya, langit ya langit yg bisa kita lihat diatas.
Soal apa yg ada disana, saya gak tahu.
*
========= ADI WIRA :
Saya kok pny analisa, Mungkin pas menyebarkan Islam ke India… Tentu para ulama2 bilang……”Dewanya org Hindu, buta ya…….ckckckck. Bumi kok dibilang bulat, Matahari kok tidak terbit/tenggelam, dll”. Mungkin saat itu, analisa/logic ulama2 itu masuk akal. Tp sekarang……..heheheheh.
********** ARDHANI :
Analisa yg sembarangan bisa menjerumuskan diri ke FITNAH.
Waspadalah ….waspadalah !!
Wassalam.
@Ari_bcak :
OK.
Kalo ulama jaman dulu (yg gak tahu ilmu geografi) menafsirkan “Bumi dihamparkan” sebagai “bentuk bumi adalah datar”.
Sedangkan saya sekarang ini menafsirkan : “Bumi didinginkan dan dikeraskan kulit luarnya, sehingga menjadi tanah terhampar yg layak untuk menunjang kehidupan, dimana sebelumnya bumi berupa bola pijar cair yg berputar”
Menurut anda mana diantara dua tafsir tersebut yg bertentangan dengan al Quran ???
Apakah para ulama terdahulu ? atau saya ?
Tidak ada kan ???
Al Quran hanya berkata “BUMI DIHAMPAKAN-NYA”
Itu kalimat terbuka yg bisa dimaknai macam2.
Tafsiran yg bertentangan dengan Al Quran itu contohnya spt ini :
Ada ayat Al Quran dimana Nabi Isa berkata : “akan ada Nabi sesudah aku yg namanya adalah AHMAD”
Oleh Ahmadiyah ditafsirkan, nabi yg dimaksud tersebut adalah pendiri gerakan mereka, Mirza Ghulam Ahmad, karena namanya kebetulan ada AHMAD nya.
Padaha yg dimaksud Nabi Isa tersebut adalah Nabi MUHAMMAD SAW, bukan Mirza Ghulam Ahmad.
Tafsiran Ahmadiyah tersebut jelas2 salah, dan lagi bertentangan dengan Al Quran,
karena di ayat lain Al Quran berkata : Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi.
Yg artinya tidak akan ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW.
Kok mereka ngotot ada nabi lain.
Itu namanya tafsiran mereka menentang Al Quran kan ??
Paham Bro ??
**
(QS. 33:56)
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Perlu ditafsir ?
Ya memang, semuanya harus dimaknai.
Shalawat Allah kepada Nabi, maknanya Allah senantiasa melimpahkan keselamatan – DENGAN PERHATIAN KHUSUS – kepada Nabi.
Itu wajar kan ? karena Allah adalah sumber keselamatan itu sendiri. Apalagi melimpahkannya kepada hamba terbaik dihadapanNya dan paling dicintaiNya. Sangat2 wajar jika Allah pun bersholawat kepada Nabi, dan memerintahkan makhluk lain untuk bersholawat bagi beliau.
Kalo sholawat malaikat dan manusia kepada Nabi, mereka meminta kepada Allah untuk melimpahkan keselamatan kepada Nabi.
Allah bersholawat lewat perbuatan, malaikat dan manusai bersholawat dengan permohonan.
Bersholawatlah kepada Tuhan untuk Nabi Muhammad SAW, kelak Nabi akan membalas sholawat tsb dengan memintakan Syafaat bagi kita kepada Allah di hari penghakiman.
Ada masalah dengan ini ???
Jangan terjebak dengan anggapan yg namanya sholawat itu adalah ucapan2 doa atas diri Nabi saja
===== ARI_BCAK :
klo perlu maka berbeda dengan Catur Veda yang ketika diterjemahkan maka itulah artinya kagak perlu ditafsir-tafsir segala….
******** ARDHANI :
Coba anda baca artikel tentang penciptaan alam versi veda dalam situs ini,
Apakah sloka2 didalamnya itu adalah arti sesungguhnya atau penuh penafsiran secara sepihak ???
Kalo tanpa perlu ditafsir, saya jamin Sdr Ngarayana juga gak akan menulis artikel tersebut, karena meski diterjemahkan secara lateral pun, maknanya juga tidak akan bisa dipahami.
setelah ditafsir (dicocok2kan) dengan ilmu fisika modern, baru bisa dikira2 yg sebenarnya yg dimaksudkan sloka2 tersebut.
Betul bukan ???
Jadi, apakah Veda tidak perlu penafsiran???
Kalo Veda tidak perlu ditafsir sesuai perkembangan jaman, selamanya anda akan berfikir seperti orang2 kuno,
Karena veda ditulis untuk konsumsi pemahaman orang2 jaman tersebut.
**
Soal Hak Waris untuk perempuan.
OK. Satu pertanyaan terjawab.
Masih ada tujuh pertanyaan tersisa.
Tapi, Kok kecil ya bagiannya, ¼.
Kalo dalam Islam 1/3.
Katanya dalam Tradisi Bali, umumnya wanita “gak punya” hak waris ya ?
Padahal di Veda diatur, kok bisa gitu sih ???
***
Soal Wisnu, Siwa, brahma.
Saya membaca di artikel tentang itu di situs ini.
Yg ada malah bingung !
Anda juga kelihatan bingung, Sdr Ngarayana juga sama2 bingung !
Ini gimana ??
Mengapa menyembah Tuhan dengan cara dipilih2 mana “performance” Tuhan yg paling disukai.
Dan yg tidak disukai boleh “direndahkan” oleh yg tidak mengidolakannya, diperhalus dengan istilah “Adu filsafat”
Dalam kaca mata muslim, itu namanya TRAGIS !!
Bisakah anda menerangkan kenapa umat anda pilih2 dalam menyembah Tuhan ???
Tidak seperti kami Muslim, yg “tidak mau tahu” tentang “expansi2 Tuhan”, yg penting meyakini Tuhan itu Allah yg Esa , tidak ada yg lain selain Dia, berbakti kepadaNya dengan ikhlas, menuruti perintah dan menjauhi laranganNya dan berbuat kebajikan sebaik2nya didunia..
Toh mengetahui tentang “expansi2 Tuhan” juga gak ada kegunaannya sama sekali.
Yg ada malah bingung, ujung2nya didoktrin : “Otak kamu terlalu kecil untuk memikirkan hal2 seperti ini”.
Kalo gitu, buat apa diterangkan secara panjang lebar di Veda ?
Bukankah makin banyak diterangkan, makin membuat pikiran penasaran untuk mengetahui lebih jauh ?
Padahal otaknya udah di setting patent, gak bakal bisa mudeng dengan yg begituan !
Jadi, apalah gunanya ???
justru malah berpeluang membuka pintu bahaya besar : SESAT, karena memikirkan / mengfilsafati yg jelas2 tidak bisa dicapai oleh otak yg kemampuannya kecil.
Jadinya, jika sudah satu strip diatas kapasitas, benar atau salah tidak ada tolok ukurnya lagi. Peluang bagi kesesatan !
Bisa anda jelaskan tentang ini ???
Wassalam.
NB :
Saya juga sudah menjawab satu pertanyaan anda.
Silahkan ajukan pertanyaan2 yg lain.
Saya senang memberi tahu orang yg tidak tahu jika mereka bertanya kepada saya.
Selama saya bisa, why not ? Itu menjadi kewajiban bagi saya.
Mudah2an ini bisa dihitung sebagai amal kebajikan.
Yaitu ikut menyebarkan ilmu.
Amin.
@Ardhani
(just a joke)
“Dari ayat ke 29 ini saja kita bisa ambil kesimpulan kalau bumi sudah diciptakan terlebih dahulu. Coba kita pikir, bagaimana ada istilah siang dan malam kalau bumi belum diciptakan??”
hehe
“KALO MATAHARINYA BELUM ADA, TERANG DAN GELAP DI BUMI YG LEBIH DULU ADA, DARI MANA DATANGNYA ??”
hahahahaaaaa
“siang yg terang dan malam yg gelap pada ayat 29 diatas itu ditujukan untuk bumi atau untuk langit ??
kalo untuk bumi kenapa bumi diletakkan di ayat 30 bukan di ayat 28 ??”
jawaban dari pertanyaan anda sebenarnya mudah, AL Quran tidak ILMIAH! muhamad tidak tahu mana yang diciptakan duluan, belakangan. anda menantang orang lain untuk menemukan kelemahan teori penciptaan alam dari alquran. tetapi lihat sendiri anda harus “memperbaiki” tulisan alquran (dengan memaksakan sekali) agar “langit siang dan malam diciptakan setelah bumi ada”
anda ga usah sok mengkritisi kitab suci orang lain deh, pada kitab anda sendiri anda cuman bisa percaya dan membutakan mata pada kenyataan dan mencoba mencari segala alasan agar kitab anda sesuai dengan ilmu pengetahuan sekarang ini. sia-sia, hanya andalah yang percaya. jangan harap orang lain mau percaya…
anda menganalisa alquran dan menciptakan argumen, apa anda sudah kompeten? bukannya anda dituntut untuk menerima kata2 alquran itu mentah2, kalau anda tafsirkan sembarangan tar dibilang ahmadiah lhoooo!!!!!!
sudah ikuti saja tafsiran yang dominan di negara anda, biar anda ndak dikucilkan.
selamat membunuhi saudara2 anda sendiri, dan selamat menegakkan negara islam yang “katanya” demokratis, tapi nyatanya di arab pemimpin2nya lebih jauh diktator dari suharto!!!!
jadikanlah indonesia ini seperti di arab tempat kelahiran nabi anda, tanah yang mulia yang selalu anda kunjungi, sampai negeri itu kaya raya punya hotel2 terbesar di dunia, koleksi2 mobil termahal di dunia, sementara kita negara miskin yang nafkahnya bahkan wanita2nya dilarikan sama orang2 arab itu!
agama anda adalah agama yang bagus yang lahir dari negeri yang bagus dan orang2 yang bagus! lalu anda berharap kami mengikuti agama anda? kitab anda? tafsiran anda????
wheeeeuwwww, ga sabar di konversi… paksa saya ya!
Sekali lagi selamat ardhani, setelah sekian lama anda “berkotbah” di website ini, setelah sekian banyak anda berdebat dengan para kafirun dan musrikin di situs ini (dan lainnya) anda telah berhasil mengkonversi 20.000.000 umat hindu menjadi muslim, dan 3.000.000 umat kristiani menjadi muslim, dan 30.000.000 umat protestan. budha? habis!! semua jadi muslim setelah membaca komen2 anda. ahmadiah juga, semua kembali pada nabi muhamad dan meninggalkan MGA
selamat, dan lanjutkan terus misi anda!!!!!!!
@ari_bcak
terimakasih atas perhatian untuk pertanyaan saya.
Meski menimbulkan beberapa pertanyaan lagi tapi biarlah===Manawa Dharmasastra IX.133 —> menyatakan tidak ada perbedaan antara anak laki dan perempuan yang diangkat statusnya sebagai ahli waris….===Yaitu tentang persyaratan untuk diangkat statusnya.
saya akan bertanya pada anda pada blog anda.Dimana?Atau mungkin kita bisa diskusi di artikel 1000 nama tuhan di veda?
@ardhani
benar yang anda sampaikan dan saya pikir tidak perlu menambah lagi apa yang telah anda utarakan.Cukup jelas dan sangat jelas.
@all rekan hindu
Bila dibaca lebih teliti maka sebenarnya penciptaan alam di AQ tidak sebatas pada tata surya.Silahkan
http://isyfatihah.blogspot.com/2011/02/penciptaan-alamini-cuma-teori.html
Saya juga sedang berpikir bagaimana pengaruh sinar/cahaya matahari terhadap proses pendinginan di bumi (bila bumi awalnya adalah zat panas)?
Penafsiran mas ardhani tidak akan jauh beda dgn saya,dan mungkin tafsiran penciptaan akan berkembang lagi sesuai pengetahuan di masa mendatang.
Di masa sekarang berapa dalam kemampuan ,manusia “mengebor” bumi?Apa yang telah dipelajari?Hanya pergerakan lempeng,pertambangan atau ada hal baru?
Pengetahuan dan semangat manusia yang akan menjawabnya.
Tantangan dari AQ “Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.”QS 55;33
@Ardani:
Hehehehehe…. Kelihatannya anda makin sibuk mencocokkan AQ dg Scient, Jgn begitu…. Toh katanya, Proses Penciptaan Alam Semesta blm finish, Jadi sapa apa yg dikatakan ulama itu benar, dan tafsir anda salah… Bgm? Hehehehe
Anda:
Al Quran juga sama seperti itu. kadang langit disebut dulu, kadang bumi disebut dulu, gak jarang juga dua2nya disebut bersama2, bumi dan langit.
Saya:
Nah itulah, yg membuat FFI yg bilang kontradiktif. Tapi klo saya, u/ Jelas, maka saya cari lanjutannya. Shg sy bisa lihat bahwa prosesnya adalah bumi >> Langit >> Bumi lagi.
Apa salah?
Lagi2 ttg waktu Allah, Baru dengar saya tafsir anda. bahwa 1 Hari Allah = Blm terdefinisi. Saran saya, coba anda buat tafsir, Lalu publikasikan, Kira2 apa reaksi saudara2 Muslim??
Anda:
Memperdebatkan sesuatu yg kita nggak tahu kebenarannya itu buang2 waktu.
Saya:
Dengaren anda Bijak… Padahal kemarin2, anda spt sdh tau proses kematian. Yg mana mengklaim bahwa Tidak adanya Inkarnasi. Padahal ada beberapa org, yg bisa menafsirkan di AQ, adanya Inkarnasi. Klo itu bgm?
Anda:
System tata surya kita, berarti matahari dengan planet2 yg mengorbitnya saja kah ?
Saya:
Anda tau gak arti 1 System tata surya? Dan apa saja yang termasuk dari System tata surya kita?
Sementara saya bilang, bahwa Rigveda 10.121.1 hanya membahas System tata surya kita saja, Bukan alam semesta. padahal anda kan tau bahwa Rigveda aja, slokanya dah byk bgt. Shg itu baru secuil kecil pengetahuan Nya.
Sangat lain dg AQ, Sering diulang2… Dan pengulangannya pun terkadang ya tidak urut. Shg jdnya… ya bisa timbul multitafsir.
Oh ya… Siapa sih yang boleh menafsirkan AQ? Apa setiap org? atau bagaimana?
Anda:
Dalam Al Quran, ayat2 tentang penciptaan langit dan bumi, hanya menggunakan kata “samawati wal ardha wa ma baynahuma” (langit dan bumi dan apa yg berada diantara keduanya). Itu mencakup seluruh obyek yg berada di bawah kolong langit, mis : Bintang, galaxy2, dan yg ada didalam langit itu sendiri, padahal langitnya sendiri ada tujuh tingkat !!
Saya:
Sdh pasti nih???? Langit itu adalah Itu mencakup seluruh obyek yg berada di bawah kolong langit.
Anda:
QS 79 ayat 29 soal siang yg terang dan malam yg gelap itu diletakkan setelah langit (ayat 28) bukan setelah bumi dihamparkan (ayat 30) bukan ??
Anda yg kurang jeli membaca ayat,
Atau mungkin anda tidak tahu ayat sambungannya (ayat 30) tentang bumi yg baru disebut setelah penetapan siang dan malam.
Saya:
Kok gak bisa mikir to? Ok. ALLAH membuat langit mempunyai Siang n Malam. Artinya apa??? Dulu langit tidak begitu to? Shg ALLAH membuat langit pny Siang/malam. Ya to??? Nah kok bisa langit jadi pny Siang/malam?? Karena diadakan Matahari/ bulan. Gak begitu?
Anda:
Yah, membuat tafsiran kan memang diperbolehkan dalam Al Quran.
Menafsirkan ayat memang harus menggunakan dasar ilmu pengetahuan yg kita miliki, yg selalu berkembang.
Saya:
Itu menunjukkan AQ blm sempurna. Ya To???
Lain Veda, kami gak pernah bilang “Veda telah Finish”. Tp isi veda tidak pernah salah.
Saya:
Langit itu apa?…..
Anda:
Gak tahu.
Saya belum pernah kesana.
Sederhananya, langit ya langit yg bisa kita lihat diatas.
Soal apa yg ada disana, saya gak tahu.
Saya:
Dibagian atas anda bilang Langit mencakup seluruh obyek yg berada di bawah kolong langit, mis : Bintang, galaxy2, dan yg ada didalam langit itu sendiri, padahal langitnya sendiri ada tujuh tingkat !!
Di bagian ini, anda mulai ragu2 pada tafsir anda sendiri.
Oh ya: Klo anda gak tau apa yg ada dilangit, Terus bagaimana anda bisa percaya dengan kata2nya org kafir??? Bgm klo kafir mengada2?
Monggo dijawab..
@Adi Wira Kusuma :
Anda mau meyakini al Quran menyatakan bumi diciptakan lebih dulu dari pada matahari, terserah itu urusan anda.
saya merasa tidak perlu lagi menerangkan kepada anda,
komentar2 anda yg lain juga tidak perlu saya bahas.
silahkan mengajukan pertanyaan lain yg lebih berbobot dan mari berdiskusi dengan cerdas.
point terpenting dari ayat2 Al Quran tentang penciptaan alam, mungkin harus saya tanyakan kepada anda :
Itulah Allah yg telah menciptakan alam, apakah sekarang anda masih mau mengingkari Allah sang Pencipta ????
bagaimana sikap anda ???
Wassalam
@Ardhani;
hehehh… baca yang jelas ya mbak, disebutkan;
“perempuan mendapatkan minimal seperempat bagian dari masing-masing pembagian saudara lakinya,….”
lihat yang dibold, jadi semakin banyak punya sodara laki2 maka semakin banyak yang didapat, dan juga itu minimal… 🙂
tuk yang lain kita bahas di web baru bro Ngara aja mbak soalnya males juga jika server disini down terus, susah diakses lagian sudah tulis panjang2 hilang begitu aja ketika lagi down… 🙁
@Abu Hanan;
maaf pak saya kagak punya blog, kagak ada minat yang begituan…
disini juga lebih banyak sebagai pembaca dan sesekali berdiskusi dengan bro Ngara jika ada beberapa yang kurang pas… 😀
kita lanjut di web baru bro Ngarayana ya pak, soalnya disini sering down mulu;
https://narayanasmrti.com/
bpk bisa pilih satu topik yang terkait, ntar saya yang menemani 🙂
Salam,
All Hindu
Kalian sok saint, sok jago. lihat dalam kitab sucimu sendiri, malah lucu dan aneh ketika penciptaan alam semesta:
Dalam Srimad Bhagavatam skanda 5 bab 24 mengatakan munculnya alam semesta dari pori-pori Tuhan dalam wujud Karanodakasayi Visnu, dari sini muncul Garbhodakasayi Visnu yang berikutnya dari pusar Beliau muncul bentuk yang menyerupai bunga padma. Di atas bunga padma inilah Tuhan menciptakan mahluk hidup yang pertama, yaitu Dewa Brahma. Dewa Brahma diberi wewenang sebagai arsitek yang menciptakan susunan galaksi beserta isinya dalam satu alam semesta yang dikuasainya. Alam semesta berjumlah jutaan dan tidak terhitung banyaknya yang muncul dari pori-pori Karanodakasayi Visnu dan setiap alam semesta memiliki dewa Brahma yang berbeda-beda.
http://manyul83.blogspot.com/2010/10/penciptaan-alam-semesta-menurut-veda.html
Alam semesta muncul dari pori-pori Tuhan, gak masuk angin ? padahal telah mengeluarkan alam semsta yg besar ini.
lebih aneh lagi dari perut Tuhan muncul bunga padma..?
jika kalian menganggap kitab suci agama lain tidak sesuai saint, lalu bagaimana pandangan kalian dengan pori-pori dan pusar Tuhan sendiri? malah lebih parah jadinya
@Komang Yohanes
Sdr Yohanes, kata orang2 Hindu (khususnya yg disini) Veda itu tidak perlu ditafsir,
harus dibaca “at it is”
jadi menurut pemikiran mereka, veda itu ilmiah, tetapi tidak perlu ditafsir secara ilmiah, karena harus dibaca “at it is”
Gimana ?
Anda Bingung ya ??
Sama ….. saya juga bingung !
Wassalam
Hehehehe…
Klo g tau urutan Veda, Ya begitu lah…. Sekarang …. Anda pernah gak menemukan Tafsir yg beda di catur Veda (khususnya ttg penciptaan system surya kita)???
Dr Zakir Naik dan Sri Sri Ravishankar Concept of God in Hinduism & Islam
http://www.youtube.com/user/mnoors9
TQ
Cerita dr Kitab Kuno sekarang banyak yg di rubah dan di potong2 isinya, mk hati2 bisa menyesatkan……
Pepesthene nusa tekan janji, yen wus jangkep limang atus warsa, kepetung jaman Islame, musna bali marang ingsun, gami Budi madeg sawiji.
Thathit kliweran ing nusa Jawa, pratandhane wong nuduhna, sampurnakna agamane, yeku agama rasul, anyebarna Islam Sejati, duk jaman Brawijaya, ingsun datan purun, angrasuk agama Islam, marga ingsun uninga agama niki, nlisir saking kang nyata.
Sampurnakna agamane, yeku agama Rasul, Islam kang sejati … Ngelingana he pra umat sami, yen sira tan ngetut kersaning wang, yekti abot panandhange, ingsun pikukuhipun, nuswantara ing saindenging.